Anda di halaman 1dari 3

Aku Anak Gembala

Aku adalah anak gembala


Selalu riang serta gembira
Karena aku senang bekerja
Tak pernah malas ataupun lengah
Tra-la-la la-la-la-la
Tra-la-la la-la-la-la-la-la
Tra-la-la la-la-la-la
Tra-la-la la-la-la-la-la-la
Setiap hari kubawa ternak
Ke padang rumput di kaki bukit
Rumputnya hijau, subur, dan banyak
Ternakku makan tak pernah sedikit
Tra-la-la la-la-la-la
Tra-la-la la-la-la-la-la-la
Tra-la-la la-la-la-la
Tra-la-la la-la-la-la-la-la
Tra-la-la la-la-la-la
Tra-la-la la-la-la-la-la-la
Tra-la-la la-la-la-la
Tra-la-la la-la-la-la-la-la
La-la-la-la-la
La-la-la-la-la
Aku adalah anak gembala
Selalu riang serta gembira
Karena aku senang bekerja
Tak pernah malas ataupun lengah
Tra-la-la la-la-la-la
Tra-la-la la-la-la-la-la-la
Tra-la-la la-la-la-la
Tra-la-la la-la-la-la-la-la
Setiap hari kubawa ternak
Ke padang rumput di kaki bukit
Rumputnya hijau, subur, dan banyak
Ternakku makan tak pernah sedikit
Tra-la-la la-la-la-la
Tra-la-la la-la-la-la-la-la
Tra-la-la la-la-la-la
Tra-la-la la-la-la-la-la-la
Tra-la-la la-la-la-la
Tra-la-la la-la-la-la-la-la
Tra-la-la la-la-la-la
Tra-la-la la-la-la-la-la-la
Tra-la-la la-la-la-la-la-la
Tra-la-la la-la-la-la-la-la
Tra-la-la la-la-la-la-la-la
Gembala Dan Sapinya Yang Hilang
Pada suatu hari, ada seorang Gembala yang pulang dari kota sehabis
membeli sapi. Di tengah perjalanan gembala itu merasa kelelahan dan akhirnya dia
memutuskan untuk tidur di bawah pohon rindang sambil memberi sapinya makan,
sangking lelahnya si gembala manjadi tidur dan membiarkan sapinya makan
sendirian tanpa diikat di suatu pohon. Tiba-tiba seorang pedagang lewat dari jalan
tersebut, dan melihat sapi seseorang telah lepas tanpa berpikir panjang si pedagang
tersebut langsung mengambil sapi itu dan membawa sapi tersebut pergi.

Sang gembala pun terbangun, lalu ia langsung tersentak ia melihat sapi tidak
ada lagi ia berkata di dalam benaknya, “ke mana sapi saya, tadi kan sapi saya ada
di sini tapi sekarang tidak ada,” lalu ia pun menelusuri jalan tersebut dan
menampak seorang pedagang membawa seekor sapi. Si penggembala berkata,
“pedagang dari mana kau dapat sapimu itu,”
Lalu si padangang menjawab, “saya tidak mendapatnya, saya membelinya dari
kota,”

Lantas si penggembala pun berkata, “tidak mungkin kau mendapatkannya


dari pinggir jalan tempat aku tidur tadi kan?” lalu dengan muka merah dan pucat si
pedangang berkata.
“terserah kau saja, aku sudah mengatakannya, aku membeli ini dari kota.”
Tiba-tiba seorang hakim pun lewat, ia berkata, “ada apa kalian ini ribut-ribut?”
Si pedagang pun berkata, “yang mulia hakim, si penggembala ini menuduh saya
telah mencuri sapi, padahal saya tidak mencurinya” jelas si pedagang.

Lalu sang hakim pun berkata, “apakah benar yang dikatakan pedagang ini?”
“tidak!” tegas si penggembala, “dia sudah jelas-jelas mencurinya, aku tadi habis
membelinya dari kota lalu, aku beristirahat dan memberi makan sapi saya makan
rumput, lalu setelah itu saya tidur dan setelah tidur saya melihat sapi saya sudah
tidak ada lalu saya menelusuri jalan ini dan melihat si pedagang membawa seekor
sapi” jelas panjang lebar si penggembala.

Sang hakim pun berkata, “apakah kau memberi makan sapi ini?”
Dan si pedadang pun menjawab, “Ya, saya memberi makan dengan gandum”
Lalu sang hakim berpikir sejenak dan berkata, “mari ikutlah denganku ke rumah.
”Sesampainya di rumah, sang hakim pun membawa baskom berisi susu yang
dicampur dengan minyak goreng dan menyuruh sapi itu untuk minum. Sapi itu pun
meminumnya dan tiba-tiba sapi itu merasa mual dan muntah. Ternyata sapi
tersebut memuntahkan rumput, lalu sang hakim pun berkata, “pedagang lihat ini,
sapi ini memuntahkan rumput bukannya gandum,”
“iya, tuanku, aku merasa bersalah” kata si pedagang, lalu si pedagang memberikan
sapi itu kepada si penggembala dan meminta maaf dengan wajah yang pucat dan
merah.

Anda mungkin juga menyukai