Efek samping : umum berupa antara lain angguan lambung-usus, neuropati optis dan perifer,
radang lidah dan mukosa mulut. Tetapi yang sangat berbahaya adalah depresi sumsum tulang
(myelodepresi) yang dapat tampak dalam dua bentuk anemia, yakni :
a. Penghambatan pembentukan sel-sel darah (eritrosit, trombosit dan granulosit) yang
timbul dalam waktu 5 hari sesudah dimulai terapi. Gangguan ini tergantung dari dosis
serta lamanya terapi dan bersifat reversibel.
b. Anemia aplastis, yang dapat timbul sesudah beberapa minggu sampai beberapa bulan
pada penggunaan oral, parenteral dan okuler, maka tetes matatidak boleh digunakan
lebih dari 10 hari. Myelodepresi ini tidak reversibel dan terjadi agak jarang (1 : 4.000-
50.000), tetapi sering kali bersifat fatal.
Perhatian : pada pengobatan lama dengan dosis tinggi sebagaimana halnya pada terapi tifus,
gambaran darah perlu dimonitor. Resistensi dapat timbul dengan agak lambat (tipe banyak
tingkat), tetapi resistensi ekstra-kromosomal melalui plasmid juga terdapat, antara lain
terhadap basil tifus perut.
Kehamilan dan laktasi. Penggunaannya tidak dianjurkan, terutama pada minggu-minggu
terakhir dari kehamilan, karena dapat menimbulkan cyanosis dan hypothermia pada neopati.
Berhubung melintasi plasenta dan mencapai air susu ibu, maka tidak boleh diberikan selam
laktasi.
Dosis : pada tifus permulaan 1-2 g (palmitat), lalu 4 dd 500-750 mg p.c. Neonati maksimum
25 mg/kg/hari dalam 4 dosis, anak-anak diatas 2 minggu 25-50 mg/kg/hari dalam dosis 2-3
dosis. Pada infeksi parah (meningitis, abces otak) i.v 4 dd 500-1.500 mg (Na-suksinat).