Anda di halaman 1dari 52

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN TN.

F DENGAN ISOLASI SOSIAL DI


WILAYAH KERJA PUSKESMAS PASAHARI B KABUPATEN MALUKU TENGAH

NAMA : WARIS EFENDI

KELAS RPL : MASOHI

TEMPAT KERJA : PUSKESMAS PASAHARI B

TUGAS/JABATAN DI TEMPAT KERJA : JURU IMUNISASI

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU
PRODI KEPERAWATAN MASOHI
2020
LAPORAN PENDAHULUAN

ISOLASI SOSIAL

A. Masalah Utama
Isolasi sosial
B. Proses Terjadinya Masalah
1. Pengertian
a. Suatu sikap dimana individu menghindari diri dari interaksi dengan orang
lain. Individu merasa bahwa ia kehilangan hubungan akrab dan tidak
mempunyai kesempatan untuk membagi perasaan, pikiran, prestasi atau
kegagalan. Ia mempunyai kesulitan untuk berhubungan secara spontan
dengan orang lain, yang dimanifestasikan dengan sikap memisahkan diri,
tidak ada perhatian, dan tidak sanggup membagi pengamatan dengan
orang lain (Balitbang, 2007)
b. Merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain,
menghindari hubungan maupun komunikasi dengan orang lain (Rawlins,
1993)
c. Kerusakan interaksi sosial merupakan suatu gangguan hubungan
interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel
yang menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi
seseorang dalam hubungan sosial (Depkes, 2000).
d. Merupakan upaya menghindari suatu hubungan komunikasi dengan
orang lain karena merasa kehilangan hubungan akrab dan tidak
mempunyai kesempatan untuk berbagi rasa, pikiran dan kegagalan. Kita
mengalami kesulitan dalam berhubungan secara spontan dengan orang
lain yang dimanifestasikan dengan mengisolasi diri, tidak ada perhatian,
dan tidak sanggup berbagi pengalaman (Balitbang, 2007)
e. Suatu keadaan kesepian yang dialami seseorang karena orang lain
menyatakan sikap yang negatif dan mengancam (Townsend, 1998).
f. Kerusakan integrasi sosial adalah suatu keadaan di mana seseorang
berpartisipasi dalam pertukaran sosial dengan kuantitas dan kualitas yang
tidak efektif. Klien yang mengalami kerusakan intergrasi sosial
mengalami kesulitan dalam berintegrasi dengan orang lain salah satunya
mengarah pada perilaku menarik diri (Townsend, 1998).
g. Kerusakan integrasi sosial adalah satu gangguan kepribadian yang tidak
fleksibel, tingkat maladaptif, dan mengganggu fungsi individu dalam
hubungan sosialnya (Stuart dan Sundeen, 1998)
2. Tanda dan gejala
a. Kurang spontan
b. Apatis (acuh terhadap lingkungan)
c. Ekspresi wajah kurang berseri
d. Tidak merawat diri dan tidak memperhatikan kebersihan diri.
e. Tidak ada atau kurang komunikasi verbal
f. Mengisolasi diri
g. Tidak atau kurang sadar terhadap lingkungan sekitarnya
h. Asupan makanan dan minuman treganggu
i. Retensi urine dan feses
j. Aktivitas menurun
k. Kurang energi (tenaga)
l. Rendah diri
m. Postur tubuh berubah, misalnya sikap fetus/janin (khususnya pada posisi
tidur)
Perilaku ini biasanya disebabkan karena seseorang menilai dirinya
rendah, sehingga timbul perasaan malu untuk berinteraksi dengan orang lain.
Bila tidak dilakukan intervensi lebih lanjut, maka akan menyebabkan
perubahan persepsi sensori : halusinasi dan resiko tinggi mencederai diri,
orang lain bahkan lingkungan. Perilaku yang tertutup dengan orang lain juga
bisa menyebabkan intolerasi aktivitas yang akhirnya bisa berpengaruh
terhadap ketidakmampuan untuk melakukan perawatan secara mandiri.
Seseorang yang mempunyai harga diri rendah awalnya disebabkan oleh
ketidakmampuan menyelesaikan masalah dalam hidupnya, sehingga orang
tersebut berperilaku tidak normal (koping individu tidak efektif). Peranan
keluarga cukup besar dalam mendorong klien agar mampu menyelesaikan
masalah. Oleh karena itu, bila sistem pendukungnya tidak baik (koping
keluarga tidak efektif) maka akan mendukung seseorang memiliki harga diri
rendah.

3. Rentang Respon
Respon Adaptif Respon Maladaptif

Menyendiri Menarik diri


Merasa sendiri
Otonomi Ketergantungan
Depresi
Belajar bersama Manipulasi
Curiga
Interdependen curiga

Berikut ini akan dijelaskan tentang respons yang terjadi pada isolasi sosial :
a. Respons adaptif
Adalah respons yang masih dapat diterima oleh norma-norma sosial dan
kebudayaan secara umum yang berlaku. Dengan kata lain individu
tersebut masih dalam batas normal ketika menyelesaikan masalah.
Berikut ini adalah sikap yang termasuk respons adaptif.
1) Menyendiri, respons yang dibutuhkan seseorang untuk merenungkan
apa yang telah terjadi di lingkungan sosialnya.
2) Otonomi, kemampuan individu untuk menentukan dan menyampaikan
ide, pikiran, dan perasaan dalam hubungan sosial.
3) Bekerja sama, kemampuan individu yang saling membutuhkan satu
sama lain.
4) Interdependen, saling ketergantungan antara individu dengan orang
lain dalam membina hubungan interpersonal.
b. Respons maladaptif
Adalah maladaptif respons yang menyimpang dari norma sosial dan
kehidupan disuatu tempat. Berikut ini adalah perilaku yang termasuk
respons maladaptif.
1) Menarik diri, seseorang yang mengalami kesulitan dalam menbina
hubungan secara terbuka dengan orang lain.
2) Ketergantungan, seseorang gagal mengembangkan rasa percaya
sehingga tergantung dengan orang lain.
3) Manipulasi, seseorang yang mengganggu orang lain sebagai objek
individu sehingga tidak dapat membina hubungan sosial secara
mendalam.
4) Curiga, seseorang gagal mengembangkan rasa percaya terhadap orang
lain.
4. Faktor predisposisi
a. Faktor tumbuh kembang
Pada setiap tahapan tumbuh kembang individu ada tugas perkembangan
yang harus dipenuhi agar tidak terjadi gangguan dalam hubungan sosial.
Bila tugas-tugas dalam perkembangan ini tidak terpenuhi maka akan
menghambat fase perkembangan sosial yang nantinya akan dapat
menimbulkan masalah.

Tahap Tugas
Perkembangan

Masa Bayi Menetapkan rasa percaya

Masa Bermain Mengembangakan otonomi dan awal perilaku


mandiri

Masa Prasekolah Belajar menunjukkan inissiatif, rasa tanggung


jawab, dan hati nurani.

Masa Sekolah Belajar berkompetisi, bekerja sama dan


berkompromi

Masa Praremaja Menjalin hubungan intim dengan teman sesama


jenis kelamin

Masa Remaja Menjadi intim dengan teman lawan jenis atau


bergantung pada orang tua.

Masa Dewasa Muda Menjadi saling bergantung antara orangtua dan


teman, mencari pasangan, menikah dan
mempunyai anak.

Masa Tengah Baya Belajar menerima hasil kehidupan yang sudah


dilalui

Masa Dewasa Tua Berduka karena kehilangan dan mengembangkan


perasaan keterikatan dengan budaya.

b. Faktor komunikasi dalam keluarga


Gangguan komunikasi dalam keluarga merupakan faktor pendukung
terjadinya gangguan dalam hubungan sosial. Dalam teori ini yang
termasuk masalah dalam berkomunikasi sehingga menimbulkan
ketidakjelasan (double bind) yaitu suatu keadaan di mana seorang
anggota keluarga menerima pesan yang saling bertentangan dalam waktu
bersamaan atau ekspresi emosi yang tinggi dalam keluarga yang
menghambat untuk berhubungan dengan lingkungan di luar keluarga
c. Faktor sosial budaya
Isolasi sosial atau mengasingkan diri dari lingkungan sosial merupakan
suatu faktor pendukung terjadinya gangguan ddalam hubungan sosial.
Hal ini disebabkan oleh norma-norma yang salah dianut oleh keluarga, di
mana setiap anggota keluarga yang tidak produktif seperti usia lanjut,
berpenyakit kronis, dan penyandang cacat diasingkan dari lingkungan
sosialnya.
d. Faktor biologis
Faktor biologis juga merupakan salah satu faktor pendukung terjadinya
gangguan dalam hubungan sosial. Organ tubuh yang dapat memengaruhi
terjadinya gangguan hubungan sosial adalah otak, misalnya pada klien
skizofrenia yang mengalami masalah dalam hubungan sosial memiliki
struktur yang abormal pada otak seperti atropi otak, serta perubahan
ukuran dan bentuk sel-sel dalam limbik dan daerah kortikal.
5. Faktor Presipitasi
Terjadinya gangguan hubungan sosial juga dapat ditimbulkan oleh faktor
internal dan eksternal seseorang. Faktor stresorpresipitasi dapat
dikelompokan sebagai berikut :
a. Faktor eksternal
Contohnya adalah stresor sosial budaya, yaitu stres yang ditimbulkan
oleh faktor sosial budaya seperti keluarga.
b. Faktor internal
Contohnya adalah stresor psikologis, yaitu stres terjadinya akibat ansietas
yang berkepanjangan dan terjadi bersamaan dengan keterbatasan
kemampuan individu untuk mengatasinya. Ansietas ini dapat terjadi
akibat tuntunan untuk berpisah dengan organ terdekat atau tidak
terpenuhinya kebutuhan individu.

C. Pohon Masalah

Risti mencederai diri, orang lain, dan


lingkungan

Defisit perawatan diri PPS : Halusinasi

Intoleransi aktivitas Isolasi sosial

Harga diri rendah kronis

Koping individu tidak efektif Koping keluraga tidak efektif

D. Masalah Keperawatan Yang Mungkin Muncul


a. Isolasi sosial
b. Harga diri rendah kronis
c. Perubahan persepsi sensori : Halusinasi
d. Koping individu tidak efektif
e. Koping keluarga tidak efektif
f. Intolerasi aktivitas
g. Defisit perawatan diri
h. Risiko tinggi mencederai diri, orang lain, dan lingkungan.
E. Data Yang Perlu Dikaji

Masalah keperawatan Data yang perlu dikaji

Isolasi sosial Subjekti


1. Klien mengatakan malas bergaul dengan
orang lain
2. Klien mengatakan dirinya tidak ingin
ditemani perawat dan meminta untuk
sendirian
3. Klien mengatakan tidak mau berbicara
dengan orang lain
4. Tidak mau berkomunikasi
5. Data tentang klien biasanya di dapat dari
keluarga yang mengetahui keterbatasan
klien (suami, istri, anak, ibu, ayah atau
teman dekat)
Objektif
1. Kurang spontan
2. Apatis (acuh terhadap lingkungan)
3. Ekspresi wajah kurang berseri
4. Tidak merawat diri dan tidak
memperhatikan kebersihan diri
5. Tidak ada atau kurang komunikasi verbal
6. Mengisolasi diri
7. Tidak atau kurang sadar terhadap
lingkungan sekitarnya
8. Asupan makanan dan minuman terganggu
9. Retensi urine dan feses
10.Aktivitas menurun
11.Kurang berenergi atau bertenaga
12.Rendah diri
13.Postur tubuh berubah, misalnya sikap fetus
atau janin (khususnya pada posisi tidur)

F. Diagnosa Keperawatan
Isolasi sosial

G. Rencana Tindakan Keperawatan


1. Rencana tindakan keperawatan untuk klien :
Strategi pelaksanaan 1 (SP 1) untuk klien
a. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial
b. Berdiskusi dengan klien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang
lain
c. Berdiskusi dengan klien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang
lain
d. Mengajarkan kepada klien tentang cara berkenalan dengan satu orang
e. Menganjurkan kepada klien memasukan kegiatan berbincang- bincang
dengan orang lain dalam kegiatan harian

Strategi pelaksanaan 2 (SP 2) untuk klien


a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
b. Memberikan kesempatan kepada klien mempraktekan cara berkenalan
dengan satu orang
c. Membantu klien memasukan kegiatan berbincang-bincang dengan orang
lain sebagai salah satu kegiatan harian.

Strategi pelaksanaan 3 (SP 3) untuk klien


a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
b. Memberikan kesempatan kepada klien mempraktekan cara berkenalan
dengan dua orang atau lebih
c. Menganjurkan kepada klien memasukan dalam jadwal kegiatan harian
2. Rencana tindakan keperawatan untuk keluarga :
Strategi pelaksanaan 1 (SP 1) untuk keluarga
a. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat klien
b. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi sosial berserta proses
terjadinya
c. Menjelaskan cara-cara merawat klien isolasi sosial

Strategi pelaksanaan 2 (SP 2) untuk keluarga


a. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat klien isolasi sosial.
b. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung pada klien isolasi
sosial

Strategi pelaksanaan 3 (SP 3) untuk keluagra


a. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum
obat
b. Menjelaskan follow up klien setelah pulang
TINJAUAN KASUS

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

TN F. DENGAN ISOLASI SOSIAL

Tanggal Pengkajian : 25-07-2020

I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. F.
Umur : 48 Tahun
Agama : Islam
Jenis Kelamin : laki – laki
Alamat : waitonipa
Status : Kawin
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Tgl pengkajian : 25-07-2020
Diagnosa Medis : Skizofernia
Sumber : Pasien dan keluarga
PENANGGUNG JAWAB
Nama : Ny. M. T
Alamat : Waitonipa
Jenis kelamin : Perempuan
Status : adik Kandung
No Tlf : 081xxxxxxxx
II. ALASAN MASUK
Klien selama 5 thn bekerja di sebuah perusahaan sebagai karyawan,
namun pada beberapa bulan lalu klien telah dikeluarkan dari pekerjaannya serta
tidak menerima gaji hasil kerja, dan istri klien terus meminta uang kepada
klien, klien merasa tertekan dengan keadaan ekonomi dan pekerjaannya,
sampai suatu saat klien di tinggalkan oleh istrinya pada bulan april lalu.
Semenjak klien di tinggalkan oleh isrinya mulai terjadi perubahan prilaku pada
bulan mei 2020 dimana klien sering menyendiri didalam kamar, sampai
berjalannya waktu klien semakin parah, klien sering mengamuk, marah-marah,
banyak bicara, menikam warga dengan gunting, memakai baju berlapis-lapis.
Dan selalu menyendiri didalam kamar.

III. KELUHAN UTAMA


Pada tanggal 25 juli 2020 dilakukan pengkajian dengan hasil klien
mengatakan malas berbicara, tidak ada hal yang perlu dibicarakan, Klien suka
menyendiri, tidak pernah memulai pembicaraan, Klien tidak banyak berbicara,
kontak mata kurang.

A. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ? ya √ Tidak
tidak
Klien sebelumnya belum pernah mengalami gangguan jiwa dan belum
pernah dirawat di RS.
2. Pengobatan sebelumnya. Berhasil  belum pernah
tidak berhasil
Klien belum pernah melakukan pengobatan sebelumnya

3. Pelaku Korban
Ya tidak √

Aniaya fisik

Ya tidak √
Aniaya seksual

Ya tidak √

Penolakan

Ya tidak √

Kekerasan dalam keluarga



Ya tidak

Tindakan kriminal

Jelaskan No. 1, 2, 3 : klien sebelumnya pernah mengalami


penolakan oleh istrinya di karenakan faktor ekonomi, sampai saat ini
istrinya tidak pernah datang dan menjenguknya. Klien nampak sangat
sedih dengan keadaan yang klien alami saat ini.

Masalah Keperawatan : Harga diri rendah

4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa 


Ya Tidak
Di dalam keluarga sebelumnya tidak ada yang mengalami penyakit
gangguan jiwa

Masalah Keperawatan : Tidak ditemukan

5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan


klien sebelumnya pernah mengalami hal yang tidak menyenangkan
dimana klien pernah di berhentikan dari pekerjaan dan ditinggalkan oleh
istrinya di karenakan faktor ekonomi.

Masalah Keperawatan: Harga diri rendah

B. PENGKAJIAN FISIK
1. Keadaan umum : klien Nampak tenang, tidak mengalami gangguan
kesehatan fisik. √
2. Keluhan fisik : Ya Tidak
: Klien mengatakan ia tidak memiliki keluhan fisik, dan
merasa
baik-baik saja.
3. Kesadaran : compos metis, GCS 15 (E:4, V:5, M:6)
4. Tanda vital
TD : 130/80 mmhg

N : 82 x/m

S : 36,2 oC

P : 22 x/m

5. Ukur
TB : 167 cm
BB : 64 kg
6. Kepala
Inspeksi : rambut kotor, distribusi rambut merata, rambut beruban, ada
ketombe,
tidak ada pembengkakan/benjolan.
Palpasi : tidak terdapat benjolan, tidak terdapat nyeri tekan

7. Mata
Inspeksi : mata simetris, tidak ikterik, tidak anemis, reaksi cahaya +,
gerakan
bola mata simetris
Palpasi : tidak ada nyeri tekan

8. Hidung
Inspeksi : simetris, tidak ada secret, terdapat cilia, pernapasan hidung
normal
Palpasi : hembusan kedua lubang hidung sama, tidak ada masa
dan tidak ada nyeri

9. Telinga
Inspeksi : simetris, tidak terdapat serumen,
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
10.Mulut
Inspeksi : lembab tidak kering, tidak cyanosis, tidak ada stomatitis, lidah
bersih.
Palpasi : tonsil normal, tidak ada pembengkakan

11.Leher
Inspeksi : leher simetris, tidak ada pembengkakan.
Palpasi :tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran tiroid,

12.Dada
Inspeksi : simetris, bentuk normal, tidak ada pergerakan otot nafas.
Palpasi :tidak ada krepitasi pada thorax, tidak ada benjolan.
Perkusi : Resonan

13.Payudara/axila
Inspeksi : simetris, terdapat areola, tidak ada tanda infeksi.
Palpasi : tidak terdapat benjolan, tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada
pembesaran
getah bening.

14.Jantung
Inspeksi : apeks cordis tidak nampak
Palpasi : apeks cordis teraba pada ICS 5, CTI < 3 dtik
Auskultasi : bunyi jantung (S1 dan S2) regular,
Perkusi : bunyi pekak

15.Bagian Abdomen
Inspeksi : bentuk datar,simetris
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
Auskultasi : bising usus 24 x/mnit.
Perkusi : terdengar bunyi timpani pada bagian abdomen.

16.Ekstremitas atas dan Bawah


Inspeksi : kuku klien Nampak panjang dan kotor.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
Tonus otot 5 5
5 5

Kekuatan motorik 5 5
5 5
Masalah keperawatan : Defisit perawatan diri

C. PSIKOSOSIAL
1. Genogram

48
Keterangan :

= Laki- laki = Klien

= Perempuan ------ = Tinggal serumah

X = Meninggal = Garis Keturunan

Generasi pertama : klien mengatakan tidak mengetahui generasi


nenek dan

Kakeknya.

Generasi kedua : Ayah klien sudah meninggal, ibu klien masih hidup dan
saudara

dari ibu dan bapaknya juga masih hidup

Generasi Ketiga : klien memiliki 4 bersaudara dan semua saudaranya


masih hidup serta sudah ada yang menikah dan adapula
yang belum menikah dan masih tinggal di rumah
ibunya. dan apabila terjadi masalah dalam keluarganya
klien selalu meminta bantuan kepada saudara-
saudaranya.

Di dalam keluarga klien memiliki mempunyai satu orang istri dan dua
orang anak, didalam keluarga klien jika terdapat suatu masalah ata kejadian
lain, klien lah yang bertugas sebagai pengambil keptusan, pola komunikasi
efektif, dalam keluarga memakai bahasa jawa, dan didalam keluarga
klienlah yang bertanggung jawab dalam segala hal.

Masalah Keperawatan : Tidak Ditemukan

2. Konsep diri
a. Gambaran diri
Klien mengatakan bagian tubuh klien yang sangat disukai adalah hidung,
kerna klien merasa hidungnya mancung dan bagus. Klien juga
mengatakan tidak ada bagian tubuh yang tidak klien sukai.
b. Identitas
Klien mengatakan sebelum sakit klien dirumah sebagai seorang suami
dan ayah dari dua orang anak.
Klien merasa puas dengan pendidikannya yang sebatas SMA, sebab
klien sendiri yang memutuskan untuk tidak lanjur di jenjeng berikutnya,
karena klien ingin langgung bekerja., klien juga sebelumnya merasa puas
dengan pekerjaannya, namun setelah klien di berhentikan dari
pekerjaannya klien merasa sangat kecewa terhadap keputusan bosnya.
Didalam lingkungan kelompok klien sebelum sakit sangat senang
bergaul ditempat kerja maupun lingkungan baik sekitarnya.
c. Peran
Tugas dan peran klien didalam rumah sebagai pencari nafkan, dan
didalam lingkungan kelompok kerja klien sebagai pengawai, sedangkan
dalam lingkungan masyarakat klien berperan sebagai warga.
Klien merasa mampu dalam melaksanakan semua tugas-tugas yang klien
emban, namun saat klien di berhentikan didalam pekerjaannya, klien
merasa sedih dan merasa sangat tidak berguna, klien merasa malas
terhadap dirinya.
d. Ideal diri
Klien berharap didalam posisi klien sebagai seorang kepala rumah
tangga klien dapat memberikan nafkah kepada anak dan istrinya
Sedangkan didalam pekerjaan dan peran sebagai pegawai, klien
berharap agar klien dapat bekerja kembali dan mendapatkan gaji seperti
biasa.
Klien juga berharap agar bisa cepat sembuh dan kembali sehat seperti
biasa agar bisa bekerja dan beraktifitas seperti layaknya orang sehat.
e. Harga diri
Klien merasa hubungan klien dengan orang lain dan keluarga baik,
namun klien saat ini merasa sedih karena ia diberhentian dari pekerjaan
sehingga klien merasa tidak berguna karena tidak mampu memberikan
uang kepada istrinya, saat ini klien ingin menyendiri di kamar.

Masalah keperawatan : Isoslasi sosial

3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti
Klien mengatakan orang yang berarti dalam hidupnya adalah
keluarganya yaitu adik klien. Adik klien adalah tempat pengaduan klien
tentang masalah yang ada dalam rumah tangganya, adik klien juga
orang yang mengerti dan memahami klien.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat
Klien mengatakan bahwa ia tidak ikut dalam organisasi masyarakat
apaun yang ada di lingkungan tempat tinggalnya, tetapi ia terkadang
bermain sepak bola pada sore hari.
c. Hambatan dalam hubungan dengan orang lain.
Klien mengatakan ia malas berhubungan dengan orang lain, karena
menurut klien, klien merasa malu dan tidak ada hal yang perlu
dibicarakan atau diceritakan kepada orang lain dan juga klien
mengatakan dia bingung apa yang ingin diceritakan. Klien sering diam,
jarang bercakap-cakap dengan klien lain di ruangan, dan ingin
menyendiri di tempat tidur
Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial
d. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan bahwa ibadah merupakan suatu kegiatan penenang
dalam hati, klien meyakini bahwa agama klien adalah agama terbaik
yang bisa menjadikan klien tenang dan damai.
Klien mengatakan masyarakat setempat menganggap dia adalah
orang yang sedang dalam keadaan sakit, klien pun menyadari tentang
hal.
b. Kegiatan ibadah
Klien mengatakan saat klien dirumah klien jarang melakukan ibadah
sholat 5 waktu, namun terkadang jika klien melakukan ibadah sholat
klien melakukannya di dalam rumah dan terkadang juga di masjid
Klien mengatakan saat masuk RSJ klien tidak pernah sholat lima
waktu.
Masalah Keperawatan : tidak ditemukan masalah

D. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Tidak rapi  Penggunaan pakaian Tidak sesuai Cara
berpakaian tidak seperti biasanya

Jelaskan : klien berpenampilan kurang rapi, berpakaian sesuai, rambut beruban


dan kurang

Rapi, klien mengatakan malas memotong kuku dan malas


berpenampalan rapi

karena sudah tidak bekerja lagi.

Masalah Keperawatan : Defisit perawatan diri

2. Pembicaraan
Cepat Keras Gagap Inkoheren

Apatis Lambat  Tidak mampu memulai


pembicaraan

jelaskan : Klien tidak mempu memulai pembicaraan sendiri, Klien


menjawab pertanyaan seperlunya saja.
Masalah keperawatan : Isolasi sosial
3. Aktivitas Motorik
 Lesu Tegang Gelisah Agitasi

Tik Grimasen Tremor Kompulsif

Jelaskan : Ketika berbincang-bincang klien Nampak lesu, kontak mata klien


kurang, klien lebih banyak diam ketika tidak ditanya, terkadang malah
terdiam. Klien merasa malas melakukan aktivitas lain, klien lebih suka
menyendiri.
Masalan keperawatan : Isolasi sosial
4. Alam perasaaan
√ Sedih Ketakutan Putus asa Khawatir
Gembira berlebihan

Jelaskan : Klien mengatakan ia sedih karena ia takut tidak bisa bekerja dan
memberi uang kepada istri dan anaknya selain itu istrinya  menganggap
bahwa dirinya tidak baik, klien merasa malu terhadap tetangga dan
keluarganya karena dulu klien tidak punya pekerjaan, oleh sebab itu klien
malas bertamu orang lain.

Masalah keperawatan : Harga Diri Rendah

5. Afek
√ Datar Tumpul Labil Tidak sesuai

Jelaskan : Datar, karena selama interaksi klien banyak diam, menjawab


pertanyaan seperlunya. Terkadang klien langsung pergi.
Masalah keperawatan : Isolasi Sosial
6. lnteraksi selama wawancara
bermusuhan √ Tidak kooperatif Mudah tersinggung

Kontak mata (-) Defensif Curiga

Jelaskan : Klien kurang kooperatif saat diwawancarai, kontak mata kurang.


Klien dialihkan bila ada klien lain. berbicara hanya saat diberi pertanyaan
oleh perawat, setelah itu klien kembali diam.
Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial
7. Persepsi
Pendengaran Penglihatan Perabaan

Pengecapan Pengciuman

Masalah Keperawatan : Tidak ditemukan.

8. Proses Pikir
sirkumtansial tangensial kehilangan asosiasi

flight of idea √ blocking pengulangan


pembicaraan/persevaras

Jelaskan : pembicaraan terhenti tiba-tiba tanpa gangguan eksternal


kemudian dilanjutkan kembali. Klien mengatakan Saat ini klien merasa
sedang sakit dan perlu mengalami pengobatan dari dokter, klien ingin
segera cepat sembuh dan bisa kembali pulang ke rumah.

Masalah Keperawatan : Tidak ditemukan


9. Isi Pikir
Obsesi Fobia Hipokondria

√ depersonalisasi ide yang terkait pikiran magis

Waham

Agama Somatik : Kebesaran Curiga

nihilistic sisip pikir Siar pikir Kontrol pikir

Jelaskan : klien mengatakan dulu dia sering dikucilkan oleh istrinya.

Masalah Keperawatan : harga diri rendah

10.Tingkat kesadaran
bingung sedasi stupor Disorientasi
√ waktu √ tempat √ orang

Jelaskan : pada saat pengkajian/interaksi klien dapat membedakan waktu,


orang dan tempat

Masalah Keperawatan : Tidak ditemukan.

11.Memori
: Gangguan daya ingat jangka panjang

: gangguan daya ingat jangka pendek

: gangguan daya ingat saat ini

: konfabulasi

Jelaskan :

Pendek : klien dapat mengingat pada saat dia masuk melalui IGD lansung
disuntik obat.
Panjang : klien dapat mengingat kejadian masa lalu dan tidak memiliki
gangguan

daya ingat jangka panjang

Masalah Keperawatan : Tidak ditemukan

12.Tingkat konsentrasi dan berhitung


mudah beralih tidak mampu konsentrasi Tidak mampu
berhitung sederhana

Jelaskan : klien dapat dapat berhitung dengan baik dapat melakukan


penambahan dan juga

pengkalian dengan baik.

Masalah Keperawatan : tidak ada

13.Kemampuan penilaian
√ Gangguan ringan : gangguan bermakna

Jelaskan : dapat mengambil keputusan dengan sederhana dengan bantuan


orang lain

contoh: memilih tidur atau menonton TV klien memilih tidur,

14.Daya tilik diri


mengingkari penyakit yang diderita menyalahkan hal-hal
diluar dirinya

Masalah Keperawatan : Tidak ditemukan

E. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Makan
Bantuan minimal Bantuan total

2. BAB/BAK
√ Bantuan minimal Bantual total

3. Mandi
√ Bantuan minimal : Bantuan total
4. Berpakaian/berhias
√ Bantuan minimal Bantual total

Jelaskan : klien dapat melakukan kegiatan tanpa bantuan orang lain,


BAK/BAB ke kamar mandi berpakain sendiri,dan juga berhias

Masalah Keperawatan : Tidak ada

5. Istirahat dan tidur


Tidur siang lama : 13.05 s/d 14,15 WIT

Tidur malam lama : 20.00 s/d 05.45 wit

Kegiatan sebelum / sesudah tidur : menyikat gigi

6. .Penggunaan obat
√ Bantuan minimal Bantual total

Jelaskan : klien mengatakan selama di Rumah sakit minum obat 1 hari 2 x


siang dan malam , klien tidak mengetahui dosis obat tersebut dan reaksi saat
minum obat klien merasa sangat tenang dan di rumah ia selalu rutin minum
obat.

7. Pemeliharaan Kesehatan
Perawatan lanjutan Ya tidak

Perawatan pendukung √ Ya tidak

Jelaskan : klien mengatakan selalu mengontrol sesuai jadwal yang di anjurkan


,namun saat kematian suaminya dan juga kekurangan ekonomi membuat dia
sering lupa.

8. Kegiatan di dalam rumah


Mempersiapkan makanan Ya tidak

Menjaga kerapihan rumah√ Ya tidak

Mencuci pakaian √ Ya tidak

Pengaturan keuangan √ Ya tidak


Jelaskan : klien mampu menyiapkan makanan untuk anak-anaknya,
merapikan rumah(kamar mandi,mengepel dan menyapu halaman), mencuci
pakaian, dan mengatur kebutuhan sehari-hari.

9. Kegiatan di luar rumah


Belanja Ya tidak

Transportasi Ya tidak

Lain-lain Ya tidak

Jelaskan : belanja untuk kebutuahan sehari-hari,berjala kaki ,dan juga


membanyak listrik dan dll.

Masalah Keperawatan : Tidak ditemukan

F. MEKANISME KOPING
Adaptif Maladaptif

√ Bicara dengan orang lain Minum alkohol

√ Mampu menyelesaikan masalah reaksi lambat/berlebih

Teknik relaksasi bekerja berlebihan

Aktivitas konstruktif menghindar

Olahraga mencederai diri

Lainnya lainnya :

Jelaskan : klien mampu berkomunikasi dengan anak-anaknya dalam


menyelesaikan masalah yang terjadi pada anak-anaknya.

Masalah Keperawatan : Tidak ditemukan

G. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik :

Jelaskan : Klien mendapat dukungan dari keluarganya walaupun klien sakit


dan tidakbisa berperan sebagaimana mestinya.
Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik

Jelaskan : Klien termasuk orang pendiam klien terlihat menyendiri,


memiliki kekurangan dalam berinteraksi dengan orang lain klien mngatakan
malas berinteraksi, klien berbicara jika ada yang mengajak bicara dahulu.
Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial

Masalah dengan pendidikan, spesifik

Jelaskan : klien tidak ada masalah dengan pendidikannya karena dia lulusan
SMK.

Masalah dengan pekerjaan, spesifik

Jelaskan : Klien mengatakan klien diberhentikan dari pekerjaannya sebagai


pegawai di Surabaya dari tahun 2014 karena ada masalah. dan klien malu
karena tidak bisa memberi uang kepada keluarganya
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah

Masalah dengan perumahan, spesifik

Jelaskan : tidak ada masalah karena klien tinggal bersama istri dan kedua
anaknya di rumahnya sendiri.

Masalah ekonomi, spesifik

Jelaskan : klien mengatakan sangat bermasalah dengan ekonomi karena ia


sudah tidak memiliki pekerjaan dan tidak mendapatkan uang
untuk kebutuhan keluarganya.

Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik

Jelaskan : klien mengatakan tidak ada masalah dengan pelayanan kesehatan


karena puskesmas sangat dekat dengan rumahnyya.

MasalahKeperawatan: Hargadiri rendah

Masalah lainnya, spesifik : tidak ada

H. ` PENGETAHUAN KURANG TENTANG:


Penyakit jiwa system pendukung
Faktor presipitasi penyakit fisik

Koping obat-obatan

Lainnya :

Jelaskan : klien mengatakan sangat tidak tahu dengan penyakit yang di


alaminya saat ini,dan juga tidak mengetahui tentang obat yang di berikan
kepadanya kegunaan dari obat tersebut,dan sangat tidak mengetahui tentang
penyakit fisik.

IV. POHON MASALAH

Effect Defisit Perawatan Diri                         

Core Problem ISOLASI SOSIAL

Causa Harga Diri Rendah Kronis


   Daftar Diagnosa Keperawatan

1. Isolasi Sosial
2. Harga diri Rendah
3. Defisit Perawatan Diri
4.
V. ASPEK MEDIS
Diagnosa medis : Skizofernia
Therapy :

No Jenis Terapi Rute Terapi Dosis Indikasi Terapi

1 Clorpromazine (CPZ) Oral 1 x 100 Untuk syndrome psikosis


mg yaitu berdaya berat dalam
kemampuan menilai
realitas,    kesadaran diri
terganggu, daya nilai norma
sosial dan tilik diri terganggu,
berdaya berat dalam fungsi -
fungsi mental: waham,
halusinasi, gangguan perasaan
dan perilaku yang aneh atau,
tidak terkendali, berdaya berat
dalam fungsi kehidupan sehari
-hari, tidak mampu bekerja,
hubungan sosial dan
melakukan kegiatan rutin.

2. Resperidone Oral 2 x 2 mg Risperidone adalah obat yang


digunakan untuk menangani
skizofrenia dan gangguan
psikosis lain, serta perilaku
agresif dan disruptif yang
membahayakan pasien
maupun orang lain.
Antipsikotik ini bekerja
dengan menstabilkan senyawa
alami otak yang
mengendalikan pola pikir,
perasaan, dan perilaku.

KLASIFIKASI DATA

DS/ KLIEN MENGTAKAN

- Malas bertamu orang lain.


- Dulu sering dikucilkan oleh istrinya
- Malas berbicara
- Merasa tidak berguna
- Klien ingin menyendiri di kamar dan
- Malas berhubungan dengan orang lain
- Pernah mengalami penolakan oleh istrinya
- Perasa sangat sedih dengan keadaan yang klien alami saat ini.
- Pernah di berhentikan dari pekerjaan
- Ditinggalkan istrinya
- Merasa malu
- Merasa malas melakukan aktivitas
- Lebih suka menyediri.
- Malas memotong kuku
- Malas berpenampalan rapi

DO / KLIEN NAMPAK

- Suka menyendiri
- Tidak pernah memulai pembicaraan
- Klien tidak banyak berbicara
- Kontak mata kurang.
- Klien menjawab pertanyaan seperlunya saja
- Afek datar
- kurang kooperatif saat diwawancarai
- Klien nampak sering diam
- Jarang bercakap-cakap dengan klien lain
- Nampak lesu
- Merasa sedih
- Sampai saat ini istrinya tidak pernah datang dan menjenguknya
- Rambut kotor
- Rambut beruban, ada ketombe,
- kuku klien nampak panjang dan kotor
- Berpenampilan kurang rapi
- Rambut beruban dan kurang rapi

ANALISA DATA

No. Analisa Data Maslah


Keperawatan

1. DS :

- Malas berbicara
- merasa tidak berguna
- Klien ingin menyendiri di kamar dan
- malas berhubungan dengan orang lain
- merasa malas melakukan aktivitas
Isolasi Sosial
- Lebih suka menyediri.
DO :

- Suka menyendiri
- Tidak pernah memulai pembicaraan
- Klien tidak banyak berbicara
- Kontak mata kurang.
- Klien menjawab pertanyaan seperlunya saja
- Afek datar
- kurang kooperatif saat diwawancarai
- Klien nampak sering diam
- Jarang bercakap-cakap dengan klien lain
- Nampak lesu
2. DS

- pernah mengalami penolakan oleh istrinya


- merasa sangat sedih dengan keadaan yang klien alami
Harga Diri
saat ini.
Rendah
- pernah di berhentikan dari pekerjaan
- Ditinggalkan istrinya
- Merasa malu
- malas bertamu orang lain.
- Dulu sering dikucilkan oleh istrinya
DO

- Merasa sedih
- sampai saat ini istrinya tidak pernah datang dan
menjenguknya
3. DS

- malas memotong kuku


- malas berpenampalan rapi
DO:
Deficit
- Rambut kotor
perawatan diri
- Rambut beruban, ada ketombe,
- kuku klien nampak panjang dan kotor
- Berpenampilan kurang rapi
- rambut beruban dan kurang rapi
Dari hasil pengkajian didapatkan diagnose keperawatan tang paling menonjol
adalah:

“Isolasi social”
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

tgl Dx Tujuan Perencanaan


Keperawatan
Kriteria Intervensi Rasional
Evaluasi

Isolasi SP 1 Setelah 3 x 8 Dorong klien Dengan mengetahui


Sosial jam interaksi, untuk mampu penyebab klien
Klien mampu
klien mampu menyebutkan menarik diri dapat
menyebutkan
menyebutkan penyebab ditemukan
penyebab
penyebab menarik diri mekanisme
menarik diri
menarik diri kopingklien dalam
berinteraksi social,
serta strategi apa
yang akan diterapkan
kepada klien

SP 1 Setelah 3 x 8 Diskusikan Dengan mengetahui


jam interaksi, dengan klien keuntungan
Berdiskusi
klien dapat tentang berinteraksi dengan
dengan klien
menyebutkan keuntungan orang lain, maka
tentang
keuntungan berinteraksi klien akan
keuntungan
berinteraksi dengan orang termotivasi untuk
berinteraksi
dengan orang lain. berinteraksi dengan
dengan orang
lain orang lain.
lain

Sp 1 Setelah 3 x 8 Diskusikan Dengan mengetahui


jam interaksi, bersama klien kerugian
Berdiskusi
klien dapat tentang kerugian tidakberinteraksi
dengan klien
menyebutkan tidak berinteraksi dengan orang lai,
tentang
kerugian tidak dengan orang maka klien akan
kerugian tidak
berinteraksi lain termotivasi untuk
berinteraksi
dengan orang dengan orang berinteraksi dengan
lain. lain. orang lain.

SP 1 Setelah 3 x 8 Ajarkan klien Melibatkan klien


jam interaksi, cara berkenalan dalam interaksi social
Klien diajarkan
klien dengan satu akan mendorong
oleh perawat
mengetahui orang klien untuk melihat
tentang cara
cara dan merasakan secara
berkenalan
berkenalan langsung keuntungan
dengan satu
dengan satu dari berinteraksi
orang.
orang social serta
meningkatkan konsep
diri klien

SP 1 Setalah 3 x 8 Memasukkan Memasukkan


jam interaksi, kegiatan kegiatan berbincang-
Klien dapat
klien dapat berbincang- bincang dengan orang
memasukkan
memasukkan bincang dengan lain kedalam
kegiatan
kegiatan orang lain dalam kegiatanharian akan
berbincang-
berbincang- kegiatan harian. membantu klien
bincang dengan
bincangdengan mencapai interaksi
orang lain
orang lain social secara bertahap
delam kegiatan
dalam kegiatan
harian
harian

SP 2 Setelah 3 x 8 Evaluasi kegiatan Evaluasi sebagai


jam interaksi, harian klien upaya untuk
Jadwal
klien dapat mengenai merencanakan
kegiatan harian
mengevalusi kegiatan kegiatan selanjutnya
klien dapat
kegiatan harian berbincang- apakah klien bisa
terevaluasi
klien mengenai bincang dengan melakukan interaksi
kegiatan harian
kegiatan orang lain. social dengan dua
klien mengenai
berbincang-
kegiatan bincang orang atau lebih
berbincang- dengan orang
bincang dengan lain
orang lain

SP 2 Setelah 3 x 8 Dorong klien Melibatkan klien


jam interaksi, untuk dalam interaksi social
Klien dapat
klien dapat mempraktikkan akan mendorong
mempraktikkan
mempraktikka cara berkenalan klien untuk melibat
cara berkenalan
n cara dengan satu dan merasakan secara
dengan satu
berkenalan orang langsung keuntungan
orang.
dengan satu dari berinteraksi
orang. social serta
meningkatkan konsep
diri klien.

SP 2 Setelah 3 x 8 Masukkan Memasukkan


jam interaksi, kegiatan kegiatan berbincang-
Klien dapat
klien dapat berbincang- bincang dengan orang
memasukkan
memasukkan bincang dengan lain kedalam kegiatan
kegiatan
kegiatan orang lain harian akan
berbincang-
berbincang- sebagai salah membantu klien
bincang dengan
bincang satu kegiatan mencapai interaksi
otrang lain
dengan orang harian. social secara bertahap
sebagai salah
lain sebagai
satu kegiatan
salah satu
harian
kegiatan harian

SP 3 Setelah 3 x 8 Evaluasi jadwal Evaluasi sebagai


jam interaksi, kegiatan harian upaya untuk
Klien dapat
klien dapat klien merencanakan
mengevaluasi
mengevaluasi kegiatan selanjutnya
jadwal kegiatan
jadwal apakah klien bisa
harian klien
kegiatan harian melakukan interaksi
klien social dengan dua
orang atau lebih

SP 3 Setelah 3 x 8 Dorong klien Melibatkan klien


jam interaksi, untuk dapat dalam interaksi social
Klien dapat
klien dapat berkenalan akan mendorong
berkenalan
berkenalan dengan dua orang klien untuk melihat
dengan dua
dengan dua atau lebih danmerasakan
orang atau
orang atau secaralangsung
lebih
lebih keuntungan dari
berinteraksi social
serta meningkatkan
konsep diri klien

SP 3 Setelah 3 x 8 Masukkan Memasukkan


jam interaksi, kegiatan kegiatan berbincang-
Klien dapat
klien dapat berbincang- bincang dengan orang
memasukkan
memasukkan bincang dengan lain ke dalam jadwal
kegiatan
kegiatan dua orang atau harian akan
berbincang-
berbincang- lebih kedalam membantu klien
bincang dengan
bincang jadwal kegiatan mencapai interaksi
dua orang atau
dengan dua harian social secara bertahap
lebih dalam
orang atau
jadwal kegiatan
lebih kedalam
harian
jadwal harian.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama : Tn. F

No RM : 0229xx

Ruangana : Sub Akut Laki

Hr/tggl/jam Dx Implementasi Evaluasi


keperawatan

25 juli 2020 Isolasi social SP 1 Jam : 10.05 wit

Jam 09.20  Melakukan pengkajian pada klien S:


wit Orientasi :
- Klien mengatakan
“selamat pagi pak..!”
namanya Tn.F.dan
“Bagaimana perasaan bapak hari
suka dipanggil dengan
ini?”
sebutan tn F. pasien
” Perkenalkan kami adalah suster
menjawab semua
dan mantri, nama saya Idham dan
pertanyaan perawat,
teman saya ini bernama Tari dan
naum terkadang diam
Ana, kalau boleh tau siapa nama
dan tidak menatap
bapak? Dan bapak suka di pnggil
wajah perawat.
dengan sebutan apa?. Saya
perawat, Kami bertugas disini
“Baiklah sekarang kita akan
O:
mendiskusikan tentang bagaimana
hubungan bapak dengan orang - Klien Nampak
sekitar sini. Bapak ingin berapa memahami apa yang
lama kita berdiskusi mau dimana?” di jelaskan oleh
Kerja : perawat.
“Dengan siapa bapak tinggal
A : masalah sp belum
serumah? Siapa yang paling dekat
teratasi
dengan bapak?”
“ Apa yang membuat bapak tidak
ingin dekat dengan orang lai ?”
P : Lanjutkan SP I
“Apa saja kegiatan yang bapak
lakukan saat bersama keluarga?” - Mengidentifikasi
“Bagaimana dengan teman-taman penyebab isolasi social
yang lain?” - Berdiskusi dengan
“Apa ada pengalaman yang tidak klien tentang
menyenangkan ketika bapak keuntungan
bergaul dengan orang lain?” berinteraksi dengan
“Apa yang menghambat bapak orang lain
dalam berteman dan bercakap- - Berdiskusi dengan
cakap dengan orang lain?” klien tentang kerugian
tidak berinteraksi
Terminasi : dengan orang lain.
“ Bagaimana perasaan bapak
setelah kita bercakap-cakap?”
“jadi apa saja tadi yang membuat
bapak tidak senang bercakap-cakap
dengan orang lain?”
“Coba dalam dua hari ini bapak
mengingat lagi hal-hal yang
membuat bapak tidak ingin
bercakap-cakap dengan orang lai.”
“Bagaimana jika nanti jam 12.05
kita kembali dan nanti kta akan
berdiskusi tentang keuntungan
bergaul dengan orang lain dan cara
bergaul dengan orang lai.”
“Selamatpagi pak.!”
 Mengidentifikasi penyebab isolasi
social
Orientasi :
“Selamat siang pak..!”
“bagaimana perasaan bapak?”
“Sepertinya bapak Nampak lebih
segar.”
“Seperti janji kta tadi pagi,
sekarang kita akan berdiskusi
tentang apa yang menyebabkan
bapak tidak suka bergaul,
keuntungan bergaul dan kerugian
bila tidak bergaul dengan orang
lain. Di sini saja ya pak.” Jam : 10.05 wit
Kerja : S:
“ apa yang membuat bapak tidak
suka bergaul dengan orang lain?” - Klien menjawab salam
“Apakah karena sikap dan prilaku perawat, klien
orang lain terhadap bapak atau ada mengatakan
alasan lain kenapa bapak tidak perasaannya tenang,
ingin bergaul dengan orang lain?” klien Nampak rilesk,
“Apa ruginya kalau kita tidak dan tersenyum saat
punya teman?” melihat perawat
“Menurut bapak keuntungan apa - Klien mengtakan
25 juli 2020 kecewa karena
yang bisa kita dapatkan kalau kita
Jam 12.30 banyak teman?” ditinggalkan oleh
wit Nah kita sudah mengetahui istrinya,
penyebab bapak tidak mau bergaul - Klien mengatakan
dengan orang lain, ruginya tidak tidak suka bergaul
punya teman.” karena malas.
“Apakah bapak ingin ingin belajar - Klien mengatakan
bergaul dengan orang lain?” kerugian jika tidak
Bagaimana bapak kalau besok kita bergaul adalah tidak
belajar cara-cara bergaul dengan punya teman yang
orang lain.” banyak.dan
keuntungan bergaul
adalah mempunyai
Terminasi : teman bayak.
“ Bagaimana perasaan bapak
O:
setelah kita bercakap-cakap?”
“Coba bapak sebutkan lagi - Klien Nampak
penyebab bapak tidak ingin memahami apa yang
bergaul dengan orang lai.” di jelaskan oleh
“Coba bapak pikirkan lagi perawat.
keuntungan bergaul dengan orang - Klien mulai Nampak
lain.” tenang dan serta
“Sampai bertemu besok pak. ekspresi wajah rileks
Assalamualaikum..”
A : masalah sp I teratasi

P : Lanjutkan SP II

- Mengevaluasi
jadwal kegiatan
harian
- Memberikan
kesempatan kepada
klien mempraktikan
cara berkenalan
dengan satu orang
- Membantu klien
memasukkan
kegiatan
berbincang-bincang
dengan orang lain
sebagai salah satu
kegiatan harian .
SP II Jam : 10.05 wit

26 juli 2020 Isolasi social  Mengajarkan kepada klien tentang S:


cara perkanalan secara bertahap
Jam 09.30 - Pasien menjawab
(satu orang)
wit selamat pagi suster..!
Orientasi hari ini saya merasa
sangat baik dan
“selamat pagi pak!”
tenang.
“bagaimana perasaan hari ini?”
- Pasien
“hari ini kita akan belajar tentang
mempraktekkan cara
bagaimana memulai berhubungan
berkenalan dengan
dengan orang lain. Kita akan
orang lai, dengan cara
belajar berapa lama ? mau dimana
mengulurkan tangan
pak ?”
dan bertanya siapa
Kerja nama anda? Biasa
dipanggil apa? Suka
“ begini loh pak, untuk berkenalan makan apa?.”
dengan orang lain kita sebutkan
dulu nama kita dan nama
panggilan yang kita sukai.
Contohnya, nama saya pak Ahmat,
senang dipanggil mamad.”
“ selanjutnya pak menanyakan
O:
nama orang yang diajak
berkenalan, contohnya begini : - Pasien Nampak paham
nama bapak siapa? Senang dengan apa yang
dipanggil apa?” dijelaskan oleh
“ ayo pak di coba ! misalnya saya perawat.
belum perkenalan dengan bapak . - Pasien Nampak tenang
coba berkenalan dengan saya ! “ dan ceria
“ ya bagus sekali !”
“ setelah bapak berkenalan dengan
orang tersebut bapak bisa A:
melanjutkan pembicaraan tentang
hal-hal yang menyenangkan. Sp 2 teratasi
Misalnya tentang cuaca, tentang
hobi bapak, tentang keluarga,
P : lanjut SP 3
pekerjaan, dan sebagainya.”
“Nah setelah itu bapak bisa - Mengevaluasi jadwal
memasukkan kegiatan berbincang- kegiatan harian klien
bincang dengan orang lain ke - Memberi kesempatan
dalam kegiatan harian bapak.” kepada klien
berkenalan kepada dua
Terminasi
orang atau lebih.
“ bagaimana perasaan bapak - Menganjurkan kepada
setelah latihan berkenalan hari klien untuk
ini?” memasukkan dalam
“ coba bapak peragakan lagi cara jadwal harian
berkenalan dengan orang lain!”
“ dalam sehari ini, coba bapak
bercakap-cakap dengan teman-
teman yang ada disini yang selama
ini belum dikenal!”
“ besok kami kemari lagi. Kami
akan berbincang-bincang tentang
pengalaman bapak bercakap-cakap
dengan teman-teman baru.
Waktunya seperti sekarang ini.
Tempatnya disini saja ya!”

327 juli Isolasi social - Memberi kesempatan kepada klien Jam : 11.00 WIT
2020 berkenalan kepada dua orang atau
lebih.
Jam: 10.07
S:
Orientasi
- pasien menjawab
“selamat pagi pak!”
salam dari perawat
“bagaimana perasaan hari ini?”
“hari ini kita akan belajar tentang “selamt pagi..! kabar
bagaimana cara berhubungan baik”.
dengan orang dua orang atau lebih.
- Pasien mengatakan
Kita akan belajar berapa lama ?
sudah bisa bercakap-
mau dimana pak ?”
cakap dengan dua
Kerja orang atau lebih dan
pasien
“bapak, sekarang kita akan belajar
memperagakannya
cara bercakap-cakap dengan orang
lain kita menyakan hal-hal yang
perlu ditanyakan. Contohnya,
O:
bapak sedang buat apa, alamat dari
- Klien Nampak
mana, sudah menikah atau
memahami apa yang
belum?.”
di jelaskan oleh
“sekarang coba bapak peragakan!
perawat.
bagus sekali !”
- Klien mulai Nampak
“ setelah bapak bercakap-cakap
tenang dan serta
dengan orang tersebut bapak bisa
ekspresi wajah rileks
melanjutkan pembicaraan.
Misalnya tentang cuaca, tentang
hobi bapak, tentang keluarga,
A: SP 3 teratasi
pekerjaan, dan sebagainya.”
“Nah setelah itu bapak bisa
P: melanjutkan evaluasi
memasukkan kegiatan berbincang-
hasil kegiatan harian
bincang dengan orang lain ke
pasien
dalam kegiatan harian bapak.”

Terminasi

“ bagaimana perasaan bapak


setelah latihan cara bercakap-cakap
dengan orang lain hari ini?”
“ coba bapak peragakan lagi cara
bercakap-cakp dengan orang lain!”
“ besok kami kemari lagi. Kami
akan berbincang-bincang tentang
pengalaman bapak bercakap-cakap
dengan teman-teman baru.
Waktunya seperti sekarang ini.
Tempatnya disini saja ya!”

STRATEGI PELAKSANAAN

TINDAKAN KEPERAWATAN

Masalah : isolasi social

Pertemuan : I/ pertama

SP : SP I

Hari : Sabtu 25 Juli 2020 Jam: 09.20 WIT

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi
Tn. F. R (28 tahun) Klien terlihat sedang duduk sendiri di tempat tidur
dengan pandangan kosong, kaki dan tangan dilipat diatas tempat tidur. Saat
perawat menghampiri, klien kurang respon. Klien Nampak sendiri dan
terlihat tidak ingin ditemani.
2. Diagnosis keperawatan
Isolasi social
3. TUK/strategi pelaksanaan
Strategi pelaksanaan 1 (SP1) untuk klien adalah:
- Mengidentifikasi penyebab isolasi social
- Berdiskusi dengan klien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang
lain
- Berdiskusi dengan klien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang
lain.
4. Rencana keperawatan
- Mengidentifikasi penyebab isolasi social
a. Tanyakan siapa saja orang yang tinggal satu rumah dengan klien
b. Tanyakan siapa orang yang dekat dengan klien dan apa sebabnya
c. Tanyakan siapa orang yang tidak dekat dengan klien dan apa
penyebabnya.
- Mengidentifikasi keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan orang
lain
a. Tanyakan pendapat klien tentang kebiasaan berinteraksi dengan orang
lain.
b. Tanyakan apa yang menyebabkan klien tidak ingin berinteraksi
dengan orang lain.
c. Diskusikan pada klien keuntungan bila klien memiliki banyak teman
bergaul akrab dengan mereka
d. Jelaskan pengaruh isolasi social terhadap fisik klien.

B. STRATEGI KOMUNIKASI DAN PELAKSANAAN


1. Orientasi
- Salam traupetik
“selamat pagi pak. Perkenalkan, nama saya waris, kalau boleh tau siapa
nama bapak? Dan bapak suka di panggil dengan sebutan apa?.saya
perawat, Kami bertugas disini dari jam 08.00-15.30 wit.
- Evaluasi/validasi
“bagaimana perasaan bapak hari ini?”
- Kontrak
a. Topic : ” hari ini kita akan berdiskusi tentang penyebab bapak rurang
suka bergaul, apa saja keuntungan bergaul, dan apa saja kerugian bila
tidak bergaul dengan orang lain.”
b. Tempat : “Bapak ingin bercakap-cakap dimana? Bagaimana bila
diruang duduk?”
c. Waktu : “bapak ingin bercakap-cakap berapa lama? Bagaimana
kalau 20 menit saja?
2. Kerja
“Apa yang membuat bapak tidak suka bergaul dengan orang lain?
“Apakah karena sikap atau perilaku orang lain terhadap bapak? Atau ada
alasan lain?”
“Apakah ruginya kalau kita tidak punya teman?”
“Menurut bapak, apakah keuntungan kalau kita punya banyak teman?”
“nah kita sudah mengetahui penyebab bapak tidak mau bergaul dengan
orang lain, ruginya tidak punya teman, dan keuntungan punya teman?”
3. Terminasi
- Evaluasi subjektif
“bagaimana perasaan bapak setelah kita berdiskusi mengenai penyebab
bapak tidak mau bergaul dengan orang lain beserta keuntungan dan
kerugiannya?”
- Evaluasi objektif
“bisakah bapak menceritakan kembali tentang keuntungan dan kerugian
bergaul dengan orang lain?”
- Rencana tindak lanjut
“ Bagaimana bapak. Apakah bapak ingin belajar bergaul dengan orang
lain?”
- Kontrak
a. Topik : “ Bagaimana kalau besok kita belajar mengenai cara-cara
bergaul dengan orang lain.”
b. Tempat : “ Dimana nanti bapak ingin bercakap-cakap? Bagaimana
kalau disi saja?”
c. Waktu : “ Ibu inginnya jam berapa? Bagaimana kalau jam 09.00
wit besok? Setelah bapak selesai sarapan pagi?”

STRATEGI PELAKSANAAN

TINDAKAN KEPERAWATAN

Masalah : isolasi social

Pertemuan : II/ Kedua


SP : SP II

Hari : minggu 26 Juli 2020 Jam: 09.30 WIT

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi
Tn. F. R (28 tahun), Klien terlihat tenang, klien terlihat senang saat melihat
perawat menghampiri.
2. Diagnosis keperawatan
Isolasi social
3. TUK/strategi pelaksanaan
Strategi pelaksanaan 2 (SP2) untuk klien adalah:
Mengajarkan kepada klien tentang cara berkenalan secara bertahap (satu
orang).
4. Rencana keperawatan
- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
- Memberikan kesempatan kepada klien mempraktikkan cara perkenalan
dengan satu orang
- Membantu klien memasukan kegiatan berbincang-bintang dengan orang
lain sebagai salah satu kegiatan harian.

B. STRATEGI KOMUNIKASI DAN PELAKSANAAN


1. Orientasi
- Salam Traupetik
“selamat pagi pak!”
“bagaimana perasaan hari ini?”
“hari ini kita akan belajar tentang bagaimana memulai berhubungan
dengan orang lain. Kita akan belajar berapa lama ? mau dimana pak ?”
- Evaluasi/validasi
“bagaimana perasaan bapak hari ini?”
- Kontrak
a. Topic : ” Sesuai dengan janji kita kemarin, hari ini kita akan
berdiskusi tentang hari ini kita akan belajar tentang bagaimana
memulai berhubungan dengan orang lain.”
d. Tempat : “Bapak ingin bercakap-cakap dimana? Bagaimana bila
diruang ini saja?”
e. Waktu : “bapak ingin bercakap-cakap berapa lama? Bagaimana
kalau 20 menit saja?
2. Kerja
“ begini loh pak, untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dulu
nama kita dan nama panggilan yang kita sukai. Cobtohnya, nama saya pak
ahmat, senang dipanggil mamad.”
“ selanjutnya pak menanyakan nama orang yang diajak berkenalan,
contohnya begini : nama bapak siapa? Senang dipanggil apa?”
“ ayo pak di coba ! misalnya saya belum perkenalan dengan bapak . coba
berkenalan dengan saya ! “
“ ya bagus sekali !”
“ setelah bapak berkenalan dengan orang tersebut bapak bisa melanjutkan
pembicaraan tentang hal-hal yang menyenangkan. Misalnya tentang cuaca,
tentang hobi bapak, tentang keluarga, pekerjaan, dan sebagainya.”
3. Terminasi
- Evaluasi subjektif
“ bagaimana perasaan bapak setelah latihan berkenalan hari ini?”
- Evaluasi objektif
“ coba bapak peragakan lagi cara berkenalan dengan orang lain!”
“ dalam sehari ini, coba bapak bercakap-cakap dengan teman-teman yang
ada disini yang selama ini belum dikenal!”
- Rencana tindak lanjut
“ besok kami kemari lagi. Kita akang berbincang-bincang tentang
pengalaman bapak bercakap-cakap dengan teman-teman baru. Waktunya
seperti sekarang ini. Tempatnya disini saja ya!”
- Kontrak
a. Topik : “Kita akang berbincang-bincang tentang pengalaman bapak
bercakap-cakap dengan teman-teman baru..”
b. Tempat : “ Dimana nanti bapak ingin bercakap-cakap? Bagaimana
kalau disi saja?”
c. Waktu : “ waktunya seperti sekarang ini, tempatnya disini ya pak”
STRATEGI PELAKSANAAN

TINDAKAN KEPERAWATAN

Masalah : isolasi social

Pertemuan : III/ Ke-3

SP : SP III

Hari : senin 27 Juli 2020 Jam: 10.07 WIT

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi
Tn. F. R (28 tahun), Klien terlihat tenang, klien terlihat senang saat melihat
perawat menghampiri.
2. Diagnosis keperawatan
Isolasi social
3. TUK/strategi pelaksanaan
Strategi pelaksanaan 3 (SP3) untuk klien adalah:
Mengajarkan kepada klien tentang cara bercakap-cakap dengan dua orang
atau lebih
4. Rencana keperawatan
- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
- Memberikan kesempatan kepada klien mempraktikkan cara bercakap-
cakap dengan dua orang atau lebih
- Membantu klien memasukan kegiatan berbincang-bincang dengan dua
orang atau lebih.

B. STRATEGI KOMUNIKASI DAN PELAKSANAAN


1. Orientasi
- Salam Traupetik
“selamat pagi pak!”
- Evaluasi/validasi
“bagaimana perasaan hari ini?”
- Kontrak
Topic: “hari ini kita akan belajar tentang bagaimana cara berbincang-
bincang dengan dua orang atau lebih.”
Tempat : “mau dimana pak ?”
Waktu : Kita akan belajar berapa lama ?
2. Kerja
“bapak, sekarang kita akan belajar cara bercakap-cakap dengan orang lain kita
menyakan hal-hal yang perlu ditanyakan. Contohnya, bapak sedang buat apa,
alamat dari mana, sudah menikah atau belum?.”
“sekarang coba bapak peragakan! bagus sekali !”
“ setelah bapak bercakap-cakap dengan orang tersebut bapak bisa melanjutkan
pembicaraan. Misalnya tentang cuaca, tentang hobi bapak, tentang keluarga,
pekerjaan, dan sebagainya.”
“Nah setelah itu bapak bisa memasukkan kegiatan berbincang-bincang dengan
orang lain ke dalam kegiatan harian bapak.”
3. Terminasi
- Evalusai Subjektif
“ bagaimana perasaan bapak setelah latihan cara bercakap-cakap dengan
orang lain hari ini?”
- Evaluasi Objektif
“ coba bapak peragakan lagi cara bercakap-cakp dengan orang lain!”
- Kontrak
Topik: “ besok kami kemari lagi. Kami akan berbincang-bincang tentang
pengalaman bapak bercakap-cakap dengan teman-teman baru.
- Waktu: “Waktunya seperti sekarang ini.
- Tempat: “Tempatnya disini saja ya!”

DAFTAR PUSTAKA

- Dimyati, Vien. 2010.Penderita_Gangguan_Jiwa_Meningkt


Tiap_Tahunnya.Diakses pada tanggal 08-05-2013.
- Fitria, Nita. 2012. PrinsiDasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluandan
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Jakarta: SalembaMedika

- Keliat, B. A,dkk. 2006.Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa.Edisi 2.Jakarta :


EGC

- Keliat, B. A,dkk. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas(CMHN).


Jakarta : EGCNanda. 2012. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi
2012-2014.Jakarta: EGC

- Carpenito, Intansari. 2008. Pedoman Penanganan pada Gangguan


Jiwa.Yogyakarta: MocomediaPerry&Potter,2006. FundamentalPerawatan. Edisi
IV.Jakarta : Penerbit BukuKedokteran EGC

- Riyadi, S dan H. Harmoko. 2012. Standar Operating Procedure Dalam


PraktikKlinik Keperawatan Dasar. Yogyakarta : Pustaka PelajarWartonah,
Tarwoto. 2006. Kebutuhan DasarManusia dan Proses keperawatanEdisi 3.
Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai