Anda di halaman 1dari 12

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

Kerangka Konseptual, Karakteristik Kualitatif dan Standar Akuntansi


Pemerintahan
Dosen Pengampu : Ketut Alit Suardana, S.E., Ak., M.Si., CA

Kelompok 7
Kelas C2
Oleh:
1. Ni Putu Meita Krisdayanti 2007531235/24
2. Arya Nararuci Paramahita 2007531238/25
3. Ayu Cantika Amanda 2007531259/26
4. I Putu Agus Sedana Prayoga 2007531272/27

S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
2021/2022
A. Kerangka konseptual akuntansi Pemerintahan
Kerangka Konseptual merumuskan konsep yang mendasari penyusunan dan
pengembangan SAP yang selanjutnya dapat disebut standar. Tujuannya adalah sebagai acuan
bagi:
1. penyusun standar dalam melaksanakan tugasnya;
2. penyusun laporan keuangan dalam menanggulangi masalah akuntansi yang belum
diatur dalam standar;
3. pemeriksa dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun
sesuai dengan standar; dan
4. para pengguna laporan keuangan dalam menafsirkan informasi yang 12 disajikan pada
laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar.
Kerangka Konseptual berfungsi sebagai acuan dalam hal terdapat masalah akuntansi yang
belum dinyatakan dalam standar akuntansi pemerintahan. Dalam hal terjadi pertentangan
antara kerangka konseptual dan standar, maka ketentuan standar diunggulkan relatif terhadap
kerangka konseptual. Dalam jangka panjang, konflik demikian diharapkan dapat diselesaikan
sejalan dengan pengembangan SAP di masa depan.
1) Lingkungan Akuntansi Pemerintah
Lingkungan operasional organisasi pemerintah berpengaruh terhadap karakteristik tujuan
akuntansi dan pelaporan keuangannya. Ciri-ciri penting lingkungan pemerintahan yang perlu
dipertimbangkan dalam menetapkan tujuan akuntansi dan pelaporan keuangan adalah sebagai
berikut:
1. Ciri utama struktur pemerintahan dan pelayanan yang diberikan:
a) bentuk umum pemerintahan dan pemisahan kekuasaan;
b) sistem pemerintahan otonomi dan transfer pendapatan antarpemerintah;
c) pengaruh proses politik;
d) hubungan antara pembayaran pajak dengan pelayanan pemerintah.
2. Ciri keuangan pemerintah yang penting bagi pengendalian:
anggaran sebagai pernyataan kebijakan publik, target fiskal, dan sebagai alat pengendalian;
a) investasi dalam aset yang tidak langsung menghasilkan pendapatan;
b) kemungkinan penggunaan akuntansi dana untuk tujuan pengendalian; dan
c) Penyusutan nilai aset sebagai sumber daya ekonomi karena digunakan dalam
kegiatan operasional pemerintahan.
2) Bentuk Umum Pemerintahan dan Pemisahan Kekuasaan
Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berasas Pancasila, kekuasaan ada di
tangan rakyat sesuai dengan sila keempat. Rakyat mendelegasikan kekuasaan kepada pejabat
publik melalui proses pemilihan. Sejalan dengan pendelegasian kekuasaan ini terdapat
pemisahan wewenang di antara eksekutif, legislatif, yudikatif, dan penyelenggara negara
lainnya sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945. Sistem ini dimaksudkan untuk
mengawasi dan menjaga keseimbangan terhadap kemungkinan penyalahgunaan kekuasaan di
antara penyelenggara negara. Sebagaimana berlaku dalam lingkungan keuangan negara,
pemerintah menyusun anggaran dan menyampaikannya kepada DPR/DPRD untuk
mendapatkan persetujuan. Setelah mendapat persetujuan, pemerintah melaksanakannya dalam
batas-batas apropriasi dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berhubungan
dengan apropriasi tersebut. Pemerintah bertanggung jawab atas penyelenggaraan keuangan
tersebut kepada DPR/DPRD.
3) Pengaruh Proses Politik
Salah satu tujuan utama pemerintah adalah meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat.
Sehubungan dengan itu, pemerintah berupaya untuk mewujudkan keseimbanganfiskal dengan
mempertahankan kemampuan keuangan negara yang bersumber dari pendapatan pajak dan
sumber-sumber lainnya guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Salah satu ciri yang penting
dalam mewujudkan keseimbangan tersebut adalah berlangsungnya proses politik untuk
menyelaraskan berbagai kepentingan yang ada di masyarakat.
4) Hubungan antara Pembayaran Pajak dan Pelayanan Pemerintah
Walaupun dalam keadaan tertentu pemerintah memungut secara langsung atas pelayanan
yang diberikan, pada dasarnya sebagian besar pendapatan pemerintah bersumber dari pungutan
pajak dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat. Jumlah pajak yang dipungut
tidak berhubungan langsung dengan pelayanan yang diberikan pemerintah kepada wajib pajak.
Pajak yang dipungut dan pelayanan yang diberikan oleh pemerintah mengandung sifat-sifat
tertentu yang wajib dipertimbangkan dalam mengembangkan laporan keuanga n, antara lain
sebagai berikut:
1. Pembayaran pajak bukan merupakan sumber pendapatan yang sifatnya suka rela.
2. Jumlah pajak yang dibayar ditentukan oleh basis pengenaan pajak sebagaimana
ditentukan oleh peraturan perundang-undangan, seperti penghasilan yang diperoleh,
kekayaan yang dimiliki, aktivitas bernilai tambah ekonomis, atau nilai kenikmatan
yang diperoleh.
3. Efisiensi pelayanan yang diberikan pemerintah dibandingkan dengan pungutan yang
digunakan untuk pelayanan dimaksud sering sukar diukur sehubungan
denganmonopoli pelayanan oleh pemerintah. Dengan dibukanya kesempatan kepada
pihak lain untuk menyelenggarakan pelayanan yang biasanya dilakukan pemerintah,
seperti layanan pendidikan dan kesehatan, pengukuran efisiensi pelayanan oleh
pemerintah menjadi lebih mudah.
4. Pengukuran kualitas dan kuantitas berbagai pelayanan yang diberikan pemerintah
adalah relatif sulit.
5) Anggaran Sebagai Pernyataan Kebijakan Publik, Target Fiskal, dan Alat
Pengendalian
Anggaran pemerintah merupakan dokumen formal hasil kesepakatan antara eksekutif dan
legislatif tentang belanja yang ditetapkan untuk melaksanakan kegiatanpemerintah dan
pendapatan yang diharapkan untuk menutup keperluan belanja tersebut atau pembiayaan yang
diperlukan bila diperkirakan akan terjadi defisit atausurplus. Dengan demikian, anggaran
mengkoordinasikan aktivitas belanja pemerintah dan memberi landasan bagi upaya perolehan
pendapatan dan pembiayaan oleh pemerintah untuk suatu periode tertentu yang biasanya
mencakup periode tahunan. Namun, tidak tertutup kemungkinan disiapkannya anggaran untuk
jangka waktu lebih atau kurang dari satu tahun. Dengan demikian, fungsi anggaran di
lingkungan pemerintah mempunyai pengaruh penting dalam akuntansi dan pelaporan
keuangan, antara lain karena:
1. Anggaran merupakan pernyataan kebijakan publik.
2. Anggaran merupakan target fiskal yang menggambarkan keseimbangan antara belanja,
pendapatan, dan pembiayaan yang diinginkan.
3. Anggaran menjadi landasan pengendalian yang memiliki konsekuensi hukum.
4. Anggaran memberi landasan penilaian kinerja pemerintah.
5. Hasil pelaksanaan anggaran dituangkan dalam laporan keuangan pemerintah sebagai
pernyataan pertanggungjawaban pemerintah kepada publik.
6) Kebutuhan Informasi Para Pengguna Laporan Keuangan
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bertujuan umum untuk memenuhi
kebutuhan informasi dari semua kelompok pengguna. Dengan demikian, laporan keuangan
pemerintah tidak dirancang untuk memenuhi kebutuhan spesifik dari masing-masing kelompok
pengguna. Namun demikian, berhubung laporan keuangan pemerintah berperan sebagai
wujud akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, maka komponen laporan yang disajikan
setidak-tidaknya mencakup jenis laporan dan elemen informasi yang diharuskan oleh ketentuan
peraturan perundang-undangan (statutory reports). Selain itu, karena pajak merupakan sumber
utama pendapatan pemerintah, maka ketentuan laporan keuangan yang memenuhi kebutuhan
informasi para pembayar pajak perlu mendapat perhatian. Kebutuhan informasi tentang
kegiatan operasional pemerintahan serta posisi kekayaan dan kewajiban dapat dipenuhi
dengan lebih baik dan memadai apabila didasarkan pada basis akrual, yakni berdasarkan
pengakuan munculnya hak dan kewajiban, bukan berdasarkan pada arus kas semata. Namun,
apabila terdapat ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengharuskan penyajian suatu
laporan keuangan dengan basis kas, maka laporan keuangan dimaksud wajib disajikan
demikian. Meskipun memiliki akses terhadap detail informasi yang tercantum di dalam laporan
keuangan, pemerintah wajib memperhatikan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
untuk keperluan perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Selanjutnya,
pemerintah dapat menentukan bentuk dan jenis informasi tambahan untuk kebutuhan sendiri
di luar jenis informasi yang diatur dalam kerangka konseptual ini maupun standar-standar
akuntansi yang dinyatakan lebih lanjut.
7) Entitas Akuntansi dan Pelaporan
Entitas Akuntansi adalah unit pada pemerintahan yang mengelola anggaran, kekayaan, dan
kewajiban yang menyelenggarakan akuntansi dan menyajikan laporan keuangan atas dasar
akuntansi yang diselenggarakannya.
Entitas Pelaporan merupakan unit pemerintahan yang terdiri atas satu atau lebih entitas
akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyajikan laporan
pertanggungjawaban, berupa laporan keuangan yang bertujuan umum, yang terdiri atas:
1. Pemerintah pusat;
2. Pemerintah daerah;
3. Masing-masing kementerian negara/lembaga di lingkungan pemerintah pusat;
4. Satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat/daerah atau organisasi lainnya, jika
menurut peraturan perundang-undangan satuan organisasi dimaksud wajib menyajikan
laporan keuangan.
Dalam penetapan entitas pelaporan, perlu dipertimbangkan syarat pengelolaan, pengendalian,
dan penguasaan suatu entitas pelaporan terhadap aset, yurisdiksi, tugas dan misi tertentu,
dengan bentuk pertanggungjawaban dan wewenang yang terpisah dari entitas pelaporan
lainnya.
B. karakteristik kualitatif akuntansi pemerintahan
Karakteristik laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam
informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Paragraf 35 Standar Akuntansi
Pemerintah (SAP) menyebutkan bahwa laporan keuangan harus memiliki 4 karakteristik
kualitatif. Keempat karakteristik tersebut merupakan prasyarat normatif yang diperlukan agar
laporan keuangan pemerintah dapat dikatakan berkualitas sesuai yang dikehendaki. Berikut
adalah 4 karakteristik kualitatif menurut Standar Akuntansi Pemerintah :
1. Relevan
Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang termuat di dalamnya dapat
mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristwa masa
lalu atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Dengan demikian, informasi laporan
keuangan yang relevan dapat dihubungkan dengan maksud penggunaannya. Contoh informasi
yang relevan adalah :
1. Memiliki manfaat umpan balik (feedback value)
Informasi yang memungkinkan pengguna untuk menegaskan atau mengoreksi hasil di masa
lalu.
1. Memiliki manfaat prediktif (predictive value)
Informasi yang dapat membantu pengguna untuk memprediksi masa yang akan datang
berdasarkan hasil dari masa lalu atau kejadian masa kini.
1. Tepat waktu
2. Lengkap
2. Andal
Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian y ang menyesatkan dan kesalahan
material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi. Informasi mungkin
relevan, tetapi jika penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi tersebut
secara potensial dapat menyesatkan.
3. Dapat Dibandingkan
Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat
dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan
entitas pelaporan lain pada umumnya. Perbandingan dapat dilakukan secara internal
dan eksternal. Perbandingan secara internal dapat dilakukan apabila suatu entitas
menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke tahun. Perbandingan
eksternal dapat dilakukan apabila entitas yang diperbandinkan menerapkan kebijakan
akuntansi yang lebih baik daripada kebijakan akuntansi yang sekarang diterapkan,
perubahan tersebut diungkapkan pada periode terjadinya perubahan.
4. Dapat Dipahami
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh
pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas
pemahaman para pengguna. Untuk itu, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan
yang memadai atas kegiatan dan lingkungan operasi entitas pelaporan, serta adanya
kemauan pengguna untuk mempelajari informasi yang dimaksud.
C. Standar Akuntansi Pemerintahan
1) Pengertian Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
Standar Akuntansi Pemerintahan(SAP) adalah prinsip-prinsip akuntansi yang
diterapkan dalam Menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah yang terdiri
atas laporan keuangan pemerintah pusat (LKPP) dan laporan keuangan pemerintah
daerah (LKPD). Laporan keuangan pokok menurut SAP adalah:
1. Laporan realisasi anggaran
2. Neraca
3. Laporan arus kas
4. Catatan atas laporan keuangan
Laporan keuangan pemerintah untuk tujuan umum juga mempunyai
kemampuan prediktif dan prospektif dalam hal memprediksi besarnya sumber daya
yang dibutuhkan untuk operasi berkelanjutan, sumber daya yang dihasilkan dari
operasi yang berkelanjutan, serta resiko dan ketidakpastian yang terkait.
Pengguna laporan keuangan pemerintah adalah:
1. Masyarakat
2. Para wakil rakyat, Lembaga pemeriksa dan Lembaga pengawas
3. Pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan pinjaman
4. Pemerintah
SAP dinyatakan dalam bentuk pernyataan standar akuntansi
pemerintahan (PSAP), yaitu SAP yang diberi judul, nomor, dan tanggal efektif.
Selain itu, SAP juga dilengkapi dengan kerangka konseptual akuntansi
pemerintah.
PSAP dapat dilengkapi dengan interpretasi pernyataan standar akuntansi
pemerintahan (IPSAP) atau bulletin teknis SAP. IPSAP dimaksudkan untuk
menjelaskan lebih lanjut topik tertentu guna menghindari salah tafsir
penggunaan PSAP. Sedangkan bulletin teknis SAP dimaksudkan untuk
mengatasi masalah teknis akuntansi dengan menjelaskan secara teknis
penerapan PSAP atau IPSAP.
SAP memiliki beberapa basis penerapan yaitu
1. SAP berbasis kas
Basis kas untuk laporan realisasi anggaran berarti bahwa pendapatan
diakui pada saat kas diterima di rekening kas umum negara/ daerah atau oleh
entitas pelaporan dan belanja diakui pada saat kas dikeluarkan dari rekening
kas umum negara/daerah atau entitas pelaporan (peraturan pemerintah
nomor 71 tahun 2010).
2. SAP Berbasis kas menuju akrual
Penerapan SAP Berbasis Akrual dilaksanakan secara bertahap dari
penerapan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual menjadi penerapan SAP
Berbasis Akrual. SAP Berbasis Kas Menuju Akrual yaitu SAP yang
mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan berbasis kas, serta
mengakui aset, utang, dan ekuitas dana berbasis akrual. Ketentuan lebih
lanjut mengenai penerapan SAP Berbasis Akrual secara bertahap pada
pemerintah pusat diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan.Ketentuan
lebih lanjut mengenai penerapan SAP Berbasis Akrual secara bertahap pada
pemerintah daerah diatur dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri.
Perbedaan mendasar SAP berbasis kas menuju akrual dengan SAP
berbasis akrual terletak pada PSAP 12 mengenai laporan operasional.Entitas
dilaporkan secara transparan tentang besarnya sumber daya ekonomi yang
didapatkan, dan besarnya beban yang harus ditanggung untuk menjalankan
kegiatan pemerintahan. Surplus/defisit operasional merupakan penambah
atau pengurang ekuitas, atau kekayaan bersih entitas pemerintahan yang
bersangkutan ( PP No. 71 Tahun 2010).
3. SAP berbasis akrual
SAP Berbasis Akrual, yaitu SAP yang mengakui pendapatan,
pengeluaran, aset, utang, dan ekuitas dana dalam pelaporan keuangan
berbasis akrual, serta mengakui pendapatan, pengeluaran, dan pembiayaan
dalam pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan dasar yang ditetapkan
dalam APBN/APBD.
Basis akrual untuk neraca berarti bahwa aset, kewajiban, dan ekuitas
dana diakui dan dicatat pada saat transaksi, atau ketika peristiwa atau
kondisi lingkungan mempengaruhi keuangan pemerintah, terlepas dari
kapan kas atau setara kas diterima atau dibayarkan (PP 71 Tahun 2010).
SAP berbasis akrual diterapkan dalam lingkungan pemerintah yaitu
pemerintah pusat, pemerintah daerah dan satuan organisasi di lingkungan
pemerintah pusat/daerah, jika menurut peraturan perundang-undangan
satuan organisasi dimaksud wajib menyajikan laporan keuangan (PP No.71
Tahun 2010).
SAP Berbasis Akrual tersebut dinyatakan dalam bentuk PSAP dan
dilengkapi dengan Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintah. PSAP dan
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan dalam rangka SAP Berbasis
Akrual yang disebutkan dalam Lampiran I Peraturan Pemerintah nomor 71
Tahun 2010.
2) Kerangka konseptual akuntansi pemerintah (KKAP)
KKAP menunjukanpada empat pihak yaitu komite penyusun standar, penyusun
laporan keuangan, pemeriksa, dan para pemakainya. Kerangka konseptual akuntansi
pemerintah ini merumuskan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan
keuangan pemerintah pusat dan daerah. Sebagai acuan bagi:
1. Penyusunan standar akuntansi pemerintah (KSAP). Tujuan KSAP adalah
untuk meningkatkan transparasi dan akuntabilitas penyelenggaraan
akuntansi pemerintah melalui penyusunan dan pengembangan SAP
2. Penyusunan Laporan
3. Pemeriksaan. Pemeriksaan adalah orang yang melakukan tugas
pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara untuk dan
atas nama BPK
4. Para pengguna laporan keuangan
3) Kandungan peraturan pemerintah standar akuntansi pemerintahan(PP-SAP)
Peraturan pemerintah Nomor 17 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah
terdiri dari:
• SAP berbasis akrual
Lampiran I.01 : kerangka konseptual akuntansi pemerintahan
Lampiran I. 02 : penyajian laporan keuangan
Lampiran I. 03 : laporan realisasi anggaran berbasis kas
Lampiran I.04 : laporan arus kas
Lampiran I.05 : catatan atas laporan kas
Lampiran I.06 : akuntansi persediaan
Lampiran I.07 : akuntansi investasi
Lampiran I.08 : akuntansi asset tetap
Lampiran I.09 : akuntansi kontruksi dalam pengerjaan
Lampiran I.0.10 : akuntansi kewajiban
Lampiran I.0.11 : koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan
estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak dilanjutkan
Lampiran I.0.12 : laporan keuangan konsolidasi
Lampiran I.0.13 : laporan keuangan operasional
• SAP berbasis kas menuju akrual
Lampiran II.01 : Kerangka konseptual akuntansi pemerintah
Lampiran II.02 : penyajian laporan keuangan
Lampiran II.03 : laporan realisasi anggaran
Lampiran II.04 : laporan arus kas
Lampiran II.05 : catatan atas laporan keuangan
Lampiran II.06 : akuntansi persediaan
Lampiran II.07 : akuntansi investasi
Lampiran II.08 : akuntansi asset tetap
Lampiran II.09 : akuntansi kontruksi dalam pengerjaan
Lampiran II.10 : akuntansi kewajiban
• SAP berbasis Akrual
Lampiran III : Proses penyusunan standar akuntansi pemerintah
berbasis
Akrual
4) Perbedaan SAK dengan SAP
SAK SAP
Aktiva Sumber daya yangSumber daya ekonomi
dikuasai oleh perusahaanyang dikuasai dan/atau
sebagai akibat dari
dimiliki oleh pemerintah
peristiwaa masalalu dan sebagai akibat dari
dari mana peristiwa masa lalu dan
dari mana manfaat
Manfaat ekonomi di masa
ekonomi dan atau social di
depan diharapkan akan
masa depan diharapkan
diperoleh perusahaan
dapat diperoleh, baik oleh
pemerintah maupun
masyarakat, serta dapat
diukur dalam satuan uang,
termasuk sumber daya
non-keuangan yang
diperlukan untuk
penyediaan jasa bagi
masyarakat umum dan
sumber-sumber daya yang
dipelihara karena balasan
sejarah dan budaya.
Kewajiban Hutang perusahaan masa Hutang yang timbul dari
kini yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
peristiwa masa lalu, penyelesaiannya
penyelesaiannya mengakibatkan aliran
diharapkan mengakibatkan keluar sumber daya
arus keluar dari sumber ekonomi pemerintah
daya perusahaan yang
mengandung manfaat
ekonomi

Ekuitas Hal residual atas aktiva Dikenal dengan ekuitas


perusahaan setelah dana adalah kekayaan
dikurangi semua bersih pemerintah yang
kewajiban. Hak merupakan selisih antara
residualatas aktiva asset dan kewajiban
perusahaan setelah pemerintah
dikurangi semua
kewajiban

Terdapat perbedaan yang lain antara standar akuntansi pemerintah dan standar
akuntansi keuangan sebagai berikut:
1. SAP digunakan oleh entitas yang bertanggung jawab menyediakan barang dan jasa
untuk rakyat, sementara SAK digunakan oleh entitas yang bertanggung jawab mencari
laba untuk pemilik/pemegang saham.
2. SAK menggunakan basis akrual sedangkan SAP menggunakan basis kas menuju
akrual. Contohnya :
a. Pengakuan pendapatan, dalam laporan keuangan BLU (Badan Layanan Umum)
versi SAK seluruh pendapatan yang secara akrual telah terjadi pasti akan
dilaporkan, namun dalam laporan keuangan versi SAP hanya pendapatan yang telah
diterima kasnya saja yang akan dilaporkan.
3. Perbedaaan antara SAP dan SAK juga terletak pada komponen laporan keuangannya,
yang berbeda dari SAP adalah tidak adanya laporan rugi/laba dalam pemerintahan yang
dikenal dengan laporan kinerja keuangan (surplus/defisit). Laporan ini mengukur
keberhasilan operasi entitas selama periode tertentu. Keberhasilan digambarkan dari
kemampuan entitas dalam menciptakan surplus.
4. SAP digunakan oleh entitas yang bertanggung jawab menyediakan barang dan jasa
untuk rakyat, sementara SAK digunakan oleh entitas yang bertanggung jawab mencari
laba untuk pemilik/pemegang saham. Namun, setidaknya, kita dapat melihat sejauh
mana kedua standar tersebut memenuhi pertanggungjawabannya masing-masing
penggunanya.
5. Analisis Komparasi Kerangka Konseptual SAK (Standar Akuntansi Pemerintah) dan
SAP (Standar Akuntansi Pemerintah). Dalam SAK, pengertian dan prinsip -prinsip
akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan
perusahaan. Sedangkan, dalam SAP, prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam
menyusun dan menyajikan laporan keuangan perusahaan. sedangkan dalam SAP,
prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam Menyusun dan menyajikan laporan
keuangan pemerintah.
6. Asumsi dasar SAK dan SAP. Asumsi dasar SAK: dasar actual dan kelangsungan usaha.
Asumsi dasar SAP: asumsi kemandirian entitas, asumsi kesinambungan entitas, dan
asumsi keterukuran dalam satuan uang.
DAFTAR PUSTAKA
Wikiapbn. 2015. Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan.
https://www.wikiapbn.org/kerangka-konseptual-akuntansi-pemerintahan/. Diakses pada 22
Oktober 2021
https://www.academia.edu/29707725/makalah_standar_Akuntansi_Pemerintahan
https://blud.co.id/wp/karakteristik-kualitatif-laporan-keuangan-sap/
Sumber : Peraturan Pemerintah (PP) No.71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintah (SAP)

Anda mungkin juga menyukai