Anda di halaman 1dari 5

NORMA SOSIAL

oleh

Muhammad Dealova Eka Y

XI Bahasa

SMA NEGERI 1 TUREN


Jalan Mayjen Panjaitan No.65 Turen Malang 65175. Telepon (0341) 82711
Website: www.smanturen.sch.id/ e-mail: smanturen@gmail.com

Pengertian Norma Sosial

Pengertian norma sosial diambil dari kata dasar norma yang memiliki makna sebagai aturan, tata kelakuan atau tata aturan
yang terbentuk secara makro. Norma dapat tertuang dalam bentuk undang-undang, peraturan pemerintah, konstitusi, konvensi
hingga aturan tak tertulis pun juga bisa. Sementara kata dasar sosial itu mengacu pada kehidupan sosial yang tidak memiliki
batasan luas.
Ada yang unik norma sosial yang berlaku di Indonesia. Indonesia ada norma yang tidak tertulis yang masih dipegang teguh oleh
masyarakatnya. Apalagi di tiap daerah memiliki norma sosial yang berbeda-beda dan menjadi sebuah pedoman yang tidak
berani untuk dilanggar.

Sementara ada juga norma sosial yang berlaku untuk masyarakat yang kuat secara agama, norma sosial yang diterapkan adalah
norma yang diambil dari ajaran dan larangan yang disampaikan oleh hadis, Al Quran, Al Kitab dan aturan kitab masing-masing
agama yang dianut.

Ciri-Ciri Norma Sosial

Ciri-ciri norma sosial sebenarnya sering kita temui. Namun seringkali kita tidak menyadari jika itu termasuk dalam ciri-ciri norma
sosial. Lantas apa saja sih? Simak ulasannya sebagai berikut.

1. Dibuat dalam aturan tidak tertulis

Ciri-ciri norma sosial ada yang diatur secara tertulis. Namun banyak juga yang dibuat secara tidak tertulis. Mungkin selama ini
kita hanya berfikiran norma sosial dalam bentuk yang lebi luas lagi. Ternyata norma sosial yang dibuat oleh keluarga inti juga
banyak.

Misalnya, orangtua melarang pulang lebih dari pukul 21.00 WIB. Dan aturan-aturan lain yang tidak tertulis dan itu disepakati.
Jika tidak menepati aturan yang sudah di buat. Maka akan mendapatkan sanksi. Misalnya kena omelan orangtua, uang jajan
dikurangi atau mendapat hukuman yang dikehendaki orang tua.

2. Disepakati bersama

Ciri norma sosial yang kedua, aturan yang dibuat disepakati bersama. Bahkan jika kamu tidak menyepakati, dan banyak yang
bersepakatan, maka suara minoritas mau tidak mau sepakat dengan aturan yang ada.

3. Ditaati bersama

Norma sosial ditaati bersama. Jadi norma sosial tidak akan terbentuk jika tidak ada satupun yang sepakat. Untuk bisa
menghasilkan kesepakatan bersama, dibutuhkan diskusi, musyawarah terlebih dahulu. Orang yang tidak ikut dalam
musyawarah, dianggap setuju dengan kesimpulan yang dibuat.

4. Bersifat Berubah-ubah

Ternyata norma sosial memiliki sifat yang mudah berubah-ubah. Umumnya norma sosial akan berubah sesuai dengan
perkembangan zaman yang berlaku dan perubahan perilaku, sikap, gaya hidup masyarakatnya.

5. Umum dan Abstrak

Ciri-ciri norma sosial memuat nilai dan batasan-batasan yang diinginkan. Tentu saja cita-cita yang dimaksud adalah harapan
baik. Dimana aturan atau patokan yang dibuat untuk masyarakat sebagai bentuk pedoman umum untuk mengetahui mana
yang layak, patut dan boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan.

Itulah beberapa beberapa ciri dari norma sosial. Setidaknya dari beberapa norma sosial tersebut menunjukan bahwa aturan
tetap harus update dan tidak kaku. Adapun beberapa ciri lain selain yang disebutkan di atas, sebagai berikut.

•Dapat mempengaruhi kepribadian masyarakat secara positif maupun negatif

•Melibatkan emosi dan perasaan

•Menawarkan pilian dari sistem-sistem yang ada sesuai dengan kepentingan

•Setiap kebudayaan masyarakat di daerah tertentu memiliki nilai yang beragam

•Norma sosial yang ditaati dapat membentuk pola dan sistem sosial
•Nilai yang dapat dicapai dapat digunakan untuk pedoman interaksi sosial, dsb.

Tingkatan Norma Sosial

1. Cara

Tingkatan yang pertama adalah cara atau usage, dimana norma sosial lahir karena dibentuk oleh individu ataupun kelompok
dalam suatu masyarakat, namun tidak dilakukan secara terus menerus.

2. Kebiasaan

Tingkatan yang kedua berdasarkan kebiasaan atau folkways. Tingkatan kedua ini terjadi karena adanya kegiatan atau perbuatan
yang dilakukan secara berulang-ulang dan dilakukan secara sadar. Dimana kegiatan yang dilakukan secara sadar dan memiliki
tujuan yang dianggap benar dan baik.

3. Tata kelakuan

Tingkatan norma sosial yang ketiga adala tata kelakuan atau Mores. Tata kelakuan ini umumnya dilakukan berdasarkan sifat-
sifat yang hidup, yang dilakukan oleh sekelompok orang yang dilakukan secara sadar untuk melakukan pengawasan kepada
kelompok masyarakat.

Dimana aturan ini bersifat memaksa atau melarang sebuah perbuatan, agar tidak terjadi penyimpangan perilaku sikap akibat
menyimpang dari norma yang disepakati bersama.

4. Adat Istiadat

Tingkatan norma yang terakhir saya yakin kamu sudah tidak asing lagi. Yap, betul sekali, adat istiadat termasuk dalam tingkatan
norma sosial. Adat istiadat atau custom berisi tentang kumpulan tata kelakuan yang kedudukannya paling tinggi dan paling
dihormati oleh masyarakat.

Sifat adat istiadat ini bersifat kekal dan terintegrasi dengan sekelompok masyarakat tertentu. Adat istiadat dapat pula disebut
sebagai sistem nilai atau kebudayaan abstrak. Norma sosial yang mengacu pada aturan adat istiadat akan mendapatkan sanksi
keras, baik dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung.

Itulah empat tingkatan norma sosial. Dari tingkatan norma di atas, setidaknya kita tahu bahwasanya norma sosial tidak selalu
buruk, justru mendorong masyarakat untuk berinteraksi secara tepat.

Fungsi Norma Sosial

Setelah mengetahui pengertian, ciri dan tingkatan norma sosial, kita akan mengulas beberapa fungsi norma sosial. Apa saja sih?
Simak ulasannya berikut ini.

1. Motor Penggerak Harapan dan Cita-cita

Ditinjau dari fungsi norma sosial, dapat digunakan sebagai motor penggerak harapan dan cita-cita. Tidak dapat dipungkiri dalam
berinteraksi sosial dan menjalani hidup, kita tidak bisa hidup seorang diri. Dimana hidup harus berinteraksi dengan orang lain.
Agar tidak menyinggung dan melebihi batas, maka perlu adanya norma sosial.

Mengingat ada banyak bentuk norma sosial, (bisa diliat di jenis norma sosial) Misalnya aturan norma sosial yang mengacu pada
agama, yang melarang untuk berbuat baik kepada semua makhluk, maka nantinya akan mendapatkan imbalan surga. Sehingga
orang tersebut termotivasi untuk bersikap dan berbuat yang baik-baik.

2. Petunjuk Arah

Entah disadari atau tidak, norma sosial berfungsi sebagai petunjuk arah. Setidaknya kita jadi tahu apa yang boleh dilakukan, apa
yang tidak boleh dilakukan. Kita juga tahu apa yang menjadi aturan adat, apa yang menjadi aturan Negara. Setidaknya berkat
kehadiran norma, menjadikan tau batas-batas, sehingga rambu-rambu jelas dan memudahkan kita melangkah sesuai petunjuk
arah.

3. Membangun Solidaritas

Norma sosial mampu mendorong solidaritas semakin kuat. Terutama bagi orang-orang yang memiliki kelompok. Misa
kelompok muda-mudi, kelompok karang taruna, kelompok mahasiswa papua, kelompok mahasiswa Maluku dan masih banyak
lagi.

Umumnya kelompok-kelompok dibuat untuk menggalang kekuatan tim. Contoh sederhana, kelompok devisa Negara yang
merantau di negeri orang. Karena berada di Negara orang, dimana nilai budaya, selera dan segala sesuatunya berbeda jauh.

Salah satu cara melepas rindu pada tanah air, ada kelompok perantau Indonesia. Mereka berkumpul bersama dengan segala
macam aktivitas. Setidaknya dari kelompok-kelompok seperti itu tidak dapat meningkatkan solidaritas, memberikan kekuatan,
dan masih banyak lagi.

4. Sebagai Stabilitas

Adapun fungsi nilai sosial, yaitu sebagai benteng atau penjaga stabilitas budaya kelompok yang ada di masyarakat. Jika
konteksnya adalah internasional, maka norma sosial berperan sebagai filter budaya luar. Jika tidak ada norma sosial, budaya
luar yang masuk akan merusak dan menghilangkan identitas nilai lokal dan khas Indonesia itu sendiri.

Sementara kita tahu, bahwa Indonesia Negara multikultural. Ada banyak sekali budaya, adat dan bahasa yang memberikan nilai
dan keunikannya masing-masing. Perbedaan inilah yang dijadikan daya tarik dan memang harus dijaga. Agar tidak tergerus oleh
pengaruh dari budaya-budaya dari luar barat yang kurang pas dengan budaya kita.

Jenis Norma Sosial

Berbicara tentang norma, ternyata tidak hanya satu jenis norma sosial saja. Ada beberapa jenis norma sosial yang penting kamu
ketahui nih, berikut ulasannya.

1. Norma Agama

Norma agama adalah norma yang dibuat berdasarkan pada ajaran-ajaran agama. Karena norma agama merujuk pada wahyu
dan firman dari Tuhan, maka ketentuan yang dibuat bersifat tetap, tidak dapat ditawar-tawar lagi.

Sebagai negara yang beragam, cakupan norma agama tergantung dari masing-masing orang. Jika orang tersebut menganut
agama Islam, tentu saja norma sosial yang dianut berdasarkan aturan agama Islam. Berlaku sebaliknya, jika orang tersebut
beragama hindu, budha, katolik, kristen, protestan, maka norma agama yang mereka yakini adalah kitab atau pedoman ajaran
mereka.

2. Norma Kesopanan

Selain norma agama, ada juga yang disebut dengan norma kesopanan. Norma kesopanan adalah aturan yang sumber ajarannya
berdasarkan pada pola perilaku, dan berdasarkan hasil interaksi sosial. Baik itu yang bersifat individu maupun kelompok.

3. Norma Kesusilaan

Ada juga yang disebut dengan norma kesusilaan. Jadi yang dimaksud dengan norma kesusilaan adalah norma yang berisi aturan
dan ketentuan yang dilatarbelakangi atas dasar hati nurani, norma susila atau moral. Jadi harus memperhatikan moral yang
baik dan yang buruk itu bagaimana. Moral yang baik diterapkan, sementara moral yang buruk ditinggalkan.

4. Norma Hukum

Saya yakin kamu sudah tidak asing lagi dengan norma hukum. Norma hukum adalah aturan ketentuan yang dibuat mengacu
pada undang-undang yang dibuat oleh lembaga formal kenegaraan. Dapat dibilang, norma hukum sebagai aturan yang dapat
ditaati seluruh warga negara, tanpa terkecuali.
Contoh Norma Sosial

Setelah mempelajari dari A sampai Z tentang norma sosial. Barangkali ada diantara kamu yang masih bertanya-tanya. Contoh
norma sosial secara konkret itu yang seperti apa sih? Sebenarnya ada banyak kasus, diantaranya sebagai berikut.

•Membuang sampah di bak sampa

•Jika tinggal di Indonesia, yang mayoritas adalah masyarakat muslim, maka menggunakan baju yang sopan.

•Makan dan minumnya secara sopan, tidak sambil berdiri, tetapi dengan duduk.

•Saat berpapasan dengan orang yang lebih tua, mengucapkan salam sebagai bentuk sopan santun. Perilaku semacam ini bagi
anak muda generasi Z jarang melakukannya

•Makan dan minum menggunakan tangan kanan

Anda mungkin juga menyukai