Anda di halaman 1dari 1

Perilaku Konsumsen Pendekatan Ordinal

Kepuasan dan manfaat yang dirasakan konsuemn tidak dapat diukur secara kuantitatif (tidak
dapat diukur). Semakin banyak konsumsi maka semakin tinggi kepuasan. Namun, seseorang
dapat mengekspresikan kepuasan layanan tersebut dengan sikap baik, kurang atau sama bila
dibandingkan dengan yang lain. Artinya, melalui pendekatan ini konsumen bias membandingkan
dan mengurutkan kepuasan konsumsi.
Pada mulanya, pendekatan ini dikemukakkan oleh psikolog modern yang mengungkapkan
bahwa konsumen tidak mungkin tingkat kepuasannya dapat diukur secara kuantitatif berbentuk
angka namun berdasarkan fenomena psikologis.
Dalam menganalisa tingkat kepuasan pendekatan ini menggunakan kurva indefferen yang
menunjukkan kombinasi atau campuran antar konsumsi dua macam produk yang memberikan
tingkat kepuasaan yang sama dan garis anggaran yang menunjukkan kombinasi antara dua
macam barang yang berbeda yang bisa dibeli oleh konsumen dengan pendapatan yang terbatas.
Contoh pendekatan ordinal:
Yaitu, ketika ingin emmbeli suatu topi. Topi A dijual seharga 100 ribu rupiah tapi memiliki
kualitas yang rendah sedangkan Topi B dijual 50 ribu rupiah dengan kualitas yang tinggi dan
lebih sesuai dengan sselera kita. Maka konsumen akan membeli topi B karena yang dilihat
adalah kualitas suatu benda.
Contoh lain dari pendekatan ordinal yaitu, ketika seorang konsumen ingin membeli barang di
toko namun ketika sampai di toko, barang tersebut memiliki harga yang jauh lebih mahal dari
yang diperkirakan. Maka konsumen tersebut akan tetap membelinya karena ia mendapatkan
kepuasan dari barang tersebut.

Anda mungkin juga menyukai