LP Askep Histerektomi - Nuning Pratiwie
LP Askep Histerektomi - Nuning Pratiwie
OLEH:
NUNING PRATIWIE
(2021-01-14901-048)
PEMBIMBING PRAKTIK
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa Karena
atas karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pendahuluan
yangberjudul “Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Pada Ny. A
Dengan Diagnosa Medis Histerektomi Di Ruang Intensive Care Unit (ICU)
RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.”
Penyusun menyadari tanpa bantuan dari semua pihak maka laporan studi
kasus ini tidak akan selesai sesuai dengan waktu yang diharapkan. Oleh karena
itu, pada kesempatan ini pula penyusun mengucapkan banyak terima kasih
terutama kepada:
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKES Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners., M.Kep selaku ketua program studi Sarjana
Keperawatan.
3. Ibu Isna Wiranti S.Kep.,Ners Selaku Koordinator Program Profesi Ners
Angkatan IX
4. Ibu Rosaniah S.Kep.,Ners selaku pembimbing lahan yang telah memberikan
bantuan dalam proses penyelesaian asuhan keperawatan dan laporan
pendahuluan ini.
5. Bapak Dwi Agustian Faruk, Ners., M. Kep selaku pembimbing akademik
yang telah memberikan bantuan dalam proses penyelesaian asuhan
keperawatan dan laporan pendahuluan ini.
6. Orang tua kami, keluarga kami, dan orang terdekat yang telah memberikan
bimbingan, motivasi dan bantuan kepada saya dalam hal material.
7. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan studi
kasus ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam
penulisan studi kasus ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun untuk menyempurnaan
penulisan studi kasus ini. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan
semoga laporan studi kasus ini bermanfaat bagi kita semua.
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA
Rahim adalah organ yang dimiliki wanita yang tebal, berotot, bentuknya
seperti buah pir, terletak di dalam pelvis antara rectum di belakang dan kandung
kemih di depan, ototnya disebut miometrium. Panjang uterus kurang lebih 7,5 cm,
tebal 2,5 cm, berat 50 gram. Pada rahim wanita yang belum menikah panjang
uterus berkisar 5-8 cm, dan beratnya 30-60 gram. Uterus juga bertanggung jawab
untuk pengembangan embrio dan janin selama kehamilan. Rahim dapat
memperluas selama kehamilan dari seukuran kepalan tangan tertutup menjadi
cukup besar untuk menampung bayi. Rahim juga merupakan organ yang sangat
kuat, karena mampu berkontraksi untuk mendorong bayi keluar dari tubuh saat
melahirkan. Uterus terdiri dari fundus uteri, korpus uteri, dan serviks porsio.
1. Fundus Uteri
Fundus terletak di bagian, berbentuk seperti kubah, dari bagian atas rahim,
saluran tuba meluas ke ovarium. Pada bagian ini Tuba Fallopi masuk ke uterus
pada masa kehamilan, tinggi dari fundus uteri dapat membantu untuk
memperkirakan usia kehamilan seseorang.
2. Corpus Uteri
Corpus terletak di bagian tengah rahim, di sinilah tempat bayi tumbuh. Korpus
uteri adalah bagian badan uterus yang paling utama dan terbesar. Korpus uteri
akan tampak menyempit di bagian bawahnya dan berlanjut sebagai serviks.
Korpus biasanya bengkok ke arah depan. Selama masa reproduktif, panjang
korpus adalah 2 kali dari panjang serviks. Korpus merupakan jaringan kaya
otot yang bisa melebar untuk menyimpan janin. Selama proses persalinan,
dinding ototnya mengerut sehingga bayi terdorong keluar melalui serviks dan
vagina. Lapisan dalam dari korpus disebut endometrium. Setiap bulan setelah
siklus menstruasi endometrium akan menebal. Jika tidak terjadi kehamilan,
maka endometrium akan dilepaskan dan terjadilah pendarahan. Ini yang
disebut dengan siklus menstruasi. Telur yang terbuahi di saluran telur akan
melekat sendiri dan menanamkan diri (nidasi) dalam selaput lendir di sisi
dalam atau rongga rahim. Telur yang tertanam ini tidak mudah lepas atau
rontok, karena lapisan dinding rahim cukup tebal. Telur ini akan tumbuh
menjadi janin. Selanjutnya, uterus akan melindunginya dan memelihara
kehidupan baru sampai pada saat kelahiran bayi.
3. Serviks Uteri
Serviks terletak di bagian bawah rahim. Serviks adalah lorong vagina. Fungsi
dari organ reproduksi wanita ini jika dari arah dalam adalah untuk
mengarahkan kepala bayi disaat wanita mau melahirkan agar tetap terarah ke
bawah menuju ke vagina, juga mengarahkan sel telur yang tidak dibuahi
menuju ke arah vagina sehingga keluar melalui vagina, sedangkan jika dari
arah luar fungsi serviks adalah mengarahkan sperma pria menuju ke rahim
untuk membuahi sel telur yang baru dilepaskan oleh ovarium.
1.1.3 Etiologi
Penyabab terjadinya histeriktomi, yaitu :
1. Menorrhagia atau menstruasi berlebihan. Selain darah menstruasi yang keluar
berlebihan, gejala lainnya adalah kram dan sakit pada perut.
2. Fibroid atau tumor jinak yang tumbuh di area rahim.
3. Kekenduran rahim yaitu terjadi ketika jaringan dan ligamen yang menopang
rahim menjadi lemah. Gejalanya adalah nyeri punggung, urine bocor, sulit
berhubungan seks, dan merasa ada sesuatu yang turun dari vagina.
4. Adenomiosis atau penebalan rahim yaitu kondisi ketika jaringan yang biasanya
terbentang di rahim menebal ke dalam dinding otot rahim. Hal tersebut bisa
membuat menstruasi terasa menyakitkan dan nyeri panggul.
5. Kanker kewanitaan seperti: serviks, ovarium dan rahim.
1.1.4 Klasifikasi
Berdasarkan luas dan bagian rahim yangdiangkat, tindakan histerektomi
dapat dikategorikan menjadi 4 jenis:
1. Histerektomi parsial (subtotal) yaitu kandungan tetap diangkat tetapi
mulutrahim / servik tetap tinggal.
2. Histerektomi total yaitu mengangkat kandungan termasuk mulut rahim.
3. Histerektomi dan salfingo-ooforektomi bilateral yaitu pengangkatanuterus, mul
ut rahim, kedua tuba fallopi, dan kedua ovarium.
4. Histerektomi radikal yaitu histerektomi diikuti dengan pengangkatan bagian
atas vagina serta jaringan dan kelenjar limfe dari sekitar kandungan.
1.1.5 Patofisiologi (WOC)
Fibroid Endrometriosi Ruptur Uteri
s
1.1.5 Patofisologi (WOC)
Histerektomi
B1 B2 B3 B4 B5 B6
Pengaruh Obat Tindakan Prosedur Pengaruh Obat Post Operasi Gastrointestinal Post Operasi
Anastesi Operasi Anastesi
Penurunan Tonus Peristaltik Menurun Penurunan Tonus Otot
Kesadaran Menurun Volume Darah Penurunan Saraf Otot Vesika Urinaria
Menurun Simpatis
Mual Muntah Kelemahan
Sistem Respirasi Retensi Urin
Menurun Hemoglobin Menurun Kesadaran Belum
Pulih Secara Normal Anoreksia MK : Intoleransi
Distensi Kandung Aktivitas
Ekspansi Paru Anemia Kemih
Menurun MK : Risiko Jatuh MK : Risiko Defisit
MK : Gangguan Nutrisi
Sesak Napas MK : Perfusi Perifer
Eliminasi Urin
Tidak Efektif
MK : Pola Napas
Terputusnya Jaringan
Tidak Efektif
1.1.7 Komplikasi
1. Syok
2. Perdarahan
3. Infeksi luka post operasi
4. Sepsis
2.1 Pengkajian
2.1.1 Identitas Pasien
Nama : Ny. A
Umur : 37 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku/Bangsa : WNI / Dayak
Agama : Kristen
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : S1
Status Perkawinan : Sudah menikah
Alamat : JL. Beliang Induk
Tgl MRS : 1 Maret 2022
Diagnosa Medis : Histerektomi
2.1.2 RIWAYAT KESEHATAN /PERAWATAN
2.1.2.1 Keluhan Utama :
Pasien mengatakan nyeri pada perutnya P: Nyeri post operasi, Q: Nyeri
seperti tertusuk-tusuk, R: Bagian bawah perut, S : Skala nyeri 6 (nyeri sedang)
dan T: Nyeri hilang timbul.
2.1.2.2 Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien dan suami datang ke RS Yasmin Palangka Raya pada tanggal 13
Maret 2022 pukul 10.30 wib. 1 minggu sebelum itu pasien, suami dan dokter
kandungan yang menanganin sudah merencanakan klien untuk melakukan
tindakan operasi sesar, sesampai di RS Yasmin pasien dilakukan pemeriksaan
laboratorium, diberikan terapi pemasangan infus NaCl 0,9% 20 tpm ditangan
kanan, dilakukan pemasangan kateter, pada pukul 20.00 wib klien di lakukan
tindakan operasi saat sedang dilakukan tindakan mengalami pendarahan cukup
banyak dan tekanan darah menurun lalu di lakukan tindakan pemberian tranfusi
darah 2 kolf dan pemasangan syringe pump Norephineprine 5cc/jam dan
mengantikan cairan infus RL 20 tpm. Setelah selesai tindakan kondisi klien
semakin menurun, pendarahan yang cukup banyak dan alat yang kurang memadai
akhirnya klien dirujuk ke IGD Ponek dr. Doris Sylvanus Palangka Raya pukul
23.00 wib sesampai di IGD pasien hanya dilakukan pengisian biodata dan
pemeriksaan TTV TD: 82/44 mmHg, N: 125 x/menit, RR: 21 x/menit, S: 36,6 oC
dan SpO2: 100% dikarenakan keadaan pasien semakin menurun lalu oleh dokter
jaga pasien langsung di masukan ke ruang ICU. Sampai diruangan ICU dilakukan
tindakan dan pemberian terapi pemasangan oksigen NRM 10 lpm, guyur infus RL
200 cc, inj. Antrain 1 ampul dan inj. Kalnex 1 ampul, pemasangan syringe pump
Norephineprine 0,05 mcg/ jam, syringe pump Fentanyl 3cc/jam dan BSM.
2.1.2.3 Riwayat Penyakit Sebelumnya (Riwayat Penyakit dan Riwayat
Operasi)
Pasien pernah melakukan operasi sesar satu kali pada tahun 2020 saat
melahirkan anak kedua dan pasien tidak memiliki riwayat penyakit menular,
hipertensi, dan stroke.
2.1.2.4 Riwayat Penyakit Keluarga
Suami pasien mengatakan dari keluarga tidak memiliki riwayat penyakit
apapun.
Genogram Keluarga :
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Meninggal
: Klien
... : Tinggal Serumah
: Hubungan Keluarga
2.1.3 Pemeriksaan Fisik
2.1.3.1 Keadaan umum:
Pasien tampak lemah, pasien tampak pucat, pasien tampak tirah baring
dengan posisi head up 15o, kesadaran compos menthis (GCS 15 – E4 V5 M6),
terdapat luka bekas operasi sesar pada bagian bawah perut dengan ukuran luka 10
cm dan tertutup kasa steril, pasien terpasang oksigen Simple Mask 5 tpm,
terpasang BSM, terpasang infus NaCL 0,9%:RL 500cc/6 jam, syringe pump
Norephineprine 0,05 mcg/ jam ditangan kanan, syringe pump Fentanyl 3cc/jam
dan terpasang kateter.
2.1.3.2 Status Mental
Tingkat kesadaran compos menthis, ekspresi wajah meringis, bentuk
badan sedang, suasana hati sedih, berbicara kurang cukup jelas , fungsi kognitif
orientasi waktu pasien dapat membedakan antara pagi, siang, malam, orientasi
orang pasien dapat mengenali keluarga maupun petugas kesehatan, orientasi
tempat pasien mengetahui bahwa sedang berada di rumah sakit. Insight baik,
mekanisme pertahanan diri adaptif.
2.1.3.3 Tanda-Tanda Vital
Pada saat pengkajian tanda–tanda vital, tekanan darah 122/68 mmHg, Nadi
95 x/menit, pernapasan 21 x/menit dan suhu 35,5 0C .
2.1.3.4 Pernapasan (Breathing)
Bentuk dada pasien simetris, tidak memiliki kebiasaan merokok, tidak ada
batuk, tidak ada batuk darah, tidak ada sputum, tidak ada sianosis, tidak ada nyeri
dada, type pernafasan dada dan perut, irama pernafasan teratur, dan suara nafas
vesikuler
2.1.3.5 Cardiovasculer (Bleeding)
Capillary refill > 2 detik, pasien tampak pucat, akral teraba dingin, tidak
ada oedema, tidak ada nyeri dada, tidak ada pusing, tidak ada sianosis, tidak ada
kram kaki, ictus cordis tidak terlihat, vena jugularis tidak meningkat, suara
jantung normal S1 lup S2 dup.
Masalah Keperawatan : Perfusi Perifer Tidak Efektif
2.1.3.6 Persyarafan (Brain)
Nilai GCS Eye: 4 (membuka mata spontan), verbal: 5 (orientasi baik dapat
berbicara dengan lancar), motorik: 6 (mematuhi perintas). Total nilai GCS: 15
(Compos Mentis), reflex cahaya kanan dan kiri positif.
Uji Syaraf Kranial : Nervus Kranial I (Olfactorius) Klien mampu mencium bau-
bauan, Nervus Kranial II (Opticus) Klien dapat melihat dengan baik, Nervus
Kranial III (Okulomotoris) Pergerakan pupil baik ketika di beri rangsangan,
Nervus Kranial IV (Troklearis) Pergerakan bola mata ke kiri/kanan baik, Nervus
Kranial V (Trigeminus) Klien mampuan mengunyah makanan , Nervus Kranial
VI (Abdusen) Pergerakan bola mata ke arah lateral baik, Nervus Kranial VII
(Fasialis) Wajah pasien simetris, Nervus Kranial VIII (Vestibuloakustikus) Klien
dapat mendengar bisikan, Nervus Kranial IX (Glosofaringus) Klien dapat
membedakan rasa pahit Nervus Kranial X (vagus) Klien dapat menelan makanan,
Nervus Kranial XI (asesouris) Klien dapat menggerakan bahu, Nervus Kranial XII
(hipoglosus) Klien dapat menjelurkan lidah dari semua sisi. Ekstermitas atas jari
ke jari positif, jari ke hidung positif. Ekstermitas bawah tumit ke jempul kaki
positif. Uji kestabilan tubuh negatif.
2.1.3.7 Eliminasi Urin (Bladder)
Produksi urine 850 ml/ 6 jam, warna kuning bau amonia, terpasang kateter
dan tidak ada masalah/lancer.
2.1.3.8 Eliminasi Alvi (Bowel)
Mulut pasien terlihat normal, bibir sedikit kering, gigi tampak bersih, gusi
tidak ada peradangan, lidah tampak bersih, tonsil tidak ada peradangan, buang air
besar 1kali/hari dengan warna kecoklatan dan konsistensi lembek, tidak ada
nyeri, dan tidak ada benjolan.
2.1.3.9 Tulang - Otot – Integumen (Bone)
Kemampuan pergerakan sendi pasien terbatas, tidak ada parese, tidak ada
hemiparese, tidak ada krepitasi, tidak ada nyeri. ukuran otot pasien simetris.
kekuatan otot klien ektermitas atas kiri 4, kanan 4, ektremitas bawah kiri 3, kanan
3 dan skala aktivitas 2 memerlukan bantuan dan pengawasan orang lain, tidak ada
deformasi tulang, tidak ada peradangan, tidak ada perlukaan. tidak ada patah
tulang, tulang belakang normal.
Masalah Keperawatan : Intoleransi Aktivitas
2.1.3.10 Kulit-Kulit Rambut
Klien tidak memiliki riwayat alergi obat makanan dan kosmetik, suhu
kulit hangat, warna kulit normal, turgor kulit menurun, tekstur kulit halus,
distirbusi rambut merata, bentuk kuku simetris.
2.1.3.11 Sistem Penginderaan
Fungsi penglihatan baik, gerakan bola mata normal, selera normal
(putih), konjungtiva anemis, kornea bening, fungsi penginderaan baik, bentuk
hidung simetris, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan.
2.1.3.12 Leher dan Kelenjar Limfe
Tidak terdapat massa, tidak terdapat jaringan parut, kelenjar limfe tidak
teraba, kelenjar tyroid tidak teraba, mobilitas leher bebas.
2.1.3.13 Sistem Reproduksi
Tidak dilakukan pengkajian
2.1.4 Pola Fungsi Kesehatan
2.1.4.1 Persepsi Terhadap Kesehatan dan Penyakit :
Keluarga klien mengatakan ingin klien lekas sembuh dari sakitnya dan
dapat kembali kerumah lagi.
2.1.4.2 Nutrisida Metabolisme
TB : 158 cm, BB sekarang 70 Kg, BB sebelum sakit 73 kg, diet lunak,
tidak ada mual dan muntah.
Pola Makan Sehari-hari Sesudah Sakit Sebelum Sakit
Frekuensi/hari 3 kali sehari 3 kali sehari
Porsi ½ porsi 1 porsi
Nafsu makan Baik Baik
Jenis Makanan Nasi lunak, sayuran dan Nasi, lauk, dan
lauk sayuran
Jenis Minuman Air putih dan susu Air putih, susu,
dan teh
Jumlah minuman/cc/24 jam 1000 cc / hari 1.500 cc / hari
Kebiasaan makan Pagi, sore, malam Pagi, sore, malam
Keluhan/masalah Tidak ada Tidak ada maslah
(Nuning Pratiwie)
2.2 Analisa Data
DATA SUBYEKTIF DAN KEMUNGKINAN
MASALAH
DATA OBYEKTIF PENYEBAB
1. DS : Tindakan Prosedur Perfusi Perifer Tidak
DO : Operasi Efektif
- Pasien tampak lemah
- Pasien tampak pucat Volume Darah Menurun
- Kongjutiva pasien
anemis Penurunan Konsentrasi
- Capillary refill > 2 detik Hemoglobin
- Pasien mengalami
pendarahan post operasi Penurunan Aliran Arteri
- Pasien dilakukan
transfusi darah sudah Perfusi Perifer Tidak
masuk 3 kolf Efektif
- Hasil laboratorium
hemoglobin 7,4 mg/dl
- TTV :
TD = 122/68 mmHg
N = 95x/menit
RR = 21x/menit
S = 35,5oC