Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Radioaktivitas adalah kemampuan inti atom yang tidak stabil untuk
memancarkan radiasi dan berubah menjadi inti stabil. Proses perubahan ini disebut
dengan peluruhan dan inti atom yang tidak stabil disebut radionuklida. Materi yang
mengandung radionuklida disebut zat radioaktif. Peluruhan adalah peristiwa hilang
atau pecahnya inti atom yang tidak stabil, atau berubahnya suatu unsur menjadi
unsur yang lain, yang kedua hal tersebut terjadi secara bersamaan. Peluruhan ialah
perubahan inti atom yang tak-stabil menjadi inti atom yang lain, atau berubahnya
suatu unsur radioaktif menjadi unsur yang lain.
Radioaktivitas ditemukan oleh H. Becquerel pada tahun 1896. Becquerel
menamakan radiasi dengan sinar uranium. Radioaktivitas ditemukan oleh H.
Becquerel pada tahun 1896. Becquerel menamakan radiasi dengan uranium. Dua
tahun setelah itu, Marie Curie meneliti radiasi uranium menggunakan alat yang
dibuat oleh Pierre Curie, yaitu pengukur listrik piezo (lempengan kristal yang
biasanya digunakan untuk pengukuran arus listrik lemah), dan Marie Curie berhasil
membuktikan bahwa kekuatan radiasi uranium sebanding dengan jumlah kadar
uranium yang dikandung dalam campuran senyawa uranium. Di samping itu, Marie
Curie juga menemukan bahwa peristiwa peluruhan tersebut tidak dipengaruhi oleh
suhu atau tekanan, dan radiasi uranium dipancarkan secara spontan dan terus
menerus tanpa bisa dikendalikan Marie Curie juga meneliti campuran senyawa lain
dan menemukan bahwa campuran senyawa thorium juga memancarkan radiasi
yang sama dengan campuran senyawa uranium, dan sifat pemancaran radiasi
seperti ini diberi nama radioaktivitas.
Adapun eksperimen Aktivitas Zat Radioaktif dilakukan untuk menyelidiki
karakteristik pancaran radioaktivitas beberapa zat radioaktif, membandingkan daya
tembus sinar beta dan gamma, menyelidiki kemampuan berbagai material (bahan)
dalam menyerap radiasi serta menyelidiki hubungan antara jarak sumber radioaktif
dengan aktvitas sumber. Eksperimen ini terdiri atas tiga kegiatan. Kegiatan pertama
yaitu mengenal aktivitas radioaktif. Kegiatan kedua yaitu mengukur daya tembus
sinar β dan γ dari jenis penghalanag Aluminium dan Timbal. Sedangkan kegiatan
ketiga adalah Hukum kebalikan kuadrat.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah karakteristik radiasi beberapa zat raioaktif?
2. Bagaimakah perbandingan daya tembus sinar β dan sinar γ ?
3. Bagaimana kemampuan berbagai material (bahan) dalam menyerap radiasi?
4. Bagaimanakah hubungan antara jarak sumber radiokatif dengan aktivitas
sumber?
C. Tujuan Praktikum
1. Menyelidiki karakteristik radiasi beberapa zat radiokatif.
2. Menyelidiki dan membandingkan daya tembus sinar β dan sinar γ .
3. Menyelidiki kemampuan berbagai material (bahan) dalam menyerap radiasi.
4. Menyelidiki hubungan antara jarak sumber radioaktif dengan aktivitas sumber.
D. Manfaat Praktikum
Manfaat praktikum ini terdiri atas manfaat teoritis dan manfaat praktis yaitu:
1. Secara teoritis.
a. Mahasiswa dapat karakteristik radiasi beberapa zat radioaktif
b. Mahasiswa mampu menyelidiki dan membandingkan daya tembus sinar β,
c. Mahasiswa mampu menyelidiki kemampuan berbagai material (bahan) dalam
menyerap radiasi daya tembus sinar β, dan γ,
d. Mahasiswa mampu menyelidiki hubungan antara jarak sumber radioaktif
dengan aktifitas sumber
2. Secara praktis
Melalui percobaan ini mahasiswa dapat mengembangkan kemampuan mereka
dalam menggunakan alat-alat yang digunakan, selain itu mahasiswa juga dapat
mengetahui penerapan sinar beta dan sinar gamma dalam berbagai bidang,
Contohnya dalam bidang kesehatan Sinar gamma dapat digunakan sebagai
radioterapi atau terapi radiasi untuk kanker. Dimana,paparan sinar ini bisa
menyebabkan kerusakan pada DNA sel kanker, sehingga menghambat
pertumbuhan dan penyebaran sel kanker.
BAB II
LANDASAN TEORI

Beberapa dekade terakhir penggunaan radioaktivitas bagi kehidupan umat


manusia terus meningkat baik dalam bidang industri, teknik, pertanian, kedokteran,
ilmu pengetahuan, hidrologi dan lain-lain. Tujuan penggunaan radioisotop bagi
kehidupan manusia adalah untuk kesejahteraan manusia dan memudahkan
kelangsungan hidup manusia. Radioaktivitas banyak digunakan sebagai perunut
dan sumber radiasi. Radioaktivitas digunakan sebagai perunut karena sifat kimia
yang sama dengan isotop stabil. Sedangkan penggunaan radioaktivitas sebagai
sumber radiasi berdasarkan sifat radiasi yang dihasilkan zat radioaktif dapat
mempengaruhi materi atau mahluk baiki efek fisis, efek kimia maupun efek
biologis (Murniasih,2016).
Dalam kehidupan sehari-hari pada dasarnya kita tidak dapat melepaskan diri
dari masalah radioaktivitas. Radioaktivitas adalah kemampuan inti atom yang tidak
stabil untuk memancarkan radiasi dan berubah menjadi inti yang stabil. Adapun
proses perubahan ini disebut dengan peluruhan dan inti atom yang tidak stabil
disebut dengan radioaktivitas. Materi yang mengandung radio nuklida disebut zat
radioaktif (Taufiq, 2010).
Menurut Lely (2012), Peristiwa radioaktivitas berkaitan erat dengan
kestabilan inti suatu atom. Inti atom yang tidak stabil akan menunjukkan gejala
radioaktivitas. Radioaktivitas adalah gejala perubahan inti atom secara spontan
yang disertai radiasi berupa zarah atau gelombang elektromagnetik. Zat radioaktif
akan mengalami peluruhan sehingga terjadi perubahan jumlah inti atom yang
menyebabkan perubahan dari unsur satu ke unsur yang lain. Laju peluruhan inti
radioaktif disebut aktivitas. Semakin besar aktivitas semakin besar inti atom yang
meluruh perdetik.
Radioaktivitas merupakan salah satu konsep fisika yang mempelajari terkait
suatu unsur yang tidak stabil. Peluruhan radioaktif merupakan peristiwa dimana
sebuah inti atom yang tidak stabil yang di sebabakan karena kehilangan energinya
(berupa massa dalam diam) dengan melepaskan emisi partikel, sehingga akan
membentuk kestabilan yang baru (Rachma, 2008).
Pada tahun 1895 Roentgen telah mendeteksi sinar-X dengan fluorosens
yang ditimbulkannya dalam bahan tertentu. Ketika Henri, Becquerel mempelajari
hal itu pada awal tahun 1896, ia mempersoalkan apakah proses baliknya dapat
terjadi yaitu dengan intensitas tinggi, cahayanya menstimulasi bahan fluoresen
untuk menghasilkan sinar-X. la meletakkan garam uranium pada pelas fotografik
yang ditutupi kertas hitam, kemudian pada sistem ini disinari cahaya matahan la
mendapatkan bahwa pelat fotografi tersebut seperti berkabut sesudah dicuci.
Selanjutnya Becquerel mencoba untuk mengulangi eksperimen ini, tetapi awan
menutupi matahani untuk beberapa hari. Namun, ketika ia mencuci pelat fotografi
tersebut dengan harapan bahwa pelat itu tening, ternyata pelat itu tetap seperti
berkabut seperti semula. Dalam waktu singkat ia menemukan sumber radiasi yang
mempunyai daya tembus ialah uranium yang terdapat dalam garam duoresen, la
juga dapat memperlihatkan bahwa radiasi itu dapat mengionisasi gas dan sebagian
radiasi itu terdiri dari partikel bermuatan yang bergerak cepat. Selang beberapa
waktu setelah itu, Pierre dan Marie Curie kelika sedang melakukan tkatraksi
uranium dan bahan tambang pitchbiende dalam laboratomum yang sama, telah
menemukan dua unsur lain yang juga radioaktif (Beiser, 1987).
Menurut Krane (1992), Andaikan kita memiliki bahan radioaktif berorde
beberapa gram. Laju peluruhan inti radioaktif disebut aktivitas. Semakin besar
aktivitasnya, semakin banyak inti atom yang meluruh per detik. Aktivitas tidak
bersangkut paut dengan jenis peluruhan atau radiasi yang dipancarkan cuplikan atau
dengan energi radiasi yang dipancarkan. Aktivitas hanya ditentukan oleh jumlah
peluruhan per detik. Satuan dasar untuk mengukur aktivitas adalah Curie. Awalnya
curie didefinisikan sebagai aktivitas dari satu gram radium, definisi ini kemudian
diganti dengan yang lebih memudahkan:
1 Curie (Ci) = 3,7 × 1010 peluruhan/detik (2.1)
Satu Curie adalah satu bilangan yang sangat besar, sehingga kita lebih sering
bekerja dengan satuan milicurie (mCi), yang sama dengan 10-3 Ci, dan mikrocurie (
μCi ¿, 10-6 Ci.
Berdasarkan definisi ini aktivitas 1 g radium beberapa persen lebih kecil.
Jarum jam yang berpencar mungkin mengandung beberapa mikrocurie (1 μCi =106
Ci) radium; kalium biasa memiliki aktivitas 1 millicurie (1 mCi =10−3 Ci) Ci) per
40
kilogram yang ditimbulkan oleh sebagian kecil radio-isotop 19 K yang terdapat
didalamnya. Pengukuran eksperimental aktivitas sampel radioaktif menunjukkan
bahwa dalam seiap kasus, aktivitas itu menurun secara eksponensial terhadap
waktu. Gambar di bawah yang menyatakan grafik R terhadap t untuk radio-isotop
tertentu. Kita lihat bahwa setiap perioda 5 jam, tidak bergantung pada saat mulainya
perioda itu, aktivitasnya menurun menjadi setengah dari saat mulainya perioda itu.
Jadi umur sebagian waktu T1/2 isotop itu ialah 5 jam. Setiap radio-isotop memiliki
umur sebagian karakteristik, beberapa memiliki umur-paroh seper-sejuta detik,
beberapa yang lain memiliki umur sebagian sampai bilyun tahun (Beiser , 1982).

Gambar 2.1 Lima Jenis Perubahan Radioaktif


(Sumber:Beiser,1982)
Menurut Halliday (1999), Sebuah kuantitas yang menarik untuk ditinjau
adalah waktu t1/2, yang dinamakan umur paruhan (half life), setelah mana kedua N
dan R direduksi menjadi setengah dari nilai-nilainya semula.
1
R0=R 0 e−λt 1 /2 (2.2)
2
Yang dengan mudah menghasilkan
ln 2 0,693
t 1/ 2= = (2.3)
λ λ
Yang merupakan sebuah hubungan diantara umur paruhan dan kostanta
disintegrasi.

Gambar 2.2 Diagram skema detektor Geiger Muller


(Sumber:Azam,2007)

Detektor atau pencacah untuk mendeteksi radiasi α , β dan , γ diciptakan oleh


Geiger- Muller, peneliti dari Jerman Barat pada tahun 1928. Detektor GM berbeda
dengan detektor proporsional dalam beberapa hal. Proses penggandaan ionisasi
(avalanche) tidak hanya terjadi di dekat anoda saja melainkan hampir di seluruh
ruangan. Selain itu avalanche juga disebabkan oleh Efek fotolistrik akibat eksitasi
atom-atom molekul isian gas. Dengan demikian penggandaan ionisasi cepat
menjalar ke seluruh isi tabung detektor dan berkelanjutan. Hal ini mengakibatkan
tinggi pulsa hanya dibatasi oleh pemadaman mendadak (quenching). Tegangan
diberikan antara anoda dan katoda diatur sesuai dengan jenis gas dan aktivitas
unsur yang diukur. Tegangan ini harus lebih tinggi daripada nilai ambang, yang
didasarkan pada gas dan geometri tabung. Partikel-partikel radiasi akan menembus
jendela tipis pada salah satu ujung detektor dan masuk ke dalamnya. Partikel
radioaktif ini lalu menumbuk atom-atom gas sehingga atom-atom gas akan
mengeluarkan elektron-elektron. Elektron yang terlepas saat tumbukan itu ditarik
ke anoda. Karena melepaskan elektron, atom-atom gas berubah menjadi ion-ion
positif. Ion-ion ini kemudian tertarik ke arah katoda. Peristiwa tersebut
berlangsung dalam waktu singkat. Jadi bila ada radiasi yang masuk ke dalam
tabung tersebut, maka terjadilah ionisasi atom-atom atau molekul-molekul gas
dalam tabung itu. Ion positif akan bergerak ke katoda sedangkan ion negatif akan
bergerak ke anoda (Azam, 2007).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Hari / Waktu
Hari : Sabtu, 06 November 2021
Waktu : 07.30 – 11.50
B. Alat Dan Bahan
a. Dudukan sampel 10 posisi 1 buah
b. Kabel untuk G.M (BNC/BNC Connectors) 1 buah
c. Tabung Geiger Muller 1 buah
d. Set Penghalang (Aluminium dan Timbal) 8 buah
e. Ratemeter ST360 1 buah
f. Sumber Radioaktif Gamma dan Beta 2 buah
g. Mikrometer Sekrup 1 buah
h. PC dengan aplikasi ST360 1 buah
i. Penahan Smpel 1 buah
j. Penggaris 1 buah
C. Identifikasi Variabel
Kegiatan 1 Mengenal aktivitas zat radioaktif
Variabel Kontrol : Tegangan (V)
Variabel Manipulasi : Sumber radiasi beta β dan gamma 
Variabel Respon : Aktivitas zat radioaktif (CPS)
Kegiatan 2 Mengukur daya tembus sinar β dan γ
Variabel Kontrol : Jarak (cm), Sumber radiasi beta β dan gamma 
Tegangan (V)
Variabel Manipulasi : Jenis Penghalang (mm)
Variabel Respon : Aktivitas zat radioaktif (CPS)
Kegiatan 3 Hukum Kebalikan Kuadrat
Variabel Kontrol : Sumber radiasi beta β dan gamma , Tegangan (V)
Variabel Manipulasi : Jarak (cm)
Variabel Respon : Aktivitas zat radioaktif (CPS)
D. Definisi Operasional Variabel
a. Sumber radiasi adalah Sumber energi yang bergerak dalam bentuk gelombang
atau partikel kecil dengan kecepatan tinggi. Adapun pada praktikum ini
digunakan dua sumber radiasi yaitu gamma dan beta.
b. Tegangan ratemeter adalah Tegangan yang digunakan oleh detektor untuk
melakukan pencacahan.
c. Jumlah data adalah banyaknya data yang akan diambil tiap waktu pencacahan,
dimana pada praktikum ini jumlah data yang diambil adalah 30 tiap satu
perlakuan.
d. Jarak dari sumber adalah jarak antara sumber radiasi yang diletakkan pada rak
tertentu dengan detektor yang diukur dengan penggaris dengan satuan
sentimeter.
e. Ketebalan penghalang adalah tebal penghalang yang diukur dengan
mikrometer sekrup dengan satuan millimeter.
f. Jenis penghalang adalah jenis bahan penghalang yang digunakan, dimana pada
praktikum ini digunakan penghalang jenis aluminium dan timbal.
g. Cacahan per sekon adalah jumlah cacahan yang terbaca pada detektor tiap 1
sekon.
h. Intensitas penghalang adalah jumlah energi yang diterima oleh suatu
permukaan per satuan luas dan per satuan waktu.
E. Prosedur Kerja
1. Semua alat dan bahan dipastikan sudah terhubung.
2. Ratemeter dinyalakan dengan menekan tombol off menuju posisi on.
3. Aplikasi ST360 dibuka pada komputer.
4. Tegangan diatur sampai 900 volt, waktu pencacahan 1 s, dan jumlah data yang
diinginkan sebanyak 30 kali, pada aplikasi ST360.
Kegiatan 1 : Mengenal aktivitas zat radioaktif
1. Komputer dan aplikasi dipastikan siap dalam keadaan merekam data.
2. Sumber radiooaktif beta diletakkan pada rak sampel 2.
3. Data direkam dengan cara mengklik tombol mulai (berbentuk berlian berwarna
hijau). Komputer akan rekam data dan terhenti secara otomatis sesuai dengan
jumlah data yang diinginkan.
4. Data hasil rekaman disimpan dengan format nama yang sesuai dengan jenis
percobaan (misal : keg_1_beta).
5. Langkah 1 sampai 4 diulangi untuk sumber radiasi gamma dan untuk radiasi
latar belakang.
Kegiatan 2 : Mengukur Daya Tembus Sinar Beta dan Gamma
1. Komputer dengan aplikasi dipastikan dalam kondisi siap merekam data.
2. Salah satu sumber radioaktif (beta) diletakkan pada rak sampel 2.
3. Bahan penghalang aluminium dipilih mulai dari yang paling tipis dan letakkan
pada posisi 1 rak sampel. Sebelumnya ketebalan penghalang-penghalang yang
akan digunakan diukur.
4. Data direkam dengan cara klik tombol mulai (berbentuk berlian berwarna hijau).
Komputer akan rekam data dan terhenti secara otomatis sesuai dengan jumlah
data yang diinginkan.
5. Data hasil rekaman disimpan dengan format nama yang sesuai dengan jenis
percobaan (misal : keg_2_beta_Al_M).
6. Langkah 3-5 diulangi untuk bahan aluminium dengan ketebalan yang lain.
7. Langkah 3-6 diulangi namun ganti bahan aluminium dengan timbal.
8. Langkah 2-7 diulangi dengan sumber radiasi gamma.
Kegiatan 3 : Hukum Kebalikan Kuadrat
1. Komputer dengan aplikasi dipastikan telah dalam kondisi siap merekam data.
2. Salah satu sumber radioaktif (beta) diletakkan pada rak kedua sampel. Ukurlah
jarak sampel dari ujung tabung GM dengan mistar.
3. Data direkam dengan cara klik tombol mulai (berbentuk berlian berwarna hijau).
Komputer akan rekam data dan terhenti secara otomatis sesuai dengan jumlah
data yang diinginkan.
4. Data hasil rekaman disimpan dengan format nama yang sesuai dengan jenis
percobaan (misal : keg_3_beta_1).
5. Langkah 2-4 diulangi, posisi sumber radiasi pada rak sampel diganti 4,6 dan 8
dan ukur jarak sampel dari ujung GM dengan mistar.
6. Langkah 2-5 diulangi untuk sumber radiasi gamma (catatan : menggunakan
posisi yang sama digunakan di sumber radiasi beta).
F. Prinsip Kerja
Adapun prinsip kerja dari eksperimen ini yaitu terdapat pada alat pendeteksi
radiasi yang dipancarkan, yakni detektor Geiger Muller. Tabung pada dektektor ini
di letakkan diatas dudukan sampel. Dimana semua alat yang digunakan terhubung
satu sama lain. Ketika sumber radioaktif diletakkan pada rak sampel maka akan
memancarkan radiasi yang dimana pada tabung detektor GM diberikan tegangan
tinggi sehingga radiasi akan terjadi pada sumber radioaktif, sehingga ketika sumber
dipantulkan/mengarah pada tabung Geiger-Muller kembali.
Ketika sebuah partikel radioaktif bermuatan berenergi tinggi masuk melalui
jendela tipis pada salah satu ujung tabung, beberapa atom gas dalam tabung akan
mengionisasi radiasi sehingga akan menghasilkan ion positif dan ion negatif,
dimana ion positif akan begerak menuju katoda dan ion negatif akan bergerak
menuju anoda. Elektron-elektron yang lepas dari atom akan tertarik pada kawat
positif dengan kecepatan yang semakin tinggi dan ketika menumbuk atom lainnya,
elektron-elektron akan mengionisasi atom tersebut. Peristiwa ini akan
menghasilkan timbunan elektron dan segera longsor menghasilkan pulsa tegangan.
Pulsa tegangan inilah yang diperkuat oleh penguat (amplifier), kemudian
dikirimkan ke pencacah elektronik. Sehingga pada pencacah elektronik yang akan
menerjemahkan pulsa tegangan sebagai jumlah cacahan atau jumlah partikel yang
terdeteksi.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Karakteristik pancaran radioaktif dari beberapa zat itu berbeda-beda,
Dimana diperoleh zat yang yang memiliki aktivitas yang paling besar
adalah sumber radiasi beta kemudian sumber radiasi gamma, dan terakhir
latar belakang secara berurutan.
2. Daya tembus yang diperoleh tidak sesuai dengan teori, dimana pada
eksperimen ini daya tembus beta lebih besar dari daya tembus gamma,
sedangkan menurut teori gamma daya tembus lebih besar dari daya tembus
beta.
3. Material penghalang yang memiliki kemampuan paling kuat dalam
menyerap radiasi yaitu material jenis Aluminium dan kemudian material
jenis Timbal.
4. Hubungan antara jarak sumber radiasi dengan aktivitas sumber yaitu
berbanding lurus, dimana semakin jauh jarak sumber maka aktivitas
sumbernya semakin kecil, begipula sebaliknya.
B. Saran
Diharapkan agar lebih meningkatkan pemahaman mengenai konsep materi,
prinsip kerja dalam melakukan eksperimen aktivitas zat radioaktif serta
meningkatkan kinerja dalam membuat laporan praktikum agar kesalahan-
kesalahan kecil dapat diminimalisir.
DAFTAR PUSTAKA

Azam, dkk. 2007. Penentuan Beta Terhadap Gamma Pada Detektor Geiger-Muller.
Jurnal Sains dan Matematika. Volume 15, Nomor 2. ISSN 0854-0675

Beiser, Arthur. 1982.Konsep Fisika Modern edisi ketiga. Bandung : Erlangga

Beiser,Arthur. 1987. Konsep Fisika Modern Edisi Keempat. Bandung : Erlangga

Halliday dan Resnick. 1986. Fisika Modern Edisi ketiga. Jakarta : Erlangga

Krane, Kenneth. 2014. Fisika Modern .Jakarta : Universitas Indonesia

Lely, dkk. 2012. Pengukuran Radioaktivias Lingkungan Di Sekitar Instalasi


Radiodianostig Rumah Sakit Di Semarang. Unnes Physics Journal. . 1, Vol 1.
ISSN : 2252-6978. No

Munarsih, Sri.,Sukirno. 2016. Uji Performa Laboratorium Aan Pada Pengukuran


Radionuklida Dengan Aktivitas Rendah. Jurnal Pendidikan. ISSN 0216-3128

Rachma, Anggi Julvian. 2008. Determining the Half Time and Analogy Constants
of Radioactive Decay on the Illustration Board of Radioactive Decay with the
Capacitor Filling and Discharging Method. Jurnal Pendidikan Fisika. ISSN:
2302-8939

Taufik H. 2010. Radioaktivitas. Semarang: ALPRIN.

Anda mungkin juga menyukai