NIM : 062011535032
Kelas : BWI-A
Tanggal : Sabtu, 11 Desember 2021
3. Strategi pencapaian
Mendorong peningkatan konsusi pangan asal ternak yang aman, sehat, utuh dan
halal serta harga terjangkau
Pembinaan peningkatan kapasitas dan kompetensi SDM serta pengembangan
kawasan peternakan berbasis korporasi
Pengembangan pola usaha peternakan berwawasan lingkungan melalui
pemanfaatan limbah
Mendorong pengembangan produk peternakan yang memiliki nilai tabah dan
mempunyai daya saing baik pasar lokal, nasional maupun internasional
Meningkatkan pendapatan domestik regional bruto dan nilai tukar peternak
sebagai tolak ukur
4. Program prioritas
Program peningkatan kelahiran hasil IB untuk meningkatkan populasi sapi potong
dan sapi perah
Program peningkatan agribisnis persusuan
Program pengolahan dan pemasaran hasil peternakan
Program optimalisasi perbibitan, pakan, produksi peternakan
Program penjaminan kesehatan hewan
Program peningkatan produk hewan standar kesmavet
5. SWOT
Strengths yakni kebutuhan bahan pangan asal hewan tinggi karena mengandung
asam amino esensial paling lengkap untuk peningkatan generasi bangsa, populasi
ternak Jawa Timur (gudang ternak nasional) tercatat meilmpah dan terdapat 36 plant
produksi pakan
Opportunities nya ialah hasil samping pertanian dan perkebunan sebagai bahan
pakan pendukung
Weakness mencakup pakan, minat SDM terhadap usaha pakan sehingga terbatas di
Jawa.
1. Pemakaian bahan pakan antara pakan lokal dan pakan impor dapat dilihat dari
perbedaan jaminan kualitas, ketersediaan, serta jaminan harga.
2. Di Indonesia, kondisi produksi dan bisnis bahan pakan lokal (hijauan, jagung,
onggok) masih dikatakan kurang baik dalam segi produksi, skala dan lokasi produksi,
teknologi produksi, penanganan pasca panen, kualitas dan harga, akses, rantai tata niaga,
transportasi, serta sistem informasi dan logistik pakan lokal. Bahan pakan lokal
yang baik adalah bungkil.
3. Pola produksi bahan pakan yang bersifat musiman adalah saat musim hujan
berlebihan, namun saat musim kemarau malah kekurangan).
4. Teknologi pasca panen yang dilakukan pun juga masih sederhana dibandingkan
dengan negara maju. Harga dan kualitas dari bahan pakan bervariasi. Contohnya harga
pakan jagung yang mengalami peningkatan yang bisa dikatakan mahal. Hal ini juga
berlaku di penjualan dedak. Supply chain yang tidak jelas, bervariasi, dan
mempengaruhi harga juga fakta yang terjadi di Indonesia.
5. Logistik bahan pakan pun juga voluminus, kadar air tinggi, produksi skala kecil,
produksi tersebar, serta infrastruktur yang perlu diperbaiki.
6. Manajemen pergudangan dan penyimpanan pakan yang perlu diperhatikan agar
tidak mengalami kerugian.
7. Teknik pemberian pakan yang diberikan bukan sesuai kebutuhan, namun
hanya disesuaikan dari adanya ketersediaan.
8. Output yang dihasilkan dari potensi pakan lokal dan pengolahan serta penyimpanan
yang kurang baik yaitu :
o Ternak memiliki body score yang rendah
o Peternak juga perlu melakukan banyak perbaikan akibat ternak yang belum
maksimal
9. Dari output yang diketahui tersebut, perlu dilakukan revitalisasi bahan pakan lokal
agar dihasilkan ternak yang berkualitas dan menghasilkan keuntungan lainnya, seperti
o Percepatan produksi (pengembangan SDM pakan, aplikasi teknologi yang
sesuai, peningkatan luasan tanam, sinergi pemangku kepentingan, mekanisasi
dan digitalisasi, perbaikan infrastruktur, serta komitmen dari pemerintah)
o Pengelolaan pakan (pengolahan pakan serta penyimpanan dan pergudangan
pakan)
o Formulasi ransum berbasis bahan pakan local
o Teknik yang dapat digunakan untuk peningkatan kualitas bahan pakan melalui
perlakuan fisik, kimia, enzim dan teknologi
Kandungan atau komposisi dari susu bubuk yang dapat diaplikasikan untuk broiler adalah
protein, lemak, bahan kering, serta serat kasar rendah
Penggunaan susu tidak boleh berlebih karena kandungan laktosa bisa berbahaya pada
ayam.
Hasil-hasil penelitian susu pada ayam pedaging:
1. Ata dan Al-Masad (2015) memaparkan bahwa penambahan susu tidak
mempengaruhi konsumsi pakan mingguan, meningkatkan pertambahan berat badan,
dan menurunkan konversi pakan rata-rata
2. Menurut Masita (2018), tidak mempengaruhi konsumsi pakan, meningkatkan rata-
rata pertambahan berat badan dan tidak mempengaruhi konversi pakan rata-rata
3. Alim dan Nanda (2011) menjelaskan bahwa susu pada ayam pedaging mampu
meningkatkan konsumsi pakan, berat badan bertambah dan menurunkan konversi
pakan