Anda di halaman 1dari 12

MASA ORDE BARU

Disusun oleh :

Vrisma Ardelina Indrianingtyas


XII MIPA 4 / 35

SMA NEGERI 1 BABADAN

2021/2022
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................... 3
BAB I .................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang......................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 7
C. Tujuan ..................................................................................................................... 7
BAB II ................................................................................................................................... 8
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 8
1. Penataan Kehidupan Politik .................................................................................... 8
Pembubaran Partai Komunis Indonesia dan Organisasi masanya .............................. 8
Penyederhanaan Partai Politik .................................................................................... 8
Pemilihan Umum ........................................................................................................ 9
BAB III ................................................................................................................................ 11
PENUTUP ........................................................................................................................... 11
I. Kesimpulan .......................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 12
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-

Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Masa Orde

Baru" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Sejarah

Indonesia. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan

tentang kehidupan pada Masa Orde Baru bagi para pembaca dan juga bagi

penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dwi Harumi selaku guru

Mata Pelajaran Sejarah Indonesia. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada

semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,

saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Ponorogo, 3 Maret 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Orde Baru adalah tatanan seluruh perikehidupan rakyat, bangsa dan

Negara Republik Indonesia yang diletakkan kepada kemurnian

pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945. Orde Baru merupakan suatu reaksi

dan koreksi prinsipil terhadap praktik-praktik penyelewengan yang telah

terjadi pada masa lampau, yang lazim disebut zaman Orde Lama.

Pengertian Orde Baru yang terpenting adalah suatu Orde yang mempunyai

sikap dan tekad mental dan itikad baik yang mendalam untuk mengabdi

kepada rakyat, mengabdi kepada kepentingan nasional yang dilandasi

falsafah Pancasila dan yang menjunjung tinggi azas dan Undang- Undang

Dasar 1945.

Orde Baru lahir dari diterbitkannya Surat Perintah Sebelas Maret

(Supersemar) pada tahun 1966, yang kemudian menjadi dasar legalitasnya.

Orde Baru bertujuan meletakkan kembali tatanan seluruh kehidupan

rakyat, bangsa, dan negara pada kemurnian pelaksanaan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar 1945.

Pada tanggal 20 Juni hingga 5 Juli 1955, diadakanlah Sidang

Umum IV MPRS dengan hasil sebagai berikut:


 Ketetapan MPRS No. IX/MPRS/1966 tentang Pengesahan dan

Pengukuhan Supersemar.

 Ketetapan MPRS No. X/MPRS/1966 mengatur Kedudukan Lembaga-

Lembaga Negara Tingkat Pusat dan Daerah.

 Ketetapan MPRS No. XII/MPRS/1966 tentang Kebijaksanaan Politik

Luar Negeri RI Bebas Aktif.

 Ketetapan MPRS No. XIII/MPRS/1966 tentang Pembentukan Kabinet

Ampera.

 Ketetapan MPRS No. XIX/MPRS/1966 tentang Peninjauan Kembali

Tap. MPRS yang Bertentangan dengan UUD 1945.

 Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 tentang Sumber Tertib Hukum

RI dan Tata Urutan Perundang-undangan di Indonesia.

 Ketetapan MPRS No. XXV/MPRS/1966 tentang Pembubaran Partai

Komunis Indonesia dan Pernyataan Partai Komunis Indonesia dan

Ormas-Ormasnya sebagai Organisasi Terlarang di Indonesia.

Hasil dari Sidang Umum IV MPRS ini menjadi landasan awal

tegaknya Orde Baru dan dinilai berhasil memenuhi dua dari tiga tuntutan

rakyat (tritura), yaitu pembubaran Partai Komunis Indonesia dan

pembersihan kabinet dari unsur-unsur Partai Komunis Indonesia.

Dalam rangka memenuhi tuntutan ketiga Tritura, Soeharto dengan

dukungan Ketetapan MPRS No. XIII/MPRS/1966 membentuk kabinet

baru yang diberi nama Kabinet Ampera. Tugas utama Kabinet Ampera
adalah menciptakan stabilitas ekonomi dan stabilitas politik, atau dikenal

dengan nama Dwidarma Kabinet Ampera.

Kabinet Ampera dipimpin oleh Presiden Soekarno, namun

pelaksanaannya dilakukan oleh Presidium Kabinet yang dipimpin oleh

Jenderal Soeharto. Akibatnya, muncul dualisme kepemimpinan yang

menjadi kondisi kurang menguntungkan bagi stabilitas politik saat itu.

Akhirnya pada 22 Februari 1967, untuk mengatasi situasi konflik

yang semakin memuncak kala itu, Presiden Soekarno menyerahkan

kekuasaan kepada Jenderal Soeharto. Penyerahan ini tertuang dalam

Pengumuman Presiden Mandataris MPRS, Panglima Tertinggi ABRI

Tanggal 20 Februari 1967. Pengumuman itu didasarkan atas Ketetapan

MPRS No. XV/MPRS/1966 yang menyatakan apabila presiden

berhalangan, pemegang Surat Perintah 11 Maret 1966 berfungsi sebagai

pemegang jabatan presiden. Pada 4 Maret 1967, Jenderal Soeharto

memberikan keterangan pemerintah di hadapan sidang DPRHR mengenai

terjadinya penyerahan kekuasaan. Namun, pemerintah tetap berpendirian

bahwa sidang MPRS perlu dilaksanakan agar penyerahan kekuasaan tetap

konstitusional. Karena itu, diadakanlah Sidang Istimewa MPRS pada

tanggal 7-12 Maret 1967 di Jakarta, yang akhirnya secara resmi

mengangkat Soeharto sebagai presiden Republik Indonesia hingga

terpilihnya presiden oleh MPR hasil pemilihan umum.


B. Rumusan Masalah

Adapun permasalahan yang hendak dibahas dalam Makalah ini adalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana Penataan Politik pada Masa Orde baru?

C. Tujuan

Dari permasalahan di atas, dapat kita ketahui bahwa tujuan pembuatan

Makalah ini antara lain

1. Untuk mengetahui Penataan Politik pada Masa Orde Baru.


BAB II

PEMBAHASAN

1. Penataan Kehidupan Politik

Pembubaran Partai Komunis Indonesia dan Organisasi masanya

Dalam rangka menjamin keamanan, ketenangan, serta stabilitas

pemerintahan, Soeharto sebagai pengemban Supersemar telah

mengeluarkan kebijakan.

 Membubarkan Partai Komunis Indonesia pada tanggal 12 Maret 1966

yang diperkuat dengan Ketetapan MPRS No IX/MPRS/1966

 Menyatakan Partai Komunis Indonesia sebagai partai terlarang di

Indonesia

 Pada tanggal 8 Maret 1966 mengamankan 15 orang menteri yang

dianggap terlibat Gerakan 30 September 1965.

Penyederhanaan Partai Politik

Pada tahun 1973 setelah dilaksanakan pemilihan umum yang

pertama pada masa Orde Baru pemerintahan pemerintah melakukan

penyederhanaan dan penggabungan (fusi) partai- partai politik menjadi

tiga kekuatan sosial politik. Penggabungan partai-partai politik tersebut

tidak didasarkan pada kesamaan ideologi, tetapi lebih atas persamaan

program.

Tiga kekuatan sosial politik itu adalah.


 Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang merupakan gabungan dari

NU, Parmusi, PSII, dan PERTI

 Partai Demokrasi Indonesia (PDI) yang merupakan gabungan dari

PNI, Partai Katolik, Partai Murba, IPKI, dan Parkindo

 Golongan Karya

Penyederhanaan partai-partai politik ini dilakukan pemerintah Orde

Baru dalam upaya menciptakan stabilitas kehidupan berbangsa dan

bernegara. Pengalaman sejarah pada masa pemerintahan sebelumnya telah

memberikan pelajaran, bahwa perpecahan yang terjadi di masa Orde

Lama, karena adanya perbedaan ideologi politik dan ketidakseragaman

persepsi serta pemahaman Pancasila sebagai sumber hukum tertinggi di

Indonesia.

Pemilihan Umum

Selama masa Orde Baru pemerintah berhasil melaksanakan enam

kali pemilihan umum, yaitu tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992,

dan 1997. Dalam setiap Pemilu yang diselenggarakan selama masa

pemerintahan Orde Baru, Golkar selalu memenangkan Pemilu.

Pada Pemilu 1997 yang merupakan pemilu terakhir masa

pemerintahan Orde Baru, Golkar memperoleh 74,51% dengan perolehan

325 kursi di DPR. Ini merupakan perolehan suara terbanyak Golkar dalam

pemilu. Adapun PPP memperoleh 89 kursi dan PDI mengalami

kemorosotan perolehan suara dengan hanya mendapat 11 kursi di DPR.


Kemorosotan perolehan suara PDIP disebabkan adanya konflik

intern di tubuh partai berkepala banteng tersebut. PDI akhirnya pecah

menjadi PDI Suryadi dan PDI Megawati Soekarno Putri yang sekarang

menjadi PDIP. Penyelenggaraan Pemilu yang teratur selama masa

pemerintahan Orde Baru telah menimbulkan kesan bahwa demokrasi di

Indonesia telah berjalan dengan baik. Apalagi Pemilu berlangsung dengan

asas LUBER (langsung, umum, bebas, dan rahasia). Namun dalam

kenyataannya, Pemilu diarahkan untuk kemenangan salah satu kontestan

Pemilu saja yaitu Golkar. Kemenangan Golkar yang selalu mencolok sejak

Pemilu 1971 sampai dengan Pemilu 1997 menguntungkan pemerintah

yang perimbangan suara di MPR dan DPR didominasi oleh Golkar.

Keadaan ini telah memungkinkan Soeharto menjadi Presiden Republik

Indonesia selama enam periode, karena pada masa Orde Baru presiden

dipilih oleh anggota MPR. Selain itu setiap pertanggungjawaban,

rancangan Undang-undang, dan usulan lainnya dari pemerintah selalu

mendapat persetujuan MPR dan DPR tanpa catatan.


BAB III

PENUTUP
I. Kesimpulan

Pada masa Orde Baru selama 32 tahun memiliki proses politik

sangat dinamis. Pemerintah berhasil menyelenggarakan 6 kali pemilu pada

tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1998. Namun, semua proses

demokrasi tersebut dimenangkan oleh Golongan Karya dan Presiden

Soeharto untuk menjabat kembali. Hal ini dinilai sebagai cara pemerintah

mempertahankan kekuasaannya.
DAFTAR PUSTAKA
Mustofa, Sh., Suryandari, Titik Mulyati (2009). Sejarah: Untuk SMA/MA Kelas

XII Program IPA. Jakarta: PT. Grahadi. ISBN 978-979-068-6.

Vatikiotis, Michael R.J (1998). Indonesia Politics Under Seoharto: The Rise and

Fall of the New Order. London: Routledge. ISBN 0-203-25980-7.

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Orde_Baru

Anda mungkin juga menyukai