Anda di halaman 1dari 8

TUGAS 2

KEWARGANEGARAAN

Disusun oleh :

Nama : Haikal Chandra Ihsanto


NIM : I0120070
Kelas :C

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
SEBELAS MARET SURAKARTA

2022
a. Kewarganegaraan & Pewarganegaraan

Pengertian Kewarganegaraan adalah keanggotaan seseorang dalam satuan politik tertentu


(secara khusus: negara) yang dengannya membawa hak untuk berpartisipasi dalam kegiatan
politik. Seseorang dengan keanggotaan yang demikian disebut warga negara. Seorang warga
negara berhak memiliki paspor dari negara yang dianggotainya.

Kewarganegaraan memiliki kemiripan dengan kebangsaan yang membedakana adalah hak-


hak untuk aktif dalam perpolitikan. Ada kemungkinan untuk memiliki kebangsaan tanpa
menjadi seorang warga negara (contoh secara hokum berpartisispasi dalam politik). Juga
dimungkinkan untuk memiliki hak politik tanpa menjadi anggota bangsa dari suatu negara.

Kewarganegaraan merupakan bagian dari konsep kewargaan (bahasa Inggris: citizenship). Di


dalam pengertian ini, warga suatu kota atau kabupaten disebut sebagai warga kota atau warga
kabupaten, karena keduanya juga merupakan satuan politik. Dalam otonomi daerah,
kewargaan ini menjadi penting, karena masing-masing satuan politik akan memberikan hak
(biasanya sosial) yang berbeda-beda bagi warganya.

Nationality (kebangsaan) sebagai suatu pertalian hukum harus dibedakan dari citizenship
(kewarganegaraan). Citizenship adalah suatu status menurut hukum dari suatu negara yang
memberi keuntungan-keuntungan hukum tertentu dan membebankan kewajiban-kewajiban
tertentu kepada individu.

Nationality sebagai istilah hukum internasional menunjuk kepada ikatan, yaitu ikatan seorang
individu terhadap suatu negara yang memberi kepada suatu negara hak untuk mengatur dan
melindungi nationals-nya, meskipun di luar negeri. Walaupun pada umumnya nationality itu
dirimbag (derived, derivasi) dari citizenship, tetapi baik nationality maupun citizenship
berasal dari hukum suatu negara, sedangkan international law memberi pembatasan-
pembatasan tertentu terhadap hak dari suatu negara untuk memberikan nationality dan
perjanjian-perjanjian (treaties) mungkin mengadakan pembatasan-pembatasan tertentu pula.

Istilah kewarganegaraan memiliki arti keanggotaan yang menunjukkan hubungan atau ikatan
antara negara dan warga negara. Kewarganegaraan diartikan segala jenis hubungan dengan
suatu negara yang mengakibatkan adanya kewajiban negara itu untuk melindungi orang yang
bersangkutan. Adapun menurut Undang-Undang Kewarganegaraan Republik Indonesia,
kewarganegaraan adalah segala ikhwal yang berhubungan dengan negara.

Pengertian kewarganegaraan dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut:

1. Kewarganegaraan dalam arti yuridis dan sosiologis. Kewarganegaraan dalam arti yuridis
ditandai dengan adanya ikatan hukum antara orang-orang dengan
negara. Kewarganegaraan dalam arti sosiologis tidak ditandai dengan ikatan hukum, tetapi
ikatan emosional, seperti ikatan perasaan, ikatan keturunan, ikatan nasib, ikatan sejarah,
dan ikatan tanah air.

2. Kewarganegaraan dalam arti formil dan materil. Kewarganegaraan dalam arti formil
menunjukkan pada tempat kewarganegaraan. Dalam sistematika hukum, masalah
kewarganegaraan berada pada hukum publik. Kewarganegaraan dalam arti materil
menunjukkan pada akibat hukum dari status kewarganegaraan, yaitu adanya hak dan
kewajiban warga negara.

Kewarganegaraan Republik Indonesia diatur dalam UU no. 12 tahun 2006 tentang


Kewarganegaraan Republik Indonesia. Menurut UU ini, orang yang menjadi Warga Negara
Indonesia (WNI) adalah:

1. Setiap orang yang sebelum berlakunya UU tersebut telah menjadi WNI


2. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah dan ibu WNI
3. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan ibu warga negara
asing (WNA), atau sebaliknya
4. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI dan ayah yang tidak
memiliki kewarganegaraan atau hukum negara asal sang ayah tidak memberikan
kewarganegaraan kepada anak tersebut
5. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia dari
perkawinan yang sah, dan ayahnya itu seorang WNI
6. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNI
7. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNA yang diakui oleh seorang
ayah WNI sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia
18 tahun atau belum kawin
8. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir tidak jelas
status kewarganegaraan ayah dan ibunya.
9. Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik Indonesia selama ayah
dan ibunya tidak diketahui
10. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibunya tidak
memiliki kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya
11. Anak yang dilahirkan di luar wilayah Republik Indonesia dari ayah dan ibu WNI, yang
karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan
kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan
12. Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum
mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.

Asas kewarganegaraan adalah pedoman dasar bagi suatu negara untuk menentukan
siapakah yang menjadi warga negaranya. Setiap negara mempunyai kebebasan untuk
menentukan asas kewarganegaraan mana yang hendak dipergunakannya. Dari segi
kelahiran, ada dua asas kewarganegaraan yang sering dijumpai,yaitu ius soli dan ius
sanguinis. Sedangkan dari segi perkawinan, ada dua asas pula yaitu asas kesatuan hukum
dan asas persamaan derajat.

Pewarganegaraan adalah tata cara bagi orang asing untuk memperoleh Kewarganegaraan
Republik Indonesia melalui permohonan. Permohonan pewarganegaraan dapat diajukan oleh
pemohon jika memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. telah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin;


2. pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah negara Republik
Indonesia paling singkat 5 (lima ) tahun berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh)
tahun tidak berturut-turut;
3. sehat jasmani dan rohani;
4. dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
5. tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana
penjara 1 (satu) tahun atau lebih;
6. jika dengan memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak menjadi
berkewarganegaraan ganda;
7. mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap; dan h. membayar uang
pewarganegaraan ke Kas Negara.

Selain itu, pada Pasal 20 juga tertulis bahwa Orang asing yang telah berjasa kepada negara
Republik Indonesia atau dengan alasan kepentingan negara dapat diberi Kewarganegaraan
Republik Indonesia oleh Presiden setelah memperoleh pertimbangan Dewan Perwakilan
Rakyat Republik Indonesia, kecuali dengan pemberian kewarganegaraan tersebut
mengakibatkan yang bersangkutan berkewarganegaraan ganda.

Adapun yang dimaksud dengan “orang asing yang telah berjasa kepada negara Republik
Indonesia” adalah orang asing yang karena prestasinya yang luar biasa di bidang
kemanusiaan, ilmu pengetahuan dan teknologi, kebudayaan, lingkungan hidup, serta
keolahragaan telah memberikan kemajuan dan keharuman nama bangsa Indonesia. Sedangkan
yang dimaksud dengan “orang asing yang diberi kewarganegaraan karena alasan kepentingan
negara” adalah orang asing yang dinilai oleh negara telah dan dapat memberikan sumbangan
yang luar biasa untuk kepentingan memantapkan kedaulatan negara dan untuk meningkatkan
kemajuan, khususnya di bidang perekonomian Indonesia.
b. Hak & kewajiban warganegara

1. Hak dan kewajiban warga negara menurut Undang-undang Dasar 1945.

Selain memuat aturan dalam bernegara, UUD 1945 juga mengatur hak dan kewajiban
warga negara hingga ke tingkat individu. Semua itu mengikat dan tercantum dalam
sejumlah pasal dalam UUD 1945.

Dalam laman mkri.id, Prof. Dr. Notonagoro menyebutkan, hak dan kewajiban warga
negara Indonesia tercantum dalam pasal 25 hingga 35 UUD 1945.

Hak warga negara menurut UUD 1945 meliputi:

1. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak : “Tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan” (pasal 27 ayat 2).

2. Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan: “setiap orang berhak untuk hidup
serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.”(pasal 28A).

3. Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang
sah (pasal 28B ayat 1).

4. Hak atas kelangsungan hidup. “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh,
dan Berkembang”

5. Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya dan
berhak mendapat pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi
meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan hidup manusia. (pasal 28C ayat 1)

6. Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk
membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya. (pasal 28C ayat 2).

7. Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta
perlakuan yang sama di depan hukum.(pasal 28D ayat 1).

8. Hak untuk mempunyai hak milik pribadi Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak
kemerdekaan pikiran dan hati nurani,hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak
untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar
hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam
keadaan apapun. (pasal 28I ayat 1).
Sementara Kewajiban Warga Negara menurut UUD 1945 meliputi:

1. Wajib menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 berbunyi : segala
warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.

2. Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat (3) UUD 1945
menyatakan : setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan
negara”.

3. Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J ayat 1 mengatakan : Setiap
orang wajib menghormati hak asai manusia orang lain.

4. Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang. Pasal 28J
ayat 2 menyatakan: “Dalam menjalankan hak dan kebebasannya,setiap orang wajib
tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud
untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan
untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai
agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.”

5. Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Pasal 30 ayat (1) UUD
1945. menyatakan: “tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara.”

2. Hak dan Kewajiban warga negara menurut Pancasila

Pancasila adalah dasar negara Indonesia, sebagaimana yang disebutkan Soekarno dalam
pidatonya di sidang BPUPKI pada 1 Juni 1945. Karena itu, Pancasila juga mengandung
nilai-nilai yang terkait dengan hak dan kewajiban warga negara.

Dalam modul Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kemdikbud, Paket C Setara


SMA/MA Kelas XII yang ditulis R. Abdurrakhim Abubakar, S.Pd. dan Euis Laelasari,
M.M.Pd. disebutkan bahwa, tiap sila dalam Pancasila memiliki nilai-nilai yang yang
melekat dengan hak dan kewajiban warga negara Indonesia, yakni:

1. Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa

Menurut sila ini, hak dan kewajiban warga negara meliputi:

1. Hak memeluk agama sesuai dengan keyakinan masingmasing.

2. Hak untuk melaksanakan ibadah menurut kepercayaannya masing-masing.

3. Hak dan kewajiban menghormati dan bekerjasama dengan antar umat beragama.
2. Sila ke dua, Kemanusian yang Adil dan Beradab

Menurut sila ini, hak dan kewajiban warga negara meliputi:

1. Hak perlakuan yang adil dan setara baik dihadapan hukum maupun dalam kehidupan
keseharian

2. Hak dan kewajiban untuk mengembangkan sikap saling mencintai dengan sesama
manusia, sikap tenggang rasa dan tepo sliro

3. Hak mendapatkan penghidupan yang layak dan kesejahteraan

3. Sila ke tiga, Persatuan Indonesia

Menurut sila ini, hak dan kewajiban warga negara meliputi:

1. Hak ikut serta dalam pembelaan negara.

2. Hak hidup dan bergaul satu sama lainnya dalam semangat persaudaraan

3. Hak dan kewajiban berkerjasama secara harmonis dalam memperkuat persatuan dan
kesatuan

4. Sila ke empat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/ Perwakilan

Menurut sila ini, hak dan kewajiban warga negara meliputi:

1. Hak mengeluarkan pendapat baik secara tertulis maupun lisan.

2. Kewajiban untuk menghargai, bertanggung jawab serta melaksanakan semua hasil


keputusan bersama

3. Hak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan, misalnya menduduki


kursi jabatan di pemerintahan.

5. Sila ke lima, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Menurut sila ini, hak dan kewajiban warga negara meliputi:

1. Hak mendapatkan jaminan sosial

2. Hak mendapatkan pekerjaan dan perlindungan kesehatan

3. Hak setiap warga negara memiliki hak milik serta kewajiban menggunakan hak
miliknya sesuai dengan kegunaannya tanpa mengganggu hak milik orang lain
c. Identitas nasional Indonesia

Identitas nasional merupakan suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofi
membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain.

Identitas nasional bersifat buatan dan sekunder. Bersifat buatan karena identitas nasional
dibuat, dibentuk, dan disepakati oleh suatu warga bangsa sebagai idetitasnya.

Sementara bersifat sekunder karena identitas nasional lahir belakangan jika dibandingkan
dengan identitas kesukubangsaan yang telah memiliki identitas primer yang berbeda-beda.
Identitas nasional erat kaitannya dengan bagaimana suatu bangsa terbentuk secara historis.

Bentuk identitas nasional bangsa Indonesia

Identitas nasional bangsa Indonesia tercipta dari berbagai nilai-nilai kultural suku bangsa yang
ada di setiap daerah. Nilai-nilai kultural tersebut kemudian dihimpun menjadi satu kesatuan
yang akhirnya membentuk identitas nasional bangsa Indonesia.

Bentuk-bentuk identitas nasional bangsa Indonesia, yaitu:

 Bahasa nasional atau bahasa persatuan, yaitu Bahasa Indonesia.


 Bendera negara, yaitu Sang Merah Putih.
 Lagu Kebangsaan, yaitu Indonesia Raya.
 Lambang negara, yaitu Garuda Pancasila.
 Semboyan negara, yaitu Bhinneka Tunggal Ika.
 Dasar falsafah negara, yaitu Pancasila.
 Konstitusi negara, yaitu UUD 1945.
 Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat.
 Konsepsi Wawasan Nusantara.
 Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai kebudayaan nasional.

Bagi bangsa Indonesia, identitas nasional merupakan hal yang sangat penting karena telah
memiliki dasar yang sangat kuat, berupa pancasila dan UUD 1945.

Pentingnya identitas nasional bagi bangsa Indonesia, yaitu:

 Menunjukkan keberadaan dan eksistensi bangsa Indonesia.


 Menjadi penciri yang mudah dikenali dan membedakan dalam pergaulan antar bangsa
(hubungan internasional).
 Melindungi jadi diri bangsa dan negara Indonesia seiring dengan adanya tantangan
globalisasi.
 Menjaga eksistensi negara dalam hubungan internasional. Maksudnya adalah identitas
nasional yang terwakili oleh negara maupun masyarakat Indonesia dalam interaksi
berbagai bidang mampu menunjukkan bahwa negara Indonesia benar-benar terwujud.

Anda mungkin juga menyukai