Anda di halaman 1dari 4

UJIAN TENGAH SEMESTER

Nama : Gabriel Chandra Aji Dewanto


NIM/Absen : 1907511029/05
Mata Kuliah : Ekonomi Kelembagaan EKI416 F2
Dosen : Prof. Dr. Dra. Ida Ayu Nyoman Saskara, M.Si.

Jawaban
Soal 1
a.) Perilaku oportunistik adalah upaya untuk mendapatkan keuntungan melalui praktk yang
tidak jujur dalam kegiatan transaksi. Perilaku oportunistik (opportunistic behavior) atau
oportunisme (opportunism) didefinisikan sebagai “mencari kepentingan pribadi atau diri
sendiri dengan menggunakan tipu daya. Inti dari ekonomi biaya trasaksi sebenarnya tidak lain
adalah biaya-biaya yang muncul berkenaan dengan informasi, dan agar pertukaran atau
perdagangan bisa terjadi dengan biaya transaksi yang murah, masing-masing pelaku ekonomi
harus mengeluarkan sumber daya dalam tiga wilayah yang tergolong kegiatan kontrak.
b.) Membahas istilah negara maju dan terbelakang, sebenarnya istilah ini juga timbul karena
adanya kolonialisasi. Kedua istilah ini malah telah menjadi sistem tata ekonomi dunia, yang
menjadikan negara yang tak dapat bersaing dan mengambil posisinya sebagai negara maju,
maka akan mundur dan menjadi yang terbelakang. Hal yang sebaliknya juga bisa terjadi. Jika
awalnya suatu negara berada dalam kategori terbelakang atau berkembang, namun seluruh
penduduk negara tersebut berusaha memajukan sistem tatanan ekonomi negara tersebut, bisa
saja kelak negara mereka menjadi negara maju, seperti Korea Selatan misalnya. Well, seperti
yang sering orang-orang katakan, tidak ada yang tidak mungkin. Hubungan timbal-balik
negara maju dan berkembang pada zaman kolonialisme memang memprihatinkan. Negara
berkembang (dulunya negara jajahan, yang notabene merupakan negara dengan sumber daya
alam yang melimpah) menjual hasil alam mereka dengan harga murah (sebagai bahan baku).
Negara maju (dulunya negara penjajah) memproses bahan baku tersebut, dengan segenap
kreativitas dan teknologi yang mereka punya, sehingga mereka bisa memproduksi barang
baru yang memiliki nilai jual (lebih) tinggi.
Soal 2
- Sumber Daya Manusia : merupakan indikator utama perkembangan ekonomi di suatu
bangsa yang mampu mempercepat bahkan memperlambat proses pertumbuhan karena
semua hal yang ada pada unsur pertumbuhan ekonomi akan dikelola oleh manusia
atau masyarakatnya itu sendiri. Adanya penurunan kualitas pada sumber daya
manusia ini melahirkan peningkatan jumlah pengangguran yang kemudian diperburuk
dengan semakin menurunnya jumlah lapangan pekerjaan. Peningkatan jumlah
pengangguran ini mampu memicu tingginya angka kemiskinan di negara tersebut.
- Sumber Daya Alam : sama hal nya dengan sumber daya manusia Seperti yang sudah
kita ketahui bahwa negara kita adalah negara yang kaya akan sumber daya alam.
Meskipun begitu, kekayaan SDA yang kita miliki tidak diiringi dengan kualitas
peningkatan SDM yang baik dalam mengelolanya. Hasilnya, negara kita menjadi
sering melakukan ekspor barang mentah dan mengimpornya kembali dengan barang
yang sudah jadi dengan harga yang lebih mahal.
- Tingkat kepadatan penduduk : kepadatan penduduk berpengaruh cukup signifikan
karena dengan mengetahui seberapa besar kepadatan yang ada pada negara itu,
pemerintah juga dapat mengambil tindakan untuk mengatur dan membuat kebijakan
untuk kemakmuran negara tersebut
- Teknologi : Suatu negara akan dinilai maju dalam hal ekonomi jika mengalami
peningkatan terkait pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologinya. Hal yang sama
berlaku untuk perusahaan yang mengutamakan teknologi untuk melahirkan barang
atau jasa yang lebih efisien. Adanya pemanfaatan teknologi yang sudah maju dinilai
bahwa perusahaan tersebut bisa melahirkan produk yang lebih cepat serta efisien.
Soal 3
a.) Ekonomi konvensional berfokus menyelesaikan persoalan praktis. Berbeda dengan
ekonomi kelembagaan yang tidak tertarik pada penjelasan menyeluruh atas persoalan
ekonomi dimana ekonomi kelembagaan hanya berfokus pada penyelesaian persoalan
ekonomi spesifik sehingga terjadi perbaikan yang signifikan. Terdapat dua arus hubungan
antara ekonomi dengan kelembagaan. Jika terdapat inefisiensi dalam kelembagaaan untuk
mencapai kesejahteraan antarpelakunya maka terdapat keinginan untuk mengubah
kelembagaan tersebut. Pengubahan kelembagaan dapaat melalui dua cara, yaitu peningkatan
kesejahteraan akibat pertumbuhan ekonomi yang kemudian menciptakan permintaan
kelembagaan yang lebih bermutu.
b.) Ekonomi dan Kelembagaan dikatakan memiliki hubungan yang bersifat resiprokal karena
ekonomi konvensional berkonsentrasi untuk menyelesaikan persoalan persoalan praktis,
maka ekonomi kelembagaan tidak tertarik kepada penjelasan atas seluruh fenomena ekonomi.
Ekonomi kelembagaan hanya peduli kepada penyelesaian persoalan ekonomi yang spesifik
sehingga dapat menghasilkan perbaikan yang signifikan. Pendekatan ekonomi kelembagaan
mencoba untuk memberi pertimbangan terhadap seluruh aspek dari masalah tersebut seperti :
ekonomi,sosial, psikologi, sejarah,hukum,politik,administrasi dan bahkan teknik. Ekonomi
kelembagaan mencangkup dua arus hubungan antara ekonomi dan kelembagaan. Bila
dipandang kelembagaan sekarang tidak efisien, misalnya gagal mencapai pertumbuhan
ekonomi maupun ekonomi maupun kedap dalam membagi kesejahterahan antar pelakunya,
maka hasrat untuk mengubah kelembagaan dipastikan akan terjadi.
Soal 4
a.) Aliran Veblen membedakan antara perilaku teknologis dan kelembagaan sebagai titik
awal untuk menjelaskan kontribusi teoritis dari aliran kelembagaan. Perilaku dan tidakan
teknologis adalah tindakan yang bukan bersifat kekerasan atau paksaan dan menjadi pokok
dari verifikasi empiris tentang kemampuannya untuk mencapai tujuan tertentu. Perilaku
teknologis selalu brkembang, sedangkan perilaku kelembagaan terbatas atau hanya perubahan
yang permisif. Perbedaan antara teknologi dan kelembagaan adalah antara kecenderungan
kreatif seseorang pada satu sisi dan sisi lain cenderung kepada eksploitasi pada diri individu.
b.) Ekonomi konvensional berfokus menyelesaikan persoalan praktis. Berbeda dengan
ekonomi kelembagaan yang tidak tertarik pada penjelasan menyeluruh atas persoalan
ekonomi. Ekonomi kelembagaan hanya berfokus pada penyelesaian persoalan ekonomi
spesifik sehingga terjadi perbaikan yang signifikan. Terdapat dua arus hubungan antara
ekonomi dengan kelembagaan. Jika terdapat inefisiensi dalam kelembagaaan untuk mencapai
kesejahteraan antarpelakunya maka terdapat keinginan untuk mengubah kelembagaan
tersebut.
Soal 5
a.) - Biaya transaksi tetap (fixed transaction costs) adalah investasi spesifik yang terbentuk
saat menyusun kesepakatan kelembagaan (institutional arrangements).
- Biaya transaksi variabel (variable transaction costs) merupakan biaya yang tergantung pada
jumlah dan volume transaksi.
b.) Karakteristik transaksi mempengaruhi besaran biaya transaksi. Menurut Williamson
(1981) ada tiga karaktristik transaksi yang penting, yaitu:
1. Ketidakpastian (uncertainty), terutama terkait dengan produksi, supply, demand,
fluktuasi harga, iklim, kondisi lapangan, dll. Derajat ketidakpastian inklusif dalam
setiap transaksi
2. Frekuensi, tergantung pada keadaan dan kemampuan produksi. Produk pertanian,
perikanan, sangat tergantung pada musim. Transaksi pada msuim panen atau musim
ikan melimpah berbeda dengan transaksi pada musim paceklik. Jumlah penjualan
produksi yang dilakukan oleh pemilik lahan kecil dalam suatu musim akan tergantung
pada kapasitas penyimpanan dalam pertanian.
3. Spesifitas, yang meliputi site specifity, physical asset speficifity, human asset
specifity. Asset yang spesifik membatasi kegiatan tertentu yang memiliki transaksi
yang terbatas. Sejauh mana spek ini melibatkan satu atau kedua pihak yang
melakukan kontrak dalam investasi aset-aset spesifik.
Ketiga karakteristik ini terkait dengan assymetries information, membuat kondisi asimetris
menjadi simetris memerlukan biaya yang mahal.
Soal 6
a.) Rent seeking adalah asumsi awal yang dibangun dari teori ekonomi politik. Setiap
kelompok kepentingan berupaya mendapatkan keuntungan ekonomi yang sebesar- besarnya
dengan upaya yang sekecil kecilnya. Praktek rent seeking di Indonesia terjadi sejak
berlangsungnya orde lama ketika muncul program pemberian hak impor kepada pengusaha
pribumi walaupun pengusaha pribumi tersebut memberikan hak impornya kepada pengusaha
asing. Memasuki orde baru, rent seeking di Indonesia sangat menjamur dengan
bertumbuhnya pengusaha-pengusaha besar yang dekat dengan pemerintah. Pengelolaan
komoditas kepada segelintir orang menyebabkan ekonomi hanya dinikmati oleh golongan
orang tertentu. Keputusan pemerintah dalam menjalankan kebijakan tidak bisa lepas dari
pengaruh pengusaha yang menggunakan kuasanya untuk mengunungkan usaha pribadinya.
Salah satu contoh kasus besar adalah praktik rent seeking dalam pengusahaan impor gula
yang melalui lelang dimana salah satu perusahaan besar diuntungkan dalam proses lelang
tersebut. Alhasil KPK menyurati kementerian teknis terkait untuk mencabut peraturan
tersebut. Ini bukti bahwa praktik rent seeking masih tumbuh subur di Indonesia. Banyak
kebijakan ekonomi dikeluarkan rezim Soeharto dengan menggunakan justifikasi "demi
kepentingan nasional",padahal kebijakan tersebut sejatinya hanya demi menguntungkan
kelompok-kelompok tertentu. Hal inilah yang menyebabkan timbulnya distorsi dan
inefisiensi dalam kehidupan ekonomi.
b.) Menurut Olson, terdapat tiga determinan penting bagi keberhasilan tindakan bersama
yaitu ukuran, homogenitas, dan tujuan kelompok yang dijabarkan sebagai berikut:
 Semakin besar ukuran suatu kelompok kepentingan, makin sulit untuk
menegosiasikan kepentingan diantara anggota kelompok dengan kata lain kelompok
berukuran kecil dimungkinkan bekerja lebih efektif.
 Semakin beragam kepentingan anggota kelompok maka kian rumit memformulasikan
kesepakatan bersama karena masing-masing anggota membawa kepentingannya
sendiri-sendiri.
 Tujuan kelompok harus dibuat secara fokus dengan mempertimbangkan kepentingan
semua anggota.

Anda mungkin juga menyukai