Disusun Oleh :
KELOMPOK 4
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, karena kami atas
berkat rahmat dan karunia-Nya peyusun dapat menyelesaikan Kajian Situasi di Ruang
RS Tk. II Dustira Kota Cimahi.
Dengan segala keterbatasan dan kemampuan, kami menyadari bahwa laporan
menajemen keperawatan ini tidak mungkin terwujud tanpa bantuan dorongan dan
bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat :
1. Direktur RS Tk. II Dustira Kota Cimahi beserta jajarannya.
2. Hikmat Rudiyana, S.Kep.,M.Kep selaku Ketua Program Studi
Profesi Ners
3. Oyoh, S.Kep., Ners., M.Kep sebagai koordinator beserta tim mata ajar manajemen
keperawatan
4. Teman – teman seangkatan profesi keperawatan angkatan XIV Khususnya
kelompok III terimakasih atas kekompakann dan rasa kekeluargaannya.
Terimakasih atas bantuannya.
Kami menyadari bahwa Kajian Situasi ini belum sempurna. Untuk itu kami
mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna penyusunan dan penulisan
yang lebih baik.
Cimahi, Februari
2021
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen adalah suatu proses merancang dan memelihara suatu
lingkungan dimana orang-orang yang bekerja sama didalam suatu kelompok
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan seefisien mungkin
(H.Weihrich dan H. Koontz dalam Suarli dan Bahtiar, 2009).
Keperawatan adalah salah satu profesi di rumah sakit yang berperan
penting dalam penyelenggaraan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Keperawatan sebagai profesi mengharuskan pelayanan keperawatan
diberikan secara profesional oleh perawat dengan kompetensi yang
memenuhi standar dan memperhatikan kaidah etik dan moral. Untuk
menjadikan perawat sebagai tenaga profesional maka perlu dilakukan
pembinaan secara terus menerus secara berkesinambungan, sehingga
menjadikan perawat sebagai tenaga kerja yang perlu diperhatikan, diakui dan
dihargai keprofesionalannya melalui penerapan sistem manajemen..
Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota
staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional
(Nursalam, 2013). Fungsi manajemen keperawatan sejalan dengan fungsi
manajemen secara umum yaitu pengorganisasian, perencanaan,
kepemimpinan, dan pengawasan (Suarli dan Bahtiar, 2009).
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral pelayanan kesehatan
di rumah sakit yang tersedia selama 24 jam berkelanjutan selama masa
perawatan pasien. Pelayanan keperawatan memegang peranan penting dalam
upaya menjaga dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di rumah
sakit.
Kerangka konsep dasar manajemen dalam keperawatan adalah
manajemen partisipatif yang berlandaskan kepada paradigma keperawatan
yaitu manusia, keperawatan, kesehatan dan lingkungan. Dengan demikian
fokus telaah perawatan adalah respon manusia dalam menghadapi masalah
bersamaan.
Sehingga dengan model layanan terpadu diharapkan dapat meningkatkan
kualitas layanan yang diberikan. Diharapkan dengan praktik manajemen
keperawatan ini praktikan menerapkan konsep, teori dan prinsip Model
Praktik Keperawatan Profesional dalam pengelolaan pelayanan keperawatan
pada tingkat instalasi rawat inap disuatu tatanan pelayanan kesehatan dan
dapat berperan sebagai pembaharuan dan model peran dalam kepemimpinan
dan pengelolaan keperawatan profesional.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang hendak dicapai melalui laporan ini yaitu sebagai
berikut:
C. Manfaat
Manfaat dari hasil laporan ini adalah sebagai berikut :
2. Bagi Pasien
3. Bagi Perawat
4. Bagi Mahasiswa
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Manajemen
1. Definisi
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif
dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Dimana di dalam
manajemen tersebut mencakup kegiatan koordinasi dan supervisi terhadap
staf, sarana, dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi (Grant &
Massey, 1999 dalam Nursalam 2007). Manajemen juga diartikan sebagai
suatu organisasi bisnis yang memfokuskan pada produksi dan dalam
banyak hal lain untuk menghasilkan suatu keuntungan.
2. Prinsip Manajemen
Prinsip Manajemen ada 14 yaitu :
a. Pembagian kerja
b. Keseimbangan wewenang dan tanggung jawab
c. Disiplin
d. Kesatuan komando
e. Kesatuan arah
f. Meletakkan kepentingan individu di bawah kepentingan bersama
g. Kompensasi yang adil
h. Sentralisasi
i. Rantai skala
j. Tertib
k. Adil
l. Kestabilan personalia
m. Inisiatif
n. Esprit de corps
1. Definisi
Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui
anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara
profesional (Nursalam, 2011). Muninjaya dalam Nursalam (2011)
menjelaskan bahwa manajemen keperawatan merupakan gabungan
antara ilmu dan seni tentang bagaimana menggunakan sumber daya
secara efektif, efisien dan rasional untuk mencapai tujuan organisasi yang
telah ditetapkan.
Manajemen keperawatan diartikan secara singkat sebagi proses
S = V + M1 + M2
SV + M1 = Serba Tanggung
V + M2 = Melamun
Keterangan :
Sukses V : Visi
M1 : Misi
M2 : Motivasi
b. Perencanaan
1) Definisi
b) Menegakkan tujuan
c) Mengalokasikan anggaran belanjan
d) Menetapkan ukuran dan tipe tenaga keperawatan yang
dibutuhkan
e) Membuat pola struktur organisasi yang dapat
mengoptimalkan efektivitas staf
f) Menegakkan kebijakan
g) Prosedur operasional untuk mencapai visi dan misi institusi
yang telah ditetapkan
2. Tujuan perencanaan menurut Douglas :
a) Hal tersebut menimbulkan keberhasilan dalam mencapai
sasaran dan tujuan
b) Hal tersebut bermakna pada pekerjaan
c) Hal tersebut memberikan penggunaan efektif dari personel
dan fasilitas yang tersedia
d) Hal tersebut efektif dalam hal biaya
e) Hal tersebut berdasarkan masa lalu dan akan datang,
sehingga membantu elemen perubahan
f) Hal tersebut dapat digunakan untuk menemukan
kebbutuhan untuk berubah
g) Hal tersebut diperlukan untuk kontrol yang efektif
Manajemen Keperawatan, 5M
3. Langkah-langkah perencanaan
a) Pahami dan tentukan misi, filosofi dan tujuan
b) Kumpulkan data
c) Analisa
d) Buat alternatif
e) Pilih dan usulkan alternatif
f) Pimpinan menetapkan alternatif
g) Susun rencana
h) Kaji ulang
4. Tahapan dalam perencanaan
a) Pengumpulan data
(1) Sensus pasien harian
(2) Kapasitas tempat tidur
(3) BOR
(4) Rata- rata lama dirawat
(5) Kecenderungan populasi pasienu
(6) Perkembangan teknologi
(7) Ketenagaan
b) Analisa lingkungan
(1) Internal : strength, weakness
(2) Eksternal : opportunity, threats
c) Pengorganisasian data
Pilih data penunjang dan penghambat
d) Pembuatan rencana
Manajemen Keperawatan, 5M
c. Pengorganisasian
1) Definisi
Pengorganisasian adalah keseluruhan
pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas, tugas,
kewenangan dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga
tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai
suatu kegiatan kesatuan yang telah ditetapkan. (Siagian,
2012) Sedangkan Szilagji (dalam Juniati) mengemukakan
bahwa fungsi pengorganisasian merupakan proses mencapai
tujuan dengan koordinasi kegiatan dan usaha, melalui
penataan pola struktur, tugas, otoritas, tenaga kerja dan
komunikasi.
Tiga aspek penting dalam pengorganisasian meliputi :
a) Pola struktur yang berarti proses
hubungan interaksi yang dikembangkan secara efektif
b) Penataan tiap kegiatan yang merupakan kerangka
kerja dalam organisasi
c) Struktur kerja organisasi termasuk kelompok kegiatan
yang sama, pola hubungan antar kegiatan yang
berbeda, penempatan tenaga yang tepat dan
pembinaan cara komunikasi yang efektif antar
perawat.
2) Prinsip-prinsip pengorganisasian
a) Pembagian kerja
b) Pendelegasian tugas\
c) Koordinasi
d) Manajemen waktu
3) Pengorganisasian di ruang rawat
a) Struktur organisasi
Struktur organisai ruang rawat terdiri dari struktur, bentuk dan
bagan. Berbagai struktur, bentuk dan bagan dapat digunakan
tergantung pada besarnya organisasi dan tujuan yang ingin
dicapai. Ruang rawat sebagi wadah dan pusat kegiatan
Manajemen Keperawatan, 5M
d. Pelaksanaan
1. Kepemimpinan
a) Definisi
Kepemimpinan merupakan suatu hubungan secara sosial
dimana satu kelompok memiliki suatu kemampuan yang lebih
besar untuk mempengaruhi perilaku orang lain daripada untuk
dipengaruhi orang lain (Gilles).
Beberapa faktpr yang dapat mempengaruhi perilaku
kepemimpinan antara lain :
(1) Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan akan menentukan pola pikir dan
wawasan seseorang. Hal tersebut tidak kita pungkiri,
termasuk dalam hal ini pola pikir dan wawasannya tentang
kepemimpinan. Selain itu tingkat pendidikan juga
merupakan bagian dari pengalaman kerja (Rakhmat, 1999
dalam Rohayani, 2007).
(2) Lama bekerja di organisasi
Lama bekerja merupakan pengalaman individu yang akan
menentukan pertumbuhan dalam pekerjaan dan jabatan.
Pertumbuhan jabatan dalam pekerjaan dapat dialami oleh
seseorang hanya apabila dijalani proses belajar dan
berpengalaman, dan diharapkan orang yang bersangkutan
Manajemen Keperawatan, 5M
Sistem benevolent-authoritative
Pemimpin mempercayai bawahan sampai pada
tingkat tertentu, memotivasi bawahan dengan
ancaman atau hukuman tetapi tidak selalu dan
membolehkan komunikasi ke atas. Pemimpin
memperhatikan ide bawahan dan mendelegasikan
wewenang, meskipun dalam pengambilan
keputusan masih melakukan pengawasan yang
ketat.
Konsultif
Pemimpin mempunyai kepercayaan terhadap
bawahan cukup besar. Pemimpin menggunakan
balasan (insetif) untuk memotivasi bawahan dan
kadang-kadang menggunakan ancaman atau
hukuman. Komunikasi dua arah dan menerima
keputusan spesifik yang dibuat oleh bawahan.
Partisipatif
Pemimpin mempunyai kepercayan sepenuhnya
terhadap bawahan, selalu memanfaatkan ide
bawahan, menggunakan insentif ekonomi untuk
memotivasi bawahan. Komunikasi dua arah dan
menjadikan bawahan sebagai kelompok kerja.
Teori X dan Teori Y
Teori X
Teori X mengasumsikan bahwa bawahan itu tidak
menyukai pekayaan, kurang ambisi, tidak
mempunyai tanggung jawab, cenderung menolak
perubahan dan lebih suka dipimpin daripada
memimpin.
Manajemen Keperawatan, 5M
Teori Y
Teori Y mengasumsikan bahwa bawahan itu
senang bekerja, bisa menerima tanggung jawab,
mampu mandiri, mampu mengawasi diri, mampu
berimajinasi dan kreatif.
Dari teori gaya kepemimpinan dibedakan menjadi 4
macam yaitu :
Gaya Kepemimpinan Diktator
Gaya kepemimpinan yang dilakukan dengan
menimbulkan ketakutan serta menggunakan
ancaman dan hukuman merupakan bentuk dari
pelaksanaan teori X.
Gaya kepemimpinan Autokratis
Pada dasarnya gaya kepemimpinan ini hampir
sama dengan gaya kepemimpinan diktator namun
bobotnya agak kurang. Segala keputusan berada di
tangan pemimpin, pendapat dari bawahan tidak
pernah dibenarkan. Gaya ini juga merupakan
pelaksanaan dari teori X.
Gaya kepemimpinan Demokratis
Ditemukan adanya peran serta dari bawahan dalam
pengambilan sebuah keputusan yang dilakukan
dengan cara musyawarah. Gaya kepemimpinan ini
pada dasarnya sesuai dengan teori Y.
Gaya kepemimpinan Santai
Peranan dari pemimpin hampir tidak terlihat
karena segala keputusan diserahkan pada
bawahan. Gaya kepemimpinan ini sesuai dengan
teori Y (Azwar, 1996 dalam Nursalam 2007).
Manajemen Keperawatan, 5M
Konsultasi
Tinggi tugas dan tinggi hubungan
Komunikasi dua arah
Peran pemimpin dalam pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan cukup besar, bawahan
diberi kesempatan untuk memberi masukan, dan
menampung keluhan.
Partisipasi
Tinggi hubungan tapi rendah tugas.
Pemimpin dan bawahan bersama-sama memberi
gagasa dalam pengambilan keputusan.
Delegasi
Rendah hubungan dan rendah tugas.
Komunikasi dua arah, terjadi diskusi antara
pemimpin dan bawahan dalam pemecahan
masalah serta bawahan diberi delegasi untuk
mengambil keputusan.
(e) Menurut Lippits dan K. White
Otoriter
Gaya kepemimpinan ini memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :
Wewenang mutlak berada pada pimpinan
Keputusan selalu dibuat oleh pimpinan
Kebijaksanaan selalu dibuat oleh pimpinan
Komunikasi berlangsung satu arah dari
pimpinan kepada bawahan
Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku,
perbuatan atau kegiatan para bawahan dilakukan
secara ketat
Prakarsa harus selalu dari pimpinan
Manajemen Keperawatan, 5M
Demokratis
Merupakan kepemimpinan yag menghargai sifat
dan kemampuan setiap staf. Menggunakan
kekuasaan posisid an pribadinya untuk mendorong
ide dari staf, memotivasi kelompok untuk
menentukan tujuan sendiri. Membuat rencan dan
pengontrolan dalam penerapannya. Informasi
diberikan seluas-luasnya dan terbuka.
Partisipatif
Merupakan gabungan atra otoriter dan demokratis
yaitu pimpinan yang menyampaikan hasil analisis
masalah da kemudian mengusulkan tindakan
tersebut pada bawahannya. Staf diminta saran dan
kritiknya serta mempertimbangkan respons staf
terhadap usulannyam dan keputusan akhir ada pada
kelompok.
Bebas tindak
Merupakan pimpinan ofisial. Karyawan
menentukan sendiri kegiatan tanpa pengarahan,
supervisi da koordinasi. Staf/bawahan
mengevaluasi pekaryaan sesuai dengan caranya
sendiri. Pimpinan hanya sebagai sumber informasi
dan pengendalian secara minimal.
2. Komunikasi
c) Definisi
Komunikasi adalah alat atau cara seseorang mengirim
pesan ke orang lain dan mengharapkan respon dari orang
tersebut (Johnson, 1981). Dalam kontek manajemen manajer
mengirimkan berita kepada bawahannya baru dapat dikatakan
berkomunikasi bila bawahannya menerima dan mengerti pesan
yang disampaikan dan memiliki persepsi yang sama diantara
keduanya.
Manajemen Keperawatan, 5M
PT – SR PT – ST
Partisipasi Selling
PR – SR PR – ST
Delegasi Telling
Telling :
Digunakan untuk kondisi struktur tugas tinggi dan
pertimbangan rendah
Komunikasi satu arah
Manajer memerintahkan bawahan tentang apa,
bagaimana, dimana, bawahan harus melakukan tugasnya.
Selling :
Digunakan pada struktur tugas tinggi dan pertimbangan/
hubungan tinggi
Sebagian besar arahan masih dibuat oleh manajer
Komunikasi dilakukan dengan dua arah
Partisipasi :
Digunakan pada struktur tugas rendah dan pertimbangan/
hubungan tinggi
Pimpinan dan bawahan bersama-sama membuat
keputusan melalui komunikasi dua arah
Manajer hanya memfaasilitasi karena bawahan memiliki
kemampuan dan pengetahuan dalam menyelesaikan
masalah yang ada
Delegasi :
Digunakan pada struktur tugas rendah dan
pertimbangan/ hubungan rendah
Bawahan diberi kesempatan untuk memainkan
kemampuan yang dimilikinya
Dituntut bawahan memiliki kemampuan tinggi dalam
menyelesaikan masalah.
e) Proses Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu seni untuk dapat menyusun dan
menghantarkan suatu pesan dengan cara yang mudah sehingga
orag lain dapat mengerti da menerima maksud dan tujuan
pemberi pesan. Pesan dapat berupa pesan verbal,
Manajemen Keperawatan, 5M
Factor internal
Komunikator
Factor eksternal
Tertulis
Verbal
Pesan
Non-verbal
Factor internal
Komunikan
Faktor eksternal
MISI ORGANISASI
Penampilan praktik
yang terbaik
3. Motivasi
Motivasi adalah karakteristik psikologis manusia yang
memberi kontribusi pada tingkat komitmen seseorang. Hal ini
termasuk faktor-faktor yang menyebabkan, menyalurkan dan
mempertahankan tingkah laku manusia dalam arah tekad tertentu
(Stoner & freeman, 1995)
Manajemen Keperawatan, 5M
a) Berdasarkan isinya
(22) Need hierarchy (maslow)
Fisiologi = Gaji pokok
Aman = Perencanaan reguler (gaji)
Kasih sayang = Kerjasama secara tim
Harga diri = Pencapaian posisi
(23) ERG theory (clayton alderfer)
E : Existence (fisiologi dan aman)
R : Relatedness (kasih sayang)
G : Growth (harga diri dan aktualisasi)
(24) Two factor (frederick
herzberg) Motivators : kepuasan
kerja
Hygiene : lingkungan yang kondusif
(25) Learned theory (Mc clelland)
Affilition : Bersahabat
a) TQM
(28) Menseleksi kesempatan
(29) Mendefinisikan masalah khusus
(30) Mengidentifikasi sebab dari akr masalah
(31) Memilih, menguji dan mengimplementasikan dalam
upaya perbaikan
j) Benchmarking
Benchmarking terjadi ketika sebuah organisasi
mengidentifikasi kelemahan dan membandingkan dengan
organisasi yang lain yang telah mencapai tingkat ideal (Dale,
1994 dalam Nasution, 2001)
(32) Internal benchmarking
(33) Competitive benchmarking
(34) Functional benchmarking
(35) Generic benchmarking
B. Konsep Manajemen Unit
1. Manajemen Unit
Menurut Nursalam (2011), manajemen unit terdiri dari:
a. Ruangan
1. Sarana Ruangan : Lingkungan kerja untuk pencapaian proses
manajerial keperawatan di ruang ceremai (ruang jantung) secara
keseluruhan mempunyai: ruang perawatan lengkap dengan tempat
tidur dan kamar mandi klien, ruang peralatan, ruang
perawat/nurse station berada ditengah ruang perawatan, ruang
kepala ruangan + ruang tamu + kamar mandi + ruang peralatan,
ruang ganti perawat + kamar mandi perawat ruang konferensi,
mushola, ruang administrasi, ruang spoolhoek, dapur dan gudang
serta depo farmasi.
2. Letak: jauh dari tempat keramaian seperti kantin, dekat dengan ruang
operasi dan pemeriksaan diagnostik, aman dan nyaman.
3. Posisi: dekat dengan nurse station dan depo farmasi.
Manajemen Keperawatan, 5M
board.
11. ATK, amplop, buku ekspedisi, buku laporan, buku, lem,
perforator, spidol, formulir (perencanaan, pengkajian dan
implementasi) resume klien pulang/meninggal/dirujuk, grafik suhu
nadi, pemeriksaan penunjang seperti laboratorium dan radiologi).
c. Hubungan perawat-klien
(1) Hubungan perawat-klien dimulai sejak klien masuk, selama
perawatan (pelaksanaan proses keperawatan) sampai klien pulang.
(2) Pada profesi keperawatan, komunikasi menjadi lebih bermakna
karena merupakan metode utama dalam mengimplementasikan
proses keperawatan. Dengan kata lain kualitas asuhan yang
diberikan pada klien sangat lergantung pada hubungan perawat-
klien.
d. Hubungan perawat-perawat
(1) Komunikasi antar perawat berjalan dengan baik.
(2) Mekanisme pengambilan keputusan disesuaikan dengan kondisi.
(3) Kegiatan serah terima klien dilakukan setiap pergantian dinas
dan berorientasi pada asuhan keperawatan yang telah direncanakan.
Mengadakan ronde keperawatan dan supervisi khusus.
Mengadakan rapat bulanan secara rutin.
Media komunikasi antar perawat menggunakan buku
laporan, bukuronde dan whiteboard.
e. Hubungan perawat-profesi lain
1. Bekerja sama sebagai sebuah tim kesehatan untuk menangani
masalah tim
2. Komunikasi antar profesi berjalan dengan baik
3. Proses pendelegasian jelas dilakukan secara jelas dan tertulis
4. Tiap profesi membuat dokumentasi secara jelas
5. Saling menghargai antar profesi
Manajemen Keperawatan, 5M
Klasifikasi Klien
Jml Minimal Parsial Total
Klie
Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam
n
1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,36 0,20
Dst
Jumlah 16 jam
Manajemen Keperawatan, 5M
Rumus:
Rumus :
(Jml hari minggu/tahun + jml hari libur besar / thn + jml hari cuti) x A
Rumus :
c) Ketua tim
(1) Memimpin serah terima tugas anatar pelaksana
(2) Melakukan pengkajian keperawatan terhadap ststus
biopsikososisal dan spiritual
(3) Mengkoordinasikan tindakan tindakan
keperawatan yang akan dilaksankan dalam
mengatasi masalah yang dihadapi pasien
(4) Bersama-sama dengan pelaksana
memepersiapkan alat-lat keperawatan atau medis
(5) Membimbing anggota tim untuk melaksankan
tindakan dan mencatat tindakan yang telah
dilakukan
(6) Mengkoreksi hasil pengkajian, proses keperawatan
dan kelengkapan pendokumentasian
(7) Mengevaluasi hasil kegiatan atau tindakan
keperawatan yang telah dilakasanakan
(8) Menilai kemajuan semua psien dari hasil
pengamatan langsung atau laporan dari anggota
(9) Melaksankan tugas jaga pagi, sore dan malam
secara bergilir sesuai dengan jadwal dinas
d) Pelaksana perawat ruang rawat inap
(1) Melaksankan serah terima tugas kepala petugas
pengganti secara lisan maupun tulisan pada sat
penggantian dinas
(2) Memberikanasuhan keperawatan pada pasien
(a) Melakukan pengkajian dalam upaya
menguampulkan data dan informasi
(b) Menegakkan diagnosa keperawatan
(c) Merencanakan tindakan
(d) Melaksanakan tindakan keperawatan
(e) Melaksankan evaluasi terhadapo tindakan
yang dilakukan
Manajemen Keperawatan, 5M
4. Kualitas ketenagakerjaan
Saat ini, di Indonesia terdapat tiga macam
pendidikan tenaga keperawatan, yaitu lulusan dari Sekolah
Perawat Kesehatan (SPK), lulusan D III Keperawatan, dan
Sarjana Keperawatan/Ners. Program D III Keperawatan
dan sarjana keperawatan/ Ners merupakan bagian dari
pendidikan tinggi keperawatan yang menghasilkan perawat
profesional, akan tetapi program D III Keperawatan baru
disebut dengan perawat profesional pemula. Sebagai
perawat profesional pemula dengan gelar Amd. Kep,
perawat lulusan D III sudah memiliki sikap profesional
yang cukup untuk menguasai pengetahuan ilmu
keperawatan dan ilmu penunjang lainnya. Sedangkan
program Ners menghasilkan lulusan perawat generalis,
dengan gelar akademik S. Kep dengan profesi Ners (Ns)
mempunyai landasan kukuh dan landasan profesi yang
mantap, sesuai dengan sifatnya sebagai profesi (akademik-
profesional).
b. Uang/Money
Sumber keuangan dan pengelolaannya/pengeluarannya harus
jelas, dalam arti harus transparan.Untuk pengeluaran ada
perencanaan pengeluaran seperti untuk pengembangan
program, insentif perawat dan untuk lain-lain (Supriyatno,
2005).
c. Metode
1. Konsep metode modular
a) Definisi
Pengembangan model modular merupakan
pengembangan dari primary nursing yang digunakan
dalam keperawatan dengan melibatkan tenaga
professional dan non professional.
Manajemen Keperawatan, 5M
kesehatan lainnya.
(7) Sebagai Sumber Data Perencanaan Asuhan
Keperawatan Berkelanjutan
Dengan dokumentasi akan didapatkan data yang
aktual dan konsisten mencakup seluruh kegiatan
keperawatan yang dilakukan melalui tahapan
kegiatan proses keperawatan.
c) Manfaat
Nursalam (2011) menerangkan bahwa
dokumentasi keperawatan mempunyai makna atau
manfaat yang penting dan dapat dilihat dari berbagai
aspek yaitu :
(1) Hukum
Semua catatan informasi tentang klien merupakan
dokumentasi resmi dan bernilai hukum. Bila
menjadi suatu masalah (misconduct) yang
berhubungan dengan profesi keperawatan, sebagai
pemberi jasa dan klien sebagai pengguna jasa,
maka dokumentasi dapat dipergunakan sewaktu-
waktu Dokumentasi tersebut dapat dipergunakan
sebagai barang bukti di pengadilan.
(2) Kualitas Pelayanan
Pendokumentasian data klien yang lengkap dan
akurat, akan memberi kemudahan bagi perawat
dalam membantu menyelesaikan masalah klien.
Untuk mengetahui sejauh mana masalah klien
dapat teratasi dan seberapa jauh masalah dapat
diidentifikasi dan dimonitor melalui dokumentasi
yang akurat. Hal ini akan membantu
meningkatkan kualitas (mutu) pelayanan
keperawatan.
(3) Komunikasi
Dokumentasi keadaan klien merupakan alat
“perekam” terhadap masalah yang berkaitan
Manajemen Keperawatan, 5M
(1) Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah pertama
dalam melakukan proses keperawatan, di mana
seorang perawat mulai menerapkan pengetahuan
dan pengalaman dalam mengumpulkan data
tentang klien.
Pengkajian dan pendokumentasian yang
lengkap tentang kebutuhan pasien dapat
meningkatkan keefektivitasan asuhan
keperawatan yang diberikan melalui hal hal-hal
sebagai berikut :
(a) Menggambarkan kebutuhan pasien untuk
membuat diagnosa keperawatan 2.
(b) Memfasilitasi perencanaan intervensi
(c) Menggambarkan kebutuhan keluarga dan
menunjukan dengan tepat faktor-faktor yang
akan meningkatkan pemulihan pasien dan
memperbaiki perencanaan pulang
(d) Memenuhi obligasi profesional dengan
mendokumentasikan informasi pengkajian
yang bersifat penting.
(2) Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu proses
perawat melakukan analisis data secara subjektif
dan objektif yang telah diperoleh pada saat
melakukan tahap pengkajian untuk menegakkan
diagnosa keperawatan. Adapun tahapannya yaitu:
(a) Menganalisis dan menginterpretasi data
(b) Mengidentifikasi masalah klien
(c) Merumuskan diagnosa keperawatan
(d) Mendokumentasikan diagnosa keperawatan
(3) Perencanaan
Perencanaan merupakan kategori dari perilaku
keperawatan dengan tujuan yang berpusat pada
Manajemen Keperawatan, 5M
F. Pasca ronde
Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada
klien tersebut serta menetapkan tindakan yang
perlu dilakukan
4. Konsep Discharge Plannning
a) Definisi
Kozier (2004) mendefinisikan dicharge planning
sebagai proses mempersiapkan pasien untuk
meninggalkan satu unit pelayanan kepada unit yang
lain atau di luar suatu agen pelayanan kesehatan
umum.
Perencanaan pulag didapatkan dari proses
interaksi dimana perawatan professional, pasien dan
keluarga berkolarobasi untuk memberikan dan
Manajemen Keperawatan, 5M
Perencanaan Pulang
Gizi
Perawatan diri
Monitor (sebagai
program service safety)
oleh: keluarga dan
petugas
100
Manajemen Keperawatan, 5M
c) Fungsi SOP
(1) Memperlancar tugas petugas/pegawai atau
tim/unit kerja
(2) Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan
(3) Mengetahui dengan jelas hambatan-
hambatannya dan mudak dilacak
(4) Mengarahkan petugas/pegawai untuk sama-sama
disiplin dalam bekerja
(5) Sebagai pedoman dalam melaksanakan
pekerjaan rutin
d) Penerapan SOP
(1) SOP harus sudah ada sebelum suatu pekerjaan
dilakukan
(2) SOP digunakan untuk menilai apakah pekerjaan
tersebut sudah dilakukan dengan baik atau tidak
(3) Uji SOP dijalankan, lakukan revisi jika ada
perubahan langkah kerja yang dapat
mempengaruhi lingkungan kerja
e) Keuntungan adanya SOP
(1) SOP yang baik akan menjadi pedoman bagi
pelaksana, menjadi alat komunikasi da pengawasan
dan menjadikan pekerjaan diselesaikan secara
konsisten
(2) Para pegawai aka lebih memiliki percaya diri
dalam bekerja dan tahu apa yang harus dicapai
dalam setiap pekerjaan
(3) SOP juga bisa dipergunakan sebagai salah satu alat
trainig dan bisa digunakan untuk mengukur kinerja
perawat
101
Manajemen Keperawatan, 5M
102
Manajemen Keperawatan, 5M
Kelayakan
No Nama Alat Kesehatan Jumlah Layak Tidak
Layak
1 Ambubag for neonatus 1 1
2 Thermometer digital 1 1
3 Thermometer infrared 1 1
4 Meja resusitasi 0
5 Meja tindakan 1 1
6 Saturasi oksigen 1 1
7 Stetoskop bayi 1 1
10 Mayo sedang 1 1
11 Infant warmer 0
103
Manajemen Keperawatan, 5M
16 Nierbeken besar 1 1
17 Nierbeken kecil 2 2
22 Inkubator 5 3 2
23 Nebulizer 1 1
24 Infus pump 3 3
25 Syringe pump 1 1
104
Manajemen Keperawatan, 5M
27 Mayo Kecil 1 1
28 Lemari obat 1 1
29 Troli instrumen 1 1
30 Tiang infus 6 6
31 Torniquet 1 1
32 Tromol 2 2
35 Suction 1 1
36 Inkubator transport 0
37 Tromol 2 2
3 Laken fototerapi 3 3
4 Laken polos 15 15
6 Washlap 6
7 Gorden jendela 11 11
105
Manajemen Keperawatan, 5M
11 Pernel 50 50
12 Popok bayi 28 28
13 Bantal Bayi 16 16
14 Handuk Bayi 3
5 Tempat sampah 2 2
6 Gelas untuk
2 2
menghangatkan ASI
7 Ruang Laktasi 1 1
8 Sendok bayi 1 1
12 Bel pasien 1 1
13 Jam dinding 1 1
14 Kasur pasien 16 16
106
Manajemen Keperawatan, 5M
15 Sofa 2 2
16 AC 2 1 1
17 Termos listrik 1 1
18 Teko 1 1
19 Galon kecil 1 1
2 Kamar mandi 1 1
3 Gayung 2 2
4 Dispenser kecil 1 1
5 Ember air 1 1
6 Ruang tindakan 0
7 Washtafel 1 1
8 Computer 1 1
13 White board 1 1
14 Kursi 6 6
15 Tv 1 1
16 Rak sepatu 1 1
107
Manajemen Keperawatan, 5M
17 Tempat tisu 1 1
18 Handscrub 4 4
20 Keset 2 2
2 Handscoon √
4 Tissue √
6 Kapas √
7 Spuit √
8 Alkohol √
9 Kasa √
10 Plester √
11 Betadine √
12 Alkohol swab √
2 Pembolong kertas 1 1
3 Spidol marker 3 3
5 Tempat pinsil 1 1
108
Manajemen Keperawatan, 5M
6 Hekter besar 1 1
7 Hekter kecil 1 1
10 Kalkulator 1 1
11 Lemari ATK 1 1
12 Stampel ruangan 1 1
13 Papan tinta 3 3
14 Tinta cap 4 4
109
Manajemen Keperawatan, 5M
1) Indikator Mutu RS
Mengukur tingkat pelayanan kesehatan pada rumah sakit
digunakan suatu indikator yaitu :
a) Angka pemakaian tempat tidur/BOR
BOR adalah presentase pemakaian tempat tidur
pada satuan waktu tertentu, hal ini memberikan
gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan
tempat tidur di rumah sakit. Nilai parameter BOR yang
ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2005).
b) Rata-rata lama dirawat/a-LOS
a-LOS adalah rata-rata rawat seorang pasien, indikator
disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi
juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan,
apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat
dijadikan hal pengamatan yang lebih lanjut. Secara
umum nilai a-LOS yang ideal antara 6-9 hari (Depkes,
2005).
2) Kualitas pelayanan dan kepuasan konsumen
Kualitas adalah keseluruhan ciri dan sifat dari suatu
produk atau pelayanan yang berpengaruh pada
kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang
dinyatakan atau yang tersirat (Kotler, 2005). Kualitas
pelayanan adalah salah satu unsur penting dalam organisasi
jasa. Hal ini disebabkan oleh kualitas pelayanan merupakan
salah satu alat yang digunakan untuk mengukur kinerja
organisasi jasa (Hope dan Muhlemann, 1997).
Oleh karena itu, kualitas pelayanan harus mendapat
perhatian yang serius dari manajemen organisasi saja.
Untuk menetapkan kualitas pelayanan yang ingin dicapai
oleh sebuah organisasi jasa, terlebih dahulu organisasi
tersebut harus mempunyai tujuan yang jelas.
110
Manajemen Keperawatan, 5M
111
Manajemen Keperawatan, 5M
121
BAB III
2
Manajemen Keperawatan, 5M
3
Manajemen Keperawatan, 5M
4
Manajemen Keperawatan, 5M
Kepala Ruangan
Administrasi
STRUKTUR ORGANISASI RUANG RAWAT INAP SALAK ANAK RS TK. II 03.05.01. DUSTIRA CIMAHI
KEPALA RUANGAN ;
ZR. Sugiah , S.Kep., Ners
ADMINISTRASI ;
Wenny Nuranti Oktara
ANGGOTA ANGGOTA
ZR. Riana Amd. Kep ZR.Siti K Amd.Kep
3) Uraian Tugas perawat pelaksana ruang 4 (Salak) instalasi rawat inap anak
RS TK. II 03.05.01. Dustira kota Cimahi
a) Memelihara kebersihan ruang rawat dan lingkungan
b) Memelihara peralatan keperawatan rekam medis agar selalu dalam
keadaan siap pakai
c) Menerima pasien baru sesuai ketentuan dan prosedur yang berlaku
d) Melakukan pengkajian keperawatan dan menentukan diagnosa
keperawatan, sesuai batas kewenangan.
e) Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan kemampuannya.
Melakuakn tindakan keperawatan kepada pasien sesuai dengan
kemampuannya, antara lain :
Jenjang Status
No Nama JK Pendidikan Jabatan Pelatihan
karir kepegawaian
4. Zr. Daniati P S.Kep.,Ners Anggota PK III PNS - Critical telenursing digital era 4.0
- Become nursing enterpreneur in era
industrial 4.0
- Kegawatdaruratan matenal dan neonatal
- Perlindungan hukum bagi kesehatan
- Tatalaksana kegawatdaruratan
- Asuhan keperawatan dalam
Jenjang Status
No Nama JK Pendidikan Jabatan Pelatihan
karir kepegawaian
keperawatan komplementer
8. Zr. Siti K P D3 Kep Anggota PK II Karyawan Harian - Keluarga dan Masyarakat Sehat
Lepas Bersama Perawat
9. Zr. Riana P D3 Kep Anggota PK II Karyawan Harian - Keluarga dan Masyarakat Sehat
Lepas Bersama Perawat
10. Zr. Lia P DIII Anggota PK II Karyawan Harian - Keluarga dan Masyarakat Sehat
Keperawatan Lepas
Jenjang Status
No Nama JK Pendidikan Jabatan Pelatihan
karir kepegawaian
Bersama Perawat
11. Zr. Dwina P S.Kep., Ners Anggota PK II Karyawan Harian - Keluarga dan Masyarakat Sehat
Lepas Bersama Perawat
12. Zr. Ferika P DIII Anggota PK II Karyawan Harian - Keluarga dan Masyarakat Sehat
Keperawatan Lepas Bersama Perawat
13. Zr. Wanti P DIII Anggota PK II Karyawan Harian - Keluarga dan Masyarakat Sehat
Keperawatan Lepas Bersama Perawat
14. Zr. Silvia P DIII Anggota PK II Karyawan Harian - Keluarga dan Masyarakat Sehat
Keperawatan Lepas Bersama Perawat
1) Jenis Kelamin
3) Status Kepegawaian
Tabel 3.5 Distribusi Frekuensi Jumlah perawat berdasarkan status
kepegawaian di Ruang Anak Salak RS TK. II 03.05.01.
Dustira kota Cimahi Tahun 2021
4) Jabatan
Tabel 3.6 Distribusi Frekuensi jumlah perawat berdasarkan jabatan di
Ruang Anak Salak RS TK. II 03.05.01. Dustira kota Cimahi Tahun
2021
5) Pelatihan
DINAS
Har
PAGI SIANG MALAM KE
i Peraw Peraw Peraw
BK( BK( A BK( T
Ke at JK AD ID at JK AD ID at JK ID
%) %) D %)
P1 420 265 90 84,52 P4 420 236 120 84,76 P7 600 30 210 85
0
P2 420 258 110 87,62 P5 420 228 90 75,71 P8 600 28 210 81,67
1
0
P3 420 230 108 80,75 P6 420 210 98 73,33 P9 600 28 180 77,83
7
126 102,6 252,8 126 224,6 180 28
Total 251 Total 308 233,8 Total 200 244,5
0 7 9 0 7 0 9
P1 420 255 92 82,92 P4 420 230 114 81,91 P7 600 29 205 89,17
0
P2 420 237 101 80,48 P5 420 225 110 79,76 P8 600 28 190 89,83
2
0
P3 420 247 85 79,05 P6 420 216 93 73,57 P9 600 30 210 95
0
126 246,3 242,4 126 223,6 105,6 253,2 180 29 201,6
Total 92,67 Total Total 274
0 3 5 0 7 7 4 0 0 7
3 P1 420 251 120 88,33 P11 420 255 117 88,57 P14 600 27 200 78,33
0
P2 420 243 112 84,52 P12 420 245 123 87,61 P15 600 26 195 77,33
9
P3 420 259 96 84,52 P13 420 240 127 87,38 P16 600 25 195 74,17
0
126 109,3 257,3 126 246,6 122,3 263,5 180 26 196,6 229,8
Total 251 Total Total
0 3 7 0 7 3 6 0 3 7 3
1. Pagi
Beban Kerja :
2. Siang
Beban Kerja :
: = 83,4 %
3. Malam
Beban Kerja :
Hasil Analisis :
Shift Dinas
Klasifikasi
Pagi Sore Malam
Dinas pagi
Minimal care = 1,8 x 0,17 = 0,3
Partial care = 5 x 0,27 = 1,35
Total care = 1,2 x 0,36 = 0,43
Jumlah = 2,08
Dinas siang
Minimal care = 1,8 x 0,14 = 0,25
Partial care = 5 x 0,15 = 0,75
Total care = 1,2 x 0,30 = 0,36
Jumlah = 1,36
Dinas Malam
Minimal care = 1,8 x 0,10 = 0,18
Partial care = 5 x 0,07 = 0,35
Total care = 1,2 x 0,20 = 0,24
Jumlah = 0,77
Kebutuhan perawat :
Total = pagi + sore + malam
= 2,08 + 1,36 + 0,77
= 4,21
Hasil Analisis :
Analisis berdasarkan perhitungan dengan metode douglas sesuai dengan
tingkat ketergantungan pasien, maka total tenaga perawat yang dibutuhkan
diruang anak per lima hari adalah 7 orang perawat.
2) Metode Gillies
Tabel 3.11 Menghitung jumlah tenaga perawat berdasarkan rumus
karya Gillies.
TP = A x B x 365
(365 – C) x jam kerja/hari
Keterangan :
A = jam efektif/24 jam (waktu perawatan yang dibutuhkan klien
B = sensus harian (jumlah pasien) = BOR x TT
C = jumlah hari libur dalam 1 tahun = 78
Menentukan A
Total
Tingkat Jumlah Jam Perawatan
No. Jam
Ketergantungan Pasien per Pasien
Perawat
1 Minimal care 9 1 9
2. Partial care 25 3 75
3. Total care 6 5 30
Total 114
Menentukan B
Sensus harian (jumlah pasien) = BOR x TT
= 20% x 40
=8
Menentukan Tenaga Perawat Menurut Gillies
TP A x B x 365
(365 – 78) x 7
= 4 x 8 x 365
287 x 7
= 11680
2009
= 5,81
Hasil Anlisis :
Berdasarkan hasil perhutngan rumus gillies di atas, maka
didapatkan tenga perawat yang dibutuhkan di ruang anak atau Salak
RS TK. II 03.05.01. Dustira kota Cimahi adalah 10 orang.
f. Gaya Kepemimpinan
Tabel 3.12 Persepsi Gaya Kepemimpinan Di Ruang Anak Salak Rawat Inap
RS TK. II 03.05.01. Dustira Kota Cimahi
Hasil analisis :
Berdasarkan tabel diatas didapatkan dari 14 responden, bahwa gaya
kepemimpinan yang diterapkan adalah gaya kepemimpinan demokrasi.
g. Gaya Komunikasi
Teori kesesuaian struktur dan pertimbangan komunikasi mengacu pada
model OHIO STATE.
PT – SR PT – ST
Partisipasi Selling
PR – SR PR – ST
Delegasi Telling
Hasil analisis :
(1) Gaya komunikasi TASK berdasarkan hasil perhitungan kuesioner
yang diberikan kepada 7 perawat yang dipilih secara acak, didapatkan
hasil struktur tugas yang tinggi dengan persentase sebesar 57,1%
dengan demikian termasuk dalam gaya komunikasi (TASK) baik.
(2) Gaya komunikasi RELATIONSHIP berdasarkan hasil perhitungan
kuesioner yang diberikan kepada 7 perawat yang dipilih secara acak,
didapatkan hasil pertimbangan yang tinggi dengan persentase sebesar
71,4%. Dengan demikian termasuk kedalam gaya komunikasi
(RELATIONSHIP) pertimbangan baik.
h. Kepuasan Perawat
Tabel 3.16 Berdasarkan Struktur (RELATION) Di Ruang Anak Salak
Rawat Inap RS TK. II 03.05.01. Dustira Kota Cimahi
Hasil analisis:
Kepuasan kerja adalah sikap emosi yang menyenangkan dan mencintai
pekerjaannya yang berhubuan dengan pekerjaan dan kondisinya.
Berdasarkan hasil kuesioner yang diberikan kepada 14 perawat yang dipilih
secara acak, maka dari tabel di atas diketahui bahwa harapan dari 8 perawat
Puas dan 6 orang perawat cukup puas.
Hasil dari data di atas dapat disimpulkan bahwa harapan kepuasan perawat
adalah Puas.
2. METHODE
Metode yang digunakan pada ruang Salak adalah metode tim. Dimana
merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan dimana seorang
perawat profesional memimpin sekelompok klien melalui upaya kooperatif
dan kolaboratif (Douglas, 1994 dalam Hidayah, 2014). Berdasarkan hasil
MATERIAL
SARANA DI RUANGAN
NO KETERANGAN
PRASARANA ADA TIDAK
1 Ruang Kepala 1 Terlektak di samping ruang perawat.
Ruangan Di ruangan terdapat 1 meja, 2 kursi, 1
sofa, 2 lemari besar, 1 lemari kecil, 1, 1
kipas angina
2 Ruang Perawat 1 Di dalam ruangan perawat terdapat 4
loker, 1 buah cermin, 2 buah karpet
layak digunakan, 1 kipas angin
SARANA DI RUANGAN
NO KETERANGAN
PRASARANA ADA TIDAK
3 Nurse Station 1 Nurse station terletak di tengah lorong
antara. Terdapat 6 kursi di nurse
station, 1 set sofa beserta meja, 1 buah
meja administrasi, 2 kursi administrasi,
2 meja kerja di depan kamar pasien, 1
lemari kayu, 1 lemari pelastik, 4 meja
kerja.
4 Ruang CI 1 Terletak di sebelah ruangan observasi.
Di ruang CI terdapat 2 sofa, 1 meja, 1
lemari buku, 1 loker
5 Ruang Konsultasi 1 Terletak di sebelah ruang CI. Di ruang
konsultasi terdapat 2 sofa dan 1 meja
6 Kamar Mandi 1 Kamar mandi hanya ada 1 keadaan
kamar mandi bersih dan wangi, kamar
mandi layak digunakan
7 Washtafel dan 3 Ada 3 di ruang ners station 1, di ruang
cermin tindakan 1 (tidak berfungsi), di deket
wc 1
8 Kasur Tidak terdapat kasur
9 Komputer 1 Terletak di Ruang nurse station
10. Printer 1 Terletak di ruang nurse station
10 Telepon 2 Terletak di ruang nurse station
11 Whit Board 1 Terletak di ruang kepala ruangan
12 Televisi 1 Terletak di ruang perawat
13 Air purifier 1 Terletak di ruang nurse station
14 Kipas Angin 3 Terdapat di ners stitation 2 buah, dan 1
buah di ruang kepala ruangan
15 Dapur 1 Terletak di dekat ruang serbaguna, di
dapur ada wastafle
16 AC 1 Terdapat di ruang Tindakan
17 Dispenser 2 Terdapat dispenser di dapur dan layak
digunakan
18 Jam Dinding 1 Terdapat 1 buah jam dinding di ruang
nurse station dan layak digunakan
19 Ruang Serba Guna 1 Terletak di sebelah dapur, di ruang
serbaguna ada 3 lemari alat tenun, 1
SARANA DI RUANGAN
NO KETERANGAN
PRASARANA ADA TIDAK
kulkas, 1 tempat steril alat
20 Gudang 1 Terletak di sebelah ruang konsultasi.
Di Gudang terdapat kursi roda, tiang
infus, gayung, pispot, bak instrument,
bengkok,
21 Struktur 1 Terdapat 1 buah struktur organisasi
Organisasi yang terpampang di nurse station
22 Sepeda 1 Terdapat 1 buah sepeda di depan ruang
nurse station
23 Mushola 1 Terletak di sampiFng ruangan perawat
24 Apar 3 Terdapat di dekat nurse station 1 buah,
1 buah di pintu barat dan 1 buah di
pintu timur
25 Hands rub 4 Terdapat dibeberapa bagian tempat
tidur pasien, diluar ruangan kamar
pasien/ sepanjang jalan ruangan salak
dan di nurse station
26 Kulkas 1 Terletak di dapur
27 Spigmomanometer 1 Terletak di nursestation
28 Stetoscope 2 Terletak di nursestation
29 Timbangan 3 Terdapat 1 timbangan bayi dan 2
timbangan anak/dewasa
30 Kursi panjang 1 Terdapat di nursestation
31 Monitor EKG 2 Terdapat di ruang observasi
32 Troly 2 Terletak di nursestation
33 Troly emergency 2 Terletak di ruang observasi dan di
ruang tindakan
34 Troly instrument 1 Terletak di ruang tindakan
35 Kulkas obat 1 Terletak di ruang tindakan
36 Troly obat 1 Terletak di ruang tindakan
37 Tempat sampah 5 Terletak di ruang tindakan,
(medis dan non nursestation, dan dekat wc
medis)
38 AC 1 Terdapat di ruang tindakan
JUMLAH
SARANA TIDAK
NO YANG LAYAK KETERANGAN
PRASARANA LAYAK
ADA
1. Kamar Pasien 11 11 Terdapat 1 kamar observasi,
3 kamar kelas 1, 2 kamar
kelas 2, 5 kamar kelas 3 dan
layak di pakai
2. Tempat Tidur 41 41 Jumlah keseluruhan bed di
ruang salak terdaqat 41 bad,
tetapi terdapat 1 bad yang di
pakai di ruang tindakan
3. Nomor kamar 11 11 Terdapat di setiap depan
ruang pasien
4. Gelang 10 10 Gelang identitas pasien
Identitas selalu terpasang dan sesual
Pasien dengan data yang terdapat
pada buku status pasien,
biru untuk pasien laki-laki
dan pink untuk pasien
perempuan
MONEY
1. Sumber Dana
Sumber dana operasional yang ada di ruang Salak (Anak) RS TK.II 03.05.01.
Dustira selain dari rumah sakit, sumber dana yang ada berasal dari dr. Koas.
Selain itu sumber dana berasal dari kerjasama dengan pihak institusi
pendidikan. Sumber dana yang berasal dari dr. Koas di masukkan kedalam kas
ruangan.
diberikan untuk pegawai berprestasi atau teladan dan dana bersumber dari
rumah sakit. Reward yang diberikan dalam bentuk uang.
1. Dikjut
Untuk pendidikan lanjut diruang Salak (Anak), perawat hanya diberikan izin
dan menggunakan biaya sendiri.
2. Penelitian
Dana penelitian bagi pegawai ruang Salak (Anak) RS TK.II 03.05.01. Dustira
bersumber pada pegawai itu sendiri yang akan melakukan penelitian.
3. Pendanaan Penyediaan Barang
a. Pendanaan dari rumah sakit untuk ruangan dalam bentuk alat didapatkan
dari rumah sakit.
b. Sumber dana peralatan kesehatan di ruangan sebagai penunjang diperoleh
dari dana rumah sakit yang sudah dianggarkan. Namun dari pihak ruangan
sebelumnya harus melakukan pengajuan terlebih dahulu kepada pihak
rumah sakit untuk melaporkan mengenai barang yang sudah tidak layak
pakai. Pengajuan kebutuhan alat ruangan dilakukan oleh kepala ruangan
dan diserahkan kepada kepala instalansi rawat inap setelah itu diproses
oleh bagian penunjang medis bagi fasilitas medis atau penunjang umum
bagi fasilitas non medis lalu meminta persetujuan dari pihak rumah sakit.
Prosedur Pengajuan Penyediaan Barang
Kepala ruangan administrasi ruangan membuat nota untuk pengajuan
barang diruangan rawat inap kasir utama kebagian ruangan yang
ditujukan.
4. Pengeluaran
Adanya pengeluaran untuk keperluan ruangan, seperti untuk karyawan yang
sakit dan akan menikah didaptkan dari uang kas ruangan.
MARKETING
c. Motto
Terpesona, Tertib, Ramah, Profesional, Empati, Solid, Nyaman dan
Aman
=5
2
= 2,5
= ( 40 x 5 ) - 3 = 7 Hari
26
=2
40
= 0,05 kali
= 0 x 1000%
2
=0
Hasil rekapitulasi NDR Ruangan Salak di RS Dustira dalam kurun waktu
5 hari yaitu sebesar 0%
3. Kepuasan pelanggan
Kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang
yang muncul setelah membandingkan antara kinerja (hasil) produk yang
dipikirkan terhadap kinerja yang diharapkan (Kotler, 2009). Pengukuran
kepuasan pelanggan merupakan elemen penting dalam menyediakan
pelayanan yang lebih baik, lebih efisien dan lebih efektif. Dari hasil
pengkajian yang dilakukan terhadap pasien di Ruang Bougenville
dengan menggunakan kuesioner kepuasan pasien menurut Nursalam
(2009) didapatkan :
Tabel 3.33 Tingkat Kepuasan Pasien Di Ruang Salak
Hasil Analisa:
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan pasien
dapat dikategorikan “sangat puas” (80%) sedangkan data Puas (20%).
4. Program Unggulan Ruangan
Berdasarkan analisa yang dilakukan pada kepala ruangan di ruang
salak, ruangan ini belum memiliki program unggulan yang spesifik,
namun sudah diterapkan program FCC (Family central care) yaitu
keluarga dilibatkan langsung dalam kegiatan asuhan keperawatan.
5. Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran dilakukan dari instansi rawat jalan, website,
instansi gawat darurat, leaflet, promosi kesehatan dan pendidikan
kesehatan menggunakan alat elektronik. Berdasarkan hasil wawancara
dengan kepala ruangan, RS menetapkan Pendidikan kesehatan wajib
yang harus dilakukan ruangan, dan untuk tahun 2021 Ruang Salak
hanya melakukan pendidikan wajib dari pihak promkes sebanyak 1 kali
dengan tema demam, selebihnya pendidikan kesehatan dilakukan oleh
mahasiswa kesehatan yang sedang melakukan praktik di Ruangan Salak,
kurang lebih sudah dilakukan 6 kali pendidikan kesehatan oleh
mahasiswa di tahun 2021 dengan Tema Kejang Demam,
Bronkopnemonia, Demam Berdarah, Thypoid, Demam, Diare.
6. Sasaran Marketing
Sasaran marketing Ruang Salak adalah pasien serta keluarga yang
sedang dilakukan perawatan di Ruang Salak Rumah Sakit Dustira
7. Alur Masuk Peasien
ALUR PASIEN RAWAT INAP
PASIEN DATANG
PENDAFTARAN
PASIEN BLPL
KONTROL TIDAK
KONTROL
PULANG
8. Kotak saran
Kotak saran di Ruang Salak sudah tersedia, namaun selama tahun
2021 ruangan belum pernah menerima surat di kotak saran, keluarga
pasien lebih sering dengan langsung melaporkan pada perawat jaga saat
itu di nurse station.
9. Alur Evakuasi
Alur evakuasi apabila terjadi bencana (kebakaran atau gempa bumi)
tenaga kesehatan, pasien, dan pengunjung Ruang Salak dapat mengikuti
tanda panah alur evakuasi yang berada di depan nurse station dan di
depan ruangan paviliun 1.
10. Leaflet
Berdasarkan hasil observasi di ruangan selama 3 hari, leaflet belum
tersedia di tempat leaflet yang seharusnya dan kotak leaflet terlihat
kosong, leaflet terlihat di ruang kepala ruangan dengan leaflet ISPA
sebanyak 2 buah. Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan,
leaflet habis dan belum diisi dengan leaflet yang baru. ruang salak
f. Cuci Tangan
Berdasarkan data yang di dapatkan dari PPI, tingkat kepatuhan cuci
tangan tenaga kesehatan yang ada di ruangan salak terdata sebagai
berikut :
Tabel 3.1 Presentase Kepatuhan Cuci Tangan Tenaga
Kesehatan di Ruang Salak Tahun 2020
Bulan Perawat Dokter Tenaga mahasiswa
Kesehatan
lain
Oktober 82,3% 86,3% 81,5% 78%
November 83,1% 85,6% 81% 76%
Desember 85,1% 86,5% 81,8% 78,4%
1. ANALISIS SWOT
MANAJEMEN
UNIT RUANG C6
RSUD CIBABAT
KAJIAN INTERNAL : S dan W
kepemimpinan
yang dimiliki oleh
kepala ruangan
adalah Demokrasi
5. Uraian tugas / job
description sudah
sesuai dengan peran
dan tanggung
jawabnya
6. Tersedianya
struktur organisasi
dengan garis
komando yang jelas
sesuai dengan
metode asuhan
keperawatan
profesional
yang diterapkan
diruangan di ruang
Manajemen Keperawatan, 5M
Anak.
7. Pengetahuan
perawat pelaksana
tentang model
penugasan tim di
ruangan
berdasarkan
indikator shift kerja
baik (100%),
indikator uraian
tugas baik (100%),
dan indikator
komunikasi baik
(100%)
8. Survei kepuasan
perawat
menunjukkan data
bahwa sebagian
besar perawat
Manajemen Keperawatan, 5M
pelaksana merasa
puas dengan
presentase (57,1%)
METHODE 1. Ruang anak
mempunyai
struktur organisasi
sendiri.
2. Pengetahuan
tentang tindakan
timbang terima
dengan kategori
baik sejumlah 11
perawat (78,5%).
3. Berdasarkan hasil
observasi universal
precaution tentang
mencuci tangan di
ruangan didapatkan
data sudah semua
Manajemen Keperawatan, 5M
perawat sesuai
dengan prosedur
(SOP).
4. Berdasarkan
hasil observasi
universal
precaution
tentang
pengelolaan alat
kesehatan di
ruangan sudah
sesuai dengan
prosedur (SOP).
5. Berdasarkan hasil
observasi universal
precaution tentang
pengelolaan alat-
alat tajam di
ruangan didapatkan
Manajemen Keperawatan, 5M
sudah dilakukan
sesuai dengan
prosedur (SOP).
6. Berdasarkan hasil
observasi universal
precaution tentang
pengelolaan limbah
di ruangan sudah
dilakukan sesuai
prosedur (SOP)
7. Pelaksanaan
sentralisasi obat
yang dilaksanakan
sssssdengan baik
sejumlah 14
perawat (100%).
MATERIAL
MARKETING
Manajemen Keperawatan, 5M
MONEY
di ruang Anak.
7. Pengetahuan perawat
pelaksana tentang
model penugasan tim
di ruangan
berdasarkan indikator
shift kerja baik (100%),
indikator uraian tugas
baik (100%), dan
indikator komunikasi
baik (100%)
8. Survei kepuasan
perawat menunjukkan
data bahwa sebagian
besar perawat
pelaksana merasa
puas dengan
presentase (57,1%)
Manajemen Keperawatan, 5M
METHOD 1. Ruang anak 1. Didapatkan 3 perawat 1. Adanya kebijakan dari 1. Adanya pihak dari
mempunyai struktur (21,4%) yang RS untuk menerapkan rumah sakit competitor
organisasi sendiri. pengetahuan tentang metode MPKP di lain yang sudah
2. Pengetahuan tentang tindakan timbang ruangan. menerapkan metode
tindakan timbang terima dengan kategori 2. Menjadi rumah sakit MPKP.
terima dengan kurang baik. rujukan dengan 2. Adanya mahasiswa
kategori baik sejumlah mengedepankan yang praktek dan
11 perawat (78,5%). pelayanan prima. belum mengetahui
SOP yang berlaku di
rumah sakit.
Manajemen Keperawatan, 5M
asuhan keperawatan
8. Berdasarkan hasil dengan lengkap.
observasi universal sejumlah 12 perawat
precaution tentang (71%).
mencuci tangan di 7. Pengetahuan perawat
ruangan didapatkan tentang pelaksanaan
data sudah semua supervise dengan
perawat sesuai kategori kurang
dengan prosedur sejumlah 9 perawat
(SOP). (53%).
9. Berdasarkan hasil 8. Pengetahuan perawat
observasi universal tentang metode
precaution tentang asuhan keperawatan
pengelolaan alat dengan kategori
kesehatan di ruangan kurang sejumlah 10
sudah sesuai dengan perawat (59%).
prosedur (SOP). Dalam pelaksaaan
10. Berdasarkan hasil metode penugasan
observasi universal (metode TIM) masih
Manajemen Keperawatan, 5M
belum optimal ,
masih kurang , tidak
sesuai, dengan beban
kerja.
precaution tentang
pengelolaan alat-alat
tajam di ruangan
didapatkan sudah
dilakukan sesuai
dengan prosedur
(SOP).
7. Berdasarkan hasil
observasi universal
precaution tentang
pengelolaan limbah di
ruangan sudah
dilakukan sesuai
prosedur (SOP)
Manajemen Keperawatan, 5M
8. Pelaksanaan
sentralisasi obat yang
dilaksanakan dengan
baik sejumlah 14
perawat (100%).
9. Hasil dari observasi
terhadap 10 tindakan
yang sering dilakukan
di ruangan hampir
Manajemen Keperawatan, 5M
rata-rata sudah
dilakukan sesuai
dengan prosedur (SOP)
dengan rata- rata
presentase (90%).
10. Metode penugasan
berdasarkan hasil
wawancara dan
observasi di ruangan
adalah menggunakan
metode TIM.
11. Sudah terdapat SOP
yang ada di ruangan.
12. Sudah terdapat satuan
asuhan keperawatan.
untuk
memudahkan segala
aktivitas diruangan.
8. Sistem mitigasi
bencana diruangan
dalam kondisi baik
dengan presentase
100%
9. Peralatan non medis di
ruangan sangat layak
untuk
menunjang
perawatan
10. Terdapat SOP
diruang anak
Manajemen Keperawatan, 5M
MARKETING 1. BOR diruangan 1. Nilai AvLos di 1. Rumah sakit sudah 1. Adanya rumah sakit
selama tahun 2021 ruangan adalah 2,5 memiliki website kompetitor yang
termasuk normal sehingga dapat tersendiri untuk lokasinya tidak
60% menurut disimpulkan bahwa menampung kritik dan berjauhan dengan
parameter (Depkes RI, nilai AvLos belum saran. RS Dustira seperti
2005). ideal atau belum sesuai 2. Kepuasan pasien di Rumah Sakit Mitra
2. Nilai rata-rata TOI di dengan parameter ruangan termasuk ke Kasih, RSUD
ruangan adalah 7 yang (Depkes RI, 2005). dalam kategori sangat Cibabat dan Rumah
menunjukan bahwa 2. Nilai rata-rata BTO di puas dengan hasil 80% Sakit Kasih Bunda.
nilai TOI di ruangan ruangan 0,05 yang (> 75% dikatakan puas
sudah ideal atau sudah menunjukan bahwa dan <75% dikatakan
sesuai parameter nilai BTO di ruangan tidak puas) menurut
(Depkes RI, 2005). belum ideal atau belum Supranto (2007).
3. Nilai rata-rata MDR di sesuai parameter
ruangan adalah 0 (Depkes RI, 2005).
(<25%) yang 3. Ruangan masih
menunjukan bahwa kurang ketersediaan
Manajemen Keperawatan, 5M
Rumah Sakit
14. Ruangan sudah
melaksanakan
pengurangan resiko
9. Adanya jaminan
kesehatan bagi
Non-PNS melalui
BPJD dan
ketenaga kerjaan
sudah baik.
11. Ruangan
sudah menerapkan
manajemen
resiko dalam
pelayanan
keperawatan
12. Ruangan sudah
melaksanakan
pengidentifikasian
pasien dengan
tepat sesuai
dengan standar
Rumah Sakit
15. Ruangan sudah
menggunakan
metode
komunikasi
SBAR
16. Ruangan sudah
melaksanakan
peningkatan
keamanan obat
17. Ruangan
sudah
melaksanakan
pengurangan
resiko salah
lokasi, salah
pasien, dan salah
tindakan operasi
18. Ruangan sudah
melaksanakan
pengurangan
resiko infeksi
sesuai standar
Rumah Sakit
19. Ruangan sudah
melaksanakan
pengurangan
resiko pasien
jatuh sesuai
dengan standar
Rumah Sakit
20. Kebutuhan
perawatan diri
pasien di ruangan
sudah terpenuhi
sepenuhnya.
MONEY 5. Terdapat sumber 1. Tidak terdapat 1. Adanya 1. Terdapat
dana dari kerja tunjangan hari kesempatan rumah sakit
sama antar rumah karyawan untuk kompetitor
sakit, instalasi tua untuk TKK melakukan yang dekat
pendidikan, 2. Tidak terdapat pendidikan lanjut dengan RS.
pasien (umum dan remunerisasi 2. Adanya Dustira
BPJS), jam untuk TKK kerjasama dengan tarif
kesmas dan 3. Tidak ada dengan institusi yang lebih
pasien kontraktor. alokasi dana pendidikan murah.
6. Adanya yang diberikan 3. Adanya 2. Rumah sakit
pengembangan untuk karyawan kerjasama kompetitor
sarana prasarana yang ingin dengan Rumah memiliki gaji
dan sumber daya melakukan Sakit lain yang lebih
manusia pelatihan dan 4. Adanya peluang besar
7. Adanya gaji seminar jika untuk TKK
pokok bagi PNS tidak ditugaskan menjadi PNS
dan Non- PNS oleh Rumah 5. Adanya dana
setiap bulan Sakit alokasi yang
8. Adanya insentif diberikan untuk
bagi PNS dan karyawan yang
Non- PNS melakukan
9. Adanya tunjangan pelatihan dan
hari raya idul fitri seminar yang
10. Adanya tunjangan ditugas kan oleh
hari tua yang Rumah Sakit
diberikan untuk 6. Pendanaan
PNS (pensiun) barang habis
11. Adanya pakai diambil
remunerisasi yang dari pemasukan
diberikan untuk rumah
PNS esuai dengan sakiPengajuan
pangkat dan alat ruangan di
golongan Adanya anak kepala
jaminan ruangan terlibat
kesehatan bagi dalam
PNS melalui penyusunan
(BPJS kesehatan anggaran.
dan ketenaga 7. Rumah
kerjaan) Adanya sakitsudah
jaminan memiliki website
kesehatan bagi tersendiri untuk
Non-PNS melalui menampung
BPJS dan kritik dan
ketenaga kerjaan saran.Kepuasan
12. Adanya bonus pasien di
yang diberikan ruangan
kepada perawat termasuk ke
teladan dalam kategori
13. Adanya uang kas sangat puas
yang dilakukan dengan hasil
oleh ruangan 80% (> 75%
anak dikatakan puas
dan <75%
dikatakan tidak
puas) menurut
Supranto (2007).
TOWN MATRIKS
S W
O SO (+/+) WO (-/+)
mahasiswa instansi
T ST WT
Rencana Strategi
1 KEKUATAN
0,039 4 0,156
1. Kepala ruangan berlatar
belakang pendidikan
S1
Keperawatan dengan
pengalaman kerja ≥ 10
tahun
2. Sebagian besar masa kerja
0,039 3 0,117
perawat di Ruang anak ≥
4 tahun
3. Karu, Katim dan perawat
pelaksana di ruang anak
0,039 4 0,156
sudah mengikuti pelatihan
keperawatan sesuai
kebutuhan ruangan
pengetahuan perawat
4. Gaya kepemimpinan
yang dimiliki oleh kepala
ruangan adalah
Demokrasi
5. Uraian tugas / job
description sudah sesuai
dengan peran dan 0,039 4 0,156
tanggung jawabnya
6. Tersedianya struktur
organisasi dengan
garis komando yang jelas
sesuai dengan metode
asuhan keperawatan 0,039 4 0,156
profesional
yang diterapkan
diruangan di ruang Anak.
7. Pengetahuan perawat
pelaksana tentang model
8. Penugasan tim
di ruangan berdasarkan 0,039 3 0,117
indikator shift kerja baik
(100%), indikator uraian
tugas baik (100%), dan
indikator komunikasi
baik (100%)
9. Survei kepuasan perawat
menunjukkan data bahwa
sebagian besar perawat
pelaksana merasa
puas dengan presentase
(57,1%)
10. Ruang anak mempunyai
struktur organisasi 0,039 4 0,156
sendiri.
11. Pengetahuan tentang
tindakan timbang terima
dengan kategori baik 0,039 4 0,156
sejumlah 11 perawat
(78,5%).
12. Berdasarkan hasil
observasi universal
precaution tentang
mencuci tangan di
ruangan didapatkan
data sudah semua
perawat sesuai
dengan prosedur
(SOP).
13. Berdasarkan hasil 0,039 3 0,117
observasi universal
precaution tentang
pengelolaan alat
kesehatan di ruangan
sudah sesuai dengan
prosedur (SOP).
14. Berdasarkan hasil
observasi universal
precaution tentang
pengelolaan alat-alat
tajam di ruangan 0,039 4 0,156
didapatkan sudah
dilakukan sesuai
dengan prosedur
(SOP).
15. Berdasarkan hasil 0,039 3 0,117
observasi universal
precaution tentang
pengelolaan limbah di
ruangan sudah
dilakukan sesuai
prosedur (SOP)
16. Pelaksanaan sentralisasi 0,039 4 0,156
obat yang dilaksanakan
dengan baik sejumlah 14
perawat (100%).
17. Hasil dari observasi
terhadap 10 tindakan
yang sering dilakukan di
ruangan hampir rata-rata
sudah dilakukan sesuai
dengan prosedur (SOP)
dengan rata- rata
presentase (90%).
18. Metode penugasan
berdasarkan hasil
wawancara dan
observasi di ruangan
adalah menggunakan
metode TIM. 0,039 3 0,117
19. Sudah terdapat SOP
yang ada di ruangan.
20. Sudah terdapat satuan
asuhan keperawatan.
21. Fasilitas kesehatan
ruangan cukup
memadai sesuai dengan
standar Depkes
dengan presentase 92%
22. Tersedia tempat sampah
medis dan non medis.
23. Ruang tindakan masih 0,039 3 0,117
layak untuk digunaka.
24. Ruangan pasien dibagi
menjadi beberapa
kategori kelas 1, 2, 3 ,
ruang observasi dan
paviliun.
25. ATK dengan kondisi
yang baik dan layak
pakai.
26. Alat tenun layak untuk
digunakan
27. Terdapat ruangan
ruangan karu dan nurse
station terletak ditengah 0,039 3 0,117
ruangan perawatan untuk
memudahkan segala
aktivitas diruangan.
28. Sistem mitigasi bencana
diruangan dalam kondisi
baik dengan presentase
100%
29. Peralatan non medis di
ruangan sangat layak
untuk menunjang
perawatan
30. Terdapat SOP diruang 0,039 4 0,156
anak
31. BOR diruangan
selama tahun 2021
termasuk normal
60% menurut parameter
(Depkes RI, 2005).
32. Nilai rata-rata TOI di 0,039 4 0,156
ruangan adalah 7 yang
menunjukan bahwa nilai
TOI di ruangan sudah
ideal atau sudah sesuai
parameter (Depkes RI,
2005).
33. Nilai rata-rata MDR di
ruangan adalah 0 (<25%)
yang menunjukan bahwa
nilai MDR di ruangan
sudah ideal sesuai
dengan parameter
(Depkes RI, 2005). 0,039 4 0,156
34. Sasaran mutu yang
digunakan di Rumah
Sakit mengarah
kepada keselamatan
pasien (patient safety).
35. Rumah Sakit sudah
menetapkan metode
penyelesaian masalah
mutu keperawatan 0,039 4 0,156
dengan PDSA (Plan-
Do-Study-Act) sebagai
salah satu upaya untuk
meningkatkan kualitas 0,039 4 0,156
mutu kesehatan.
36. Angka kejadian HAIs
(Healthcare Associated 0,039 3 0,117
Infections) di ruangan
pada bulan Januari 2020
sampai Januari 2021
adalah 0% dimana
bahwa mutu
pelayanan keperawatan
sudah baik.
37. Ruangan sudah 0,039 4 0,156
menerapkan manajemen
resiko dalampelayanan
keperawatan 0,039 3 0,117
38. Ruangan sudah
melaksanakan
pengidentifikasian pasien 0,039 4 0,156
dengan tepat sesuai
dengan standar Rumah
Sakit
39. Ruangan sudah
menggunakan metode
komunikasi SBAR
40. Ruangan sudah 0,039 3 0,117
melaksanakan
peningkatan keamanan
obat
41. Ruangan sudah 0,039 3 0,117
melaksanakan
pengurangan resiko salah 0,039 3 0,117
lokasi, salah pasien,
dan salah tindakan
operasi
42. Ruangan sudah
melaksanakan
pengurangan resiko
infeksi sesuai standar
Rumah Sakit
43. Ruangan sudah
melaksanakan 0,039 3 0,117
pengurangan resiko
pasien jatuh sesuai
dengan standar Rumah
Sakit
44. Kebutuhan perawatan
diri pasien di ruangan 0,039 3 0,117
sudah terpenuhi
sepenuhnya
45. Terdapat sumber dana
dari Kerja sama antar
rumah sakit, instalasi
pendidikan, pasien 0,039 4 0,156
(umum dan BPJS), jam
kesmas dan pasien 0,039 3 0,117
kontraktor.
46. Adanya pengembangan
sarana prasarana dan
sumber daya manusia
47. Adanya gaji pokok bagi
PNS dan Non- PNS
setiap bulan
48. Adanya insentif bagi
PNS dan Non-PNS 0,039 3 0,117
49. Adanya tunjangan hari
raya idul fitri
50. Adanya tunjangan hari
tua yang diberikan untuk
PNS (pensiun)
51. Adanya remunerisasi
yang diberikan untuk
PNS sesuai dengan
pangkat dan golongan
52. Adanya jaminan
kesehatan bagi PNS 0,039 3 0,117
melalui (BPJS kesehatan
dan ketenaga kerjaan)
53. Adanya jaminan
kesehatan bagi Non-PNS
melalui BPJD dan
ketenaga kerjaan
54. Adanya bonus yang
diberikan kepada perawat
teladan
55. Adanya uang kas yang
dilakukan oleh ruangan
anak 0,039 4 0,156
0,039 4 0,156
0,039 3 0,117
0,039 3 0,117
0,039 4 0,156
0,039 3 0,117
0,039 4 0,156
0,039 4 0,156
0,039 3 0,117
0,039 4 0,156
0,039 3 0,117
0,039 4 0,156
0,039 4 0,156
0,039 3 0,117
0,039 3 0,117
0,039 4 0,156
0,039 3 0,117
0,039 4 0,156
0,039 4 0,156
0,039 3 0,117
0,039 4 0,156
0,039 3 0,117
2 KELEMAHAN
0,039 2 0,078
3. Sebagian besar perawat
dengan status
kepegawaian KHL
(Kerja Harian Lepas)
4. Sebagian besar
perawat pelaksana
memiliki jenjang karir 0,039 2 0,078
Pk 1
5. Sebagian besar perawat
pelaksana di Ruang anak
berlatar pendidikan D3
Keperawatan
sebanyak 9 orang
6. Ketua Tim berlatar 0,039 1 0,039
belakang pendidikan S1
keperawatan
7. Jumlah perawat
kurang dari standar jika
dilihat berdasarkan
perhitungan Douglas dan
PPNI (25 0rang)
8. Beban kerja perawat 0,039 2 0,078
tinggi
9. Masih adanya turn over
(pergantian karyawan
dalam suatu organisasi
perawat) 0,039 1 0,039
10. Didapatkan 3 perawat
(21,4%) yang
pengetahuan tentang
tindakan timbang terima
dengan kategori kurang
baik. asuhan
keperawatan dengan
lengkap. sejumlah 12 0,039 1 0,039
perawat
(71%). 0,039 1 0,039
11. Pengetahuan perawat
tentang pelaksanaan
supervise dengan
kategori kurang
sejumlah 9 perawat
(53%). 0,039 2 0,078
12. Pengetahuan perawat
tentang metode asuhan
keperawatan dengan
kategori kurang
sejumlah 10 perawat
(59%).
13. Dalam pelaksaaan
metode penugasan
(metode TIM) masih
belum optimal , masih
kurang , tidak sesuai,
dengan beban kerja.
14. Tidak terdapat ruang
mahasiswa sehingga
hanya menggunakan
ruangan CI untuk 0,039 1 0,039
menyimpan barang dan
berdiskusi.
15. Tidak terdapat bel
diruang perawatan kelas
1,2,3.
16. Kurangnya leaflet
sebagai media penkes.
17. Handwash dan handsrub
tidak semua botol terisi
terutama dilingkungan
18. Struktur organisasi tidak 0,039 1 0,039
sesuai dengan perawat
yang berada diruangan.
19. Nilai AvLos di ruangan
adalah 2,5 sehingga
dapat disimpulkan bahwa
nilai AvLos belum ideal
atau belum sesuai dengan
parameter (Depkes RI,
2005).
20. Nilai rata-rata BTO di
ruangan 0,05 yang 0,039 1 0,039
menunjukan bahwa nilai
BTO di ruangan belum
ideal atau belum sesuai
parameter (Depkes RI,
2005).
21. Ruangan masih kurang
ketersediaan leaflet
sebagai media promosi
kesehatan.
22. Tidak terdapat tunjangan 0,039 1 0,039
hari tua untuk TKK
23. Tidak terdapat
remunerisasi untuk TKK
24. Tidak ada alokasi dana
yang diberikan
untuk karyawan yang
ingin melakukan
pelatihan dan seminar
jika tidak ditugaskan
oleh Rumah Sakit 0,039 1 0,039
0,039 2 0,078
0,039 1 0,039
0,039 1 0,039
0,039 2 0,078
0,039 2 0,078
0,039 2 0,078
0,039 1 0,039
0,039 1 0,039
0,039 1 0,039
ANCAMAN
0,039 2 0,078
0,039 2 0,078
0,039 1 0,039
0,039 2 0,078
0,039 1 0,039
0,039 1 0,039
0,039 2 0,078
IFE
Kuat Sedang Lemah
8,9
4.0 3.0 2.0 1.0
Kuat
E
I II III
F 3.0
2,1
E
IV V VI
Sedang
Kesimpulan :
Didapatkan IFE (8,9) dan EFE (2,1) Pada IE matrix di atas ditunjukan
kondisi ruang rawat tersebut berada pada sel 4. Simbol sel ini +/+. Sel
FAKTOR EKSTERNAL
1. Stabilitas Lingkungan (ES)
a. Letak cukup strategis karena
berada di tengah kota dan
daerah lingkungan militer -1
b. Bekerja sama dengan
instansi pendidikan dalam
praktik mahasiswa -1
c. Kepatuhan tenaga perawat
terhadap SOP Optimal -1
2. Keuntungan Kompetisi (CA)
a. Terdapat rumah sakit terdekat
sebagai kompetitor yaitu
RSUD Cibabat, Mitra Kasih, -2
MAL, Kasih Bunda
5. X = IS +CA = 4 + (-2)= 2
C. Matrix Space
(x = 2 y = 2,5)
Banyak
peluang
lingkungan
Berbenah agresif
Diri (konservatif)
Kelemahan Kekuatan
Defensif diversifikasi
(kompetitif)
Ancaman
Lingkungan
yang besar
Kesimpulan :
Pada Matrix Space di atas ditunjukkan kondiri ruang rawat
tersebut berada pada Sel 1. Simbol sel ini +/+. yaitu strategi agresif
berarti rumah sakit berada pada posisi yang baik untuk memanfaatkan
menghindari ancaman-ancaman.
halaman akhir
D. Alternatif Strategi
X X X
NG JAWAB KEBERHASILAN
5M
supervisi
3 Untuk Untuk mengoptimalkan Iqbal 13-02- Terdapat denah ruangan di
ruangan
*Keterangan :
1. Strategi Aggressive
a. Market Penetration
Adalah strategi untuk meningkatkan pangsa pasar untuk produk atau jasa dalam pasar yang ada
sekarang melalui usaha-usaha pemasaran untuk intensif. Strategi ini dipilih bila : pasar sekarang
belum jenuh, penggunaan dari pelanggan meningkat, pangsa pasar dari pesaing menurun sedang
penjualan total dari industri meningkat atau kolerasi antar keuntungan dan biaya pemasar tinggi.
Salah satu caranya dengan memanfaatkan tenaga kerja perawat ruangan yang sudah pernah
mengikuti pelatihan BTCLS/BCLS, dan pelatihan lainnya dalam pemberian pelayanan maksimal
b. Market Development
Adalah strategi mengenal produk atau jasa yang ada ke daerah baru. Strategi ini dipilih bila
terdapat jaringan distribusi baru yang murah, baik, dan dapat diandalkan, organisasi sangat sukses,
pasar belum jenuh, atau organisasi mempunyai kapasitas produk yang berlebih. Strategi yang
dilakukan di ruang Galunggung (Bedah pria) adalah mengadakan leaflet 10 masalah keperawatan dan
10 SOP tindakan terbanyak di ruangan dengan memanfaatkan kerjasama dengan pihak institusi
pendidikan.
c. Produk Development
Adalah strategi yang berusaha meningkatkan penjualan dengan jalan memperbaiki atau
memodifikasi produk dan jasa yang ada. Strategi ini dipilih bila organisasi mempunyai produk sukses
yang sudah ada dalam tahap matang dengan menarik pelanggan yang puas terhadap produk baru,
persaingan industri dengan ciri teknologi yang cepat berkembang, pesaing utama menawarkan
produk dengan kualitas yang lebih baik dengan harga bersaing, organisasi bersaing dalam industri
dengan pertumbuhan tinggi atau mempunyai kemampuan riset dan pengembangan yang kuat.
Strategi yang digunakan di ruang Galunggung (Bedah pria) dengan mempertahankan dan
Metode Tim, Ronde keperawatan, Timbang Terima, Discharge Planing, Sentralisasi Obat, Supervisi
dan Universal Precaution, Meningkatkan pengetahuan perawat tentang jenis komunikasi dan gaya
kepemimpinan dengan memanfaatkan kesempatan mengikuti pelatihan, seminar, dan izin belajar.
d. Backward Integration
Adalah strategi untuk mendapatkan atau meningkatkan control terhadap perusahaan pemasok.
Strategi ini dipilih bila pemasok yang sekarang mahal dan tidak dapat diandalkan untuk memenuhi
kebutuhan, jumlah pemasok sedikit dan jumlah pesaing banyak, organisasi bersaing di dalam industri
yang sedang berkembang, atau pemasok sekarang mempunyai profit margin yang tinggi. Salah satu
cara yang akan dilakukan adalah membuat papan penugasan, untuk mengoptimalkan metode
penugasan di ruangan, pengajuan ketenagaan perawat, meningkatkan pelayanan keperawatan
berdasarkan rata – rata masa kerja perawat, pengalaman pelatihan yang pernah diikuti, dan
kesesuaian setiap jobdesc dengan memanfaatkan adanya izin belajar dari RS untuk
kepemimpinan demokrasi dan gaya komunikasi partisipasi untuk mengambil peluang izin belajar.
e. Forward Integration
Adalah strategi untuk mendapatkan atau meningkatkan kontrol terhadap distributor atau
pengecer. Strategi ini dipilih bila tidak ada distributor yang baik untuk bersaing di dalam industri yang
sedang berkembang atau distributor dan pengecer sekarang mempunyai profit yang tinggi. Cara yang
akan dilakukan adalah mengoptimalkan indicator pelayanan kesehatan bagi pasien dan kesejahteraan
karyawan melalui anggaran rumah sakit yang meliputi dari pembayaran pasien anggaran rumah sakit
dari pelayanan kesehatan dari pasien baik BPJS dinas sipil/dinas TNI/kantor/PNS, BPJS mandiri,
umum, kontraktor/jamsostek, askes, dan jamkesmas; Mengusulkan kepada kepala ruangan mengenai
peningkatan pemberian reward secara khusus bagi pegawai berprestasi untuk mengadakan
pengembangan kualitas SDM, yang bersumber dari kerjasama dengan pihak institusi pendidikan dan
beberapa perusahaan.
f. Horizontal Integration
Adalah strategi untuk mendapatkan kepemilikan atau meningkatkan control terhadap pesaing.
strategi ini di pilih bila organisasi mendapat monopoli, bersaing di dalam industry yang sedang
berkembang, atau pesaing kurang menguasai pengolahan pemasok. Salah satu cara yang dilakukan
adalah mengajukan agar diadakannya program unggulan guna meningkatkan kualitas pelayanan
g. Conglomerate Diversification
Adalah menambah produk atau jasa baru. Beberapa perusahaan melakukan diversifikasi
konglomerat sebagian didasarkan pada harapan laba dari memecah-mecah perusahaan yang dibeli
dan menjual divisi. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan cara meningkatkan kelengkapan
alat-alat medis dengan memanfaatkan sumber dana anggaran Rumah Sakit dan kas ruangan
h. Concentric Diversification
Adalah menambah produk atau jasa baru tetapi berkaitan secara langsung. Salah satu cara
yang dilakukan adalah meningkatkan sarana prasarana di RS khususnya di ruangan pasien dengan
i. Horizontal Diversification
Merupakan penambahan produk atau jasa tetapi tidak berkaitan untuk pelanggan yang sudah
ada. Resiko strategi ini tidak sebesar diversivikasi konglomerat karena perusahaan pasti sudah
mengenal pelanggan yang sudah ada. Salah satu cara yang dilakukan adalah meningkatkan Sarana
prasarana alat kesehatan yang sesuai dengan standar depkes untuk pasien (melengkapi no bed
pasien yang terpasang di dinding, bel di ruangan, dan kotak saran) dengan memanfaatkan dana
Jakarta: Depkes RI
Sauders Company
Ilmu