SKRIPSI
Oleh:
ANNISA SEPTIANA
NIM. 11113061
i
ii
iii
iv
MOTTO
َ َ ي ۡ َ ۡ َ ُ َ َ َ ۡ َ ۡ َ َٰ ُ َ ي ي َ ٓ َ ُ ۡ َ َ َ ي
َّتَِّ َٰ َِّفَّٱلسمَٰو و
ِ ٍ َّأ ة َ
ر خ َّص نَِّف
ِ ك ن َّإِنها َّإِنَّتك َّمِثقال َّحب ٖة َّمِن َّخرد ٖل َّفت َّ يب
ۡ ن َّأَقِم َّ ي َۡ َۡ َ
َّۡٱلصلَ َٰوَّةَ َّ َوأ ُمر ي َ ٌ َ ََ يُ ي ي
ََّ َّ َي َٰ ُب١٦َّ َّٞخبري َّ ِ َِّف َّٱۡل ۡ
ِ ِ ٱلل َّل ِطيفَّ َّ ٱلله َّإِن َّ َّت َّبِها
ِ ۡرض َّيأ ِ أو
ُ ۡ ۡ َ ۡ َ َ َ َۡ َ ُۡ َ َ ۡ ۡ ََ َ َٓ َ َ َ ي ۡ
َّ١٧ِور ُ
َّ لَعَّماَّأصابكََّۖإِنَّذَٰل ِكَّمِنَّعز ِمَّٱۡلم َٰ َّب َّ ِ َّب ِٱل َم ۡع ُر
َّ ِ وفَّ َّوٱن َّهَّع ِنَّٱلمنك َِّرَّ َّوٱص
16. (Luqman berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan)
seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya
Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus
lagi Maha Mengetahui. 17. Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia)
mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan
bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu
termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah) (Luqman: 16-17)
v
PERSEMBAHAN
1. Kedua orang tua (Darmanto dan Mariyanah) yang yang senantiasa memberikan
nasehat dan telah mendidikku dari kecil sampai menikmati kuliah di perguruan
tinggi, serta tidak lelah mendoakan tanpa henti untuk menjadi pribadi yang
bermanfaat untuk sesama. Dan kepada keluarga yang selalu mendukung studi
percaya diri saya dan mengerti akan keterlambatan saya dalam penyusunan
skripsi ini.
3. Tak lupa tentunya terimakasih kepada M. Nur Hidayat Rabbani Hasan yang telah
memotivasi dan memberikan arahan untuk segera menyelesaikan skripsi ini, dan
seangkatan dan tidak lupa adik-adik angkatanku yang telah mendoakan dan
memberi dukungan. Terima kasih karena sudah diizinkan dan diberi kesempatan
untuk menjadi bagian dari LPM DinamikA. Tidak lupa juga untuk kawan persma
lainnya.
5. Keluarga besar LDK Fathir ar-Rasyid yang telah memberikan kesempatan untuk
vi
6. Teman seperjuangan di kampus khususnya mahasiswa/i PAI Angkatan 2013.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah
ini meski masih jauh dari kata sempurna. Sholawat serta salam selalu tercurahkan
Penyusunan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari beberapa
pihak. Maka dari itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
selama kuliah.
6. Ayah, ibu, dan keluarga yang telah memberikan motivasi dan dukungan selama
masa studi.
7. Keluarga besar LPM DinamikA yang telah memberikan banyak ilmu dan
viii
9. Sahabat-sahabat ku yang selalu sabar mendampingi dan menyemangatiku.
10. Seluruh dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu
perguruan tinggi tentunya kelak akan menjadi salah satu referensi. Semoga dapat
ix
ABSTRAK
x
DAFTAR ISI
SAMPUL ................................................................................................................. i
MOTTO ..................................................................................................................v
PERSEMBAHAN ................................................................................................. vi
ABSTRAK ..............................................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN
D. Kegunaan Penelitian.....................................................................................7
E. Kajian Pustaka............................................................................................. 8
F. Metode Penelitian.......................................................................................11
G. Kerangka Teori...........................................................................................13
xi
BAB III FUNGSI PENDIDIKAN KARAKTER
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................82
B. Saran ...........................................................................................................83
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
mengakibatkan marak terjadi krisis moral dan krisis kejujuran di negeri ini.
Krisis moral contohnya gaya hidup hedonisme yang tanpa disadari banyak
Gaya hidup ini telah ada ratusan hingga ribuan tahun lamanya. Meskipun
hedonisme. Tetapi, gaya hidup ini tentunya dipengaruhi oleh individu yang
mengaplikasikannya.
akar kata hedone, artinya kesenangan (Napel, 2009: 158). Paham ini
1
mungkin menghindari perasaan-perasaan yang menyakitkan (Suseno, 1987:
meningkat.
Indonesia. Salah satu contoh, berdasarkan data yang dihimpun oleh Badan
Pusat Statistik, tercatat selama 5 tahun sejak 2007 hingga 2017 (Januari)
pada Januari 2017, telah tercatat sebanyak 2,1 juta unit terjual. Gaya hidup
sebanyak 43% dari 100 orang anak usia dibawah umur, sudah diperbolehkan
Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Tengah tahun 2016, lebih dari 12
sinetron di Indonesia tidak layak ditonton oleh kalangan pelajar. Efek dari
2
sinetron tersebut salah satunya adalah mempertontonkan gaya hidup mewah
kepada remaja usia pelajar, dan mempengaruhi mereka untuk mengikuti hal
solusi dalam pemenuhannya. Dalam sebuah artikel yang ditulis Ima Azizah,
adalah menjadikan anak didik sebagai hamba dan khalifah Allah yang
3
6. Gaya hidup, selalu berobsesi menjadi yang terdepan. Siap memasuki
orang tua. Maksud dari pendidikan yang dibutuhkan adalah sebuah wadah
penilaian metode dan parameter yang sangat sempit, yaitu aspek kognitif
Dalam hal ini penulis memilih sosok Munif Chatib, karena beliau
guru, dan orang tua dalam mengembangkan potensi anak. Bagi beliau
kecerdasan siswa. Untuk mewujudkan hal tersebut maka perlu peran guru
yang andal, punya dedikasi dan kompetensi mengajar yang baik. Guru
maupun kelompok siswa. Orang tua tak luput dari perhatian dalam mendidik
4
maka orang tua harus menghargai fitrahnya, memahami karakter sang anak
dimiliki.
pendidikan nasional (Chatib: 2012, 84) yaitu religius: sikap dan perilaku
sesuatu untuk menghasilkan cara baru dari sesuatu yang telah dimiliki,
derajat akan hak dan kewajiban dengan orang lain, rasa ingin tahu: upaya
komunikatif: senang bekerjasama dengan orang lain, cinta damai: sikap dan
tindakan yang membuat orang lain merasa senang dan aman, gemar
5
Melalui pemikirannya tersebut Munif Chatib dapat mengantarkan
beberapa sekolah di Indonesia mulai dari titik nol hingga menuju sekolah
yang ideal, salah satunya sekolah SMP Yayasan Islam Malik Ibrahim di
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Islam.
Islam.
6
D. Kegunaan Penelitian
1. Secara Teoritis
yang berkarakter.
konstruksi pemikiran.
pendidikan.
2. Secara Praktis
b. Bagi sekolah:
hedonisme di sekolah.
Kewarganegaraan.
7
E. Kajian Pustaka
beberapa karya ilmiah yang sudah ada. Selain itu kajian pustaka juga untuk
menemukan beberapa skripsi dengan kajian tokoh yang sama namun ada
Top Kids dalam Jurnal Kependidikan Vol. II No. 2 November 2014 dengan
sesuai dengan gaya belajar siswa, mengevaluasi hasil belajar siswa dan
8
membawa fitrah. Sedangkan menjadi orang tua adalah sebuah anugrah yang
Berpijak dari paradigma terhadap anak dan orang tua tersebut Chatib
tiga tahap yaitu: input, proses dan output. Pada tahap input, menggunakan
nanti gaya mengajar gurunya harus sama dengan gaya belajar peserta
Chatib”. Tesis ini membahas tentang lesson plan menurut Munif Chatib.
Lesson Plan adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang
9
akan diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas. Tanpa perencanaan yang
yang harus dimiliki guru dan calon guru, serta sebagai muara dari segala
paling menonjol.
paradigma Munif Chatib terhadap anak dan orang tua, kemudian penelitian
10
Munif Chatib. Sedangkan dalam skripsi ini penulis lebih memusatkan pada
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini yaitu studi tokoh,
2. Sumber Data
11
3. Teknik Pengumpulan Data
skripsi.
gagasan lain.
12
analisis sehingga terjadi hubungan bermakna di antara berbagai
komponen penelitian.
G. Kerangka Teori
1. Pendidikan Karakter
pendidikan karakter.
13
2) Pendidikan karakter adalah mengajar peserta didik tentang nilai-
adil, apresiatif, baik, murah hati, berani, bebas, setara, dan penuh
14
dalam menunjang keberhasilan pelaksanaan pendidikan karakter.
menciptakan keberhasilan.
15
11) Sekolah secara teratur menilai dan mengukur budaya dan iklim,
lingkungan).
16
telah memiliki sikap dan perilaku yang mencerminkan budaya
2. Hedonisme
a. Makna Hedonisme
netral, misal jika kita tidur (Bertens: 2013, 184). Tokoh lain yakni
17
Sedangkan menurut Jhon Stuart Mill (dalam Graham: 2015,
harta dari hasil akhir bukan proses untuk membuat hasil akhir.
tersebut.
18
2) Menjadi pengejar modernitas fisik. Orang tersebut
segera dipenuhi.
6) Berapa uang yang dimiliki akan habis dan atau tersisa sedikit
mewah, dsb.
H. Sistematika Penulisan
19
BAB I merupakan pendahuluan, berisi latar belakang masalah,
Chatib, adapun isinya meliputi biografi pribadi dan keluarga, latar belakang
dihasilkannya.
20
BAB II
hal yang sangat penting dilakukan. Sebab ide dan gagasan pemikiran tidak
pernah lepas dari konteks sosio historisitas pencetus ide. Sebuah gagasan
menjadi salah satu trainer Pengajar Muda Program Indonesia Mengajar dari
Anis Baswedan.
Malik Ibrahim (YIMI) Gresik ini pada dunia pendidikan berawal di SMA
masuk ke dunia lain,” kenang bapak yang senang menulis ini. Karena itulah
beliau tidak begitu tertarik pada dunia hukum meskipun profesi pengacara
21
Sebelum lulus dari pendidikan sarjananya, Munif Chatib pernah
Politik.
1999, bapak yang senang menulis puisi ini menyelesaikan studi Distance
peringkat ke-5 dan satu-satunya lulusan dari Indonesia. Selain itu pada
Sampai saat ini Munif Chatib telah menulis sepuluh buku dan telah
sisi marketing telah memperoleh predikat best seller. Disamping itu, buku-
buku tersebut mendapat apresiasi yang mendalam dari pakar dan tokoh
pendidikan.
1. Sekolahnya Manusia
Buku ini terbit pada April 2009 dan telah mengalami beberapa kali
cetak ulang sampai saat ini. Buku ini mengulas bagaimana membangun
22
sekolah yang pada hakikatnya adalah membangun keunggulan sumber
intellegences.
2. Gurunya Manusia
23
kemampuan peserta didik dalam arti yang luas, dan menjadi sosok yang
3. Orangtuanya Manusia
Buku ini mendapat sambutan luar biasa dari para orang tua di seluruh
anaknya. Buku ini mampu menjadi guide bagi orang tua untuk
memberikan stimulus dan lingkungan yang tepat sesuai bakat dan minat
setiap anak.
ini menjadi semacam kritik, dimana saat ini banyak sekolah yang
24
mau menerima siswa dengan patokan nilai tertinggi saja. Namun,
5. Kelasnya Manusia
tentang ruangan kelas yang seharusnya memilki daya dukung yang luar
biasa terhadap tumbuh kembang anak jika didesain dan dikelola dengan
dari sebuah perencanaan mengajar. Dalam hal ini, guru tidak harus
25
6. Romantika Guardian Angel Membangun Sekolahnya Manusia
berisi tentang ide-ide kreatif yang bisa dijadikan sumber ide bagi para
guru, juga tantangan dan hambatan dari berbagai sisi, serta strategi para
Buku ini terbit Juli 2015, yang merupakan novel pertama dari Munif,
pembaca tidak mudah bosan dalam membaca buku ini. Novel yang
Dalam buku ini juga selintas di ceritakan tentang seorang guru muda
26
sekolah yang hanya memikirkan keuntungan semata. Guru muda
anak tanpa terkecuali, apakah anaknya pinter, baik atau nakal bahkan
2016 ini disajikan dengan sederhana dan istimewa. Buku ini bergambar
dan sehingga mudah diserap otak, tidak butuh waktu lama membaca
Buku ini berisi lima sub bab yaitu: guru kehidupan, orang tuanya
manusia, usia emas, masa remaja, dan belajarnya manusia. Untuk yang
ke-21. Dibutuhkan kaki yang kuat untuk mendaki dan sebagai orang tua
rumah mereka memiliki ayah dan ibu. Saat orangtua dan guru sudah
hingga puncak. Orang tua dan guru harus menjadi figur yang benar-
27
memperhatikan proses belajar anak, agar kebiasaan yang dilakukan
yang menurut beliau bersumber dari kegelisahan hati orang tua yang
alternatif cara orang tua untuk menjaga buah hati mereka dari pengaruh
remaja, dan cinta hingga ajakan untuk para orang tua menikahkan putra-
data tentang menikah muda yang selama ini menjadi momok serta
dipertanyakan.
menikah muda, sudah ada beberapa buku lain yang bahkan membahas
yang lainnya, karya Munif ini ditulis dengan rangkaian kalimat yang
28
lebih mudah dicerna, gaya bahasa yang lebih menarik dan tentu saja
warna. Meskipun buku ini ditujukan untuk para orang tua, buku ini juga
Howard Gardner. Dijelaskan dalam buku ini bahwa MIR terdiri dari
didapatkan, baik oleh orang tua, guru, atau anak sendiri. Bagi guru,
29
kecerdasan yang dipunyai oleh setiap anak akan menunjukkan
dengan gaya belajar siswa tersebut. Jika keduanya sudah sesuai, tak
ada pelajaran yang terasa sulit oleh siswa, sebab disampaikan se suai
bahkan urutan alfabet. Ini tentu pembagian yang kurang tepat karena
2017, 13)
30
sebagainya. Sedangkan untuk anak yang memiliki jenis kecerdasan
4. Reformasi Sekolah
sistem dan kualitas sumber daya manusia. Banyak masalah yang terkait
output yaitu standar kelulusan siswa ditentukan oleh alat tes yang dibuat
pemerintah pusat, bukan dibuat oleh guru. Pada wilayah akhir yang salah
inilah, yang akhirnya menjadi orientasi pendidikan mulai dari wilayah yang
31
pertama yaitu input, dan diikuti oleh prosesnya. Jika sistem di ouput ini
diperbaiki, maka input dan prosesnya akan mengikuti. Betapa banyak guru
menjadikan anak didik kita seperti robot. Segalanya dirancang agar lulus tes
menjadi standar kelulusan siswa termasuk dalam kualitas soal yang paling
Artinya kalau siswa tidak tahu jawaban mana yang benar, maka mereka
tidak dapat menilai standar kelulusan dari sebuah materi atau bidang studi.
yang cerdas.
pelatihan dan pengembangan adalah hal yang terpenting dalam posting dana
hampir sama, yaitu posting dana yang cukup besar dan diprioritaskan untuk
32
pengembangan sumber daya manusianya. Jadi intinya memperbaiki sistem
mulai dari input, proses, output. Sistem tersebut harus diisi oleh sumber
apapun itu. Baginya teori ini sangat menghargai manusia sebagai ciptaan
33
Learning. Islamic Quantum Learning adalah strategi pembelajaran dengan
harus disajikan dalam bentuk praktis dan menarik. Character building ini
karakter. Isi materinya disusun dalam lesson plan yang penuh dengan
Dengan bidang studi Character building, karakter siswa yang nakal dapat
berkurang.
34
BAB III
surut kualitas pendidikan Indonesia dapat diwakili oleh hasil penelitian dua
106 negara).
Justru data ini harus jadi pemicu untuk bekerja lebih kreatif dan cerdas
35
yang tidak hanya fokus pada masalah kognitif namun aspek afektif dan
berbeda dengan apa yang ada dan dipelajari di kelas. Pelajaran di kelas
(sekolah), pendidik (guru) dan orang tua. Ketiga hal tersebut sangat
tercapai maka akan sulit dalam mencapai tujuan dari pendidikan karakter.
36
Agama bukan sebagai pelajaran bermuatan kognitif tapi lebih ke
awal siswa yang negatif menjadi positif (Chatib: 2011, 93). Cirinya
sehari-hari.
e. Terjadi active learning. Siswa belajar dengan aktif bukan pasif yang
37
guru. Hasilnya siswa tidak hanya mengetahui, namun juga tahu
kehidupan sehari-hari.
38
pernah membuat rencana pembelajaran terlebih dahulu pada saat
Munif ada beberapa poin sehingga seorang guru bisa dikatakan sebagai
gurunya manusia:
a. Pola pikir guru terhadap siswa bahwa setiap anak adalah juara. Tidak
39
memahami kemampuan dalam arti yang sempit yaitu kemampuan
siswanya.
40
benda mati karena mereka hidup dan punya kehidupan. Jadi, jangan
anak, oleh karena itu orang tua perlu mengetahui potensi yang dimiliki
anak, agar tidak salah dalam menentukan arah jalan hidup untuk
orang tua menggali analisa diri yang ada pada anak tersebut.
Oleh karena itu, wajib bagi orang tua untuk menghargai dan
Hakikatnya tidak ada anak yang bodoh karena setiap anak cerdas di
41
dan lingkungan memberikan stimulus yang tepat. Ketika seorang
berkembang.
d. Orang tua menjadi penyelam bagi dunia anak yang tak pernah
yang dilakukan baik oleh sekolah dan pemerintah untuk membantu siswa
dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa. Pendidikan karakter
42
memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan
atau kesenangan orang lain. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa
generasi muda. Budaya negatif ini telah mengikis nalar kritis generasi muda
dapat membawa perubahan ke arah yang lebih baik dan positif. Namun
negara.
Perilaku hedonisme tidak lain juga disebabkan dari faktor orang tua
43
mendidik anak bisa berakibat fatal. Jadi orang tua harus jeli dalam mendidik
pendidikan karakter. Faktor bacaan juga tak luput dari perhatian, karena
konsumtif, gaya hidup instan, hal-hal yang berbau pornografi ini juga
anak-anak usia SD berkisar 30-35 jam seminggu (sekitar 4,5 jam sehari).
Belum lagi, angka ini masih ditambah dengan sekitar 10 jam untuk bermain
video game. Sebuah angka yang terlalu besar untuk waktu hiburan yang
kurang sehat bagi anak. Padahal, batas maksimal yang diperbolehkan para
ahli, yaitu waktu anak menonton, adalah 2 jam per hari. Dari data tersebut
dapat diamati bahwa televisi telah mengambil porsi jam aktivitas anak yang
acara tidak bermakna, hiburan tidak mendidik, dan gaya hidup hedonis serta
konsumtif (Chatib: 2012, 90). Maka perlu penanaman sejak dini prinsip-
44
prinsip pendidikan karakter. Agar perilaku ini tidak menjadi budaya dan
nilai etika, akhlak sehingga dapat membedakan perbuatan yang baik dan
seorang anak akan tahu arah jalan yang harus ia tempuh. Karena pendidikan
45
untuk mengungkapkan pikiran-pikiran dalam bicara, membaca, dan
menulis.
yang diamati.
46
adalah strategi pembelajaran berupa rangkaian aktivitas belajar yang
dihadapi.
Dalam arti yang lebih luas Munif menyebut aspek afektif juga disebut
penting untuk membawa dua kemampuan yang lain, yaitu kognitif dan
berupa:
berubah.
47
1. Kecerdasan interpersonal
kemamuan orang lain (Chatib: 2012, 96). .Selain itu, orang dengan
dilakukan bersama.
48
melihat apa yang mereka sukai dan apa yang tidak mereka sukai, hal ini
semakin efektif.
tidak merugikan orang lain dan diri sendiri akan membentuk pribadi
berbeda dengan orang lain terhadap masalah yang sama. Sehingga orang
2. Kecerdasan intrapersonal
Seorang self smart adalah orang yang bisa memahami diri sendiri.
itu, orang dengan kecerdasan ini akan selalu mengintrospeksi diri dan
Kecerdasan ini biasanya dimiliki oleh para ahli bidang tertentu, filsuf,
trainer, atau motivator (Chatib: 2012, 89). Sebenarnya ini adalah jenis
49
maksimal. Kecerdasan ini sangat diperlukan untuk mengambil berbagai
yang timbul.
kelemahan diri sendiri, secara berkala suka memikirkan masa depan dan
50
hati, serta memiliki perasaan motivaai positif, yaitu antusiasme, gairah,
memahami potensi diri seseorang menjadi tahu apa yang terbaik untuk
hidup hedonisme.
3. Kecerdasan eksistensial
diri dalam hubungannya dengan suatu kosmos yang tak terbatas dan
seperti makna kehidupan, arti kematian, perjalanan akhir dari dunia fisik
lain atau perendaman diri secara total. Biasanya kecerdasan ini dimiliki
oleh para ahli spiritual (sufi), ruhaniawan (tokoh agama), atau filsuf
51
penting bagi kehidupan; berzikir, bermeditasi, berkonsentrasi
klasik dan modern; belajar sesuatu yang baru menjadi mudah ketika
diskusi dengan ahli agama dan ahli filsafat. Melatih kepekaan memaknai
hidup, memahami kematian, memahami nilai ibadah hal ini juga dapat
karakter apa yang ada pada dirinya dan lingkungan sekitar. Sebelum
positif.
52
D. Implementasi Pendidikan Karakter
sampah pada tempatnya, kebiasaan hidup bersih dan sehat menjadi hal
peserta didik.
peraturan yang ada di sekolah. Hal ini tidak hanya dilakukan oleh
peserta didik, tetapi pendidik juga harus memberikan teladan yang baik
53
f. Dalam setiap pembelajaran seorang guru tidak hanya memandang
kecerdasan dari segi kognitif saja, namun aspek psikomotrik dan afektif
bertanya pada siswa nilai-nilai karakter yang patut menjadi teladan atau
54
BAB IV
PENDIDIKAN ISLAM
tinggi atau hanya untuk mereka yang mempunyai bakat pada potensi
pandai secara kognitif. Hal ini terlihat dari bobot mata pelajaran yang
pengembangan karakter)
orientasi belajar para siswa menjadi semata-mata untuk meraih nilai tinggi.
Hal ini dapat mendorong para siswa untuk mengejar nilai dengan cara yang
para siswa tidak melihat bagaimana keterkaitan antara satu mata pelajaran
dengan yang lainnya, serta tidak relevan dalam kehidupan nyata. Akibatnya,
para siswa tidak mengerti manfaat dari materi yang dipelajarinya dalam
55
Dunia pendidikan telah melupakan tujuan utama pendidikan yaitu
Pada sisi yang lain era globalisasi juga membawa pengaruh dalam
ilmu teknologi dan komunikasi ini dapat merubah gaya hidup seseorang.
hidup dari luar terutama dari dunia barat, dan terjerumus ke dalamnya.
Pada umumnya gaya hidup yang mudah ditiru ialah yang bersifat
Nugraheini, 2003: 15) mengatakan bahwa gaya hidup hedonis adalah suatu
pola hidup yang aktivitasnya untuk mencari kesenangan hidup, seperti lebih
serta selalu ingin menjadi pusat perhatian. Unsur-unsur gaya hidup hedonis,
56
seperti pesta pora, kemabukan, pesta seks dan penyimpangan seksual,
hidup hedonis apa yang dilakukannya menjadi sesuatu yang wajar dan
normal. Hal itu justru di zaman sekarang perlu ditekankan dimana banyak
dan sementara ini tidak boleh dibiarkan tumbuh merajalela dalam kehidupan
moral atau karakter bagi generasi penerus. Oleh sebab itu, perlu diketahui
masyarakat.
2. Keadaan masyarakat yang kurang stabil, baik dari segi ekonomi, sosial,
politik.
57
Menurut Kotler (1993) (dalam Trimartati: 2014, 22) secara garis besar
dibedakan menjadi dua faktor yang berasal dari dalam diri individu
1. Faktor Internal adalah faktor yang muncul dari dalam diri individu yang
yang harus ditunjukkan adalah mewah, megah, dan suka menjadi pusat
58
seseorang membuat dia ikut dalam pergaulan gaya hidup
hedonisme.
hedonisme yang berasal dari faktor eksternal yaitu muncul dari luar diri
59
b. Keluarga, peran orang tua dalam keluarga sangat penting karena
hedonis dalam diri anggota keluarga. Hal ini dikarenakan pola asuh
60
d. Kelas sosial, di dalam masyarakat banyak ditemukan komunitas-
minat dan tingkah laku yang sama. Dalam kelas sosial yang
gaya hidup hedonis dari aspek-aspek gaya hidup yang digabungkan dengan
lebih senang mengisi waktu luang di tempat yang santai seperti cafe.
61
Setiap anak memiliki karakteristik tersendiri dalam menuangkan kegemaran
1. Kaum muda semakin merusak diri mereka dan orang lain, dan semakin
sebagai jawabannya.
2. Peran moral sebagai pendidik moral menjadi semakin vital pada saat
ketika jutaan anak hanya mendapatkan sedikit ajaran moral dari orang
tua mereka dan ketika pengaruh dari tempat-tempat yang menjadi pusat
nilai seperti rumah ibadah juga tidak hadir dalam hidup mereka.
62
melalui berbagai tindakan praktik dalam proses pembelajaran, yang tidak
dipahami secara lebih utuh dan menyuluruh. Oleh karena itu, pendidikan
baik sehingga ia menjadi terbiasa dan akan merasa bersalah kalau tidak
melakukkannya. Sebagai contoh, seorang anak yang terbiasa mandi dua kali
sehari, akan merasa tidak enak bila mandi hanya satu kali sehari. Dengan
seorang anak merasa bersalah bila tidak melakukan kebiasaan baik tersebut.
Yang perlu disadari mendidik kebiasaan baik saja tidak cukup. Oleh
karena itu anak perlu ditumbuhkan rasa atau keinginan berbuat baik melalui
karakternya.
63
ini diperkuat Thomas Lickona, pengarang Educating for Character (dalam
“Moral educating is not a new idea. It is, in fact, as old as education itself.
Down through history, in countries all over the world, education has had
two great goals: to help young people become smart and to help them
become good.” Good character is not formed automatically, it is developed
over time through a sustained process of teaching, example, learning, and
practice. It is developed through character education.
Semakin jelas, bahwa pendidikan karakter begitu penting bagi
karakter yang baik, jika proses pembelajaran itu hanya lebih ditekankan
Pendidikan Islam
akhlak. Dalam perspektif Islam, karakter atau akhlak mulia merupakan buah
yang dihasilkan dari proses penerapan syariah (ibadah dan muamalah) yang
bangunannya kuat.
kognitif, afektif, dan psikomotorik, maka baik sekolah, orang tua juga
64
(sekolahnya manusia), dari pendidik (gurunya manusia), dan keluarga
pendidikan Islam.
berkualitas dan siap menghadapi dunia masa depan yang penuh dengan
65
dan Rasulullah saw. yang pada akhirnya akan terwujud manusia yang
majemuk sebenarnya sudah ada dalam diri manusia sejak dahulu, karena
masing. Hal ini dalam Islam juga dijelaskan bahwa kita harus
sama maksudnya tidak ada anak yang bodoh. Hal ini senada dengan
Oleh karena itu, sekolahnya manusia menerapkan the best proses, bukan
66
the best input. The best proses merupakan sekolah yang menghargai
setiap potensi yang ada pada diri siswa. Sekolah yang membuka
Konsep pendidikan Islam dibangun atas dasar iman yang kokoh dan
adab yang agung. Bahkan konsep seseorang yang ingin mencari ilmu, ia
ujian nasional. Apabila perilaku seorang guru seperti itu, tidak heran jika
terlibat narkoba dan tidak kriminal lainnya. Oleh karena itu untuk
67
yang digagas oleh Munif. Pendidikan Islam juga tak luput menyoroti
ikhlas, yang mengajar dengan hati, guru yang akan berintropeksi apabila
ada siswa yang tidak memahami materi yang telah diajarkannya. Guru
bahwa profesi guru adalah profesi yang tidak boleh berhenti untuk
a. Setiap anak adalah juara. Kita tahu bahwa dalam proses pembuahan,
sel telur. Hanya satu sel sperma yang berhasil, sedangkan yang
lainnya harus rela kalah. Ketika pembuahan selesai, telur yang telah
guru harus bisa mengubah pola pikir bahwa setiap anak adalah
68
juara, sehingga paradigma positif akan mengantarkan anak
merupakan harta karun gurunya yang ada dalam diri siswa, yaitu
69
d. Penyelam (Chatib: 2012, 113). Discovering ability adalah aktivitas
guru untuk menjelajahi kemampuan siswa pada saat hasil tes siswa
dengan cara yang lain. Apabila discovering ability ini tidak berhasil,
sebagai hamba Allah dan ia mampu sebagai mahluk sosial dan mahluk
ََْ ُ ُ َ ۡ َ ا َ ۡ َ ۡ ُۡ ََ ََُ ۡ َ ي ي
َّ س ِه ۡم ََّي ۡتلواعل ۡي ِه َّۡم
ِ َّر ُسوٗلَّم ِۡنَّأنفِيَّإِذ ََّب َعثَّفِي ِهم
َّ للَّلَعَّٱلمؤ ِمن
َّ لق َّدَّمنَّٱ
70
َٰ َ َ َ َُۡ ْ ُ َ َ َ ۡ ۡ َ َ َٰ َ ۡ ُ ُ ُ َ ُ َ ۡ َ ُ َ َٰ َ َ
َّ َّبَّ َّوٱۡل ِكم َّةَِّإَونََّكنواَّمِنَّقبلَّل ِِفَّضل ٖل
َّ َّءايت ِ َّهِۦَّويزك ِي ِهمَّويعل ِمهمَّٱلكِت
َّ ََّّ١٦٤َّي ُّ
ٍ ِ مب
Artinya:Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang
yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang rasul
dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-
ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada
mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum
(kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan
yang nyata
Dari ayat diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Rasulullah selain
Nabi juga sebagai pendidik (guru). Oleh karena itu tugas utama guru
kehidupan.
Jadi tugas guru dalam Islam tidak hanya mengajar dalam kelas,
(baik) tersebut yang dibawanya sejak lahir. Dengan begitu apapun yang
fitrahnya tersebut. Oleh karena itu fitrah harus tetap dikembangkan dan
dilestarikan.
71
3. Orang tuannya manusia dalam pendidikan Islam.
setiap anak terdapat suatu dorongan dan daya untuk meniru. Dengan
orang tuanya. Oleh karena itu orang tua harus menjadi teladan bagi
Karena masa meniru ini secara tidak langsung turut membentuk karakter
anak.
cara orang tuanya manusia, seperti gagasan Munif Chatib. Setiap orang
perkembangan anak.
a. Tujuh tahun pertama, anak adalah raja yang usia antara 0-7 tahun
72
pemenuhan kebutuhan rasa ingin tahu dan tahap pengalaman belajar
Fase kedua, yaitu usia antara 7-14 tahun adalah anak disebut sebagai
penanaman karakter atau akhlak dan masa belajar. Pada masa inilah
anaknya yang sudah memasuki usia pra remaja. Jika dalam masa
73
bernegara. Sebagai wazir, remaja atau pemuda berada pada masa
tempat bergantung orang tua yang secara alami sudah berusia lanjut
masalah. Jika di dalam rumah ada anak yang berstatus wazir, tentu
kompleks yang terjadi. Dalam status wazir, anak bisa jadi selalu
dapat menentukan cara mendidik yang tepat. Sehingga orang tua dapat
Tahrim (66): 6 ;
ُ َ َ ۡ َ ُ ُ ۡ َ ا َُ ُ َ ي ۡ َ َ ۡ ُ َ ُ َ ْ ٓ ُ ْ ُ َ َ َ َ َٰٓ َ ُّ َ ي
َّ اسَّ َّوٱۡل ِجارَّة
َّ ِينَّءامنواَّقواَّأنفسكمَّوأهل ِيكمَّناراَّوقودهاَّٱنل َّ يأيهاَّٱَّل
َ ۡ َ َ ُ َ ۡ َ َ ۡ ُ َ َ َ ٓ َ َ ي َ ۡ ُ َ يٞ َ ٞ َ ٌ َ َٰٓ َ َ َ ۡ َ َ
َّ َّ٦ََّّمايُؤ َم ُرون ٱللَّمَّاَّأمرهمَّويفعلون
َّ َّعليهاملئِكةَّغَِلظَّشِدادَّٗلَّيعصون
74
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan
Seperti halnya ayat tersebut, bahwa orang tua mempunyai tanggung
anak yang berarakter, maka orang tua turut mengambil peran yang
utama. Agar anak dapat berkembang sesuai dengan harapan orang tua
sudah seharusnya mendidik dengan pola asuh yang baik. Pola asuh yang
baik adalah pola asuh yang tidak memaksakan kehendak orang tua,
Pendidikan Islam
80% ditentukan oleh kualitas karakternya, dan hanya 20% ditentukan oleh
1. Sekolah
sumber daya manusia. Namun, disadari atau tidak masih banyak sekolah
75
yang justru membunuh banyak potensi peserta didiknya. Oleh karena
antara lain:
intellegences.
76
Menghargai kecerdasan anak adalah hal yang wajib dalam
hakikatnya tidak ada anak yang bodoh hanya saja faktor kecerdasan
kejujuran di sekolah.
tinggi dan siap melakukan adopsi inovasi. Guru juga harus mendapatkan
Kualitas seorang guru dapat diukur dari segi moralitas, bijaksana, sabar
77
masalah sulit, tidak mudah frustasi, depresi atau stress secara positif,
tanggung jawab, dan rasa hormat terhadap diri dan orang lain bersama
yang tinggi, dan kegigihan sebagai basis karakter yang baik. Guru harus
nilai inti.
78
tolak etis atau moral, seperti sifat kejujuran, amanah, keteladanan,
ataupun sifat-sifat lain yang harus melekat pada diri pendidik. Pendidik
hari).
3. Orang tua
cerdas, pandai, dan beriman. Bagi orang Islam, beriman itu adalah yakin
tujuan itu, orang tualah yang mejadi pendidik utama dan bertanggung
Pola asuh yang baik adalah orang tua yang harus mengetahui fase-
sesuai dengan usianya. Adapun usia anak ada beberapa fase yaitu
a. Pada saat anak berusia 0-7 tahun anak harus diberi kesempatan
ini ada dua tahap penting yaitu tahap pemenuhan kebutuhan rasa
79
untuk membangun kebiasaan yang baik dibutuhkan peraturan dan
b. Selanjutnya pada saat anak berusia tujuh tahun kedua, orang tua
remaja. Pada fase ini adalah masa penanaman karakter atau akhlak
dan masa belajar. Pada masa inilah, saat terbaik untuk mengajarkan
sesuai dalam norma dan etika sehingga tidak terjadi perilaku yang
menyimpang.
arahan agar sesuai dengan syariat Islam. Hal ini dilakukan agar
80
sepenuhnya milik pribadi tetapi ada sebagian harta yang harus
hartanya untuk memenuhi nafsu dunianya. Oleh karena itu orang tua
81
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Munif adalah melalui proses pendidikan pada sekolah, guru, dan orang
kondisi terbaiknya. Jika hal itu terlaksana maka menjadikan anak yang
82
3. Relevansi pemikiran Munif Chatib dalam pendidikan Islam yaitu
mewujudkan hal tersebut sekolah, guru, dan orang tua harus bersinergi
multiple intellegnces.
B. Saran
83
2. Menerapkan pendekatan multiple intellegences dalam proses
pola pikir bahwa kecerdasan tidak hanya dinilai dari aspek kognitif
namun aspek afektif dan psikomotorik juga merupakan salah satu dari
tentang ilmu nilai dan etika termasuk di dalamnya tentang gaya hidup
mereka tidak kehilangan jati dirinya. Hal ini juga sebagai salah satu
84
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Rianto. 2004. Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum. Jakarta: Granit.
Arifin, Zaenal. 2013. Membangun Sekolahnya Manusia yang Berbasis Multiple
Intellegences. Jurnal Kependidikan. Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sunan Kalijaga (Suka Press).
Bagus. Lorens. 2000. Kamus Filsafat. Jakarta: Gramedia.
Bertens, K. 2013. Etika. Yogyakarta: PT Kanisius.
Chatib, Munif. 2011. Gurunya Manusia. Bandung: Kaifa PT Mizan Pustaka.
___________. 2012. Orangtuanya Manusia. Bandung: Kaifa PT Mizan Pustaka.
___________. 2011. Sekolahnya Manusia. Bandung: Kaifa PT Mizan Pustaka.
___________ dan Irma Nurul Fatimah. 2013. Kelasnya Manusia. Bandung: Kaifa
PT Mizan Pustaka.
Departemen Pendidikan Nasional. 2010. Pendidikan Karakter Teori dan Aplikasi.
Jakarta: Direktori Jenderal Manajemen Pendidikan dan Menengah
Kementrian Pendidikan Nasional.
Dhahara. Tahzidulum. 1985. Researh Theory, Metodologi Administrasi. Jakarta:
Bina Aksara
Graham, Gordon. 2015. Terj: Irfan M Zakkie. Teori-Teori Etika. Bandung: Nusa
Media
Instititut Agama Islam Negeri Salatiga. 2016. Pedoman Penulisan Skripsi dan
Tugas Akhir. Salatiga.
Khan, Yahya. 2010. Pendidikan Karakter Berbasis Potensi Diri: Mendongkrak
Kualitas Pendidikan. Yogyakarta: Pelangi Publishing.
Khasanah, Ni’matul. 2014. Manajemen Guru Model Guardian Angel Menurut
Munif Chatib. Jurnal Kependidikan. Vol. II. No. 2: 85-108.
Lickona, Thomas. 2014. Terj: Lita S. Pendidikan Karakter: Panduan Lengkap
Mendidik Siswa Menjadi Baik dan Pintar. Bandung: Nusa Media.
Muslich, Mansur. 2011. Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis
Multidimensional. Jakarta: Bumi Aksara
Napel, Henk Ten. 2009. Kamus Teologi. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Nugraheni, P.N.A. 2003. Perbedaan Kecenderungan Gaya Hidup Hedonis Pada
Remaja Ditinjau dari Lokasi Tempat Tinggal. Skripsi (tidak diterbitkan).
Surakarta : Fakultas Psikologi UMS.
Nurdin, Muhammad. 2004. Kiat Menjadi Guru Profesional. Yogyakarta:
Primashopie
Purnama, Sigit. 2016. Materi-Materi Pilihan dalam Parenting Education Menurut
Munif Chatib. Golden Age Jurnal Ilmiah Tumbuh Kembang Anak. Vol. I.
No. 1: 1-16.
Raharjo, W dan Silalahi Y.B. 2007. Perilaku Hedonis pada Pria Metroseksual
Serta Pendekatan dan Strategi yang Digunakan untuk Mempengaruhinya.
Jakarta: Universitas Gunadarma.
Rofiah, Nurul Hidayati. 2016. Menerapkan Multiple Intelligences Dalam
Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jurnal Dinamika Pendidikan Dasar. Vol.
VIII No. 1: 68-79.
Samani, Muchlas, dan Hariyanto. 2014. Konsep dan Model Pendidikan Karakter.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suseno, Franz Magnis. 1987. Etika Dasar: Masalah-Masalah Pokok Filsafat
Moral. Yogyakarta: Kanisius.
Taubah, Mufatihatut. 2015. Pendidikan Anak Dalam Keluarga Perspektif Islam.
Jurnal Pendidikan Agama Islam. Vol. III No. 1: 110-136.
Trimartati, Novita. 2014. Studi Kasus Tentang Gaya Hidup Hedonisme
Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Ahmad Dahlan.
Psikopedagogia. Vol. III No.1: 20-28.
Tuloli, Jasin dan Dian Ekawati Ismail. 2016. Pendidikan Karakter: Menjadikan
Manusia Berkarakter Unggul. Yogyakarta: UII Press
Wibowo, Agus. 2013. Pendidikan Karakter Usia Dini: Strategi Membangun
Karakter di Usia Emas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Yaumi, Muhammad. 2016. Pendidikan Karakter: Landasan, Pilar, dan
Implementasi. Jakarta: Prenadamedia.
Yaumi, Muhammad dan Nurdin Ibrahim. 2013. Pembelajaran Berbasis
Kecerdasan Jamak (Multiple Intellegences): Mengidentifikasi dan
Mengembangkan Multitalenta Anak. Jakarta: Kencana Prenadamedia
Group.
Zuchdi, Darmiyati. 2011. Pendidikan Karater: Dalam Perspektif Teori dan
Praktik. Yogyakarta: UNY Press.