Oleh :
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita rahmat
kesehatan dan kesempatan, sehingga bisa menyusun atau menyelesaikan penyusunan
Makalah.
Penyusun menyadari bahwa isi makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, mengingat
waktu dan kemampuan yang penyusun miliki. Karena itu kepada para pembaca, penyusun
harapkan kritik dan sarannya demi sempurnanya makalah ini dimasa yang akan datang.
Untuk itu penyusun ucapkan terimakasih.
Semoga amal baik yang telah diberikan kepada penyusun, mendapat imbalan dari
Allah swt. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi peyusun dan umumnya
bagi para pembaca. Jika ternyata ada yang benar dalam makalah ini maka itu semata-mata
karuniadari Allah, dan jika ada kesalahan maka itu tidak lain dari diri penyusun sendiri.
Penyusun berharap kepada para pembaca agar bersedia memberikan masukan atas apa yang
dibacanya.
Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan...................................................................................... 1
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ekosistem ialah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik
antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan pula suatu tatanan
kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling
mempengaruhi.
Ekositem juga merupakan suatu sistem ekologik yang merupakan unit fungsional
yang dihasilkan dari hubungan komponen biotic (makhluk hidup atau organisme), komponen
abiotik (benda mati), dan juga komponen kebudayaan(antropogenik). kedua komponen yaitu
biotik dan abiotik tersebut berada pada suatu tempat serta berinteraksi membentuk suatu
kesatuan yang teratur.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penulisan diatas adalah:
1. Apa pengertian ekologi?
2. Bagaimana populasi dan komunitas mahluk hidup?
3. Bagaimana pertumbuhan dan kepadatan?
4. Bagaimana bentuk ekosistem alami, pembagian ekosistem?
5. Bagaimana aliran energi yang terjadi di alam?
6. Apa saja macam bentuk pola kehidupan di dunia?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui makhluk hidup dalam ekosistem alami.
2. Untuk mengetahui apa saja macam bentuk pola kehidupan di dunia.
1
BAB II
PEMBAHASAN ISI
A. Pengertian ekologi
Dalam kehidupan sehari-hari, terutama di daerah perdesaan, tentunya Anda sering
melihat petani sedang mencangkul lahan, membajak, menanam, mengairi sawah, memupuk,
dan kegiatan lainnya. Kegiatan petani ini sebetulnya telah dilakukan jauh beberapa abad yang
lalu. Secara tidak langsung mereka sudah mengetahui adanya hubungan antara tanaman
dengan tanah, tanaman dengan air, tanaman dengan unsur hara, dan lain sebagainya. Apa
yang dilakukan petani tersebut sebenarnya sudah mengaplikasikan tentang ekologi. Jadi
aplikasi ekologi sebenarnya telah dilakukan oleh manusia jauh sebelum istilah ekologi itu
sendiri diperkenalkan oleh para pakar ekologi. Pada pertanian masa kini, manusia sudah
banyak menerapkan prinsip-prinsip alami untuk mendukung proses-proses ekologis yang
baik. Pada jaman nenek moyang bertani dengan cara masih sangat sederhana, tetapi pada saat
ini telah menerapkan prinsip-prinsip ekologi. Misalnya penggunaan pupuk kandang, pupuk
hijau, kompos, dan pupuk alam lainnya. Pada dasarnya masyarakat petani sudah mengetahui
bahwa dalam kotoran ternak, kompos, maupun daun-daunan mengandung hara yang
diperlukan tanaman, sehingga dengan apa yang dilakukan oleh petani tersebut membantu
proses-proses ekologis terutama dalam hubungannya dengan pendauran/ siklus hara.
Ekologi dikenal sebagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara
makhluk hidup dengan lingkungannya. Makhluk hidup dalam kasus pertanian adalah
tanaman, sedangkan lingkungannya dapat berupa air, tanah, unsur hara, dan lain-lain. Kata
ekologi sendiri berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu oikos dan logos. Oikos
artinya rumah atau tempat tinggal, sedangkan logos artinya ilmu atau pengetahuan. Jadi
semula ekologi artinya “ilmu yang mempelajari organisme di tempat tinggalnya”. Umumnya
yang dimaksud dengan ekologi adalah “ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara
organisme atau kelompok organisme dengan lingkungannya”. Saat ini ekologi lebih dikenal
sebagai ”ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi dari alam”. Bahkan ekologi dikenal
sebagai ilmu yang mempelajari rumah tangga makhluk hidup.
Kata ekologi pertama kali diperkenalkan oleh Ernst Haeckel seorang ahli biologi
Jerman pada tahun 1866. Beberapa para pakar biologi pada abad ke 18 dan 19 juga telah
mempelajari bidang-bidang yang kemudian termasuk dalam ruang lingkup ekologi. Misalnya
Anthony van Leeuwenhoek, yang terkenal sebagai pioner penggunaan mikroskop, juga
pioner dalam studi mengenai rantai makanan dan regulasi populasi. Bahkan jauh sebelumnya,
2
Hippocrates, Aristoteles, dan para filosuf Yunani telah menulis beberapa materi yang
sekarang termasuk dalam bidang ekologi.
3
5. Predasi, yaitu interaksi antar organisme dimana satu organisme dimangsa oleh
organisme lainnya.
6. Suksesi, yaitu proses perubahan ekosistem dalam kurun waktu tertentu menuju ke
arah lingkungan yang lebih teratur dan stabil.
Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi
lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam komunitas
manusia, individu-individu di dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya,
preferensi, kebutuhan, risiko dan sejumlah kondisi lain yang serupa. Serigala, rusa, berang-
berang, pohon cemara dan pohon birch adalah beberapa populasi yang membentuk komunitas
hutan di Isle Royale. Ahli ekologi mempelajari peranan masing-masing spesies yang berbeda
di dalam komunitas mereka. Mereka juga mempelajari tipe komunitas lain dan bagaimana
mereka berubah. Beberapa komunitas seperti hutan yang terisolasi atau padang rumput dapat
diidentifikasi secara mudah, sementara yang lainnya sangat sulit untuk dipastikan.
Seorang ahli Frederick Clements (1900) mengatakan bahwa suatu komunitas
merupakan suatu organisme dengan jenis komposisi yang terbatas dan mempunyai sejumlah
kehidupan.
Namun yang dianut oleh ahli-ahli ekologi sekarang adalah pandangan yang
mengatakan suatu komunitas adalah merupakan suatu gabungan dari beberapa organisme.
Suatu komunitas terdiri dari banyak jenis dengan berbagai macam fluktuasi populasi
dan interaksi satu dengan yang lainnya. Komunitas terdiri dari berbagai organisme-organisme
dan saling berhubungan pada suatu lingkungan tertentu. Atau dapat juga dikatakan bahwa
komunitas adalah sekelompok makhluk-makhluk hidup dari berbagai macam jenis yang
hidup bersama pada suatu daerah. Jadi komunitas adalah seluruh populasi yang hidup
bersama pada suatu daerah dan saling berinteraksi. Contoh komunitas yaitu : kumpulan
populasi ikan, udang dan kura- kura di air tawar (komunitas air tawar),komunitas air laut,
komunitas hutan hujan tropis,dll.
Dalam setiap komunitas, setiap populasi dapat dikelompokkan ke dalam salah satu
dari kelompok berikut :
1. Produsen, yaitu suatu jenis makhluk hijau daun yang bisa merubah energi surya
menjadi energi kimia dalam jaringannya, seperti : rumput, pohon,dsb.
2. Konsumen pertama, yaitu makhluk herbivora, suatu organisme pemakan tumbuhan,
seperti sapi, kerbau, gajah, kambing,dsb.
3. Konsumen kedua, yaitu karnivora, suatu organisme pemakan herbivora, seperti
manusia harimau, ular, dsb.
4
4. Konsumen ketiga, yaitu karnivora, suatu organisme pemakan karnivora lainnya.
5. Parasit, yaitu organisme yang memakan makanan yang telah dicerna oleh organisme
lain sebagai tempat hidupnya. Seperti benalu, jamur,dsb.
6. Pemakan bangkai, organisme yang hidup dari kotoran hewan atau tumbuhan yang
sudah membusuk.
7. Pengurai, yaitu mikroba yang menguraikan organisme atau sampah organik menjadi
zat kimia atau energi ke lingkungannya dan dapat diserap kembali oleh makhluk
hidup.
5
tumbuhan yang menjalar di permukaan hutan, contoh: rotan. Epifit adalah
tumbuhan yang menempel pada batang-batang pohon, dan tidak
merugikan pohon tersebut, contoh: Anggrek, paku Sarang Burung.
Fauna: di daerah tudung yang cukup sinar matahari, pada siang hari hidup
hewan-hewan yang bersifat diurnal yaitu hewan yang aktif pada siang hari,
di daerah bawah kanopi dan daerah dasar hidup hewan-hewan yang
bersifat nokfurnal yaitu hewan yang aktif pada malam hari, misalnya:
burung hantu, babi hutan, kucing hutan, macan tutul dll.
2. Bioma Gurun
Bioma gurun terletak dibelahan bumi sekitar 20°-30° Lintang Utara dan
Lintang Selatan. Bioma gurun dan setengah gurun banyak ditemukan di Amerika
Utara, Afrika Utara, Australia dan Asia Barat. Contoh bioma gurun adalah Gurun
Sahara di Afrika, Gurun Gobi di Asia, Gurun Anzo Borrega di Amerika.
Ciri-ciri;
Curah hujan sangat rendah, + 25 cm/tahun.
Kecepatan penguapan air lebih cepat dari presipitasi.
Kelembaban udara sangat rendah.
Perbedaan suhu siang hari dengan malam hari sangat tinggi (siangdapat
mencapai 45° C, malam dapat turun sampai 0° C).
Tanah sangat tandus karena tidak mampu menyimpan air.
Lingkungan biotik;
Flora: Bentang alam gurun didominasi oleh vegetasi rendah yang terserak
luas, proporsi lahan guldulnya lebih tinggi dibandingkan dengan bioma
darat lain. Vegetasi di daerah gurun di dominasi oleh tanaman kaktus,
sukulen, dan berbagai belukar akasia yang berduri.
Fauna: hewan besar yang hidup di gurun umumnya yang mampu
menyimpan air, misalnya unta, sedang untuk hewan-hewan kecil misalnya
kadal, ular, tikus, semut, umumnya hanya aktif hidup pada pagi hari, pada
siang hari yang terik mereka hidup pada lubang-lubang.
6
3. Bioma Padang Rumput
Bioma padang rumput membentang mulai dari daerah tropis sampai dengan
daerah beriklim sedang, seperti Hongaria, Rusia Selatan, Asia Tengah, Amerika
Selatan, Australia dan Indonesia ( Sumbawa )
Ciri-ciri:
Curah hujan antara 25 - 50 cm/tahun, di beberapa daerah padang rumput
curah hajannya dapat mencapai 100 cm/tahun.
Suhu musim dingin bisa turun -10°C, sedangkan pada musim panas
seringkali mendekati 30° dan menyengat.
Curah hujan yang relatif rendah turun secara tidak teratur.
Turunnya hujan yang tidak teratur tersebut menyebabkan porositas dan
drainase kurang baik sehingga tumbuh-tumbuhan sukar mengambil air.
Lingkungan biotik:
Flora: tumbuhan yang mampu beradaptasi dengan daerah dengan porositas
dan drainase kurang baik adalah rumput, meskipun ada pula tumbuhan lain
yang hidup selain rumput, tetapi karena mereka merupakan vegetasi yang
dominan maka disebut padang rumput. Nama padang rumput bermacam-
macam seperti veldt di Afrika Selatan, puszta di Hungaria, pampas di
Argentina dan Uruguay, steppe di Rusia, dan prairie di Amerika Utara
bagian.
Fauna: bison dan kuda liar (mustang) di Amerika, gajah dan jerapah di
Afrika, domba dan kanguru diAustralia, zebra, dll. Karnivora: singa,
srigala, anjing liar, cheetah, dll.
7
Keanekaragaman jenis tumbuhan lebih rendah daripada bioma hutan
tropis.
Suhu di musim dingin berkisar antara 0°C dan di musim panas dengan
suhu maksimal sekitar 35°C, menyengat dan lembab.
Musim panas pada bioma hutan gugur, energi radiasi matahari yang diterima
cukup tinggi, demikian pula dengan presipitasi (curah hujan) dan kelembaban.
Kondisi ini menyebabkan pohon-pohon tinggi tumbuh dengan baik, tetapi cahaya
masih dapat menembus ke dasar, karena dedaunan tidak begitu lebat tumbuhnya.
Konsumen yang ada di daerah ini adalah serangga, burung, bajing, dan racoon
yaitu hewan sebangsa luwak/musang.
Pada saat menjelang musim dingin, radiasi sinar matahari mulai berkurang,
suhu mulai turun. Tumbuhan mulai sulit mendapatkan air sehingga daun menjadi
merah, coklat akhirnya gugur, sehingga musim itu disebut musim gugur.
Pada saat musim dingin, tumbuhan gundul dan tidak melakukan kegiatan
fotosentesis. Sedangkan hewan yang menghuni pada umumnya adalah Rusa,
Beruang, Raccon, Rubah, Bajing, dan Burung Pelatuk. Banyak hewan mamalia
hutan gugur juga memasuki keadaan dorman musim dingin yang disebut
hibernasi, dan beberapa spesies burung melakukan migrasi ke wilayah dengan
iklim yang lebih hangat. Beberapa jenis hewan melakukan hibernasi (tidur pada
musim dingin). Menjelang musim panas, suhu naik, salju mencair, tumbuhan
mulai berdaun kembali (bersemi) sehingga disebut musim semi.
5. Bioma Savana
Padang rumput tropis seringkali merujuk kepada saana. Bioma sabana hangat
sepanjang tahun, berkisar 24-29oC, namun dengan variasi yang lebih musiman.
Rumput dan pohon yang terpencar-pencar merupakan tumbuhan yang
dominan. Pepohonan yang ditemukan di sabana seringkali berduri dan berdaun
kecil, yang merupakan bentuk adaptasi dari kondisi yang relatif kering.
Pertumbuhan rumput-rumputan dan forb (tumbuhan kecil berdaun lebar) yang
sangat cepat selama musim hujan menyediakan sumber makanan yang banyak
bagi hewan. Akan tetapi, mamalia pemakan rumput besar harus bermigrasi ke
padang rumput yang lebih hijau dan menyebar mencari sumber air selama periode
musim kemarau. Beberapa jenis hewan yang hidup di daerah savana diantaranya
8
kuda, zebra, macan tutul, singa, anjing hutan, dll. Sedangkan tumbuhan yang
hidup disini diantaranya rumput dan eukaliptus. Bioma sabana ini terdapat di
Amerika Selatan, Afrika Timur dan sebagian wilayah Indonesia.
9
a. Penggolongan Ekosistem Air Tawar Berdasarkan Gerak Airnya
Berdasarkan gerak airnya, ekosistem air tawar dapat dibedakan menjadi
ekosistem lentik dan lotik. Ekosistem Lentik adalah ekosistem yang airnya
tenang atau diam, misalnya: danau, telaga dan rawa. Ekosistem Lotik
adalah ekosistem yang airnya bergerak mengalir, misalnya: selokan, parit,
atau sungai. Ciri-ciri ekosistem lotik adalah airnya mengalir, merupakan
ekosistem terbuka dari kadar oksigen terlarut relatif tinggi.
10
2. Ekosistem Air laut
Ekosistem air laut merupakan sumber daya hayati dan non hayati. Lebih kurang
70% dari permukaan bumi tertutup oleh laut. Wilayah indonesia yang terdiri atas
lebih dari 13000 pulau, dikelilingi oleh laut. Ilmu yang mempelajari ekosistem air
laut disebut oceanologi.
Adapun ciri-ciri dari ekosistem air laut adalah:
Salinitas tinggi terutama di daerah tropis, sedangkan di daerah dingin
salinitasnya rendah.
Mineral air laut 75% berupa NaCl (garam dapur).
Pada kedalaman 200 m, suhu air laut dari kutub sampai khatulistiwa
berkisar 0°C - 20° C.
Pada bagian yang lebih dalam, hampir tidak ada perbedaan suhu.
Jumlah energi cahaya yang diterima air laut dipergunakan untuk
fotosintesis organisme autotrofik.
Aliran air laut menyebarkan senyawa kimia yang diperlukan organisme
yang hidup di laut, serta mempengaruhi suhu dan kadar garam.
D. Aliran Energi yang terjadi di alam dan materi dalam ekosistem alami
Aliran energi itu menjelaskan jumlah energi pada satu tingkat tropik yang didapat dari
tingkatan tropik di bawahnya. Saat suatu hewan makan tumbuhan, misalnya, tidak semua
11
energi (energi kimia) yang ada di tumbuhan itu diambil semua oleh hewan. Ada efisiensinya,
karena itu aliran energi makin lama makin kecil bila tingkat tropiknya makin tinggi.
Salah satu bentuk aliran energi adalah rantai makanan yang merupakan peristiwa
makan dan dimakan dalam suatu urutan tertentu yang tidak dapat dibalik. Jaring makanan
merupakan kumpulan rantai makanan yang berbentuk jaring- jaring.
Rantai makanan adalah perpindahan materi dan energi dari makhluk yang satu ke
makhluk yang lainnya melalui sederetan organisme yang makan dan yang dimakan. Jaring-
jaring makanan adalah interaksi makan memakan dari beberapa produsen, beberapa
konsumen, dan seterusnya. Jadi, tiap konsumen bisa memakan lebih dari satu jenis
organisme. Contoh: padi-tikus-ular-elang-pengurai.
Para ilmuwan ekologi mengenal tiga macam rantai pokok, yaitu rantai pemangsa,
rantai parasit, dan rantai saprofit. Rantai-rantai ini tidak berdiri sendiri, tapi saling berkaitan
satu dengan lainnya sehingga membentuk jaring-jaring makanan.
1. Rantai Pemangsa, landasan utamanya adalah tumbuhan hijau sebagai produsen.
Rantai pemangsa dimulai dari hewan yang bersifat herbivora sebagai konsumen I,
dilanjutkan dengan hewan karnivora yang memangsa herbivora sebagai konsumen
ke-2 dan berakhir pada hewan pemangsa kamivora maupun herbivora sebagai
konsumen ke-3.
2. Rantai Parasit, dimulai dari organisme besar hingga organisme yang hidup sebagai
parasit. Contoh organisme parasit antara lain cacing, bakteri, dan benalu.
3. Rantai Saprofit, dimulai dari organisme mati ke jasad pengurai. Misalnya jamur
dan bakteri.
4. Rantai Makanan dan Tingkat Trofik
Salah satu cara suatu komunitas berinteraksi adalah dengan peristiwa makan dan
dimakan, sehingga terjadi pemindahan energi, elemen kimia, dan komponen lain
dari satu bentuk ke bentuk lain di sepanjang rantai. Organisme dalam kelompok
ekologis yang terlibat dalam rantai makanan digolongkan dalam tingkat-tingkat
trofik. Tingkat trofik tersusun dari seluruh organisme pada rantai makanan yang
bernomor sama dalam makanan. Sumber asal energi adalah matahari. Oleh karena
itu, tumbuhan digolongkan dalam tingkat trofik pertama. Hewan herbivora atau
organisme yang memakan tumbuhan termasuk anggota tingkat trofik kedua.
Karnivora yang secara langsung memakan herbivora termasuk tingkat trofik
ketiga, sedangkan karnivora yang memakan karnivora di tingkat trofik tiga
termasuk dalam anggota tingkat trofik keempat.
12
5. Piramida Ekologi
Struktur trofik pada ekosistem dapat disajikan dalam bentuk piramida ekologi.
Ada 3 jenis piramida ekologi, yaitu piramida jumlah, piramida lisgde biomassa,
dan piramida energi.
a) Piramida Jumlah, organisme dengan tingkat trofik masing-masing dapat
disajikan dalam piramida jumlah, seperti organisme di tingkat trofik
pertama biasanya paling melimpah, sedangkan organisme di tingkat trofik
kedua, ketiga, dan selanjutnya makin berkurang. Dapat dikatakan bahwa
pada kebanyakan komunitas normal, jumlah tumbuhan selalu lebih banyak
daripada organisme. Demikian pula jumlah herbivora selalu lebih banyak
daripada tumbuhan selalu lebih banyak daripada organisme herbivora.
b) Piramida Biomassa, seringkali piramida jumlah yang sederhana kurang
membantu dalam memperagakan aliran energi dalam ekosistem.
Penggambaran yang lebih realistik dapat disajikan dengan piramida
biomassa. Biomassa adalah ukuran berat materi hidup di waktu tertentu.
Untuk mengukur biomassa di tiap tingkat trofik maka rata-rata berat
organisme di tiap tingkat harus diukur kemudian barulah jumlah
organisme di tiap tingkat diperkirakan. Piramida biomassa berfungsi
menggambarkan perpaduan massa seluruh organisme di habitat tertentu,
dan diukur dalam gram. Untuk menghindari kerusakan habitat, maka
biasanya hanya diambil sedikit sampel dan diukur, kemudian total seluruh
biomassa dihitung.
c) Piramida Energi, piramida energi yang dibuat berdasarkan observasi yang
dilakukan dalam waktu yang lama. Piramida energi mampu memberikan
gambaran paling akurat tentang aliran energi dalam ekosistem. Pada
piramida energi terjadi penurunan sejumlah energi berturut-turut yang
tersedia di tiap tingkat trofik. Berkurangnya energi yang terjadi di setiap
trofik terjadi karena hal-hal berikut. Hanya sejumlah makanan tertentu
yang ditangkap dan dimakan oleh tingkat trofik selanjutnya. Beberapa
makanan yang dimakan tidak bisa dicerna dan dikeluarkan sebagai
sampah. Hanya sebagian makanan yang dicerna menjadi bagian dari tubuh
organisme, sedangkan sisanya digunakan sebagai sumber energi.
13
E. Macam Bentuk Pola Kehidupan Di Dunia
Pola-pola interaksi terjadi dalam berbagai tingkatan, mulai dari individu, populasi,
komunitas, sampai tingkatan ekosistem. Interaksi antara faktor-faktor biotik dan abiotik
secara garis besar dapat dilihat pada pola rantai makanan, aliran energi, jaring-jaring
makanan, dan sistem biogeokimia. Simbiosis adalah bentuk interaksi yang sangat erat dan
khusus antara dua makhluk hidup yang berlainan jenis. Makhluk hidup yang melakukan
simbiosis disebut simbion. Simbiosis dapat dibedakan menjadi beberana macam, di
antaranya: simbiosis mutualisme, simbiosis parasitisme, dan simbiosis komensalisme.
1. Simbiosis Mutualisme: interaksi antara dua individu ataupun populasi yang saling
menguntungkan. Misalnya, simbiosis antara jenis jamur dan alga tertentu
membentuk likenes, antara bunga dengan kupu-kupu.
2. Simbiosis Parasitisme: interaksi dua individu/populasi di mana salah satu individu
untung, sedang simbion pasangannya rugi. Contohnya, benalu yang tumbuh pada
ranting pohon mangga, cacing perut dan cacing tambang yang hidup di dalam
usus manusia.
3. Simbiosis Komensalisme: interaksi antara individu/ populasi yang satu untung
sedangkan individu/populasi lainnya tidak untung dan juga tidak rugi. Contohnya,
interaksi antara ikan remora kecil yang menempel pada ikan hiu.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan bahwa ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh
hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara
segenap unsur biotik dan abiotik yang saling memengaruhi. Dan setiap makhluk hidup pasti
ada dalam suatu bentuk ekosistem.
B. Saran
Dalam makalah ini kami berharap agar para pembaca lebih khususnya kami sendiri
selaku pembuat makalah ini bisa lebih mengenal dan mengetahui tentang makhluk hidup
dalam ekosistem alami.
15
DAFTAR PUSTAKA
Sujalu, A. P., Emawati, H., & Milasari, L. A. (2020). Ilmu Alamiah Dasar. Yogyakarta: Zahir
Publishing.
Utomo, S. W., Sutriyono, I., & Rizal, R. (2012). Pengertian, ruang lingkup ekologi dan
ekosistem. Jakarta: Universitas Terbuka.
16