Anda di halaman 1dari 18

JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN Volume 7, Nomor 1, Februari 2019

ISSN : 2301-4717 p. 33-50


33
Volume 7, Nomor 1, Februari 2019

PENGARUH EFEK ENTRENCHMENT, ALIGMENT DAN DEWAN KOMISARIS


INDEPENDEN TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE PADA PERUSAHAAN
OTOMOTIF
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2014-2017

Sri Mulyati1, Rauzatul Jannah2


1,2
Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh Lhokseumawe
1 2
Sri.byan@gmail.com, rauza22.jannah@gmail.com

Abstract: This study aims to know the Effect of Entrenchment Effects, Alignment and Independent Board of
Commissioners toward Voluntary Disclosure of Automotive Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange
during 2014-2017. The data used in this study are secondary data as many as 12 samples with 48 observations. The
sampling technique used is purposive sampling technique. The method used to analyze the relationship between the
independent variables and the dependent variable is the multiple linear regression method and the classical
assumption test. The results showed that the entrenchment and alignment partially has a negative and significant
effect on Voluntary Disclosure of Automotive Companies listed on the Indonesia Stock Exchange, while independent
commissioners have a positive and significant effect on Voluntary Disclosure of Automotive Companies listed on the
Indonesia Stock Exchange. Simultaneously, the entrenchment, alignment and independent board of commissioners
have a positive and significant effect on Voluntary Disclosure of Automotive Companies listed on the Indonesia
Stock Exchange.

Keywords: Voluntary Disclosure, Entrenchment, Alignment and Independent Board of Commissioners

PENDAHULUAN investasi, monitoring, penghargaan kinerja dan


Perkembangan teknologi dan globalisasi yang pembuatan kontrak-kontrak.
begitu besar dewasa ini menimbulkan persaingan Voluntary disclosure level di pengaruhi oleh
kompetitif dalam dunia usaha.Perkembangan lingkungan efek Entrenchment,Alignment dan Dewan Komisaris
juga ikut serta memberikan pengaruh dalam dunia usaha Independen.Entrenchment adalah tindakan pemegang
bisnis. Untuk menghadapi persaingan yang ketat, saham pengendali yang dilindungi oleh hak kontrolnya
perusahaan dihadapkan pada kondisi untuk dapat lebih untuk melakukan ekspropriasi (Fan dan Wong, 2002).
transparan dalam mengungkapkan informasi Ekspropriasi adalah suatu proses penggunaan hak
perusahaannya, sehingga akan lebih membantu para kontrol atau kendali seseorang untuk memaksimalkan
pengambil keputusan dalam mengantisipasi kondisi kesejahteraan sendiri dengan distribusi kekayaan dari
perekonomian yang semakin berubah. Informasi pihak lain (Claessens et al., 1999) dalam Sanjaya (2010).
perusahaan yang diungkapkan tersebut tertuang dalam Menurut Sanjaya (2010) Peningkatan ekspropriasi oleh
suatu laporan tahunan perusahaan. pemegang saham pengendali mengimplikasikan efek
Agar informasi dapat diinterpretasikan secara entrenchment Karena, pemegang saham pengendali
tepat, mudah dipahami, dan tidak menyesatkan pihak- memiliki kendali yang kuat untuk menggunakan
pihak yang berkepentingan, maka harus disusun sesuai perusahaan dalam usaha memenuhi kepentingannya
standar yang berlaku dan juga perusahaan diharapkan dibanding kepentingan seluruh pemegang saham.
untuk dapat lebih transparan dalam mengungkapkan Menurut Sanjaya (2010) efek Alignment adalah
informasi keuangan perusahaannya.Namun sejauh tindakan pemegang saham pengendali yang selaras
informasi yang dapat diperoleh sangat bergantung pada dengan kepentingan pemegang saham nonpengendali.
tingkat pengungkapan (disclosure level) dari laporan Menurut Yeh (2005), lebih besar konsentrasi hak aliran
perusahaan yang bersangkutan (Nahda dan Harjito, kas di tangan pemegang saham pengendali lebih besar
2011).Pengungkapan berperan penting dalam pasar insentifnya memiliki perusahaan yang dijalankan secara
modal yang efisien dimana pengungkapan tersebut benar. Kenaikan hak aliran kas memotivasi pemegang
berupa laporan tahunan. Laporan tahunan saham pengendali untuk tidak melakukan
mengkomunikasikan kondisi keuangan dan informasi ekspropriasi.Hal ini bisa jadi memotivasi pemegang
lain kepada berbagai stakeholder, yang bertujuan untuk saham pengendali untuk tidak melakukan manajemen
memberikan informasi yang relevan dan tepat waktu, laba. Menurut Sanjaya (2010) Pemegang saham
agar bermanfaat didalam pengambilan keputusan pengendali juga memiliki insentif yang kuat untuk
34 SRI MULYATI, RAUZATUL JANNAH Jurnal Akuntansi dan Keuangan

mengawasi manajer dan memaksimalkan laba ketika ia sebesar 3,91 dengan voluntary disclosure pada tahun
mempunyai hak aliran kas yang substansial. Hal ini 2015 sebesar 65,00 tetapi pada tahun 2016 mengalami
menunjukkan komitmen pemegang saham pengendali penurunan menjadi 63,00. Pada tahun 2014- 2017
untuk tidak melakukan ekspropriasi.Ekspropriasi sangat alignment tetap memiliki nilai yang sama dari tahun
mungkin dilakukan karena pemegang saham pengendali sebelumnya yaitu sebesar 26,68 akan tetapi voluntary
dapat memanfaatkan keterbatasan-keterbatasan hukum disclosure mengalami penurunan pada tahun 2016 yaitu
dalam suatu negara yang menganut hukum civil seperti sebesar 63,00. Pada tahun 2014- 2017 dewan komisaris
Indonesia. independen berjumlah 3 orang, akan tetapi voluntary
Dewan Komisaris merupakan organ perusahaan disclosure mengalami penurunan pada tahun 2016 yaitu
yang memiliki tugas dan tanggungjawab secara kolektif sebesar 63,00.
untuk melakukan pengawasan kepada Dewan Direksi Perusahaan Astra Autopart Tbk pada tahun 2015
serta memastikan bahwa perusahaan telah menerapkan entrechment mengalami penurunan dari tahun
sistem tata kelola perusahaan yang baik (good corporate sebelumnya yaitu 0,00 tetapi voluntary disclosure juga
governance/GCG) (KNKG, 2006).Fungsi pengawasan ikutmengalami penurunan juga yaitu sebesar 65,00, pada
yang dilakukan oleh Dewan Komisaris juga ditingkatkan tahun 2015-2017 alignment memiliki nilai yang sama
melalui penerbitan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan yaitu sebesar 26,68 tetapi voluntary disclosure
No. 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan mengalami penurunan yaitu sebesar 65,00. Pada tahun
Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik. Dalam 2014 - 2017 dewan kumisaris independen berjumlah 4
peraturan tersebut, komposisi dewan komisaris pada orang akan tetapi voluntary disclosure mengalami
perusahaan publik harus memiliki anggota Dewan penurunan pada tahun 2016 yaitu sebesar 63,00.
Komisaris Independen3 yang berjumlah minimal sebesar Perusahaan Garuda Multi Investama Tbk pada
30% dari jumlah dewan komisaris perusahaan. tahun 2016 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya
Kehadiran dewan komisaris independen diharapkan yaitu sebesar 7,79 dengan voluntary disclosure juga
dapat meningkatkan efektifitas fungsi pengawasan oleh mengalami penurunan pada tahun 2016 yaitu sebesar
Dewan Komisaris terhadap Dewan Direksi.Peningkatan 63,00. Pada tahun 2016 komisaris independen berjumlah
kualitas pengawasan ini diharapkan dapat meningkatkan 2 orang menalami peningkatan dari tahun sebelumnya
tingkat kepercayaan dari kreditur, sehingga dapat maka voluntary disclosure malah mengalami penurunan
memberikan biaya utang yang lebih rendah. yaitu sebesar 61,00.
Dalam rangka mendukung efektivitas PT. Gajah Tunggal Tbk pada tahun 2014-2015
pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, Dewan memiliki nilai entrenchment yang sama yaitu 3,92
Komisaris dapat membentuk beberapa komite untuk dengan voluntary disclosure pada tahun 2016 mengalami
membantu menjalankan tugas pengawasannya. Komite- peningkatan yaitu sebesar 63,00.pada tahun 2014-2015
Komite yang dapat menunjang fungsi Dewan Komisaris memiliki nilai aligment yang sama yaitu 27,48 dengan
dapat berupa Komit Audit, Komite Nominasi dan voluntary disclosure pada tahun 2016 mengalami
Remunerasi, Komite Kebijakan Risiko, Komite peningkatan yaitu sebesar 63,00.
Kebijakan Corporate Governance, dan lain-lain. Bagi PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk pada
perusahaan yang mendaftarkan sahamnya di bursa efek, tahun 2015 nilai entrenchment mengalami penurunan
perusahaan negara atau daerah, perusahaaan yang dari tahu sebelumnya yaitu sebesar 5,07 akan tetapi
menghimpun dan mengelola dana masyarakan, voluntary disclosure pada tahun 2015tetap memiliki nilai
perusahaan yang produk atau jasanya digunakan oleh yang sama dengan nilai tahun sebelumnya yaitu sebesar
masyarakat luas, serta perusahaan yang mempunyai 69,00 begitu juga sebaliknya. Pada tahun 2014-2017
dampak luas terhadap kelestarian lingkungan, sekurang- nilai aligment tetap sama yaitu 26,93 tetapi voluntary
kurangnya harus membentuk Komite Audit, sedangkan disclosure pada tahun 2016 malah mengalami penurunan
komite lainnya dibentuk sesuai dengan kebutuhan yaitu sebesar 65,00. Pada tahun 2014-2017 dewan
perusahaan komisaris independen berjumlah 3 orang tetapi voluntary
Namun berdasarkan pengamatan pada perusahaan disclosure pada tahun 2016 malah mengalami penurunan
Otomotif, beberapa perusahaan seperti Astra Autopart yaitu sebesar 65,00. PT. Indospring Tbk dewan
dan perusahaan Gajah Tungga Tbk tidak menyampaikan komisaris pada tahun 2016 berjumlah 1 orang lebih
keseluruhan informasi sukarela seperti prospek bisnis sedikit dari tahun sebelumnya, tetapi malah voluntary
dan peningkatan produk dan jasa dalam laporan tahunan disclosure tetap memiliki nilai yang sama pada tahun
perusahaan. Rendahnya penyampaian informasi sukarela 2016 sebesar 69,00.
karena besarnya kepemilikan yang dikuasai oleh pemilik PT. Multi Prima Sejahtera Tbknilai entrechnment
perusahaan. menurun pada tahun 2016 sebesar 20,09 tetapi voluntary
Berdasarkan tabel 1.2 dalam dilihat bahwa pada disclosure mengalami peningkatan yaitu sebesar 69,00.
perusahan Astra international Tbk pada tahun 2015-2017 dewan komisaris pada tahun 2016 berjumlah 1 orang
nilai entrenchment, tidak mengalami fluktuasi yaitu lebih sedikit dari tahun sebelumnya yang berjumlah 2
35
Volume 7, Nomor 1, Februari 2019

orang, tetapi malah voluntary disclosure mengalami Efek Indonesia.Untuk mengetahui Apakah Dewan
peningkatan sebesar 69,00. Komisaris Independen berpengaruh terhadap
PT. Multistrada Arah Sarana Tbk nilai berpengaruh terhadap Voluntary Disclosure Level Pada
entrechnment menurun pada tahun 2015 sebesar 11,63 Perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek
tetapi voluntary disclosure tetap memiliki nilai yang Indonesia?Untuk mengetahui Apakah Efek
sama dari tahu 2014-2017 yaitu sebesar 65,00. Entrenchment, Alignment dan Dewan Komisaris
nilaialigment meningkat pada tahun 2017 sebesar 26,20 Independen berpengaruh terhadap Voluntary Disclosure
tetapi voluntary disclosure tetap memiliki nilai yang Level Pada Perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa
sama dari tahun 2014-2017 yaitu sebesar 65,00. PT. Efek Indonesia.
Nipress Tbk jumlah dewan komisaris pada tahun 2016
berjumlah 5 orang lebih banyak dari tahun sebelumnya TINJAUAN PUSTAKA
tetapi malah voluntary disclosure malah memiliki nilai Landasan Teori
67,00. Theory Agency
Secara teori semakin tinggi entrechnment maka Menurut Anthony dan Govindarajan (1995)
akan menyebabkan voluntary disclosure akan menurun dalam Widyaningdyah (2001) menyatakan bahwa
tetapi pada PT. Garuda Multi Investama pada saat konsep agency theory adalah hubungan atau kontrak
entrechnmentmengalami penurunan justru voluntary yang terjadi antara principal dan
disclosure ikut menurun. Semakin meningkat aligment agent.Principalmempekerjakanagent untuk kepentingan
maka voluntary disclosureakan mengalami peningkatan principal, termasuk pendelegasian otoritas pengambilan
juga, tetapi pada PT.Goodyear Indonesia Tbk ketika keputusan dari principal kepada agent. Teori agensi
aligment menurun voluntary disclosure justru adalah pengembangan dari suatu teori yang mempelajari
meningkat. Semakin meningkat dewan komisaris suatu desain kontrak dimana para agent bekerja atau
independen maka akan semakin meningkat juga bertugas atas namaprincipal ketika keinginan atau tujuan
voluntary disclosure. Tetapi yang terjadi pada PT. mereka bertolak belakang maka akan terjadi suatu
Nipress Tbk ketika dewan komisaris independen konflik (Scott, 2006).
mengalami peningkatan voluntary disclosure justru Pada perusahaan yang modalnya terdiri atas
mengalami penurunan. saham, pemegang saham bertindak sebagai principal,
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka dan CEO sebagai agent mereka untuk bertindak sesuai
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul dengan kepentingan principal.Agency theory memiliki
“Pengaruh Efek Entrenchment, Aligment Dan Dewan asumsi bahwa masing-masing individu semata-mata
Komisaris Independen Terhadap Voluntary termotivasi oleh kepentingan dirinya sendiri sehingga
Disclosure Pada Perusahaan Otomotif Yang menimbulkan konflik kepentingan antara principal dan
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2014- agent.Pihak principal termotivasi mengadakan kontrak
2017”.Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan untuk mensejahterakan dirinya dengan profitabilitas
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut perusahaannya yang selalu meningkat.
:Apakah Efek Entrenchment berpengaruh terhadap Hubungan agent dan principal harus memiliki
Voluntary Disclosure Level Pada Perusahaan Otomotif kepercayaan yang kuat, dimana agent melaporkan segala
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?, Apakah informasi perkembangan perusahaan yang dimiliki oleh
Alignment berpengaruh berpengaruh terhadap Voluntary principal melalui segala bentuk informasi akuntansi
Disclosure Level Pada Perusahaan Otomotif yang karena hanya manajemen yang mengetahui pasti keadaan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia?, Apakah Dewan perusahaan.Pemisahan antara pengelola dan pemilik
Komisaris Independen berpengaruh terhadap perusahaan sangat rentan terhadap masalah yang disebut
berpengaruh terhadap Voluntary Disclosure Level Pada sebagai masalah keagenan (agency problem).
Perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Dalam hal ini terdapat dua kepentingan yang
Indonesia?, Apakah Efek Entrenchment, Alignment dan berbeda antara principal dan agent. Masing-masing
Dewan Komisaris Independen berpengaruh terhadap pihak akan berusaha untuk meningkatkan
Voluntary Disclosure Level Pada Perusahaan Otomotif keuntungannya. Perbedaan kepentingan antara agent dan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?Berdasarkan latar principal inilah yang akan memicu timbulnya konflik
belakang dan rumusan masalah tersebut di atas maka kepentingan. Sehingga penelitian ini merujuk pada teori
tujuan penelitian ini adah sebagai berikut :Untuk keagenan sebagai acuan untuk menjelaskan konflik yang
mengetahui Apakah Efek Entrenchment berpengaruh terjadi antara manajemen dan pemegang saham berkaitan
berpengaruh terhadap Voluntary Disclosure Level Pada dengan kebijakan dividen.
Perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Menurut Ujiyanto dan Bambang (2007) teori
Indonesia.Untuk mengetahui Apakah Alignment agensi menggunakan tiga asumsi sifat manusia, yaitu:
berpengaruh berpengaruh terhadap Voluntary Disclosure 1. Manusia pada umumnya mementingkan diri sendiri
Level Pada Perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa (self interest).
36 SRI MULYATI, RAUZATUL JANNAH Jurnal Akuntansi dan Keuangan

2. Manusia memiliki daya pikir terbatas menegenai hak kontrol dibandingkan hak arus kasnya (La Porta et
persepsi masa mendatang (bounded rationality). al., 1999 ; Fan dan Wong, 2002). Fan dan Wong (2002)
3. Manusia selalu menghindari risiko (risk adverse). menjelaskan bahwa hak kontrol yang lebih tinggi
Agent termotivasi untuk memaksimalkan dibandingkan hak arus kasnya akan cenderung
pemenuhan kebutuhan ekonomi dan psikologisnya, menimbulkan efek entrenchment yang negatif. Dalam
antara lain dalam hal memperoleh investasi, pinjaman, kondisi ini, pemegang saham pengendali akhir dapat
maupun kontrak kompensasi. Konflik kepentingan mengendalikan penyajian informasi akuntansi dan
semakin meningkat terutama karena principal tidak kebijakan penyajian laporan keuangan yang digunakan
dapat memonitor aktivitas CEO sehari-hari untuk didalam perusahaan (Fan dan Wong, 2002).
memastikan bahwa CEO bekerja sesuai dengan Hal ini menyebabkan adanya permasalahan
keinginan pemegang saham.Principaltidak memiliki asimetri informasi antara pemegang saham pengendali
informasi yang cukup tentang kinerja agent. Agent dengan pemangku kepentingan lainnya, seperti kreditur
mempunyai lebih banyak informasi mengenai (La Porta et al., 2000). Asimetri informasi ini
perusahaan secara keseluruhan.Hal inilah yang menimbulkan konflik keagenan lain yang biasa dikenal
mengakibatkan adanya ketidakseimbangan informasi sebagai konflik keagenan shareholder-debtholders.
yang dimiliki oleh principal dan agent (Nasution dan Asimetri informasi yang terjadi didalam perusahaan
Doddy, 2007). membuat pihak kreditur tidak dapat mengolah informasi
Ketidakseimbangan informasi inilah yang secara akurat mengenai kegiatan operasional perusahaan
disebut dengan asimetri informasi.Adanya asumsi bahwa (Chan dan Hsu, 2013). Hal ini juga menyulitkan pihak
individu-individu bertindak untuk memaksimalkan kreditur untuk menentukan estimasi pembayaran atas
dirinya sendiri, mengakibatkan agent memanfaatkan pinjaman yang diberikan (Lin, Chen, dan Yen, 2014).
adanya asimetri informasi yang dimilikinya untuk
menyembunyikan beberapa informasi yang tidak Efek Entrenchment
diketahui principal.Hal ini dapat memacu agent untuk Entrenchment adalah tindakan pemegang saham
memikirkan bagaimana angka akuntansi tersebut dapat pengendali yang terlindung oleh hak kendali (hak
digunakan sebagai sarana untuk memaksimalkan kontrol) mereka, sehingga terlibat dalam
kepentingannya.Tindakan agent tersebut bisa disebut penyalahgunaan Kekuasaan.Pemegang saham
praktik manajemen laba (earning management). pengendali dengan hak kontrol yang kuat menggunakan
Smith dan Warner (1979) dalam Godfrey et al. perusahaan untuk kepentingan pribadi dibanding
(2010) juga menjelaskan bahwa terdapat beberapa kepentingan pemegang saham nonpengendali.Hal ini
tindakan pemegang saham pengendali yang dapat mengimplikasikan efek entrenchment pemegang saham
memicu terjadinya konflik keagenan dengan kreditur, pengendali.Entrenchment adalah tindakan pemegang
seperti pembayaran dividen yang terlalu besar kepada saham pengendali yang dilindungi oleh hak kontrolnya
pemegang saham, penggunaan dana pinjaman untuk untuk melakukan abuse of power seperti ekspropriasi
berinvestasi pada aset yang berisiko tinggi atau pada (Fan dan Wong, 2002). Fan dan Wong (2005) dan Yeh
proyek yang memiliki net present value yang negatif, (2005) juga menegaskan hal sama. pemegang saham
dan penerbitan kontrak utang baru dengang prioritas pengendali memiliki kendali yang kuat untuk
yang lebih tinggi dibandingkan kontrak utang menggunakan perusahaan dalam usaha memenuhi
sebelumnya. kepentingannya dibanding kepentingan seluruh
Hal-hal tersebut membuat pihak kreditur harus pemegang saham (Bozec dan Laurin, 2008).
meningkatkan suku bunga pinjaman yang diberikan Efek entrenchment mencakup ekspropriasi laba
kepada perusahaan. Dalam hal ini, Suku bunga pinjaman perusahaan yang ditransfer kepada perusahaan lain yang
tidak hanya menjadi imbal balik atas investasi dari masih dikendalikan oleh pemegang saham pengendali.
kreditur, namun juga untuk mengkompensasi risiko Pemegang saham pengendali dapat juga melakukan
kredit yang dihadapinya Lin, Chen dan Yen (2014), dan ekspropriasi tentang pencarian tujuan yang tidak
Boubakri dan Ghouma (2010) membuktikan bahwa memaksimalkan laba perusahaan.Dekker (2014)
terdapat hubungan positif antara perbedaan hak kontrol menjelaskan bahwa karakteristik pada perusahaan
dan hak arus kas dari pemegang saham pengendali akhir keluarga yaitu adanya hubungan keluarga antara Dewan
terhadap biaya utang perusahaan. Dalam penelitian Direksi ataupun Dewan Komisaris dengan pihak
tersebut, Lin, Chen, dan Yen (2014) juga menjelaskan pemegang saham pengendali perusahaan.hal ini
bahwa fungsi pengawasan dalam sistem tata kelola memungkinkan pemegang saham pengendali akhir untuk
perusahaan merupakan salah satu bahan pertimbangan memperoleh informasi yang lebih akurat dibandingkan
yang penting bagi pihak kreditur dalam menetapkan pemegang saham lainnya, sehingga terciptanya asimetri
biaya utang. informasi di dalam perusahaan
Dalam mekanisme kepemilikan piramida, Mekanisme kepemilikan piramida cenderung
pemegang saham pengendali akhir dapat meningkatkan terdapat pada perusahaan-perusahaan di negara yang
37
Volume 7, Nomor 1, Februari 2019

memiliki tingkat perlindungan pemegang saham yang dengan kepentingan pemegang saham nonpengendali
rendah. Adapun efek entrenchment dapat dihitung (Sanjaya, 2010).
dengan menggunakan proksi sebagai berikut: Kepemilikan aliran kas oleh pemegang saham
Efek Entrenchment = Hak Kontrol – Hak Arus Kas pengendali mengurangi keinginannya untuk
Keterangan : mengekspropriasi dan meningkatkan keinginannya untuk
membayar dividen tunai Jensen dan Meckling, (1976)
Hak Kontrol : Merupakan hak suara untuk ikut serta dalam Sanjaya (2010).Hak aliran kas yang lebih besar
dalam menentukan kebijakan perusahaan, merupakan komitmen pemegang saham pengendali
hak kontrol terdiri atas dua yaitu : untuk membatasi ekspropriasi (La Porta et al., 1999).
- Hak Kontrol Langsung Hal yang sama juga dikemukan oleh Gomes (2000).
Yaitu persentase saham yang dimiliki
oleh pemegang saham pengendali
Karena, ekspropriasi juga merugikan pemegang saham
atas nama dirinya pada sebuah pengendali (Claessens dan Fan, 2002).
perusahaan. Pengukuran efek alignment mengacu kepada
- Hak Kontrol Tidak Langsung penelitian Lin et al. (2011) dan Bozec et al. (2012)
Yaitu penjumlahan atas hasil kontrol dalam Diyanty dan Yodhianto (2012).Efek alignment
minimum dalam setiap rantai dapat diukur dari besarnya nilai hak arus kas pemegang
kepemilikan. saham pengendali akhir. Adapun efek alignment dapat
Hak Aliran : Merupakan klaim keuangan pemegang dihitung dengan menggunakan proksi sebagai berikut
Kas saham terhadap perusahaan hak aliran kas
terdiri atas dua yaitu : CFR = Total Hak arus kas pemegang saham
- Hak Aliran Kas Langsung
pengendali akhir
Yaitu persentase saham yang dimiliki
oleh pemegang saham pengendali
pada perusahaan publik atas nama Dewan Komisaris Independen
dirinya sendiri. Dewan komisaris merupakan organ perseroan
- Hak Aliran Kas Tidak Langsung kedua dalam struktur corporate governance yang
Hasil perkalian persentase saham memiliki fungsi kontrol dalam perusahaan.Fungsi
dalam setiap rantai kpemilikan. kontrol yang dilakukan oleh dewan komisaris bertujuan
untuk melakukan pengawasan secara umum dan atau
Alignment khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi
Pemegang saham pengendali juga dapat pertimbangan-pertimbangan kepada direksi.
menimbulkan efek positif, yaitu alignment Menurut Hastuti (2011:64), komisaris
effect.Alignment adalah tindakan pemegang saham independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak
pengendali yang selaras dengan kepentingan pemegang berafiliasi dengan manajemen, anggota dewan komisaris
saham non pengendali.Menurut Yeh (2005) dalam lainnya dan pemegang saham pengendali, serta bebas
Sanjaya (2010), lebih besar konsentrasi hak aliran kas di hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat
tangan pemegang saham pengendali lebih besar mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak
insentifnya memiliki perusahaan yang dijalankan secara independen atau bertindak semata-mata demi
benar.Kenaikan hak aliran kas memotivasi pemegang kepentingan perusahaan.
saham pengendali untuk tidak melakukan Berdasarkan Keputusan Direktur Bursa Efek
ekspropriasi.Alignment effect antara pemegang saham Jakarta (KEP-339/BEJ/07-2001) Bahwa setiap perusahan
pengendali dan pemegang saham minoritas ini publik wajib memiliki komisaris independen untuk
berdampak pada meningkatnya pengungkapan sukarela mencipatakan tata kelola perusahaan yang baik.
perusahaan, karena pemegang saham pengendali akan Komisaris independen berjumlah sebanding dengan
lebih berkomitmen menjalankan perusahaan sebaik jumlah saham yang di miliki oleh pemengang saham
mungkin untuk menghindari kerugian yang tidak pengendali dengan ketentuan jumlah komisaris
diinginkan serta membangun reputasi yang baik bagi independen sekurang-kurangnya 30% dari jumlah
perusahaan (Fan dan Wong, 2002 dalam Sanjaya, 2010). anggota komisaris.
Pemegang saham pengendali memiliki hak Bapepam IX.I.5 juga mendefinisikan bahwa
aliran kas yang cukup untuk mencegah keinginannya yang dimaksud dengan Komisaris Independen adalah
untuk mengekspropriasi pemegang saham nonpengendali komisaris yang berasal dari luar emiten atau perusahaan
dan perusahaan.Lebih besar konsentrasi hak aliran kas, publik, tidak mempunyai saham baik langsung maupun
lebih besar insentif pemegang saham pengendali tidak langsung pada emiten atau perusahaan publik, tidak
menjalankan perusahaan secara benar.Hal ini mempunyai hubungan afiliasi dengan emiten atau
mengimplikasikan efek alignment.Alignment adalah perusahaan publik, komisaris, atau pemegang saham
tindakan pemegang saham pengendali yang selaras utama emiten atau perusahaan publik, dan tidak memiliki
hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung
38 SRI MULYATI, RAUZATUL JANNAH Jurnal Akuntansi dan Keuangan

yang berkaitan dengan kegiatan usaha emiten atau kesalahan dan atau kelalaian yang menimbulkan
perusahaan publik. Adapun dewan komisaris kerugian bagi pihak ketiga yang tidak dapat dipenuhi
independendapat dihitung dengan menggunakan proksi dengan aset perusahaan.
sebagai berikut: Jumlah dewan komisaris. 3. Pertanggungjawaban dewan komisaris kepada RUPS
merupakan perwujudan akuntabilitas pengawasan
Tugas - Tugas Dewan Komisaris atas pengelolaan perusahaan dalam rangka
Komisaris independen berjumlah sebanding pelaksanaan asas GCG.
dengan jumlah saham yang di miliki oleh pemengang
saham pengendali dengan ketentuan jumlah komisaris Fungsi Pengawasan Dewan Komisaris
independen sekurang-kurangnya 30% dari jumlah Menurut Puspitasari (2014) fungsi pengawasan
anggota komisaris.Menurut KNKG (2006) menjelaskan dewan komisaris terdiri dari :
bahwa dewan komisaris Independen mempunyai tugas- 1. Dewan Komisaris tidak boleh turut serta dalam
tugas sebagai berikut : mengambil keputusan operasional. Dalam hal
1. Menilai dan mengarahkan strategi perusahaan, garis- dewan komisaris mengambil keputusan mengenai
garis besar rencana kerja, kebijakan pengendalian hal-hal yang ditetapkan dalam anggaran dasar atau
risiko, anggaran tahunan dan rencana usaha; peraturan perundangundangan, pengambilan
menetapkan sasaran kerja; mengawasi pelaksanaan keputusan tersebut dilakukan dalam fungsinya
dan kinerja perusahaan; serta memonitor penggunaan sebagai pengawas, sehingga keputusan kegiatan
modal perusahaan, investasi dan penjualan aset operasional tetap menjadi tanggung jawab direksi.
2. Menilai sistem penetapan penggajian pejabat pada Kewenangan yang ada pada dewan komisaris tetap
posisi kunci dan penggajian anggota Dewan Direksi, dilakukan dalam fungsinya sebagai pengawas dan
serta menjamin suatu proses pencalonan anggota penasihat.
Dewan Direksi yang transparan dan adil. 2. Dalam hal diperlukan untuk kepentingan
3. Memonitor dan mengatasi masalah benturan perusahaan, dewan komisaris dapat mengenakan
kepentingan pada tingkat manajemen, anggota sanksi kepada anggota direksi dalam bentuk
Dewan Direksi dan anggota Dewan Komisaris, pemberhentian sementara, dengan ketentuan harus
termasuk penyalahgunaan aset perusahaan dan segera ditindak lanjuti dengan penyelenggaraan
manipulasi transaksi perusahaan RUPS.
4. Memonitor pelaksanaan Governance, dan 3. Dalam hal terjadi kekosongan dalam direksi atau
mengadakan perubahan jika perlu dalam keadaan tertentu sebagaimana ditentukan
5. Memantau proses keterbukaan dan efektifitas oleh peraturan perundang-undangan dan anggaran
komunikasi dalam perusahaan (OECD Principles of dasar, untuk sementara dewan komisaris dapat
Corporate Governance). melaksanakan fungsi direksi.
4. Dalam rangka melaksanakan fungsinya, anggota
Pertanggungjawaban Dewan Komisaris dewan komisaris baik secara bersama-sama dan
Dewan komisaris harus dapat menjalankan atau sendiri-sendiri berhak mempunyai akses dan
fungsinya di tengah lingkungan bisnis yang kompleks memperoleh informasi tentang perusahaan secara
dengan baik, dewan komisaris perlu membentuk komite- tepat waktu dan lengkap..
komite yang membantunya menjalankan tugas, salah
satunya adalah komite audit. Menurut Puspitasari (2014) Voluntary Disclosure
Pertanggungjawaban dewan komisaris terdiri dari : Pengungkapan sukarela adalah pengungkapan
1. Dewan komisaris dalam fungsinya sebagai informasi yang dilakukan secara sukarela oleh
pengawas, menyampaikan laporan perusahaan tanpa diharuskan oleh
pertanggungjawaban pengawasan atas pengelolaan peraturan BAPEPAM.Pengungkapan sukarela adalah
perusahaan oleh direksi. Laporan pengawasan dewan pengungkapan melebihi yang diwajibkan.Menurut Evans
komisaris merupakan bagian dari laporan tahunan (2003) Pengungkapan sukarela merupakan pilihan bebas
yang disampaikan kepada RUPS untuk memperoleh manajemen perusahaan untuk memberikan informasi
persetujuan. akuntansi dan informasi lainnya yang dipandang relavan
2. Dengan diberikannya persetujuan atas laporan untuk pengambilan keputusan oleh para pemakai laporan
tahunan dan pengesahan atas laporan keuangan, tahunanya.
berarti RUPS telah memberikan pembebasan dan Salah satu cara meningkatkan kredibilitas
pelunasan tanggung jawab kepada masing-masing perusahaan adalah melalui pengungkapan sukarela
anggota dewan komisaris sejauh hal-hal tersebut secara lebih luas untuk membantu investor dalam
tercermin dari laporan tahunan, dengan tidak memahami strategi bisnis manajemen. Pengungkapan
mengurangi tanggung jawab masing-masing anggota Sukarela merupakan pengungkapan butir-butir yang
dewan komisaris dalam hal terjadi tindak pidana atau dilakukan secara sukarela oleh perusahaan tanpa
39
Volume 7, Nomor 1, Februari 2019

(telaahan keuangan yang menjelaskan berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Hak
karakteristik utama yang mempengaruhi kinerja kendali mengendalikan pemegang saham pengendali
perusahaan, posisi keuangan perusahaan, kondisi mengelola penghasilan Ini berimplikasi pada efek
ketidakpastian, laporan mengenai lingkungan hidup, entrenchment.Hak arus kas berpengaruh negatif terhadap
laporan nilai tambah) adalah merupakan pengungkapan manajemen laba Ini berimplikasi pada efek kesejajaran.
yang dianjurkan (tidak diharuskan) dan diperlukan dalam Fitriana (2014) melakukan penelitian dengn
rangka memberikan penyajian yang wajar dan relevan judul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Luas
dengan kebutuhan pemakai. Pengungkapan Sukarela Dalam Annual Report.Hasil
Peraturan mengenai dokumen perusahaan yang penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas, ukuran
harus diserahkan kepada Bapepam diatur dalam KAP, dan proporsi dewan komisaris independen
Keputusan Ketua Bapepam No. Kep- berpengaruh positif terhadap luas pengungkapan
40/PM/1997.Peraturan mengenai dokumen-dokumen sukarela, sedangkan leverage berpengaruh negatif
yang terbuka untuk umum diatur dalam Keputusan terhadap luas pengungkapan sukarela.Sementara itu,
Ketua Bapepam No. SE-24/PM/1987 menyatakan bahwa ukuran perusahaan dan umur perusahaan tidak
penyusunan laporan keuangan utama harus sesuai berpengaruh terhadap luas pengungkapan sukarela.
dengan Standar Akuntansi Indonesia yang dikeluarkan
oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Kerangka Konseptual
Berdasarkan penjelasan di atas dapat di Berdasarkan uraian di atas maka dapat di
simpulkan bahwa Pengungkapan Sukarela (voluntary gambarkan dalam kerangkan sebagai berikut :
disclosure) merupakan pengungkapan yang tidak
diwajibkan peraturan, dimana perusahaan bebas memilih Entrenchment
jenis informasi yang akan diungkapkan yang sekiranya (X1)
dapat mendukung dalam pengambilan keputusan. Uji t
Adapun voluntary disclosuredapat dihitung dengan
menggunakan proksi sebagai berikut
Alignment voluntary
Uji t disclosure
(X2) level (Y)

Indikator Pengungkapan Sukarela Dewan Komisaris Uji t


Menurut keputusan ketua badan pengawas Independen
pasar modal dan lembaga keuangan nomor: kep- (X3)
347/bl/2012 Tentang penyajian dan pengungkapan
laporan keuangan emiten atau perusahaan publik
indikator pengungkapan sukarela yaitu sebagai berikut : Uji F
A. Kinerja
B. Manajemen
C. Prospek Gambar 1 Kerangka Konseptual
D. Pasar
E. Lain_lain Hipotesis
Menurut Erlina dan Mulyani (2007) hipotesis
Penelitian Sebelumnya adalah proporsi yang dirumuskan dengan maksud untuk
Dwi Putri Oktaviani (2016)melakukan diuji secara empiris. Berdasarkan perumusan masalah
penelitian dengan judul Determinan Voluntary dan kerangka konseptual,hipotesis dalam penelitian ini
Disclosure Level: Studi Empiris Pada Perusahaan adalah :
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa entrenchment
effect dan alignment effect berpengaruh negatif terhadap
voluntary disclosure level perusahaan, serta menunjukan
dewan komisaris independen berpengaruh positif
terhadap voluntary disclosure level perusahaan.
Sedangkan free cash flow tidak berpengaruh terhadap
voluntary disclosure level perusahaan.
Sanjaya (2010) melakukan penelitian dengan
judul efek entrenchment dan alignment pada manajemen
laba. hasil penelitian menunjukkan efek alignment
40 SRI MULYATI, RAUZATUL JANNAH Jurnal Akuntansi dan Keuangan

H1 = Entrenchmentberpengaruh terhadap voluntary Tabel 1 Kriteria Sampel


disclosure level pada perusahaan Otomotif di
Bursa Efek Indonesia. N Jumlah
Kriteria Pemilihan Sampel
Alignment berpengaruh voluntary disclosure level o Perusahaan
H2 = pada perusahaan Otomotif di Bursa Efek Indonesia.
Dewan Komisaris Independen berpengaruh Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di
terhadap voluntary disclosure level pada 1. Bursa Efek Indonesia periodepenelitiantahun 13
perusahaan Otomotif di Bursa Efek Indonesia. 2016.
H3 = Entrenchment, Alignment dan Dewan Komisaris Perusahaan tidak mempublikasikan laporan
2 1
Independen berpengaruh terhadap voluntary keuangan
disclosure level pada perusahaan Otomotif di Bursa Jumlah sampel 12
Efek Indonesia. Periode penelitian 4
Jumlah pengamatan 48
Sumber : Hasil penelitian, (2018)

Berdasarkan kriteria tersebut diatas maka


METODELOGI PENELITIAN jumlah sampel pada penelitian ini berjumlah 48
Objek dan Lokasi Penelitian perusahaan .
Dalam penelitian ini yang menjadi lokasi
penelitian adalah Perusahaan Otomotif yang terdaftar di Teknik Pengumpulan Data
Bursa Efek Indonesia (BEI). Variabel yang menjadi Menurut Kuncoro (2009:145), Data adalah
objek dalam penelitian ini yaituVoluntari Disclouse sekumpulan informasi yang diperlukan untuk
Level, Efek Entrenchment, Alignment dan Komisaris pengambilan keputusan. Dalam penelitian ini
Dewan Independen. menggunakan data sekunder yaitu data yang telah
dikumpulkan oleh lembaga pengumpulan data dan
Populasi dan Sampel dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data
Populasi (Kuncoro, 2009:148). Data sekunder dalam penelitian ini
Populasi merupakan keseluruhan obyek adalah data yang diperoleh dari www.idx.co.id selama
penelitian yang akan di teliti. Menurut Sugiyono (2007), tahun 2014-2016 untuk memperoleh data laporan
populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas keuangan yang dibutuhkan untuk penelitian.
obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan Teknik pengumpulan data yang digunakan
karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti dalampenelitianiniyaitu dengan menggunakan teknik
sesuai dengan kebutuhan dari penelitiannya. Populasi dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan cara
dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan Otomotif pengumpulan, pencatatan, dan pengkopian laporan-
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode laporankeuanganperusahaanOtomotifyangterdaftardiBur
tahun 2014 - 2017 dengan jumlah perusahaan adalah sa Efek Indonesia.
sebanyak 13 perusahaan.
Uji Asumsi Klasik
Metode analisis data yang digunakan adalah
Sampel model analisis regresi berganda dengan bantuan software
Sampel dalam penelitian ini berjumlah SPSS for windows versi 20.00. Penggunaan metode
sebanyak 12 sampel dengan tahun penelitian sebanyak 3 analisis regresi dalam pengujian hipotesis, terlebih
tahun.Pengambilan sampel dalam penelitian ini dahulu diuji apakah model tersebut memenuhi asumsi
dilakukan dengan menggunakan metode purposive klasik atau tidak. Pengujian meliputi uji normalitas, uji
sampling method.Menurut Sugiyono (2008:124) autokorelasi, uji multikolinearitas, dan uji
purposive samplingmethod yaitu “penentuan sampel atas heteroskesdastisitas.
dasar kesesuaian karakteristik dan kriteria tertentu”.
Adapun yang menjadi kriteria pemilihan sampel
Uji Normalitas
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Pengujian ini dimasudkan untuk mengetahui
1. Perusahaan dalam penelitian ini adalah perusahaan apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau
otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesiadari residual mempunyai distribusi normal. Menurut Ghozali
tahun 2014 – 2017. (2005:147) uji normalitas dapat dideteksi dengan dua
2. Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan cara yaitu: analisis grafik (Normal P-Plots dan
2014 – 2017. histogram) dan analisis statistik melalui uji Kolmogrov
Berdasarkan kriteria tersebut maka jumlah Smirnov (K-s).Adapun ketentuan yang digunakan pada
perusahaan yang sesuai kriteria di tampilkan pada tabel pengujian ini adalah sebagai berikut:
1berikut ini :
1. Normal P-Plots
41
Volume 7, Nomor 1, Februari 2019

2. Histogram masing-masing variabel.Jika nilai VIF (Variance


3. Uji Kolmogorov Smirnov (K-s) Inflation Factor) lebih rendah dari 10, maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas yang
Uji Autokorelasi serius antara variabel independen dalam model.Ghozali
Autokorelasi yaitu adanya hubungan antara (2006:97) menyebutkan bahwa hasil perhitungan nilai
kesalahan pengganggu yang muncul pada data runtut Variance Inflation Factor (VIF) dalam model regresi
waktu (time series).Dalam penaksiranmodel regresi masing-masing variabel tidak bernilai diatas 10 maka
linier mengandung asumsi bahwa tidak terdapat tidak mengandung adanya multikolinearitas.
autokorelasi antara kesalahan pengganggu. Pengujian
autokorelasi dapat dilakukan dengan menghitung Uji Heteroskesdastisitas
Durbin-Wetson (d), dengan membandingkan nilai d Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji
terhadap dl dan du. Setelah menghitung nilai statistik terjadinya perbedaan varian residual suatu periode
selanjutnya dibandingkan dengan dari tabel dengan pengamatan ke periode yang lain. Pengujian dilakukan
tingkat signifikan 5%. Pengambilan keputusan dapat dengan menggunakan grafik scatterplot dan uji Glejser.
didasarkan pada (Ghozali, 2001:60): Ghozali (2006: 125) mengungkapkan bahwa “uji
a. Bila nilai DW terletak di antara batas atas atau heteroskesdastisitas bertujuan untuk menguji apakah
upperbound (du) dan (4-du), maka koefisien terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu
korelasi autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak pengamatan ke pengamatan yang lain dalam model
ada autokorelasi. regresi”. Model regresi yang baik adalah jika variance
b. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah dari residual suatu pengamatan kepengamatan lain
atau lower bound (dl), maka koefisien autokorelasi berbeda (heteroskesdastisitas).
lebih besar daripada nol, berarti ada autokorelasi Metode yang digunakan untuk mendeteksi
positif. heteroskesdastisitas adalah menggunakan grafik plot
c. Bila nilai DW lebih besar daripada (4-dl), maka antara nilai terikat (ZPRED) dengan residunya
koefisien autokorelasi lebih kecil daripada nol, (SRESID). Deteksi ada tidaknya hetersokesdastisitas
berarti ada autokorelasi negatif. adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu yang
d. Bila nilai DW terletak diantara batas atas (du) dan teratur di dalam grafik scatterplot antara SRESIS dengan
batas bawah (dl) atau DW terletak antara (4-du) dan ZPRED di mana sumbu Y adalah Y yang telah
(4-dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan. diprediksi dan sumbu X adalah residunya.Jika ada pola
Menurut Ghozali (2005:95), pengambilan tertentu, maka mengindikasikan bahwa terjadi
keputusan autokorelasi ada 5 dapat dilihat pada tabel 2 heterokedastisitas.Begitu juga sebaliknya, jika tidak ada
berikut ini : pola tertentu, maka tidak terjadi heterokedastisitas. Hasil
grafik scatterplot ini akan ditunjang dengan uji glejser
Tabel 2 Pengambilan Keputusan Autokorelasi dengan melihat nilai signifikansinya.
Apabila nilai signifikansinya lebih besar dari tingkat
Hipotesis nol Keputusan Jika signifikansinya (0,05), maka mengindikasikan bahwa
tidak terjadi heterokedastisitas.
Ada autokorelassi positif Tolak Ho 0 < d < dl
Metode Analisis Data
Tidak ada autokorelasi No desicision dl ≤ d ≤ du Analisis data adalah kegiatan mengolah data
positif yang telah terkumpul kemudian dapat memberikan
interprestasi pada hasil-hasil tersebut. Kegiatan dalam
Ada autokorelasi negative Tolak Ho 4 – dl < d < analisis data meliputi: pengelompokan data tiap variabel
4 yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menguji
hipotesis yang diajukan.
Tidak ada autokorelasi No desicision 4 – du ≤ d Analisa dilakukan dengan menggunakan
metode regresi linier berganda yang menghubungkan
negative ≤ 4 – dl
satu variabel dependen dengan beberapa variabel
independen. Analisa ini bertujuan untuk melihat faktor-
Tidak ada autokorelasi Tolak Ho du < d < 4
faktor yang mempengaruhi cost of debt Perbankan di
positif atau negatif – du Bursa Efek Indonesia. Persamaan regresi berganda yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y = a+b1X1 + b2X2 +b3X3+e


Uji Multikolinearitas
Pengujian multikolinearitas digunakan fasilitas Dimana:
yang disediakan SPSS yaitu dengan melihat VIF dari
42 SRI MULYATI, RAUZATUL JANNAH Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Y = Voluntary Disclose Level Incorporeted. Pada tahun 1980 perseroan mengubah


a = Konstanta namanya menjadi PT Astra International Tbk. Ruang
b1,2,3 =Koefisien Regresi lingkup kegiatan perseroan adalah perdagangan
X1 =Entrenchment umum, perindustrian, jasa pertambangan,
X2 = Alignment pengangkutan, pertanian, pembangunan dan jasa
X3 = Dewan Komisaris Independen konsultasi, sedangkan ruang lingkup kegiatan utama
e = error anak perusahaan meliputi perakitan dan penyaluran
mobil, sepeda motor berikut.
Pengujian Hipotesis 2. PT Astra Otoparts Tbk (IDX: AUTO) didirikan
Pengujian hipotesis dilakukan apabila model tanggal 20 September 1991 dengan nama PT Federal
regresi terbebas dari penyimpangan asumsi klasik.Jika Adiwiraserasi. Perusahaan memulai kegiatan
model telah memenuhi pengujian asumsi klasik, maka komersialnya pada tahun 1991. Ruang lingkup
langkah selanjutnya adalah melakukan uji kegiatan Perusahaan terutama bergerak dalam
statistik.Pengujian statistik ini digunakan untuk perdagangan suku cadang kendaraan bermotor baik
menentukan menerima atau menolak hipotesis yang lokal maupun ekspor dan manufaktur dalam bidang
ditujukan. industri logam, plastik dan suku cadang kendaraan
1. Uji t (parsial) bermotor. Saat ini kegiatan pemasaran Perusahaan
Uji t dilakukan untuk melihat pengaruh variabel meliputi dalam dan luar negeri termasuk Asia, Timur
independen terhadap variabel dependen secara Tengah, Oceania, Amerika Selatan, Eropa dan Afrika,
parsial. Bila thitung >ttabel dengan tingkat signifikan dan memiliki divisi perdagangan yang beroperasi di
di bawah 5%, maka dapat disimpulkan bahwa Singapura dan anak perusahaan di Australia.
secara parsial variabel independen berpengaruh Perusahaan tergabung dalam kelompok usaha Astra
signifikan terhadap variabel dependen. Jika thitung Grup. Pabrik Perusahaan berlokasi di Jakarta dan
<ttabel dengan tingkat signifikan di atas 5%, maka Bogor dan kantor pusatnya beralamat di Jalan Raya
dapat disimpulkan bahwa variabel independen tidak Pegangsaan Dua Km. 2,2, Kelapa Gading, Jakarta.
berpengaruh terhadap variabel dependen. 3. PT Garuda Metalindo Tbk (IDX: BOLT) PT Garuda
2. Uji F (simultan) Metalindo Tbk (“Perusahaan”) didirikan di Republik
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Indonesia berdasarkan Akta Notaris dari Lenny
variabel independen secara bersama-sama terhadap Budiman, S.H., Notaris di Jakarta No. 28 tanggal 15
variabel dependen dengan melihat nilai signifikansi Maret 1982. Akta pendirian ini telah disahkan oleh
F. Bila fhitung >ftabel dengan tingkat signifikan di Menteri Kehakiman Republik.
bawah 5%, maka dapat disimpulkan bahwa secara 4. PT Indo Kordsa Tbk (IDX: BRAM) didirikan pada
parsial variabel independen berpengaruh signifikan tanggal 8 Juli 1981. Perseroan mulai beroperasi secara
terhadap variabel dependen. Jika fhitung <ftabel komersial pada tanggal 1 April 1987. Perseroan ini
dengan tingkat signifikan di atas 5%, maka dapat bergerak dalam bidang pembuatan dan pemasaran ban,
disimpulkan bahwa variabel independen tidak filament yam (serat-serat nylon, polyester, rayon),
berpengaruh terhadap variabel dependen. (Ghozali, benang nylon untuk ban dan bahan baku polyster.
2006:260). Induk utama dari perseroan adalah kordsa Global
Endustriyel Iplik Ve KordBesi Sanayi Ve Ticaret A.S.,
suatu perusahaan yang berdomisili di Turki. Perseroan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN yang berdomisili di Indonesia dengan kantor pusat dan
Hasil Penelitian pabrik peralokasi di Jl. Pahlawan, Desa Karang Asem
Pada hasil penelitian ini akan dibahas mengenai Timur, Citeureup , Bogor.
profilperusahaan,analisis pengaruh Efek Entrenchment, 5. PT Goodyear Indonesia Tbk (IDX: GDYR) didirikan
Aligment Dan Dewan Komisaris Independen Terhadap pada tanggal 26 Januari 1976 dengan nama NV The
Voluntary Disclosure Pada Perusahaan Otomotif Yang Goodyear Tire dan Rubber Company limited dan pada
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2017 tanggal 31 Oktober 1977 berubah nama menjadi PT
Goodyear Indonesia Tbk. Perusahaan mulai beroperasi
Profil Perusahaan Otomotif di Bursa EfekIndonesia pada tahun 1917. Perusahaan ini bergerakk dalam
pada Periode Penelitian 2014-2017 bidang industri ban untuk kendaraan bermotor dan
Perusahaan yang menjadi sampel pada pesawat terbang serta komponen lain yang terkait,
penelitian ini adalah 11 perusahaan Otomotif di Bursa penyaluran dana eskspor ban. Induk utama perusahaan
Efek Indonesia selama periode 2008-2012. Profil adalah The Goodyear Tire & Rubber Company,
perusahaan-perusahaan tersebut adalah sebagai berikut: sebuah perusahaan yang berdiri dan berkedudukan di
1. PT Astra International Tbk (IDX: ASII) didirikan pada Amerika Serikat.
tahun 1957 dengan nama PT Astra International
43
Volume 7, Nomor 1, Februari 2019

6. PT Gajah Tunggal Tbk (IDX : GJTL) PT. Gajah Dalam Negeri No. 6 Tahun 1968, yang diubah dengan
Tunggal Tbk (Perusahaan) didirikan berdasarkan akta Undang-undang No. 12 Tahun 1970, berdasarkan Akta
notaris No. 54 tanggal 24 Agustus 1951 dari Raden Notaris Lukman Kirana, S.H., No. 63. Akta pendirian
Meester Soewandi, SH, notaris publik di Jakarta. Akta disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia
pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. C2- 8932.HT.01.01-
Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. TH.88 tanggal 20 September 1988, serta diumumkan
J.A.5/69/23 tanggal 29 Mei 1952 serta diumumkan dalam Berita Negara No. 41, Tambahan No. 1877
dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 63 tanggal 22 Mei 1990. Anggaran Dasar Perusahaan
tanggal 5 Agustus 1952, Tambahan No. 884. telah mengalami beberapa kali perubahan, yang
Anggaran Dasar Perusahaan telah disesuaikan dengan terakhir melalui Akta Notaris Kumala Tjahjani
Undang-Undang No. 40 tahun 2007 mengenai Widodo, S.H., M.H., M.Kn., No. 48, tanggal 19
Perseroan Terbatas, dengan akta No. 13 tanggal 22 Desember 2011, mengenai penunjukan anggota dewan
Nopember 2007 dari Amrul Partomuan Pohan SH, komisaris baru dan peningkatan modal dasar
Lex Legibus Magister, notaris di Jakarta dan telah Perusahaan.
memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak 11. PT Nipress Tbk (Perusahaan) didirikan dalam
Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat rangka Undang-Undang Penanaman Modal Dalam
Keputusannya No. C-06556.HT.01.04-TH.2007 Negeri No. 6 tahun 1968 yang telah diubah dengan
tanggal 13 Desember 2007. Undang-Undang No. 12 tahun 1970 berdasarkan akta
7. Indomobil Sukses International Tbk (IDX: IMAS) No. 295 tanggal 24 April 1975 dari Ridwan Suselo,
Perusahaan dan anak perusahaan selanjutnya disebut S.H., notaris di Jakarta. Akta pendirian ini telah
“grup” didirikan dan menjalankan kegiatan usahanya disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia
di Indonesia. Ruang lingkup kegiatan grup bergerak dalam Surat Keputusannya No. Y.A.5/271/22 tanggal
dalam bidang perakitan dan distribusi kendaraan 19 Agustus 1975, serta diumumkan dalam Lembaran
bermotor roda empat, bisdang truk dengan merek Berita Negara Republik Indonesia No. 42 tanggal 25
‘suzuki’ ‘nissah’ ‘volvo’ ‘volkswagen’ ‘Ssangyong’ Mei 1976, Tambahan No. 394. Anggaran Dasar
‘AUDI’ ‘hino, dan lainnya beserta kendaraan bermotor Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan,
roda dua beserta suku cadangnya, perbengkelan, alat- terakhir dengan akta No. 548 tanggal 27 Juni 2014
alat berat, jasa keuangan, pembiayaan konsumen. dari Selly Suwignyo, S.H., M.Kn.,
8. PT Indospring Tbk (IDX: INDS) berkedudukan di 12. PT Selamat Sempurna Tbk (IDX: SMSM)
Gresik, didirikan pada tanggal 5 Mei 1978. didirikan di Indonesia pada tanggal 19 Januari 1976.
Perusahaan mulai berproduksi secara komersial pada Perusahaan memulai kegiatan operasi komersialnya
tahun 1979.Ruang lingkup dari aktivitas Perusahaan sejak tahun 1980. Ruang lingkup kegiatan Perusahaan
bergerak dalam bidang industri spare parts kendaraan terutama adalah bergerak dalam bidang industri alat-
bermotor khususnya pegas, yang berupa leaf spring alat perlengkapan (suku cadang) dari berbagai macam
(pegas daun) dan coil spring (pegas spiral) beralamat alatalat mesin pabrik dan kendaraan, dan yang
di Jalan Mayjend Sungkono nomor 10, Segoromadu, sejenisnya. Perusahaan berkedudukan di Jakarta,
Gresik 61123, Jawa Timur. dengan kantor pusat di Wisma ADR, Jalan Pluit Raya
9. PT Multi Prima Sejahtera Tbk (IDX : LPIN) PT Multi I No. 1, Jakarta Utara, sedangkan pabriknya berlokasi
Prima Sejahtera (“perusahaan”) p/h lippo enter prises di Jakarta dan Tangerang.
Tbk didirikan pada tanggal 7 januari 1982 berdasarkan
akta no.9 dari notaris Misahardi Wilamarta , S.H. Akta Pengujian Asumsi Klasik
pendirian tersebut telah disahkan oleh menteri Uji Normalitas
kehakiman dalam surat keputusan No. C2 Uji Normalitas bertujuan untuk menguji
302.H.01.01-TH.84 tanggal 14 januari 1984 dan di apakah dalam model regresi variabel dependen dan
umumkan dalam lembaran berita Negara No.82, variabel independen keduanya mempunyai distribusi
Tambahan No.2417 tanggal 13 oktober 1989. normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah
Anggaran dasar perusahaan telah mengal;ami memiliki distribusi normal atau mendekati normal.
beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No 137 Menurut Ghozali (2006:148) mengungkapkan bahwa
tanggal 27 juni 2001 dari notaris yang sama. ketentuan grafik normality probability plot jika data
Sehubungan dengan antara lain perubahan nama menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah
perusahaan menjadi PT. Multi Prima Sejahtera Tbk. garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi
10. PT. Multistrada Arah Sarana Tbk normalitas. Berdasarkan hasil uji normalitas dengan alat
(IDX:MASA)PT. Multistrada Arah Sarana Tbk bantu komputer yang menggunakan program SPSS
(“Perusahaan”) didirikan di Republik Indonesia pada 20.00, dapat terdilihat hasil seperti pada Gambar 2
tanggal 20 Juni 1988 dengan nama PT Oroban Perkasa berikut :
dalam rangka Undangundang Penanaman Modal
44 SRI MULYATI, RAUZATUL JANNAH Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Inflation Factor (VIF).Kedua ukuran ini menunjukkan


setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh
variabel lainnya.Dalam pengertian sederhana setiap
variabel bebas menjadi variabel terikat dan diregresi
terhadap variabel bebas lainnya. Tolerance mengukur
variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat
dijelaskan dalam variabel bebas lainnya. Jika nilai
tolerance>0,10 atau VIF<10 maka terjadi
multikolinieritas. Hasil pengujian multikolonieritas di
uraikan pada Tabel 4 berikut ini :
Gambar 2 grafik normality probability plot
Sumber : Data diolah (2019)
Tabel 4 Uji Multikoleniearitas
Berdasarkan gambar 2 grafik normal plot, Coefficientsa
menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai dalam Collinearity
penelitian ini karena pada grafik normal plot terlihat titik- Statistics
titik menyebar disekitar gari diagonal serta Toleran
penyebarannya mengikuti arah garis diagonal sehingga Model ce VIF
memenuhi asumsi normalitas. Pengujian normalitas data
juga dilakukan menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov 1 (Constant)
Test. Hasil pengujian normalitas dapat dilihat pada Tabel Efek Entracment ,801 1,248
3 berikut ini : Efek Aligment ,728 1,373
Tabel 3 Hasil Uji Normalitas
Peran Dewan Komisaris ,878 1,139
Analisis Statistik Melalui Uji Kolmogrov
Smirnov (K-S) a. Dependent Variable: Pengungkapan sukarela
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Sumber : Hasil Penelitian 2019 (data diolah)
Standardize
d Residual Hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan
N 48 tidak ada variabel independen yang memiliki nilai
Mean 0E-7 tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada
Normal Parametersa,b Std. kolerasi antara variabel independen. Hasil perhitungan
,96755889 nilai variance inflation factor (VIF) juga menunjukkan
Deviation
Absolute ,099 hal yang sama tidak ada satu variabel independen yang
Most Extreme Differences Positive ,064 memiliki VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan
Negative -,099 bahwa tidak ada multikolonieritas antara variabel
Kolmogorov-Smirnov Z ,684 independen dalam model regresi.
Asymp. Sig. (2-tailed) ,737
Uji Autokorelasi
a. Test distribution is Normal.
Uji Autokorelasi yaitu adanya hubungan antara
b. Calculated from data.
kesalahan pengganggu yang muncul pada data runtut
Sumber : Data Diolah (2019) waktu (time series). Dalam penaksiranmodel regresi
Menurut Ghozali (2006:149) mengungkapkan linier mengandung asumsi bahwa tidak terdapat
bahwa ketentuan uji Kolmogrov Smirnov (K-s)jika nilai autokorelasi antara kesalahan pengganggu. Pengujian
signifikan > 0,05 maka distribusi data normal. autokorelasi dapat dilakukan dengan menghitung
Berdasarkan hasil out put SPSS 20.0 dari Tabel 4.2 Durbin-Watson (d), dengan membandingkan nilai d
terlihat bahwa nilai Kolmogrov Smirnov (K-s) adalah terhadap dl dan du. Setelah menghitung nilai statistik
0,684 dengan Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,737 selanjutnya dibandingkan dengan dari tabel dengan
(>0.05) maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tingkat signifikan 5%. Hasil pengujian autokorelasi
dalam penelitian berdistribusi normal. dapat dilihat dari tabel berikut:
Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas adalah situasi adanya
korelasi variabel-variabel bebas diantara satu dengan
yang lain.Model regresi berganda harus terbebas dari
multikolinieritas untuk satu variabel dependennya.Untuk
mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas dalam model Tabel 5 Hasil Uji Autokorelasi
regresi dapat dilihat dari nilai Tolerance dan Variance
45
Volume 7, Nomor 1, Februari 2019

Model Summaryb
4.1 Hasil Regresi Linier Berganda
Std. Uji hipotesis adalah pengujian yang dilakukan
R Error of oleh peneliti untuk mendapatkan hasil akhir dari
Mo Squar Adjusted the Durbin- penelitian yang telah di utarakan sebelumnya.Analisis
del R e R Square Estimate Watson yang digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian
1 ,482 ini adalah analisis regresi linear sederhanayang bertujuan
a ,233 ,180 2,41590 2,190 untuk mengukur kekuatan hubungan dan menunjukkan
arah hubungan antara variabel independen terhadap
a. Predictors: (Constant), Komisaris Independen , variabel dependen.Dalam uji ini model regresi yang
Entrencment , Aligment digunakan adalah model regresi linier sederhana. Hasil
regresi dapat dilihat pada tabel 6 berikut :
b. Dependent Variable: Voluntary Disclosure
Sumber : Hasil penelitian, data di olah (2019) Tabel 6 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Berdasarkan tabel 5 nilai Durbin-Waston (DW) Coefficientsa
sebesar 2,190 nilai dl (batas luar) sebesar 1.406, dan nilai
du (batas dalam) sebesar 1.670 (lihat tabel Durbin- Model B t hitung t Tabel Sig.
Waston). Nilai Durbin-Waston < (4-du) yaitu (4-1.670=
2,330) atau 1,670 < 2,190 < 2,330, maka tidak ada 1 84,78
autokorelasi baik autokorelasi positif maupun (Constant) 13,414 ,000
1
autokorelasi negatif. Entrencment -,254 -2,492 ,017
1,680
Aligment -,729 -3,038 ,004
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji Komisaris
,478 2,103 ,041
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan Independen
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan a. Dependent Variable: Voluntary Disclosure
lain. Jika variance residual satu pengamatan ke Sumber : Hasil penelitian, data di olah (2019)
pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas
atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil Berdasarkan Tabel 6 dapatlah persamaan
sccatterplotpengujian heteroskedastisitas dengan regresi berganda sebagai berikut :
menggunakan metode grafik dapat dilihat dari Gambar 3 Y = 84,781 – 0,254X1 – 0,729 X2 + 0,478 X3 + e
sebagai berikut: Dari persamaan regresi linear berganda diatas
Gambar 3 Hasil Uji Heteroskedastisitas dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Konstanta sebesar 84,781. Hal ini mengindikasikan
bahwa voluntary disclosure mempunyai nilai
sebesar 84,781 apabila variabel independen
dianggap konstan (bernilai nol).
b. Nilai koefisien (b1) untuk variabel efek entracment
bernilai negatif sebesar -0,254, hal ini
menunjukkan bahwa setiap penurunan efek
entracment sebesar 1% maka akan meningkatkan
voluntary disclosure sebesar 2,54%. Begitu juga
sebaliknya terhadap peningkatan efekentracment
yang diterima sebesar 1 % maka akan menurunkan
voluntary disclosure sebesar 2,54%.
c. Nilai koefisien (b2) untuk variabel efek aligment
bernilai negatif sebesar 0,729, hal ini
menunjukkan bahwa setiap penurunan efek
Sumber : Hasil penelitian, data diolah (2019) aligment sebesar 1% maka akan menurunkan
voluntary disclosure sebesar 72,9 %. Begitu juga
Berdasarkan Gambar 3, maka dapat sebaliknya terhadap peningkatan efek aligment
menggambarkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas. yang diterima sebesar 1 % maka akan meningkat
Hal ini berdasarkan gambar grafik dimana titik-titik yang voluntary disclosure sebesar 72,9%.
ada dalam grafik tidak membentuk pola tertentu yang d. Nilai koefisien (b3) untuk variabel peran dewan
jelas dan titik-titik tersebut tersebar di atas angka 0 pada komisaris bernilai positif sebesar 0,478, hal ini
sumbu Y. menunjukkan bahwa setiap prningkatan peran
46 SRI MULYATI, RAUZATUL JANNAH Jurnal Akuntansi dan Keuangan

dewan komisaris sebesar 1% maka akan Variabel Aligment (X2) memperoleh thitung
meningkatkan voluntary disclosure sebesar 47,8 sebesar -3,038 dan t tabel sebesar 1.680 artinya t hitung> t
%. Begitu juga sebaliknya terhadap penurunan tabel atau (3,038 > 1,680) dengan tingkat signifikansi
peran dewan komisaris yang diterima sebesar 1 % lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,004. Dengan demikian dapat
maka akan menurunkan voluntary disclosure disimpulkan bahwa H2 diterima dan dapat diartikan
sebesar 47,8% bahwa secara parsial aligment berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap terhadap voluntary disclosure pada
Hasil Uji Parsial perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek
Uji t menunjukkan seberapa besar pengaruh Indonesia.
satu variabel independen secara individual dalam
menerangkan variabel dependen.Pengujian ini dilakukan Pengaruh Dewan Komisaris Independen Terhadap
dengan ketentuan jika thitung> t tabel pada α = 0.05 maka Voluntary Disclosure Pada Perusahaan Otomotif
hipotesis diterima atau dengan kata lain terdapat Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
pengaruh yang signifikan antara satu variabel Variabel dewan komisaris independen (X3)
independen terhadap variabel dependen. Adapun hasil memperoleh thitung sebesar 2,103 dan t tabel sebesar 1.680
penelitian dapat di lihat pada Tabel 7 berikut ini : artinya t hitung > t tabel atau (2,103 > 1,680) dengan
tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,041.
Tabel 7 Hasil Uji Parsial Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H 3 diterima
Coefficientsa dan dapat diartikan bahwa secara parsial dewan
komisaris independen berpengaruh positif dan signifikan
Model B t hitung t Tabel Sig. terhadap voluntary disclosure pada perusahaan Otomotif
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1 84,7
(Constant) 13,414 ,000 Hasil Uji Simultan
81
Uji ini dilakukan dengan menggunakan uji
- signifikan simultan yaitu uji F, untuk menunjukkan
Entrencment -2,492 ,017
,254 apakah variabel bebas (independen) secara bersama-
1,680
- sama mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat
Aligment -3,038 ,004 (dependen).
,729
Komisaris
,478 2,103 ,041 Tabel 8 Hasil Uji Simultan
Independen
ANOVAa
a. Dependent Variable: Voluntary Disclosure Model Sum of df Mean F Sig.
Sumber : Hasil penelitian, data di olah (2019) Squares Squar
Nilai t tabel diperoleh dari degree of freedom(df) e
untuk uji parsial 2 arah pada sampel 48df = N - k -1 25,95
yaitu 48 - 3-1 = 44 untuk hipotesis dengan nilai t pada Regression 77,857 3 4,447 ,008b
2
signifikansi5% atau 0,05 , maka nilai t tabel yang 1
Residual 256,809 44 5,837
diperoleh adalah sebesar 1,680. Total 334,667 47
a. Dependent Variable: Pengungkapan sukarela
Pengaruh Efek Entrecment Terhadap Voluntary b. Predictors: (Constant), Komisaris independen, Efek
Disclosure Pada Perusahaan Otomotif Yang Enteccment , Efek Alingment
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Sumber : Hasil penelitian, data diolah (2019)
Variabel efek entrecment (X1) memperoleh
Nilai Ftabel diperoleh dari degree of
thitung sebesar -2,492 dan t tabel sebesar 1.680 artinya t
freedom(df) untuk uji parsial 2 arah pada sampel 48, df
hitung > t tabel atau (2,492> 1,680) dengan tingkat
= N – k – 1 yaitu 48 – 3– 1 = 44 dengan df1 = 2 dan df2
signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,017. Dengan
= 44 untuk hipotesis dengan nilai F pada signifikansi5%
demikian dapat disimpulkan bahwa H1 diterima dan
atau 0,05 , maka nilai Ftabel yang diperoleh adalah
dapat diartikan bahwa secara parsial efek entrecment
sebesar 2,816. Sedangkan Fhitung sebesar 4,447 dengan
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap voluntary
nilai signifikan sebesar 0,008 pada taraf kepercayaan
disclosure pada perusahaan Otomotif yang terdaftar di
95%. Dengan demikian Fhitung > Ftabel yaitu 4,447>2,816
Bursa Efek Indonesia.
dan nilai signifikan sebesar 0,008< 0.05.Dari Hasil uji F
ini berarti menerima H4.Dengan demikian secara
Pengaruh Aligment Terhadap Voluntary Disclosure simultan efek entrecment, efek aligment dan dewan
Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di komisaris independen berpengaruh positif dan signifikan
Bursa Efek Indonesia.
47
Volume 7, Nomor 1, Februari 2019

terhadap voluntary disclouse pada perusahaan otomotif demikian dapat disimpulkan bahwa H3 diterima dan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. dapat diartikan bahwa secara parsial dewan komisaris
independen berpengaruh positif terhadap terhadap
PEMBAHASAN voluntary disclosure pada perusahaan Otomotif yang
Pengaruh Efek Entrecment Terhadap voluntary terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Artinya independen
disclosure Pada Perusahaan Otomotif Yang komisaris merupakan manajemen perusahaan yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia berfungsi mengatur dan mengelola jalannya operasional
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan.
efek entrecment berpengaruh negatif dan signifikan Hasil penelitian yang dilakukan oleh Oktaviani
terhadap voluntary disclosure. Hal ini ditunjukkan oleh (2016) menunjukkan bahwa dewan komisaris
hasil nilai t hitung > t tabel yakni 2,492 > 1.680 dan nilai independenberpengaruh positif terhadap voluntary
signifikan sebesar 0.017< 0.05.Dengan demikian dapat disclosure pada perusahaan Otomotif yang terdaftar di
disimpulkan bahwa H1 diterima dan dapat diartikan Bursa Efek Indonesia. Begitu juga dengan penelitian
bahwa secara parsial efek entrecment berpengaruh yang dilakukan oleh Fitriani (2014) yang menunjukkan
negatif terhadap voluntary disclosure pada perusahaan bahwa dewan komisari independen berpengaruh
Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Adanya terhadap voluntary disclosure.
pengaruh negatif menunjukkan bahwa, dengan adanyan
pemegang saham pengedali dalam perusahaan tidak
mampu meningkatkan jumlah pengungkapan sukarela PENUTUP
dalam perusahaan.Hal ini disebabkan karena pemegang Kesimpulan
saham pengendali cenderung melalukan tindakan Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan
expropiasi yang hanya menguntungkan pihaknya sendiri. maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Oktaviani 1. Secara parsial efek entrecment berpengaruh negatif
(2016) sejalan dengan hasil penelitian ini dimana hasil dan signifikan terhadap Voluntary Disclosure Pada
penelitian menunjukkan bahwa efek entrecment Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek
berpengaruh negatif terhadap voluntary disclosure pad Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan thitung> ttabel yaitu
perusahaan Mufaktur yang terdaftar di Bursa Efek -2,492 > 1,680. Dan tingkat sig < 0,05 yaitu 0,017.
Indonesia. Adanya pengaruh negatif menunjukkan bahwa,
Pengaruh Aligment Terhadap Voluntary Disclosure dengan adanyan pemegang saham pengedali dalam
Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa perusahaan tidak mampu meningkatkan jumlah
Efek Indonesia pengungkapan sukarela dalam perusahaan.
Variabel Aligment (X2) memperoleh thitung 2. Secara parsial Secara parsial efek alignment
sebesar -3,038 dan t tabel sebesar 1.680 artinya t hitung> t berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Voluntary
tabel atau (3,038 > 1,680) dengan tingkat signifikansi Disclosure Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar
lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,018. Dengan demikian dapat Di Bursa Efek Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan
disimpulkan bahwa H2 diterima dan dapat diartikan thitung> ttabelyaitu -3,038 > 1,680. Dan tingkat sig < 0,05
bahwa secara parsial aligment berpengaruh terhadap yaitu 0,004. Artinya perusahaan otomotif secara
terhadap voluntary disclosure pada perusahaan umum pemegang saham pengendali dikuasi oleh
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek investor asing sehingga punya kebebasan dalam
Indonesia.Artinya perusahaan otomotif secara umum rangka melakukan ekspropiasi.
pemegang saham pengendali dikuasi oleh investor asing 3. Secara parsial Secara parsial Dewan Komisaris
sehingga punya kebebasan dalam rangka melakukan Independen berpengaruh positif dan signifikan
ekspropiasi. terhadap Voluntary Disclosure Pada Perusahaan
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Oktaviani Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
(2016) sejalan dengan hasil penelitian ini dimana hasil Hal ini dibuktikan dengan thitung > ttabelyaitu 2,103 >
penelitian menunjukkan bahwa efek aligment 1,680. Dan tingkat sig < 0,05 yaitu 0,041. Artinya
berpengaruh negatif terhadap voluntary disclosure pad independen komisaris merupakan manajemen
perusahaan Mufaktur yang terdaftar di Bursa Efek perusahaan yang berfungsi mengatur dan mengelola
Indonesia. jalannya operasional perusahaan.
Pengaruh Dewan Komisaris Independen Terhadap 4. Secara simultan efek entrecment, efek alignment dan
Voluntary Disclosure Pada Perusahaan Otomotif Dewan Komisaris Independen berpengaruh positif dan
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. signifikan terhadap Voluntary Disclosure Pada
Variabel dewan komisaris independen (X3) Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek
memperoleh thitung sebesar 2,103 dan t tabel sebesar 1.680 Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan Fhitung > Ftabel
artinya t hitung> t tabel atau (2,103 > 1,680) dengan tingkat yaitu 4,447 > 2.816. Dan tingkat sig < 0,05 yaitu
signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,041. Dengan 0,008.
48 SRI MULYATI, RAUZATUL JANNAH Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Hanafi, Mahmud M dan Abdul Halim. (2007). Analisa


Saran Laporan Keuangan. Yogyakarta:UPP YKPN
Pada penelitian yang akan datang terdapat Halim, Abdul. (2003). Auditing :Dasar-Dasar Audit
beberapa hal yang perlu diperhatikan, diantara adalah LaporanKeuangan. EdisiKetiga.Yogyakarta :
sebagai berikut: UPP AMP YKPN
1. Bagi perusahaan khususnya perusahaan Otomotif Isna Ningsih et. Al., (2009).Pengaruh Good Corporate
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, untuk Governance , Voluntary Disclosure
meningkatkan kepercayaan pemegang saham Terhadap Biaya Hutang (Cost Of Debt) Pada
terhadap perusahaan. Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di
2. Bagi penelitian selanjutnya variabel independen Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Purwokerto:
yang digunakan harus lebih dikembangkan seperti Universitas Muhammadiyah.
manajemen laba, profitabilitas dan ukurran Ikatan Akuntansi Indonesia.(2001). Pedoman Standar
perusahaan. Pengembanagan ini perlu dilakukan Akuntansi Publik: Jakarta:
mengingat banyak variabel lain yang berperan SalembaEmpat.
dalam mempengaruhi voluntary disclosure. Jensen, M.C. dan W. H. Meckling. (2006) “Theory of
the Firm: Managerial Behaviour, Agency
KEPUSTAKAAN Cost and Capital Structure”, Journal of
Agustina (2015), Pengaruh corporate governance, Financial Economics
struktur kepemilikan perusahaan, dan Juniarti dan A. A. Sentosa. 2009. Pengaruh Good
ukuran perusahaan terhadap biaya utang Corporate Governance, Voluntary
Anthony dan Govindarajan (1995) Management Disclosure terhadap Biaya Utang (Cost of
Control System, Edisi 11, penerjemah: F.X. Debt). Jurnal Akuntansi Keuangan, Vol. 11,
Kurniawan Tjakrawala, dan Krista. Penerbit No.2, November, 88-100.
Salemba Empat, Buku 2, Jakarta. Keputusan Menteri BUMN Kep-117/M-MBU/2002
Arikunto, S (2002). Prosedur Penelitian, Suatu tentang penerapan praktik good corporate
Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka governance
Cipta. Kuncoro, M. (2009). Metode Riset Untuk Bisnis dan
Bhojraj, S., dan Sengupta, P. (2003).Effect of Ekonomi. Edisi ketiga. PT. Glora Aksara
Corporate Governance on Bond Ratings and Pratama. Erlangga
Yiels: The Role of Institutional Investors and La Porta, R., F. Lopez-De-Silanes, dan A. Shleifer.
Outside Directors. Journal of Business, 76 (3), (1999) Corporate Ownership Around the
455-475. World. The Journal of Finance, LIV (2): 471-
Brigham, Eugene F dan Joel F Houston.(2001). 516.
Manajemen Keuangan.Edisi.Delapan. Jakarta Lin, I.H., Ko, C.H., Chang, Y.P., Liu, T.L., Wang, P.W.,
Bursa, Efek Indonesia, (2015), Laporan Keuangan Lin, H.C., Huang, M.F., Yeh, Y.C., Chou, W.J.,
Auditan, Sumber : Http//.. www. Idx.co.id. & Yen, C.F. (2014). The Association between
Chan dan Hsu, Ai Chi (2013) Earnings Management, suicidality and internet addiction and
Corporate Governance, and Auditor’s activities in Taiwanese adolescents.
Opinions : a Financial Distress Prediction Comprehensive Psychiatry, 55, 504-510.
Model. Vol 7 No 3. Mulyadi, John Setiawan, (2001), Sistem Perencanaan
Chen, Y.M. dan Jian J.Y. (2006).The Impact of dan Pengendalian Manajemen : Salemba
Information Disclosure and Transparency Empat.
Rankings System (IDTRs) and Corporate Midiastuty, P., Machfoedz, M., (2003).Analisis
Governance Structure on Interest Cost of Hubungan Mekanisme
Debt.Working Paper, Taiwan: National Yunlin Corporate.Governance dan Indikasi
University of Science and Technology. Manajemen Laba. Simposium Nasional
Fan, J. P. & T. Wong (2002) Corporate ownership Akuntansi VI
structure and the informativeness of Nasution dan Doddy Setiawan, D (2007).“Pengaruh
accounting earnings in East Asia. Journal of Corporate Governance Terhadap
Accounting and Economics: 401-425. Manajemen Laba di Industri Perbankan”.
Ghozali, Imam (2005).AplikasiAnalisis Multivariate Simposium Nasioal Akuntansi X, Makasar.
dengan Program OECD Principles of Corporate Governance,. (2004).
SPSS..UniversitasDiponenogo. Semarang Organisation for Economic Co-Operation and
Godfrey, J., et al. (2010). Accounting Theory (7th ed.). Develovment,www.iasplus.com
New York: McGraw Hill
49
Volume 7, Nomor 1, Februari 2019

Piot, C., dan Piera, F.M. (2007). Corporate Governance,


Audit Quality, and The Cost of Debt Financing
of French Listed Companies

Rebecca, Yulissa. (2012). Pengaruh Corporate


Governance Index, Kepemilikan Keluarga,
Kepemilikan Institusional Terhadap Biaya
Ekuitas dan Biaya Hutang. Skripsi. Jakarta:
Universitas Indonesia.
Scott, William R. (2006). Financial AccountingTheory, 4th
Edition. Prentice Hall, NJ
Smith, C, and J. Warner (1979) On Financial
Contracting, An Analysis of Bond Covenants,
Journal of Financial Economics, 7, 117-161.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Bisnis, Cetakan
Kesebelas, Alfabeta, Bandung
Singgih dan Tjiptono, Fandy, (2008), Riset Pemasaran:
Konsep dan Aplikasi dengan SPSS, PT Elex
Media Komputindo, Jakarta.
Ujiyantho, Muh. Arief dan Bambang Agus Pramuka
(2007) Mekanisme Corporate Governance,
Manajemen Laba dan Kinerja
Keuangan.Jurnal Simposium Nasional
Akuntansi X. Makassar
Wijaya, R. E., 2009, Keberadaan Corporate
Governance dan Kondisi Financial
Distressed terhadap Voluntary
Disclosure,Jurnal keuangan dan perbankan,
Vol. 13, No. 3, September: 395-404
Widyaningdyah, Agnes Utari (2001) “Analisis Faktor –
Faktor yang Berpengaruh Terhadap
Earnings Management pada Perusahaan Go
Public di Indonesia”. Jurnal Akuntansi &
Keuangan Vol. 3, No. 2, November. Fakultas
Ekonomi Universitas Kristen Petra
Yunita, Nancy. (2012). Pengaruh Corporate
Governance Terhadap Voluntary Disclosure
dan Biaya Hutang. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Akuntansi
Yenibra (2014) Pengaruh Corporate Governance,
KualitasAudit Dan Voluntary
DisclosureTerhadap Biaya Utang(Studi
Empiris Pada Perusahaan Go Public Yang
TerdaftarDi Cgpi Tahun 2009-2012).
Zahra (2012), Good Corporate Governance dalam
Perusahaan, www. Isazahro.com
50 SRI MULYATI, RAUZATUL JANNAH Jurnal Akuntansi dan Keuangan

FDHGFJHGJKHLKJLIUUYTJYFDYEHTD

Anda mungkin juga menyukai