Anda di halaman 1dari 168

Pengantar & Proses

Asuhan Gizi Terstandar


(PAGT) – Assessment,
Diagnosa
Ratih Putri Damayati, S.Gz, M.Si
Kontrak Kuliah

SKS : 1-2
Tim pengajar :
Ratih Putri Damayati, S.Gz, M.Si
Puspito Arum, S.Gz, M.Gizi
Miftahul Jannah, S.Gz, M.Gizi
dr.Arisanty Nur Setya R,M.Gizi
Uun Ratriantari, S.ST, M.Gizi
Tata Tertib
Syarat mengikuti ujian, kehadiran
mahasiswa dalam kegiatan perkuliahan
dan praktikum adalah 100%.
Mahasiswa boleh ijin jika berhalangan
(sakit atau halangan lainnya) dengan
menyerahkan surat ijin yang legal
sebanyak-banyaknya 3 kali untuk semua
sesi kuliah dan mengganti kegiatan
praktikum
Penilaian

Komponen Persentase
1. UTS 25%
2. UAS 25%
3. Praktikum , Tugas, Kehadiran, Sikap 50%
Jadwal
Pokok Bahasan Dosen
Pengantar & Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) – Assessment, Diagnosa RPD
Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) – Intervensi, Monev RPD
Pengantar Dietetika-Standar Makanan RS, Jenis Diet, Perhitungan Kebutuhan MJ
Asuhan Gizi dan Dietetika pada BBLR dan Bayi Prematur UR
Asuhan Gizi dan Dietetika pada Anak Gizi Buruk UR
Asuhan Gizi dan Dietetika pada Anak Obesitas MJ
Asuhan Gizi dan Dietetika pada Anak Autis RPD
UTS
Jadwal
Pokok Bahasan Dosen
Asuhan Gizi dan Dietetika pada Anak dengan penyakit diabetes MJ
Asuhan Gizi dan Dietetika pada Anak dengan penyakit ginjal PA
Asuhan Gizi dan Dietetika pada Anak dengan penyakit hati dan jantung bawaan PA
Asuhan Gizi dan Dietetika pada Anak dengan penyakit kanker PA
Asuhan Gizi dan Dietetika pada Anak dengan Gangguan Metabolisme Genetetik ANSR
Asuhan Gizi dan Dietetika pada Anak dengan penyakit HIV/AIDS ANSR
Asuhan Gizi dan Dietetika pada Anak dengan Alergi Makanan dan Gangguan ANSR
Gastrointestinal
UAS
Nutrition Care Process / Proses Asuhan
Gizi Terstandar (PAGT)
yaitu suatu proses terstandar sebagai
suatu metode pemecahan masalah yang
sistematis dalam menangani problem
gizi sehingga dapat memberikan asuhan
gizi yang aman, efektif dan berkualitas
tinggi
• PAGT dirancang untuk  meningkatkan
konsistensi dan kuliatas asuhan gizi
bagi pasien/klien dan memberikan hasil
yang terprediksi.
• PAGT tidak dimaksud sebagai standar
asuhan gizi bagi tiap pasien/klien tetapi
merupakan standar proses untuk
memberikan asuhan.
• Terapi Gizi Medik (TGM)  standar asuhan yaitu
menunjukkan pada “apa yang harus” dilakukan dan
merupakan komponen asuhan pada penyakit
tertentu.
• Proses Asuhan Gizi Terstandar  proses
terstandar, lebih menunjukkan “bagaimana asuhan
(TGM) dilakukan” .
• PAGT menunjukkan secara akurat spektrum asuhan
gizi yang menekankan pada langkah-langkah
konsisten dan spesifik dari dietesien saat
memberikan TGM dan juga sebagai pedoman
dalam edukasi gizi dan tempat pelayanan asuhan
gizi lain yang bersifat preventif.
Nutrition Care Process
1. Assessment/ Pengkajian Gizi 2. Diagnosa Gizi
Metode untuk mengumpulkan Kegiatan mengidentifikasi & memberi
data, melakukan verifikasi nama masalah gizi yang aktual, dan
atau kondisi yang berisiko
data yang dibutuhkan menyebabkan masalah gizi yang
untuk yang nantinya akan merupakan tanggung jawab dietisien
berkaitan dengan untuk menanganinya secara mandiri.
diagnosisi gizi. Diagnosis gizi dinyatakan dengan
format PES (problem-etiologi-
sign/symptom).
Assessment Gizi
3. Intervensi Gizi 4. Monev
Tindakan terencana yang dirancang Terdiri dari kegiatan monitor,
untuk mengubah perilaku, mengukur dan evaluasi.
kondisi lingkungan terkait gizi Menggunakan indikator
atau aspek aspek kesehatan dari hasil yang dipilih sesuai
individu termasuk keluarga dan dengan kebutuhan pasien,
pengasuh, kelompok sasaran
tertentu atau masyarakat
diagnosis, tujuan dan
tertentu ke arah yang positif. kondisi penyakit
Terimakasih
PAGT-MONEV
Ratih Putri Damayati
Monitoring dan Evaluasi
◦ Monitoring Gizi : mengkaji ulang dan mengukur secara terjadwal indikator
asuhan gizi dari status gizi pasien/klien sesuai dengan kebutuhan yang
ditentukan,diagnosis gizi,intervensi dan outcome/keluaran asuhan gizi.
◦ Evaluasi Gizi : membandingkan secara sistematik data-data saat ini dengan
status sebelumnya, tujuan intervensi gizi, efektifitas asuhan gizi secara umum
dan rujukan standar
◦ Outcome asuhan gizi : hasil dari asuhan gizi yang secara langsung berkaitan
dengan diagnosis gizi dan tujuan intervensi yang direncanakan.
◦ Indikator asuhan gizi : penanda (marker) yang dapat diukur dan dievaluasi
untuk menentukan efektifitas asuhan gizi
Outcome Asuhan Gizi
◦ Pada pasien/klien rawat jalan dan masyarakat:
◦ outcome mungkin termasuk peningkatan pemahaman pasien/klien
terhadap kebutuhan makanan dan gizi serta kemampuan dan motivasi
untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
◦ Sedangkan di rumah sakit
◦ outcome dapat termasuk peningkatan pada parameter biokimia atau
pada pemahaman dasar preskripsi gizi.
Karakteristik Outcome
◦ 1. Menggambarkan hasil kinerja dietisien dan asuhan gizi secara independen
◦ 2. Dapat dihubungkan dengan tujuan intervensi gizi
◦ 3. Dapat diukur dengan instrumen dan sumber daya yang ada
◦ 4. Terjadi pada periode waktu yang sesuai
◦ 5. Bersifat logis dan secara biologis atau psikologis dapat menjadi batu
loncatan untuk outcome pelayanan kesehatan lain seperti kesehatan dan
penyakit, biaya dan outcome pasien/klien.
Alur
Monev
Dokumentasi
◦ Dokumentasi merupakan catatan proses yang sedang terjadi dimana hal ini
mendukung langkah pada proses PAGT
◦ Tujuan : Memberikan inforamsi yang menggambarkan perkembangan
pasien/klien, ketercapaian tujuan intervensi dan penyelesaian masalah pada
diagnosis gizi
◦ Prinsip:
Dokumentasi yang bermutu harus mencantumkan beberapa hal seperti :
a. Waktu dan tanggal
b. Indikator yang diukur, hasil, dan metode untuk pengukuran yang diperlukan
c. Kriteria sebagai pembanding indikator (contoh preskripsi gizi/tujuan intervensi
atau standar refensi)
d. Faktor-faktro yang mendukung atau menghambat perkembangan
e. Beberapa outcome positif atau negatif yang lainnya
f. Rencana asuhan gizi yang akan datang, monitoring gizi, serta tindak lanjut
(follow up) atau menghentikan (discharge) asuhan gizi
Dokumentasi pelaksanaan monitoring
dan evaluasi
Asuhan Gizi dan Dietetika pada
BBLR dan Bayi Prematur

Uun Ratriantari
Politeknik Negeri Jember
15 juta bayi prematur/ tahun

Indonesia negara kelima


tertinggi di dunia dengan
jumlah kelahiran prematur
sekitar 67.000 per tahun1

1 Blencowe H, Cousens S, Oestergaard M, Chou D, Moller AB, Narwal R, dkk. National, regional and worldwide estimates of preterm birth. Lancet. 2012;379:2162-72.
Dampak Negatif Bayi Berat
Badan Lahir Rendah

•  Penurunan Kecerdasan
•  Pertumbuhan terganggu
•  Peningkatan morbiditas
•  Peningkatan penyakit degeneratif
•  Peningkatan mortalitas
Peran Nutrisi dalam Siklus Kehidupan

4th Report − The World Nutrition Situation: Nutrition throughout the Life Cycle, UN, 2000.
Bayi BBLR Bayi Prematur
Bayi dengan berat badan Bayi yang lahir pada umur
lahir < 2500 gram gestasi < 37 minggu
Masalah yang sering dihadapi bayi prematur

01 02 03
Rentan terhadap Kebutuhan nutrisi Peningkatan
penyakit yang lebih tinggi Metabolisme

04 05 06 07
Metabolisme Organ tubuh Mudah menderita Cadangan nutrisi
tinggi belum berfungsi alergi dan intoleransi rendah
optimal makanan
New Ballard
Score
Pemantauan Tumbuh Kembang
Grafik
Fenton

•  Grafik Fenton digunakan sampai usia gestasi 40 minggu, selanjutnya menggunakan grafik
WHO 2005.
•  Apabila panjang badan pada usia gestasi belum mencapai 45 cm, maka dilanjutkan
menggunakan grafik Fenton.2
2 Konsensus Asuhan Nutrisi pada Bayi Prematur, IDAI, 2016
Grafik WHO 2005
Grafik Internasional Postnatal Growth
Target Pertumbuhan
Bayi Prematur

Berat Badan 15 – 20 g/hari sampai 34


minggu ~ 2000 g

Lingkar Kepala 0,9 – 1 cm/minggu

Panjang Badan 0,8 – 1 cm/minggu


Extremely Very Preterm Moderate to
Preterm Usia Gestasi Late Preterm
Usia Gestasi < 28 28 – 32 minggu Usia Gestasi 32 -
minggu < 37 minggu
Bayi Berat Bayi Berat
Bayi Berat Lahir Lahir Sangat Lahir Amat
Rendah Rendah Sangat Rendah
BBL < 2500 gram BBL < 1500 gram BBL < 1000 gram
•  Kecil masa kehamilan (KMK): bila berat
lahir < P10 menurut masa gestasi grafik
Lubchenco
•  Sesuai masa kehamilan (SMK): bila
berat lahir berada antara P10 dan P90
menurut masa gestasi grafik Lubchenco
•  Besar masa kehamilan (BMK): bila berat
lahir > P90 menurut masa gestasi grafik
Lubchenco
Usia Koreksi =
Usia Kronologis – (Usia aterm – Usia gestasi)

Usia Kronologis : Waktu saat bayi lahir hingga saat ini


Usia Aterm : Usia 40 minggu
Usia gestasi : jarak HPHT dengan hari kelahiran

Contoh :

Bayi lahir umur 34 minggu, usia saat ini 10


minggu, maka usia koreksinya adalah
= 10 minggu – (40 minggu – 34 minggu)
= 10 minggu – 6 minggu
= 4 minggu
Ekstrem Preterm < 32 Late Preterm 32 - < 37
minggu minggu Cukup bulan ≥ 37 minggu

ASI ASI ASI

ASI Donor untuk bayi ASI Donor untuk bayi ASI Donor untuk bayi cukup
prematur prematur bulan

Sesuai Indikasi Sesuai Indikasi (Kolaborasi dengan Sp.Anak) Sesuai Indikasi (Kolaborasi dengan Sp.Anak)
(Kolaborasi dengan Sp.Anak) ASI + HMF (Human Milk Fortifier) ASI + HMF (Human Milk Fortifier)
ASI + HMF (Human Milk Fortifier) Susu Formula Enriched Susu Formula Enriched
Susu Formula Prematur Susu Formula High-dense
Susu Formula Prematur

HMF diberikan kepada bayi prematur setelah mendapatkan nutrisi enteral minimal 100 mL/kgBB/hari
•  90% komposisi tubuh janin adalah cairan yang
mengisi jaringan ekstraseluler.

Fungsi Diuresis terbagi menjadi 3 fase :

Fase Pradiuresis (24 – 48 jam pascalahir)

Kecukupan IWL (Insensible Water Loss) + jumlah diuresis


minimal 1 mL/kgBB/hari
Cairan Fase Diuresis (2 – 4 hari pascalahir)

10 – 20 mL/kg/hari

Fase Pascadiuresis
(sampai minggu kedua pascalahir)

140 – 160 mL/kgBB/hari (maks. 200 mL/kgBB/


hari)
Kecukupan •  Parenteral
BB < 1500 gram : 80 – 90 mL/kgBB/hari

Cairan dengan penambahan 10 – 20 mL/kgBB/


hari sampai dengan maksimum 160 – 180
mL/kgBB/hari

BB ≥ 1500 gram : 60 80 mL/kgBB/hari


dengan penambahan 10 – 20 mL/kgBB/
hari sampai dengan maksimum 140 – 160
mL/kgBB/hari
Mencegah dehidrasi, mengurangi resiko
terjadinya persintant ductus arterious (PDA), •  Enteral
displasia bronkopulmonar, enterokolitis 135 – 200 mL/kgBB/hari
nekrotikans (EKN) dan perdarahan
intrakranial.
Kecukupan Energi
Parenteral = 90 – 100 kkal/kgBB/hari

Enteral = 115 – 120 kkal/kgBB/hari

•  Pemberian energi pada hari pertama kelahiran harus memenuhi kebutuhan BMR 40 - 60 kkal/
kgBB/hari dan ditambahkan secara bertahap 25 – 30 kkal/kgBB/hari sampai dengan 90 –
100 kkal/kgBB/hari untuk mencegah katabolisme protein 1,5g/ kgBB/hari è BALANCE
NITROGEN POSITIF
Kecukupan Karbohidrat
•  Bayi prematur lebih sering mengalami katabolisme terutama kehilangan nitrogen
•  Glukosa yang diberikan melalui parenteral dan enteral sangat baik untuk proses
metabolisme dalam tubuh terutama otak dan jantung
•  Karbohidrat yang diberikan dalam bentuk dekstrosa
•  Pemakaian glukosa bayi prematur 2 kali lebih tinggi akibat imatur hemostasis glukosa
dibandingkan bayi cukup bulan
•  Pemberian glukosa sebagai KH sederhana dengan TPN pada awal bayi lahir sampai 24 jam
pasca lahir dengan GIR (Glucose Infusion Rate) 6 – 8 mg/kgBB/menit dan ditambahkan
bertahap sampai dengan 12-13 mg/kg/menit. HATI – HATI HIPERGLIKEMIA
•  Kadar gula darah normal 50 -120 mg/dL
Kecukupan Protein
Bayi dengan BB < 1000 gram = 4 – 4,5 gram/kgBB/hari
Bayi dengan BB ≥ 1000 gram = 3,5 – 4 gram/kgBB/hari

•  Bayi prematur dengan BBLSR akan mengalami defisit protein 1-2%


atau 0,6 – 1,2 gram/kgBB/hari setelah dilahirkan yang berdampak
pada tumbuh kembangnya
•  Protein diberikan 1,5 gram/kgBB/hari pada 24 jam pasca lahir dan
ditingkatkan bertahap 0,5 – 1 gram/kgBB/hari
•  Manfaat : í resiko hiperglikemia melalui sekresi insulin endogen dan
glukoneogenesis, ì toleransi glukosa, mencegah katabolisme protein
•  Nutrisi parenteral : Tirosin, sistein, taurin, histidin, glisin, glutamin,
arginin (asam amino conditionally essential)
Kecukupan Lemak
q  Bayi Berat Lahir Sangat Rendah dan Bayi Berat Lahir Amat Sangat Rendah defisit
cadangan lemak sehingga harus diberikan melalui parenteral dan enteral

q  Pemberian Lipid Intravena dimulai pada 24 jam pasca lahir dengan dosis 1 gram/kgBB/
hari dan dinaikkan bertahap sebanyak 0,5 – 1 gram/kgBB/hari sampai dengan 2,5 – 3,5
gram/kgBB/hari

q  Sediaan lipid yang diberikan adalah campuran soy bean dan MCT atau campuran soy
bean, MCT, olive oli, fish oil

q  Konsentrasi lipid intravena 20% HATI HATI HIPERLIPIDEMIA

q  Pemberian lipid dapat dipertimbangkan/ dihentikan apabila : terjadi hiperlipidemia


(>200mg/dL), kecurigaan sepsis/ bakteremia, peningkatan kadar bilirubin
Kecukupan Elektrolit

Metabolisme air dan elektrolit pada bayi mengalami


beberapa perubahan :

u  Fase I (Fase Transisi) : Penurunan BB dan


kontraksi cairan ekstraseluler (3-5 hari)

u  Fase II (Fase Intermediate) : Penurunan


kehilangan air melalui transcutaneus water loss,
diuretik < 2 mL/kgBB/hari, ekskresi natrium rendah

u  Fase III (Fase Tumbuh Stabil) : Peningkatan BB


15 – 20 gram/kgBB/hari
Kecukupan Elektrolit

Kebutuhan Kalium :
Kebutuhan Na :

v  Fase I: 0-3 mmol/kgBB/hari •  Fase I: 0-2 mmol/kgBB/hari

v  Fase II: 2-3 mmol/kgBB/ •  Fase II: 1-2 mmol/kgBB/


hari
hari
•  Fase III: 2-3 mmol/kgBB/
v  Fase III: 3-5 mmol/kgBB/
hari
hari
Kecukupan Trace Elements

Konsensus Asuhan Nutrisi pada Bayi Prematur, IDAI, 2016


Besi

•  Defisiensi zat besi dan anemia terjadi karena 60% penyimpanan


total besi terjadi pada trimester ketiga kehamilan ~ Hormon
Hepsidin ì

•  Bayi Prematur yang mendapatkan suplementasi zat besi


memiliki kadar Hb yang lebih tinggi sehingga memiliki resiko
rendah mengalami anemia defisiensi zat besi

•  American Academy of Pediatrics merekomendasikan


pemeriksaan pemantauan Haemoglobin dan Hematokrit pada
bayi dengan dengan resiko anemia defisiensi besi1

•  Pemberian suplementasi Fe pada Bayi Berat Badan Lahir Sangat


Rendah dimulai pada usia 2 minggu memasuki fase
pertumbuhan sampai usia 12 bulan.

•  Defisiensi zat besi pada bayi dapat menyebabkan defisit


neurodevelopmental, penghambatan maturitas respon auditory
brainstem, dan kelainan perilaku dan daya ingat2
1 American Academy of Pediatrics. Pediatric Nutrition Handbook, ed 5. 2004
2 Jin HX, Wang RS, Chen SJ, Wang AP, dan Liu XY. 2015. Early and late Iron supplementation for low birth weight infants: a meta-analysis. Italian Journal of Pediatrics. 2015; 41(1):16.
Asupan Zinc minimum untuk bayi prematur adalah 1,4

2 mg/kgBB/hari dan untuk asupan Zinc melalui



Zinc

enteral minimal 1 – 2 mg/kgBB/hari dan jumlah


asupan maksimum 1 – 3 mg/kgBB/hari1

•  Hasil Penelitian2

Hasil penelitian Elfarargy et al (2021) menunjukkan bahwa bayi prematur yang diberikan suplemen Zinc
(G1) memiliki resiko rendah menderita BPH (Bronchopulmonary Dysplasia)

1 Konsensus Asuhan Nutrisi pada Bayi Prematur, IDAI, 2016


2 Zinc Suplementation in neonatal bronchopulmonary dysplasia. Elfarargy et al. Curr Pediatr Res 2021 Volume 25 Issue 7, 2021.
Vitamin D
American Academy of Pediatrics
merekomendasikan bayi prematur
mendapatkan suplementasi vitamin D
sama dengan bayi cukup umur yaitu
sebanyak 400 IU/ hari

Rekomendasi pemberian vitamin D pada bayi prematur


di negara tropis belum cukup data
Vitamin E
American Academy of Pediatrics merekomendasikan bayi
mendapatkan minimal 1 IU.

Bayi prematur mendapatkan setidaknya 5 – 10 IU/hari dari


nutrisi enteral dan suplementasi vitamin E, namun untuk
nutrisi parenteral, jumlahnya lebih rendah.
Pedoman Pemberian Nutrisi untuk bayi BBLR

Formula Transisi (after discharge formula)


•  Pemberian Susu Formula dengan kandungan 24 kkal/fl.oz biasanya diberikan pada saat bayi
BBLR dirawat di RS dan pada saat pulang umumnya BB >1500 gram, bayi dapat diberikan Susu
Formmula standar (20 kkal/fl.oz)1

1 Andersan DM. Nutrition for Prematur Infants. Dalam Samour PQ, Helm KK, Lang CE. Handbook of Pediatric Nitrition. Maryland: An Aspen Publication, 1999. h. 43-63
uman Milk Fortifier
Cara Pemberian Makan Pada Bayi Prematur
Monitoring
Frekuensi Target

Kecepatan penambahan
Setiap Hari 15 gram
BB (weight velocity)

Panjang Badan Setiap Minggu 0,8 – 1 cm

Lingkar Kepala Setiap Minggu 0,5 – 0,8 cm

²  Panjang Badan merupakan indikator status gizi yang terbaik karena tidak terpengaruh
oleh jumlah cairan tubuh dan menggambarkan pertumbuhan jangka panjang

²  Gagal Tumbuh (Weight Faltering) jika antropometri berada <P10 menurut usia gestasi
Kasus
By. KT
•  Lahir tanggal 20 Juni 2021
•  Jenis Kelamin Laki - Laki
•  Usia Kehamilan Ibu 28 minggu, dengan Ibu menderita
Preeklampsia Berat dan perdarahan
•  Berat Badan Lahir 1000 gram/ Panjang Badan 32 cm dan
Lingkar Kepala 23 cm
•  Lama Rawat Inap di NICU 2,5 bulan
•  Masalah selama perawatan : menggunakan ventilator
selama 2 minggu
•  Berat badan saat ini 3500 gram/ Panjang Badan 53 cm
dan lingkar kepala 34 cm
•  Bayi mengkonsumsi ASI, bayi nampak sehat

Tugas :
•  Hitung Usia Koreksi
•  Plot Tumbuh Kembangnya pada Grafik Pertumbuhan
Usia Koreksi :

= 14 - (40 – 28)
= 2 minggu
Asuhan Gizi dan
Dietetika pada Anak Gizi
Buruk
Uun Ratriantari
Masalah Gizi
berdasarkan daur
kehidupan

Nutrition challenges in the next decade, Food and nutrition Bulletin, 2003
Efek Jangka
Panjang dan
Pendek Malnutrisi

Nutrition challenges in the next decade, Food and nutrition Bulletin, 2003
Gizi Buruk
“keadaan gizi balita yang ditandai
oleh satu atau lebih tanda berikut:
edema, minimal pada kedua punggung
kaki;BB/PB atau BB/TB kurang dari - 3
SD; lingkar lengan atas (LiLA) < 11,5
cm pada balita usia 6-59 bulan”

Pedoman Pencegahan dan Tata laksana Gizi Buruk pada Balita, Kemenkes, 2019
Asuhan Gizi
1.  Assessmen Gizi
•  Antropometri
•  Biokimia
•  Fisik dan Klinis
•  Dietary

2.  Diagnosa Gizi


3.  Intervensi Gizi
Sumber: Mencintai & Menikmati Tiga Siklus Kehidupan dengan Sempurna, Kompasiana, Agustus 2017

4.  Monitoring dan Evaluasi


Usia 5 – 18 tahun
menggunakan Kurva
CDC 2000

Usia 0 – 5 tahun
menggunakan
WHO 2006
•  BB/U, BB/TB, BB/PB, LILA/U atau
penurunan BB ≥ 5% è Gizi Kurang Akut

•  TB/U è Gizi Kurang Kronis


Kategori dan Ambang Batas Status
Gizi Anak menurut Permenkes No.
2 Tahun 2020
•  Status Gizi Baik > 13,5 cm
•  Status Gizi Kurang < 12,5 cm
•  Status Gizi Buruk < 11,5 cm
Pemeriksaan Fisik
Tanda Vital Tanda Klinis
•  Suhu Tubuh Rambut
•  Tekanan Darah Mata
•  Frekuensi Mulut
Pernapasan Kulit
•  Frekuensi Nadi Kuku
Masa otot
Masa lemak
Oedema/ Ascites
Tanda Klinis Kwarshiorkor
•  Rambut Tipis dan berwarna kemerahan
•  Edema
•  Rambut rontok dan mudah dicabut
•  Dermatitis
•  Moon face (wajah membulat)
•  Pandangan mata sayu
•  Apatis/ rewel
•  Otot Mengecil (Atrofi)
•  Hepatomegali/ asites (perut membesar)
Tanda Klinis Marasmus
•  Rambut Mudah dicabut
•  Atrofi otot
•  Iga Gambang
•  Badan Kurus
•  Wajah nampak seperti orang tua
•  Rewel
•  Diare Kronik
•  Kehilangan masa lemak
Komplikasi pada Gizi Buruk
•  Hipoglikemia Hipotermia
•  Dehidrasi
•  Ketidakseimbangan elektrolit
•  Defisiensi zat gizi mikro (vitamin dan mineral)
•  Infeksi
Hipoglikemia
•  KGA < 54 mg/dl atau < 3 mmol/liter
•  Biasanya terjadi bersamaan dengan hipotermia\
•  Tanda lain : lethargi, nadi lemah, kehilangan
kesadaran
Hipotermia
•  Suhu aksiler < 36oC
•  Biasanya terjadi bersama dengan hipoglikemia
•  Hiponatremi dan hipoglikemia sebagai penanda
adanya infeksi sistemik
•  Hiponatremi dan hipoglikemia disertai infeksi terjadi
karena cadangan energi anak gizi buruk yang rendah
sehingga tidak dapat memproduksi panas untuk
mempertahankan suhu tubuhnya
Dehidrasi
•  Letargis
•  Anak gelisah dan rewel
•  Tidak ada air mata saat menangis
•  Mata nampak cekung\
•  Anak merasa haus terus
•  Mulut dan lidah kering
•  Turgor kulit lambat
Penyakit Penyulit
Lain
•  Anemia Berat ( Hb< 4,0g/dl)
•  Dermatosis (hiperpigmentasi, kulit mengelupas, lesi
ulserasi (nyerupai luka bakar), nfeksi sekunder
(candida))
•  Diare persisten
•  Gangguan mata
•  Tuberkulosis
•  HIV
•  Malaria
•  Kecacingan
Pemeriksaan Biokimia

1.  Darah
2.  Urin
3.  Feses
Riwayat Diet

•  Riwayat ASI atau MPASI


•  Pola makan sesuai kelompok umur dan kualitas
diet
•  Makanan kesukaan/ pantangan
•  Alergi makanan
•  Estimasi asupan
•  Kemampuan makan
Diagnosa Gizi
•  Malnutrisi
•  Asupan makan tidak adekuat
•  Penurunan nafsu makan
•  Penurunan Kemampuan makan
•  Penurunan Bb yang tidak diharapkan
•  Perubahan nilai laboratorium terkait zat gizi
•  Gangguan gastrointestinal
Intervensi
Intervensi (Promotif)
•  Skrining Aktif
•  Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan
•  Pemberian kapsul vitamin A
•  Pemberian Suplemen Fe pada Ibu Hamil
•  Edukasi gizi tentang ASI dan MPASI
•  Pemberian PMT pada Ibu KEK
•  Taburia
•  Promosi garam beryodium
Tujuan Intervensi
Untuk mencegah atau mengatasi :
●  Hipoglikemia
●  Hipotermi
●  Dehidrasi
●  Kekurangan makro dan mikro nutrien
●  Memulihkan status kesehatan
●  Meningkatkan status gizi
10 Langkah Tatalaksana Gizi Buruk
Rehidrasi dengan Resomal (Rehidration
Solution for Malnutrition)
Fase Stabilisasi :
Hipoglikemia dan Hipotermi
•  Berikan 50 ml larutan glucosa 10% (1 sdt gula ke dalam 50 ml air) per oral/ NGT, lanjutkan
pemberian F-75
•  F-75 diberika per 2 jam selama 24 jam minimal 2 hari
•  Apabila anak masih mengkonsumsi ASI, berikan di luar jadwal pemberian F-75
•  Jika anak letargi, berikan glucosa 10% melalui intravena sebanyak 5 ml/kgBB atau 50 mllarutan
glukosa melalui NGT

Dehidrasi
•  Beri Resomal per oral/ NGT 5 ml/kgBB/hari untuk 2 jam pertama. Beri Resomal 5 -10 ml/kgBB/
hari bergantian dengan F-75
•  Jika masih diare, beri ReSoMal setiap kali diare. Untuk usia < 2 tahun: 50-100 ml setiap buang
air besar, usia ≥ 2 tahun: 100-200 ml setiap buang air besar.

Pemberian 6 – 12 kali/ hari + ASI bebas


Frekuensi Pemberian F-75 pada Anak Gizi Buruk
Fase Transisi :
Fase yang dapat dimulai ketika :
•  Komplikasi medis teratasi
•  Tidak ada hipoglikemia
•  Nafsu makan pulih
•  Edema berkurang

Tatalaksana
•  Formula F-75 diganti dengan F-100
•  Pemberian Energi 100 – 150 kkal/kgBB/hari, Protein 2-3 kg/kgBB/hari

Pemberian 6 kali/ hari + ASI bebas


Fase Rehabilitasi :
Fase yang dapat dimulai ketika :
•  Komplikasi medis teratasi
•  Tidak ada hipoglikemia
•  Nafsu makan pulih
•  Edema berkurang

Tatalaksana
•  Pemberian Energi 150 – 220 kkal/kgBB/hari, Protein 4-6 kg/kgBB/hari
•  Anak diberikan RUTF (Ready To Use Formula) secara bertahap, namun apabila
anak tidak mau dapat digantikan dengan pemberian F-75
•  Minimal > 80% F-100 yang diberikan dapat dihabiskan oleh anak
Fase Rehabilitasi

●  Berat Badan < 7 kg :


F-100 3 kali/hari + ASI bebas
Ditambah makanan lunak/ makanan bayi 3 kali/hari dan sari
buah 1 kali/hari

●  Berat Badan > 7 kg :


F-100 3 kali/hari + ASI bebas
Ditambah makanan lunak / makanan biasa 3 kali/ hari dan
sari buah 1-2 kali/hari
Monitoring
dan Evaluasi
TARGET kenaikan BB selama dirawat :
Ø  Kenaikan BB < 5g/kgBB/hari atau < 50g/kgBB/
minggu : Kurang
Ø  Kenaikan BB 5-10g/kgbb/hari : Sedang
Ø  Kenaikan BB >10g/kgBB/hari atau : Baik ≥
50g/kgBB/hari
Ø  Edema berkurang/ hilang
Ø  Anak sudah aktif, sadar
Ø  Konseling Ibu
Ø  Peningkatan nafsu makan
Hal Yang Perlu Diperhatikan :

Jangan memberikan Fe Jangan berikan cairan Jangan memberikan


sebelum 2 minggu (Fe intravene, kecuali protein tinggi pada fase
diberikan pada fase kondisi syok atau stabilisasi
rehabilitasi) dehidrasi berat

Jangan berikan diuretik


pada anak kwasiorkhor
Thanks!
CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by
Flaticon, and infographics & images by Freepik
616.39
Ind
t

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KESEHATAN IBU DAN ANAK
DIREKTORAT BINA GIZI
2011
CETAKAN KEENAM 2011 (EDISI REVISI)
Sumber Foto :
Training course on the Management of Severe Malnutrition WHO
Foto no : 26, 27, 28, 29
KATA PENGANTAR
Masalah gizi pada anak balita di Indonesia telah mengalami perbaikan. Hal ini dapat dilihat antara lain dari penurunan prevalensi gizi buruk pada anak balita dari 5,4%
tahun 2007 menjadi 4,9% pada tahun 2010. Meskipun terjadi penurunan, tetapi jumlah nominal anak gizi buruk masih relatif besar, oleh karena itu diperlukan tenaga
yang mampu mengatasi kasus gizi buruk secara cepat, tepat dan profesional yang diikuti dengan penyiapan sarana dan prasarana yang memadai. Untuk menyiapkan tenaga
kesehatan terampil seperti yang diharapkan selain memberikan peningkatan kapasitas juga diperlukan panduan tatalaksana gizi buruk yang akan digunakan tenaga kesehatan
dalam melakukan penanggulangan gizi buruk oleh tim asuhan gizi (dokter, perawat, dan ahli gizi).

Untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan tenaga kesehatan dalam menangani kasus gizi buruk telah disusun pedoman “Tatalaksana Anak Gizi Buruk” yang terdiri
dari 2 buku, yaitu: “Buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk (Buku I)” dan “Petunjuk Teknik Tatalaksana Anak Gizi Buruk (Buku II)” yang diharapkan dapat menjadi
pedoman bagi tenaga kesehatan, dalam penanggulangan kasus gizi buruk di Indonesia.

Dalam Buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk (Buku I) dijelaskan tentang alur pelayanan dan tindakan kepada kasus gizi buruk secara berurutan yang merupakan rujukan
dari Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Selain “10 Langkah Tatalaksana Gizi Buruk”, dalam buku bagan ini juga diperkenalkan “5 Langkah Rencana Pengobatan Anak
Gizi Buruk”. Sedangkan dalam Buku Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi Buruk (Buku II) menjelaskan lebih rinci tentang hal-hal yang berkaitan dengan pengobatan
(asuhan medik) dan perawatan (asuhan keperawatan) serta terapi gizi medis (asuhan gizi).

Kedua buku tersebut disusun lebih praktis berupa prosedur pelayanan, sehingga diharapkan lebih mudah dipahami. Walalupun kedua buku tersebut di desain untuk
pembelajaran mandiri, namun untuk menerapkan tatalaksana anak gizi buruk secara baik dan benar dianjurkan untuk menyelenggarakan pelatihan bagi dokter, perawat/bidan
dan nutrisionis.

Buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk (Buku I) dan Petunjuk Teknis Anak Gizi Buruk (Buku II) dicetak pertama kali pada tahun 2003, kemudian dicetak ulang pada
tahun 2005, 2006, 2007, 2009 dan cetak ulang kembali pada tahun 2011 setelah diadakan revisi. Pada cetakan ke 6 ini, Buku I dan Buku II dilengkapi dengan standar,
modul TOT Tatalaksana Anak Gizi Buruk.

Semoga buku ini bermanfaat bagi tenaga kesehatan khususnya yang bekerja di Rumah Sakit, Puskesmas dan sarana pelayanan kesehatan lain.

Jakarta, 2011
Direktur Bina Gizi

Dr. Minarto, MPS

DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA BUKU BAGAN TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK i
DA F TA R I S I

Kata Pengantar ............................................................................................................................................................................................................................................. i


Daftar Isi ........................................................................................................................................................................................................................................................ ii
Alur pemeriksaan anak gizi buruk ........................................................................................................................................................................................................... iii
Alur Pelayanan Anak gizi buruk di Rumah Sakit/Puskesmas Perawatan ........................................................................................................................................ 1
Penentuan Status Gizi Anak ...................................................................................................................................................................................................................... 2
Jadwal Pengobatan dan Perawatan Anak Gizi Buruk ........................................................................................................................................................................... 3
Hal-hal Penting Yang Harus di Perhatikan .............................................................................................................................................................................................. 4
Hasil Pemeriksaan dan Tindakan pada Anak Gizi buruk................................................................................................................................................................ 5-7

DAFTAR RENCANA
Rencana I : Pemberian Cairan dan Makanan untuk Stabilisasi (Renjatan/Syok dan Muntah/Diare/Dehidrasi) .......................................................... 8-9
Rencana II : Pemberian Cairan dan Makanan untuk Stabilisasi (Letargis dan Muntah/Diare/Dehidrasi) .........................................................................10
Rencana III : Pemberian Cairan dan Makanan untuk Stabilisasi (Muntah dan atau Diare atau Dehidrasi) ...................................................................... 11
Rencana IV : Pemberian Cairan dan Makanan untuk Stabilisasi (Letargis) .............................................................................................................................. 12
Rencana V : Pemberian Cairan dan Makanan untuk Stabilisasi (Penderita Gizi Buruk tidak menunjukkan
tanda bahaya atau tanda penting tertentu) ............................................................................................................................................................. 13

Pemberian Cairan dan Makanan untuk Tumbuh Kejar (Fase Transisi dan Rehabilitasi) ............................................................................................................. 14
Petunjuk Pemberian Antibiotika untuk Anak Gizi buruk ................................................................................................................................................................. 15
Dosis untuk Kemasan Khusus Antibiotika Berdasarkan Berat Badan Anak Gizi Buruk ........................................................................................................... 16
Stimulasi Sensorik dan Tindak Lanjut di Rumah Bagi Anak Gizi Buruk ........................................................................................................................................ 17
Kriteria Pemulangan Anak Gizi Buruk dari Ruang Rawat Inap ....................................................................................................................................................... 18
Monitoring Tumbuh Kembang Anak ..................................................................................................................................................................................................... 19
D A F TA R TA B E L
Petunjuk Pemberian F-75 untuk Penderita Gizi Buruk tanpa Edema ........................................................................................................................................... 23
Petunjuk Pemberian F-75 untuk Penderita Gizi Buruk yang Edema Berat .................................................................................................................................. 24
Petunjuk Pemberian F-100 untuk Penderita Gizi Buruk .................................................................................................................................................................. 25
Baku Rujukan Penilaian Status Gizi Anak Laki-Laki dan Perempuan Menurut Berat Badan dan Tinggi Badan / Panjang Badan (BB/TB-PB)........... 26-29
Daftar Istilah............................................................................................................................................................................................................................................... 30
Alur Pelayanan ........................................................................................................................................................................................................................................... 31

DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA BUKU BAGAN TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK ii
ALUR PEMERIKSAAN ANAK GIZI BURUK

Pemeriksaan Klinis, BB/PB, LiLA


di Poskesdes/Pustu/Polindes/Puskesmas

Anak dengan satu atau lebih Anak dengan satu atau lebih Anak dengan satu atau ● Bila LILA > 11,5 cm <
tanda berikut : tanda berikut : lebih tanda berikut : 12,5 cm (untuk anak
● Terlihat Sangat Kurus ● Terlihat sangat kurus usia 6-59 bulan)
● Edema pada seluruh tubuh ● Edema minimal, pada ● Terlihat sangat kurus (BB/TB < -2 SD
● BB/PB atau BB/TB < -3 SD kedua punggung tangan / ● BB/PB atau BB/TB s.d -3 SD)
● LiLA < 11,5 cm (untuk anak usia kaki < - 3SD
6-59 bulan) dan ● BB/PB atau BB/TB <-3SD ● LILA <11,5 cm (untuk ● tidak ada edema
salah satu atau lebih dari tanda- ● LILA <11,5 cm (untuk anak anak usia 6-59 bulan
tanda komplikasi medis berikut : usia 6-59 bulan dan dan
● anoreksia dan ● Nafsu makan baik
● pneumonia berat ● Nafsu makan baik ● Tanpa komplikasi medis ● nafsu makan baik
● anemia berat ● Tanpa komplikasi medis

● dehidrasi berat ● klinis baik


● demam sangat tinggi

● penurunan kesadaran

Gizi buruk
Gizi buruk Tanpa Komplikasi Gizi kurang
Dengan
Komplikasi

Rawat Inap di RS/Pusk PMT


Rawat Jalan
RI/TFC Pemulihan

iii BUKU BAGAN TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
ALUR PELAYANAN ANAK GIZI BURUK DI RUMAH SAKIT/PUSKESMAS PERAWATAN

RAWAT INAP
Gizi Buruk Penerapan 10 langkah
ANAK
dengan dan 5 kondisi Tata-
Komplikasi laksana Anak Gizi
Datang Sendiri Buruk. P
Dirujuk U
- MTBS
- Non MTBS S
POSYANDU
K atau
Gizi Buruk
Rawat Jalan PULANG E Pemulihan
Tanpa Komplikasi S Gizi Berbasis
M Masyarakat
A
YANKES RAWAT INAP
S
RUJUKAN Obati Penyakit
Gizi Kurang Penambahan Energi
Periksa klinis Penyakit Berat
dan antropo- dan Protein 20-25 %
metri di atas AKG (Angka
Kecukupan Gizi) RUMAH
Berat Badan
dan Tinggi TANGGA
Badan

RAWAT JALAN
Obati Penyakit
Gizi Kurang Penambahan Energi
Penyakit Ringan dan Protein 20-25 %
di atas AKG (Angka
Kecukupan Gizi)
Catatan :
Alur ini dapat dipakai juga di Puskesmas tanpa perawatan pada
MTBS : Manajemen Terpadu Balita Sakit anak gizi buruk yang dirawat jalan, bilamana kondisi anak me-
mungkinkan.

DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA BUKU BAGAN TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK 1
PENENTUAN STATUS GIZI ANAK

KLINIS ANTROPOMETRI
(BB/TB-PB) *)

Gizi Buruk Tampak sangat kurus dan atau < -3 SD **)


edema pada kedua punggung kaki
sampai seluruh tubuh

Gizi Kurang Tampak kurus - 3 SD < - 2 SD

Gizi Baik Tampak sehat - 2 SD 2 SD

Gizi Lebih Tampak gemuk > 2 SD

Penentuan status gizi secara Klinis dan Antropometri (BB/TB-PB)

*) Tabel BB/TB-PB dapat dilihat pada halaman 26 - 29


**) Mungkin BB/TB-PB > -3 SD bila terdapat edema berat (seluruh tubuh)

2 BUKU BAGAN TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
JADWAL PENGOBATAN DAN PERAWATAN ANAK GIZI BURUK

FASE STABILISASI FASE TRANSISI FASE REHABILITASI FASE TINDAK LANJUT *)


No TINDAKAN PELAYANAN
H1-2 H3-7 Minggu ke 2 - 6 Minggu ke 7 - 26
I Mencegah dan mengatasi hipo-
glikemia

2 Mencegah dan mengatasi hipo-


termia

3 Mencegah dan mengatasi dehi-


drasi

4 Memperbaiki gangguan keseim-


bangan elektrolit

5 Mengobati infeksi

6 Memperbaiki kekurangan zat gizi Tanpa Fe Dengan Fe


mikro

7 Memberikan makanan untuk


stabilisasi & transisi

8 Memberikan makanan untuk


tumbuh kejar

9 Memberikan stimulasi untuk


tumbuh kembang

10 Mempersiapkan untuk tindak


lanjut di rumah

*) Pada fase tindak lanjut dapat dilakukan di rumah, dimana anak secara berkala (1 minggu/kali) berobat jalan ke Puskesmas atau Rumah Sakit.

DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA BUKU BAGAN TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK 3
HAL-HAL PENTING YANG HARUS DIPERHATIKAN

4 BUKU BAGAN TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
HASIL PEMERIKSAAN DAN TINDAKAN
PADA ANAK GIZI BURUK

TANDA BAHAYA dan


TANDA PENTING (A)

DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA


PERAWATAN AWAL
PADA FASE STABILISASI (B)

PERAWATAN LANJUTAN
PADA FASE STABILISASI (C)

PERAWATAN
PADA FASE TRANSISI (D)

PERAWATAN
PADA FASE REHABILITASI (E)
BUKU BAGAN TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK
5
6
HASIL PEMERIKSAAN DAN TINDAKAN
PADA ANAK GIZI BURUK

(A) TANDA BAHAYA & TANDA PENTING


TANDA BAHAYA & KO N D I S I
TANDA PENTING 1 II III IV V
Renjatan (syok) Ada *) Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Letargis (tidak sadar) Ada Ada Tidak ada Ada Tidak ada
Muntah/Diare/Dehidrasi Ada Ada Ada Tidak ada Tidak ada

(B) PERAWATAN AWAL PADA FASE STABILISASI

BUKU BAGAN TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK


Pemeriksaan
Berat badan + + + + +
Suhu tubuh (aksila) + + + + +
Tindakan
Memberikan oksigen + *) - - - -
Menghangatkan tubuh + + + + +
Pemberian cairan dan Rencana I Rencana II Rencana III Rencana IV Rencana IV
makanan sesuai dengan : hal 8-9 hal. 10 hal. 11 hal. 12 hal. 13
Antibiotika sesuai umur + + + + +

(C) PERAWATAN LANJUTAN PADA FASE STABILISASI


Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Tindakan
Lanjutan Umum Khusus Labarotorium
Konfirmasi Panjang badan/ Pemeriksaan Kadar gula Vitamin A
kejadian Tinggi badan mata darah Asam folat
Campak dan Dada (thorax) Pemeriksaan Hemoglobin Multivitamin tanpa Fe
TB Paru Perut (abdomen) kulit Pengobatan penyakit
Otot Pemeriksaan penyulit
Jaringan lemak Telinga, Hidung, Stimulasi
Tenggorokan
(THT)

(D) PERAWATAN LANJUTAN PADA FASE TRANSISI


Pemeriksaan Tindakan
Makanan tumbuh kejar
Berat Badan Multivitamin tanpa Fe
Stimulasi
Pengobatan penyakit penyulit

(E) PERAWATAN LANJUTAN PADA FASE REHABILITASI

Monitoring tumbuh kembang Makanan tumbuh kejar


Multivitamin dengan Fe
Pengobatan penyakit penyulit
Persiapan ibu
Stimulasi

*) Catatan : Ingat setiap di temukan Renjatan (Syok) anak harus diberi Oksigen melalui kanul atau nasal kateter
1-2 L/menit.
DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
HASIL PEMERIKSAAN DAN TINDAKAN PADA ANAK GIZI BURUK

KONDISI : 1 KONDISI : II KONDISI : III


Jika Ditemukan : Jika Ditemukan : Jika Ditemukan :
Renjatan (syok) Letargis Muntah dan atau diare atau dehidrasi
Letargis Muntah dan atau diare atau dehidrasi
Muntah dan atau diare atau dehidrasi
Berikan cairan dan makanan menurut Berikan cairan dan makanan menurut Berikan cairan dan makanan menurut
Rencana 1 pada halaman : 8-9 Rencana II pada halaman : 10 Rencana III pada halaman : 11

KONDISI : 1V KONDISI : V
Jika Ditemukan : Jika Tidak Ditemukan :
Letargis Renjatan (syok)
Letargis
Muntah / diare / Dehidrasi
Berikan cairan dan makanan menurut Berikan cairan dan makanan menurut
Rencana 1V pada halaman : 12 Rencana V pada halaman : 13

DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA BUKU BAGAN TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK 7
8

RENCANA 1
BUKU BAGAN TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK

PEMBERIAN CAIRAN DAN MAKANAN UNTUK STABILISASI


(Renjatan/Syok, Letargis dan Muntah/Diare/Dehidrasi)

SEGERA : 1) Pasang oksigen 1-2L/menit 3) Berikan glukosa 10% intra vena(iv) bolus, dosis: 5 ml/kgBB
2) Pasang infus Ringer Laktat dan Dextrosa/Glukosa bersamaan dengan
10 % dengan perbandingan 1 : 1 (RLG 5 %) 4) ReSoMal 5 ml/kgBB melalui NGT (Naso Gastric Tube)

Jam 1
Teruskan pemberian cairan RLG 5% diatas sebanyak 15 ml/ kg BB selama 1 jam, atau 5 tts/menit/kgBB/(infus tetes makro 20cc/menit)
Catat nadi dan frekuensi nafas setiap 10 menit, selama 1 jam (Tabel 1).

Jam II Jam II
Bila nadi menguat & frekuensi nafas turun, infus diteruskan denyut nadi tetap lemah dan frekuensinya
dengan cairan dan tetesan yang sama selama 1 jam. tetap tinggi serta pernafasan frekuensinya tetap
Bila rehidrasi belum selesai dan anak minta minum berikan tinggi.
ReSoMal sesuai kemampuan anak. Teruskan pemberian cairan intra vena dengan dosis
Catat nadi dan frekuensi nafas setiap 10 menit, selama diturunkan menjadi 1 tts makro/menit/kgBB (4
1 jam ke II (Tabel 1). ml /kgBB/jam). Bila tidak mampu melakukan
transfusi segera rujuk ke RS.

10 jam berikutnya Di RS Perhatikan tanda-tanda gagal jantung.


Catat denyut nadi, frekuensi nafas tiap 1 jam
Bila pemberian cairan intra vena selesai (jangan dulu
dicabut). Berikan ReSoMal dan F-75 (Tabel 2.).
Selama 10 jam berikutnya, secara berselang seling setiap Bila ada Bila tidak ada
1 jam.
ReSoMal : dosis 5_10 ml/ kgBB/pemberian
F-75 : dosis menurut BB (Tabel F-75 dengan edema Berikan Furosemid dosis 1 mg/ kgBB secara
dan tanpa edema Buku 1 hal. 23-24). IV. bila darah siap diberikan.
Bila anak masih menetek, berikan ASI setelah pemberian (Hati-hati pada penderita malaria) Jangan diberikan
F-75. furosemid sebelum transfusi. Transfusikan
segera packed red cells. Bila tidak ada packed red
cells, dapat ditransfusikan darah segar.

Transfusikan packed Transfusikan darah


Bila sudah Rehidrasi : red cells, segar,
Diare (-) : hentikan ReSoMal 10 ml/kgBB/3 jam atau 10 ml/kgBB/3 jam atau
teruskan F 75 setiap 2 jam (Tabel 3.B.) 1tts makro/kgBB/ 1tts makro/kgBB/
Catat denyut nadi, frekuensi nafas tiap 1 jam menit. menit.
Perhatikan over rehidrasi yang dapat menyebabkan Selama transfusi hentikan Selama transfusi hentikan
cairan oral dan intra vena. cairan oral dan intra vena.
DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA

gagal jantung
Diare (+) : Setiap diare berikan ReSoMal
* Anak < 2 th : 50 - 100 ml/setiap diare
* Anak > 2 th : 100-200 ml/setiap diare Ukur dan catat denyut nadi dan frekuensi nafas setiap
Bila anak masih menetek beri ASI setelah F75 30 menit dengan menggunakan (Tabel 3A)

Setelah selesai transfusi darah, segera berikan F-75 setiap


2 jam (tanpa ReSoMal, lihat Tabel 3.B.), dosis
menurut BB (Tabel F-75 Buku 1 Hal. 23-24).
Bila anak masih menetek, berikan ASI setelah pemberian
F-75.

Bila diare / muntah berkurang dan anak dapat menghabiskan sebagian besar F-75, Berikan F75 tiap 3 jam (sisanya
diberikan lewat NGT)
Bila masih menetek berikan ASI antara pemberian F-75.

Bila tidak ada diare / muntah dan anak dapat menghabiskan F-75 ubahlah pemberian F-75 menjadi setiap 4 jam,
Bila masih menetek berikan ASI antara pemberian F-75
RENCANA 1
DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA

(Lanjutan)

PEMBERIAN CAIRAN DAN MAKANAN UNTUK STABILISASI


Renjatan (syok), Letargis dan Muntah/Diare/Dehidrasi

Tabel I. : Monitoring Pemberian Cairan Intra Vena (IV)

MONITORING Jam pertama Jam kedua


Awal 30’ 60’ 90’ 120’
Waktu (contoh) 9.00 9.30 10.00 10.30 11.00
Pernafasan
Denyut Nadi

Tabel 2 : Monitoring Pemberian Cairan ReSoMal dan F-75 (Lanjutan Tabel I)


MONITORING PERIODE 10 JAM
Jam ke ................. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Waktu (contoh) 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00 19.00 20.00 21.00
Pernafasan
Denyut Nadi
Produksi Urine : ada tidak
Frekuensi BAB
Frekuensi Muntah
Tanda Rehidrasi
Asupan ReSoMal (ml)
Asupan F-75 (ml)

Tabel 3. A : Monitoring Pemberian Transfusi Darah (Segar atau Packed Red Cells)
MONITORING Jam pertama Jam kedua Jam ketiga
Awal 30’ 60’ 90’ 120’ 150’ 180’
Waktu (contoh) 10.00 10.30 11.00 11.30 12.00 12.30 13.00
Pernafasan
Denyut Nadi

Tabel 3.B : Monitoring Pemberian F-75 Tanpa ReSoMal (Lanjutan Tabel 2)


BUKU BAGAN TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK

MONITORING PERIODE 10 JAM


Jam ke ................. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu (contoh) 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00 19.00 20.00 21.00
Pernafasan
Denyut Nadi
Asupan F-75 (ml)

Catatan : Hentikan pemberian SEMUA CAIRAN IV bila ada tanda bahaya sebagai berikut :
1. Denyut nadi dan frekuensi nafas meningkat, atau
2. Vena Jugularis terbendung, atau
3. Edema meningkat, misal : kelopak mata membengkak
(Penanganan tanda bahaya No. 1 dapat dilihat pada Buku II halaman 1-5)
Evaluasi setelah 1 jam bila membaik lanjutkan Rencana 1 sampai selesai, diteruskan Pemberian cairan dan
makanan untuk tumbuh kejar, lihat Buku I hal 14.
bila tidak membaik, kemungkinan terjadi gagal jantung, segera lakukan tindakan sesuai kondisi atau rujuk.

Bila renjatan/ syok sudah teratasi, usahakan pemberian ReSoMal dan F-75 secara Oral, bila tidak habis sisanya diberikan
lewat NGT, atau kalau tidak bisa lewat Oral berikan semua lewat NGT. Cara pengisian Tabel, lihat Buku II hal. 45 --46
(sesuai dengan kondisi anak).
9
10

RENCANA 1I
BUKU BAGAN TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK

PEMBERIAN CAIRAN DAN MAKANAN UNTUK STABILISASI


(Letargis dan Muntah/Diare/ Dehidrasi)

Segera berikan bolus glukosa 10% intra vena, 5 ml / kgBB


Lanjutkan dengan glukosa atau larutan gula pasir 10% melalui NGT sebanyak 50 ml
2 jam pertama
* Berikan ReSoMal secara Oral/NGT setiap 30 menit, dosis : 5 ml / kgBB setiap pemberian.
* Catat nadi, frekuensi nafas dan pemberian ReSoMal setiap 30 menit (Tabel 4).

Memburuk (Renjatan/Syok)
Membaik
Segera infus lihat RENCANA I
Tanpa pemberian bolus glukosa

10 jam berikutnya :
Teruskan pemberian ReSoMal berselang seling dengan F75 setiap 1 jam
ReSoMal : 5 - 10 ml /kgBB / setiap pemberian (Tabel 4).
F-75 setiap 2 jam dosis menurut BB (Tabel F-75 dengan/tanpa edema Buku I hal. 23-24).
Catat denyut nadi, frekuensi nafas setiap I jam
Bila sudah Rehidrasi : * Diare (-) : Hentikan ReSoMal teruskan F75 setiap 2 jam (Tabel 3.B).
* Diare (+) : Setiap diare berikan ReSoMal * Anak < 2 th : 50-100 ml/setiap diare
* Anak > 2 th : 100-200 ml/setiap diare
Bila anak masih menetek, berikan ASI antara pemberian F-75

Diare dan muntah berkurang, anak mampu menghabiskan sebagian besar F-75, berikan F-75 tiap 3 jam
Bila anak masih menetek, teruskan ASI antara pemberian F-75

Bila tidak ada diare / muntah dan anak dapat menghabiskan F-75, ubah pemberian F-75 menjadi setiap 4 jam,
Bila anak masih menetek, berikan ASI antara pemberian F-75

Tabel 4 : Monitoring Pemberian Cairan ReSoMal dan F-75


2 jam pertama Jam ke (10 jam berikutnya)
MONITORING Awal 30 60 90 120 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Waktu (contoh) 08.00 08.30 09.00 09.30 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00 19.00 20.00
Pernafasan
DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA

Denyut Nadi
Produksi Urine : ada tidak
Frekuensi BAB
Frekuensi Muntah
Tanda Rehidrasi
Asupan ReSoMal (ml)
Asupan F-75 (ml)

Catatan : Hentikan pemberian SEMUA CAIRAN Oral/NGT bila ada tanda bahaya sebagai berikut :
1. Denyut nadi dan frekuensi nafas meningkat, atau
2. Vena Jugularis terbendung, atau
3. Edema meningkat, misal : kelopak mata membengkak
(Penanganan tanda bahaya No. 1 dapat dilihat pada Buku II halaman 1 -5)
Evaluasi setelah 1 jam, bila membaik lanjutkan Rencana II sampai selesai, Teruskan pemberian cairan dan
makanan untuk tumbuh kejar, lihat Buku I hal 14.
Bila tidak membaik, kemungkinan terjadi gagal jantung, segera lakukan tindakan sesuai kondisi atau rujuk.
Bila anak sudah sadar usahakan pemberian ReSoMal dan F-75 secara Oral, bila tidak habis sisanya diberikan lewat NGT,
atau kalau tidak bisa lewat Oral berikan semua lewat NGT. Cara pengisian tabel, lihat Buku II hal. 47. (sesuai dengan
kondisi anak)
RENCANA 1II
DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA

PEMBERIAN CAIRAN DAN MAKANAN UNTUK STABILISASI


(Muntah dan atau Diare atau Dehidrasi)

Segera berikan 50ml glukosa atau larutan gula pasir 10% (Oral/NGT)
2 jam I :

* Berikan ReSoMal secara Oral/NGT setiap 30 menit, dosis : 5 ml / kgBB setiap pemberian.
* Catat nadi, frekuensi nafas dan pemberian ReSoMal setiap 30 menit (Tabel 4).

Memburuk (Renjatan/Syok)
Membaik
Segera infus lihat RENCANA I
Tanpa pemberian bolus glukosa

10 jam berikutnya :
Teruskan pemberian ReSoMal berselang seling dengan F75 setiap 1 jam
ReSoMal : 5 - 10 ml / kgBB / setiap pemberian.
F-75 setiap 2 jam dosis menurut BB (Tabel F-75 dengan/tanpa edema Buku I hal. 23-24).
Catat denyut nadi, frekuensi nafas (Tabel 4).
Bila sudah Rehidrasi : * Diare (-) : Hentikan ReSoMal teruskan F75 setiap 2 jam
* Diare (+) : Setiap diare berikan ReSoMal * Anak < 2 th : 50-100 ml/setiap diare
* Anak > 2 th : 100-200 ml/setiap diare
Bila anak masih menetek, berikan ASI antara pemberian F-75

Bila diare / muntah berkurang, dapat menghabiskan F-75, ubah pemberian F-75 menjadi setiap 3 jam,
Bila tidak ada diare dan anak dapat menghabiskan F-75 ubah pemberian F-75 menjadi setiap 4 jam,
Bila anak masih menetek, berikan ASI antara pemberian F-75

Tabel 4 : Monitoring Pemberian Cairan ReSoMal dan F-75


2 jam pertama Jam ke (10 jam berikutnya)
MONITORING Awal 30 60 90 120 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Waktu (contoh) 08.00 08.30 09.00 09.30 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00 19.00 20.00
BUKU BAGAN TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK

Pernafasan
Denyut Nadi
Produksi Urine : ada tidak
Frekuensi BAB
Frekuensi Muntah
Tanda Rehidrasi
Asupan ReSoMal (ml)
Asupan F-75 (ml)

Catatan : Hentikan pemberian SEMUA CAIRAN Oral/NGT bila ada tanda bahaya sebagai berikut :
1. Denyut nadi dan frekuensi nafas meningkat, atau
2. Vena Jugularis terbendung, atau
3. Edema meningkat, misal : kelopak mata membengkak
(Penanganan tanda bahaya No. 1 dapat dilihat pada Buku II halaman 1 -5)
Evaluasi setelah 1 jam, bila membaik lanjutkan Rencana II sampai selesai, Teruskan pemberian cairan dan
makanan untuk tumbuh kejar, lihat Buku I hal 14.
Bila tidak membaik, kemungkinan terjadi gagal jantung, segera lakukan tindakan sesuai kondisi atau rujuk.

Usahakan pemberian ReSoMal dan F-75 secara Oral, bila tidak habis sisanya diberikan lewat NGT, atau kalau tidak bisa
lewat Oral berikan semua lewat NGT. Cara pengisian tabel, lihat Buku II hal. 47. (sesuai dengan kondisi anak)
11
12

RENCANA IV
BUKU BAGAN TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK

PEMBERIAN CAIRAN DAN MAKANAN UNTUK STABILISASI


(Letargis)

Segera berikan bolus glukosa 10% intra vena, 5 ml / kgBB


lanjutkan dengan glukosa atau larutan gula pasir 10% melalui NGT sebanyak 50 ml
2 jam I :
* Berikan F-75 setiap 30 menit, I / 4 dari dosis untuk dosis untuk 2 jam dengan berat badan (NGT)
* Catat nadi, frekuensi nafas (Tabel 5)

Bila belum sadar (masih letargis) Bila sudah sadar (tidak letargis)

2 jam II :
Ulangi pemberian F-75 setiap 30 menit, I/4 dari dosis untuk 2 jam sesuai
dengan berat badan (NGT) seperti langkah diatas.
Pikirkan penyebab lain.
Catat nadi, pernafasan kesadaran dan masukkan F-75 setiap 30 menit (Tabel 5)

Bila sudah sadar (tidak letargis)

10 jam berikutnya :
Lanjutkan F-75 dosis setiap 2 jam (oral/NGT)
Catat nadi, pernafasan dan kesadaran setiap 1 jam
Bila masih menetek berikan ASI antara pemberian F-75

Bila anak dapat menghabiskan sebagian besar F-75, ubah pemberian menjadi setiap 3 jam
Bila anak masih menetek berikan ASI antara pemberian F-75

Bila anak dapat menghabiskan F-75, ubahlah pemberian menjadi setiap 4 jam.
Bila anak masih menetek berikan ASI antara pemberian F-75

Tabel 5 : Monitoring Pemberian F-75


2 jam pertama 2 jam kedua Jam ke (10 jam berikutnya)
MONITORING
Awal 30 60 90 120 150 180 210 240 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu (contoh) 08.00 08.30 09.00 09.30 10.00 10.30 11.00 11.30 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00 19.00 20.00 21.00 22.00
DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA

Pernafasan
Denyut Nadi
Kesadaran : Letargis
tdk letargis
Asupan F-75 (ml)

Catatan : Kurangi pemberian F-75 sesuai dengan kebutuhan kalori minimal pada fase stabilisasi (Tabel F-75 dengan
atau tanpa edema pada Buku I hal. 23-24), bila ada tanda bahaya sebagai berikut :
1. Denyut nadi dan frekuensi nafas meningkat, atau
2. Vena Jugularis terbendung, atau
3. Edema meningkat, misal : kelopak mata membengkak
(Penanganan tanda bahaya No. 1 dapat dilihat pada Buku II halaman 1 -5)
Evaluasi setelah 1 jam, bila membaik lanjutkan Rencana IV sampai selesai, diteruskan pemberian cairan dan
makanan untuk tumbuh kejar, (lihat Buku I hal 14.)
bila tidak membaik, kemungkinan terjadi gagal jantung, segera lakukan tindakan sesuai kondisi atau rujuk.

Bila anak sudah sadar, usahakan pemberian F-75 secara Oral, bila tidak habis sisanya diberikan lewat
NGT, atau kalau tidak bisa lewat Oral berikan semua lewat NGT. Cara pengisian tabel, lihat Buku II hal. 48. (sesuai dengan
kondisi anak)
RENCANA V
DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA

PEMBERIAN CAIRAN DAN MAKANAN UNTUK STABILISASI


(Penderita Gizi buruk tidak menunjukkan tanda bahaya atau tanda penting tertentu)

Segera berikan 50 ml glukosa/larutan gula pasir 10% oral


Catat nadi, pernafasan dan kesadaran (Tabel 6)

2 jam pertama :
Berikan F-75 setiap 30 menit, 1/4 dari dosis untuk 2 jam sesuai berat badan ( Tabel
F-75 dengan atau tanpa edema pada Buku I hal. 23-24)
Catat nadi, pernafasan, kesadaran dan asupan F-75 setiap 30 menit (Tabel 6)

10 jam berikutnya :
Teruskan pemberian F-75 setiap 2 jam (Tabel F-75 dengan/
tanpa edema pada Buku I hal. 23-24)
Catat nadi, frekuensi nafas dan asupan F75 (Tabel 6)
Bila anak masih menetek berikan ASI antara pemberian F75

Bila anak dapat menghabiskan sebagian besar F75, ubah pemberian menjadi setiap 3 jam
Bila anak masih menetek berikan ASI antara pemberian F75

Bila anak dapat menghabiskan F75, ubah pemberian menjadi setiap 4 jam,
Bila anak masih menetek berikan ASI antara pemberian F75

Tabel 6 : Monitoring Pemberian F-75

2 jam pertama Jam ke (10 jam berikutnya)


MONITORING Awal 30 60 90 120 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Waktu (contoh) 08.00 08.30 09.00 09.30 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00 19.00 20.00
BUKU BAGAN TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK

Pernafasan
Denyut Nadi
Asupan F-75 (ml)

Catatan : Kurangi pemberian F-75 sesuai dengan kebutuhan kalori minimal pada fase stabilisasi (Tabel F-75
dengan atau tanpa edema pada Buku I hal. 23-24), bila ada tanda bahaya sebagai berikut :
1. Denyut nadi dan frekuensi nafas meningkat, atau
2. Vena Jugularis terbendung, atau
3. Edema meningkat, misal : kelopak mata membengkak
(Penanganan tanda bahaya No. 1 dapat dilihat pada Buku II halaman 1 -5)
Evaluasi setelah 1 jam, bila membaik lanjutkan Rencana V sampai selesai, diteruskan Pemberian cairan dan
makanan untuk tumbuh kejar, (lihat Buku I hal 14.)
bila tidak membaik, kemungkinan terjadi gagal jantung, segera lakukan tindakan sesuai kondisi atau
dirujuk.

Usahakan pemberian F-75 secara Oral, bila tidak habis sisanya diberikan lewat NGT, atau kalau tidak bisa
lewat Oral berikan semua lewat NGT. Cara pengisian tabel, lihat Buku II hal. 49. (sesuai dengan kondisi anak)
13
14

FASE TRANSISI DAN REHABILTASI


BUKU BAGAN TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK

PEMBERIAN CAIRAN DAN MAKANAN UNTUK TUMBUH KEJAR

Pada Tahap Akhir Fase Stabilisasi


*) CATATAN :
Bila setiap dosis F-75 yang diberikan dengan interval 4 jam dapat dihabiskan, maka: Sebelum pemberian F-100, berikan dulu I
hari F-100 dengan volume seperti F-75
Lihat kondisi anak apakah sudah stabil
Berikan ASI antara pemberian
F-75 diganti dengan F-100, diberikan setiap 4 jam, dengan dosis sesuai BB seperti F-100
dalam tabel F-75 pada Buku I Hal. 23-24, dipertahankan selama 2 hari. Ukur dan
catat nadi, pernafasan dan asupan F-100 setiap 4 jam (tabel 7).

Pada hari ke 3, mulai diberikan F-100 dengan dosis sesuai BB dalam tabel F-
100 pada Buku I Hal. 25 Pada 4 jam berikutnya, dosisnya dinaikkan 10 ml, hingga
anak tidak mampu menghabiskan jumlah yang diberikan, dengan catatan tidak
melebihi dosis maksimal dalam tabel F-100.
FASE TRANSISI

Pada hari ke 4 diberikan F-100 setiap 4 jam, dengan dosis sesuai BB berkisar
antara dosis minimal dan dosis maksimal dengan ketentuan tidak boleh melampaui dosis
maksimal dalam tabel F-100. Pemberian F-100 dengan dosis seperti ini dipertahankan
sampai hari ke 7 - 14 (hari terakhir fase transisi) sesuai kondisi anak. Selanjutnya
memasuki fase rehabilitasi dengan menggunakan F-100 dan makanan padat
sesuai dengan BB anak.

Kriteria pulang dari rumah sakit


(halaman 18)

Bila BB < 7 kg Bila BB > 7 kg

Berikan F-100 ditambah dengan Berikan F-100 ditambah dengan


makanan bayi/ lumat dan sari buah makanan anak/ lumat serta buah
F A S E R E H A B I L I TA S I

Terus berikan makanan tahap rehabilitasi ini sampai tercapai :


BB/TB-PB > -2 SD Standar WHO 2005 (kriteria sembuh)
DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA

Tabel 7 : Monitoring Pemberian F-100

Pemberian F-100 Interval Monitoring : Tiap 4 jam


Waktu (contoh) 08.00 12.00 16.00 20.00 24.00 04.00
Pernafasan
Denyut Nadi
Asupan F-100 (ml) *)

Catatan : Kurangi pemberian F-100 bila ada tanda bahaya sebagai berikut :
1. Denyut nadi dan frekuensi nafas meningkat, atau
2. Vena Jugularis terbendung, atau
3. Edema meningkat, misal : kelopak mata membengkak
(Penanganan tanda bahaya No. 1 dapat dilihat pada Buku II halaman 1 -5)
Evaluasi setelah 1 jam, lanjutkan pemberian cairan makanan sampai selesai.

Usahakan pemberian F-100 secara Oral, Cara pengisian Tabel, lihat Buku II hal. 50
PETUNJUK PEMBERIAN ANTIBIOTIKA DOSIS PEMBERIAN ANTIBIOTIKA BERDASARKAN
BERAT BADAN

BERIKAN :
Tidak ada komplikasi Kotrimoksasol per oral *)
(25 mg sulfametoksasol + 5 mg
trimetoprim /kgBB)
Setiap 12 jam selama 5 hari

Komplikasi (renjatan, Gentamisin IV atau IM (7,5 mg/kgBB) Amoksisilin


hipoglikemia, hipotermia, setiap hari sekali selama 7 hari, ditambah :
dermatosis dengan kulit
k a s a r / i n fe k s i s a l u r a n
Ikuti dengan
nafas atau infeksi saluran Ampisilin IV atau IM
Amoksisilin oral
kencing atau letargis/ (50 mg/kg) setiap
(15 mg/kg), setiap 8 Ampisilin
tampak sakit). 6 jam selama 2 hari
jam selama 5 hari

Bila tidak membaik Kloramfenikol IV atau IM (25 mg/kg),


dalam waktu 48 jam setiap 8 jam selama 5 hari (beri setiap 6
tambahkan jam bila diperkirakan meningitis)

Bila ada infeksi khusus Antibiotik khusus seperti tercantum


yang membutuhkan pada halaman 16
tambahan antibiotik, beri

I Jika anak tidak kencing, Gentamisin akan menumpuk di


dalam tubuh dan menyebabkan tuli, jangan diberi dosis
kedua sampai anak bisa kencing
2 Jika Amoksisilin tidak tersedia, beri Ampisilin 50 mg/kg
peroral setiap 6 jam selama 5 hari

*)untuk mudahnya, perhitungan dosis menurut BB


**) Pada pemberian kloramfenikol, hati-hati bila penderita
anemia berat. Sebaiknya diberikan transfusi.

DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA BUKU BAGAN TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK 15
DOSIS ANTIBIOTIK BERDASARKAN BERAT BADAN

DOSIS TABLET BESI DAN SIRUP BESI


UNTUK ANAK UMUR 6 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

Catatan :

Sumber :

16 BUKU BAGAN TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
MEMBERIKAN STIMULASI SENSORIK DAN DUKUNGAN EMOSIONAL
Pada anak gizi buruk terjadi keterlambatan perkembangan mental dan perilaku karenanya harus diberikan :
Kasih sayang
Lingkungan yang ceria
Terapi bermain terstruktur selama 15 30 menit /hari (permainan ci luk ba, dll)
Aktifitas fisik segera setelah sembuh
Keterlibatan ibu (memberi makan, memandikan, bermain dan sebagainya)

TINDAK LANJUT DI RUMAH BAGI ANAK GIZI BURUK


Bila gejala klinis dan BB/TB-PB >-2 SD, dapat dikatakan anak sembuh
Pola pemberian makan yang baik dan stimulasi harus tetap dilanjutkan di rumah setelah penderita dipulangkan

Berikan contoh kepada Orang Tua :


Menu dan cara membuat makanan dengan kandungan energi dan zat gizi yang padat, sesuai dengan umur berat badan anak (lihat Buku II,
lampiran 3 dan 4, hal 53-55)
Terapi bermain terstruktur

Sarankan :
Memberikan makanan dengan porsi kecil dan sering, sesuai dengan umur anak (lihat Buku II, lampiran 5, hal. 56)
Membawa anaknya kembali untuk kontrol secara teratur :
Bulan 1 : 1x/minggu
Bulan II : 1x/2 minggu
Bulan III VI : 1x/bulan
Pemberian suntikan/imunisasi dasar dan ulangan (booster)
Pemberian vitamin A dosis tinggi setiap 6 bulan sekali (dosis sesuai umur)

DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA BUKU BAGAN TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK 17
KRITERIA PEMULANGAN ANAK GIZI BURUK DARI RUANG RAWAT INAP

Persiapan untuk tindak lanjut di rumah dapat dilakukan sejak anak dalam perawatan, misalnya melibatkan ibu dalam
kegiatan merawat anaknya. Kriteria sembuh bila BB/TB atau BB/PB > -2 SD dan tidak ada gejala klinis.
Anak dapat dipulangkan bila memenuhi kriteria pulang sebagai berikut :
1) Edema sudah berkurang atau hilang, anak sadar dan aktif
2) BB/PB atau BB/TB > -3 SD
3) Komplikasi sudah teratasi
4) Ibu telah mendapat konseling gizi
5) Ada kenaikan BB sekitar 50 g/kg BB/minggu selama 2 minggu berturut-turut
6) Selera makan sudah baik, makanan yang diberikan dapat dihabiskan.

18 BUKU BAGAN TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
MONITORING PERTUMBUHAN ANAK

MENGENALI PENYIMPANGAN DINI


TIMBANG ANAK
TUMBUH KEMBANG ANAK
Ibu membawa anak untuk ditimbang di Posyandu atau Puskesmas
Mencatat berat badan anak dalam KMS
Membaca kecenderungan berat badan pada KMS :
Mengenali penyimpangan dini tumbuh kembang anak ISI KMS
Naik (N) jika :
grafik berat badan mengikuti garis pertumbuhan atau kenaikan BB
sama dengan Kenaikan Berat badan Minimal (KBM)
atau lebih.
Tidak Naik (T) jika: BILA BB/U > 60% BILA BB/U < 60%
grafik berat badan mendatar atau menurun memotong garis pertumbuhan atau > -3 SD <-2 SD atau < -3 SD
dibawahnya atau kenaikan berat badan kurang dari KBM.
Kenaikan Berat Badan Minimal (KBM):
Bayi laki-laki dan perempuan
- Usia 1 bulan : 800 gram
ANAK : BB KURANG TENTUKAN STATUS GIZI DENGAN BB/TB-PB
- Usia 2 bulan : 900 gram
- Usia 3 bulan : 800 gram (kecuali ada edema
- Usia 4 bulan : 600 gram Gizi Buruk)
- Usia 5 bulan : 500 gram
- Usia 6 bulan : 400 gram BILA BB/TB-PB > 70% BILA BB/TB-PB < 70%
Laki - laki median NCHS atau median NCHS atau
- Usia 7 bulan : 400 gram
> -3 SD Z score < -3 SD Z score
- Usia 8 -11 bulan : 300 gram
- Usia 12 - 60 bulan : 200 gram
Perempuan
- Usia 7 -10 bulan : 300 gram
- Usia 11 - 60 bulan : 200 gram
ANAK : KURUS ANAK :
atau GIZI BURUK
GIZI KURANG (sangat kurus)
RUJUK ANAK KE PUSKESMAS APABILA :

Ditemukan 2 kali T berturut-turut, walau BB di KMS masih


di atas Garis Merah
BB Di Bawah Garis Merah di KMS

DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA BUKU BAGAN TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK 19
20 BUKU BAGAN TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
DAFTAR TABEL

PETUNJUK PEMBERIAN F-75 UNTUK ANAK GIZI BURUK


TANPA EDEMA

PETUNJUK PEMBERIAN F-75 UNTUK ANAK GIZI BURUK YANG


EDEMA BERAT

PETUNJUK PEMBERIAN F-100 UNTUK ANAK


GIZI BURUK

BAKU RUJUKAN PENILAIAN STATUS GIZI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN


MENURUT BERAT BADAN DAN TINGGI BADAN / PANJANG BADAN (BB/TB-PB)

DAFTAR ISTILAH
22 BUKU BAGAN TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
TABEL PETUNJUK PEMBERIAN F-75
DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA

TANPA EDEMA*)
Volume F-75 / 1 kali makan (ml) **) Total 80% dari total
BB anak Setiap 2 jam setiap 3 jam setiap 4 jam sehari sehari
( kg ) (12 x makan) (8 x makan) (6 x makan) (130 ml/kg) (minimum)
2.0 20 30 45 260 210
2.2 25 35 50 286 230
2.4 25 40 55 312 250
2.6 30 45 55 338 265
2.8 30 45 60 364 290
3.0 35 50 65 390 310
3.2 35 55 70 416 335
3.4 35 55 75 442 355
3.6 40 60 80 468 375
3.8 40 60 85 494 395
4.0 45 65 90 520 415
4.2 45 70 90 546 435
4.4 50 70 95 572 460
4.6 50 75 100 598 480
4.8 55 80 105 624 500
5.0 55 80 110 650 520
5.2 55 85 115 676 540
5.4 60 90 120 702 560
5.6 60 90 125 728 580
5.8 65 95 130 754 605
6.0 65 100 130 780 625
6.2 70 100 135 806 645
6.4 70 105 140 832 665
6.6 75 110 145 858 685
6.8 75 110 150 884 705
7.0 75 115 155 910 730
7.2 80 120 160 936 750
7.4 80 120 160 962 770
BUKU BAGAN TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK

7.6 85 125 165 988 790


7.8 85 130 170 1014 810
8.0 90 130 175 1040 830
8.2 90 135 180 1066 855
8.4 90 140 185 1092 875
8.6 95 140 190 1118 895
8.8 95 145 195 1144 915
9.0 100 145 200 1170 935
9.2 100 150 200 1196 960
9.4 105 155 205 1222 980
9.6 105 155 210 1248 1000
9.8 110 160 215 1274 1020
10.0 110 160 220 1300 1040
*) Untuk edema ringan dan sedang (edema+dan++) juga menggunakan tabel ini.
**) Volume pada kolom ini dibulatkan dengan kelipatan 5 ml yang terdekat
23
24
TABEL PETUNJUK PEMBERIAN F-75
EDEMA BERAT
Volume F-75 / 1 kali makan (ml) *) Total 80% dari total
BB anak Setiap 2 jam setiap 3 jam setiap 4 jam sehari sehari
( kg ) (12 x makan) (8 x makan) (6 x makan) (100 ml/kg) (minimum)
3.0 25 40 50 300 240
3.2 25 40 55 320 255
3.4 30 45 60 340 270
3.6 30 45 60 360 290
3.8 30 50 65 380 305
4.0 35 50 65 400 320

BUKU BAGAN TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK


4.2 35 55 70 420 335
4.4 35 55 75 440 350
4.6 40 60 75 460 370
4.8 40 60 80 480 385
5.0 40 65 85 500 400
5.2 45 65 85 520 415
5.4 45 70 90 540 430
5.6 45 70 95 560 450
5.8 50 75 95 580 465
6.0 50 75 100 600 480
6.2 50 80 105 620 495
6.4 55 80 105 640 510
6.6 55 85 110 660 530
6.8 55 85 115 680 545
7.0 60 90 115 700 560
7.2 60 90 120 720 575
7.4 60 95 125 740 590
7.6 65 95 125 760 610
7.8 65 100 130 780 625
8.0 65 100 135 800 640
8.2 70 105 135 820 655
8.4 70 105 140 840 670
8.6 70 110 145 860 690
8.8 75 110 145 880 705
9.0 75 115 150 900 720
9.2 75 115 155 920 735
9.4 80 120 155 940 750
9.6 80 120 160 960 770
9.8 80 125 165 980 785
10.0 85 125 165 1000 800
10.2 85 130 170 1020 815
10.4 85 130 175 1040 830
10.6 90 135 175 1060 850
10.8 90 135 180 1080 865
11.0 90 140 185 1100 880
11.2 95 140 185 1120 895
11.4 95 145 190 1140 910
11.6 95 145 195 1160 930
11.8 100 150 195 1180 945
12.0 100 150 220 1200 960

*) Volume pada kolom ini dibulatkan dengan kelipatan 5 ml yang terdekat


DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
TABEL
PETUNJUK PEMBERIAN F-100
DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA

Batas volume pemberian makan F-100 Batas Volume Pemberian F-100


BB anak per 4 jam ( 6 kali sehari) *) dalam sehari
( kg ) Minimum Maksimum Minimum Maksimum
( ml ) ( ml ) 150 ml/kg/hari 220 ml/kg/hari
2.0 50 75 300 440
2.2 55 80 330 485
2.4 60 90 360 530
2.6 65 95 390 570
2.8 70 105 420 615
3.0 75 110 450 660
3.2 80 115 480 705
3.4 85 125 510 750
3.6 90 130 540 790
3.8 95 140 570 835
4.0 100 145 600 880
4.2 105 155 630 925
4.4 110 160 660 970
4.6 115 170 690 1015
4.8 120 175 720 1055
5.0 125 185 750 1100
5.2 130 190 780 1145
5.4 135 200 810 1200
5.6 140 205 840 1230
5.8 145 215 870 1275
6.0 150 220 900 1320
6.2 155 230 930 1365
6.4 160 235 960 1410
6.6 165 240 990 1450
6.8 170 250 1020 1500
7.0 175 255 1050 1540
7.2 180 265 1080 1585
BUKU BAGAN TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK

7.4 185 270 1110 1630


7.6 190 280 1140 1670
7.8 195 285 1170 1715
8.0 200 295 1200 1760
8.2 205 300 1230 1805
8.4 210 310 1260 1850
8.6 215 315 1290 1895
8.8 220 325 1320 1935
9.0 225 330 1350 1980
9.2 230 335 1380 2025
9.4 235 345 1410 2070
9.6 240 350 1440 2110
9.8 245 360 1470 2155
10.0 250 365 1500 2200

*) Volume untuk setiap kali makan dibulatkan dengan kelipatan 5 ml yang terdekat
25
26
BERAT BADAN MENURUT PANJANG BADAN ANAK LAKI-LAKI
DAN PEREMPUAN USIA 0 - 24 BULAN
STANDAR WHO 2005
Anak Laki-Laki PB - TB Anak Perempuan
-3 SD -2 SD -1 SD Median (cm) Median -1 SD -2 SD -3 SD
1.9 2.0 2.2 2.4 45.0 2.5 2.3 2.1 1.9
1.9 2.1 2.3 2.5 45.5 2.5 2.3 2.1 2.0
2.0 2.2 2.4 2.6 46.0 2.6 2.4 2.2 2.0
2.1 2.3 2.5 2.7 46.5 2.7 2.5 2.3 2.1
2.1 2.3 2.5 2.8 47.0 2.8 2.6 2.4 2.2
2.2 2.4 2.6 2.9 47.5 2.9 2.6 2.4 2.2
2.3 2.5 2.7 2.9 48.0 3.0 2.7 2.5 2.3
2.3 2.6 2.8 3.0 48.5 3.1 2.8 2.6 2.4
2.4 2.6 2.9 3.1 49.0 3.2 2.9 2.6 2.4

BUKU BAGAN TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK


2.5 2.7 3.0 3.2 49.5 3.3 3.0 2.7 2.5
2.6 2.8 3.0 3.3 50.0 3.4 3.1 2.8 2.6
2.7 2.9 3.1 3.4 50.5 3.5 3.2 2.9 2.7
2.7 3.0 3.2 3.5 51.0 3.6 3.3 3.0 2.8
2.8 3.1 3.3 3.6 51.5 3.7 3.4 3.1 2.8
2.9 3.2 3.5 3.8 52.0 3.8 3.5 3.2 2.9
3.0 3.3 3.6 3.9 52.5 3.9 3.6 3.3 3.0
3.1 3.4 3.7 4.0 53.0 4.0 3.7 3.4 3.1
3.2 3.5 3.8 4.1 53.5 4.2 3.8 3.5 3.2
3.3 3.6 3.9 4.3 54.0 4.3 3.9 3.6 3.3
3.4 3.7 4.0 4.4 54.5 4.4 4.0 3.7 3.4
3.6 3.8 4.2 4.5 55.0 4.5 4.2 3.8 3.5
3.7 4.0 4.3 4.7 55.5 4.7 4.3 3.9 3.6
3.8 4.1 4.4 4.8 56.0 4.8 4.4 4.0 3.7
3.9 4.2 4.6 5.0 56.5 5.0 4.5 4.1 3.8
4.1 4.5 4.9 5.3 57.5 5.2 4.8 4.4 4.0
4.3 4.6 5.0 5.4 58.0 5.4 4.9 4.5 4.1
4.4 4.7 5.1 5.6 58.5 5.5 5.0 4.6 4.2
4.5 4.8 5.3 5.7 59.0 5.6 5.1 4.7 4.3
4.6 5.0 5.4 5.9 59.5 5.7 5.3 4.8 4.4
4.7 5.1 5.5 6.0 60.0 5.9 5.4 4.9 4.5
4.8 5.2 5.6 6.1 60.5 6.0 5.5 5.0 4.6
4.9 5.3 5.8 6.3 61.0 6.1 5.6 5.1 4.7
5.0 5.4 5.9 6.4 61.5 6.3 5.7 5.2 4.8
5.1 5.6 6.0 6.5 62.0 6.4 5.8 5.3 4.9
5.2 5.7 6.1 6.7 62.5 6.5 5.9 5.4 5.0
5.3 5.8 6.2 6.8 63.0 6.6 6.0 5.5 5.1
5.4 5.9 6.4 6.9 63.5 6.7 6.2 5.6 5.2
5.5 6.0 6.5 7.0 64.0 6.9 6.3 5.7 5.3
5.6 6.1 6.6 7.1 64.5 7.0 6.4 5.8 5.4
5.7 6.2 6.7 7.3 65.0 7.1 6.5 5.9 5.5
5.8 6.3 6.8 7.4 65.5 7.2 6.6 6.0 5.5
5.9 6.4 6.9 7.5 66.0 7.3 6.7 6.1 5.6
6.0 6.5 7.0 7.6 66.5 7.4 6.8 6.2 5.7
6.1 6.6 7.1 7.7 67.0 7.5 6.9 6.3 5.8
6.2 6.7 7.2 7.9 67.5 7.6 7.0 6.4 5.9
6.3 6.8 7.3 8.0 68.0 7.7 7.1 6.5 6.0
6.4 6.9 7.5 8.1 68.5 7.9 7.2 6.6 6.1
6.5 7.0 7.6 8.2 69.0 8.0 7.3 6.7 6.1
6.6 7.1 7.7 8.3 69.5 8.1 7.4 6.8 6.2
DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA

6.6 7.2 7.8 8.4 70.0 8.2 7.5 6.9 6.3


6.7 7.3 7.9 8.5 70.5 8.3 7.6 6.9 6.4
6.8 7.4 8.0 8.6 71.0 8.4 7.7 7.0 6.5
6.9 7.5 8.1 8.8 71.5 8.5 7.7 7.1 6.5
7.0 7.6 8.2 8.9 72.0 8.6 7.8 7.2 6.6
7.1 7.6 8.3 9.0 72.5 8.7 7.9 7.3 6.7
7.2 7.7 8.4 9.1 73.0 8.8 8.0 7.4 6.8
7.2 7.8 8.5 9.2 73.5 8.9 8.1 7.4 6.9
7.3 7.9 8.6 9.3 74.0 9.0 8.2 7.5 6.9
7.4 8.0 8.7 9.4 74.5 9.1 8.3 7.6 7.0
7.5 8.1 8.8 9.5 75.0 9.1 8.4 7.7 7.1
7.6 8.2 8.8 9.6 75.5 9.2 8.5 7.8 7.1
7.6 8.3 8.9 9.7 76.0 9.3 8.5 7.8 7.2
7.7 8.3 9.0 9.8 76.5 9.4 8.6 7.9 7.3
7.8 8.4 9.1 9.9 77.0 9.5 8.7 8.0 7.4
7.9 8.5 9.2 10.0 77.5 9.6 8.8 8.1 7.4
7.9 8.6 9.3 10.1 78.0 9.7 8.9 8.2 7.5
8.0 8.7 9.4 10.2 78.5 9.8 9.0 8.2 7.6
8.1 8.7 9.5 10.3 79.0 9.9 9.1 8.3 7.7
8.2 8.8 9.5 10.4 79.5 10.0 9.1 8.4 7.7
8.2 8.9 9.6 10.4 80.0 10.1 9.2 8.5 7.8
8.3 9.0 9.7 10.5 80.5 10.2 9.3 8.6 7.9

DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA


8.4 9.1 9.8 10.6 81.0 10.3 9.4 8.7 8.0
8.5 9.1 9.9 10.7 81.5 10.4 9.5 8.8 8.1
8.5 9.2 10.0 10.8 82.0 10.5 9.6 8.8 8.1
8.6 9.3 10.1 10.9 82.5 10.6 9.7 8.9 8.2
8.7 9.4 10.2 11.0 83.0 10.7 9.8 9.0 8.3
8.8 9.5 10.3 11.2 83.5 10.9 9.9 9.1 8.4
8.9 9.6 10.4 11.3 84.0 11.0 10.1 9.2 8.5
9.0 9.7 10.5 11.4 84.5 11.1 10.2 9.3 8.6
9.1 9.8 10.6 11.5 85.0 11.2 10.3 9.4 8.7
9.2 9.9 10.7 11.6 85.5 11.3 10.4 9.5 8.8
9.3 10.0 10.8 11.7 86.0 11.5 10.5 9.7 8.9
9.4 10.1 11.0 11.9 86.5 11.6 10.6 9.8 9.0
9.5 10.2 11.1 12.0 87.0 11.7 10.7 9.9 9.1
9.6 10.4 11.2 12.1 87.5 11.8 10.9 10.0 9.2
9.7 10.5 11.3 12.2 88.0 12.0 11.0 10.1 9.3
9.8 10.6 11.4 12.4 88.5 12.1 11.1 10.2 9.4
9.9 10.7 11.5 12.5 89.0 12.2 11.2 10.3 9.5
10.0 10.8 11.6 12.6 89.5 12.3 11.3 10.4 9.6
10.1 10.9 11.8 12.7 90.0 12.5 11.4 10.5 9.7
10.2 11.0 11.9 12.8 90.5 12.6 11.5 10.6 9.8
10.3 11.1 12.0 13.0 91.0 12.7 11.7 10.7 9.9
10.4 11.2 12.1 13.1 91.5 12.8 11.8 10.8 10.0
10.5 11.3 12.2 13.2 92.0 13.0 11.9 10.9 10.1
10.6 11.4 12.3 13.3 92.5 13.1 12.0 11.0 10.1
10.7 11.5 12.4 13.4 93.0 13.2 12.1 11.1 10.2
10.7 11.6 12.5 13.5 93.5 13.3 12.2 11.2 10.3
10.8 11.7 12.6 13.7 94.0 13.5 12.3 11.3 10.4
10.9 11.8 12.7 13.8 94.5 13.6 12.4 11.4 10.5
11.0 11.9 12.8 13.9 95.0 13.7 12.6 11.5 10.6
11.1 12.0 12.9 14.0 95.5 13.8 12.7 11.6 10.7
11.2 12.1 13.1 14.1 96.0 14.0 12.8 11.7 10.8
11.3 12.2 13.2 14.3 96.5 14.1 12.9 11.8 10.9
BUKU BAGAN TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK

11.4 12.3 13.3 14.4 97.0 14.2 13.0 12.0 11.0


11.5 12.4 13.4 14.5 97.5 14.4 13.1 12.1 11.1
11.6 12.5 13.5 14.6 98.0 14.5 13.3 12.2 11.2
11.7 12.6 13.6 14.8 98.5 14.6 13.4 12.3 11.3
11.8 12.7 13.7 14.9 99.0 14.8 13.5 12.4 11.4
11.9 12.8 13.9 15.0 99.5 14.9 13.6 12.5 11.5
12.0 12.9 14.0 15.2 100.0 15.0 13.7 12.6 11.6
27
28
BERAT BADAN MENURUT PANJANG BADAN ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN
USIA 24 - 60 BULAN

Anak Laki-Laki TB Anak Perempuan


-3 SD -2 SD -1 SD Median (cm) Median -1 SD -2 SD -3 SD
5.9 6.3 6.9 7.4 65.0 7.2 6.6 6.1 5.6
6.0 6.4 7.0 7.6 65.5 7.4 6.7 6.2 5.7
6.1 6.5 7.1 7.7 66.0 7.5 6.8 6.3 5.8
6.1 6.6 7.2 7.8 66.5 7.6 6.9 6.4 5.8
6.2 6.7 7.3 7.9 67.0 7.7 7.0 6.4 5.9
6.3 6.8 7.4 8.0 67.5 7.8 7.1 6.5 6.0
6.4 6.9 7.5 8.1 68.0 7.9 7.2 6.6 6.1
6.5 7.0 7.6 8.2 68.5 8.0 7.3 6.7 6.2
6.6 7.1 7.7 8.4 69.0 8.1 7.4 6.8 6.3

BUKU BAGAN TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK


6.7 7.2 7.8 8.5 69.5 8.2 7.5 6.9 6.3
6.8 7.3 7.9 8.6 70.0 8.3 7.6 7.0 6.4
6.9 7.4 8.0 8.7 70.5 8.4 7.7 7.1 6.5
6.9 7.5 8.1 8.8 71.0 8.5 7.8 7.1 6.6
7.0 7.6 8.2 8.9 71.5 8.6 7.9 7.2 6.7
7.1 7.7 8.3 9.0 72.0 8.7 8.0 7.3 6.7
7.2 7.8 8.4 9.1 72.5 8.8 8.1 7.4 6.8
7.3 7.9 8.5 9.2 73.0 8.9 8.1 7.5 6.9
7.4 7.9 8.6 9.3 73.5 9.0 8.2 7.6 7.0
7.4 8.0 8.7 9.4 74.0 9.1 8.3 7.6 7.0
7.5 8.1 8.8 9.5 74.5 9.2 8.4 7.7 7.1
7.6 8.2 8.9 9.6 75.0 9.3 8.5 7.8 7.2
7.7 8.3 9.0 9.7 75.5 9.4 8.6 7.9 7.2
7.7 8.4 9.1 9.8 76.0 9.5 8.7 8.0 7.3
7.8 8.5 9.2 9.9 76.5 9.6 8.7 8.0 7.4
7.9 8.5 9.2 10.0 77.0 9.6 8.8 8.1 7.5
8.0 8.6 9.3 10.1 77.5 9.7 8.9 8.2 7.5
8.0 8.7 9.4 10.2 78.0 9.8 9.0 8.3 7.6
8.1 8.8 9.5 10.3 78.5 9.9 9.1 8.4 7.7
8.2 8.8 9.6 10.4 79.0 10.0 9.2 8.4 7.8
8.3 8.9 9.7 10.5 79.5 10.1 9.3 8.5 7.8
8.3 9.0 9.7 10.6 80.0 10.2 9.4 8.6 7.9
8.4 9.1 9.8 10.7 80.5 10.3 9.5 8.7 8.0
8.5 9.2 9.9 10.8 81.0 10.4 9.6 8.8 8.1
8.6 9.3 10.0 10.9 81.5 10.6 9.7 8.9 8.2
8.7 9.3 10.1 11.0 82.0 10.7 9.8 9.0 8.3
8.7 9.4 10.2 11.1 82.5 10.8 9.9 9.1 8.4
8.8 9.5 10.3 11.2 83.0 10.9 10.0 9.2 8.5
8.9 9.6 10.4 11.3 83.5 11.0 10.1 9.3 8.5
9.0 9.7 10.5 11.4 84.0 11.1 10.2 9.4 8.6
9.1 9.9 10.7 11.5 84.5 11.3 10.3 9.5 8.7
9.2 10.0 10.8 11.7 85.0 11.4 10.4 9.6 8.8
9.3 10.1 10.9 11.8 85.5 11.5 10.6 9.7 8.9
9.4 10.2 11.0 11.9 86.0 11.6 10.7 9.8 9.0
9.5 10.3 11.1 12.0 86.5 11.8 10.8 9.9 9.1
9.6 10.4 11.2 12.2 87.0 11.9 10.9 10.0 9.2
9.7 10.5 11.3 12.3 87.5 12.0 11.0 10.1 9.3
9.8 10.6 11.5 12.4 88.0 12.1 11.1 10.2 9.4
9.9 10.7 11.6 12.5 88.5 12.3 11.2 10.3 9.5
10.0 10.8 11.7 12.6 89.0 12.4 11.4 10.4 9.6
DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA

10.1 10.9 11.8 12.8 89.5 12.5 11.5 10.5 9.7


10.2 11.0 11.9 12.9 90.0 12.6 11.6 10.6 9.8
10.3 11.1 12.0 13.0 90.5 12.8 11.7 10.7 99
10.4 11.2 12.1 13.1 91.0 12.9 11.8 10.9 10.0
10.5 11.3 12.2 13.2 91.5 13.0 11.9 11.0 10.1
10.6 11.4 12.3 13.4 92.0 13.1 12.0 11.1 10.2
10.7 11.5 12.4 13.5 92.5 13.3 12.1 11.2 10.3
10.8 11.6 12.6 13.6 93.0 13.4 12.3 11.3 10.4
10.9 11.7 12.7 13.7 93.5 13.5 12.4 11.4 10.5
11.0 11.8 12.8 13.8 94.0 13.6 12.5 11.5 10.6
11.1 11.9 12.9 13.9 94.5 13.8 12.6 11.6 10.7
11.1 12.0 13.0 14.1 95.0 13.9 12.7 11.7 10.8
11.2 12.1 13.1 14.2 95.5 14.0 12.8 11.8 10.8
11.3 12.2 13.2 14.3 96.0 14.1 12.9 11.9 10.9
11.4 12.3 13.3 14.4 96.5 14.3 13.1 12.0 11.0
11.5 12.4 13.4 14.6 97.0 14.4 13.2 12.1 11.1
11.6 12.5 13.6 14.7 97.5 14.5 13.3 12.2 11.2
11.7 12.6 13.7 14.8 98.0 14.7 13.4 12.3 11.3
11.8 12.8 13.8 14.9 98.5 14.8 13.5 12.4 11.4
11.9 12.9 13.9 15.1 99.0 14.9 13.7 12.5 11.5
12.0 13.0 14.0 15.2 99.5 15.1 13.8 12.7 11.6
12.1 13.1 14.2 15.4 100.0 15.2 13.9 12.8 11.7

DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA


12.2 13.2 14.3 15.5 100.5 15.4 14.1 12.9 11.9
12.3 13.3 14.4 15.6 101.0 15.5 14.2 13.0 12.0
12.4 13.4 14.5 15.8 101.5 15.7 14.3 13.1 12.1
12.5 13.6 14.7 15.9 102.0 15.8 14.5 13.3 12.2
12.6 13.7 14.8 16.1 102.5 16.0 14.6 13.4 12.3
12.8 13.8 14.9 16.2 103.0 16.1 14.7 13.5 12.4
12.9 13.9 15.1 16.4 103.5 16.3 14.9 13.6 12.5
13.0 14.0 15.2 16.5 104.0 16.4 15.0 13.8 12.6
13.1 14.2 15.4 16.7 104.5 16.6 15.2 13.9 12.8
13.2 14.3 15.5 16.8 105.0 16.8 15.3 14.0 12.9
13.3 14.4 15.6 17.0 105.5 16.9 15.5 14.2 13.0
13.4 14.5 15.8 17.2 106.0 17.1 15.6 14.3 13.1
13.5 14.7 15.9 17.3 106.5 17.3 15.8 14.5 13.3
13.7 14.8 16.1 17.5 107.0 17.5 15.9 14.6 13.4
13.8 14.9 16.2 17.7 107.5 17.7 16.1 14.7 13.5
13.9 15.1 16.4 17.8 108.0 17.8 16.3 14.9 13.7
14.0 15.2 16.5 18.0 108.5 18.0 16.4 15.0 13.8
14.1 15.3 16.7 18.2 109.0 18.2 16.6 15.2 13.9
14.3 15.5 16.8 18.3 109.5 18.4 16.8 15.4 14.1
14.4 15.6 17.0 18.5 110.0 18.6 17.0 15.5 14.2
14.5 15.8 17.1 18.7 110.5 18.8 17.1 15.7 14.4
14.6 15.9 17.3 18.9 111.0 19.0 17.3 15.8 14.5
14.8 16.0 17.5 19.1 111.5 19.2 17.5 16.0 14.7
14.9 16.2 17.6 19.2 112.0 19.4 17.7 16.2 14.8
15.0 16.3 17.8 19.4 112.5 19.6 17.9 16.3 15.0
15.2 16.5 18.0 19.6 113.0 19.8 18.0 16.5 15.1
15.3 16.6 18.1 19.8 113.5 20.0 18.2 16.7 15.3
15.4 16.8 18.3 20.0 114.0 20.2 18.4 16.8 15.4
15.6 16.9 18.5 20.2 114.5 20.5 18.6 17.0 15.6
15.7 17.1 18.6 20.4 115.0 20.7 18.8 17.2 15.7
15.8 17.2 18.8 20.6 115.5 20.9 19.0 17.3 15.9
16.0 17.4 19.0 20.8 116.0 21.1 19.2 17.5 16.0
16.1 17.5 19.2 21.0 116.5 21.3 19.4 17.7 16.2
BUKU BAGAN TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK

16.2 17.7 19.3 21.2 117.0 21.5 19.6 17.8 16.3


16.4 17.9 19.5 21.4 117.5 21.7 19.8 18.0 16.5
16.5 18.0 19.7 21.6 118.0 22.0 19.9 18.2 16.6
16.7 18.2 19.9 21.8 118.5 22.2 20.1 18.4 16.8
16.8 18.3 20.0 22.0 119.0 22.4 20.3 18.5 16.9
16.9 18.5 20.2 22.2 119.5 22.6 20.5 18.7 17.1
17.1 18.6 20.4 22.4 120.0 22.8 20.7 18.9 17.3
29
DAFTAR ISTILAH

Capillar y Refill : Pengisian kembali kapiler ujung kuku jari tangan setelah ditekan selama
2 detik (sampai pucat).
Larutan Gula Pasir10% : 5 gram gula pasir (1 sendok teh munjung) dalam 50 ml air.
Letargis : Kesadaran menurun, tidak tertarik dengan lingkungan, gejala seperti
mengantuk.
MTBS : Manajemen Terpadu Balita Sakit
NGT : Naso Gastric Tube adalah pipa untuk memberikan asupan makanan melalui
sonde (hidung)
Renjatan : Syok, yaitu tangan dan kaki teraba dingin, nadi tidak teraba, tensi tidak
terukur dan capillary refill lebih dari 3 detik.
RLG 5% : RLG 5%: Ringer Lactate dibuang 65 cc, masukan 65 cc larutan glukosa 40 %
atau Ringer Lactate dibuang 250 ml, masukan 250 ml larutan glukosa 10%
Rumatan : Maintenance = 4 ml/kgBB/jam.
Tatalaksana gizi : Prosedur atau mekanisme pelayanan gizi yang dilakukan guna mendukung
penyembuhan penyakit. Tatalaksana gizi meliputi : anamnesa diet, mengkaji
status gizi, menentukan rencana diet sesuai dengan diagnosa penyakit, dan
menyelenggarakan makanan.
Wasted : Tampak kurus, tidak ada lemak dan otot menyusut
PMT - P : Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan
TFC : Therapeutic Feeding Centre / Pusat Pemulihan Gizi (PPG): lebih dilihat
dari fungsinya sebagai perawatan dan pengobatan anak gizi buruk di suatu
tempat/ruangan khusus baik di puskesmas/puskesmas perawatan/rumah sakit
dengan mengacu pada panduan penyelenggaraan TFC. Di TFC ini ibu dari anak
gizi buruk ikut serta merawat anaknya secara intensif.
CFC : Community Feeding Centre/Pemulihan Gizi Berbasis Masyarakat
(PGBM): dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa bila kekurangan gizi dapat
ditemukan secara dini dan ditangani secara tepat, tingkat keberhasilannya akan tinggi.
Tenaga pengelola CFC adalah bidan Poskesdes dan atau petugas kesehatan di Pustu.
Dalam pelaksanaannya dibantu oleh kader Posyandu dan dibina oleh Puskesmas.
Kepala Desa/Lurah sebagai penanggung jawab keberhasilan CFC.

30 BUKU BAGAN TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
ALUR PELAYANAN

Keterangan :
Surveilans sosial, kesehatan, pangan dan gizi
Alur pelayanan Anak Gizi Buruk memperlihatkan suatu
KELUARGA MASYARAKAT dan LINTAS PELAYANAN sistim yang saling terkait, dimana penanganan Anak
SEKTOR KESEHATAN
Gizi Buruk melibatkan keluarga, masyarakat dan lintas
Sehat, BB Naik (N) sektor serta pelayanan kesehatan.

SELURUH Keluarga :
KELUARGA Seluruh keluarga bertanggung jawab untuk mewujud-
1. Penyuluhan/Konseling Gizi POSYANDU kan keluarga sadar gizi
Intervensi
a.ASI eksklusif dan MP-ASI
jangka
b.Gizi seimbang Penimbangan Masyarakat dan lintas sektor :
menengah/
c. Pola asuh ibu dan anak balita (D) BGM, Gizi buruk, sakit Semua anak balita diharapkan rutin datang dan mengikuti
panjang
2. Pemantauan pertumbuhan Konseling
anak Semua Suplementasi gizi kegiatan posyandu serta diberikan KMS (Kartu Menuju
3. Penggunaan garam Balita Pelayanan kesehatan BB Tidak Sehat).
beryodium Punya dasar naik (T), Anak perlu dirujuk ke puskesmas bila ditemukan :
Intervensi KMS Puskesmas
4. Pemanfaatan pekarangan Gizi
jangka arah garis pertumbuhan anak pada KMS adalah T
5. Peningkatan daya beli kurang
pendek TFC (berat badan tidak naik atau naik tetapi tidak sesuai
darurat KELUARGA MISKIN dengan garis baku pada KMS selama 2 kali
Rumah Sakit
6. Bantuan pangan darurat: penimbangan berturut- turut )
a. PMT balita, ibu hamil
Bawah Garis Merah (BGM)
b. Raskin
Anak sakit
CFC/ PGBM Bila menderita gizi kurang, anak dapat diberikan PMT
PMT Pemulihan dan konseling di PGBM.
Sehat, BB Naik (N) Konseling
Pelayanan kesehatan :
Bila ditemukan anak menderita gizi buruk, anak perlu
Sembuh perlu mendapat perawatan di Puskesmas, Pusat Pemulihan
PMT
Gizi (TFC) atau Rumah Sakit dan anak dirawat sesuai
dengan tatalaksana anak gizi buruk, setelah perawatan
dan anak dinyatakan sembuh, anak dikembalikan ke ke-
Sembuh, tidak perlu
PMT luarga dan disarankan untuk kontrol secara teratur ke
Puskesmas dan bila anak pulang dari perawatan dengan
kondisi gizi kurang disarankan ke CFC dan diberikan
Surveilans sosial, kesehatan, pangan dan gizi PMT serta konseling.

DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA BUKU BAGAN TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK 31
Perkembangan kondisi anak penderita gizi buruk selama perawatan
di panti pemulihan gizi (NTT)

Masuk Panti Pemulihan Gizi (sebelum perawatan) Anak perempuan umur 11 bulan
Tanggal Berat Tinggi Z-SCORE MUAC %
Alamat : Desa Kamanasa,
(kg) (cm) (SD) (cm) Kecamatan Malaka Tengah (Betun)
Kabupaten Belu
28-Jan-04 3.6 61.5 -3/-4 8.0 60.0

Setelah perawatan di Panti Pemulihan Gizi


Tanggal Berat Tinggi Z-SCORE MUAC % Lama perawatan Kenaikan berat badan Keterangan
(kg) (cm) (SD) (cm) (hari) (g/ kgBB/ hari)

27-Feb-04 5.6 61.6 -2/+2 11.5 93.3 30 18.5 sembuh


Perkembangan kondisi anak penderita gizi buruk selama perawatan
di panti pemulihan gizi (NTT)
Dr. Benny Soegianto, MPH (Alm)

Departemen Kesehatan :
1. DR. Dr. Anie Kurniawan, M.Sc, SpGK
2. DR. Minarto, MPS
3. Ir. Sunarko, M.Sc
4. Rita Kemalawati, MCN
5. Ir. Martini, MCN 5. Dr. M. Nazir, SpA(K)
6. Ir. Eman Sumarna, M.Sc
7. Dr. Rinni Yudhi Pratiwi, MPET
8. Dr. Susi Suwarti, SpA
9. Dr. Afriana Nurhalina
10. Dr. Minerva Theodora

1. dr. Sulastini, M.Kes 6. dr. Julina, MM


2. Suroto, SKM, MKM 7. Hera Nurlita, SsiT, M.Kes
3. Djasmidar AT, SKM, MM, M.Kes 8. Retnaningsih, SKM
4. Rose Wahyu Wardhany, DCN 9. Sri Nurhayati, SKM
5. dr. Yetty MP Silitonga 10. Witrianti, SKM

DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA BUKU BAGAN TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK
*
Asuhan Gizi
Anak Obesitas

MIFTAHUL JANNAH
Definisi

– Obesitas adalah keadaan akumulasi lemak yang abnormal


atauberlebih pada jaringan adiposa yang dapat menganggu
kesehatan.Obesitas juga merupaka akibat dari ketidakseimbangan
pemasukanenergi dan pengeluaran energi
– Tahun 2020: obesitas anak di dunia mencapai 60juta anak
– 12,3% anak SD di Indonesia mengalami obesitas
Kategori obesitas berdasarkan
indicator BB/TB
Kategori BB/TB (%)
Obesitas ringan 120 – 149
Obesitas sedang 150 – 199
Obesitas berat > 200
– Obesitas anak berisiko lanjut ke masa dewasa
– Anak obesitas mempunyai risiko lebih besar, terutama obesitas tipe abdominal
– Sebuah penelitian longitudinal  1 BB pada bayi merupakan predictor
obesitas pada usia 9 tahun
– Studi epidemiologi : 3 periode perkembangan obesitas
– Masa kehamilan dan masa bayi
– Pada usia 5-7 tahun
– Pasa masa remaja
Ciri-ciri anak obesitas
Proses Asuhan Gizi Terstandar
Asesment

– Penentuan status gizi


– Perubahan BB
– Asupan makan, pola makan, dll
– Perkembangan oromotor, motoric halus dan kasar
– Fisik dan Klinis
– Pemeriksaan biokimia
Penentuan Status Gizi

– Penentuan status gizi dilakukan berdasarkan berat badan (BB) menurut


panjang badan (PB) atau tinggi badan (TB) (BB/PB atau BB/TB)
– Grafik pertumbuhan yang digunakan sebagai acuan ialah grafik WHO
2006 untuk anak kurang dari 5 tahun dan grafik CDC 2000 untuk anak
lebih dari 5 tahun.
Penentuan status gizi menggunakan cut off Z score WHO 2006 untuk usia 0-5 tahun dan
persentase berat badan ideal sesuai kriteria Waterlow untuk anak di atas 5 tahun.
Contoh Anak
< 2 tahun
– Anak laki-laki berumur 8 bulan
dengan berat badan 7,5 kg dan
Panjang badan 70 cm. Berapa
kebutuhan energi?

PB actual 70 cm BB actual 7,5 kg BB ideal utk PB


(antara -1 dan -2 SD) actual
– Kebutuhan Energi = BB ideal x keb energi = 8,3 x (800/9) = 8,3 x 88,89 = 737,787
– Kebutuhan protein = BB ideal x keb protein = 8,3 x (15/9) = 8,3 x 1,67 = 13,861
Anak 5-18 tahun

Median TB A B TB Aktual
– Anak laki-laki berumur 10 tahun
dengan BB 25 kg dan TB 130 cm.
Berapa kebutuhan energi?

BB Ideal
D C BB Aktual
– CARA MENGHITUNG:
– Lihat table CDC 2-20 tahun
– Plot BB actual 25 kg (ttik A) dan TB actual 130 cm (titik B)
– Dari titik B Tarik garis ke median TB, didapatkan titik C
– Dari titik C Tarik garis vertical ke grafik BB sampai memotong median BB, didapatkan BB ideal 27 kg utk Tb actual
130 cm
– Bila garis terus ditarik sampai memotong garis usia maka didapatkan titik E yaitu USIA TINGGI (=8,5 tahun)
– Status gizi anak berdasarkan BB/TB adalah (BBA/BBI) x 100% = 25/27 x 100% = 93% (gizi baik)
– Kebutuhan energi = BBI x AKG sesuai USIA TINGGI = 27 x (1650/27) = 27 x 61,11 = 1649,97
Diagnosis

– Kelebihan asupan energi


– Kelebihan asupan lemak
– Kurang asupan serat
– Kelebihan berat badan / obesitas
– Kurang pengetahuan gizi
– Pemilihan makanan yang salah
Intervensi
– Tujuan Diet
– Untuk memperlambat peningkatan, mempertahankan, atau menurunkan berat badan sampai BB dan TB normal
dengan tetap memperhatikan factor pertumbuhan anak
– Prinsip dan Syarat Diet
– Energi sesuai kebutuhan
– Protein 15-20% dari kebutuhan total energi
– Lemak kurang dari 25-30% dari kebutuhan energi total
– Karbohidrat 50-60% dari kebutuhan energi total
– Vitamin dan mineral sesuai AKG
– Cairan sesuai AKG
– Pola makan 3x makan utama 2x makan selingan
– Susu 1-2 gelas/hari (susu rendah lemak)
– Pada anak usia > 3 tahun, pemberian serat dengan rumus: (umur dalam tahun + 5) gram per hari
– Diet yang bervariasi sesuai pola makan anak
Penentuan Kebutuhan Energi
Mengacu pada AKG

BMR x FA x FS

Berdasarkan BB ideal sesuai TB actual


• BB Ideal : BB berdasarkan TB actual pada median WHO (anak usia 0-5 tahun)
atau BB berdasarkan TB actual berdasarkan pada persentil 50 grafik CDC
• Usia tinggi: usia sesuai TB actual bila berada pada median

Kebutuhan Energi = BB ideal x kebutuhan energi berdasarkan AKG


Anak Usia 0-3 tahun
• Tidak perlu ada pengurangan kalori. Pada bayi/anak cukup mempertahankan atau
mengurangi pertambahan BB yang berlebihan
Anak Usia 4-6 tahun
• Energi sesuai perhitungan kebutuhandan kembalikan ke pola makan yang benar sesuai
dengan usianya. Dalam keadaan terpaksa, missal ada gangguan pernapasan, susah
bergerak, dapat dilakukan pengurangan kalori dengan pengawasan ketat dan kalori
dikurangi secara bertahap sebesar 200-300 kkal dari asupan sehari-hari hingga BB ideal

Anak Usia 7-19 tahun


• Target penurunan BB dapat direncanakan setiap kunjungan umumnya 1-2 kg/bulan.
Pengurangan asupan kalori dilakukan secara bertahap sekitar 300-500 kalori dari asupan
sehari-hari

Penurunan BB tidak perlu menghilangkan seluruh kelebihan BB karena pertumbuhan linier


masih berlangsung, penurunan BB cukup sampai BB berada 20% di atas BB ideal
Makanan yang dianjurkan dan
tidak dianjurkan
– Makanan yang tidak dianjurkan: makanan dan minuman berenergi dan
berlemak tinggi
– Makanan yang dianjurkan : sayuran dan buah dalam bentuk utuh (disesuaikan
dengan kondisi anak)
Macam Diet dan Indikasi
Pemberian
MACAM DIET INDIKASI
Makanan Seimbang Usia 0-3 tahun
Diet Energi Rendah Usia 4-6 tahun
(Pengurangan 200-300 kkal dari asupan
actual sampai tercapai target)
Diet Energi Rendah Usia 7-19 tahun
(Pengurangan 300-500 kkal dari asupan
actual sampai tercapai target)

Pemberian diet diberikan secara bertahap sesuai kemampuan anak dan tingkat obesitas

Anda mungkin juga menyukai