Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

PERSALINAN BERESIKO DISOTIA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Stage Keperawatan Maternitas

PEMBIMBING
Kristina Yuniarti, Ns.,M.Kep

Disusun Oleh :
Nur Toibah
NPM : 2114901110069

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
TAHUN 2022
LAPORAN PENDAHULUAN

Definisi Etiologi.
Distosia adalah Kesulitan dalam jalannya 1. Disotia karena kelainan presentasi
Persalinan, persalinan yang memerlukan bantuan dari luar 2. Disotia karena kelainan posisi janin
karena terjadi penyimpaangan dari knsep eutosia 3P (pwer, 3. Distosia karena kelainan tenaga/ HIS
passage, passenger). Secara harfiah sebagai persalinan sulit 4. Distosia karena kelainan janin
yang ditandai dengan kemajuan persalinan yang lambat.

Tanda gejala Patofisiologi


1. Dapat dilihat dan diraba, perut terasa
membesar kesamping Setelah kelahiran kepala, akan terjadi putaran paksi luar
2. Pergerakan janin pada bagian kiri lebih yang mnyebabkan kepala berada pada sumbu normal
dominan dengan tulang belakang bahu pada umumnya akan berada
3. Nyeri hebat dan janin sulit untuk pada sumbu miring (oblique) dibawah ramus pubis.
dikeluarkan Dorongan pada saat ibu mengeran akan menyebabkan bahu
4. Terjadi distensi berlebihann pada uterus depan (anterior) berada dibawah pubis, bila bahu gagal
5. Dada teraba seperti punggung, belakang untuk mengadakan putaran mnyesuaikan dengan sumbu
kepala terletak berlawnan dengan letak miring dan tetap berada pada posisi anteroposterior. Pada
dada, teraba bagian-bagian kecil janin dan bayi yang besar akan terjadi benturan bahu depan terhadap
denyut jantung janin terdengar lebih jelas sinfisis sehingga bahu tidak bisa lahir mengikuti kepala
pada dada.

Komplikasi Pemeriksaan Penunjang


Disotia yang tidak ditangani dengan 1. Palpasi dan Balotemen: Leopold I : teraba kepala
segera dapat mengakibatkan komplikasi (balotemen) di fundus uteri
antara lain: 2. Vaginal Toucher : teraba bokong yang lunak dan
1. Pada ibu akan terjadi rupture jalan iregular
lahir akibat his yang kuat sementara 3. X-ray : Dapat membedakan dengan presentasi kepala
kemajan janin dalam jalan lahir dan pemeriksaan ini penting untuk menentukan jenis
tertahan dan juga dapat presentasi sungsang dan jumlah kehamilan serta adanya
mengakibatkan terjadinya fistula kelainan kongenital lain
karena nekrosis pada jalan lahir 4. Ultrasonografi: Pemeriksaan USG yang dilakukan oleh
2. Pada janin distosia akan berakibat operator berpengalaman dapat menentukan :
kematian karena janin mengalami a. Presentasi janin
hipksia dan perdarahan. b. Ukuran
c. Jumlah kehamilan
d. Lokasi plasenta
e. Jumlah cairan amnion
f. Malformasi jaringan lunak atau tulang janin

Penatalaksanaan

a. Fase laten yang menunjang: selama ketuban masih utuh dan passage serta passanger normal,
pasien dengan fase laten memanjang sering mendapat manfaat dari hidrasi dan istirahat
terapeutik. apabila dianggap perlu untuk tidur, morfin (15 mg) dapat memberikan tidur 6-8
jam. Apabila pasien terbangun dari persaklinan, diagnose persalinan palsu dapat ditinjau
kembali, berupa perangsangan dengan ksitosi
b. Protraksi : Dapat ditangani dengan penuh harapan, sejauh persalinan mau dan tidak ada bukti
disproporsi sevalopelvik, mal presentasi atau feta distress. Pemberian oksitosin sering
bermanfaat pada pasien ddengan suatu kontraksi hipotonik.
c. Kelainan penghentian : Apabila terdapat disprporsi sevalopelvik dianjurkan untuk dilakukan
seksio sesarea perangsangan ksitosin hanya dianjurkan sejauh pelviks memadai untuk dilalui
janin dan tidak ada tanda-tanda fetal distress.
PATHWAY

DISTOSIA PERSALINAN

Kelainan
Kelainan
tenaga/power Kelainan
letak dan
jalan lahir
bentuk

Kelelahan fisik
Panggul sempit Kegagalan bahu
segmen depan melipat kedalam
panggul

Hipermetaboli Ubun-ubun sulit Penekanan bahu


sme memutar pada panggul
kedepan menuju vagina

Resiko tinggi Tekanan


kekurangan Resiko tinggi
kepala pada
cairan cedera
serviks

Nyeri selama
proses
persalinan

Nyeri Akut
1. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Hiperemesis Gravidarum
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
2. Riwayat Kesehatan
a. RKD
Yang perlu dikaji pada klien, biasanya klien pernah mengalami distosia sebelumnya,
biasanya ada penyulit persalinan sebelumnya seperti hipertensi, anemia, panggul
sempit, biasanya ada riwayat DM, biasanya ada riwayat kembar dll.
b. RKS
Biasanya dalam kehamilan sekarang ada kelainan seperti : Kelainan letak janin
(lintang, sunsang dll) apa yang menjadi presentasi dll.
c. RKK
d. Apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit kelainan darah, DM, eklamsi dan
pre eklamsi
3. Pemeriksaan Fisik
- Kepala : rambut tidak rontok, kulit kepala bersihtidak ada ketombe
- Mata : Biasanya konjungtiva anemis
- Thorak
Inpeksi pernafasan : Frekuensi, kedalam, jenis pernafasan, biasanya ada bagian paru
yang tertinggal saat pernafasan.
- Abdomen
Kaji his (kekuatan, frekuensi, lama), biasanya his kurang semenjak awal persalinan
atau menurun saat persalinan, biasanya posisi, letak, presentasi dan sikap anak normal
atau tidak, raba fundus keras atau lembek, biasanya anak kembar/ tidak, lakukan
perabaab pada simpisis biasanya blas penuh/ tidak untuk mengetahui adanya distensi
usus dan kandung kemih.
- Vulva dan Vagina
Lakukan VT : biasanya ketuban sudah pecah atau belum, edem pada vulva/ servik,
biasanya teraba promantorium, ada/ tidaknya kemajuan persalinan, biasanya teraba
jaringan plasenta untuk mengidentifikasi adanya plasenta previa
- Panggul
Lakukan pemeriksaan panggul luar, biasanya ada kelainan bentuk panggul dan
kelainan tulang belakang.

B. Diagnosa keperawatan yang mungkin normal


1. Nyeri Akut
2. Resiko tinggi cedera
3. Resiko tinggi kekurangan cairan

C. Perencanaan
1. Nyeri Akut
Tujuan : Kebutuhan rasa nyaman terpenuhi/ nyeri berkurang
Kriteria :
- Klien tidak merasakan nyeri lagi
- Klien tampak rilek
- Kontraksi uterus efektif
- Kemajuan persalinan baik
Intervensi :
1. Tentukan sifat, lokasi dan durasi nyeri, kaji kontraksi uterus, hemiragic dan nyeri
tekan abdomen
R/ Membantu dalam mendiagnosa dan memilih tindakan, penekanan kepala pada
servik yang berlangsung lama akan menyebabkan nyeri
2. Kaji intensitas nyeri klien dengan skala nyeri
R/ Setiap individu mempunyai tingkat ambang nyeri yang berbeda, denga skala
dapat diketahui intensitas nyeri klien
3. Kaji stress psikologis/ pasangan dan respon emosional terhadap kejadian
R/ Ansietas sebagai respon terhadap situasi darurat dapat memperberat derajat
ketidaknyamanan karena sindrom ketegangan takut nyeri
4. Berikan lingkungan yang nyaman, tenang dan aktivitas untuk mengalihkan nyeri,
Bantu klien dalam menggunakan metode relaksasi dan jelaskan prosedur
R/ Teknik relaksasi dapat mengalihkan perhatian dan mengurangi rasa nyeri
5. Kuatkan dukungan social/ dukungan keluarga
R/ Dengan kehadiran keluarga akan membuat klien nyaman, dan dapat
mengurangi tingkat kecemasan dalam melewati persalinan, klien merasa
diperhatikan dan perhatian terhadap nyeri akan terhindari
6. Kolaborasi :
- Berikan narkotik atau sedative sesuai instruksi dokter R/ Pemberian narkotik atau
sedative dapat mengurangi nyeri hebat
- Siapkan untuk prosedur bedah bila diindikasikan

2. Resiko tinggi cedera


Tujuan : setelah di lakukan asuhan keperawatan selama 1x24 jam tidak terjadi cedera
pada ibu
Criteria hasil :
- Tidak ada laserasi derajat 3 atau 4.
- Tidak ada ruptur
Intervensi :
1. Tinjau ulang riwayat persalinan,awitan dan durasi
R/ Membantu dalam mengidentifikasi kemungkinan penyebab,
kebutuhan pemeriksaan diagnostik dan intervensi yang tepat
2. Catat waktu/jenis obat.hindari pemberian narkotik dan anastesi blok epidural
sampai serviks dilatasi 4 cm.
R/ Sedatif yang diberikan terlalu dini dapat menghambat atau menghentikan
persalinan.
3. Evaluasi tingkat keletihan yang menyertai,serta aktifitas dan istirahat,sebelum
awitan persalinan
R/ Kelelahan ibu yang berlebihan menimbulkan disfungsi sekunder, atau mungkin
akibat dari persalinan lama
4. Kaji pola kontraksi uterus secara manual atau secara elektronik
R/ Disfungsi kontraksi dapat memperlama persalinan,meningkakan resiko
komplikasi maternal/janin
5. Catat kondisi serviks.pantau tanda amnionitis.catat peningkatan suhu atau jumlah
sel darah putih;catat bau dan rabas vagina
R/ Serviks kaku atau tidak siap tidak akan dilatasi, menghambat penurunan
janin/kemajuan persalinan. terjadi amniositis secara langsung dihubungkan dengan
lamanya persalinan sehingga melahirkan harus terjadi dalam 24 jam setelah pecah
ketuban
6. Catat penonjolan,posisi janin dan presentase janin
R/ Digunakan sebagai indikator dalam mengidentifikasi persalinan yang lama
7. Anjurkan klien berkemih setiap1-2 jam.kaji terhadap penuhan kandung kemih
diatas simfisis pubis
R/ Kandung kemih dapat menghambat aktifitas uterus dan mempengaruhi
penurunan janin
8. Tempatkan klien pada posisi rekumben lateral dan anjurkan tirah baring atau
ambulasi sesuai toleransi
R/ Ambulasi dapat membantu kekuatan gravitasi dalam merangsang pola
persalinan normal dan dilatasi serviks
9. Bantu dengan persiapan seksio sesaria sesuai indikasi untuk malposisi, CPD atau
cincin bandl
R/ Melahirkan seksio sesari segera diindifikasikan untuk cincin bandl untuk
distres janin karena CPD

3. Resiko kekurangan volume cairan dan elektrolit


Tujuan : setelah di lakukan asuhan keperawatan selama 2x24 jam tidak terjadi defisit
cairan tubuh
Kriteria hasil : - TTV di batas normal
- Kulit elastis
- CRT < 2 detik
- Mukosa lembab
- DJJ 160- 180 x/menit
Intervensi :
1. Pantau masukan dan keluaran cairan
R/ Membandingkan apakah pemasukan dan pengeluaran seimbang sehingga tidak
terjadi dehidrasi
2. Pantau tanda vital. Catat laporan pusing pada perubahan posisi
R/ Peningkatan frekuensi nadi dan suhu ,dan perubahan tekanan darah ortostatik
dapat menandakan penurunan volume sirkulasi
3. Kaji elastisitas kulit
R/ Kulit yang tidak elastis menandakan terjadi dehidrasi
4. Kaji bibir dan membran mukosa oral dan derajat saliva
R/ Membran mukosa atau bibir yang kering dan penurunan saliva adalah
indikator lanjut dari dehidrasi
5. Perhatikan respon denyut jantung janin yang abnormal
R/ Indikasi menunjukkan efek dehidrasi maternal dan penurunan perfusi
6. Berikan masukan cairan adekuat melalui pemberian minuman > 2500 liter
R/ Pemenuhan cairan pada mengurangi dehidrasi
7. Berikan cairan secara intravena
R/ Larutan parenteral mengandung elektrolit dan glukosa dapat memperbaiki atau
mencegah ketidakseimbangan maternal dan janin serta apat menurunkan keletihan
maternal
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Bari Saifuddin dkk.2012.Buku Panduan Praktis Pelayanan kesehatan Maternal dan
Neonatal. Yayasan Bina Pustaka: Jakarta

Wiknojosastro, Hanifa. 2012. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawihardjo

Chandranita, ida ayu, dkk. 2019. Buku ajar patologi obstetric untuk mahasiswa kebidanan.
Jakarta:EGC

Farrer, Helen. 2011. Perawatan meternitas edisi II. Jakarta: EGC

NANDA Internaional. 2015. Diagnosa keperawatan : Definisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10.
Jakarta : EGC

Banjarmasin, 17 Februari 2022

Preseptor Akademik Ners Muda

Kristina Yuniarti, Ns., M.Kep Nur Toibah

Anda mungkin juga menyukai