Anda di halaman 1dari 6

Nama : Fania Aulia Rahma

NIM : 062011535032
Kelas : BWI-A
Tanggal : Sabtu, 11 Desember 2021

KEBIJAKAN KETERSEDIAAN PAKAN TERNAH DI JAWA


TIMUR

1. Tantangan sektor peternakan


 Terjadi peningkatan konsumsi daging, telur dan susu karena peningkatan
pendapatan serta gaya hidup masa kini.
 Munculnya penyakit hewan baru (EMERGING DISEASE) akibat pemanasan
global
 Terjadinya persaingan Lahan HPT dengan lahan pertanian serta pemukiman
 Terjadi revolusi industri 4.0 mendorong digitalisasi semua sector

2. Potensi sektor peternakan


 Sapi potong Indonesia memiliki populasi 4,8 juta ekor berkontribusi 27% dan
menempati peringkat 1 Nasional
 Sapi perah memiliki populasi 293.342 ekor berkontribusi 52% dan menempati
peringkat 1 Nasional
 Kambing memiliki populasi 3,6 juta ekor berkontribusi 19% dan menempati
peringkat 2 Nasional
 Domba memiliki 1,4 juta ekor berkontribusi 8% dan menempati peringkat 2
Nasional
 Ayam petelur populasi 52,6 juta berkontribusi 28% dan menempati peringkat 1
Nasional
 Ayam pedaging populasi 256 juta ekor berkontribusi 14% dan menempati
peringkat 2 Nasional

3. Strategi pencapaian
 Mendorong peningkatan konsusi pangan asal ternak yang aman, sehat, utuh dan
halal serta harga terjangkau
 Pembinaan peningkatan kapasitas dan kompetensi SDM serta pengembangan
kawasan peternakan berbasis korporasi
 Pengembangan pola usaha peternakan berwawasan lingkungan melalui
pemanfaatan limbah
 Mendorong pengembangan produk peternakan yang memiliki nilai tabah dan
mempunyai daya saing baik pasar lokal, nasional maupun internasional
 Meningkatkan pendapatan domestik regional bruto dan nilai tukar peternak
sebagai tolak ukur

4. Program prioritas
 Program peningkatan kelahiran hasil IB untuk meningkatkan populasi sapi potong
dan sapi perah
 Program peningkatan agribisnis persusuan
 Program pengolahan dan pemasaran hasil peternakan
 Program optimalisasi perbibitan, pakan, produksi peternakan
 Program penjaminan kesehatan hewan
 Program peningkatan produk hewan standar kesmavet

5. SWOT
 Strengths yakni kebutuhan bahan pangan asal hewan tinggi karena mengandung
asam amino esensial paling lengkap untuk peningkatan generasi bangsa, populasi
ternak Jawa Timur (gudang ternak nasional) tercatat meilmpah dan terdapat 36 plant
produksi pakan
 Opportunities nya ialah hasil samping pertanian dan perkebunan sebagai bahan
pakan pendukung
 Weakness mencakup pakan, minat SDM terhadap usaha pakan sehingga terbatas di
Jawa.

 Threats mencakup ketergantungan terhadap bahan impor tinggi, substitusi terhadap


bahan pakan tertentu masih belum mencapai hasil yang optimal (pakan unggas)

TEKNOLOGI TERKINI PENGOLAHAN PAKAN RUMINANSIA

1. Pemakaian bahan pakan antara pakan lokal dan pakan impor dapat dilihat dari
perbedaan jaminan kualitas, ketersediaan, serta jaminan harga.
2. Di Indonesia, kondisi produksi dan bisnis bahan pakan lokal (hijauan, jagung,
onggok) masih dikatakan kurang baik dalam segi produksi, skala dan lokasi produksi,
teknologi produksi, penanganan pasca panen, kualitas dan harga, akses, rantai tata niaga,
transportasi, serta sistem informasi dan logistik pakan lokal. Bahan pakan lokal
yang baik adalah bungkil.
3. Pola produksi bahan pakan yang bersifat musiman adalah saat musim hujan
berlebihan, namun saat musim kemarau malah kekurangan).
4. Teknologi pasca panen yang dilakukan pun juga masih sederhana dibandingkan
dengan negara maju. Harga dan kualitas dari bahan pakan bervariasi. Contohnya harga
pakan jagung yang mengalami peningkatan yang bisa dikatakan mahal. Hal ini juga
berlaku di penjualan dedak. Supply chain yang tidak jelas, bervariasi, dan
mempengaruhi harga juga fakta yang terjadi di Indonesia.
5. Logistik bahan pakan pun juga voluminus, kadar air tinggi, produksi skala kecil,
produksi tersebar, serta infrastruktur yang perlu diperbaiki.
6. Manajemen pergudangan dan penyimpanan pakan yang perlu diperhatikan agar
tidak mengalami kerugian.
7. Teknik pemberian pakan yang diberikan bukan sesuai kebutuhan, namun
hanya disesuaikan dari adanya ketersediaan.
8. Output yang dihasilkan dari potensi pakan lokal dan pengolahan serta penyimpanan
yang kurang baik yaitu :
o Ternak memiliki body score yang rendah
o Peternak juga perlu melakukan banyak perbaikan akibat ternak yang belum
maksimal
9. Dari output yang diketahui tersebut, perlu dilakukan revitalisasi bahan pakan lokal
agar dihasilkan ternak yang berkualitas dan menghasilkan keuntungan lainnya, seperti
o Percepatan produksi (pengembangan SDM pakan, aplikasi teknologi yang
sesuai, peningkatan luasan tanam, sinergi pemangku kepentingan, mekanisasi
dan digitalisasi, perbaikan infrastruktur, serta komitmen dari pemerintah)
o Pengelolaan pakan (pengolahan pakan serta penyimpanan dan pergudangan
pakan)
o Formulasi ransum berbasis bahan pakan local
o Teknik yang dapat digunakan untuk peningkatan kualitas bahan pakan melalui
perlakuan fisik, kimia, enzim dan teknologi

PERAN FEED MILLDALAM PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN DAN


PERKEBUNAN DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TERNAK UNGGAS

 GPMT adalah "perkumpulan" produsen pakan ternak dan akuakultur di Indonesia ya g


bersifat Nirlaba (non Profit), didirikan pada 30 oktober 1976.
 GPMT beranggotakan 42 perusahaan pakan unggas dan ikan serta udan. Terdapat 110
pabrik pakan di seluruh Indonesia
 Industri pakan merupakan proses manufacturing bahan pakan menjadi pakan, dengan
input Commodity/RMs, currency, feed tech dan Output
 Beberapa pakan sebagian besar dari consumption, purchasing power, economic growth
yg 90% merupakan pakan ayam, jadi faktor terbesar dalam GPMT adalah ditentukan
oleh industri perunggasan.
 Kenaikan harga pakan yang disebabkan oleh kenaikan bahan pakan setiap
perusahaan berbeda tergantung dari masing masing anggota
 Pemakaian limbah perkebunan dan pertania (dedak padu, BIS/PKM, Gaplek, dll),
biasanya lebih banyak digunakan untuk pakan ruminansia, sedangkan untuk pakan ternak
atau ikan sangat terbatas jenis dan jumlah pemakaiannya.
 Molases sebagai produk samping industri pengolahan gula tebu yang masih
mengandung gula dan asam asam organis, dapat digunakan sebagai bahan pakan
alternatif sumber energu yg murah, mudah di dapat, mempunyai nilai nutrisi yang
baik

PENGGUNAAN SUSU AFKIR DAN KOMBINASINYA UNTUK MENINGKATKAN


PERFORMAN AYAM PEDAGING

 Kandungan atau komposisi dari susu bubuk yang dapat diaplikasikan untuk broiler adalah
protein, lemak, bahan kering, serta serat kasar rendah
 Penggunaan susu tidak boleh berlebih karena kandungan laktosa bisa berbahaya pada
ayam.
 Hasil-hasil penelitian susu pada ayam pedaging:
1. Ata dan Al-Masad (2015) memaparkan bahwa penambahan susu tidak
mempengaruhi konsumsi pakan mingguan, meningkatkan pertambahan berat badan,
dan menurunkan konversi pakan rata-rata
2. Menurut Masita (2018), tidak mempengaruhi konsumsi pakan, meningkatkan rata-
rata pertambahan berat badan dan tidak mempengaruhi konversi pakan rata-rata
3. Alim dan Nanda (2011) menjelaskan bahwa susu pada ayam pedaging mampu
meningkatkan konsumsi pakan, berat badan bertambah dan menurunkan konversi
pakan

Anda mungkin juga menyukai