K1123 20060700 Buku Pegangan Disain Kons
K1123 20060700 Buku Pegangan Disain Kons
1 2
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bangun kembali yang lebih baik (Build Back Better)
merupakan konsep yang tepat untuk menggambarkan kondisi Manfaat Buku 1
rehabilitasi dan rekonstruksi yang ingin dicapai. Sudah pada Kata Pengantar 2
tempatnya jika peluang membangun secara komprehensif –
yang tidak mungkin terulang lagi ini—dilakukan dengan baik Prinsip-prinsip Disain 5
dan bertanggungjawab. Para donor telah mengucurkan 1. Pondasi 5
berbagai bantuan baik dana maupun barang dan jasa, oleh 2. Bangunan membutuhkan struktur yang koheren 8
karena itu membangun dengan baik dan bertanggungjawab 3. Menyambung dinding ke struktur atap 17
adalah cara yang terhormat untuk berterimakasih. 4. Mengikat dinding ke struktur bangunan 23
5. Ikatan rangka atap 29
Pembangunan perumahan merupakan salah satu tolok ukur 6. Cross bracing pada dinding dan atap 32
keberhasilan rehabilitasi-rekonstruksi di Nias karena rumah 7. Prinsip drainase 35
adalah kebutuhan primer manusia. Oleh karena itu dapat 8. Ketinggian rumah 36
dipahami jika kegiatan pembangunannya dilakukan dengan
kecepatan pelaksanaan yang sangat tinggi. Namun demikian Prinsip-prinsip Konstruksi dan Bahan Bangunan 40
kredo build back better harus tetap jadi landasan kerja. 1. Pondasi 41
Dalam hal ini build back better berarti pembangunan 2. Pasir dan kerikil 47
perumahan dengan kualitas konstruksi yang lebih baik dari 3. Campuran beton 54
yang sudah ada dan memiliki kinerja konstruksi tahan gempa 4. Membuat kolom 55
dan tsunami. 5. Tulangan perkuatan 61
6. Atap 63
Kualitas konstruksi rumah yang baik bisa dicapai dengan 7. Mengikatkan dinding ke struktur 67
mengikuti prinsip dan pelaksanaan konstruksi bangunan 8. Sumur dan tanki septik 69
rumah sederhana yang baik seperti diuraikan dalam buku ini.
Peraturan Standar Minimum Konstruksi Rumah 72
3 4
Prinsip-prinsip disain
Prinsip-prinsip Disain
1. Pondasi.
▪ Diatas tanah jenis apa bangunan
didirikan: pasir, lempung atau batuan?
* sifat pasir jenuh air yang mencair ketika mengalami getaran atau
pembebanan mendadak.
5 6
Prinsip-prinsip disain Prinsip-prinsip disain
7 8
Prinsip-prinsip disain Prinsip-prinsip disain
9 10
Prinsip-prinsip disain Prinsip-prinsip disain
11 12
Prinsip-prinsip disain Prinsip-prinsip disain
13 14
Prinsip-prinsip disain Prinsip-prinsip disain
9 Pelaksanaan konstruksi baik. Struktur rangka kayu yang didudukkan pada rangka beton
9 Kolom bertulang untuk memperkuat dinding segitiga di atau dinding bata (setengah dinding) harus diikat dengan
bagian terluar bangunan sehingga tidak akan runtuh jika angkur. Angkur berupa dudukan pelat besi (bracket), seperti
ada goncangan gempa atau terjangan tsunami. pada gambar kiri, terbuat dari baja tahan karat, harus dicor
9 Dinding-dinding terluar bangunan semacam ini harus pada struktur bangunan sehingga menjadi satu kesatuan
selalu diperkuat, jika tidak maka akan runtuh pada saat struktural mulai dari dinding hingga pondasi. Kolom kayu
terjadi gempa. harus dibaut pada dudukan pelat besi, seperti gambar kanan,
dan dicor pada elemen beton (dinding, balok atau sloof).
15 16
Prinsip-prinsip disain Prinsip-prinsip disain
17 18
Prinsip-prinsip disain Prinsip-prinsip disain
19 20
Prinsip-prinsip disain Prinsip-prinsip disain
21 22
Prinsip-prinsip disain Prinsip-prinsip disain
23 24
Prinsip-prinsip disain Prinsip-prinsip disain
25 26
Prinsip-prinsip disain Prinsip-prinsip disain
27 28
Prinsip-prinsip disain Prinsip-prinsip disain
29 30
Prinsip-prinsip disain Prinsip-prinsip disain
31 32
Prinsip-prinsip disain Prinsip-prinsip disain
33 34
Prinsip-prinsip disain Prinsip-prinsip disain
▪ Kawasan dengan curah hujan yang tinggi ▪ Lantai rumah harus lebih tinggi dari
membutuhkan perencanaan drainase permukaan tanah disekitarnya.
untuk pengaliran air hujan dari atap ke
saluran diluar rumah. ▪ Peninggian ekstra dibutuhkan pada
kawasan yang rawan seperti misalnya
▪ Tinggi permukaan drainase harus pada lokasi yang berdekatan dengan laut
diperhitungkan dalam perencanaan atau alur perairan yang sering mengalami
sehingga air hujan dapat teralirkan dan banjir.
tidak menggenang disekitar rumah yang
memungkinkan berkembangnya larva
nyamuk.
35 36
Prinsip-prinsip disain Prinsip-prinsip disain
37 38
Prinsip-prinsip disain
Prinsip-prinsip Konstruksi dan Bahan Bangunan
39 40
Prinsip Konstruksi dan Bahan Bangunan Prinsip Konstruksi dan Bahan Bangunan
1. Pondasi.
41 42
Prinsip Konstruksi dan Bahan Bangunan Prinsip Konstruksi dan Bahan Bangunan
9 Bahan bangunan yang baik untuk pondasi: batu pecah. 9 Bahan bangunan pondasi yang tidak baik.
9 Bahan bangunan ini berupa karang yang keras, dengan 9 Batu sungai bulat atau batu karang bulat tidak baik untuk
ukuran dan bentuk yang tepat, sehingga tidak akan pondasi karena akan tergelincir ketika disusun.
tergelincir ketika ditumpuk.
9 Jika diletakkan dan disusun dengan baik serta direkatkan Bagaimana Lebih Baik?
dengan semen yang cukup maka akan menghasilkan
pondasi yang baik. 9 Batu bulat perlu dipecahkan agar satu dengan yang
lainnya saling mengunci dan tidak menggelincir ketika
disusun.
43 44
Prinsip Konstruksi dan Bahan Bangunan Prinsip Konstruksi dan Bahan Bangunan
45 46
Prinsip Konstruksi dan Bahan Bangunan Prinsip Konstruksi dan Bahan Bangunan
47 48
Prinsip Konstruksi dan Bahan Bangunan Prinsip Konstruksi dan Bahan Bangunan
49 50
Prinsip Konstruksi dan Bahan Bangunan Prinsip Konstruksi dan Bahan Bangunan
51 52
Prinsip Konstruksi dan Bahan Bangunan Prinsip Konstruksi dan Bahan Bangunan
3. Campuran beton.
53 54
Prinsip Konstruksi dan Bahan Bangunan Prinsip Konstruksi dan Bahan Bangunan
4. Membuat kolom.
55 56
Prinsip Konstruksi dan Bahan Bangunan Prinsip Konstruksi dan Bahan Bangunan
9 Cor kolom tidak benar pada bagian yang sangat penting 9 Pelaksanaan konstruksi buruk.
yaitu sambungan antara kolom dan ringbalk pada dinding 9 Kolom dicor secara bertahap, dan mengikuti kemiringan
atas. Ini memungkinkan sambungan terlepas ketika ada tulangan vertical sehingga kolom menjadi tidak tegak
gaya lateral gempa atau tsunami mendera. lurus.
9 Sambungan ini akan berkarat dan melemah walaupun 9 Tulangan terekspos terhadap korosi.
celah kemudian ditutup dengan adukan semen.
57 58
Prinsip Konstruksi dan Bahan Bangunan Prinsip Konstruksi dan Bahan Bangunan
59 60
Prinsip Konstruksi dan Bahan Bangunan Prinsip Konstruksi dan Bahan Bangunan
5. Tulangan perkuatan.
Besi bergerigi.
Besi polos.
61 62
Prinsip Konstruksi dan Bahan Bangunan Prinsip Konstruksi dan Bahan Bangunan
6. Atap.
63 64
Prinsip Konstruksi dan Bahan Bangunan Prinsip Konstruksi dan Bahan Bangunan
65 66
Prinsip Konstruksi dan Bahan Bangunan Prinsip Konstruksi dan Bahan Bangunan
67 68
Prinsip Konstruksi dan Bahan Bangunan Prinsip Konstruksi dan Bahan Bangunan
69 70
Prinsip Konstruksi dan Bahan Bangunan Peraturan Standar Minimum Konstruksi Rumah untuk
Memenuhi Kinerja Konstruksi Tahan Gempa
Marilah kita memastikan agar kita membangun dengan lebih
baik sehingga manusia yang ada didalamnya akan terlindungi
dengan lebih baik manakala terjadi bencana alam. Memantau 1. Pondasi
disain rumah dan pelaksanaan konstruksinya akan a. Pondasi harus dirancang secara khusus untuk suatu
memungkinkan kita memperbaiki cara pelaksanaan konstruksi rumah sesuai dengan kondisi lokasinya dengan
yang tidak baik, sehingga rumah kita akan dapat melindungi mempertimbangkan:
keluarga dan milik kita ketika bencana alam datang. Biaya Ukuran rumah, jumlah lantai (tingkat), beban bahan
untuk melakukan hal ini akan sangat kecil jika dibandingkan bangunan.
dengan peningkatan rasa keamanan dan kenyamanan yang Kondisi tanah tempat pondasi didirikan.
diperoleh darinya. Ketinggian air muka tanah.
Kemungkinan adanya likuifaksi.
Sahaogölö. b. Setiap rumah harus memiliki rencana penanganan
drainase air permukaan dan air hujan dari atap.
c. Pondasi dibuat dari batu pecah yang diletakkan pada
tanah keras, direkatkan oleh semen dengan baik,
dengan sloof bertulang yang diletakkan diatasnya
dimana sloof tersebut memiliki sarana pengikat kepada
struktur rumah yang dicorkan pada sloof. Bentuk ikatan
tersebut berupa plat dudukan (bracket) untuk struktur
kayu dan besi tulangan pada struktur beton.
d. Batu sungai bulat atau batu laut bulat tidak boleh
digunakan kecuali dipecahkan terlebih dulu.
2. Ketinggian Rumah
a. Tinggi lantai rumah harus lebih tinggi dari lingkungan
sekitarnya, dengan mempertimbangkan penggenangan
baik oleh air tanah maupun air laut (dan atau tsunami).
b. Kemungkinan adanya kelongsoran tanah juga perlu
dipertimbangkan.
3. Bahan Bangunan
a. Pasir. Harus kasar, bersih dan tidak mengandung batu.
Tidak boleh mengandung debu. Tidak boleh
71 72
menggunakan pasir koral, dan jika pasir berasal dari f. Sengkang harus diletakkan dalam jarak interval yang
pantai harus dicuci bersih dan tidak boleh mengandung tidak lebih dari jarak antar besi tulangan.
pecahan kerang dan koral. g. Untuk menghindarkan campuran yang terlalu banyak
b. Kerikil. Harus mengandung kerikil pecah, dan tidak mengandung kerikil pada bagian bawah kolom, adukan
seluruhnya kerikil sungai bulat. Ukuran kerikil beton yang pertama kali dituang harus mengandung
maksimum untuk konstruksi rumah adalah 2cm. proporsi semen dan pasir yang lebih besar dengan
c. Air. Harus bersih dan tidak mengandung garam dan sedikit batu.
ganggang.
d. Beton. Tidak boleh ada bahan organik tercampur dalam 5. Struktur Bangunan
beton, tidak boleh ada rumput atau kayu. Harus a. Bangunan harus mempunyai struktur yang regular.
dicampur dengan baik. Menggunakan air secukupnya. b. Struktur harus terhubungkan dengan kuat mulai dari
Adukan harus cukup kaku. Jika campurannya encer pondasi melalui kolom hingga kuda-kuda.
maka adukan mempunyai proporsi air yang terlalu c. Untuk struktur bangunan rumah yang menggunakan
banyak. Adukan yang dituang dalam bekisting harus beton bertulang, balok keliling beton bertulang harus
digetarkan atau ditusuk-tusuk agar dapat mengisi menghubungkan keseluruhan bagian atas dinding
seluruh ruang dalam rongga bekisting dan menyelimuti dengan kolom-kolom.
tulangan dengan baik. d. Jika diperlukan, balok keliling beton bertulang kedua
e. Besi perkuatan. Baja bergerigi (deformed bar) atau pada bagian atas kusen pintu dan jendela harus
baja bergerigi yang diulir (twisted deformed bar) terhubungkan dengan kolom dan menghubungkan antar
adalah baja terbaik untuk struktur bangunan. kolom.
e. Ujung sengkang baja harus ditekuk 135º kedalam kearah
4. Kolom Struktural pusat kolom.
a. Harus tegak vertikal, dan harus didirikan sebelum f. Dinding segitiga (layar) pada bagian terluar bangunan
dinding dipasang, dan harus dicor secara langsung harus memiliki perkuatan struktural.
sebagai satu bagian utuh. g. Untuk struktur kayu, tiang kayu, baik yang menerus
b. Harus terhubungkan sebagai satu kesatuan pada hingga ke tanah ataupun yang berdiri diatas dinding,
pondasi. harus didudukkan pada dudukan pelat besi (bracket)
c. Jika dibuat dari beton bertulang, maka harus terbuat dan dipaku, dimana dudukan pelat besi tersebut
dari 4 batang besi, satu batang pada setiap sudut, dicorkan ke sloof (pada tiang yang menerus hingga
dengan ukuran minimum 12mm dan jarak minimum tanah) atau ke dinding.
antar batang 12cm.
d. Tulangan baja vertikal harus memiliki sengkang yang 6. Mengikatkan Dinding dengan Kolom Struktur
mengelilinginya, dengan ukuran minimum 8mm. a. Dinding harus diikatkan pada kolom dengan ikatan
e. Sengkang pada kolom harus diselimuti sekelilingnya dinding yang terbuat dari besi (angkur).
dengan adukan beton minimal setebal 2cm.
73 74
b. Ikatan dinding (angkur) harus dibengkokkan ujungnya g. Sambungan pada struktur atap tidak boleh dilakukan
agar dapat mengkait ke dinding. disekitar pertengahan bentang.
c. Setiap kusen harus diikatkan pada dinding.
d. Untuk bangunan rangka beton bertulang dengan dinding 9. Perkuatan Silang pada Dinding dan Atap
bata, ikatan (angkur) dicor ke kolom pada jarak interval a. Seluruh bagian kayu pada struktur bangunan harus
40cm mulai dari bawah hingga ke atas dengan ukuran diberi perkuatan silang: tiang kaki bangunan panggung,
besi angkur minimal 8mm. dinding dan atap.
b. Rangka atap kayu harus diperkuat silang pada kedua
7. Mengikatkan Dinding dengan Atap arah.
a. Pada struktur beton bertulang, tulangan kolom harus
mencuat dari puncak kolom sedemikian rupa sehingga 10. Drainase
dapat digunakan untuk mengikat kuda-kuda, a. Rencana drainase harus merupakan bagian dari
selanjutnya besi ikatan tersebut dipakukan pada kuda- rancangan bangunan. Rencana ini meliputi penanganan
kuda. drainase air permukaan dan air hujan dari cucuran
b. Pada rumah kayu dimana tidak ada tulangan besi, maka atap.
strap atau pelat besi harus digunakan untuk mengikat b. Semua saluran harus dengan lancar mengalir ke saluran
kuda-kuda pada kolom. lingkungan.
c. Pada titik-titik tertentu, jika diperlukan, saluran dapat
8. Pengatapan dan Sambungan-sambungan Kuda-kuda dibuat tertutup atau diberi jembatan untuk
a. Semua rumah harus mempunyai kuda-kuda yang memudahakan perlintasan diatasnya.
berbetuk segitiga. d. Dasar selokan sebaiknya dibuat dalam bentuk V untuk
b. Kuda-kuda harus diletakkan diatas kolom dan diikat, meminimalisasi genangan air akibat adanya sampah
seperti tersebut di atas. atau kotoran dalam selokan.
c. Sebagian besar sambungan-sambungan kuda-kuda,
terutama pada bagian utama (tiang maklar, balok 11. Sumur dan Tanki Septik
tarik/kapiten dan anak kuda-kuda), harus dibaut, dan a. Tidak boleh ada sumur pada jarak kurang dari 30m dari
tidak dipaku. tanki septik terdekat.
d. Sambungan kuda-kuda yang terdiri dari tiga bagian atau b. Sangat disarankan untuk menggunakan satu sumber air
lebih harus menggunakan strap atau pelat besi untuk bersama yang telah diperiksa kualitasnya untuk satu
menyambungkannya. kelompok perumahan.
e. Blok kayu (klos) harus digunakan untuk memasang c. Untuk sekelompok perumahan, terutama di wilayah
gording di atas kuda-kuda. perkotaan, perlu disediakan sistem saluran buangan
f. Sambungan pada struktur atap kayu harus dibuat bersama.
dengan sitem sambungan anak tangga, dan bukan hanya
sekadar dipotong miring 45º.
75 76
d. Pada wilayah pedesaan, air hujan dari atap sebaiknya Daftar Butir-butir Pengawasan Konstruksi Rumah
ditampung dan dikumpulkan pada tempat yang
tertutup.
1. Pondasi
Bangunan didirikan pada tanah:
Pasir □ Karang □ Lempung □ Tanah □
Kedalaman pondasi: Kurang □ Cukup □
Bentuk batu pondasi: Bulat □ Pecah/tidak rata □
Bahan batu pondasi:
Batu kali □ Karang laut □ Batu kapur □
2. Dinding
Kolom dicor terlebih dahulu sebelum dinding:
Ya □ Tidak □
Kolom dicor dengan ketebalan keliling 2cm:
Ya □ Tidak □
Ada angkur pengikat dinding dengan kolom setiap jarak
40 cm: Ya □ Tidak □
Ukuran tulangan kolom ≥ 12mm: Ya □ Tidak □
Jarak antara tulangan kolom ± 12cm: Ya □ Tidak □
Ukuran sengkang kolom ≥ 8mm: Ya □ Tidak □
Jarak antara sengkang kolom 10-15cm: Ya □ Tidak □
Tulangan kolom lebih panjang dari ketinggian kolom:
Ya □ Tidak □
Ketebalan spesi 1 cm: Ya □ Tidak □
Bata dipasang secara teratur dan rata: Ya □ Tidak □
Ada balok latei diatas kusen: Ya □ Tidak □
Ukuran tulangan ringbalk ≥ 12mm: Ya □ Tidak □
Ukuran sengkang ringbalk ≥ 8mm: Ya □ Tidak □
Jarak antara sengkang ringbalk 10-15cm: Ya □ Tidak □
Dinding segitiga (layar) terluar memiliki perkuatan:
Ya □ Tidak □
3. Atap
Kuda-kuda berbentuk segitiga: Ya □ Tidak □
Sambungan bagian utama kuda-kuda dengan plat besi
dan baut: Ya □ Tidak □
77 78
Kuda-kuda diletakkan diatas kolom: Ya □ Tidak □
Kuda-kuda diikat ke kolom dengan tulangan kolom:
Ya □ Tidak □
Gording ditahan/disangga dengan blok kayu (klos):
Ya □ Tidak □
Ada perkuatan silang (cross bracing) antara kuda-kuda:
Ya □ Tidak □
Ada perkuatan silang (cross bracing) pada bidang atap:
Ya □ Tidak □
Penutup atap: Seng □ Asbes □ Genting □
4. Kusen
Kayu kusen sudah kering: Ya □ Tidak □
Ada angkur pengikat ke dinding/kolom: Ya □ Tidak □
6. Aspek Lain
Drainase pada tapak bangunan: Ada □ Tidak □
Ketinggian bangunan terhadap jalan dan lingkungan:
Cukup □ Tidak cukup □
Sumur berjarak lebih dari 30 m dari septic tank:
Ya □ Tidak □
79