Anda di halaman 1dari 17

Kisi – Kisi PAI

1. Melengkapi ayat QS. Al Isra’/17:32

Terjemahan Indonesia: Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk.
(QS. Al-Isra': 32)

2. Kesimpulan QS. Al Hujarat/49:10


Kandungan surah al-Hujurat ayat 10
Pada ayat di atas Allah Swt. menegaskan ada dua hal pokok yang perlu diketahui.
 Pertama, bahwa sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara.
 Kedua, jika terdapat perselisihan antarsaudara, kita diperintahkan oleh Allah Swt. untuk melakukan iślah (upaya perbaikan
atau perdamaian).

3. Menyusun Potongan Al Hujarat/49:10

4. Menerapkan Perilaku QS. Al Maidah/5:48

a) Meyakini bahwa hidup itu perjuangan dan di dalam perjuangan ada kompetisi.
b) Berkolaborasi dalam melakukan kompetisi agar pekerjaan menjadi ringan, mudah, dan hasilnya maksimal.
c) Dalam berkolaborasi, semuanya diniatkan ibadah, dan semata-mata mengharap ri«a Allah Swt.
d) Selalu melihat sesatu dari sisi positif, tidak memperbesar masalah perbedaan, tetapi mencari titik persamaan.
e) Ketika mendapatkan keberhasilan, tidak tinggi hati; ketika mendapatkan kekalahan, ia selalu sportif dan berserah diri kepada
Allah Swt. (tawakkal)

5. Menerapkan Perilaku QS. Al – Maidah/5:32

 Saling menghargai adanya perbedaan keyakinan. Kita tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain agar mereka
mengikuti keyakinan kita. Orang yang berkeyakinan lain pun tidak boleh memaksakan keyakinan kepada kita. Dengan
memperlihatkan perilaku berakhlak mulia, insya Allah orang lain akan tertarik. Rasulullah saw. selalu memperlihatkan
akhlak mulia kepada siapa pun termasuk musuh-musuhnya, banyak orang kafir yang tertarik kepada akhlak Rasulullah
saw. lalu masuk Islam karena kemuliaannya.
 Saling menghargai adanya perbedaan pendapat. Manusia diciptakan dengan membawa perbedaan. Kita harus menghargai
perbedaan tersebut.
 Belajar empati, yaitu merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Bantulah orang yang membutuhkan. Sering terjadi
tindak kekerasan disebabkan hilangnya rasa empati. Ketika ingin mengganggu orang lain, harus sadar bahwa
 mengganggu itu akan menyakitkan, bagaimana kalau itu terjadi pada diri kita.

6. BERPIKIR KRITIS

ALI IMRAN AYAT 159 : BERSIKAP DEMOKRATIS


Dalam kehidupan bermasyarakat, musyawarah menjadi sangat penting karena hal-hal sebagai berikut.
a. Permasalahan yang sulit menjadi mudah setelah dipecahkan oleh orang banyak lebih-lebih kalau yang membahas orang yang ahli.
b. Akan terjadi kesepahaman dalam bertindak.
c. Menghindari prasangka yang negatif, terutama masalah yang ada hubungannya dengan orang banyak.
d. Melatih diri menerima saran dan kritik dari orang lain.
e. Berlatih menghargai pendapat orang lain
PERILAKU
1.Bersikap lemah lembut jika hendak menyampaikan pendapat (tidak berkata kasar ataupun bersikap keras kepala).
2. Menghargai pendapat orang lain.
3. Berlapang dada untuk saling memaafkan.
4. Memohonkan ampun untuk saudara-saudara yang bersalah.
5. Menerima keputusan bersama (hasil musyawarah) dengan ikhlas.
6. Melaksanakan keputusan-keputusan musyawarah dengan tawakal;
7. Senantiasa bermusyarawarah tentang hal-hal yang menyangkut kemaslahatan bersama.
8. Menolak segala bentuk diskriminasi atas nama apapun.
9. Berperan aktif dalam bidang politik sebagai bentuk partisipasi dalam membangun bangsa.
ALI IMRAN/190-191 : BERSIKAP KRITIS
 Senantiasa bersyukur kepada Allah Swt. atas anugerah akal sehat.
 Senantiasa bersyukur kepada Allah Swt. atas anugerah alam semesta bagi manusia.
 Melakukan kajian-kajian terhadap ayat-ayat al-Qur±n secara lebih mendalam bersama para pakar di bidang masing-masing.
 Menjadikan ayat-ayat al-Qur±n sebagai inspirasi dalam melakukan penelitianpenelitian ilmiah untuk mengungkap misteri
penciptaan alam.
 Menjadikan ayat-ayat kauniyah (alam semesta) sebagai inspirasi dalam mengembangkan IPTEK.
 Mengoptimalkan pemanfaatan alam dengan ramah untuk kepentingan umat manusia.
 Membaca dan menganalisis gejala alam untuk mengantisipasi terjadinya bahaya.
 Senantiasa berpikir jauh ke depan dan makin termotivasi untuk menjadi orang yang visioner.
 Senantiasa berupaya meningkatkan amal salih dan menjauhi kemaksiatan sebagai tindak lanjut dari keyakinanannya tentang
adanya kehidupan kedua di akhirat dan sebagai perwujudan dari rasa syukur kepada Allah Swt. atas semua anugerah-Nya.
 Terus memotivasi diri dan berpikir kritis dalam merespon semua gejala dan fenomena alam yang terjadi
Manfaat
 Dapat menangkap makna dan hikmah di balik semua ciptaan Allah Swt.
 Dapat mengoptimalkan pemanfaatan alam untuk kepentingan umat manusia.
 Dapat mengambil inspirasi dari semua ciptaan Allah Swt. dalam mengembangkan IPTEK.
 Menemukan jawaban dari misteri penciptaan alam (melalui penelitian).
 Mengantisipasi terjadinya bahaya, dengan memahami gejala dan fenomena alam.
 Semakin bersyukur kepada Allah Swt. atas anugerah akal dan fasilitas lain, baik yang berada di dalam tubuh kita maupun yang
ada di alam semesta.
 Semakin bertambah keyakinan tentang adanya hari pembalasan.
 Semakin termotivasi untuk menjadi orang yang visioner.
 Semakin bersemangat dalam mengumpulkkan bekal untuk kehidupan di akhirat dengan meningkatkan amal saleh dan
menekan/meninggalkan kemaksiatan.

7. Isi Kandungan QS AL BAQARAH Ayat 83

Dalam ayat di atas Allah Swt. mengingatkan Nabi Muhammad saw. atas janji Bani Israil yang harus mereka penuhi,
yaitu bahwa mereka tidak akan menyembah sesuatu selain Allah Swt.. Setelah itu disusul dengan perintah berbuat baik kepada orang
tua, amal kebajikan tertinggi, karena melalui kedua orang tua itulah Allah Swt. menciptakan manusia.
Sesudah Allah Swt. menyebut hak kedua orang tua, disebutkan pula hak kerabat (kaum keluarga), yaitu berbuat
kebajikan kepada mereka. Kemudian Allah Swt. menyebut hak orang-orang yang memerlukan bantuan, yaitu anak yatim dan orang
miskin. Allah Swt. mendahulukan menyebut anak yatim daripada orang miskin karena orang miskin dapat berusaha sendiri,
sedangkan anak yatim karena masih kecil belum sanggup untuk itu.
Setelah memerintahkan berbuat baik kepada orang tua, keluarga, anak yatim, dan orang miskin, Allah Swt.
memerintahkan agar mengucapkan kata-kata yang baik kepada sesama manusia. Kemudian Allah Swt. memerintahkan kepada Bani
Israel agar melaksanakan salat dan menunaikan zakat. Ruh salat itu adalah keikhlasan dan ketundukan kepada Allah Swt.. Tanpa
ruh itu salat tidak ada maknanya apa-apa. Orang-orang Bani Israil mengabaian ruh tersebut dari dulu hingga turun al-Qur’±n,
bahkan sampai sekarang.
Demikian juga dengan zakat. Kewajiban zakat bagi kaum Bani Israel juga mereka ingkari. Hanya sedikit orang-
orang yang mau mentaati perintah Allah Swt. pada masa Nabi Musa dan pada setiap zaman. Pada akhir ayat ini Allah Swt.
menyatakan, “dan kamu (masih menjadi) pembangkang”. Ini menunjukkan kebiasaan orang-orang Bani Israil dalam merespons
perintah Allah Swt., yaitu “membangkang”, sehingga tersebarlah kemungkaran dan turunlah azab kepada mereka

8. Perilaku QS. LUKMAN Ayat 13-14

Kewajiban Beribadah dan Bersyukur kepada Allah Swt


a. Bersikap qana’ah, yaitu menerima semua jenis kenikmatan yang dianugerahkan Allah Swt., baik yang dianggap kecil maupun
besar, dengan ikhlas dan penuh kerelaan. Tanpa qana’ah, tidak mungkin kita dapat bersyukur.
b. Berusaha mengesakan Allah Swt. dan tidak menyekutukan-Nya dengan suatu apapun.
c. Berusaha mentaati Allah Swt. dalam segala keadaan dan menjauhi laranganNya sebagai bentuk syukur kepada Allah Swt.
d. Berbakti kepada kedua orang tua sebagai bentuk terimakasih kepada mereka atas semua perjuangan dan pengorbanannya dari
sejak dalam kandungan hingga saat ini.
e. Memperbanyak amal salih / perbuatan yang bermanfaat bagi sesama sebagai bentuk nyata dari ungkapan rasa syukur kepada
Allah swt

9. Asmaul Husnah
a. Al-Karim mempunyai arti Yang Mahamulia, Yang Mahadermawan atau Yang Maha Pemurah. Allah Mahamulia di atas
segala-galanya, sehingga apabila seluruh makhluk-Nya tidak ada satu pun yang taat kepada-Nya, tidak akan mengurangi
sedikitpun kemuliaan-Nya.
b. Al-Mu’min dapat dimaknai Allah sebagai Maha Pemberi rasa aman bagi makhluk ciptaan-Nya dari perbuatan żalim. Allah
Swt. adalah sumber rasa aman dan keamanan dengan menjelaskan sebab-sebabnya.
c. Al-Wakil mempunyai arti Yang Maha Pemelihara atau Yang Maha Terpercaya. Allah memelihara dan menyelesaikan
segala urusan yang diserahkan oleh hamba kepada-Nya tanpa membiarkan apa pun terbengkalai.
d. Al-Matin berarti bahwa Allah Swt. Mahasempurna dalam kekuatan dan kekukuhan-Nya. Kekukuhan dalam prinsip sifat-
sifat-Nya, Allah Swt. tidak akan melemahkan sifat-sifat-Nya. Allah juga Mahakukuh dalam kekuatankekuatan-Nya.
e. Al-Jāmi’ berarti Allah Maha Mengumpulkan dan mempunyai kemampuan untuk mengumpulkan segala sesuatu yang
ada di langit dan di bumi. Kemampuan Allah Swt. tersebut tentu tidak terbatas, sehingga Allah mampu mengumpulkan
segala sesuatu, baik yang serupa maupun yang berbeda, yang nyata maupun yang gaib, yang terjangkau oleh manusia maupun
yang tidak dapat dijangkau oleh manusia, dan lain sebagainya.
f. Al-Adl berarti Mahaadil. Keadilan Allah Swt. bersifat mutlak, tidak dipengaruhi apa pun dan siapa pun. Allah Swt. Mahaadil
karena Allah selalu menempatkan sesuatu pada tempat yang semestinya, sesuai dengan keadilan-Nya yang Mahasempurna. 10.
Al-Ākhir berarti Żat Yang Mahaakhir. Mahaakhir di sini dapat diartikan bahwa Allah Swt. adalah Żat yang paling kekal. Tidak
ada sesuatu pun setelah-Nya. Tatkala semua makhluk, bumi seisinya hancur lebur, Allah Swt. tetap ada dan kekal

10. Perilaku Keimanan Terhadap Malaikat


 Berkata dan berbuat jujur karena di mana dan ke mana pun malaikat pasti mengawasi kita.
 Patuh dan taat terhadap hukum-hukum Allah Swt. dan peraturan yang dibuat oleh pemerintah.
 Melaksanakan tugas yang diembankan kepada kita dengan penuh tanggung jawab keikhlasan.
 Bertindak hati-hati serta penuh perhitungan dalam perkataan dan perbuatan.
 Memiliki rasa empati dengan memberikan bantuan kepada orang yang sedang membutuhkan bantuan (kepedulian sosial).
 Perilaku yang ditampilkan mampu menjadi suri teladan bagi lingkungannya.
 Selalu berusaha untuk memperbaiki diri sendiri dari waktu ke waktu.
 Berusaha sekuat tenaga untuk menghindari berbagai perbuatan buruk.
 Tidak bersikap sombong (riya’) dalam berbuat kebaikan

11. Fungsi Beriman Kitab ALLAH


 Memperkuat keimanan kepada Allah SWT.
 Al-Qur’an bisa menjawab hal yang tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan dan akal, sehingga kehidupan tidak akan
tersesat.
 Menambah ilmu pengetahuan, karena Al-Qur’an selain berisi perintah dan larangan juga berisi pokok-pokok seluruh ilmu
pengetahuan.
 Terjaga ketakwaannya kepada Allah dan menjauhi larangan-Nya sehingga hidup jadi akan lebih tertata.
 Menumbuhkan sikap optimis untuk meraih kebahagiaan dan kesuksesan dunia akhirat.
 Mendapatkan syafa’at (pertolongan) di akhirat kelak.
Nama-nama lain dari al-Qur’±n, yaitu:
a. Al-Hud±, artinya al-Qur’±n sebagai petunjuk seluruh umat manusia.
b. Al-Furq±n, artinya al-Qur’±n sebagai pembeda antara yang baik dan buruk.
c. Asy-Syif±', artinya al-Qur’±n sebagai penawar (obat penenang hati).
d. A§-¨ikr, artinya al-Qur’±n sebagai peringatan adanya ancaman dan balasan.
e. Al-Kit±b, artinya al-Qur’±n adalah firman Allah Swt. yang dibukukan
Perilaku Mulia
Meyakini bahwa kitab-kitab suci sebelum al-Qur’±n datang dari Allah Swt.
2. Al-Qur’±n sudah dijaga kemurniannya oleh Allah Swt. sampai sekarang. Menjaga kemurnian al-Qur’±n adalah tugas kita sebagai
muslim. Salah satu cara menjaga al-Qur’±n adalah dengan menghormati, memuliakan, dan menjunjung tinggi kitab suci al-Qur’±n.
3. Menjadikan al-Qur’±n sebagai petunjuk dan pedoman hidup, dan tidak sekalikali berpedoman kepada selain al-Qur’±n.
4. Berusaha untuk membaca al-Qur’±n dalam segala kesempatan di kala suka maupun duka, kemudian belajar memahami arti dan
isinya.
5. Berusaha untuk mengamalkan isi al-Qur’±n di dalam kehidupan sehari-hari, baik di waktu sempit maupun di waktu lapang
12. Sifat Rasul
Sifat Wajib Sifat wajib artinya sifat yang pasti ada pada rasul.
a. Ash shidiqq, yaitu rasul selalu benar.
b. Al Amanah, yaitu rasul selalu dapat dipercaya.
c. At-Tabligh, yaitu rasul selalu menyampaikan wahyu. Tidak ada satu pun ayat yang disembunyikan Nabi Muhammad saw. dan
tidak disampaikan kepada umatnya.
d. Al Fatanah, yaitu rasul memiliki kecerdasan yang tinggi.
Sifat Mustahil
Sifat mustahil adalah sifat yang tidak mungkin ada pada rasul. Sifat mustahil ini lawan dari sifat wajib, yaitu seperti berikut.
a) Al-Kizib, yaitu mustahil rasul itu bohong atau dusta. Semua perkataan dan perbuatan rasul tidak pernah bohong atau dusta.
b) Al-Khianah, yaitu mustahil rasul itu khianat. Semua yang diamanatkan kepadanya pasti dilaksanakan.
c) Al-Ki¯man, yaitu mustahil rasul menyembunyikan kebenaran. Setiap firman yang ia terima dari Allah Swt. pasti ia sampaikan
kepada umatnya.
d) Al-Baladah, yaitu mustahil rasul itu bodoh. Meskipun Rasulullah saw. tidak bisa membaca dan menulis (ummi) tetapi ia
pandai.

13. Fase – Fase Beriman pada Hari Akhir


a. Yaumul Ba’atş
Sesudah hancur dan musnahnya alam semesta termasuk manusia, terjadilah hari kebangkitan. Hari kebangkitan adalah
proses dibangkitkannya seluruh makhluk dari alam kubur.
b. Yaumul Hasyr
Yaumul Hasyr yaitu hari berkumpulnya manusia setelah dibangkitkan dari kuburnya masing-masing. Kemudian semua
manusia digiring ke tempat yang luas yaitu Padang Mahsyar (tempat berkumpul).
c. Buku Catatan
Setiap manusia di alam mahsyar mempunyai buku catatan (kitab perjalanan hidup) yang sudah dicatat Malaikat Raqīb
dan ‘Atīd. Kitab catatan ini berisi semua perbuatan dan perkataan manusia sewaktu hidup di dunia.
d. Yaumul Hisãb dan Mizan
Yaumul Hisab adalah hari ketika Allah Swt. memperlihatkan semua amalan di akhirat untuk dihisab. Segala dosa besar
dan kecil dihitung dengan seksama dan teliti. Ketika amalan mereka dihitung, anggota tubuh mereka ikut menjadi saksi.
Tahapan selanjutnya adalah Mizan. Mizan adalah timbangan yang adil berisi kebajikan dan kejahatan yang telah diperbuat
setiap manusia. Setiap orang ditimbang amalnya dengan seadil-adilnya
e. As-Sira¯
A¡-¢irā¯ adalah jembatan yang terbentang di atas neraka menuju surga. Mudah atau sulitnya melewati A¡-¢irā¯ itu
tergantung kepada amal setiap manusia.
f. Yaumul Jaza’
Yaumul Jaza’ yaitu suatu hari ketika semua manusia akan menerima balasan Allah Swt. (Jaz±’). Balasan yang diterima
seseorang sesuai dengan amalnya selama ia hidup di dunia. Firman Allah Swt.:
g. Balasan Perbuatan Baik dengan Surga
Setelah seluruh manusia dihisab dan melalui timbangan, mereka diberikan balasan yang sesuai dengan amal
perbuatannya. Pada saat itu terbagilah manusia menjadi dua golongan. Adapun bagi mukmin yang bertakwa kepada Allah Swt.
pasti akan menerima balasan yang setara, yaitu berupa surga. Surga disediakan Allah Swt. sebagai karunia kepada hamba-Nya
h. Balasan Perbuatan Buruk dengan Neraka
Adapun orang yang selama hidup di dunia lebih banyak mengerjakan perbuatan jahat, maksiat, tercela, dan kafir terhadap
Allah Swt. kufur kepada ajaran dan nikmat Allah Swt., maka akan menerima balasan yang sesuai dengan apa yang telah
dikerjakannya pula.

14. Wujud Beriman pada Qadha dan Qadhar


a. Selalu menjauhkan diri dari sifat sombong dan putus asa
b. Banyak bersyukur dan bersabar Orang yang beriman kepada Qa«±' dan Qadar, apabila mendapat keberuntungan, maka ia akan
bersyukur, karena keberuntungan itu merupakan nikmat Allah Swt. yang harus disyukuri. Sebaliknya, apabila terkena musibah
maka ia akan sabar, karena hal tersebut merupakan ujian.
c. Bersikap optimis dan giat bekerja
d. . Selalu tenang jiwanya Orang yang beriman kepada Qa«±' dan Qadar senantiasa tenang hidupnya, sebab ia selalu senang atas
apa yang ditentukan Allah Swt. kepadanya. Jika beruntung atau berhasil, ia bersyukur

15. Takdir
Macam – Macam Takdir
1) Takdir Mua’llaq adalah takdir yang erat kaitannya dengan ikhtiar manusia.
Misalnya, seorang siswa bercita-cita ingin menjadi insinyur pertanian. Untuk mencapai cita-citanya itu, ia belajar dengan tekun. Akhirnya,
apa yang ia cita-citakan menjadi kenyataan. Ia menjadi insinyur pertanian.
2) Takdir Mubram adalah takdir yang terjadi pada diri manusia dan tidak dapat diusahakan atau tidak dapat ditawar-tawar lagi oleh manusia.
Misalnya, ada orang yang dilahirkan dengan mata sipit, atau dilahirkan dengan kulit hitam sedangkan ibu dan bapak kulit putih, dan
sebagainya

16. Ketentuan Berpakaian


Adab berpakaian bagi Pria
o Sebaiknya berpakaian yang bersih, enak dilihat dan tidak menimbulkan kecurigaan, serta berpenampilan sopan dan sewajarnya
seperti lelaki
o Menggunakan pakaian menutupi tubuh, terutama bagian pusar hingga lutut
o Tidak memakai perhiasan, namun dianjurkan untuk mamakai parfum. karena perhiasan laki laki adalah perhiasan yang non
wujud
o Berpakaian tidak ketat
o Pakaian tidak mencolok
Adab berpakaian bagi wanita
o Menutupi dada dengan memanjangkan jilbab ke dada. Meski dada telah ditutupi oleh pakaian, namun tetap harus ditutup lagi
oleh jilbab. Dan juga menutupi pundak dengan memanjangkannya
o Menggunakan pakaian yang menutupi seluruh tubuh, kecuali muka & telapak tangan, bukan tangan.
o Sebaiknya tidak menggunakan parfum karena parfum dapat menimbulkan syahwat bagi laki laki yang menciumnya. Namun,
diperbolehkan menggunakan parfum jika digunakan untuk menghilangkan bau badan. Karena bau badan pun bisa
menimbulkan syahwat bagi lawan jenis yang menciumnya
o Tidak berpakaian ketat dan tidak transparan. Oleh karena itu wanita diharuskan untuk memakai rok hingga lebih dari mata
kaki. Jika transparan, gunakan 2 lapis kain penutup.
o Untuk berjilbab, ikatan rambut tidak boleh menonjol dan terlihat pada jilbab. Hal ini dikarenakan sama saja seperti
menunjukan bentuk dan jumlah dari rambut tersebut
o Berpakaian sewajarnya, enak dilihat, dan tidak menimbulkan kecurigaan

17. Perilaku Mencerminkan Kejujuran


a. Meminta izin atau berpamitan kepada orang tua ketika akan pergi ke mana pun.  
b. Tidak meminta sesuatu di luar kemampuan kedua orang tua.  
c. Mengembalikan uang sisa belanja meskipun kedua orang tua tidak mengetahuinya.  
d. Melaporkan prestasi hasil belajar kepada orang tua meskipun dengan nilai yang kurang memuaskan.  
e. Tidak memberi atau meminta jawaban kepada teman ketika sedang ulangan atau ujian sekolah.  
f. Mengatakan dengan sejujurnya alasan keterlambatan datang atau ketidakhadiran ke sekolah.  
g. Mengembalikan barang-barang yang dipinjam dari teman atau orang lain, meskipun barang tersebut tampak tidak begitu
berharga.  
h. Memenuhi undangan orang lain ketika tidak ada hal yang dapat menghalanginya.  
i. Tidak menjanjikan sesuatu yang kita tidak dapat memenuhi janji tersebut.
j. Mengembalikan barang yang ditemukan kepada pemiliknya atau melalui pihak yang bertanggung jawab.
k. Membayar sesuatu sesuai dengan harga yang telah disepakati.

18. Keutamaan Menuntut Ilmu


a. Diberikan derajat yang tinggi di sisi Allah Swt.
b. Diberikan pahala yang besar di hari kiamat nanti
c. Merupakan sedekah yang paling utama
d. Lebih utama daripada seorang ahli ibadah
e. Lebih utama dari śalat seribu raka’at
f. Diberikan pahala seperti pahala orang yang sedang berjihad di jalan Allah
g. Dinaungi oleh malaikat pembawa rahmat dan dimudahkan menuju surga

19. Contoh Peerapan Syaja’ah (Berani Membela Kebenaran)


a. Di sekolah, kita meluruskan niat untuk menuntut ilmu, mengerjakan tugastugas yang diberikan oleh ibu bapak/guru, tidak
menyontek pekerjaan teman, melaksanakan piket sesuai jadwal, menaati peraturan yang berlaku di sekolah, dan berbicar
benar dan sopan baik kepada guru, teman ataupun orang-orang yang ada di lingkungan sekolah.
b. Di rumah, kita meluruskan niat untuk berbakti kepada orang tua dan memberitakan hal yang benar. Contohnya, tidak
menutup-nutupi suatu masalah pada orang tua dan tidak melebih-lebihkan sesuatu hanya untuk membuat orang tua senang.
c. Di masyarakat, kita melakukan kejujuran dengan niat untuk membangun lingkungan yang baik, tenang, dan tenteram. Hal
tersebut dapat terwujud dengan tidak mengarang cerita yang dapat membuat suasana di lingkungan tidak kondusif dan tidak
membuat berita bohong. Ketika diberi kepercayaan untuk melakukan sesuatu yang diamanahkan, harus dipenuhi dengan
sungguh-sungguh, dan lain sebagainya

20. Perilaku Hormat dan Patuh pada Orang Tua


 Berbakti dengan melaksanakan nasihat dan perintah yang baik dari keduanya.
 Merawat dengan penuh keikhlasan dan kesabaran apalagi jika keduanya sudah tua dan pikun.
 Merendahkan diri, kasih sayang, berkata halus dan sopan, serta mendoakan keduanya.
 Rela berkorban untuk orang tuanya.
 Meminta kerelaan orang tua ketika akan berbuat sesuatu.
 Berbuat baik kepada orang tua, walaupun ia berbuat aniaya. Maksudnya anak tidak boleh menyinggung perasaan orang tuanya
walaupun ia telah menyakiti anaknya. Jangan sekali-kali seorang anak berbuat tidak baik atau membalas ketidakbaikan
keduanya.
Beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk berbakti kepada orang tua yang telah meninggal adalah seperti berikut.
 Merawat jenazah dengan cara memandikan, mengafankan, menyalatkan, dan menguburkannya.
 Melaksanakan wasiat dan menyelesaikan hak Adam yang ditinggalkannya (utang atau perjanjian dengan orang lain yang masih
hidup).
 Menyambung tali silaturahmi kepada kerabat dan teman-teman dekatnya atau memuliakan teman-teman kedua orang tua.
 Melanjutkan cita-cita luhur yang dirintisnya atau menepati janji kedua orang tua.
 Mendoakan orang tua yang telah tiada dan memintakan ampun kepada Allah Swt. dari segala dosa orang tua kita

21. Perilaku Kerja Keras dan Bertanggung jawab


 Bekerja Keras berarti berusaha atau berikhtiar secara sungguh-sungguh, dengan kata lain bekerja keras adalah bekerja dengan
gigih dan sungguhsungguh untuk mencapai suatu yang dicita-citakan.
 menurut kamus Bahasa Indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, mananggung segala sesuatunya, atau
memberikan jawab dan menanggung akibatnya. Secara istilah tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku
atau perbuatan yang disengaja maupun yang tidak di sengaja

22. Bekerja Keras dan Bertanggung Jawab


 Menggunakan waktu secara efektif dan efisien Waktu yang diberikan Allah Swt. untuk manusia sehari semalam tidak lebih dari 24 jam.
Dan waktu 24 jam ini sebaiknya dimanfaatkan secara efektif untuk beribadah kepada Allah Swt., untuk bekerja, dan digunakan untuk
beristirahat.
 Gali dan kembangkan potensi diri secara baik Allah Swt. melengkapi manusia dengan fithrah cerdas, cerdas fisik, cerdas emosi, cerdas
intelektual, cerdas kebajikan dan cerdas akhlak. Dengan kerja keras dan tanggung jawab manusia dapat mengembangkan berbagai
potensi cerdasnya untuk meraih kesuksesan. Kemampuan-kemapuan menggali dan mengembangkan potensi diri inilah yang pada
akhirnya dapat mengisi aktivitas manusia dalam menghabiskan waktunya
 Selalu Fokus, Melabelkan diri dan Berkata Positif Bentuk kerja keras yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari harus selalu
fokus, dan berani melabelkan diri bahwa pasti sukses dan berhasil dengan diiringi kata-kata positif pasti bisa dan menjauhkan diri dari
kata putus asa, tidak mampu dan sebagainya. Seseorang dapat sukses dalam usahanya jika mereka bekerja keras.
 Tekun dalam Bekerja Pekerjaan apapun yang ditekuni oleh seseorang, hendaknya dilakukan dengan niat baik, professional dan azam
(kemauan) yang kuat. Jangan melakukan pekerjaan yang sia-sia yang tidak ada manfaatnya. Jangan sekalikali melakukan suatu pekerjaan
didasari dengan sikap malas.

23. Keteladanan Tokoh

24. Fungsi Al Quran, Hadits, dan Ijtihad


Al Quran
Sebagai sumber hukum Islam, al-Qur’ān memiliki kedudukan yang sangat tinggi. Al-Qur’ān merupakan sumber utama dan pertama
sehingga semua persoalan harus merujuk dan berpedoman kepadanya.
Hadits
 Menjelaskan ayat-ayat al-Qur’ān yang masih bersifat umum
 Memperkuat pernyataan yang ada dalam al-Qur’ān Seperti dalam al-Qur’ān terdapat ayat yang menyatakan,
 Menerangkan maksud dan tujuan ayat yang ada dalam al-Qur’ān
 Menetapkan hukum baru yang tidak terdapat dalam al-Qur’ān Maksudnya adalah bahwa jika suatu masalah tidak terdapat
hukumnya dalam al-Qur’ān, diambil dari hadis yang sesuai. Misalnya, bagaimana hukumnya seorang laki-laki yang menikahi
saudara perempuan istrinya.
Ijtima’
Ijtihād memiliki kedudukan sebagai sumber hukum Islam setelah alQur’ān dan hadis. Ijtihād dilakukan jika suatu persoalan tidak
ditemukan hukumnya dalam al-Qur’ān dan hadis. Namun demikian, hukum yang dihasilkan dari ijtihād tidak boleh bertentangan
dengan al-Qur’ān maupun hadis.

25. Pelaksanaan Ibadah Haji, Zakat, dan Wakaf


Haji : waktu mula bulan Syawal hingga Hari Raya Iduladha di bulan Dzulhijjah.
Zakat :
 Waktu pelaksanaan zakat fitrah adalah sewaktu terbenamnya matahari pada malam hari raya sampai sebelum shalat idul fitri.
 Kewajiban mengeluarkan zakat nuqud (emas dan perak) adalah apabila telah mencapai nishap dan telah mencapai haul (satu
tahu penuh).
 zakat pertanian dikeluarkan apabila telah mencapai nishab dan telah panen.
 zakat peternakan dan perniagaan dikeluarkan apabila telah mencapai nishab dan telah mencapai haul.
 zakat rikaz dan barang tambang dikeluarkan pada saat menemukan harta tersebut.
 zakat profesi dikeluarkan setelah mencapai haul, tetapi ada juga yang berpendapat bahwa zakat profesi dikeluarkan langsung
ketika mendapatkan harta tersebut.

26. Tata Cara Shalat Jenazah


a. Jenazah diletakkan di depan jamaah. Apabila mayat laki-laki, imam berdiri di dekat kepala jenazah. Apabila mayat
perempuan imam berdiri di dekat perut jenazah.
b. Imam berdiri paling depan diikuti oleh makmum, jika yang mensalati sedikit, usahakan dibuat 3 baris /sh±f.
c. Mula-mula semua jamaah berdiri dengan berniat melakukan £alat jenazah dengan empat takbir. Niat itu ada yang dibaca
dalam hati, ada yang dilafalkan.
d. Kemudian takbiratul ihram yang pertama, dan setelah takbir pertama itu selanjutnya membaca surat al-F±tihah.
e. Takbir yang kedua, dan setelah itu, membaca salawat atas Nabi Muhammad saw.
f. Takbir yang ketiga, kemudian membaca doa untuk jenazah. Bacaan doa bagi jenazah adalah sebagai berikut. Artinya: “Ya
Allah, ampunilah ia, kasihanilah ia, sejahterakanlah ia, maafkanlah kesalahannya.”
g. Takbir yang keempat, dilanjutkan dengan membaca doa sebagai berikut: Artinya: “Ya Allah, janganlah Engkau menjadikan
kami penghalang dari mendapatkan pahalanya dan janganlah engkau beri kami fitnah sepeninggalnya, dan ampunilah kami
dan dia.” (H.R. Hakim)
h. Membaca salam sambil menoleh ke kanan dan ke kiri

27. Tata Cara Shalat Jenazah


Untuk bisa di¡alati, keadaan si mayat haruslah:
1. Suci, baik badan, tempat, maupun kafan.
2. Sudah dimandikan dan dikafani.
3. Jenazah sudah berada di depan orang yang menyalatkan atau sebelah kiblat

28. Syarat Khutbah


Syarat khatib
1) Islam.
2) Ballig.
3) Berakal sehat.
4) Mengetahui ilmu agama.
Syarat dua khutbah
1) Khutbah dilaksanakan sesudah masuk waktu dhuhur.
2) Khatib duduk di antara dua khutbah.
3) Khutbah diucapkan dengan suara yang keras dan jelas.
4) Tertib.
Rukun khutbah
1) Membaca hamdallah.
2) Membaca syahadatain.
3) Membaca shalawat.
4) Berwasiat taqwa.
5) Membaca ayat al-Qur’±n pada salah satu khutbah.
6) Berdoa pada khutbah kedua.
Sunah khutbah
1) Khatib berdiri ketika khutbah.
2) Mengawali khutbah dengan memberi salam.
3) Khutbah hendaknya jelas, mudah dipahami, tidak terlalu panjang.
4) Khatib menghadap jamaah ketika khutbah.
5) Menertibkan rukun khutbah.
6) Membaca surat al-Ikhl±s ketika duduk di antara dua khutbah

29. Transaksi sesuai islam


a. Muamalah ialah kegiatan tukar-menukar barang atau sesuatu yang memberi manfaat dengan cara yang ditempuhnya, seperti
jual-beli, sewa-menyewa, utang-piutang, pinjam-meminjam, urusan bercocok tanam, berserikat, dan usaha lainnya. \
b. Syirkah (perseroan) berarti suatu akad yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih yang bersepakat untuk melakukan suatu
usaha dengan tujuan memperoleh keuntungan.
c. Mudarabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak, di mana pihak pertama menyediakan semua modal (£±hibul
m±l), sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola atau pengusaha (mu«arrib).
d. Mussqah adalah kerja sama antara pemilik kebun dan petani di mana sang pemilik kebun menyerahkan kepada petani agar
dipelihara dan hasil panennya nanti dibagi dua menurut persentase yang ditentukan pada waktu akad

30. Ketentuan Berpakaian yang Tepat


Muslimah
 Menutup aurat
 Menetapi jenis dan model yang ditetapkan syara’
 Tidak tasyabbuh (menyerupai) pakaian laki-laki
 Tidak tasyabbuh (menyerupai) terhadap orang kafiir.
 Tidak tembus pandang
 Tidak menunjukkan bentuk dan lekuk tubuhnya
 Tidak tabarruj (menonjolkan keindahan bentuk tubuh, kecantikan dan perhiasan di depan laki-laki nonmuhrim atau dalam
kehidupan umum).

Muslim
 Menutup aurat
 Tidak terbuat dari emas atau sutera
 Tidak tasyabbuh (menyerupai) orang-orang kafiir.
 Tidak tasyabbuh (menyerupai) pakaian wanita
 Afdol berwarna putih, karena Rasulullah menyukai pakaian berwarna putih
 Memakai tutup kepala, Rasulullah tidak pernah meninggalkan rumah tanpa tutup kepala
 Memakai busana atau pakaian beridentitas keislaman, sehingga dapat diketahui bahwa dirinya adalah islam.
 Bersih, wangi dan rapi serta tidak berpakaian mencolok atau terlalu menyelisihi orang kebanyakan di daerah temapt tinggal.

31. Perilaku mencerminkan Kejujuran (N0. 17)

32. Kerja Keras dan Tanggung Jawab


Kerja Keras
 Belajar dengan tekun dan giat.
 Tidak berputus asa apabila mendapatkan kegagalan dan tidak pula berhenti berusaha ketika mendapat
kesuksesan.
 Disiplin pada waktu, tidak membiasakan diri mengulur-ulur waktu.
Tanggung Jwab
 Datang lebih awal ke sekolah apabila sedang bertugas piket dan melaksanakan tugasnya sebaik mungkin
 Tidak bolos atau mangkir dari sekolah tanpa alasan tidak jelas, ini adalah sikap bertanggung jawab atas
amanah atau kepercayaan yang diberikan orangtua di rumah
 Mengerjakan PR di rumah sebaik mungkin dan dikumpul sesuai dengan jadwal yang disepakati
 Apabila melakukan kesalahan, mengakui kesalahan tersebut kemudian meminta maaf dan mencari solusi
terbaik sebagai wujud tanggung jawab

33. Fungsi Al Quran


 hukum taklifi adalah tuntunan Allah Swt. yang berkaitan dengan perintah dan larangan.

 Hukum wad’i adalah perintah Allah Swt. yang merupakan sebab, syarat, atau penghalang bagi adanya sesuatu.

 Hukum taklifi terbagi ke dalam lima bagian, yaitu sebagai berikut.

Wajib (farḍu), yaitu aturan Allah Swt. yang harus dikerjakan, dengan konsekuensi bahwa jika dikerjakan akan mendapatkan pahala,
dan jika ditinggalkan akan berakibat dosa.
Sunnah (mandub), yaitu tuntutan untuk melakukan suatu perbuatan dengan konsekuensi jika dikerjakan akan mendapatkan pahala
dan jika ditinggalkan karena berat untuk melakukannya tidaklah berdosa. Misalnya ibadah śalat rawatib, puasa Senin-Kamis, dan
sebagainya.
Haram (taḥrim), yaitu larangan untuk mengerjakan suatu pekerjaan atau perbuatan. Konsekuesinya adalah jika larangan tersebut
dilakukan akan mendapatkan pahala, dan jika tetap dilakukan akan mendapatkan dosa dan hukuman. Misalnya larangan meminum
minuman keras/narkoba/khamr, larangan berzina, larangan berjudi, dan sebagainya.
Makruh (Karahah), yaitu tuntutan untuk meninggalkan suatu perbuatan. Makruh artinya sesuatu yang dibenci atau tidak disukai.
Konsekuensi hukum ini adalah jika dikerjakan tidaklah berdosa, akan tetapi jika ditinggalkan akan mendapatkan pahala. Misalnya,
mengonsumsi makanan yang beraroma tidak sedap karena zatnya atau sifatnya.
Mubaḥ (al-Ibaḥaḥ), yaitu sesuatu yang boleh untuk dikerjakan dan boleh untuk ditinggalkan. Tidaklah berdosa dan berpahala jika
dikerjakan ataupun ditinggalkan. Misalnya makan roti, minum susu, tidur di kasur, dan sebagainya
34. Transaksi
1).Setiap transaksi pada dasarnya mengikat orang (pihak) yang melakukan
transaksi itu.
3) Setiap transaksi harus dilakukan secara sukarela, tanpa ada unsur paksaan
dari pihak mana pun.
4) Setiap transaksi hendaknya dilandasi dengan niat baik dan ikhlas karena
Allah Swt. semata.

35. Sayarat dan Rukun Nikah


a. Calon suami, syarat-syaratnya sebagai berikut.
 Bukan mahram si wanita, calon suami bukan termasuk yang haram dinikahi karena adanya hubungan nasab atau sepersusuan.
 Orang yang dikehendaki, yakni adanya keri«±an dari masingmasing pihak.
 Mu’ayyan (beridentitas jelas), harus ada kepastian siapa identitas mempelai laki-laki dengan menyebut nama atau sifatnya
yang khusus.
b. Calon istri, syaratnya adalah.
 Bukan mahram si laki-laki.
 Terbebas dari halangan nikah, misalnya, masih dalam masa iddah atau berstatus sebagai istri orang.
c. Wali, yaitu bapak kandung mempelai wanita, penerima wasiat atau kerabat terdekat, dan seterusnya sesuai dengan urutan ashabah
wanita tersebut, atau orang bijak dari keluarga wanita, atau pemimpin setempat,
Syarat wali adalah.
 orang yang dikehendaki, bukan orang yang dibenci,
 laki-laki, bukan perempuan atau banci,
 mahram si wanita,
 baligh, bukan anak-anak,
 berakal, tidak gila,
 adil, tidak fasiq,
 tidak terhalang wali lain,
 tidak buta,
 tidak berbeda agama,
 merdeka, bukan budak.
d. Dua orang saksi.
 Berjumlah dua orang, bukan budak, bukan wanita, dan bukan orang fasik.
 Tidak boleh merangkap sebagai saksi walaupun memenuhi kualifikasi sebagai saksi.
 Sunnah dalam keadaan rela dan tidak terpaksa.
e. Sigah (Ijab Kabul), yaitu perkataan dari mempelai laki-laki atau wakilnya ketika akad nikah. Syarat shighat adalah sebagai berikut.
 Tidak tergantung dengan syarat lain.
 Tidak terikat dengan waktu tertentu.
 Boleh dengan bahasa asing.
 Dengan menggunakan kata “tazwij” atau “nikah”, tidak boleh dalam bentuk kinayah (sindiran), karena kinayah membutuhkan
niat sedang niat itu sesuatu yang abstrak.
 Qabul harus dengan ucapan “Qabiltu nikahaha/tazwijaha” dan boleh didahulukan dari ijab.

36. Bagian Ahli Waris


37. Strategi Dakwa Rasulullah
 Dakwah secara Rahasia/Diam-Diam (al-Da’wah bi al-Sirr)
Agar tidak menimbulkan keresahan dan kekacauan di kalangan masyarakat Quraisy, Rasulullah saw. memulai dakwahnya
secara sembunyi-sembunyi (al-Da’wah bi al-Sirr).. Pada tahap ini, Rasulullah saw. memfokuskan dakwah Islam hanya kepada
orangorang terdekat, yaitu keluarga dan para sahabatnya. Rumah Rasulullah saw (Dārul Arqam) dijadikan sebagai pusat
kegiatan dakwah.
Orang-orang pertama (as-sābiqunal awwalūn) yang mengakui kerasulan Nabi Muhammad saw. dan menyatakan
keislamannya adalah Siti Khadijah (istri), Ali bin Abi Ţhalib (adik sepupu), Zaid bin Sumber. Ĥarișah (pembantu yang
diangkat menjadi anak), dan Abu Bakar Siddik (sahabat).
 Dakwah secara Terang-terangan (al-Da’wah bi al-Jahr)
Dakwah secara terang-terangan (al-Da’wah bi al-Jahr) dimulai ketika Rasulullah saw. menyeru kepada orang-orang
Mekah. Ia berdiri di atas sebuah bukit dan berteriak dengan suara lantang memanggil mereka.

38. Strategi Dakwah Islam di Indonesia


a. Perdagangan
b. Perkawinan
c. Pendidikan : Para ulama banyak yang mendirikan lembaga pendidikan Islam, berupa pesantren.
d. Kesenian : kesenian yang paling terkenal adalah melalui pertunjukkan wayang. Seperti diketahui bahwa Sunan Kalijaga
adalah tokoh yang paling mahir dalam mementaskan wayang. elain wayang, media yang dipergunakan dalam penyebaran
Islam di Indonesia adalah seni bangunan (Masjid), seni pahat atau seni ukir, seni tari, seni musik dan seni sastra
e. Tasawuf
f. Politi

39. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Islam


 Islam bersifat terbuka
 Syaratnya sangat mudah, cukup mengucapkan dua kalimat syahadat Islam
 Tidak mengenal kasta Tata
 Cara peribadatan sangat sederhana
 Penyebaranya di lakukan secara damai

40. Tata Cara Akad Nikah (diakhirii doa pernikahan)

41. Hukum Nikah


1) Wajib, yaitu bagi orang yang telah mampu baik fisik, mental, ekonomi maupun akhlak untuk melakukan pernikahan,
mempunyai keinginan untuk menikah, dan jika tidak menikah, maka dikhawatirkan akan jatuh pada perbuatan maksiat, maka
wajib baginya untuk menikah. Karena menjauhi zina baginya adalah wajib dan cara menjauhi zina adalah dengan menikah.
2) Sunnah, yaitu bagi orang yang telah mempunyai keinginan untuk menikah namun tidak dikhawatirkan dirinya akan jatuh
kepada maksiat, sekiranya tidak menikah. Dalam kondisi seperti ini seseorang boleh melakukan dan boleh tidak melakukan
pernikahan. Tapi melakukan pernikahan adalah lebih baik daripada mengkhususkan diri untuk beribadah sebagai bentuk sikap
taat kepada Allah Swt.
3) Mubah, bagi yang mampu dan aman dari fitnah, tetapi tidak membutuhkannya atau tidak memiliki syahwat sama sekali seperti
orang yang impoten atau lanjut usia, atau yang tidak mampu menafkahi, sedangkan wanitanya rela dengan syarat wanita
tersebut harus rasyidah (berakal). Juga mubah bagi yang mampu menikah dengan tujuan hanya sekedar untuk memenuhi
hajatnya atau bersenang-senang, tanpa ada niat ingin keturunan atau melindungi diri dari yang haram.
4) Haram, yaitu bagi orang yang yakin bahwa dirinya tidak akan mampu melaksanakan kewajiban-kewajiban pernikahan, baik
kewajiban yang berkaitan dengan hubungan seksual maupun berkaitan dengan kewajiban-kewajiban lainnya. Pernikahan
seperti ini mengandung bahaya bagi wanita yang akan dijadikan istri. Sesuatu yang menimbulkan bahaya dilarang dalam
Islam. Tentang hal ini Imam al-Qurtubi mengatakan, “Jika suami mengatakan bahwa dirinya tidak mampu menafkahi istri atau
memberi mahar , dan memenuhi hak-hak istri yang wajib, atau mempunyai suatu penyakit yang menghalanginya untuk
melakukan hubungan seksual, maka dia tidak boleh menikahi wanita itu sampai dia menjelaskannya kepada calon istrinya.
Demikian juga wajib bagi calon istri menjelaskan kepada calon suami jika dirinya tidak mampu memberikan hak atau
mempunyai suatu penyakit yang menghalanginya untuk melakukan hubungan seksual dengannya”.
5) Makruh, yaitu bagi seseorang yang mampu menikah tetapi dia khawatir akan menyakiti wanita yang akan dinikahinya, atau
menzalimi hak-hak istri dan buruknya pergaulan yang dia miliki dalam memenuhi hak-hak manusia, atau tidak minat terhadap
wanita dan tidak mengharapkan keturunan.

42. Bagain warisan (no. 36)

43. Substansi, Strategi, dan Peyebab Keberhasialn Dakwah Rasulullah


Substansi:
 Kerasulan Nabi Muhammad dan wahyu pertama
 Ajaran2 pokok Rasulullah di Mekah (Aqidah,Aklhak Mulia)
Strategi:
 Secara diam2
 Secara terang2 an
Penyeabab:

44. Di Madinah
Substansi:
 Membina Persaudaraan antara Kaum Anśar dan Kaum Muhajirin
 Membentuk Masyarakat yang Berlandaskan Ajaran Islam (Kebebasa beragama, azan salat zakat puasa, prinsip prinsip
kemanusiaan)
 Mengajarkan Pendidikan Politik, Ekonomi, dan Sosial
Strategi:
 Meletakkan Dasar-Dasar Kehidupan Bermasyarakat
a. Membangun masjid. Masjid yang dibangun Nabi Muhammad saw. tidak saja dijadikan sebagai pusat kehidupan
beragama (beribadah), tetapi sebagai tempat bermusyawarah, tempat mempersatukan kaum muslimin agar memiliki
jiwa yang kuat, dan berfungsi sebagai pusat pemerintahan.
b. Membangun ukhuwah Islamiyah. Dalam hal ini, Nabi Muhammad saw. saw. mempersaudarakan Kaum Anśar (Muslim
Madinah) dengan Kaum Muhajirin (Muslim Mekah). Beliau mempertemukan dan mengikat Kaum Anśar dan
Muhajirin dalam satu hubungan kekeluargaan dan kekerabatan. Dengan demikian, Nabi Muhammad saw. telah
membangun sebuah ikatan persaudaraan tidak saja semata-mata dikarenakan hubungan darah, tetapi oleh ikatan agama
(ideologi).
c. Menjalin persahabatan dengan pihak-pihak lain yang nonmuslim. Untuk menjaga stabilitas di Madinah, Nabi
Muhammad saw. menjalin persahabatan dengan orang-orang Yahudi dan Arab yang masih menganut agama nenek
moyangnya. Sebuah piagam pun dibuat yang kemudian dikenal dengan Piagam Madinah. Dalam piagam itu ditegaskan
persamaan hak dan menjamin kebebasan beragama bagi orang-orang Yahudi. Setiap orang dijamin keamanannya dan
diberikan kebebasan dalam hak-hak politik dan keagamaan. Dalam piagam itu dicantumkan pula bahwa Nabi
Muhammad saw. menjadi kepala pemerintahan dan arena itu otoritas mutlak diserahkan kepada beliau.
 Surat Nabi Muhammad saw. kepada Para Raja
 Penakluan Mekah
Perjanjian Hudaibiyah berisi lima kesepakatan, yaitu (1) kaum muslimin tidak boleh mengunjungi Ka’bah pada tahun ini
dan ditangguhkan sampai tahun depan, (2) lama kunjungan dibatasi sampai tiga hari saja, (3) kaum muslimin wajib
mengembalikan orang-orang Mekah yang melarikan diri ke Madinah. Sebaliknya, pihak Quraisy menolak untuk
mengembalikan orang-orang Madinah yang kembali ke Mekah, (4) selama sepuluh tahun dilakukan genjatan senjata antara
masyarakat Madinah dan Mekah, dan (5) tiap kabilah yang ingin masuk ke dalam persekutuan kuam Quraisy atau kaum
muslimin, bebas melakukannya tanpa mendapat rintangan
Penyebab
 Rasulullah SAW berhasil membangun semangat persaudaraan yang berlandaskan pada ukhuwah Islamiyah.
 Rasulullah SAW berhasil menerapkan prinsip keadilan bagi semua penduduk Madinah.
 Rasulullah SAW memiliki pribadi mulia yang menjadi jaminan teladan bagi penduduk Madinah.
 Rasulullah SAW menerapkan persamaan derajat antara sesama manusia dan satu-satunya tolak ukur kemuliaan seseorang
hanyalah takwa.

45. Sebab Kemajuan Peradaban Islam


Faktor internal antara lain:

 Konsistensi dan istiqamah umat Islam kepada ajaran Islam,


 Ajaran Islam yang mendorong umatnya untuk maju,
 Islam sebagai rahmat seluruh alam,
 Islam sebagai agama dakwah sekaligus keseimbangan dalam menggapai kehidupan duniawi dan ukhrawi.

Faktor eksternal antara lain seperti berikut.

1. Terjadinya asimilasi antara bangsa Arab dan bangsa-bangsa lain yang lebih dahulu mengalami perkembangan dalam ilmu
pengetahuan. Pengaruh Persia pada saat itu sangat penting. Persia banyak berjasa dalam bidang pemerintahan, perkembangan ilmu
filsafat, dan sastra. Adapun pengaruh Yunani masuk melalui berbagai macam terjemahan dalam banyak bidang ilmu, terutama filsafat.

2. Gerakan terjemahan pada masa Periode Klasik, usaha penerjemahan kitabkitab asing dilakukan dengan giat sekali. Pengaruh
gerakan terjemahan terlihat dalam perkembangan ilmu pengetahuan umum terutama di bidang astronomi, kedokteran, filsafat, kimia,
dan sejarah.

46. Perilaku Islam modern


1) Di sepanjang sejarah Islam senantiasa muncul tokoh-tokoh besar Islam yang gigih mengawal fondasi ajaran-ajaran Islam agar tetap tegak
berdiri di tengah- tengah umat Islam yang memiliki budaya lokal.
2) Di sepanjang sejarah Islam senantiasa muncul tokoh-tokoh besar Islam yang gigih mengawal agama Islam melalui lembaga-lembaga
pendidikan yang lebih modern dan berkualitas.
3) Di sepanjang sejarah Islam senantiasa muncul tokoh-tokoh besar Islam yang gigih melawan segala bentuk penjajahan demi tegaknya
keimanan, kemerdekaan, persatuan, kedaulatan, kedilan, dan kemakmuran bangsanya.
4) Di era awal abad ke-20, di saat teknologi informatika masih sangat terbatas, ternyata telah terjalin komunikasi dan ukhuwah antarumat
Islam di berbagai belahan dunia. Ada proses saling memberi dan menyerap ide-ide kreatif antartokoh Islam untuk memperjuangkan agama
di tengah pusaran kolonialisme dan kekuatan-kekuatan misi lain di luar Islam. Saat ini merupakan zaman merdeka dan sarat teknologi
informasi, maka komunikasi dan ukhuwah islamiyah tentu lebih mudah dijalin secara intensif.
5) Dalam proses menyerap ide-ide tentang keislaman dari luar negeri, para tokoh Islam di Indonesia mengambil sikap dan cara yang selektif
dan evolutif

47. Sama no. 39


48. Strategi Dakwah Islam di Indonesia (Sama No. 38)
49. (Faktor yang Mempengaruhi kemajuan dan kemunduran)
Faktor terpenting yang mendukung berkembangnya Islam di pelosok dunia, yakni Islam adalah agama yang sesuai dengan fitrah
manusia atau fitrah insaniyyah
Kemajuan
 Asimilasi Antara Bangsa Arab dengan Bangsa Lain
asimilasi atau adanya suatu hubungan antara bangsa Arab dengan bangsa-bangsa lain yang lebih dahulu mengalami
perkembangan dalam ilmu pengetahuan. ini merupakan permulaaan islam mengalami perkembangan peradaban pada masa
kejayaan Berkat keberhasilan penyebaran Islam ke beberapa wilayah yang baru, Islam bertemu dengan berbagai kebudayaan
baru yang memiliki khazanah pengetahuan yang baru pula dan ini bertemu dengan semangat Umat Islam yang terdorong
ajaran agamanya untuk terus mencari dan mengembangkan ilmu dari mana pun.
 Pluralistik Dalam Pemerintahan dan Politik masjid islam
Untuk mengokohkan dinastinya, al-Mansur mengambil strategi yang berbeda dengan Dinasti Umayyah. Zaman Abbasiyah
sangat berbeda dengan zaman Umayyah, Dinasti Umayyah sangat bercorak ke Arab-araban.
 Stabilitas Pertumbuhan Ekonomi dan Politik ekonomi islam
Harun al-Rasyid memanfaatkan kemajuan perekonomian sebagai pembangunan di sektor Sosial dan Pendidikan. Seperti
pengadaan sarana belajar bagi masyarakat umum. Penyediaan infrastruktur yang dilakukan oleh Harun al-Rasyid pada
akhirnya dilanjutkan oleh al-Ma’mun, khususnya dalam bidang pengembangan pendidikan, ilmu pengetahuan, kehidupan
intelektual serta kebudayaan.
 Gerakan Penterjemahan
Gerakan ini berlangsung dalam 3 (tiga) fase. Fase pertama, pada masa al-Mansur hingga Harun al-Rasyid. Pada gerakan
pertama yang banyak diterjemahkan yaitu karya-karya bidang astronomi dan manthiq. Gerakan kedua berlangsung mulai masa
al-Ma’mun sampai tahun 300 H.
Buku yang banyak diterjemahkan antara lain dalam bidang filsafat dan kedokteran. Gerakan ketiga, setelah tahun 300 H,
terutama setelah adanya pembuatan kertas. Karya-karya mulai meluas diterjemahkan dalam semua bidang keilmuan.
 Berdirinya Perpustakaan
Kemunduran
Internal
 Keruntuhan islam sering disebabkan karena tidak bertanggung jawab nya para pemimpin.
 Kemungkinan terjadinya desentralisasi dan pembagian kekuasaan didaerah-daerah.
 Perpecahan antara arab dan non arab, muslim arab dan muslim non arab, antara muslim dengan non muslim.
 Pengkhianatan yang dilakukan oleh orang-orang yang mengincar kekuasaan.
 Menerapkan pajak berlebihan menjadi kebijakan favorit yang dibebankan kepada semua rakyat, tak terkecuali.
 Wabah penyakit sering muncul seperti cacar, pes, malaria dan sejenis demam lainnya.
 Menurunnya stabilitas keamanan dan bangunan yang kurang diperhatikan sampai sering terjadi banjir yang membawa
malapetaka.
 Banyaknya orang kelaparan yang tidak diperhatikan
 Serangan al-Ghazali terhadap para filsafat dan ilmuwan, yang menyerang rasionalisme dan mengajukan tasawuf sebagai
alternative yang paling mungkin untuk menjadi jalan hidup dan penemuan kebenaran agama.
 Al-Ghazali berpengaruh di kemunduran Islam, sunni khususnya, sehingga berkurangnya minat orang terhadap filsafat dan ilmu
pengetahuan
eksternal
 Pengaruh buruk dari aliran-aliran alam pikiran Islam periode sebelumnya
 Pengaruh perang bumi hangus yang dilancarkan oleh bangsa Tartar dari Timur dan serangan Tentara Salib Nasrani dari Barat.

50. Pengaruh terhadap kehidupan umat islam

Anda mungkin juga menyukai