Anda di halaman 1dari 12

Nama : M. Aldi Syahrafli Simangunsong.

: M. Choiri Afandi Nasution.

Dosen Pengampu : Dwi Septi Anjas Wulan, S. Pd., M.Pd.


Mata Kuliah : Perkembangan Peserta Didik.

Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif


Fakultas Teknik
Universitas Negeri Medan
2020
Kata Pengantar
Assalamualaikum Wr.Wb

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan karunia-Nya, Kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah
Perkembangan Peserta Didik yang berjudul “ Mendeskripsikan Teori Perkembangan”
dengan tepat waktu

Dari penulisan makalah yang berjudul “Mendeskripsikan Teori Perkembangan”


kami berharap dapat dijadikan bahan referensi bagi pembaca, selain itu kami juga
berharap pembaca mendapatkan sudut pandang yang baru setelah membaca makalah
ini.

Penulis menyadari makalah yang berjudul “Mendeskripsikan Teori


Perkembangan” belum sepenuhnya sempurna pada setiap bagian isinya, oleh karena itu
kami menerima segala bentuk kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami mohon maaf.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Akhir kata saya sudahi Wassalamualaikum Wr.Wb.

Medan, 23 September 2020

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang

      Banyak yang mengatakan bahwa psikoanalisa merupakan satu hal yang unik sekaligus
paradoksial, dan juga psikoanalisa merupakan sistem yang paling dikenal luas meskipun tidak
dipahami secara universal. Dan disisi lain psikoanalisa ini juga banyak pengaruhnya dalam
bidang lain diluar psikologi melalui pemikiran penemunya, Sigmund Freud.
      Memang konsep psikoanalisa ini berkembang bukan dari psikologi tetapi dari ilmu
kedokteran tentang penyakit jiwa, meskipun begitu konsep ini banyak dipakai tidak hanya
dalam bidang psikologi tetapi juga di bidang yang lain seperti sosiologi dan disiplin yang
lainnya.
      Di masa awal perkembangannya, psikoanalisa merupakan sebuah konsep yang
revolusioner, karena pada masa itu dunia ilmu pengetahuan sedang ramai memperbincangkan
tentang teori darwin. Dan teori ini telah membuat manusia mempunyai jiwa dianggap tidak
lebih dari salah satu anggota dari seluruh dunia hewan. Padahal manusia merupakan makhluk
yang kompleks yang bisa dipelajari fisik dan jiwanya.
      Ketika itu perkembangan ilmu alam sedang sangat pesat dan penemuan teori-teori baru
sedang mengalami kemajuan sehingga karena setiap bidang disiplin ilmu mempunyai
pengaruh terhadap bidang ilmu lainnya, maka Sigmund Freud pun mengembangkan teorinya
yang revolusioner di masanya.

B.     Rumusan Masalah
   Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana sejarah tentang psikoanalisis ?
2.      Apakah pengertian dari psikoanalisis ?
3.      Bagaimana hakikat manusia dalam psikoanalisis ?
4.      Apa landasan historis atau konsep dasar dari psikoanalisis ?
5.      Bagaimana teknik-tekning konseling psikoanalisa ?
6.      Bagaimana proses konseling psikoanalisa ?
7.      Apakah kelebihan dan kekurangan psikoanalisis ?

C.    Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui sejarah tentang psikoanalisis
2.      Untuk mengetahui pengertian dari psikoanalisis
3.      Untuk mengetahui hakikat manusia dalam psikoanalisis
4.      Untuk mengetahui landasan historis/konsep dasar dari psikoanalisis
5.      Untuk mengetahui teknik-teknik konseling psikoanalisa
6.      Untuk mengetahui proses konseling psikoanalisa
7.      Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan psikoanalisis
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Sejarah Psikoanalisis
      Psikoanalisis merupakan psikologi ketidaksadaran. Perhatiannya tertuju kearah bidang
motivasi, emosi, konflik, simpton-simpton neurotik, mimpi-mimpi, dan sifat-sifat karakter.
Psikoanalisis dahulu lahir bukan dari pengakuan psikologi melainkan dari kancah kedokteran,
yakni kedokteran bidang sakit jiwa. Hall dan Lindaay mengatakan, bahwa dalam psikologi
dan psikoanalisis bersikap bermusuhan. Para psikologi bermusuhan terhadap ide-ide Freud
sebelum perang dunia II (1938-1945). Namun sesudah perang dunia II, sikap permusuhan
tersebut hilang, dan interpenetrasi keduanya berkembang semakin pesat.
      Psikoanalisis menjadi salah satu segi pandangan yang dominan dalam psikologi
akademik. Hal ini dikemukakan oleh Show, Rapport, Hall, dan Lndzey. Psikoanalisis mulai
memperhatikan masalah-masalah tingkah laku normal dan mencapai puncaknya pada
psikologi ego. Dan psikologi juga memperhatikan pada psikoanalisis dan psikologi
kepribadian. Misalnya Lewwin dan Murray mengadakan penelitian empiris yang
berhubungan dengan psikoanalisis. Tokoh-tokoh eksperimentalis seperti Hall, Miller,
Mowrer, Sears, lama kelamaan juga berkenaan dengan konsep kepribadian Freud. Bahkan
karya peaget dianggap jembatan psikologi ke psikoanalisis (Walff 1996; cobliner, 1967).
David rapport menyusun modal psikoanalisis yang mendekati psikologi tradisional, dan ia
dianggap yang paling banyak membawa prestasi psikoanalisis dalam psikologi. Klien dan
Errikson mengakui pengaruh tersebut.
      Adanya pelatihan-pelatihan psikologi dalam bidang psikoanalisis makin mendekatkan
hubungan kedua ilmu tersebut. Diantaranya adalah psikologi George Klein, yang dipandang
telah mengawinkan antara psikologi tradisional dan psikoanalisis. Nilai-nilai percobaan
laboratorium mulai dikenal oleh psikoanalisis termasuk metode kuantitatif. Penghargaan
terhadap penemuan-penemuan proses-proses kognitif dan pengembangan teori psikoanalisis
memberikan suatu orientasi dan wawasan tentang sang pribadi yang telah terdapat dalam latar
belakang pendidikan psikologi umum. Selanjutnya, psikoanalisis tidak dianggap asing oleh
psikologi akademik.

B.     Pengertian Psikoanalisis
Psikoanalisis ditemukan di Wina, Austria, oleh Sigmund Freud. Psikoanalisis merupakan
salah satu aliran di dalam disiplin ilmu psikologi yang memiliki beberapa definisi dan
sebutan, Adakalanya psikoanalisis didefinisikan sebagai metode penelitian, sebagai teknik
penyembuhan dan juga sebagai pengetahuan psikologi.

   Psikoanalisis menurut definisi modern yaitu:

1.      Psikoanalisis adalah pengetahuan psikologi yang menekankan pada dinamika, faktor-faktor


psikis yang menentukan perilaku manusia, serta pentingnya pengalaman masa kanak-kanak
dalam membentuk kepribadian masa dewasa.
2.      Psikoanalisis adalah teknik yang khusus menyelidiki aktivitas ketidaksadaran (bawah sadar).
3.      Psikoanalisis adalah metode interpretasi dan penyembuhan gangguan mental.

   Psikoanalisis dalam pengertian lain (Hjelle & Ziegler, 1992) yaitu:

1.      Teori mengenai kepribadian & psikopatologi.


2.      Metode terapi untuk gangguan kepribadian teknik untuk menyelidiki pikiran & perasaan
individu yang tidak disadari.

  Psikoanalisis memiliki sebutan-sebutan lain yaitu:

1.      Psikologi dalam, karena menurut Freud penyebab neurosis adalah gangguan jiwa yang tidak
dapat disadari, pengaruhnya lebih besar dari apa yang terdapat dalam kesadaran dan untuk
menyelidikinya, diperlukan upaya lebih dalam.
2.      Psikodinamika, karena Psikoanalisis memandang individu sebagai sistem dinamik yang
tunduk pada hukum-hukum dinamika, dapat berubah dan dapat saling bertukar energi.
Adapun contoh dari Psikoanalisis adalah Hipnotis, analisis mimpi, mekanisme pertahanan
diri.

C.    Hakikat Manusia

      Berangkat dari teori yang berkembang freud, Manusia dipandang sebagai sistem-sistem
energi. Menurt pandangan Freud dinamika kepribadian terdiri dari energi psikis dibagikan
kepada id, ego dan superego. prinsip-prisip psikoanalisis tentang hakikat manusia didasarkan
atas asumsi-asumsi sebagai berikut:

1.      Perilaku pada masa dewasa berakar pada pengalaman masa kanak-kanak.


2.      Sebagian besar perilaku terintegrasi melalui proses mental yang tidak disadari.
3.      Pada dasarnya manusia memiliki kecenderungan yang sudah diperoleh sejak lahir, terutama
kecenderungan mengembangkan diri melalui dorongan libido dan agresifitasnya.
4.      Secara umum perilaku manusia bertujuan dan mengarah pada tujuan untuk meredakan
ketegangan menolak kesakitan dan mencari kenikmatan.
5.      Kegagalan dalam pemenuhan kebutuhan seksual mengarahkan pada perilaku neurosis.
6.      Pembentukan simptom merupakan defentif
7.      Pengalaman tunggal hanya dapat dipahami dengan melihat keseluruhan pengalaman
seseorang. Masa lalu, masa kini dan masa keseluruhan pengalaman seseorang. Masa lalu,
masa kini dan masa yang akan datang adalah saling berhubungan dalam satu kesatuan. Apa
yang terjadi pada seseorang pada saat ini dihubungkan pada sebab-sebab di masa lampaunya
dan memotivasi untuk mencapai tujuan-tujuan di masa yang akan datang.
8.      Latihan pengalaman di masa kanak-kanak berpengaruh penting pada perilaku masa dewasa
dan diulang dalam transferensi selama proses terapi.
9.      Pandangan Psikoanalisis ini memberi implikasi yang sangat luas terhadap konseling dan
psikoterapi, khususnya dalam aspek tujuan yang hendak dicapai serta prosedur yang dapat
dikembangkan
.
D.    Landasan Historis / Konsep Dasar

Psikoanalisa merupakan suatu sistem psikologi Sebagai suatu sistem psikologi,


psikoanalisa merupakan sistem yang paling lengkap yang tersedia. Psikoanalisa
mengandaikan pengalaman individu baik dimasa kini maupun dimasa lampau, baik situasi
individunya maupun situasi sosialnya. Psikoanalisa pada hakikatnya merupakan sebuah teori
kepribadian. Teori kepribadian menurut Freud, menyangkut tiga hal:

1. Struktur kepribadian

         Id
Id adalah system kepribadian yang orisinil; kepribadian setiap orang hanya terdiri dari id
ketika dilahirkan id kurang terorganisasi, buta, menuntut, dan mendesak. Id bersifat tidak
logis , amoral, dan disorong oleh suatu kepentingan: memuaskan kebutuhan-kebutuhan
naluriah. Id adalah sumber segala dorongan; reservasi naluri-naluri. Dengan kata lain id
adalah aspek biologis yang merupakan system kepribadian yang asli.
          Ego
Merupakan Bagian rasional dan dasar dari pikiran, yang membuat keputusan dan berhadapan
dengan realitas dunia luar. Ego adalah aspek psikologis yang timbul karena kebutuhan
organisme untuk berhubungan dengan dunia kenyataan.
Secara teoretis, ego lebih mudah menghadapi bahaya-bahaya eksternal daripada bahaya-
bahaya internal. Bahaya eksternal dihadapi dengan cara menghindar, sementara bahaya
internal tidaklah mungkin ditangani dengan cara demikian. Guna melindungi organisme yang
mudah menjadi rusak sebagai akibat pemenuhan atau bahkan kesadaran terhadap dorongan-
dorongan internal ini, suatu ego dikembangkan dengan beragam pertahanan.
         Super ego
Merupakan aspek sosiologis yang mencerminkan nilai-nilai tradisional serta cita-cita
masyarakat yang ada di dalam kepribadian individu. Super ego juga merupakan “moral”
(conscience), gudang peraturan dan larangan berkenaan dengan yang harus anda lakukan dan
tidak anda lakukan. Sikap yang dimiliki seseorang dalam super ego sebagian besar
merupakan internalisasi dari sikap orang tuanya

2. Dinamika kepribadian
Dinamika kepribadian terdiri dari cara bagaimana energy psikis itu didistribusikan serta
digunakan oleh id, ego, dan super ego. Oleh karena itulah energy terbatas, maka terjadi
semacam persaingan dalam menggunakan energy tersebut.

3. Perkembangan kepribadian

Kepribadian berkembang sehubungan dengan empat macam pokok sebagai sumber


ketegangan, yaitu: proses pertumbuhan fisiologis (kedewasaan), Fermustasi, Konflik, dan
Ancaman.
Perkembangan kepribadian anak mempunyai tingkatan yang berbeda-beda dari sejak lahir
sampai berumur 5 tahun, adalah merupakan periode dasar yang masih belum stabil, maju
meningkat pada masa pemuda dan menuju ketenangan pada masa dewasa.

 Fase-fase perkembangan tersebut adalah :

         Fase oral (0-1 tahun)  pada fase ini mulut merupakan daerah pokok dari pada aktivitas
dinamis.
         Fase anal (1-3 tahun) pada fase ini kateksis dan anti kateksis berpusat pada anal
(pembuangan kotoran).
         Fase Phallis (3-5 tahun) pada fase ini alat kelamin merupakan daerah erogen
terpenting.
         Fase latent (5-13 tahun) pada fase ini implus-implus cenderung untuk ada dalam
keadaan tertekan.
         Fase pubertas (12-20 tahun) Pada fase ini menonjol dan membawa aktivitas dinamis
kembali.
         Fase geital (20-keatas) Pada fase ini individu telah berubah dari mengejar
kenikmatan, menjadi orang dewasa yang telah disosialisasikan dengan realitas.

E.     Teknik-Teknik Konseling Psikoanalisa

Psikoanalisa disamping sebagai teori kepribadian, dapat pula berfungsi sebagai teknik
analisa kepribadian. Untuk dapat menerangkan suatu gejala psikoneurose misalnya, agar
dapat diusahakan penyembuhan terhadap penderita yang bersangkutan maka perlu di analisa
terlebih dahulu kepribadian penderita yang bersangkutan. Dalam analisa ini umumnya
dipergunakan cara pendekatan, yaitu melihat dinamika dari dorongan-dorongan primitif
(khususnya libido).

Teknik-teknik yang dipergunakan dalam menganalisa kepribadian selanjutnya


dipergunakan juga sekaligus sebagai teknik psikoterapi karena pada prinsipnya psikoanalisa
mengakui bahwa kalau faktor penyebab yang tersembunyi didalam ketidaksadaran sudah bisa
diketahui dan dibawah ke kesadaran maka penderita dengan sendirinya akan sembuh. Sebagai
seorang murid Charcot, Freud masih berpendirian sama dengan Charcot, yaitu bahwa
penyakit biasanya (psikoneurose) umumnya dapat disembuhkan setelah faktor penyebab
dalam faktor ketidaksadaran dapat diketahui.
Adapun teknik-teknik dasar konseling psikoanalisis adalah sebagai
berikut:

1.      Asosiasi Bebas
Teknik pokok dalam terapi psikoanalisa adalah asosiasi bebas. Konselor memerintahkan
klien untuk menjernihkan pikirannya dari pemikiran sehari-hari dan sebanyak mungkin untuk
mengatakan apa yang muncul dalam kesadarannya. Yang pokok, adalah klien
mengemukakan segala sesuatu melalui perasaan atau pemikiran dengan melaporkan
secepatnya tanpa sensor. Metode ini adalah metode pengungkapan pangalaman masa lampau
dan penghentian emosi-emosi yang berkaitan dengan situasi traumatik dimasa lalu, klien
memperoleh pengetahuan dan evaluasi diri sendiri.
2.      Interpretasi
Adalah prosedur dasar yang digunakan dalam analisis asosiasi bebas, analisis mimpi, analisis
resistensi dan analisis transparansi. Prosedurnya terdiri atas penetapan analisis, penjelasan,
dan mengajarkan klien tentang makna perilaku dimanifestasikan dalam mimpi, asosiasi
bebas, resistensi dan hubungan terapeutik itu sendiri. Fungsi interpretasi adalah membiarkan
ego untuk mencerna materi baru dan mempercepat proses menyadarkan hal-hal yang
tersembunyi.

            Rambu-rambu Interpretasi :

         Interpretasi disajikan pada saat gejala yg diinterpretasikan berhubungan erat dengan hal-hal
yg disadari klien.

         Interpretasi dimulai dari permukaan menuju hal-hal yg dalam (dialami oleh situasi emosional
klien).

         Menetapkan resistensi atau pertahanan sebelum menginterpretasikan emosi atau konflik.

3.      Analisis mimpi

Merupakan prosedur yang penting untuk membuka hal-hal yang tidak disadari dan membantu
klien untuk memperoleh titik terang kepada masalah-masalah yang belum terpecahkan, aspek
yang membuat klien bermimpi itu dikarnakan adanya system imunitas pencernaan otak yang
membuat orang itu bermimpi dan bisa saja orang itu berimajinasi tinggi sehingga
terkontaminasi oleh masalah-masalah pribadinya sehingga terbawa mimpi”.

4.      Analisis dan interpretasi transferensi

Transferensi (pemindahan).Transferensi muncul dengan sendirinya dalam proses terapeutik


pada saat dimana kegiatan-kegiatan klien masa lalu yang tak terselesaikan dengan orang lain,
menyebabkan dia mengubah masa kini dan mereaksi kepada analisis sebagai yang dia
lakukan kepada ibunya atau ayahnya ataupun siapapun.
Tujuan dari analisis ini adalah sebagai berikut :

         Klien memperoleh pemahaman atas pengalaman-pengalaman tak sadar dan pengaruh masa
lampau terhadap kehidupan sekarang.

         Memungkinkan klien menembus konflik lampau yang dipertahankan hingga sekarang dan
menghambat perkembangan emosinya.

5.      Analisis dan interpretasi resistensi

Freud memandang resistensi sebagai suatu dinamika yang tidak disadari yang mendorong
seseorang untuk mempertahankan terhadap kecemasan. Interpretasi konselor terhadap
resistensi ditujukan kepada bantuan klien untuk menyadari alasan timbulnya resistensi.

F.     Proses Konseling Psikoanalisis


      Proses dipusatkan pada usaha menghayati kembali pengalaman-pengalaman masa kanak-
kanak. Pengalaman masa lampau ditata, didiskusikan, dianalisa, dan ditafsirkan dengan
tujuan untuk merekontruksikan kepribadian.

      Satu karakteristik konseling ini adalah bahwa terapi atau analisa bersikap anonim(tak
dikenal) dan bertindak dengan sangat sedikit menunjukkan perasaan dan pengalamannya,
sehingga dengan demikian klien akan memantulkan perasaannya kepada konselor. Konselor
terutama berkenaan dengan membantu klien mencapai kesadaran diri, ketulusan hati, dan
berhubungan pribadi yang lebih efektif, dalam menghadapi kecemasan melalui cara-cara
realistis. Pertama-tama konselor harus membuat suatu hubungan kerjasama dengan klien dan
kemudian melakukan serangkaian kegiatan mendengarkan dan menafsirkan. Konselor
memberikan perhatian kepada resistensi atau penolakan klien. Sementara klien berbicara,
konselor mendengarkan dan memberikan penafsiran yang memadai fungsinya adalah
mempercepat proses penyadaran hal-hal yang tersimpan dalam ketidaksadaran. Adapun
proses konseling psikoanalisa adalah sebagai berikut :

1. Proses konseling dipusatkan pada usaha menghayati kembali pengalaman-


pengalaman masa kanak-kanak. Pengalaman masa lampau ditata, didiskusikan,
dianalisa dan ditafsirkan dengan tujuan untuk merekonstruksi kepribadian.
2. Konseling analitik menekankan dimensi afektif dalam membuat pemahaman ketidak
sadaran.

3. Tilikan dan pemahaman intelektual sangat penting, tetapi yang lebih adalah
mengasosiasikan antara perasaan dan ingatan dengan pemahaman diri.
4. Satu karakteristik konseling psikonalisa adalah bahwa terapi atau analisis bersikap
anonim (tak dikenal) dan bertindak sangat sedikit menunjukkan perasaan dan
pengalamannya, sehingga dengan demikian klien akan memantulkan perasaannya
kepada konselor. Proyeksi klien merupakan bahan terapi yang ditafsirkan dan
dianalisia.
5. Konselor harus membangun hubungan kerja sama dengan klien kemudian melakukan
serangkaian kegiatan mendengarkan dan menafsirkan.
6. Menata proses terapeutik yang demikian dalam konteks pemahaman struktur
kepribadian dan psikodinamika memungkinkan konselor merumuskan masalah klien
secara sesungguhnya. Konselor mengajari klien memaknai proses ini sehingga klien
memperoleh tilikan mengenai masalahnya.
7. Klien harus menyanggupi dirinya sendiri untuk melakukan proses terapi dalam jangka
panjang. Setiap pertemuan biasa berlangsung satu jam.
8. Setelah beberapa kali pertemuan kemudian klien melakukan kegiatan asosiasi bebas.
Yaitu klien mengatakan apa saja yang terlintas dalam pikirannya.
9. “dan klien memberikan hasil lintasan imajinasi yang terungkap, sehingga dapat di
asosiasikan dalam pisikoanalitik ini.

G.    Kelebihan dan Kekurangan Konseling Psikoanalisis

1.      Kelebihan konseling psikoanalisis antara lain :

         Adanya motivasi yang tidak selamanya di sadari.


         Teori kepribadian dan teknik psikoanalisa yang saling berhubungan.
         Pentingnya masa lalu pada masa kanak-kanak dalam perkembangan kepribadian.
          Model wawancara sebagai alat terapi.
          Teori dan teknik saling berhubungan satu sama lain.

2.      Kekurangan konseling psikoanalisis antara lain :

         Terlalu meminimalkan rasionalitas.


          Data penelitian yang  bersifat empiris kurang banyak mendukung sistem psikoanalisa.
         Bahwa perilaku ditentukan oleh energi psikis ( sesuatu yang meragukan ).
         Penyembuhan dalam psikoanalisa terlalu bersifat rasional dalam pendekatan.
         Pandangan yang terlalu deterministik dinilai terlalu merendahkan martabat kemanusiaan.
         Terlalu memnekankan pengalaman pada masa kanak-kanak.
                                                                                        
BAB III
KESIMPULAN
A.    Kesimpulan
                 Psikoanalisis berkembang dari ilmu kedokteran dan konsepnya dipakai tdak hanya
dalam bidang psikologi tetapi juga bidang lain diluar psikologi. Teori psikoanalisa dari Freud
dapat berfungsi sebagaia tiga macam teori, yaitu sebagai teori kepribadian, sebagai teknik
analisa kepribadian, sebagai metode terapi (penyembuhan). Metode ini mempunyai beberapa
kelebihan yaitu:
         Posisi Freud yang kukuh sebagai seorang deterministik sekaligus menunjukkan hukum-
hukum perilaku, artinya perilaku manusia dapat diramalkan.
         Freud juga mengkaji produk-produk budaya dari kacamata psikoanalisa, seperti puisi, drama,
lukisan, dan lain-lain. Oleh karenanya ia memberi sumbangan juga pada analisis karya seni.
         bahwa penyakit biasanya (psikoneurose) umumnya dapat disembuhkan setelah faktor
penyebab dalam faktor ketidaksadaran dapat diketahui.
         Sebagai orang pertama yang menyentuk konsep-konsep psikologi seperti peran
ketidaksadaran (unconsciousness), anxiety, motivasi, pendekatan teori perkembangan untuk
menjelaskan struktur kepribadian.

B.     Saran
Kami sebagai penyusun pertama-tama mohon maaf apabila dalam pembuatan makalah ini
masih belum mencapai kesempurnaan. Meskipun demikian, mudah-mudahan makalah ini
dapat memberikan gambaran atau tambahan ilmu bagi para pembaca. Oleh karena itu, untuk
penyempurnaan makalah ini kami tunggu kritik dan sarannya dari para pembaca.
Daftar Pustaka
 http://tifar21.blogspot.com/2016/02/makalah-psikoanalisis.html
 http://psikologikepribadian19.blogspot.com/2014/01/makalah-
teori-sigmund-freud.html

Anda mungkin juga menyukai