Anda di halaman 1dari 29

SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH PADAT DOMESTIK DAN

OPERASI DAN PEMELIHARAAN BANGUNAN PENGELOLA AIR


LIMBAHNYA

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 7 : Sinar Hati Zega 5193250014


Ananda Arko Ujung 5193250020
Loy Hendri Sinamo 5193550029
Denny F Nasution 5193550035
Miranda Z Pohan 5193550039

DOSEN PENGAMPU :SITI ZULFA YUSNI S.T,M.Si

PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN/JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
Kata Pengantar

Puji syukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa makalah yang berjudul“Sistem


Pengolahan Air Limbah Padat Domestik dan Operasi dan Pemaliharaan Bangunan Pengelola
Air Limbahnya” dapat penulis selesaikan dengan baik. Dalam proses penulisan makalah ini,
penulis menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Namun demikian, berkat pertolongan
dari Tuhan Yang Maha Esa dan dorongan untuk menyelesaikan makalah ini sebagai
pemenuhan tugas mata kuliah bahasa Indonesia dengan dosenpengampu Ibu Siti
ZulfaYuznis.T.,M.Si. selaku dosen Teknik Lingkungan .

Makalah ini disusun berdasarkan buku-buku bacaan serta berbagai informasi yang
didapatkan penulis. Penulisan makalah ini juga tidak terlepas dari bantuan banyak pihak. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak. Adanya makalah ini
diharapkan berguna bagi penulis dan pembaca dalam menerima mteri dan menambah
wawasan.

Akhir kata, penulis mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini.
Maka dari itu, penulis menerima kritik dan saran demi perbaikan makalah ini, sehingga
makalah ini menjadi lebih baik serta memiliki daya guna dimasa mendatang.

Medan, September 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .... 2

DAFTAR ISI. .... 3

BAB 1 PENDAHULUAN 4

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 4


1.2 Tujuan ...................................................................................................... 4

BAB 2 PEMBAHASAN ............................................................................................ 5

2.1 Pengertian .................................................................................................... 5


2.2 Jenis Limbah .................................................................................................. 6
2.3 Jenis dan Macam Limbah padat ..................................................................... 7
2.4 Sifat-Sifat Limbah Padat ................................................................................ 8

2.5 Pemrosesan Limbah Padat ............................................................................. 10

2.6. Jenis Pengolahan Limbah Padat.................................................................... 13

2.7 Alternatif Sistem Pengolahan Limbah padat ................................................. 15

2.8 Cara Penanganan Limbah Padat .................................................................... 21

2.9 Pemeliharaan Bangunan Pengelola Limbah .................................................. 22

BAB 3 PENUTUP ..................................................................................................... 26

3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 26

3.2 saran ........................................................................................................ 26

DAFTAR PUSTAKA 27

3
4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keadaan lingkungan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat. Banyak


aspek kesehatan manusia dipengaruhi oleh lingkungan, dan banyak penyakit dapat dimulai,
didukung, ditopang atau dirangsang oleh factor-faktor lingkungan. Limbah adalah semua
benda yang berbentuk padat , cair, maupun gas, merupakan bahan buangan yang berasal dari
aktivitas manusia secara perorangan maupun hasil aktivitas kegiatan lainnya diantaranya
industri, rumah sakit, laboratorium, reactor nuklir dan lain-lain.

Menurut Willgooso (1979) air limbah adalah water carrying waste from homes,
bussines and industries that is mixture of water and dissolved or suspended solids. Menurut
USEPA 1977 wastewater is water carrying dissolved or suspended solids from homes, farm,
bussinesess and industries.

Ada beberapa jenis limbah diantaranya :

1. Limbah rumah tangga

2. Limbah industri

3. Limbah rumah sakit

4. Limbah nuklir

1.2 Tujuan

Melalui makalah ini diharapkan pembaca mengetahui tentang :

1. Pengertian air limbah, sumber, karakteristik dan parameter air limbah.

2. Mengetahui dampak pembuangan air limbah

3. Mengetahui bagaimana pengelolaan air limbah

BAB II

5
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Limbah padat merupakan hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur atau
bubur yang berasal dari suatu proses pengolahan. Limbah padat berasal dari kegiatan industri
dandomestik. Limbah domestik pada umumnya berbentuk limbah padat rumah tangga, limbah
pada

Berdasarkan sifat kimia terdapat dua jenis limbah padat, yaitu: kegiatan perdagangan,
perkantoran, peternakan, pertanian serta dari tempat-tempat umum. Jenis-jenis limbah padat,
kertas, kayu, kain, karet/kulit tiruan, plastik, metal, gelas/kaca, organic, bakteri, kulit telur dan
lain-lain.

Limbah padat adalah sisa aktifitas manusia yang bersifat padat terdiri atas zat organik dan zat
anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan
lingkungan dan melindungi investasi pembangunan. Limbah padat umumnya dalam bentuk
sisa makanan (limbah padat dapur), daun-daunan, ranting pohon, kertas/karton, plastik, kain
bekas, kaleng-kaleng, logam, drum, debu sisa penyapuan, dsb (SNI 19-2454-1991).

Limbah padat adalah sisa-sisa bahan yang mengalami perlakuan-perlakuan, baik karena telah
sudah diambil bagian utamanya, atau karena pengolahan, atau karena sudah tidak ada
menfaatnya yang ditinjau dari segi sosial ekonomi tidak ada harganya dan dari segi lingkungan
dapat menyebabkan pencemaran atau gangguan terhadap lingkungan hidup (Hadiwiyoto,
1983).

Sumber-sumber dari limbah padat sendiri meliputi seperti pabrik gula, pulp, kertas, rayon,
plywood , limbah nuklir, pengawetan buah, ikan atau daging. Secara garis besar limbah padat
terdiri dari :

• Limbah padat yang mudah terbakar.


• Limbah padat yang sukar terbakar.
• Limbah padat yang mudah membusuk.
• Limbah yang dapat di daur ulang.
• Limbah radioaktif.
• Bongkaran bangunan.

6
• Lumpur.

Jenis Limbah

Biasanya limbah dibuang ke lingkungan sehingga masalah yang timbul menyebar


dilingkungan yang luas. Berikut jenis- jenis limbah, yaitu:

• Limbah pemukiman

Limbah pemukiman berupa limbah padat seperti sampah rumah tangga atau limbah cair yang
semuanya mencemari lingkungan perairan.

Air yang tercermar menjadi sumber penyakit menular. Dalam membuang sampah rumah
tangga ada baiknya memerhatikan beberapa hal sebagai berikut:

1. Tempat sampah jangan sampai menjadi sarang tikus dan lalat.


2. Tempat sampah jangan sampai menimbulkan bau busuk yang mengganggu kesehatan.
• Limbah industri

Kegiatan industri selain untuk meningkatkan kesejahteraan manusia, juga menghasilkan


limbah sebagai pencemar lingkungan perairan, tanah, dan udara.

Limbah industri dapat berupa limbah cair, padat, atau gas yang umumnya termasuk kategori
limbah B3.

• Limbah pertanian

Limbah pertanian yang paling utama adalah pestisida dan pupuk.

Penggunaan pestisida yang berlebihan, mengkontaminasi sayuran atau buah-buahan hasil


pertanian yang menyebabkan keracunan pada konsumennya.

Pemakaian pupuk yang berlebihan akan merangsang pertumbuhan gulma, sehingga


menimbulkan eutrofikisai.

• Limbah pertambahan

Limbah pertambangan memerlukan proses lanjutan sebagai pengolahan hasil tambang


menjadi bahan yang diinginkan, seperti emas.

Proses penambangan emas memerlukan air raksa, sehingga menghasilkan limbah logam berat
cair yang menimbulkan penyakit.

• Limbah pariwisata

Sektor pariwisata juga menghasilkan limbah, salah satunya melalui sarana transportasi di laut
di mana ada tumpahan minyak.

7
Hal ini sebagai limbah kapal motor di kawasan wisata bahari.

Jenis dan Macam Limbah padat

Berdasarkan sifat kimia terdapat dua jenis limbah padat, yaitu:

• Limbah padat Organik, yang mengandung senyawa-senyawa organik dan tersusun oleh
unsur-unsur karbon,hidrogen, oksigen dan nitrogen. Bahan-bahan ini mudah
didegradasi oleh mikroba. Bahan-bahan yangtermasuk dalam jenis limbah padat ini,
antara lain daun-daunan, kayu, tulang, sisa makanan, sayuran,buah-buahan dan
sebagainya.
• Limbah padat Anorganik, yang terdiri atas kaleng, plastik, besi, dan logam-logam
lainnya seperti gelas, mikaatau bahan-bahan yang tidak tersusun oleh senyawa organik.
Limbah padat ini sulit didegradasi olehmikroorganisme di alam.

Berdasarkan sifat fisiknya, limbah padat digolongkan menjadi :

1. Limbah padat Basah (Garbage),


terdiri dari bahan-bahan organik yang mempunyai sifat mudah membusuk (sisamakanan,
buah atau sayuran). Sifat utama dari limbah padat basah ini banyak mengandung air dan
cepatmembusuk terutama pada daerah tropis seperti Indonesia.

2. Limbah padat Kering (Rubbish),


tersusun dari bahan organik maupun anorganik yang sifatnya lambat atau tidakmudah
membusuk. Limbah padat kering ini terdiri atas dua golongan:

• Metalic Rubbish, misalnya pipa besi tua, kaleng-kaleng bekas.


• Non Metalic Rubbish, misalnya kertas, kayu, sisa-sisa kain, kaca, mika, keramik, dan
batu-batuan.

8
3. Limbah padat Lembut,
terdiri dari partikel-partikel kecil, ringan dan mempunyai sifat mudah beterbangan, yang
dapat membahayakan dan mengganggu pernafasan serta mata.

1. Debu, berasal dari penyapuan lantai rumah atau gedung, debu pengrajin kayu, debu
pabrik kapur,pabrik semen, pabrik tenun, dan lain-lain.
2. Abu berasal dari sisa pembakaran kayu, abu rokok, abu sekam, limbah padat yang
terbakar, dan lain-lain.

4. Limbah padat Besar (Bulky Waste),


merupakan limbah padat yang berukuran besar, misal: bekas furnitur (kursi,meja), peralatan
rumah tangga (kulkas, TV), dan lain-lain.

5. Limbah padat Berbahaya dan Beracun, B3 (Hazardous Waste),


merupakan limbah padat yang berbahaya baik terhadapmanusia, hewan maupun tanaman,
yang terdiri dari:

• Limbah padat patogen, berupa limbah padat yang berasal dari rumah sakit dan klinik.
• Limbah padat beracun, berupa sisa-sisa pestisida, insektisida, kertas bekas
pembungkus bahan beracun,baterei bekas, dan lain-lain.
• Limbah padat radioaktif, berupa limbah padat bahan-bahan nuklir.
• Limbah padat ledakan, berupa petasan, mesiu dari limbah padat perang, dan
sebagainya.

Sifat-Sifat Limbah Padat

• Sifat Kimia Limbah Padat

Informasi mengenai komposisi kimia yang terkandung di dalam limbah limbap padat
domestik adalah penting untuk mengevaluasi proses alternatif dan pilihan pemulihan. Sebagai
contoh, kelayakan dalam pembakaran limbah padat/ limbah padat bergantung pada komposisi

9
kimia dari limbah padat tersebut. Jika limbah padat akan digunakan sebagai bahan bakar,
maka karakteristik penting yang harus diketahui adalah :

a. Analisis Proksimat (Proximate Analysis)


Analisis proksimat meliputi 4 uji, yaitu kehilangan kelembapan ketika dipanaskan pada suhu
105oC selama 1 jam, bahan volatile, senyawa karbon, dan abu (berat residu setelah
pembakaran).

b. Titik Pengabuan (Pushing Point of Ash)


Titik pengabuan adalah suhu dimana abu dihasilkan dari pembakaran limbah padat dengan
suhu 1100oC -1200oC.

c. Analisis Unsur (Ultimate Analysis of Solid Waste Components)


Analisis unsure dari komponen limbah padat mencakup determinasi persentasi dari C
(karbon), H (hidrogen), S (sulfur), O (oksigen), N (nitrogen), dan abu. Hasil analisis ini
digunakan untuk karakteristik komposisi bahan organik limbah.Hal ini penting untuk
menentukan nilai C/N berkaitan dengan dekomposisi biologis.

10
d. Kandungan Energi (Energy Content of Sokid Waste Components)
Kandungan energi komponen limbah (kJ/kg) dapat dideterminasi menggunakan boiler
system, laboratory bomb calorimeter, atau dengan menghitung komposisi elemen.
Kandungan energy oenting jika akan dilakukan proses pembakaran limbah.

e. Nutrien Esensial (Essential Nutrients and Other Elements).


Analisa ini penting jika kandungan organic limbah digunakan untuk konversi biolpgi seperti
kompos, produksi metana atau etanol.Nutrien utama yang paling penting adalah bentuk
nitrogen (nitrat, ammonium), fosfor dan potassium.

Sifat Biologis Limbah

Fraksi organik limbah (tidak termasuk karet dan kulit), dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

• Bahan yang larut terhadap air, seperti gula, pati, asam amino dan asam organik
• Hemiselulosa
• Selulosa
• Lemak, minyak dan lilin, seperti ester dari alcohol dan asam lemak rantai panjang.
• Lignin dan lignoselulosa
• Protein, seperti rantai asam amino

Pemrosesan Limbah Padat

• Pembuangan Akhir

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) merupakan tempat dimana limbah padat mencapai tahap
terakhir dalam pengelolaannya sejak mulai timbul di sumber, pengumpulan,
pemindahan/pengangkutan, pengolahan dan pembuangan. TPA merupakan tempat dimana
limbah padat diisolasi secara aman agar tidak menimbulkan gangguan terhadap lingkungan
sekitarnya. Karenanya diperlukan penyediaan fasilitas dan perlakuan yang benar agar
keamanan tersebut dapat dicapai dengan baik.

TPA yang dulu merupakan tempat pembuangan akhir, berdasarkan UU no 18 Tahun 2008
menjadi tempat pemrosesan akhir didefinisikan sebagai pemrosesan akhir limbah padat dalam
bentuk pengembalian limbah padat dan atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media

11
lingkungan secara aman. Selain itu di lokasi pemrosesan akhir tidak hanya ada proses
penimbunan limbah padat tetapi juga wajib terdapat 4 (empat) aktivitas utama penanganan
limbah padat di lokasi TPA, yaitu (Litbang PU, 2009):

• Pemilahan limbah padat


• Daur-ulang limbah padat non-hayati (an-organik)
• Pengomposan limbah padat hayati (organik)
• Pengurugkan/penimbunan limbah padat residu dari proses di atas di lokasipengurugkan
atau penimbunan (landfill)

Beberapa hal yang sangat diperhatikan dalam operasional sanitary landfill adalahadanya
pengendalian pencemaran yang mungkin timbul selama operasional dari landfillseperti adanya
pengendalian gas, pengolahan leachate dan tanah penutup yangberfungsi mencegah hidupnya
vector penyakit. Berdasarkan peletakkan limbah padat di dalam sanitary landfill, maka
klasifikasi dari landfilldapat dibedakan menjadi :

1. Mengisi Lembah atau cekungan.


Metode ini biasa digunakan untuk penimbunan limbah padat yang dilakukan
padadaerah lembah, seperti tebing, jurang, cekungan kering, dan bekas galian.Metode
ini dikenal dengan depression method.Teknik peletakan danpemadatan limbah padat
tergantung pada jenis material penutup yang tersedia,kondisi geologi dan hidrologi
lokasi, tipe fasilitas pengontrolan leachate dangas yang digunakan, dan sarana menuju
lokasi.

2. Mengupas Lahan secara bertahap


Pengupasan membentuk parit-parit tempat penimbunan limbah padat dikenalsebagai
metode trench.Metode ini digunakan pada area yang memiliki mukaair tanah yang
dalam.Area yang digunakan digali dan dilapisi dengan bahanyang biasanya terbuat
dari membran sintetis, tanah liat dengan permeabilitasyang rendah (low-permeability
clay), atau kombinasi keduanya, untukmembatasi pergerakan leachate dan gasnya.

12
3. Menimbun Limbah padat di atas lahan.
Untuk daerah yang datar, dengan muka air tanah tinggi, dilakukan dengancara
menimbun limbah padat di atas lahan. Cara ini dikenal sebagai metode area.Limbah
padat dibuang menyebar memanjang pada permukaan tanah, dan tiap lapisdalam
proses pengisian (biasanya per 1 hari), lapisan dipadatkan, dan ditutupdengan material
penutup setebal 15-30 cm. Luas area penyebaran bervariasitergantung pada volume
timbulan limbah padat dan luas lahan yang tersedia.

Klasifikasi Landfill Berdasarkan Metode Peletakkan Limbah padat

Beberapa penelitian dan perencanaan sanitary landfill melakukan berbagai upaya inovasi untuk
memperbaiki proses degradasi limbah padat di dalam landfill, antara lain:

• Landfill semi anaerobic, yang berfungsi untuk mempercepat proses degradasilimbah


padat dan mengurangi dampak negatif dari leachate dengan melakukan
prosesresirkulasi leachate ke dalam tumpukan limbah padat. Leachate dianggap
sebagai nutrisisebagai sumber makanan bagi mikoorganisme di dalam limbah padat.
• Landfill aerobic, dengan menambahkan oksigen ke dalam tumpukan limbah padat
disanitary landfill yang berfungsi mempercepat proses degradasi limbah padat
sehinggamendapatkan material stabil seperti kompos.
• Reusable landfill atau landfill mining and reclamation. Definisi dari proses ini
adalahsebuah sistem pengolahan limbah padat yang berkesinambungan dengan
menggunakanmetode Supply Ruang Penampungan Limbah padat. Proses ini sering

13
digunakan dalamrevitalisasi TPA, dimana material yang dapat digali dari TPA yang
lama akandimanfaatkan. Bekas galian TPA akan dirancang untuk menerima limbah
padat kembalidengan konsep sanitary landfill.

• Metode Pengurugkan

Metode pengurugkan limbah padat berdasarkan kondisi topografi, sumber materi penutup dan
kedalaman air tanah dibedakan metode trench dan area.

1. Metode trench atau ditch


Metode ini diterapkan ditanah yang datar.Dilakukan penggalian tanah secara
berkalauntuk membuat parit sedalam dua sampai 3 meter.Tanah disimpan
untuk dipakai sebagai bahan penutup.Limbah padat diletakan di di dalam
parit, disebarkan, dipadatkandan ditutup dengan tanah.

2. Metode Area
Untuk area yang datar dimana parit tidak bisa dibuat, limbah padat disimpan
langsung diatas tanah asli smapai ketinggian beberapa meter.Tanah penutup
bisa diambil dariluar TPA atau diambil dari bagian atas tanah.

3. Kombinasi kedua metode


Karena kedua cara ini sama dalam pengurugkannya, maka keduanya dapat
dikombinasikan agar pemanfaatan tanah dan bahan penutup yang baik
sertameningkatkan kinerja operasi.

14
Jenis Pengolahan Air Limbah

Tujuan utama pengolahan air limbah adalah untuk mengurangi BOD, partikel
tercampur, serta membunuh organisme patogen.

Selain itu, diperlukan juga tambahan pengolahan untuk menghilangkan bahan nutrisi,
komponen beracun, serta bahan yang tidak dapat didegradasikan.

Berikut jenis pengolahan air limbah, di antaranya:

• Pengolahan fisika

Proses pengolahan fisika antara lain pengolahan dengan menggunakan screen,


sieves, dan filter.

Pemisahan dengan memanfaatkan gaya gravitasi (sedimentasi atau oil). Serta flotasi adsorpsi,
dan sytripping.

Prinsip pertama adalah screening, sieving, dan filtrasi. Prinsip kedua adalah penggunaan gaya
gravitasi (sedimentasi, flotasi, dan sentrifugasi).

• Pengolahan kimia

Proses pengolahan kimia digunakan dalam instalasi air bersih dan IPAL.
Pengolahan secara kimia pada IPAL biasanya digunakan untuk netralisasi limbah asam
maupun basa.

Memperbaiki proses pemisahan lumpur, memisahkan padatan yang tak terlarut, mengurangi
konsentrasi minyak dan lemak, meningkatkan efisiensi instalasi flotasi dan filtrasi, serta
mengoksidasi warna dan racun.

Kelebihan proses pengolahan kimia antara lain dapat menangani hampir seluruh polutan
anorganik, tidak terpengaruh oleh polutan yang beracun atau toksik.

Serta tidak tergantung pada perubahan-perubahan konsentrasi. Namun, pengolahan kimia


dapat meningkatkan jumlah garam pada effluent dan meningkatkan jumlah lumpur.

• Pengolahan biologis

Proses biologis adalah proses-proses pengolahan air limbah yang memanfaatkan


aktifitas kehidupan mikroorganisme untuk memindahkan polutan.

Proses biokimia juga meliputi aktifitas alami dalam berbagai keadaan.

Dalam proses pengolahan air limbah secara biologi, diharapkan terjadi proses penguraian
secara alami untuk membersihkan air sebelum dibuang.

15
Secara umum, proses pengolahan secara biologi menjadikan pengolahan air limbah secara
modern lebih terstruktur.

Tergantung pada syarat air yang harus dijaga atau jenis air limbah yang harus dikelola.

Pengolahan air limbah secara biologi bertujuan untuk membersihkan zat-zat organik menjadi
bentuk-bentuk yang kurang berbahaya.

Misalnya, proses nitrifikasi oleh senyawa-senyawa nitrogen yang dioksida.

Alternatif Sistem Pengolahan Limbah padat

Melihat komposisi limbah padat di Indonesia yang sebagian besar adalah sisa-sisa makanan,
khususnyalimbah padat dapur, maka limbah padat jenis ini akan cepat membusuk, atau
terdegradasi oleh mikroorganisme yang berlimpah di alam ini. Pengomposan merupakan salah
satu teknik pengolahan limbah organik (hayati) yang mudahmembusuk.Kompos dapat disebut
berkualitas baik bila mempunyai karakteristiksebagai humus dan bebas dari bakteri patogen
serta tidak berbau yang tidak enak.Limbah padat yang telah membusuk di sebuah timbunan
limbah padat misalnya di landfill sebetulnya adalah kompos anaerob yang dapat dimanfaatkan
pada pasca operasi.Alasan utama utama kegagalan pengomposan selama iniadalah pemasaran.

Salah satu jenis pengolah limbah padat yang sering digunakan sebagai alternatif penanganan
limbah padat adalahinsinerator.Saat ini teknologi insinerator dengan penangkap panas (enersi)
dikenal sebagai waste-toenergy. Khusus untuk limbah padat kota, sebuah insinerator akan
dianggap layak bila selama pembakarannya tidak dibutuhkan subsidi enersi dari luar. Jadi
limbah padat tersebut harus terbakar dengan sendirinya.

• Insinerator

Teknologi insinerasi merupakan teknologi yang mengkonversi materi padat (dalam hal ini
limbah padat) menjadi materi gas (gas buang), serta materi padatan yang sulit terbakar, yaitu
abu (bottom ash) dandebu (fly ash). Panas yang dihasilkan dari proses insinerasi juga dapat
dimanfaatkan untukmengkonversi suatu materi menjadi materi lain dan energi, misalnya untuk
pembangkitan listrik dan airpanas. Insinerasi adalah metode pengolahan limbah padat dengan
cara membakar limbah padat pada suatutungku pembakaran. Di beberapa negara maju,
teknologi insinerasi sudah diterapkan dengan kapasitasbesar (skala kota). Teknologi insinerator
skala besar terus berkembang, khususnya dengan banyaknyapenolakan akan teknologi ini yang
dianggap bermasalah dalam sudut pencemaran udara. Salah satukelebihan yang dikembangkan

16
terus dalam teknologi terbaru dari insinerator ini adalah pemanfaatanenersi, sehingga nama
insinerator cenderung berubah seperti waste-to-energy, thermal converter.

Meskipun teknologi ini mampu melakukan reduksi volume limbah padat hingga 70%, namun
teknologi insinerasi membutuhkan biaya investasi, operasi, dan pemeliharaan yang cukup
tinggi.Fasilitaspembakaran limbah padat dianjurkan hanya digunakan untuk
memusnahkan/membakar limbah padat yang tidakbisa didaur ulang,ataupun tidak layak untuk
diurug. Alat ini harus dilengkapi dengan sistempengendalian dan kontrol untuk memenuhi
batas-batas emisi partikel dan gas-buangsehingga dipastikanasap yang keluar dari tempat
pembakaran limbah padat merupakan asap/gas yang sudah netral. Abu yangdihasilkan dari
proses pembakaran bisa digunakan untuk bahan bangunan, dibuat bahan campurankompos,
atau dibuang ke landfill.

Sedangkan residu dari limbah padat yang tidak bisa dibakar seperti sisalogam bisa didaur
ulang.Insinerasi merupakan proses pengolahan buangan dengan cara pembakaran pada
temperatur yangsangat tinggi (>800ºC) untuk mereduksi limbah padat yang tergolong mudah
terbakar (combustible), yangsudah tidak dapat didaurulang lagi. Sasaran insinerasi adalah
untuk mereduksi massa dan volumebuangan, membunuh bakteri dan virus dan meredukdi
materi kimia toksik, serta memudahkanpenanganan limbah selanjutnya. Insinerasi dapat
mengurangi volume buangan padat domestik sampai 85-95% dan pengurangan berat sampai
70-80 %.

Proses insinerasi berlangsung melalui 3 (tiga) tahap, yaitu:

• Mula-mula membuat air dalam limbah padat menjadi uap air, hasilnya limbah menjadi
kering yang akansiap terbakar.
• Selanjutnya terjadi proses pirolisis, yaitu pembakaran tidak sempurna, dimana
temperatur belumterlalu tinggi
• Fase berikutnya adalah pembakaran sempurna.

Agar terjadi proses yang optimal maka ada beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam
menjalankansuatu insinerator, antara lain:

• Aspek keterbakaran: menyangkut nilai kalor, kadar air, dan kadar abu dari buangan
padat,khususnya limbah padat.

17
• Aspek keamanan: menyangkut titik nyala, tekanan uap, deteksi logam berat, dan
operasionalinsinerator.
• Aspek pencegahan pencemaran udara: menyangkut penanganan debu terbang, gas
toksik, danuap metalik.

Terdapat 3 parameter utama dalam operasi insinerator yang harus diperhatikan, yaitu
(Temperature,Time dan Turbulence) :

• Temperature (Suhu): Berkaitan dengan pasokan oksigen (melalui udara). Udara yang
dipasok akan menaikkan temperatur karena proses oksidasi materi organik bersifat
eksotermis. Temperatur idealuntuk limbah padat kota tidak kurang dari 800o
• Time (waktu): Berkaitan dengan lamanya fasa gas yang harus terpapar dengan panas
yang telahditentukan. Biasanya sekitar 2 detik pada fase gas, sehingga terjadi
pembakaran sempurna.
• Turbulensi: Limbah harus kontak sempurna dengan oksigen. Insinerator besar diatur
dengan kisi-kisiatau tungku yang dapat bergerak, sedang insinerator kecil (modular)
tungkunya adalah statis.

Skema insinerator kapasitas besar untuk limbah padat kota umumnya terdiri atas bagian-bagian
sebagaiberikut

• Unit Penerima: perlu untuk menjaga kontinuitas suplai limbah padat.


• Sistem Feeding/Penyuplai: agar instalasi terus bekerja secara kontinu tanpa tenaga
manusia.
• Tungku pembakar: harus bisa mendorong dan membalik limbah padat.
• Suplai udara: agar tetap memasok udara sehingga sistem dapat terbakar. Pasokan udara
daribawah adalah suplai utama. Udara sekunder perlu untuk membakar bagian-bagian
gas yang tidaksempurna.
• Kebutuhan udara: tergantung dari jenis limbah
• Pembubuhan air: mendinginkan residu/abu dan gas yang akan keluar stack agar tidak
mencemarilingkungan.
• Unit pemisah: memisahkan abu dari bahan padat yang lain.
• APC (Air Pollution Control): terdapat beragam pencemaran yang akan muncul,
khususnya:
• Debu atau partikulat

18
• Air asam
• Gas yang belum sempurna terbakar: CO
• Gas-gas hasil pembakaran seperti CO2, NOx , SOx,
• Dioxin
• Panas

Setiap jenis pencemar, membutuhkan APC yang sesuai pula, sehingga bila seluruh jenis
pencemarini ingin dihilangkan, maka akan dibutuhkan serangkaian unit-unit APC yang sesuai.
Padainsinerator modular yang sering digunakan di kota-kota di Indonesia, dapat dikatakan
sarana inibelum dilengkapi unit APC, paling tidak untuk mengurangi partikel-partikel debu
yang keluar.

• Cerobong (stack): semakin tinggi akan semakin baik, terutama untuk daerah sekitarnya,
tetapi tidakberarti tidak mengotori udara. Dengan cerobong yang tinggi maka terjadi
pendinginan-pengenceran.
• Dinding insinerator harus tahan panas, dan tidak menyalurkan panas keluar.

Pembentukan Leachate

Limbah padat yang dibuang ke landfill mengalami beberapa perubahan fisik, kimia dan
biologis secara simultan yang diantaranya menghasilkan cairan yang disebut leachate.Leachate
bisa didefinisikan sebagai cairan yang telah melewati limbah padat yang telahmengekstrasi
material terlarut/tersuspensi dari limbah padat tersebut (Tchobanoglous,1993).Leachate
diproduksi ketika cairan melakukan kontak dengan limbah padat yangterutama berasal dari
buangan domestik, dimana hal tersebut tidak dapat dihindaripada lahan pembuangan akhir.

Leachate dihasilkan dari infiltrasi air hujan ke dalamtumpukan limbah padat di TPA dan dari
cairan yang terdapat di dalam limbah padat itu sendiri.Apabila tidak terkontrol, landfill yang
dipenuhi air leachate dapat mencemari air bawahtanah dan air permukaan.Pada umumnya
karakteristik leachate adalah : cairan berwarna coklat, mempunyaikandungan organik
(BOD,COD) tinggi, kandungan logam berat biasanya juga tinggidan berbau septik. Komposisi
zat kimia dari leachate berubah-ubah tergantung padabeberapa hal antara lain :

19
1. Karakteristik dan Komposisi limbah padat
Secara alami, fraksi organik limbah padat dipengaruhi oleh degradasi limbah padat
dalamlandfill dan juga kualitas leachate yang diproduksi. Hadirnya zat-zat beracun
bagibakteri akan memperlambat proses degradasi.

2. Jenis tanah penutup landfill


Porositas tanah penutup landfill akan mempengaruhi banyak tidaknya air hujanyang
masuk ke dalamnya yang nantinya juga akan mempengaruhi jumlah leachateyang
dihasilkan. Untuk itu diperlukan persyaratan khusus bagi tanah penutupharian
maupun tanah penutup akhir.

3. Musim
Pergantian musim akan memberikan dampak yang berbeda pada jumlah
produksileachate dan juga konsentrasinya. Pada musim penghujan jumlah leachate
yangdihasilkan umumnya akan lebih besar namun memiliki konsentrasi yang
lebihrendah dibandingkan pada saat musim kemarau karena air hujan yang masuk
kedalam landfill akan berperan sebagai pengencer.

4. pH dan kelembaban
Nilai pH akan mempengaruhi proses kimia yang merupakan basis dari transfer massa
dalam sistem leachate limbah padat.

5. Umur Timbunan (Usia landfill)


Usia landfill dapat tercermin dari variasi komposisi leachate dan jumlah polutanyang
terkandung. Umur landfill berpengaruh penentuan karakteristik leachate yang akan
diatur oleh tipe proses stabilisasi.

Berdasarkan karakteristik dari leachate, pengolahan sangat diperlukan sebelumleachate


dibuang ke badan air.Pengolahan terutama bertujuan untuk mengurangikandungan bahan
organik di dalam leachate, mengurangi kandungan nutrient sepertiNH4 dan kandungan logam
berat yang diperkirakan ikut larut didalam leachate.

20
Pengolahan leachate bisanya merupakan kombinasi baik pengolahan fisik, kimia dan biologis.
Pengolahan leachate merupakan salah satu dari penanganan effluen leachate yang dapat
dilakukan. Alternatif lainnya yang dapat dilakukan antara lain:

• Memanfaatkan sifat-sifat hidrolis dengan pengaturan air tanah sehingga aliran leachate
tidak menuju air tanah
• Mengisolasi lahan urug landfill sehingga air eksternal tidak masuk danleachatenya
tidak keluar
• Mencari lahan yang mempunyai tanah dasar dengan kemampuan yang baikuntuk
menetralisir cemaran
• Mengembalikan (resirkulasi) leachate ke arah timbunan limbah padat
• Mengalirkan leachate menuju pengolahan air buangan domestic
• Mengolah leachate dengan unit pengolahan sendiri.

Sistem Penyaluran Leachate dengan Pipa

Pengolahan leachate merupakan pengolahan kombinasi antara fisik-kimia dan


biologi.Pengolahan fisik bertujuan mengurangi zat padat baik tersuspensi maupun terlarut
didalam leachate.Pengolahan ini biasanya digabungkan dengan pengolahan kimia danbiologis.
Pengolahan secara kimiawi bertujuan mengurangi kandungan ion-ion di dalamleachate dan
proses koagulasi dan flokulasi untuk mengurangi kandungan zat padattersuspensi di dalam
leachate. Proses pengolahan biologis tertutama gabungan daripengolahan anerobik dan aerobik
bertujuan mengurangi kandungan bahan organic didalam leachate. Alternatif sistem
pengolahan yang dapat digunakan untuk mengolahleachate adalah sebagai berikut (Hermana,
2007):

1. Pengolahan dengan Proses Biologis

• Kombinasi Kolam Stabilisasi, untuk lokasi dengan ketersediaan lahan yang memadai,
dengan alternatif kombinasi sebagai berikut:
• Kolam Anaerobik, Fakultatif, Maturasi dan Biofilter (alternatif 1).
• Kolam Anaerobik, Fakultatif, Maturasi dan land treatment atau Wetland
(alternatif2).Kombinasi Proses Pengolahan AnaerobikAerobik, untuk lokasi dengan
ketersediaan lahan yang lebih terbatas, yaitu kombinasi antara Anaerobic Baffled
Reactor (ABR) dengan Aerated Lagoon (alternatif 3).

21
2. Pengolahan dengan Proses Fisika-Kimia
Pengolahan ini tepat digunakan apabila dikehendaki kualitas efluen leachate yang lebih baik
sehingga dapat digunakan untuk proses penyiraman atau pembersihan peralatan dalam lokasi
TPA atau dibuang ke badan air Kelas II (PP No. 82 Tahun 2001). Kombinasi sistem
pengolahan yang digunakan adalah sebagai berikut:

• Proses Koagulasi – Flokulasi, Sedimentasi, Kolam Anaerobik atau ABR (alternatif 4).
• Proses Koagulasi – Flokulasi, Sedimentasi I, Aerated Lagoon, Sedimentasi II
(alternatif 5).

Cara Penanganan Limbah Padat

Untuk kegiatan menimalisasi limbah padat berpedoman pada konsep pelaksanaan


pembangunan berkelanjutaan yang menghemat penggunaan sumber daya alam, serta
pembangunan yang member nilai tambah terhadap sumber daya alam. Menghemat sumber
daya alam dapat dilakukan melalui cara empat R yaitu replace, reduce, recycle dan reuse, untuk
lebih jelasnya dari masing-masing berikut ini.

a. Replace

Replace ialah usaha mengurangi pencemaran dengan menggunakan barang-barang yang ramah
lingkungan. Contohnya memanfaatkan daun dari pada plastic sebagai pembungkus, mengganti
penggunaan kantong plastic biasa dengan plastic biodegradable, plastic biodegradable
merupakan plastic ramah lingkungan.

b. Reduce

Reduce ialah usaha mengurangi pencemaran lingkungan dengan meminimalkan produksi


sampah. Contohnya membawa tas belanja sendiri yang besar dari pada banyak kantong plastik,
membeli kemasan isi ulang rinso, pelembut pakaian, minyak goring dan lain-lain dari pada
membeli botol setiap kali habis, membeli bahan-bahan makanan atau keperluan lain dalam
kemasan besar dari pada yang kecil-kecil.

Contoh kegiatan reduce sehari-hari lainnya :

22
• Memilih produk dengan kemasan yang dapat didaur ulang.
• Hindari memakai dan membeli produk yang menghasilkan sampah dalam jumlah besar.
• Menggunakan produk yang dapat diisi ulang ( refill ), misalnya alat tulis yang bisa diisi
ulang kembali ).
• Mengurangi penggunaan bahan sekali pakai.
• Menggunakan email ( surat elektronik ) untuk berkirim surat.

c. Recycle

Recycle merupakan usaha mengurangi pencemaran lingkungan dengan mendaur ulang sampah
melalui penanganan dan teknologi khusus. Proses daur ulang biasanya dilakukan oleh
pabrik/industri untuk dibuat menjadi produk lain yang dapat dimanfaatkan. Dalam hal ini
pemulung berjasa sekaligus mendapatkan keuntungan karena dengan memilah sampah yang
dapat didaur ulang dapat mendapat penghasilan. Misalnya plastik-plastik bekas bisa didaur
ulang menjadi ember, gantungan baju, pot tanaman dan lain-lain.

Contoh lainnya dari kegiatan recycle sehari-hari :

• Memilih produk dan kemasan yang dapat dilakukan pengolahan ulang dan mudah
terurai.
• Mengolah sampah kertas menjadi kertas atau karton kembali.
• Melakukan pengolahan sampah organik menjadi kompos.
• Lakukan pengolahan sampah organik menjadi barang yang bermanfaat dan bahkan
memiliki nilai jual.
• Mengolah sampah menjadi sumber bahan bakar.

d. Reuse

Reuse merupakan usaha mengurangi pencemaran lingkungan dengan cara menggunakan dan
memanfaatkan kembali barang-barang yang seharusnya sudah dibuang. Misalnya
memanfaatkan botol/kaleng bekas sebagai wadah, memanfaatkan kain perca menjadi keset,
memanfaatkan kemasan plastik menjadi kantong belanja/tas dan lain-lain.

Contoh kegiatan reuse sehari-hari :

23
1. Memilih wadah, kantong atau benda yang dapat digunakan beberapa kali atau berulang-
ulang. Misalnya menggunakan sapu tangan dari pada menggunakan tissue,
menggunakan tas belanja dari kain dari pada menggunakan kantong plastik.
2. Menggunakan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis kembali.
3. Menggunakan sisi kertas yang masih kosong untuk menulis.

Pemeliharaan bangunan pengelola Limbah

Instalasi pengolahan air limbah (IPAL) (wastewater treatment plant, WWTP), adalah sebuah
struktur yang dirancang untuk membuang limbah biologis dan kimiawi dari air sehingga
memungkinkan air tersebut untuk digunakan pada aktivitas yang lain. Fungsi dari IPAL
mencakup:

• Pengolahan air limbah pertanian, untuk membuang kotoran hewan, residu pestisida,
dan sebagainya dari lingkungan pertanian.
• Pengolahan air limbah perkotaan, untuk membuang limbah manusia dan limbah rumah
tangga lainnya.
• Pengolahan air limbah industri, untuk mengolah limbah cair dari aktivitas manufaktur
sebuah industri dan komersial, termasuk juga aktivitas pertambangan.

Meski demikian, dapat juga didesain sebuah fasilitas pengolahan tunggal yang mampu
melakukan beragam fungsi.[1] Beberapa metode seperti biodegradasi diketahui tidak mampu
menangani air limbah secara efektif, terutama yang mengandung bahan kimia berbahaya.

1. Pengoperasian Blower Udara

Unit IPAL ini dilengkapi dengan 2 (dua) buah blower udara tipe RB 532 dan RB 332 yang
dioperasikan bergantian secara terus menerus (kontinyu). Periode penggantian pengoperasian
blower dilakukan setiap hari sekali dengan menghidup matikan saklar di panel listrik.
Pengaturan aliran udara dapat dilakukan dengan membuka tutup kran yang ada di unit blower.
Pada Saat blower 1 dioperasikan, maka pipa outlet di blower 1 dibuka dan pipa outlet di blower
2 ditutup. Selama pengoperasian blower, perlu dilakukan pengecekan kebocoran perpipaan
udara. Pada saat blower beroperasi, maka kemungkinan akan masuk kotoran melalui pipa inlet
udara. Maka untuk lebih amannya disarankan setiap 6 bulan sekali dibongkar dan dibersihkan.

24
2. Pengoperasian Pompa Air Limbah di Bak Pengumpul

Bak pengumpul yang menggunakan pompa hanyalah bak pengumpul di belakang kantor.
Pompa yang digunakan adalah jenis pompa submersible otomatis. Pompa ini dalam keadaan
biasa harus tersambung arus listrik. Apabila air limbah dalam bak pengumpul sudah habis,
maka pompa secara otomatis akan mati. Demikian juga sebaliknya apabila bak pengumpul
terisi air limbah sampai level tertentu, maka pompa akan hidup kembali. Pompa di bak
pengumpul ini bekerja diperkirakan tidak lebih dari 4 jam dalam satu hari. Maka untuk
perawatannya dapat dilakukan satu tahun sekali dengan hanya mengganti seal.

3 Pengoperasian Pompa Air Limbah dan Pompa Sirkulasi

Unit IPAL dilengkapi dengan satu buah pompa air limbah yang ditempatkan di bak equalisasi
dan satu buah pompa sirkulasi (pompa submersible) yang dioperasikan secara terus menerus
(kontinyu). Pompa air limbah secara otomatis akan berjalan jika permukaan air limbah di dalam
bak ekualisasi cukup tinggi dan akan berhenti secara sendirinya jika permukaan air di dalam
bak ekualisasi turun sampai level minimum, sedangkan pompa sirkulasi dijalankan secara terus
menerus. Kedua pompa ini kecenderungannya akan beroperasi 24 jam secara terus menerus.
Untuk itu ada hal – hal yang perlu diperhatikan:

• Jangan sampai ada sampah atau padatan yang mengganggu kerja propeller pompa. Oleh
karena itu pengecekan pompa harus dilakukan 2 minggu sekali.
• Karena pompa bekerja secara terus menerus, maka keausan seal dan bearing akan
sangat mungkin terjadi dalam waktu singkat. Seal dan bearing yang rusak akan
menyebabkan spull pompa kemasukan air dan terjadi induksi listrik yang pada akhirnya
terbakar. Untuk itu harus dicegah sebelum seal dan bearing rusak harus dilakukan
penggantian. Penggantian seal dan bearing dilakukan setiap 3 bulan sekali. Pada saat
penggantian seal dan bearing harus dilapisi silikon pada setiap sambungan untuk
mencegah kebocoran.

4. Perawatan IPAL Unit IPAL ini tidak memerlukan perawatan yang khusus, tetapi ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain :

Hindari sampah padat ukuran besar (plastik, kain, batu, softex, dll) yang masuk ke
dalam bak pengumpul. Untuk itu pembersihan bak kontrol perpipaan air limbah harus

25
dilakukan setiap hari.
Diusahakan sedapat mungkin untuk mencegah masuknya sampah padat ke dalam
sistem IPAL.
Bak pemisah lemak, bak equalisasi harus dibersihkan secara rutin minimal satu hari
sekali atau segera jika terjadi gumpalan lemak maupun sampah padat gell atau serpihan
bedak.
Menghindari masuknya zat-zat kimia beracun yang dapat mengganggu pertumbuhan
mikroba yang ada di dalam biofilter misalnya logam berat, asam atau basa kuat,
alkohol, karbol dan minyak lemak yang berlebihan.
Perlu pengurasan lumpur di dalam bak ekualisasi dan bak pengendapan awal yang
tidak dapat terurai secara biologis secara periodik. Biasanya dilakukan minimal 6 bulan
sekali atau disesuaikan dengan kebutuhan. Lumpur dapat dikeringkan dan dibakar
dengan incinerator.
Perlu perawatan rutin terhadap pompa pengumpul, pompa air limbah, pompa
sirkulasi serta blower dengan perlakuan seperti yang telah dijelaskan diatas.
Perawatan rutin pompa dan blower udara dapat dilihat pada buku operasional dan
perawatan dari pabriknya.

26
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Air buangan/ air limbah adalah air yang tersisa dari kegiatan manusia, baik kegiatan rumah
tangga maupun kegiatan lain seperti industri, perhotelan, dan sebagainya. Sumber air limbah
yaitu air limbah rumah tangga, air limbah industri dan air limbah kotapraja. Karakteristik air
limbah ada 3 yaitu: karakteristik fisik, karakteristik kimia, karakteristik biologi. Parameter-
parameter yang digunakan dalam air limbah yaitu BOD, COD, DO, hardness, settleable solid,
Total Suspended Solid, Mixed Liquor Suspended Solid, Mixed Liquor Volatile Suspended
Solid. Dampak pengelolaan air limbah antara lain : gangguan kesehatan, penurunan kualitas
lingkungan, gangguan terhadap keindahan, gangguan terhadap kerusakan benda. Pengelolaan
air limbah pun dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu secara alamiah maupun dengan bantuan
peralatan. Dengan cara alamiah yaitu dengan kolam stabilisasi sedangkan dengan peralatan
biasanya dilakukan pada IPAL, yang prosesnya dapat dikelompokkan menjadi primary
treatment, secondary treatment,dan tertiary treatment.

27
3.2 Saran

1. Pembangunan instalasi pengolahan air limbah sudah mutlak dan harus dimiliki oleh setiap
industri atau badan pengolah yang ditunjuk agar setiap air limbah yang dibuang ke badan air
sudah masuk dalam baku mutu yang telah ditetapkan oleh pemrintah.
2.Keseriusan dari semua pihak sangat diperlukan agar limbah industri yang ada benar-benar
tidak mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia, kalau hal ini tidak kita mulai dari
sekarang maka akan sama-sama kita lihat bahaya apa yang akan muncul ke depan yang
menghadang kita.
3.Untuk mencegah penurunan kualitas hidrosfir yang disebabkan oleh air limbah diperlukan
pemilihan sistem pengolahan air limbah yang tepat agar tidak memberikan dampak yang
buruk bagi lingkungan khususnya pada kesehatan masyark

DAFTAR PUSTAKA

• G.H. Tchobanoglous, H. Theissen, S.A. Vigil: Integrated Solid Waste Management,


McGraw Hill, 1993
• SNI 19-2454-2002: Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Limbah Padat

28
• SNI S 04‐1993‐03: Standar Spesifikasi Timbulan Limbah padat untuk Kota Kecil dan
Kota Sedang di Indonesia
• https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http%3A%2F%2Fwww.kelair.bpp
t.go.id%2FPublikasi%2FBukuSOPIPALKinocare%2FBab4-
PengoperasianDanPerawatanIPALDanPeralatannya.pdf&ved=2ahUKEwiEuImJ9pDsAhWXbisK
HYJGArsQFjAAegQIAxAB&usg=AOvVaw2es2quH31NrppjuP3fDWaH&fbclid=IwAR1qwOI7ow
UwHGjYiOu5IBqpjZT3S316HhwgE__xBhuTj_zq5dZ-ouvDbGA

29

Anda mungkin juga menyukai