Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Geologi adalah suatu bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian yang mempelajari


segala sesuatu mengenai planet Bumi beserta isinya yang pernah ada. Ilmu
Geologi merupakan kelompok ilmu yang membahas tentang sifat-sifat dan bahan-
bahan yang membentuk bumi, struktur, proses-proses yang bekerja baik di dalam
maupun diatas permukaan bumi, kedudukannya di Alam Semesta serta sejarah
perkembangannya sejak bumi ini lahir di alam semesta hingga sekarang.

Gambar 1.1 Ilmu Geologi

Geologi dapat digolongkan sebagai suatu ilmu pengetahuan yang kompleks,


mempunyai pembahasan materi yang beraneka ragam namun juga merupakan
suatu bidang ilmu pengetahuan yang menarik untuk dipelajari. Ilmu ini
mempelajari dari benda-benda sekecil atom hingga ukuran benua, samudera,
cekungan dan rangkaian pegunungan.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui Struktur Dan Komposisi Bumi
2. Mengetahui Kelompok Pembentuk Mineral
3. Megetahui Jenis-jenis Batuan
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang atas
rahmatnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Dalam
penulisan makalah ini saya merasa banyak kekurangan baik pada teknis penulisan
maupun materi, mengingat kemampuan yang saya miliki. Untuk itu, kritik dan
aran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.
Akhir nya penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat dalam rangka
memperluas wawasan dan cakrawala untuk berpikir bagi penulis dan bagi para
pembaca lain.

Ternate, 5 Januari 2022

Maria Benedhita Donata Heet


DAFTAR ISI

COVER ...................................................................................................................i

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...................................................................................................1


1.2 Tujuan................................................................................................................2

BAB II DASAR TEORI

2.1 Struktur Dan Komposisi Bumi...........................................................................4

2.2 Kelompok Mineral Pembentuk Batuan..............................................................5

2.3 Pengenalan Batuan.............................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN

Deskripsi Batuan Beku............................................................................................7

Deskripsi Batuan Sedimen......................................................................................8

Deskripsi Batuan Metamorf....................................................................................9

BAB III PENUTUP

Saran.....................................................................................................................10

Kesimpulan...........................................................................................................11

LAMPIRAN

LEMBAR DESKRIPSI
BAB III

PEMBAHASAN

DESKRIPSI BATUAN BEKU

1. No. Peraga : B01


2. Warna
a. Segar : Abu-abu, Hitam.
b. Lapuk :-
3. Tekstur
a. Derajat kristalisasi : Hipokristalin
b. Granularitas : Fenerik
c. Bentuk kristal : Inequigranular
4. Struktur : Masif
5. Komposisi Mineral : Plagiokalas, Kursa, dan Biotit
6. Jenis Batuan : Beku luar
7. Nama Batuan : Andesit
8. Sketsa

TTD

Asisten Praktikum
DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN

1. No. Peraga : S.01


2. Warna : Putih
3. Jenis Batuan : Sendimen Klastik
4. Struktur : Massif
5. Tekstur
a. Ukuran Besar Butir : 64, 256
b. Dejat Pemilahan : Pemilahan Baik
c. Derajat Pembundaran : meruncing (menyudut) tanggung
(subangular)
d. Kemas : Terbuka
6. Komposisi Mineral
Fragmen : Tersusun terutama Kalsit
Matriks :-
7. Nama Batuan : Batu Gamping Massif
8. Sketsa

TTD

Asisten Praktikum
LAPORAN PRAKTIKUM GEOLOGI

Oleh :

Nama : Maria Benedhita Donata Heet

NPM : 121053120121057

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALUKU UTARA

TERNATE
2022

DESKRIPSI BATUAN METAMORF

1. No. Peraga : M.01


2. Warna : Abu-abu, mengkilap
3. Tekstur : Lepidoblastik
4. Struktur : Foliasi
5. Komposisi mineral : Mika Dan Klorit
6. Nama Batuan : Sekis Mika
7. Sketsa

TTD

Asisten Praktikum
BAB II

DASAR TEORI

1.1 Struktur Dan Komposisi Bumi

A. Struktur bumi

Struktur bumi dipercaya tersusun dari sederet lapisan konsentris (berpusat


sama) dan ada tiga lapisan utama yaitu: Inti, Mantel, dan kerak.

Gambar 1.2 Struktur Bumi

1. Inti, lapisan yang mempunyai massa jenis rata-rata 10g/cm3-13g/cm3.


Massa jenis sebesar ini menggambarkan bahwa inti dususun oleh
gabungan logam yaitu Besi sekitar 80% dan Nikel. Inti dalam yang padat
memiliki jari-jari 1200 km dan suhu 4800 C yang tersusun oleh kristal besi
atau kristal besi nikel. Inti luar mempunyai ketebalan 2250 km, dan
tersusun oleh zat cair yang sangat kental dengan suhu 3900 C. jari-jari inti
kira-kira 3450 km yang di peroleh dari jumlah jari-jari inti dalam dan luar.
Angaka ini melebihi setengah jari-jari bumi(6400 km), walaupun
demikian, volume inti lebih kecil dari 20% volume bumi.
2. Mantel, adalah lapisan yang mengelilingi inti bumi yang tebalnya 2900
km, massa jenis rata-rata 4,5g/cm3, suhu mantel bawah 1500 C - 3000 C
dan suhu mantel atas 1300 C - 1500 C, komposisi zat penyusun adalah
batuanyang mengandung silikat dan magnesium.

3. kerak, merupakan mantel terluar dimana kita tinggal dan ada dua macam
kerak, yaitu:

 kerak benua, kerak pembentuk benua disebut sial banyak


mengandung silicon dan alumunium, memiliki tebal 30 km di
pegunungan. Kerak ini diperpanjang sampai 70 km, di bawah sial
terdapat sima, semacam kerak bumi yang banyal mengandung
silicon dan magnesium yang memiliki tebal6 km.

 kerak lautan, 65% kerak merupakan lautan

B. Komposisi Bumi

Gambar 1.2 Komposisi Bumi

komposisi bumi terdiri dari:

Litosfer

Litosfer Bumi meliputi kerak dan bagian teratas dari mantel Bumi yang
mengakibatkan kerasnya lapisan terluar dari planet Bumi. Unsur-unsur penyusun
kerak bumi adalah Oksigen 46,6%, Silikon 27,7%, dan Alumunium 8,1%.
Hidrosfer

Proses peredaran atau daur ulang air secara berurutan dan terjadi terus-
menerus. Pemanasan sinar matahari menjadi pengaruh pada siklus hidrologi. Air
di seluruh permukaan bumi akan menguap bila terkena sinar matahari. Pada
ketinggian tertentu ketika temperatur semakin turun uap air akan mengalami
kondensasi dan berubah menjadi titik-titik air dan jatuh sebagai hujan.

Atmosfer

Atmosfer adalah nama untuk lapisan gas yang menyelubungi benda yang
memiliki massa sangat berat. Gas-gas tersebut tertarik oleh gravitasi dari planet
tersebut. Beberapa planet terdiri dari beberapa gas, dan oleh karena itu memiliki
atmosfer yang tebal.

1.2 Kelompok Mineral Pembentuk Batuan

Gambar 1.3 Mineral Pembentuk Batuan

Mineral pembentuk batuan dibedakan menjadi 4 kelompok yaitu mineral


silikat, mineral oksida, mineral sulfida, serta mineral karbonat dan sulfat. 

1. Mineral Silikat 
   Mineral silikat ini adalah mineral yang paling banyak sebagai pembentuk
batuan (hampir 90%), yang merupakan persenyawaan antara silikon dan oksigen
dengan beberapa unsur metal. Karena jumlahnya yang besar, maka lebih dari 50%
penyusun dari kerak-bumi terdiri dari mineral silikat.            Mineral silikat
terbentuk karena proses pendinginan magma yang terjadi di dekat permukaan
bumi atau jauh di bawah permukaan bumi dimana tekanan dan temperatur sangat
tinggi. Pada saat magma mengalami pendinginan akan terjadi kristaisasi mineral
seperti olivin yang mengkristal pada temperatur tinggi sampai kuarsa yang
mengkristal pada temperatur rendah. Mineral silikat merupakan bagian utama
yang membentuk batuan sedimen, batuan beku maupun batuan malihan. Mineral
silikat ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
kelompok ferromagnesium dan non-ferromagnesium. Berikut adalah mineral
silikat: 

 Kuarsa: (SiO) ⇒ mineral non-ferromagnesium

 Felspar Alkali: (KAlSi3O8) ⇒ mineral non-ferromagnesium

 Felspar Plagioklas: (Ca,Na)AlSi3O8) ⇒ mineral non-ferromagnesium

 Mika Muskovit: (K2Al4(Si6Al2O20)(OH,F)2 ⇒ mineral non-


ferromagnesium

 Mika Biotit: K2 (Mg,Fe)6Si3O10(OH)2 ⇒ mineral ferromagnesium

 Amfibol: (Na,Ca)2(Mg,Fe,Al)3(Si,Al)8O22(OH) ⇒
mineral ferromagnesium

 Piroksen: (Mg,Fe,Ca,Na)(Mg,Fe,Al)Si2O6 ⇒ mineral ferromagnesium

 Olivin: (Mg,Fe)2SiO4 ⇒ mineral ferromagnesium

  Mineral silikat ferromagnesium adalah mineral silikat yang mengandung


ion besi dan atau magnesium didalam struktur mineralnya. Mineral-mineral silikat
yang tidak mengandung ion-ion besi dan magnesium disebut mineral non-
ferromagnesium. Mineral-mineral silikat ferromegnesium dicirikan oleh warnanya
yang gelap dan mempunyai berat jenis antara 3,2 sampai 3,6. Sebaliknya mineral-
mineral silikat non-ferromagnesium pada umumnya mempunyai warna terang dan
berat jenis rata-rata 2,7. Perbedaan tersebut terutama disebabkan oleh kandungan
unsur besi didalam mineral tersebut.

2. Mineral Oksida

   Terbentuk sebagai akibat perseyawaan langsung antara oksigen dan unsur


tertentu. Susunannya lebih sederhana dibanding silikat. Mineral oksida umumnya
lebih keras dibanding mineral lainnya kecuali dengan mineral silikat dan juga
lebih berat dari mineral lainnya kecuali dengan mineral sulfida karena kebanyakan
unsur oksigen saling berikatan dengan unsur logam yang pada dasarnya memiliki
massa jenis yang berat. Unsur yang paling utama dalam oksida adalah besi,
chroom, mangan, timah dan aluminium. Contoh mineral oksida adalah korondum
(Al2O3), hematit (Fe2O3) kasiterit (SnO2) dan hausmannit (Mn2O4).

3. Mineral Sulfida

   Pembentukan mineral ini pada umumnya terbentuk disekitar wilayah


gunung api yang memiliki kandungan sulfur yang tinggi. Proses mineralisasinya
terjadi pada tempat-tempat keluarnya atau sumber sulfur. Unsur utama yang
bercampur dengan sulfur tersebut berasal dari magma, kemudian terkontaminasi
oleh sulfur yang ada disekitarnya. Pembentukan mineralnya biasanya terjadi
dibawah kondisi air tempat terendapnya unsur sulfur. Proses tersebut biasanya
dikenal sebagai alterasi mineral dengan sifat pembentukan yang terkait dengan
hidrotermal (air panas). 

   Mineral kelas sulfida ini juga termasuk mineral-mineral pembentuk bijih


(ores). Dan oleh karena itu, mineral-mineral sulfida memiliki nilai ekonomis yang
cukup tinggi. Khususnya karena unsur utamanya umumnya adalah logam. Pada
industri logam, mineral-mineral sulfides tersebut akan diproses untuk
memisahkan unsur logam dari sulfurnya.

   Beberapa penciri mineral ini adalah memiliki kilap logam karena unsur
utamanya umumnya logam, berat jenis yang tinggi dan memiliki tingkat atau nilai
kekerasan yang rendah. Hal tersebut berkaitan dengan unsur pembentuknya yang
bersifat logam. Beberapa contoh mineral sulfides yang terkenal adalah pirit
(FeS2), Kalkosit (Cu2S), Galena (PbS), sphalerite (ZnS) dan Kalkopirit (CuFeS2)
dan termasuk juga didalamnya selenides, tellurides, arsenides, antimonides,
bismuthinides dan juga sulfosalt.

4. Mineral Karbonat dan Sulfat

   Mineral karbonat merupakan susunan utama yang membentuk batuan


sedimen. Mineral karbonat terbentuk pada lingkungan laut oleh endapan bangkai
plankton. Mineral karbonat juga terbentuk pada daerah evaporitik dan pada daerah
karst yang membentuk gua (caves), stalaktit, dan stalagmite. Beberapa contoh
mineral yang termasuk kedalam mineral karbonat ini adalah dolomite
(CaMg(CO3)2, kalsit (CaCO3) dan magnesite (MgCO3).

   Mineral karbonat termasuk mineral yang sangat melimpah dan penting di


kulit bumi. Seperti kalsit yang merupakan penyusun utama batugamping dengan
unsur kimia pembentuknya tediri dari kalsium (Ca) dan karbonat (CO3). Kalsit
memiliki beberapa kegunaan diantaranya sebagai pemupukan tanah, kalsit
digunakan juga dalam industri keramik, gelas, barang-barang gelas, kimia, bahan
galian bukan logam, dan sebagainya. Kalsit termasuk sebagai material konstruksi,
sebagai fondasi jalan atau bangunan yang menstabilkan tanah. 

   Mineral sulfat terdiri dari anion sulfat (SO42-). Mineral sulfat adalah
kombinasi logam dengan anion sufat tersebut. Pembentukan mineral sulfat
biasanya terjadi pada daerah evaporitik (penguapan) yang tinggi kadar airnya,
kemudian perlahan-lahan menguap sehingga formasi sulfat dan halida
berinteraksi. Contoh mineral sulfat ini ialah anhydrite, gypsum, alabaster, barite.
1.3 Pengenalan Batuan

a. Batuan Beku

Gambar 1.4 Batuan Beku

Dalam KBBI, batuan beku diartikan sebagai batuan yang terjadi karena proses
pembekuan atau pendinginan magma. 

Batuan beku biasanya terletak di dalam kerak bumi. Batuan beku memiliki jenis
yang sangat banyak.

Sampai saat ini ada 700 jenis batuan beku yang sudah teridentifikasi. 

Berdasarkan cara terbentuknya, batuan beku terdiri dari :

 batuan beku intrusi

 batuan beku ekstrusi

 hipabisal

Batuan beku intrusi adalah batuan beku yang proses pembentukannya terjadi di
dalam atau di bawah permukaan bumi. 

Sedangkan batuan beku ekstrusi adalah batuan beku yang proses pembentukannya
di atas permukaan kerak bumi.
 2. Batuan Sedimen 

Gambar 1.5 Batuan Sedimen

Batuan sedimen juga dikenal dengan sebutan batuan endapan. Hal ini karena
batuan ini awalnya sudah ada dan mengalami proses pelapukan dan erosi. 

Dalam perkembangannya, batuan sedimen terbagi menjadi empat jenis, yaitu:

 Batuan sedimen klasik

 Batuan sedimen biokimia

 Batuan sedimen vulkanis

 Batuan sedimen kimia

4. Batuan Metamorf

Gambar 1.5 Batuan Metamorf


Dalam KBBI, Batuan metamorf adalah batuan yang berasal dari jenis batuan yang
sudah ada. Tapi, batuan ini memiliki sifat fisika, kimia, dan mineralogi yang 
berbeda. Batuan metamorf juga dikenal dengan sebutan batuan malihan. Batuan
ini berasal dari batuan beku dan batuan sedimen. Namun, batuan metamorf
melalui sebuah perubahan. Perubahan ini juga bisa disebut sebagai
metamorfosis. Dalam proses metamorfosis ini, batuan mengalami perubahan
secara fisik dan kimia. Alasannya, karena batuan dikenai panas lebih dari 150
derajat celcius. 

Dalam perkembangannya, batuan metamorf terbagi menjadi: 

 Batuan metamorf kontak

 Batuan metamorf tindihan 

 Batuan metamorf regional

 Batuan metamorf katalakstik


BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN

Orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman.
Begitulah penggalan lirik lagu Kolam Susu yang dibawakan oleh band legendaris
Indonesia, Koes Plus. Lirik lagu tersebut menggambarkan betapa kayanya negara
kita akan sumber daya baik sumber daya laut, hutan, maupun sumber daya
geologinya. Memang tidak berlebihan apabila kita menyebut bahwa Indonesia
merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya geologi. Berdasarkan
data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Tahun 2020, Indonesia
menduduki peringkat ke-6 dunia untuk negara dengan kekayaan sumber daya
geologi terbesar. Seperti terlihat pada gambar di atas Indonesia sebagai negara
kepulauan dari Sabang sampai Merauke memiliki kekayaan sumber daya geologi
yang tersebar dan beragam jenis.

Kekayaan sumber daya geologi yang dimiliki Indonesia juga beragam mulai dari
bahan galian radioaktif, bahan galian logam, bahan galian non-logam, dan bahan
galian batuan serta batubara (UU No. 4 Tahun 2009). Kondisi sumber daya ini
tidak lepas dari kondisi geologi regional Indonesia yang berada pada titik dimana
lempeng benua dan lempeng samudera bertemu (zona subduksi). Secara umum,
hampir semua orang telah mempelajari kedudukan Indonesia yang dilalui oleh
cincin api atau sering disebut sebagai ring of fire. Garis cincin api Indonesia
tersebut memanjang dari Pulau Sumatera hingga ke Pulau Jawa, Sulawesi, dan
Papua. Zona ini memberikan dampak penting dalam proses terbentuknya sumber
daya geologi.
SARAN

Untuk pengumpulan laporan lebih lanjut maka penulis


memberikan saran yang sangat bermafaat dan dapat membantu untuk masa
yang akan datang, yaitu ;Perlunya penambahan peralatan dalam praktikum
mineralogi sehingga operasi kerja dapat berjalan dengan tepat.

Anda mungkin juga menyukai