Anda di halaman 1dari 2

Zakat merupakan salah satu rukun islam.

Hal ini ditegaskan oleh Rasulullah Saw dalam


sebuah hadis:
“Islam dibangun di atas lima hal: kesaksian bahwa sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah
dan sesungguhnya Muhammad utusan Allah, melaksanakan salat, membayar zakat, haji,
dan puasa Ramadan.” (HR Bukhari Muslim)
Selain itu menunaikan zakat hukumnya adalah fardlu ‘ain. Imam al-Nawawi dalam kitabnya
Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab juga menyatakan bahwa hukum zakat adalah wajib
berdasarkan kesepakatan para ulama dengan mengacu pada dalil-dalil mengenai
kewajibannya yang sudah jelas termaktub dalam al-Qur’an dan Sunnah.
Allah Swt berfirman:
“Dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku”. (QS.
Al-Baqarah: 43)
Adapun tujuan dari disyariatkannya zakat adalah untuk menjembatani jurang pemisah
antara yang miskin dengan yang kaya, mewujudkan solidaritas ataupun kesetiakawanan
sosial, membantu para fakir miskin dan mereka yang membutuhkan, membersihkan diri dari
penyakit tamak dan kikir, serta merupakan ekspresi rasa syukur atas nikmat yang telah Allah
Swt berikan.
Zakat juga sangat membantu dalam pemenuhan kebutuhan dan peningkatan taraf hidup
mustahiq-nya khususnya masyarakat ekonomi kelas bawah.
Oleh karena itu hendaklah pendistribusian zakat benar-benar diberikan kepada mereka yang
memang berhak menerimanya. Mengenai golongan yang berhak menerima zakat sendiri
telah disebutkan secara jelas dalam surah Al-Taubah ayat 60.
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin,
pengurus-pengurus zakat, Para mu’allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan)
budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang
dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha
mengetahui lagi Maha Bijaksana”. (QS. Al-Taubah : 60)
Adapun golongan yang tidak berhak menerima zakat, Syeikh Muhammad ibn Qasim al-Qhazi
dalam kitabnya Fath al-Qarib menyebutkan bahwa ada lima orang yang tidak berhak
menerima zakat, yaitu:
Pertama. orang kaya.
Zakat tidak seharusnya diberikan kepada orang kaya yaitu orang yang miliki harta yang
banyak dan penghasilan yang cukup. Rasulullah Saw bersabda:
“Tidak ada hak zakat untuk orang kaya, dan tidak pula orang yang masih kuat bekerja.” (HR.
Al-Nasa’i)
Kedua, keluarga Rasulullah Saw.
Rasulullah Saw menegaskan bahwa ahlu bait tidak boleh menerima zakat. Adapun ahlu bait beliau
adalah semua keturunan Bani Hasyim dan Bani Abdul Mutholib. Berikut sabda beliau:

“Sesungguhnya zakat itu tidak boleh diberikan kepada keluarga Muhammad Saw.
Sesungguhnya zakat adalah kotoran manusia”. (HR. Muslim)
Keempat, hamba sahaya.
Kelima, orang kafir
Keenam, orang-orang yang nafkahnya menjadi tanggungan muzakki (orang yang zakat),
seperti istri, anak, cucu, orangtua dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai