Satuan Acara Penyuluhan Kep Anak
Satuan Acara Penyuluhan Kep Anak
KELOMPOK 11 / KELAS A2
ANGGOTA :
KARNIA MEICHELI PAAT (20011104
OLINCE SESA (20011104
DOSEN PENGAMPUH :
NS. TATI PONIDJAN, M.kep, Sp.Kep.An
A. Latar Belakang
Kekerasan pada anak adalah pemaksaan, ancaman atau keterperdayaan seorang anak dalam
aktivitas seksual. Aktivitas seksual tersebut meliputi, meraba, penetrasi (tekanan), pencabulan
dan melihat. Seksual pada Anak (child sexual abuse), terjadi jika aktivitas atau kontak seksual
yang melibatkan anak/remaja dengan orang dewasa atau dengan anak/remaja lain yang
kekerasannya lebih besar, lebih kuat, atau yang kemampuan berpikirnya lebih baik, atau yang
anak/remaja lain yang usianya lebih tua (> 3 tahun). Jadi sekali lagi, pelaku saja bisa saja orang
yang sudah dewasa dan cukup umur, atau bisa saja seorang anak/remaja. Selain percakapan
antar bagian tubuh, kontak seksual juga mencakup kegiatan yang tidak ada percakapan,
percakapan atau pertukaran gambar seks. Kedua jenis kontak seksual ini dapat mengganggu
kondisi fisik dan kondisi psikis (mental) anak Untuk mengurangi dan mencegah kekerasan
seksual pada anak yang setiap waktu semakin bertambah. Maka dari itu, kami akan memberikan
penyuluhan tentang "kekerasan seksual pada anak * di Madrasah Al Hidayah RW 03 Kelurahan
Muarasanding.
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum/TIU Setelah melakukan penyuluhan, peserta mengetahui dan
tujuan dapat mencegah kekerasan seksual pada anak 2. Instruksional Khusus/TIK
a. Mengetahui pengertian kekerasan seksual pada anak.
B. Bentuk kekerasan seksual pada anak.
C. Mengetahui penyebab kekerasan seksual pada anak.
D. Mengetahui dampak fisik, dampak psikologis dan dampak seksual kekerasan seksual pada
anak.
E. solusi untuk mengatasi kekerasan seksual pada anak
C. Pokok Bahasan
Kekerasan Seksual Pada Anak
E. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi dan tanya jawab
G. Materi
Terlampir
H. Pengorganisasian
Penanggung jawab :
Moderator :
Penyaji :
Fasilitator :
Observer :
Tugas dan tanggung jawab organisasi :
1. Moderator
Membuka acara , bertanggung jawab dalam kelancaran diskusi pada penyuluhan kekerasan
seksual pada anak , mengarahkan diskusi pada hal hal yang terkait pada tujuan diskusi , serta
memicu peserta untuk berperan aktif .
2. Penyaji
Bertanggung jawab dalam memberikan penyuluhan dengan menggunakan bahasa yang mudah
dipahami peserta penyuluhan
3. Fasilitator
Memotivasi peserta untuk aktif berperan serta dalam diskusi , baik dalam mengajukan usulan ,
pertanyaan , ataupun memberi jawaban .
4. Observer
Mengamati jalannya kegiatan pertemuan , membuat catatan kecil tentang hal - hal yang penting
dari kegiatan tersebut dan mengevaluasi hasil pelaksanaan penyuluhan .
I. SETTING TEMPAT
Keterangan :
= Moderator
= Presenter
= Audience/Peserta
= Observer
= Fasilitator
J. KEGIATAN PENYULUHAN
NO LANGKAH – WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN SASARAN
LANGKAH
1. Pendahuluan 5 menit Salam,mengenalkan anggota tim Peserta penyuluhan mampun
penyuluhan dan menjelaskan tujuan mengetahui tujuan dari
penyuluhan penyuluhan
2. Evaluasi Proses
a . Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
b . Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
b . Waktu yang direncanakan sesuai pelaksanaan
C. Sasaran penyuluhan dan mahasiswa mengikuti kegiatan penyuluhan sampai selesai d . Sasaran
penyuluhan dan mahasiswa berperan aktif selama kegiatan berjalan
3. Evaluasi Hasil
a . Peserta mampu menjelaskan pengertian kekerasan seksual pada anak .
b . Peserta mampu menjelaskan bentuk kekerasan seksual pada anak .
c. Peserta mampu menjelaskan penyebab kekerasan seksual pada anak .
d. Peserta mampu menjelaskan dampak fisik , dampak psikologis dan dampak seksual karena
kekerasan seksual pada anak .
e.Peserta mampu menjelaskan solusi untuk mengatasi kekerasan seksual pada anak .
L. Penutup
Setelah kegiatan penyuluhan ini dilakukan , diharapkan peserta mengetahui dan dapat mencegah
kekerasan seksual pada anak .
Tinjauan Teori
KEKERASAN SEKSUAL PADA ANAK
A. Pengertian
Kekerasan seksual pada anak adalah pemaksaan , ancaman atau keterperdayaan seorang anak
dalam aktivitas seksual . Aktivitas seksual tersebut meliputi melihat , meraba , penetrasi (
tekanan ) , pencabulan dan pemerkosaan . Kekerasan Seksual pada Anak ( child sexual abuse ) ,
jika terjadi aktivitas atau kontak seksual yang melibatkan anak / remaja dengan orang dewasa
atau dengan anak / remaja lain yang tubuhnya lebih besar , lebih kuat , atau yang kemampuan
berpikirnya lebih baik , atau yang anak / remaja lain yang usianya lebih tua ( > 3 tahun ) . Jadi
sekali lagi , pelaku bisa saja orang yang sudah dewasa dan cukup umur , atau bisa saja seorang
anak / remaja . Selain persentuhan antar bagian tubuh , kontak seksual juga mencakup kegiatan
yang tidak bersentuhan , misalnya percakapan atau pertukaran gambar yang berbau seks . Kedua
jenis kontak seksual ini bisa mengganggu kondisi fisik dan kondisi psikis ( mental ) anak .
2. Dampak Psikologis
Pelecehan seksual anak dapat mengakibatkan kerugian baik jangka pendek dan jangka panjang ,
termasuk psikopatologi di kemudian hari . Dampak psikologis , emosional . fisik dan sosialnya
meliputi depresi , gangguan stres pasca trauma , kegelisahan , gangguan makan , rasa rendah diri
yang buruk , gangguan identitas pribadi dan kegelisahan .
Gangguan psikologis yang umum seperti somatisasi , sakit saraf , sakit kronis , perubahan
perilaku seksual , masalah sekolah / belajar dan masalah perilaku termasuk penyalahgunaan obat
terlarang , perilaku menyakiti diri sendiri , kekejaman terhadap hewan , kriminalitas ketika
dewasa dan bunuh diri .
Orang dewasa yang mempunyai sejarah pelecehan seksual pada masa kanak kanak , umumnya
menjadi pelanggan layanan darurat dan layanan medis dibanding mereka yang tidak mempunyai
sejarah gelap masa lalu . Sebuah studi yang membandingkan perempuan yang mengalami
pelecehan seksual masa kanak - kanak . dibanding yang tidak , menghasilkan fakta bahwa
mereka memerlukan biaya perawatan kesehatan yang lebih tinggi dibanding yang tidak .
Anak yang dilecehkan secara seksual menderita gerjala psikologis lebih besar dibanding anak -
anak normal lainnya , sebuah studi telah menemukan gejala tersebut 51 sampai 79 % pada anak -
anak yang mengalami pelecehan seksual . Resiko bahaya akan lebih besar jika pelaku adalah
keluarga atau kerabat dekat , juga jika pelecehan sampai ke hubungan seksual atau paksaan
pemerkosaan , atau jika melibatkan kekerasan fisik .
Tingkat bahaya juga dipengaruhi berbagai faktor seperti masuknya alat kelamin , banyaknya dan
lama pelecehan , dan penggunaan kekerasan . Pengaruh yang merugikan akan kecil dampaknya
pada anak - anak yang mengalami pelecehan seksual namun memiliki lingkungan keluarga yang
mendukung atau mendampingi paska pelecehan .
3. DAMPAK SEKSUAL
Kehamilan yang tidak diinginkan , infeksi menular seksual termasuk HIV / AIDS , gangguan /
kerusakan organ reproduksi .
G. Apa yang bisa dilakukan jika anak menjadi korban kekerasan seksual ?
Sebagai orangtua yang telah menyadari adanya tanda - tanda pelecehan seksual pada anak ,
tentu sulit untuk menerima kenyataan . Namun , jangan sampai Anda kehilangan kendali dan
membuat anak Anda semakin merasa bersalah . Pertama - tama , tenangkan diri Anda dan
selidiki apa yang sebenarnya terjadi dengan bertanya kepada anak Anda mengenai rangkaian
peristiwa yang telah dialami olehnya .
Jika anak sudah memberikan diri untuk menceritakan traumanya , segera laporkan ke pihak
berwajib dan minta untuk menjalani visum di rumah sakit . Selanjutnya dokter dapat merancang
rencana perawatan fisik dan terapi khusus untuk memulihkan kondisi anak , serta membantu
Anda membuat pelaporan kepada polisi .
DAFTAR PUSTAKA
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional . 2002. Pelecehan Seksual dan Kekerasan
Seksual . Jakarta; BKKBN .
Hadisuprapto , Paulus . 2006. Masalah Perlindungan Hukum Bagi Anak . Jakarta :
PT Gramedia Indonesia .
Huraerah , Abu . 2006. Kekerasan Terhadap Anak . Jakarta : Penerbit Nuansa
https://hellosehat.com/parenting/tips-parenting/kekerasan-seksual-pada-anak/ diakses tanggal 23
Febuari 2022 .
Komisi Perlindungan Anak Indonesia . 2014. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 35
Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang
Perlindungan Anak . Jakarta : KPAL . Diakses pada tanggal 23 Febuari 2022 .
Komnas Perlindungan Anak . 2006. Pemerkosa Pelajar ditangkap : Terapi Psikologis Amat
diperlukan , www.kompas.com diakses 23 Febuari 2022 .