Anda di halaman 1dari 4

Periode Mekah merupakan periode awal dakwah Nabi Muhammad setelah mendapat perintah

menyebarkan agama islam. Dakwah Nabi Muhammad periode Mekah merupakan dakwah paling berat
karena harus dilakukan secara diam-diam dan menghadapi banyak orang yang menentang ajaran islam.
Sejarah awal dakwah periode Mekah Menjelang usia 40 tahun, Rasulullah saw. sering
berkhalwat/menyendiri mencari kesunyian di Gua Hira. Rasulullah berkhalwat dengan tujuan untuk
menjauh dari hiruk-pikuk duniawi dan memohon petunjuk dari Allah Swt. dari keterpurukan bangsa
Arab.

Kegiatan berkhalwat ini dilakukan Rasulullah saw. berhari-hari, hingga pada suatu malam yang sunyi dan
pekat Jibril datang kepada Rasulullah saw. untuk menyampaikan wahyu pertama agama ini yaitu:

Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia, Yang mengajar (manusia)
dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.”

Setelah Jibril menyampaikan wahyu tersebut, Rasulullah saw. segera kembali ke rumah dengan keadaan
gemetar ketakutan bercampur rasa bingung. Sampai di rumah dengan keadaan gemetar ketakutan,
Rasulullah menjelaskan apa yang telah terjadi kepada istrinya, Khadijah. Setelah mendengar yang
disampaikan Rasulullah saw. Khadijah mengajak suaminya tersebut kepada saudaranya yaitu Waraqah
bin Naufal. Setelah mendengar penjelasan Rasulullah saw. Waraqah bin Naufal menjawab bahwa yang
menemui Rasulullah saw. adalah malaikat Jibril. Waraqah bin Naufal pun berjanji jika masa kenabian
telah tiba, dia akan beriman kepada ajaran yang dibawa oleh Rasulullah saw.

Sekian lama Rasulullah saw. tidak menerima wahyu atau perintah apapun pasca kejadian di Gua Hira.

Rasa penasaran dalam diri Rasulullah saw. mulai muncul maka setelah itu wahyu kedua pun diterima,
yaitu Surah Al-Mudatsir ayat 1-7, yang berbunyi:

1 - ‫يَا َأيُّهَا ْال ُم َّدثِّ ُر‬

2 - ْ‫قُ ْم فََأ ْن ِذر‬

3 - ْ‫ك فَ َكبِّر‬
َ َّ‫َو َرب‬

4 - ْ‫ك فَطَهِّر‬
َ َ‫َوثِيَاب‬

5 - ْ‫َوالرُّ جْ َز فَا ْهجُر‬

6 - ‫َواَل تَ ْمنُ ْن تَ ْستَ ْكثِ ُر‬


7 - ْ‫ك فَاصْ بِر‬
َ ِّ‫َولِ َرب‬

Artinya:

“Hai orang yang berkemul (berselimut), Bangunlah, lalu berilah peringatan! Dan Tuhanmu agungkanlah.
Dan pakaianmu bersihkanlah. Dan perbuatan dosa (menyembah berhala) tinggalkanlah. Dan janganlah
kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. Dan untuk (memenuhi
perintah) Tuhanmu, bersabarlah.”

turunnya ayat tersebut, Rasulullah saw. segera menjalankan dakwahnya. Pertama-tama kepada
keluarga yaitu Khadijah, anak-anak beliau, Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Haritsah. Selanjutnya Rasulullah
saw. mendakwahkan ajaran islam kepada sahabat-sahabat terdekat seperti Abu Bakar, Utsman, dan
sahabat lainnya yang dikenal sebagai Assabiqunal Awwalun atau orang-orang yang awal memeluk islam.
Akan tetapi, dakwah tersebut masih secara diam-diam. Hal ini dikarenakan keluarga dan masyarakat
Mekah yang banyak menentang ajaran islam. Akan tetapi, Rasulullah saw. tidak patah semangat.
Rasulullah saw. mencoba berdakwah di luar wilayah Mekah yaitu di Yatsrib dan Ethiopia (Habsyi).
Penduduk Yatsrib (Madinah) yang pertama kali dan memiliki kuasa luas yaitu: As’ad bin Zurarah, Auf bin
Al Haris bin Rafi’ah bin Afra, Rafi’ bin Malik bin Al Ajlan, Quthbah bin Amir bin Hadidah, Uqbah bin Amir
bin Haby, dan Jabir bin Abdullah bin Ri’ab. Meskipun sudah memiliki pengikut, dakwah Rasulullah saw.
tetap saja mendapat hambatan yang membuat dakwah berjalan sangat lamban. Banyak diantara
pengikut Rasulullah saw. yang menderita hidupnya karena siksaan dan kekejaman kafir Quraisy Mekah.
Tidak sedikit mereka yang mendapat siksaan dan yang gugur karena mempertahankan aqidah Islam
seperti keluarga Sumayyah serta yang lainnya. Pada tahun ke 5 kenabian, Rasulullah saw.
memerintahkan para sahabatnya untuk hijrah ke Ethiopia. Kaum muslimin hijrah dengan dua
gelombang. Gelombang pertama sebanyak 15 orang (11 orang laki-laki dan 4 orang perempuan).
Gelombang kedua sebanyak 76 orang ( 63 orang laki-laki dan 13 orang perempuan). Selain itu, ada juga
yang berangkat secara sendiri-sendiri sehingga jumlah mereka sebanyak 101 orang (83 orang laki-laki
dan 18 orang perempuan). Pada tahun ke 10 kenabian, Rasulullah saw. istri tercintanya Khadijah dan
paman yang setia Abu Thalib (ayah dari Ali bin Abi Thalib) meninggal dunia. Karena hal tersebut semakin
besar siksaan dan tekanan terhadap dakwah Rasulullah saw. Rasulullah berniat melakukan dakwah di
Kota Thaif. Tepatnya di suku Bani Tsaqif yang masih memiliki hubungan kekeluargaan dengan Rasulullah
saw. Akan tetapi suku Bani Tsaqif dan seluruh Kota Thaif menolak dakwah Rasulullah saw. bahkan
melempari Rasulullah saw. dengan batu hingga keluar gerbang Kota Thaif mengakibatkan kaki Rasulullah
saw. berdarah. Saat kondisi sakit, panas, luka, dakwah ditolak, Rasulullah saw. berdoa di bawah pohon
untuk berteduh: “Ya Allah, kemana Engkau akan arahkan kakiku? Ke sebuah kota kah (Mekah) yang
menolak dakwah? Atau ke kota ini (Thaif) yang melempariku dengan batu? Atau ke satu masa depan
yang aku belum tahu ya Allah. Tetapi, kalau seandainya ya Allah, semua ini tidak merusak hubunganku
dengan-Mu, maka aku tidak peduli ya Allah, aku akan tetap berdakwah.”
Dakwah Nabi Muhammad SAW berisikan ajakan kepada semua umat agar meninggalkan kejahiliyahan.
Sehingga menjadi umat yang percaya akan kebenaran adanya Allah SWT. Ajaran yang Rasul sampaikan
agar bisa mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, dakwah yang Rasul lakukan tidaklah
semudah seperti yang anda bayangkan. Ada banyak rintangan yang menghadang hingga menuju
kemenangan. Dalam agama Islam terdapat dengan adanya Nabi yang bertugas sebagai utusan Allah SWT
agar bisa menuntun umat ke jalan yang benar. Rasulullah SAW merupakan nabi terakhir yang
menjalankan dakwah Islam dan mengajarkannya pada umat. Nabi Muhammad mulai menjadi seorang
rasul pada tanggal 17 Ramadhan atau 13 tahun sebelum hijrah. Usia Nabi Muhammad saat itu 40 tahun.
Rasul memiliki sejarah dakwah pada periode Makkah. Nabi Muhammad SAW menjadi seorang rasul
dengan ditandai turunnya malaikat Jibril. Turunnya malaikat Jibril karena menyampaikan tugas untuk
Rasulullah. Dengan turunnya wahyu pertama yaitu surah Al-‘Alaq ayat 1-5. Turunnya wahyu pertama ini
kini menjadi hari yang selalu diperingati dengan nama Nuzulul Qur’an. Selama perjalanan dakwah, Nabi
Muhammad SAW berangsur-angsur menerima wahyu berupa ayat Al-Qur’an. Bahkan selama dakwahnya
Rasul sudah menerima wahyu Allah sejumlah 4726 ayat. Terdiri dari 89 surah dan yang turun pertama
kali yaitu surah Al-Muddatsir ayat 1-7 yang turun setelah wahyu pertama. Kegigihan dan ketaqwaan
Rasulullah kini berhasil dan berujung pada kemenangan. Namun, ajaran Rasul terus berjalan sampai
wafat. Ajaran yang Rasul berikan pun penuh halangan, bahkan tidak bisa semua menerimanya dengan
mudah oleh kaumnya. Dakwah Nabi Muhammad SAW Sejak awal Rasulullah memiliki tugas dari oleh
Allah SWT untuk menyampaikan kebenaran ajaran agar mengakui adanya keesaan Allah SWT. Setelah
turunnya wahyu pertama, berlanjut dengan wahyu berikutnya. Surah Al-Mudatsir menjadi wahyu kedua
yang berisi perintah agar Rasul melakukan ajaran atau menyiarkan agama Islam ke seluruh umat
manusia. Adapun isi dari ajaran yang berlaku yaitu mengajarkan keesaan Allah SWT, hari kiamat,
kesucian jiwa, hingga persaudaraan dan persatuan. Seruan dakwah Rasul semakin membuktikan bahwa
Rasul bersungguh-sungguh dalam mengajarkan agama Islam pada umat manusia. Selama kurang lebih
13 tahun Rasul melakukan dakwahnya di kota kelahiran yaitu Makkah. Sedangkan 10 tahun yang
selanjutnya berada di Kota Madinah al-Munawwaroh. Waktu itu dakwah yang dilakukan Rasul secara
sembunyi-sembunyi. Sehingga penyampaian dakwahnya tidak semudah yang anda gunakan. Justru
orang-orang yang sudah terbiasa dengan Rasulullah merahasiakan pesan yang Rasul sampaikan. Dakwah
Nabi Muhammad SAW Secara Sembunyi-Sembunyi Rasulullah melakukan usahanya dengan sembunyi-
sembunyi untuk mengajarkan ajaran agama Islam. Beberapa tahun kemudian saat berada di kota
Mekah, Nabi Muhammad SAW terus berusaha menjalankan dakwahnya. Adapun tujuan yang bisa
disampaikan dalam dakwahnya di Kota Makkah yakni mengajarkan pada masyarakat untuk
meninggalkan kejahiliyahnya. Sehingga akan mengakui adanya agama Islam, mulai dari beberapa jenis.
Antara lain agama, moral, dan hukum, sehingga menjadi pilihan tepat pada siapapun yang tidak bertaat.
Penyampaian dakwah Nabi Muhammad sekaligus mengamalkan, hingga dapat umat kerjakan dalam
kehidupan sehari-hari. Agar bisa tercapai tujuan, Rasulullah melakukan metode dakwah secara
sembunyi dan terang-terangan. Hal ini bertujuan agar bisa menyampaikan sampai ke semua masyarakat
Islam. Dakwah yang dilakukan secara sembunyi sembunyi tersebut menyerukan agama Islam kepada
kerabat, sahabat, dan orang sekitar Rasulullah. Dakwah Nabi Muhammad SAW Secara Terang-Terangan

Selain menjalankan dakwahnya melalui cara sembunyi-sembunyi, Rasulullah juga melakukannya secara
terang-terangan. Dakwah yang satu ini mulai sejak tahun ke-4 kenabian setelah turunnya wahyu untuk
melakukannya. Dengan adanya cara dakwah ini, mulai muncul berbagai pertentangan. Langkah pertama
yang Rasul lakukan yaitu dengan mengumpulkan kaum kerabat Bani Hasyim dalam jamuan makan. Saat
itulah sekaligus ajaran agama mulai berjalan. Setelah itu, barulah Rasulullah mulai mengajak para
penduduk Mekah untuk berkumpul di Bukit Shafa. Rasulullah menyampaikan dakwahnya kepada
penduduk Mekah. Rasulullah tidak langsung berhasil mengajak penduduk masuk Islam. Namun, ada juga
yang melakukan penolakan dan menentang. Namun, dengan kegigihan dan ketaqwaan Rasul, ajaran
Islam mulai berkembang. Sehingga dakwah Nabi Muhammad SAW terus mengalami perkembangan dari
waktu ke waktu. Semua Rasul lakukan dengan perintah Allah SWT melalui wahyu yang turun secara
berangsur-angsur.

Anda mungkin juga menyukai