Anda di halaman 1dari 17

PENILAIAN PEMECAHAN MASALAH

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Di zaman now yang begitu cepat berubah, kreatifitas menjadi
penentu keunggulan. Daya kompetitif suatu bangsa sangat ditentukan pula
oleh kreatifitas sumber daya manusianya. Kreatifitas juga menjadi prasyarat
bagi kesuksesan hidup individu. Menurut Alexander (2007), kesuksesan
hidup individu sangat ditentukan oleh kemampuannya untuk secara kreatif
menyelesaikan masalah, baik dalam skala besar maupun kecil. Individu
yang kreatif dapat memandang suatu masalah dari berbagai persepktif. Cara
pandang demikian memungkinkan individu tersebut memperoleh berbagai
alternatif solusi yang sesuai untuk menyelesaikan masalah tersebut. Betapa
pentingnya kreatifitas juga dikemukakan oleh DeBono (McGregor, 2007).
Menurutnya, individu memerlukan kreatifitas untuk meningkatkan kualitas
hidup mereka, mendesain sesuatu, menyelesaikan masalah, mengkreasi
perubahan, dan meningkatkan efisiensi serta efektivitas suatu sistem.
Demikian pentingnya kreatifitas dan kemampuan pemecahan
masalah dalam berbagai bidang menuntut berbagai pihak, termasuk institusi
pendidikan, untuk mengembangkannya. Menurut Mann (2005), saat ini,
lebih dari sebelumnya, tuntutan kepada institusi pendidikan untuk
mempersiapkan lulusannya agar mampu mengembangkan kreatifitasnya
semakin mengemuka. Pengembangan kreatifitas oleh institusi pendidian
juga dikemukakan oleh United States Department of Labor (Berg, 1999)
yang mengharapkan agar institusi pendidikan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan mereka melalui aktivitas
pemecahan masalah kreatif terkait masalah nyata. Secara tegas, McBeath
(McGregor, 2007) juga menyatakan bahwa hendaknya institusi pendidikan
menekankan pada penguasaan siswa mengenai berbagai keterampilan
berpikir seperti berpikir kritis, berpikir kreatif, dan kemampuan pemecahan
masalah.
Secara eksplisit, kemampuan berpikir kreatif juga menjadi salah satu
standar kelulusan siswa (Depdiknas, 2007). Dikehendaki, para lulusan
mempunyai kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan
kreatif, serta mempunyai kemampuan bekerja sama. Kemampuan ideal
demikian diharapkan dapat dicapai melalui proses pembelajaran yang
dirancang dengan baik. Menurut Park (2004), pendidikan dapat diartikan
sebagai proses yang dimaksudkan untuk mengembangkan potensi siswa,
termasuk potensi kreatifnya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam
makalah ini adalah :Bagaimana cara penilaian pemecahan masalah?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dalam makalah ini
adalah : Untuk mengetahui cara penilaian pemecahan masalah.
BAB II
PEMBAHASAN
Penilaian Pemecahan Masalah
a. Pengertian Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah yang baik mengidentifikasi persis apa
masalahnya, apa yang mungkin menjadi hambatan untuk
menyelesaikannya, dan solusi apa yang mungkin diharapkan untuk
bekerja. Pemecah masalah yang baik kemudian mencoba setidaknya
salah satu solusi. Untuk masalah yang lebih kompleks, pemecah
masalah yang baik dapat memprioritaskan dan mengevaluasi
keefektifan relatif dari strategi solusi yang berbeda (Marzano et al.,
1993). Jika masalah menghadirkan sesuatu yang sangat diketahui siswa
bahwa ia dapat menyelesaikan tugas tanpa alasan, siswa tidak harus
menggunakan keterampilan pemecahan masalah, dan skenario itu
sebenarnya bukan "masalah" bagi siswa itu.
Seperti contoh sebuah soal pemecahan masalah biasanya
memuat suatu situasi yang dapat mendorong seseorang untuk
menyelesaikanya akan tetapi tidak secara langsung tahu caranya. Jika
seorang anak dihadapkan pada suatu masalah matematika dan anak
tersebut langsung tahu cara menyelesaikannya dengan benar, maka
masalah yang diberikan tidak dapat digolongkan pada kategori soal
pemecahan masalah. Pada awal abad ke sembilan belas, pemecahan
masalah dipandang sebagai kumpulan keterampilan bersifat mekanis,
sistematik, dan seringkali abstrak sebagaimana keterampilan yang
digunakan pada penyelesaian soal sistem persamaan. Penyelesaian
masalah seperti ini seringkali hanya berlandaskan pada solusi logis
yang bersifat tunggal (Kirkley, 2003).

b. Ketrampilan Pemecahan Masalah


Bransford dan Stein (1984) mengklasifikasikan keterampilan
pemecahan masalah ke dalam proses lima-tahap yang disebut IDEAL
Problem Solver:
I Identify the problem.
(Mengidentifikasi masalah)
D Define and represent the problem.
(Mendefinisikan dan menggambarkan masalah)
E Explore possible strategies.
(Jelajahi rencana-rencana yang memungkinkan)
A Act on strategies
(Bertindak pada rencana-rencana)
L Look back and evaluate the effects of your activities.
(Melihat kembali dan mengevaluasi efek dari aktivitasmu)

Langkah-langkah IDEAL mudah diingat dan bermanfaat bagi


siswa dan guru. Siswa dapat menggunakan langkah-langkah IDEAL
untuk menyelesaikan masalah mereka. Dan bagi para guru, analisis
IDEAL dapat membantu fokus pada satu atau lebih tugas pemecahan
masalah untuk pengajaran dan penilaian. Misalnya, Anda dapat
mengajari siswa cara mengidentifikasi masalah dan mengapa itu
penting. Kemudian Anda dapat secara khusus menggunakan tugas
penilaian yang meminta siswa mengidentifikasi masalah.

c. Menilai Pemecahan Masalah


Sebagian besar ahli Pendidikan Matematika menyatakan bahwa
masalah merupakan pertanyaan yang harus dijawab atau direspon,
namun mereka juga menyatakan bahwa tidak semua pertanyaan
otomatis akan menjadi masalah. Cooney, et.al. (1975:245)
menyampaikan bahwa :”....for a question to be a
problem, it must present a challenge that can not be resolved by some
routine procedure known to the student. Maksudnya adalah ” Suatu
pertanyaan akan menjadi masalah hanya jika pertanyaan
itu menunjukkan adanya suatu tantangan (challenge) yang tidak dapat
dipecahkan dengan suatu prosedur rutin (routine procedure) yang sudah
diketahui si pemecah masalah. Dengan demikian termuatnya tantangan
serta belum diketahuinya prosedur rutin pada suatu pertanyaan yang
diberikan kepada siswa akan menentukan terkategorikan tidaknya suatu
pertanyaan menjadi masalah atau hanyalah suatu pertanyaan biasa.
Karena dapat terjadi bahwa suatu masalah bagi seseorang siswa akan
menjadi pertanyaan bagi siswa lain karena ia sudah mengetahui prosedur
untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu untuk memecahkan suatu
masalah diperlukan waktu yang relatif lebih lama dari pada proses
pemecahan masalah rutin biasa.
Menurut Polya (1973), ada dua macam masalah yaitu (1)
menemukan (bilangan, lukisan, dan sebagainya) dan (2) membuktikan.
Untuk memecahkan kedua masalah tersebut strategi pemecahan umumnya sama.
Namun strategi pemecahan khususnya dapat berbeda, tergantung pada
jenis atau substansi masalahnya. Untuk memecahkan masalah
„menemukan‟ karena kadang – kadang bersifat terbuka atau investigatif,
maka yang perlu dimiliki pemecah masalah adalah kreativitas melalui
latihan pengembangan alternatif.
Menurut Polya dalam memecahkan masalah terdapat 4 langkah
utama sebagai berikut :
1. Memahami masalahnya
(1) Apa yang tidak diketahui (yang ditanyakan)? Apa datanya
(yangdikatahui)? Apa syarat-syaratnya?
(2) Apakah datanya cukup untuk mememecahkan masalah itu? Atau
tidak cukup sehingga perlu „pertolongan‟? Atau bahkan berlebih
sehingga harus ada yang diabaikan? Atau bertentangan?
(3) Jika perlu dibuat diagram yang menggambarkan situasinya.
(4) Pisah-pisahkan syarat-syaratnya jika ada. Dapatkah masalahnya
ditulis kembali dengan lebih sederhana sesuai yang diperoleh
diatas?
2. Menyusun rencana memecahkan masalah
(1) Pernahkah Anda menghadapi masalah tersebut? Atau
yangserupa dengan masalah tersebut?
(2) Tahukah Anda masalah (lain) yang terkait dengan masalah itu?.
Adakah teorema yang bermanfaat untuk digunakan?
(3) Jika Anda pernah menghadapi masalah serupa, dapatkah
strategiatau bagian cara memecahkannya digunakan di sini? Atau,
dapatkah hasilnya digunakan di sini?. Dapatkah metodenya
yang digunakan? Perlukah Anda mengintrodusir elemen baru
terkait yang dapat digunakan untuk menyelesaikannya?
(4) Dapatkah masalahnya dinyatakan kembali dengan lebih
sederhana dan jelas? Dapatkah dinyatakan dengan cara
berbeda? Perlukah kembali ke beberapa definisi?
(5) Jika Anda tidak segera dapat menyelesaikan masalah tersebut,
cobalah memecahkan masalah serupa yang lebih sederhana.
(6) Apakah semua data telah Anda gunakan? Apakah semua
syarattelah Anda gunakan? Apakah Anda telah memasukkan
sesuatu hal lain yang penting dalam memecahkan masalah itu?
3. Melaksanakan rencana
Melaksanakan rencana pemecahan masalah dengan setiap
kali mengecek kebenaran di setiap langkah. Dapatkah Anda
peroleh bahwa setiap langkah telah benar? Dapatkah Anda
buktikan bahwa setiap langkah sungguh benar?
4. Menguji kembali atau verifikasi
(1) Cek atau ujilah hasilnya. Periksa juga argumennya.
(2) Apakah hasilnya berbeda? Apakah secara sepintas dapat
dilihat?
(3) Dapatkah Anda gunakan hasil atau metodenya
untuk menyelesaikan masalah lain?

Untuk memecahkan masalah, ada beberapa cara, langkah, tata


kerja, pemikiran, penalaran, bahkan “akal” yang perlu digunakan dala
merencanakan tindakan pemecahan masalah. Cara yang sering
digunakan dan sering berhasil pada proses pemecahan masalah inilah
yang disebut dengan strategi pemecahan masalah. Adapun beberapa
strategi yang sudah dikenal dan dikemukakan para ahli pendidikan
matematika menurut Polya (1973) dan Pasmep (1989) diantaranya
1. Menggambar Diagram
Gambar atau diagram hampir pasti menyangkut masalah
geometri, namundemikian strategi menggunakan diagram kadang-
kadang berguna di dalampersoalan gerak, persoalan campuran.
Penyajian diagram yang tepat akan menunjukkan pepatah “satu
gambar lebih baik dari seribu kata”.
2. Bergerak dari Belakang (Working Backward)
Pada strategi bergerak dari belakang berbeda dari kebiasaan
langkah-langkah mencari solusi atau pembuktian yaitu dari yang
diketahui kepadayang ditanyakan atau harus dibuktikan. Namun
untuk strategi bergerak dari belakang, konsep yang ditempuh siswa
justru berangkat dari yangharus dibuktikan atau yang ditanya
kemudia bergerak ke belakang.
3. Menebak secara bijak dan mengujinya.
Menebak dengan jitu yang kemudian ditindak lanjuti
dengan mengujinyadapat digunakan untuk menyelesaikan
alfametika yaitu suatu teka-tekiyang menggunakan huruf-huruf
sebagai pengganti angka-angka. Di manapermasalahannya
menemukan angka-angka yang cocok untuk algoritmanya.
4. Menemukan Pola
Menemukan pola dari keseluruhan barisan bilangan inilah
yang merupakan tantangan yang harus diatasi dalam kebanyakan
masalah barisan bilangan. Pola pada barisan-barisan bilangan
tidak selalu tunggal
5. Mempertimbangkan yang ekstrim
Metode ini pada beberapa kasus sangat membantu untuk
memperpendek waktu yang diperlukan untuk menentukan solusi
dari suatu persoalan.Dalam kehidupan sehari-hari kita sudah sering
melakukannya, misalnya respon : “Pertimbangkan kalau skenario
terburuk yang terjadi!”, atau :“Apakah hasil terbaik yang mungkin
terjadi seandainya …”
(1) Pengorganisasian Data
Seringkali persoalan akan menjadi lebih mudah
diselesaikan dengan mengatur data sedemikian rupa, sehingga
lebih menguntungkan, baik dalam komputasi
maupun memanipulasinya.
(2) Menggunakan kalkulator atau komputer
Komputer biasanya dapat dipakai sebagai alat yang
dapat membantu siswa menyelesaikan suatu persoalan di
manapenyelesaiannya disarankan memerlukan banyak
perhitungan
(3) Menggunakan alasan yang logis
Logika formal merupakan dasar dari matematika murni
dan bukti-bukti deduktif. Seringkali alasan logis yang bukan
merupakanbukti akan menjadikan analisis suatu soal. Apabila
dimungkinkanbagi siswa untuk melakukan pembuktian,
disarankan agar mereka diberikan cukup banyak latihan soal
“terbukti atau tidak terbukti”, agar mereka terbiasa mencoba
menyusun konjektur (dugaan)sebelum melakukan percobaan
untuk membuktikannya.
(4) Mencoba pada permasalahan serupa namun yang lebih
sederhana
Meskipun pada umumnya banyak jalan untuk mencari
solusi darisuatu persoalan, namun kadang-kadang diperlukan
langkahpenyelesaian yang lebih baik, lebih efisien, lebih jelas
untuk suatupersoalan tertentu. Strategi khusus sebagaimana
mencobapermasalahan serupa yang lebih sederhana, dapat
dijadikan acuanuntuk menyelesaian persoalan tertentu.
(5) Memperhitungkan setiap kemungkinan
Ada beberapa masalah yang dapat diselesaikan dengan
membuatdaftar singkat semua kemungkinan yang ada dari
kondisi yangada. Kunci dari pemecahan masalah di sini adalah
bagaimanamembuat suatu daftar yang mampu menyususun
secara sistematissemua kemungkinan yang ada.
(6) Mengambil sudut pandang yang berbeda
Mengharapkan satu dari jalan tersingkat dari berbagai
solusiuntuk menunjukkan kehandalan strategi pemecahan
masalahkhusus dapat ditunjukkan persoalan tersebut dan
merupakanpenyelesaikan yang bijak. Dari semua strategi di
atas tidak semua butir yang disarankan oleh parapakar dalam
pemecahan masalah pasti muncul sebagai strategi
pemecahanmasalah Matematika. Beberapa hal yang harus
dilakukan adalah memahamimasalahnya secara teliti,
membedakan mana yang merupakan hal yang diketahuidan
mana yang merupakan masalah yang harus dipecahkan. Dari
kedua hal tersebut dicari jembatan yang menghubungkan antara
yang ditanyakan dan yang diketahui. Seseorang akan dengan
lebih mudah memecahkan masalah hanya jika sering
menghadapi masalah yang beragam dasar strategi
permasalahannya. Oleh karena itu bekal utama yang diperlukan
dalam memecahkan masalah adalah keuletan yang dilandasi
pengetahuan dasar yang luas dan pemahaman yang mendalam
tentang masalah tersebut. Strategi pemecahan masalah tersebut
perlu dilatihkan kepada siswa, karena dapat digunakan atau
dimanfaatkan ketika mereka mempelajari matematika atau
mata pelajaran lain, sedangkan cara meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah dapat dilakukan dengan:
a) Memulai dari masalah yang sederhana
b) Memberikan masalah berupa open-ended problem dan
investigasi
c) Menggunakan sebanyak mungkin strategi pemecahan
masalah yang relevan
d) Mencari kesesuaian antara kemampuan berpikir dan strategi
pemecahan masalah
e) Memberikan kesempatan yang cukup untuk
memformulasikan danmemecahkan masalah, kemudian
mencoba untuk menyelesaikandengan cara lain
f) Menggunakan pemodelan untuk menjelaskan dan
menganalisisproses berpikir
g) Memberikan kesempatan untuk merefleksikan dan
mengklarifikasiserta melihat kembali kemungkinan lain,
mengatakan denganbahasa sendiri dan mencoba untuk
mencari strategi pemecahanmasalah yang lebih baik
h) Memperbolehkan untuk berekspresi dengan maksud
untuk memperkuat konseptualisasi dan pengembangan
dari kebiasaanberpikir kritis.
Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan
berpikir siswa adalah dengan memberikan sejumlah
keterampilan problem-solving (memecahkan masalah).
Keterampilan menyelesaikan masalah tersebut akan dicapai
siswa jika dalam pembelajaran guru mengkondisikan siswa
untuk dapat mengkontruksi pengetahuannya dan memfasilitasi
siswa untuk melakukan aktivitas belajar yang melibatkan
pemecahan masalah.

Setelah memahami konsep dari Polya tersebut di atas, mari kita


bersama-sama mengimplementasikan dalam kasus matematika tingkat
SD/MI :

Memahami masalah
Pada tahap ini, kegiatan pemecahan masalah diarahkan untuk
membantu siswa menetapkan apa yang diketahui pada permasalahan
dan apa yang ditanyakan. Beberapa pertanyaan perlu dimunculkan
kepada siswa untuk membantunya dalam memahami masalah ini.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut, antara lain:
1. Apakah yang diketahui dari soal?
2. Apakah yang ditanyakan soal?
3. Apakah saja informasi yang diperlukan?
4. Bagaimana akan menyelesaikan soal?
Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan di atas, diharapkan siswa
dapat lebih mudah mengidentifikasi unsur yang diketahui dan yang
ditanyakan soal. Dalam hal ini, strategi mengidentifikasi informasi
yang diinginkan, diberikan, dan diperlukan akan sangat membantu
siswa melaksanakan tahap ini. Perhatikan contoh permasalahan berikut:
” Hasil bagi dua buah bilangan cacah adalah 5. Jika jumlah kedua
bilangan cacah adalah 36, tentukan kedua bilangan cacah tersebut.

Penyelesaian: Misalkan bilangan tersebut adalah a dan b.


Diketahui :

a + b = 36

Ditanya :

a = ? dan b = ?
Membuat Rencana untuk Menyelesaikan Masalah
Pendekatan pemecahan masalah tidak akan berhasil tanpa
perencanaan yang baik. Dalam perencanaan pemecahan masalah, siswa
diarahkan untuk dapat mengidentifikasi strategi-strategi pemecahan
masalah yang sesuai untuk menyelesaikan masalah. Dalam
mengidentifikasi strategi- strategi pemecahan masalah ini, hal yang
paling penting untuk diperhatikan adalah apakah strategi tersebut
berkaitan dengan permasalahan yang akan dipecahkan. Untuk contoh
permasalahan (di atas, strategi membuat gambar atau tabel tentu tidak
terkait dengan permasalahan yang akan dipecahkan. Strategi yang
kemungkinan paling tepat digunakan adalah strategi bekerja mundur
dan menggunakan kalimat terbuka.
Melaksanakan Penyelesaian Soal
Jika siswa telah memahami permasalahan dengan baik dan
sudah menentukan strategi pemecahannya, langkah selanjutnya adalah
melaksanakan penyelesaian soal sesuai dengan yang telah
direncanakan. Kemampuan siswa memahami substansi materi dan
keterampilan siswa melakukan perhitungan-perhitungan matematika
akan sangat membantu siswa untuk melaksanakan tahap ini. Perhatikan
kembali contoh penyelesaian permasalahan

Jadi bilangan-bilangan tersebut adalah 30 dan 6


Memeriksa Ulang Jawaban yang Diperoleh
Langkah memeriksa ulang jawaban yang diperoleh merupakan
langkah terakhir dari pendekatan pemecahan masalah matematika
(Hudojo, 2001). Langkah ini penting dilakukan untuk mengecek
apakah hasil yang diperoleh sudah sesuai dengan ketentuan dan tidak
terjadi kontradiksi dengan yang ditanya.

Ada empat langkah penting yang dapat dijadikan pedoman


untuk dalam melaksanakan langkah ini, yaitu:
 Mencocokkan hasil yang diperoleh dengan hal yang ditanyakan
 Menginterpretasikan jawaban yang diperoleh
 Mengidentifikasi adakah cara lain untuk mendapatkan penyelesaian
masalah
 Mengidentifikasi adakah jawaban atau hasil lain yang memenuhi.
Pada contoh penyelesaian permasalahan di atas, hasil yang diperoleh
adalah bilangan 30 dan 6. Sedangkan unsur yang diketahui adalah .

Jika bilangan-bilangan 30 dan 6 kita gantikan ke , maka kita

dapatkan bernilai benar. Hal ini menunjukkan bahwa hasil yang

kita peroleh sudah sesuai dengan yang diketahui

d. Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah


Beberapa indikator kemampuan pemecahan masalah matematika menurut
NCTM (1989: 209) adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui, yang ditanyakan, dan
kecukupan unsur yang diperlukan;
2. Merumuskan masalah matematik atau menyusun model matematik;
3. Menerapkan strategi untuk menyelesaikan berbagai masalah
(sejenis dan masalah baru) dalam atau di luar matematika;
4. Menjelaskan atau menginterpretasikan hasil sesuai permasalahan
asal;
5. Menggunakan matematika secara bermakna.
Menurut Sumarmo (dalam Isrok‟atun, 2006) menyatakan bahwa indikator
kemampuan pemecahan masalah adalah sebagai berikut :

1. Mengidentifikasikan kecukupan data untuk pemecahan masalah;


2. Membuat model matematik dari suatu situasi atau masalah sehari-
hari dan menyelesaikannya;
3. Memilih dan menerapkan strategi untuk menyelesaikan masalah
matematika atau di luar matematika;
4. Menjelaskan atau menginterpretasi hasil sesuai permasalahan asal
serta memeriksa kebenaran hasill atau jawaban;
5. Menerapkan matematika secara bermakna.
e. Mengukur Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Tes kemampuan pemecahan masalah matematis menuntut siswa
untuk memahami masalah, menyusun rencana penyelesaian, melaksanakan
penyelesaian dan mengecek kembali yang meliputi pembuktian jawaban
itu benar dan menyimpulkan hasil jawaban. Penilaian untuk setiap butir
soal tes pemecahan masalah mengacu pada indikator. Penilaian untuk
setiap butir soal tes kemampuan pemecahan masalah matematis mengacu
pada penilaian atau penskoran holistik yaitu sebagai berikut ini.
Tabel. Rubrik Penskoran Kemampuan Pemecahan Masalah

Menerapkan strategi Menjelaskan dan


Mengidentifikasi unsur
No untuk menyelesaikan menginterpretasikan
unsur yang diketahui
masalah hasil
1 Tidak ada identifikasi Tidak ada strategi Tidak ada penjelasan dan
Unsur penyelesaian masalah interpretasi.
2 Identifikasi unsur ada Strategi penyelesaian Penjelasan dan
namun salah masalah ada namun salah interpretasi ada namun
salah
3 Identifikasi unsur kurang Strategi penyelesaian Penjelasan dan
lengkap masalah kurang lengkap interpretasi ada namun
salah kurang lengkap
4 Identifikasi unsur benar Strategi penyelesaian Penjelasan dan
kurang lengkap masalah benar namun interpretasi kurang
kurang lengkap lengkap
5 Identifikasi unsur lengkap Strategi penyelesaian Penjelasan dan
dan benar masalah lengkap dan benar. interpretasi lengkap dan
benar
Skor Maksimal Skor Maksimal Skor Maksimal
4 4 4

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pemecahan masalah penting untuk semua disiplin akademis dan
seumur hidup. Masalah yang tidak terstruktur dan terbuka membutuhkan
lebih banyak masukan dari siswa dan lebih mirip masalah kehidupan nyata
daripada masalah yang terstruktur dengan baik. Anda dapat menilai
pemecahan masalah secara keseluruhan dengan masalah yang dirancang
dengan hati-hati dan rubrik pemecahan masalah. Atau Anda dapat menilai
bagaimana siswa menangani tahap pemecahan masalah. Bransford dan Stein
(1984) menyebut tahap-tahap ini sebagai "Pemecah Masalah IDEAL" dan
menunjukkan bahwa pembelajaran dan pemikiran kreatif menggunakan
tahap-tahap ini
3.2 Saran
Demikian makalah yang dapat kami buat, kami menyadari dalam
penulisan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan.Untuk itu kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
REFERENSI

Brookhart, Susan M. 2010. How to Assess Higher Order Thinking Skills in Your
Classroom. Virginia USA : ASCD Alexandria.

Depdiknas. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia


Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian Pendidikan.

Panasuk , Regina M. Mengukur Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. Jurnal :


University of Massachusetts Lowell

Panjaitan, Agustina Hariani. 2017. Creative Thinking (Berpikir Kreatif) dalam


Pembelajaran Matematika. State University of Medan. Research Gate

Tim MKPBM Jurusan Matematika.(2001), Strategi Pembelajaran Matematika


Kontemporer : Bandung: JICA-UPI

http://didi-suryadi.staf.upi.edu/files/2011/06/Bab-4-Pemecahan-Masalah
Matematika.pdf, diunduh tanggal 18 Mei 2018

https://www.scribd.com/doc/112540872/assesmen-dan-evaluasi-belajar-penilaian-
pemecahan-masalah-dan-sikap-dan-kepercayaan-terhadap-matematika,
diunduh tanggal 18 mei 2018

https://www.scribd.com/doc/96033098/Indikator-Berpikir-Kreatif

Anda mungkin juga menyukai