Anda di halaman 1dari 6

TUGAS INDIVIDU

ARTIKEL TENTANG PEMERKOSAAN

KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA I

DOSEN PENGAMPU : RIAS PRATIWI SAFITRI.,M.Psi.,Psikolog

DISUSUN OLEH

SERLIN SUSMILA CAHYANI (043STYC20)

SEMESTER 4

TINGKAT 2

A1

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM


MATARAM PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN JENJANG S1
MATARAM
2021/2022

ARTIKEL PEMERKOSAAN
Pemerkosaan Tiga Mahasiswi di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Viral di
Kalangan Mahasiswa

20 Januari 2022   18:05 Diperbarui: 20 Januari 2022   18:05

Oleh Arya Eka Pratama Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Magelang

Adanya kasus kekerasan seksual yang diduga dilakukan oleh seorang aktivis mahasiswa di
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menjadi sorotan publik."Pemerkosaan oleh
salah satu aktivis gerakan terbesar di kampus dan demisioner BEM Fakultas dan Universitas,"
tulis akun tersebut tentang kasus pemerkosaan. Penjelasannya itu terjadi pada bulan September
lalu dengan inisial pelaku adalah MKA atau OCD. Saat itu korban dibawa ke tempat kos pelaku
dan disetubuhi. Usut punya usut, korban kekerasan seksual yang diduga dilakukan pelaku lebih
dari satu orang. Sebab, sudah ada tiga orang yang melapor. Tanggapan pihak kampus Wakil
Rektor UMY Bidang Kemahasiswaan, Alumni & AIK Faris Al-Fadhat mengatakan, pihak
kampus akan melakukan investigasi untuk merespons kasus yang mencoreng nama baik
instusinya tersebut. “Mengenai dugaan kekerasan seksual yang melibatkan mahasiswa, pihak
kampus terus melakukan investigasi, hingga tuntas,” (Dikutip dari Harian Jogja beberapa bulan
lalu). 

Faris menyatakan UMY memiliki komitmen untuk tidak memberikan toleransi terhadap
pelaku pelanggaran disiplin, apalagi menyangkut kriminalitas. Saat ini kasus tersebut sedang
diselidiki oleh Komite Disiplin dan Etika Mahasiswa. “Dalam prosesnya jika terbukti ada
pelanggaran disiplin dan indikasi kriminalitas, maka UMY memutuskan dengan adil sesuai
prosedur hukum yang berlaku,” katanya. Setelah dilakukan investigasi, pada 6 Januari lalu
akhirnya pihak kampus telah menjatuhkan sanksi pemberhentian secara tidak hormat kepada
mahasiswa berinisial MKA karena terbukti dan mengakui melakukan tindakan asusila terhadap
tiga mahasiswi kampus tersebut. (BISNIS.COM)

Menurut saya, dari kasus pemerkosaan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,


pemerintah harusnya lebih menekankan lagi tentang undang-undang pencabulan  di negara ini
agar tidak terjadi lagi pemerkosaan seperti di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Sejumlah
data menunjukkan banyak kasus kekerasan seksual yang terjadi di kampus tetapi tidak terkuak.
Sekarang ini terjadi situasi darurat selain pandemi covid-19 ada juga kekerasan seksual.
Kekerasan seksual di kampus sering terjadi tetapi tidak terungkap karena korban takut melapor
karena banyaknya relasi di pelaku dan tidak adanya payung hukum di korban. Sebanyak 77%
dosen di Indonesia mengatakan terjadi kekerasan seksual di kampus, namun 66% tidak
melaporkan karena takut akan stigma negatif. Mahasiswa yang rata-rata mulai umur 18 tahun
sudah tidak tergolong sebagai anak-anak dan sudah tidak bisa lagi dilindungi oleh UU
Perlindungan Anak. Mayoritas juga belum menikah dan tidak bisa dilindungi oleh Undang-
Undang PKDRT.

Menurut saya, pelecehan seksual tersebut dianggap sebagai kejahatan terhadap martabat
manusia terutama perempuan. Sebetulnya pelecehan tersebut menurut saya merupakan bagian
dari kekerasan seksual seperti pemerkosaan yang dilakukan mahasiswa aktifis di Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta tersebut. Kasus ini sudah sangat memprihatinkan karena telah
masuk ke lembaga pendidikan yang notabenenya merupakan institusi untuk membentuk akhlak
dan kepribadian seluruh anggota akademik yang sudah dipercaya untuk menjaga keamanan
mahasiswa dan mahasiswa di lingkungan kampus.Dengan ini maka perlu ketegasan aparat
penegak hukum terkait kasus seperti ini, apalagi masyarakat sudah tau betul bahwa kasus
pelecehan seksual seringkali mengalami penyelesaian yang tidak memuaskan korban dan
keluarganya. 

Penanganan pelecehan seksual masih mengalami hambatan – hambatan yang cukup


kompleks dan membutuhkan penanganan yang serius diantaranya belum terbangunnya
pemahaman yang sama diantara para pemangku kepentingan, penegak hukum, pemerintah, serta
masyarakat bahwa persoalan pelecehan seksual merupakan suatu bentuk pelanggaran terhadap
HAM.Menurut Kitab Undang – Undang Hukum Pidana (KUHP) tidak mengenal istilah
pelecehan seksual, namun regulasi tersebut lebih mengenalnya dengan istilah cabul dan dalam
hukum tersebut perbuatan cabul diatur dalam pasal 289 dengan ancaman pidana sembilan tahun. 

Yang melalui dasar hukum tersebut, pihak berwenang wajib menegakkan hukum yang telah
berlalu, agar perempuan-perempuan Indonesia memiliki ruang yang luas untuk mendapatkan
rasa aman kembali. Perempuan juga punya hak untuk aman dari segala bentuk pelecehan seksual
yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Pendapat dan Isi Artikel Tentang Pemerkosaan

1. Definisi Pemerkosaan
Pemerkosaan menurut saya adalah suatu tindakan kejahatan yang dimana menyerang
bagian seksual dari seseorang, yang dilakukan oleh seseorang tanpa persetujuan dari
orang yang akan di perkosa. Perbuatan tersebut dapat dilakukan dengan kekerasan fisik,
pemaksaan, penyalahgunaan wewenang, atau terhadap orang yang tidak mampu
memberikan persetujuan yang sah, seperti orang yang tidak sadarkan diri, lumpuh, cacat
intelektual, atau di bawah umur yang sah untuk menyetujui. Istilah pemerkosaan
terkadang digunakan secara bergantian dengan istilah kekerasan seksual.
Di seluruh dunia, kekerasan seksual, termasuk pemerkosaan, terutama dilakukan
oleh laki-laki terhadap perempuan.Pemerkosaan oleh orang asing biasanya lebih jarang
terjadi dibandingkan pemerkosaan oleh orang yang dikenal korban, dan pemerkosaan di
penjara antara laki-laki dan perempuan adalah hal yang umum dan mungkin merupakan
bentuk pemerkosaan yang paling sedikit dilaporkan.Pemerkosaan yang meluas dan
sistematis (misalnya, pemerkosaan perang) dan perbudakan seksual dapat terjadi selama
konflik internasional. Praktik-praktik ini adalah kejahatan terhadap kemanusiaan dan
kejahatan perang. Pemerkosaan juga diakui sebagai unsur kejahatan genosida bila
dilakukan dengan maksud untuk menghancurkan, seluruhnya atau sebagian, suatu
kelompok etnis yang menjadi sasaran.
2. Penyebab pemerkosaan
Faktor terjadinya pemerkosaan bisa di pengaruhi faktor lingkungan, motif pelaku
pemerkosaan, situasi dan kesempatan, faktor ekonomi dan pergaulan seseorang
seseorang. Dari artikel di atas menurut saya factor yang menyebabkan pelaku ingin
melakukan pemerkosaan yaitu karena factor situasi dan kesempatan,karena dari artikel di
atas sudah 3 kali pelaku melakukan pemerkosaan namun tidak ada yang berani
melaporkan haltersebut, yang membuat para korban tidak berani untuk melaporkan
kejadian yang di alami karena itu merupakan hal yang membuat para korban trauma, baik
dari fisik maupun mental korban, banyak korban yang takut melapor ke pihak yang
berwajib karena takut hal itu dapat membuat si korban di bully oleh teman sekitarnya
karena sudah tidak perawan lagi, korban juga mengalami gangguan mental, trauma akan
hal yang di alami.
Orang yang telah diperkosa dapat mengalami trauma dan mengalami gangguan stres
pascatrauma. Cedera serius dapat terjadi bersamaan dengan risiko kehamilan dan infeksi
menular seksual. Seseorang mungkin menghadapi kekerasan atau ancaman dari
pemerkosa, dan terkadang juga dari keluarga dan kerabat korba, korban juga kadang
belum siap melihat reaksi keluarganya karena pemerkosaan tersebut, itu membuat korban
malu untuk melaporkan pelaku. Tetapi hal itulah yang mrmbuat pelaku semakin berani
dan sering melakukan pemerkosaan karena tidak ada yang berani melaporkan kejahatan
pelaku pemerkosaan tersebut. Banyaknya kasus pemerkosaan yang terjadi di masyarakat
seringkali diselesaikan secara kekeluargaan dan di selesaikan diluar hukum.
3. Pendapat saya mengenai kesehatan jiwa pasien
Dari artikel di atas sudah jelas bahwa seorang mahasiswa yang sudah melakukan
pemerkosaan sebanyak 3 kali terhadap mahasiswi akhirnya terkuak, namun bagaimana
dengan kesehatan mental dari korban,hal itu membuat banyak seorang wanita yang bunuh
diri karena di perkosa,bagaimana tidak selalu perempuan yang di rugikan,dari artikel di
atas banyak sekali kasus pemerkosaan yang terjadi di universitas muhamaddiyah
Yogyakarta, tetapi banyak yang tidak terkuak karena korban yang tidak berani
melaporkan ke pihak berwajib, korban beresiko tinggi mengalami beberapa gangguan
mental, bahkan korban banyak yang mengalami depresi karena pemerkosaan, korban
kadang cemas bertemu orang lain,bahkan banyak korban yang menganggap semua orang
di sekitarnya sama,akan melakukan pemerkosaan terhadap dirinya itulah kecemasan yang
di alami seorang korban pemerkosaan, hal itu terjadi karena korban selalu teringat akan
kejadian traumatis tersebut,sehingga mereka selalu merasa dalam bahaya.
Seorang korban yang mengalami kasus seperti artikel di atas yaitu pemerkosaan
cendrung akan mengalami,emosi yang tidak stabil,korban akan banyak diam, depresi,
bahkan ketakutan yang akan selalu menghantui korban tersebut, rasa takut, sering
melamun, dan korban akan sering merasa malu dan minder terhadap teman-temannya.
Seperti yang ada di artikel banyak kasus kekerasan seksual yang terjadi di kampus
tetapi Kekerasan seksual di kampus sering terjadi tetapi tidak terungkap karena korban
takut melapor karena banyaknya relasi di pelaku dan tidak adanya payung hukum di
korban. Sebanyak 77% dosen di Indonesia mengatakan terjadi kekerasan seksual di
kampus, namun 66% tidak melaporkan karena takut akan stigma negatif. Padahal
pemerkosaan adalah pelecehan seksual yang dapat mengancam kehidupan korban, karena
pemerkosaan banyak wanita yang bunuh diri,karena pemerkosaan banyak korban yang
mengalami depresi hingga gila dan trauma, hal tersebut sangat memprihatinkan, harkat
dan martabakt seorang di ambil paksa oleh pelaku, rasa aman dan nyaman tidak lagi
dirasakan korban pemerkosaan.
Dari kasus tersebut sebaiknya aparat penegak hukum segera melakukan ketegasan
karena jika tidak seorang korban tidak lagi bias percaya sama siapapun,karena tidak ada
yang melindungi dan memberikan dia keamanan jika penegak hukum tidak segera
meneggakkan hukuman kepada para pelaku pemerkosaan,karena banyak yang
menganggap spele terhadap pemerkosaan kita tidak tau bagimana mental seseorang
karena hal tersebut,maka dari itu semoga penegak hokum segera mengambil tindakan
karea\na perempuan berhak di lindung,dan berhak hidup dengan rasa aman dan nyaman
tanpa rasa takut akan tindakan pemerkosaan. Dengan ini maka perlu ketegasan aparat
penegak hukum terkait kasus seperti ini, apalagi masyarakat sudah tau betul bahwa kasus
pelecehan seksual seringkali mengalami penyelesaian yang tidak memuaskan korban dan
keluarganya. 

Anda mungkin juga menyukai