Bab Iv Tinjauan
Bab Iv Tinjauan
TINJAUAN
PELAKSANAAN PEKERJAAN
Bahan dan alat peralataan merupakan syarat utama dalam melaksanakan suatu
pekerjaan jalan. Mutu bahan /material, kelengkapan dan ketersediaan alat sangat
menentukan ketahanan dari konstruksi yang di hasilkan. Untuk bahan-bahan yang akan
digunakan dalam pelaksanaan konstruksi harus di tes atau di uji kualitasnya harus sesuai
dengan spesifikasi. Sementara peralatan yang digunakan dalam pekerjaan konstuksi
perlu diperiksa kondisi dan kesiapanya agar dalam operasi tidak mengalami gangguan
dan dapat merusak hasil kerja dan juga dapat mendatangkan kecelakaan.
a. Mutu (Quality)
Sistem pengendalian mutu bertujuan untuk menjaga kualitas bahan-bahan
yang akan digunakan dalam suatu pekerjaan agar sesuai dengan standar
spesifikasi yang ada.
c. Biaya (Cost)
Pengendalian biaya dapat dikelompokkan menjadi per area seperti biaya
dikantor pusat dan di lapangan/ biaya jenis pekerjaan seperti biaya teknik,
pembelian dan konstruksi.
b) Bila agregat akan dicarnpur dengan bahan aspal, rnaka agregat harus kering
dan dipanaskan terlebih dahulu dengan temperatur dalam rentang yang
disyaratkan untuk bahan aspal, tetapi tidak melampaui 10 °C di atas
temperatur bahan aspal.
Tabel 2.7Ketentuan Viskositas & Temperatur Aspal untuk Pencampuran & Pemadatan
4.5.2 Pemadatan
a). Segera setelah campuran beraspal dihampar dan diratakan, permukaan
tersebut harus diperiksadan setiap ketidaksempurnaan yang terjadi harus
diperbaiki. Temperatur campuran beraspal yang terhampar dalam keadaan
gembur harus dipantau dan penggilasan harus dimulai dalam rentang
viskositas aspal yang ditentukan.
b). Pemadatan campuran beraspal harus terdiri dari tiga operasi yang
terpisah berikut ini :
1. Pemadatan Awal
2. Pemadatan Antara
3. Pemadatan Akhir
Lapis resap pengikat adalah campuran aspal dan minyak tanah dengan
berikut ;
Aspal dan minyak tanah dimasukkan ke dalam aspal sprayer sesuai komposisinya
kemudian dipanaskan sampai dengan suhu yang ditentukan sehingga menjadi
campuran homogen yang siap untuk disemprotkan ke permukaan aggregat kelas
A.
Permukaan aggregat kelas A yang akan dilapisi atau di semprot di bersihkan
dahulu dari debu dan kotoran dengan menggunakan kompressor.
Sebelum dilaksanakan penyemprotan dilakukan trial ketebalan yang akan
digunakan sebagai pedoman selanjutnya sesuai dengan desain dengan cara
sebagai berikut :
Perbedaan berat dipakai untuk menentukan takaran kandungan apal tiap m2.
Setelah didapat ketebalan penyemprotan, dilakukan penyemprotan untuk seluruh
lahan yang telah siap.
Kebutuhan bahan :
Aspal sprayer
Air Compressor
Truck penarik
Fungsi dari agregat kasar dari campuran Lataston (HRS) adalah sebagai
pengembang volume dari mortar sehingga campuran menjadi lebih ekonomis.
Disamping itu penggunaan agregat kasar dapat meningkatkan ketahanan campuran
terhadap kelelahan, yang tentunya dapat meningkatkan stabilitas campuran.
4.Pelaksanaan Pekerjaan.
Aspal dipanaskan dalam ketel sampai mencapai suhu max. 1500c dan dipompa ke
dalam termos AMP.
Material aggregat kasar (batu pecah 2/3 dan ½) dan aggregat halus (pasir dan abu
batu) di tampung terpisah dalam cold bin atau hoper masing-masing yang
selanjutnya dibawa ke driyer dengan menggunakan conveyor untuk proses
Jumlah material yang dikeluarkan dari hoper atau cold bin ditentukan berdasarkan JMF
dengan melakukan kalibrasi dalam penyetelan bukaan hoper.
Setelah bahan dipanaskan dalam drayer dengan suhu 155 0C-1750C material dibawa
dengan hot elevator ke screen vibrator untuk dipisahkan berdasarkan besar
ukurannya yang kemudian ditampung atau dimasukkan ke dalam hot bin masing-
masing material sesuai takarannya.
Sebelum material dimasukkan ke dalam unit pencampuran, kebutuhan masing-
masing material di timbang dengan menggunakan timbangan AMP sesuai JMF.
Setelah masing-masing material ditimbang sesuai dengan JMF, material aggregat
tersebut dicampur dalam unit pencampur sampai campuran homogen.
Campuran aggregat yang telah homogen ditambahkan aspal yang telah ditimbang
terlebih dahulu yang kemudian diaduk atau dicampur sehingga didapatkan
campuran yang homogen dengan menggunakan unit pencampuran di AMP.
Aggregat dan aspal yang telah di campur secara homogen dituangkan dalam bentuk
untuk kemudian di bawa ke lokasi penghamparan dengan suhu 140℃
4.7.1 Pengangkutan
Pengangkutan dilakukan dengan menggunakan dump truck dari AMP ke Pelabuhan
lalu diangkut lagi dengan Kapal menuju ke Pulau Semau.
Selama pengangkutan, sebaiknya campuran ditutup dengan terpal untuk melindungi
dari pengaruh cuaca dan material lain. Pengangkutan setiap dump truk sebanyak
14.400 ton/ret untuk dump truk besar dan untuk dump truk kecil 8,800 ton/ret
campuran aspal dengan menempu jarak dari AMP ke lokasi pekerjaan menggunakan
dump truck ke Pelabuhan Penyebrangan Bolok ± 24 KM, kemudian dilanjutkan
dengan kapal fery menuju ke Pelabuhan penyebrangan Hansisi Pulau Semau ± 5
KM, dan dump truck kembali melanjutkan perjalanan ke lokasi penghamparan ± 7
KM, jadi jarak yang di tempuh dari AMP ke lokasi penghamparan Pulau Semau
adalah ± 26 KM, dan Waktu yang ditempuh dari AMP ke Pulau Semau lokasi
penghamparan ± 2 Jam karena terjadi pegantrian untuk naik ke Kapal fery sehingga
memakan waktu sebelum kapal fery melakukan penyebrangan menuju ke Pelabuhan
Hansisi Pulau Semau.
Jumlah dump truk yang digunakan dalam proses pengangkutan adalah 9 unit dump
truk besar dan 1 unit dump teuk kecil sehingga dalam 1 hari kerja jumlah campuran
aspal yang diangkut ke lokasi pekerjaan adalah 138.400 ton dengan suhu campuran
aspal dari tempat produksi adalah 170°C dengan suhu campuran ketika sampai
dilokasi 140°C. Pengecekan suhu dilakukan setiap dump truk tiba dilokasi.
4.7.2 Penghamparan
Setelah sampai di lokasi pelaksanaan, aspal yang diangkut dengan Dump Truck
dituang kedalam Bituminous Paver (Asphalt Finisher) yang telah disetel sepatunya
untuk kemiringan jalan 3%. Penghamparan dimulai dari seluruh badan jalan dengan
ketebalan 6 cm (ketebalan sebelum pemadatan). Selama proses penghamparan
berlangsung kontraktor harus memeriksa ketebalan material yang telah dihampar diatas
permukaan lahan tiap 7 – 10 m dengan menggunakan stick. Apabila selama
pelaksanaan, hasilnya cacat atau tidak memenuhi persyaratan maka pelaksanaan
tersebut harus dihentikan sementara untuk dilakukan pemeriksaan ulang pada persiapan
alat, bahan dan semua ditanggung oleh kontraktor.Dapat dilihat pada Gambar 4.4,
Sebagai berikut.
4.7.3. Pemadatan
Derajat kepadatan yang di capai campuran beraspal sangat bergantung pada
usaha pemadatan yang dilakukakn.Tahapan pemadatan campurana beraspal dengan tiga
operasi terpisah sebagai berikut;
=39.830 ton
4.7.4 Pengecekan Suhu Aspal Di lapangan
Pengecekan suhu dilakukan beberapah tahap yaitu:
1. Pada saat proses pengangkutan aspal dari AMP dengan suhu produksi 170℃
dengan suhu campuran ketika sampai dilokasi 140℃. Pengecekan dilakukan
setiap dump truk tiba dilokasi.
2. Pada saat proses pemadatan pertama HRS-WC dilakukan pengecekan dengan
suhu pemadatan pertama berkisar antara 125℃ − 140°C.
3. Setelah pemadatan pertama selesai dilakukan pemadatan antara dengan suhu
berkisarantara110°C−125°C.
As jalan
STA 0+000
STA 0+150
Sisi kiri
begitu seterusnya 50 m 50 m
50 m
Gambar 4.9 Lokasi Pengujian Core Drill
Tabel 4.1, Hasil Pengujian benda uji inti lapis beraspal (Core Drill)