Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN HASIL SURVEI

Dampak Covid-19 terhadap Penjual di Pasar Rakyat Aundonohu Kelurahan

Aundonohu Kecamatan Poasia Kota Kendari

Disusun Oleh :

Dimas Wira Wicaksana : C1G1 19 007


Ardhiansa : C1G1 19 037
Siwi Reswari : C1G1 19 141
La Ode Mardan Sakti P.S : C1G1 19 017
Suriyadit : C1G1 19 143
Kasmadin Sat : C1G1 19 055

PRODI ILMU PEMERINTAHAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-

Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas Survei yang berjudul “Dampak Covid-19

terhadap Penjual di Pasar Rakyat Aundonohu Kelurahan Aundonohu Kecamatan

Poasia Kota Kendari” dengan tepat waktu.

Survei disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Studi Kependudukan.

Selain itu, hasil survei ini bertujuan menambah wawasan tentang Dampak dan

Peran Pemerintah Kota Kendari terhadap Penjual di Pasar Rakyat Aundonohu

Kelurahan Aundonohu Kecamatan Poasia Kota Kendari Saat Pandemi Covid-19 

bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Aryuni Salpiana

selaku Dosen Mata Kuliah Studi Kependudukan. Ucapan terima kasih juga

disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya Survei

ini.

Penyusun menyadari laporan hasil survey ini masih jauh dari sempurna.

Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan

Laporan ini.

Surabaya, 6 Maret 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan Penelitian
1.4. Manfaat Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Pandemi Covid-19


2.2. Covid-19 di Indonesia
2.3. Covid-19 di Kota Kendari

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Tipe Penelitian


3.2. Teknik Pengumpulan Data
3.3. Sunber Data
3.4. Teknik Pengolaan dan Analisis Data

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Identitas Informasi


4.2. Profil Informan
4.3. Kehidupan Sosial Ekonomi
4.4. Hasil Observasi

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan
5.2. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

World Health Organization (WHO) menjelaskan bahwa

Coronaviruses (Cov) adalah virus yang menginfeksi sistem pernapasan.

Infeksi virus ini disebut COVID19. Virus Corona menyebabkan penyakit flu

biasa sampai penyakit yang lebih parah seperti Sindrom Pernafasan Timur

Tengah (MERS-CoV) dan Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS-CoV).

Virus Corona adalah zoonotic yang artinya ditularkan antara hewan dan

manusia. Berdasarkan Kementerian Kesehatan Indonesia, perkembangan

kasus COVID-19 di Wuhan berawal pada tanggal 30Desember 2019 dimana

Wuhan Municipal Health Committee mengeluarkan pernyataan “urgent

notice on the treatment of pneumonia of unknown cause”. Penyebaran virus

Corona ini sangat cepat bahkan sampai ke lintas negara. Sampai saat ini

terdapat lebih dari 200 negara yang mengkorfirmasi terkena virus Corona.

Penyebaran virus Corona yang telah meluas ke berbagai belahan dunia

membawa dampak pada perekonomian Indonesia, baik dari sisi perdagangan,

investasi dan pariwisata.

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan menerbitkan Peraturan

Menteri Kesehatan No.9 Tahun 2020 tentang Pedoman Pembatasan Sosial

Berskala Besar (PSBB) dalam rangka mempermudah dan mempercepat

penanganan covid-19 ini. Yang mana pembatasan tersebut meliputi


1
meliburkan sekolah-sekolah, kampus-kampus, tempat kerja, pembatasan

kegiatan keagamaan, pembatasan di tempat/fasilitas umum, pembatasan

sosial budaya, pembatasan moda transportasi, dan pembatasan kegiatan

lainnya yang dapat menyebabkan timbulnya keramaian/perkumpulan. Hal

demikian itu dilakukan semata-mata bukan untuk membatasi ruang gerak

dari berbagai yang berkepentingan, melainkan metode jitu dalam memutus

rantai penyebaran covid-19 ini. Kebijakan tersebut meningkatkan resiko

sektor industri menghadapi gangguan signifikan dari sisi rantai pasok, tenaga

kerja, kesinambungan bisnis hingga arus kas usaha mereka.

Presiden Ir. Joko Widodo belum memutuskan untuk me-lockdown, ia

mengimbau kepada publik bahwa kunci untuk mencegah penyebaran virus

corona adalah mengurangi mobilitas masyarakat dari satu tempat ke tempat

lain dan tidak berkumpul di keramaian. Meski berbagai pihak mendesak

presiden untuk melakukan lockdown.Untuk mengantisipasi hal ini, yang

terbaik adalah menghindari apa yang disebut “social distancing”, yaitu,

menghindari pertemuan massal dan menjaga jarak 2 meter / sekitar satu jenis

(empat benjolan, enam kaki) dari yang lain memutuskan. Ini berarti bahwa

metode ini mengurangi penyebaran penyakit yang ditularkan dari orang ke

orang. Sederhananya, metode ini mengharuskan kita untuk menjaga jarak

agar tidak ada virus atau patogen yang dapat menyebar dari orang ke orang.

Pemerintah tidak melakukan penguncian karena mempertimbangkan

dampaknya terhadap Indonesia, karena sebagian besar pekerja Indonesia

berada di sektor informal daripada sektor formal.

2
Dalam upaya penanggulangan Covid-19 di Kota Kendari adalah jam

malam dalam penerapannya. Pemerintah Kota Kendari memberlakukan jam

malam selama kurang lebih 3 bulan. Setiap orang dilarang beraktivitas di luar

rumah, termasuk aktivitas usaha/dagang/hiburan, ataupun aktivitas sosial

lainnya, sejak pukul 21.00 sampai 04.00 WIB. Karena jika dilakukan

lockdown dapat secara langsung membahayakan orang-orang di kondisi

ekonomi menengah dan rendah mengalami penurunan pendapatan yang

relatif rendah, karena kebanyakan dari mereka tidak dapat lagi menjual

sebagai pedagang kaki lima seperti sari laut, somay, pedagang bakso, dan

pedagang kaki lima lainnya. dengan keadaan pandemi seperti ini banyak

pedagang yang kehilangan pendapatan secara langsung akibat lockdown.

Pemerintah harus siap untuk memberikan Bantuan Tunai (BLT) yang

diberikan secara langsung kepada masyarakat selama masa pandemi, dengan

adanya pandemi secara langsung mencegah kegiatan ekonomi mikro dan

makro ekonomi. Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan penelitian

mengenai Dampak Covid-19 terhadap Perekonomian Penjual di Pasar Rakyat

Anduonohu, Kelurahan Anduonohu, Kecamatan Poasia, Kota Kendari.

1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, penyusun menemukan permasalahan

sebagai berikut :

3
1. Bagaimana dampak Covid-19 terhadap Penjual di Pasar Rakyat

Anduonohu, Kelurahan Anduonohu, Kecamatan Poasia, Kota

Kendari?

2. Bagaimana peran pemerintah Kota Kendari terhadap Penjual di Pasar

Rakyat Anduonohu, Kelurahan Anduonohu, Kecamatan Poasia, Kota

Kendari yang terdampak pandemi Covid-19 ?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Untuk mengetahui dampak Covid-19 terhadap Penjual di Pasar Rakyat

Anduonohu, Kelurahan Anduonohu, Kecamatan Poasia, Kota Kendari;

2. Untuk mengetahui peran pemerintah Kota Kendari terhadap Penjual di

Pasar Rakyat Anduonohu, Kelurahan Anduonohu, Kecamatan Poasia,

Kota Kendari yang terdampak pandemi Covid-19.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin di peroleh pada penelitian ini adalah sebagai

berikut :

4
1. Dapat mengetahui dampak Covid-19 terhadap Penjual di Pasar Rakyat

Anduonohu, Kelurahan Anduonohu, Kecamatan Poasia, Kota

Kendari ;

2. Dapat mengetahui peran pemerintah Kota Kendari terhadap Penjual di

Pasar Rakyat Anduonohu, Kelurahan Anduonohu, Kecamatan Poasia,

Kota Kendari yang terdampak pandemi Covid-19.

5
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1.Pandemi Covid-19

Dunia dihebohkan dengan kemunculan penyakit Coronavirus

Disease 2019 (COVID-19). Coronavirus telah merubah segalanya. Di satu

sisi respon pemerintah lambat dalam penanganan karena menganggap

virus corona tidak berbahaya, namun di sisi lain penyebaran virus sangat

cepat yang menular melalui media tubuh manusia, dan dalam waktu

singkat sudah menjangkiti 114 negara, sehingga tanggal 11 Maret 2020

WHO mendeklarasikan COVID-19 sebagai wabah dunia (Sebayang,

2020). Pada tanggal 31 Maret 2020 Pemerintah Indonesia mengumumkan

situasi darurat nasional (Bayu, 2020), dan 17 April 2020 ditetapkan

sebagai bencana nasional melalui Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun

2020. “COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh Novel

Coronavirus

(2019-nCoV), jenis baru coronavirus yang diidentifikasi untuk pertama

kalinya di Wuhan, Cina, dinamai "penyakit coronavirus 2019" (COVID

19) - "CO "untuk corona," VI "untuk virus dan" D "untuk penyakit

dalambahasa Inggris” (Dejongh, 2020). COVID-19 adalah penyakit

menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang baru ditemukan.

Ini merupakan virus baru dan penyakit yang sebelumnya tidak dikenal

sebelum terjadi wabah di Wuhan, Tiongkok, bulan Desember 2019.

6
Gejala-gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam,

rasa lelah, dan batuk kering. Beberapa pasien mungkin mengalami

rasa nyeri dan sakit, hidung tersumbat, pilek, sakit tenggorokan atau

diare, Gejala-gejala yang dialami biasanya bersifat ringan dan muncul

secara bertahap. Beberapa orang yang terinfeksi tidak menunjukkan

gejala apa pun dan tetap merasa sehat. Sebagian besar (sekitar 80%)

orang yang terinfeksi berhasil pulih tanpa perlu perawatan khusus.

Sekitar 1 dari 6 orang yang terjangkit COVID-19 menderita sakit

parah dan kesulitan bernapas. Orang-orang lanjut usia (lansia) dan

orang-orang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya

seperti tekanan darah tinggi, gangguan jantung atau diabetes, punya

kemungkinan lebih besar mengalami sakit lebih serius. Mereka yang

mengalami demam, batuk dan kesulitan bernapas sebaiknya mencari

pertolongan medis. Orang dapat tertular COVID-19 dari orang lain yang

terjangkit virus ini. COVID-19 dapat menyebar dari orang ke orang

melalui percikan-percikan dari hidung atau mulut yang keluar saat orang

yang terjangkit COVID-19 batuk atau mengeluarkan napas. Percikan-

percikan ini kemudian jatuh ke benda-benda dan permukaan-permukaan

di sekitar. Orang yang menyentuh benda atau permukaan tersebut lalu

menyentuh mata, hidung atau mulutnya, dapat terjangkit COVID-19.

Penularan COVID-19 juga dapat terjadi jika orang menghirup

percikan yang keluar dari batuk atau napas orang yang terjangkit

COVID-19. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjaga jarak

7
lebih dari 1 meter dari orang yang sakit. WHO terus mengkaji

perkembangan penelitian tentang cara penyebaran COVID-19 dan akan

menyampaikan temuan- temuan terbaru. (WHO, 2020).

2.2. Covid-19 Di Indonesia

Kasus COVID-19 di Indonesia diawali dari sebuah pesta dansa di

Klub Paloma & Amigos, Jakarta. Peserta acara tersebut bukan hanya

warga negara Indonesia saja, tetapi juga multinasional, termasuk warga

Jepang yang menetap di Malaysia. Berikut kronologi virus corona yang

muncul di Depok, Jawa Barat, Indonesia.

Kasus pertama, NT (31)

14 Februari: NT mengikuti acara pesta dansa dengan peserta

multinasional, termasuk Jepang. Ketika kembali ke domisilinya

(Malaysia), warga negara Jepang tersebut positif mengidap COVID-19.

16 Februari: Selang dua hari setelah itu, NT mengalami batuk,

sesak, dan demam selama kurun waktu 10 hari.

26 Februari: Untuk mengatasi keluhannya NT berobat ke RS Mitra

Depok. Di sana dokter mendiagnosis NT mengidap Bronkopneumonia,

salah satu jenis pneumonia yang menyebabkan peradangan pada paru-

paru. NT ditetapkan sebagai suspect virus corona Wuhan, dengan riwayat

kontak kasus positif COVID-19.

8
29 Februari: NT dirujuk ke Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI)

Sulianti Saroso, meski keadaanya sudah membaik (tidak demam, masih

batuk).

1 Maret: Dokter mengambil spesimen berupa nasofaring, orofaring,

serum, dan sputum. Sampel ini, kemudian dikirim ke Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan (Litbangkes). Pengambilan Bronchoalveolar

lavage (BAL) akan dikirim kemudian. Kasus yang dialami NT masuk

dalam kategori pengawasan.

Kasus kedua, MD (64)

20 Februari: MD berkontak dengan anaknya NT yang diduga

mengidap COVID-19.

22 Februari: Dua hari setelahnya, MD menunjukkan gejala infeksi

virus corona. Ia juga berobat ke RS Mitra Depok dengan dengan diagnosis

tifoid dan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). MD diduga mengidap

COVID-19.

29 Februari: Beserta anaknya NT, mereka dirujuk ke RSPI Sulianti

Saroso.

1 Maret: Prosedurnya sama dengan NT, dokter mengambil

spesimen berupa nasofaring, orofaring, serum, dan sputum. Sampel ini

kemudian dikirim ke Litbangkes. Kasus MD masuk dalam kategori

pengawasan.

Pada Senin, 2 Maret 2020, Presiden Jokowi Widodo mengatakan

kedua positif mengidap virus corona wuhan atau COVID-19. Menurut

9
beberapa media massa, kronologi virus corona Wuhan, tatalaksana kasus,

pengobatan, pengambilan, hingga pengiriman spesimen di atas, diperoleh

dari petugas Surveilans Kota Depok.

2.3. Covid-19 di Kota Kendari

Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), ditetapkan

menjadi salah satu daerah di Indonesia sebagai wilayah transmisi lokal

penyebaran coronavirus disease 2019 (Covid-19). selain wilayah Kota

Kendari, beberapa wilayah Indonesia dengan transmisi lokal diantaranya

DKI Jakarta, Jawa Barat (Kabupaten Bogor, Kabupaten Karawang,

Kabupaten Bekasi, Kota Bogor, Kota Bandung, Kota Bekasi, Kota

Depok), Jawa Tengah (Kota Surakarta) Jawa Timur (Kabupaten Kediri,

Kabupaten Malang, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Magetan, Kota

Surabaya).

Transmisi lokal berarti penyebaran Covid-19 tidak lagi dari

masyarakat luar Kota Kendari, tetapi sudah dari masyarakat ke masyarakat

lokal, oleh karena itu diimbau untuk tetap berada di rumah. Menanggapi

hal itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kendari, dr.

Rahminingrum, menyarankan kepada masyarakat agar lebih waspada dan

berhati-hati terhadap kemungkinan tertularnya Covid-19 yang terjadi dari

orang ke orang.

Hal ini mengakibatkan dampak yang sangat signifikan terutama

terhadap Pedagang Kaki Lima. Pedagang kaki lima merupakan salah

10
satu bentuk usaha sektor informal di perkotaan. Jumlahnya sangat besar

dan seringkali lebih mendominasi dibanding jenis usaha sektor informal

lainnya. Secara “etimologi”atau bahasa, pedagang biasa diartikan

sebagai jenis pekerjaan beli dan jual. Pedagang adalah orang yang

bekerja dengan cara membeli barang dan kemudian menjualnya

kembali dengan mengambil keuntungan dari barang yang dijualnya

kembali. Kaki lima diartikan sebagai lokasi berdagang yang tidak

permanen atau tetap. Dengan demikian, pedagang kaki lima dapat

diartikan sebagai pedagang yang tidak memiliki lokasi usaha yang

permanen atau tetap. Pedagang Kaki Lima atau PKL adalah setiap orang

yang menawarkan atau menjual barang dan jasa dengan cara berkeliling.

Istilah kaki lima yang selama ini dikenal dari pengertian trotoar yang

dahulu berukuran 5 kaki (5 kaki = 1,5 meter). Istilah PKL tersebut

diambil dari kebiasaan orang belanda dalam mengatur pedagang yang

beroperasi di pinggir jalan. Mereka boleh berdagang dipinggir jalan asal

tempat dagangannya di taruh berjarak minimal 5 feet dari jalan raya.1

Biasanya PKL mengisi pusat-pusat keramaian seperti pusat kota, pusat

perdagangan, pusat rekreasi, hiburan, dan sebagainya. Jadi Pedagang

Kaki Lima merupakan kelompok orang yang menawarkan barang dan

jasa untuk dijual di atas trotoar, ditepi atau dipinggir jalan, disekitar

pusat-pusatperbelanjaan, pertokoan, pasar, pusat rekreasi atau

hiburan,pusat pendidikan, baik secara menetap, setengah menetap atau

berpindah-pindah, berstatus resmi atau tidak resmi.

11
Wali Kota Kendari H Sulkarnain K. SE., ME membahas nasib para

pemilik Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di era Pandemi

Covid-19 yang mempengaruhi perekonomian, di acara diskusi awal tahun

tentang “Nasib UMKM di era Pandemi Covid-19,” Kamis (7/1/2021).

Wali Kota Kendari H. Sulkarnain K. SE., ME mengatakan, bahwa

dalam mendukung pelaku usaha UMKM, pemerintah Kota Kendari terus

mengkaji dan menelaah kebijakan starategis apa yang dapat diambil untuk

mendorong keberlangsungan hajat masyarakat dan pengusaha mikro kecil

di tengah pandemi.

Saat ini Pemkot Kendari telah mengupayakan beberapa kebijakan

untuk meningkatkan daya beli masyarakat terhadap UMKM di Kota

Kendari, yaitu mengalihkan pengelolaan pasar di Kota Kendari dari

Bapenda ke Dinas Koperasi dan UMKM, mendorong masyarakat agar bisa

berkomunitas atau berkolaborasi untuk mendirikan UMKM, membatasi

usaha modern di Kota Kendari agar UMKM di Kota Kendari tetap

memiliki peluang usaha, dan berupaya untuk mendirikan Perusahaan

Daerah (Perusda) Kota Kendari.

“Di tengah Pandami Covid ini, kami Pemerintah Kota Kendari

tetap memikirkan nasib para usaha mikro kecil menengah, salah satunya

kami telah membuat kebijakan pengelolaan pasar-pasar dari Dinas

Pendapatan Daerah ke dinas perdagangan,” ungkapnya. Lebih lanjut wali

kota mengatakan, Pemkot berkomitmen akan terus mencari jalan keluar

membangkitkan dan mendorong usaha mikro tetap jalan meski di tengah

12
pandemi Covid-19. “Sambil kita semua mematuhi prokes, dan terus

berdoa semoga pandemi segera berakhir,” tutupnya.

13
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Tipe Penelitian

Metode penelitian ini dilakukan dengan cara kualitatif. Menurut

Lexy J. Moleong (2005:6), metode penelitian kualitatif adalah suatu riset

yang bermaksud untuk memahami fenomena yang dialami oleh subjek

penelitian.Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), artinya

data-data yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini adalah fakta

dilapangan yang berkaitan langsung dengan objek penelitian yaitu penjual

di Pasar Rakyat Anduonohu, Kelurahan Anduonohu, Kecamatan Poasia,

Kota Kendari, yang digunakan dalam penelitian ini deskriptif kualitatif,

secara harfiah penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud

untuk membuat pencandraan (deskripsi) mengenai situasi-situasi atau

kejadian kejadian.

3.2. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi (Pengamatan)

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap

gejala-gejala yang diteliti. Observasi menjadi salah satu teknik

pengumpulan data apabila sesuai dengan tujuan penelitian,

14
direncanakan dan dicatat secara sistematis, serta dapat dikontrol

keandalan (Reabilitas) dan kesahihannya (validitasnya). Dalam hal ini,

peneliti melakukan pengamatan secara langsung serta ikut terjun

dilapangan dan mencatat kejadian-kejadian yang berkaitan dengan

pandemi covid 19.

b. Interview (Wawancara)

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara bebas-

terpimpin. Wawancara jenis ini merupakan gabungan dari kedua

wawancara sebelumnya. Merupakan “cara” wawancara yang

mengambil jalan tengah dengan menggabungkan dua jenis wawancara

yaitu wawancara tak-terpimpin dan wawancara terpimpin. Dengan

menggabungkan keduanya, diharapkan akan dapatkan keunggulan

wawancara tak terpimpin sekaligus wawancara terpimpin dan

sekaligus mampu menghapus kelemahan-kelemahan dari keduanya.

Wawancara ialah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara

langsung. Peneliti melakukan wawancara dengan narasumber yaitu

pedagang kaki lima di desa Tegalmlati Kecamatan Petarukan.

Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan informasi secara

langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan pada

responden.

c. Dokumentasi

15
Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi ialah pengambilan data

yang diperoleh melalui dokumen-dokumen. Keuntungan menggunakan

dokumentasi ialah biayanya relative murah, waktu dan tenaga lebih

efisien. Sedangkan kelemahannya ialah data yang diambil dari

dokumen cenderung sudah lama, dan kalau ada yang salah cetak, maka

peneliti ikut salah pula mengambil datanya.

3.3. Sumber Data

Sumber Data Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sumber

data primer dan sumber data sekunder.

a) Data Premier

Data primer diperoleh dari lokasi yang secara langsung melalui

observasi dan wawancara dengan pedagang kaki lima di desa

Tegalmlati kecamatan Petarukan.

b) Data Skunder

Data sekunder diperoleh dari buku-buku, peta dan dokumen resmi

lainnya yang berhubungan dengan penelitian.

3.4. Teknik Pengelolahan dan Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh

responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data

16
adalah: mengelompokkan data berdasarkan variable dan jenis responden,

mentabulasi data berdasarkan variabel dari responden, menyajikan data

tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab

rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis

yang telah diajukan.untuk peneliti yang tidak merumuskan hipotesis,

langkah terakhir tidak dilakukan. Metode analisis data yang penulis

gunakan adalah deskriptif kualitatif, yaitu dimana setelah data

dikumpulkan kemudian dilakukan penganalisaan secara kualitatif lalu

digambarkan dalam bentuk uraian.10 4.Instrumen penelitian adalah alat

bantu yang digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan

data agar kegiatan yang dilakukan menjadi sistematis. Adapun dalam

penelitian ini, penulis akan menggunakan instrumen penelitian seperti,

pedoman wawancara, pedoman observasi, kamera dan alat tulis.

17
BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Identitas Informasi

Identitas informan dalam penelitian ini, merupakan dasar untuk

mengungkapkan dasar yang lebih jauh, mengenai dampak pandemi Covid-

19 pada penjual di Pasar Rakyat Anduonohu Kelurahan Anduonohu

Kecamatan Poasia Kota Kendari.

Jenis
No. Nama Umur Status Pendidikan
Kelamin

Belum
1 Fitri P 14 SMP
Menikah

2 Lamane L 48 Menikah SMA

Belum
3 Winda P 27 SMA
Menikah

4.2. Profil Informan

Dalam profil informan ini oleh peneliti didasarkan atas gambaran tentang

identitas informan yang di sesuaikan dengan kriteria-kriteria dalam

penentuan subjek atau informan yang mendukung di perolehnya hasil

18
penelitian yang berkesinambungan dengan realita sosial yang terjadi

didalam kehidupan pedagang kaki lima di kawasan Pasar Aundonohu

Kelurahan Aundonohu Kecaatan Poasia Kota Kendari untuk lebih jelasnya

di sajikan profil informan sebagai berikut:

a. Usia

Faktor penentu untuk mengetahui keadaan seseorang dengan melihat

tingkatan umurnya. Sehingga bisa untuk mengukur perilaku sikap dalam

kesehariannya. Adapun jumlah informan dalam penelitian ini adalah 3

Orang. Berdasarkan wawancara, diketahui bahwa informan yang berumur

20-50 sebanyak 2 0rang dan yang berumur <20 sebanyak 1 orang.

b. Lama Kerja

Lama bekerja dapat mengatur kematangan dan kemampuan berkarya

seseorang. Dimana kematangan dalam berkarya ini juga dipengaruhi oleh

pengalaman yang diperoleh seseorang dalam menekuni suatu bidang

pekerjaan. Umumnya informan telah memiliki pengalaman bekerja yang

cukup lama diperoleh dengan cara turun temurun. Karena kebanyakan

informan telah menekuni pekerjaan diatas 3 tahun, sehinga cukup

merasakan perbedaan yang signifikan dari sebelum dan selama adanya

pandemic covid-19. Pekerjaan merupakan suatu faktor yang sangat

menentukan bagi seseorang untuk kelangsungan hidupnya, apabila bagi

mereka yang telah berkeluarga atau berumah tangga.

19
Demikian pula dengan Penjual di Pasar Rakyat Aundonohu Kelurahan

Aundonohu Kecamatan Poasia yang berusaha memeperoleh pekerjaan

yang dapat mencukupi kebutuhan hidupnya selama pandemi covid-19.

Tentunya setiap orang menginginkan pekerjaan yang baik, dalam artian

bahwa pekerjaan tersebut tidak berat dan mempunyai penghasilan yang

memuaskan, hal ini dapat dicapai bila potensi dan latar belakang individu

mendukungnya. Jika seseorang mempunyai pendapatan yang rendah,

maka orang tersebut cenderung mencari cara untuk meningkatkan

pendapatan, seperti mencari pekerjaan sampingan atau tempat yang

menguntungkan.

c. Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar yang sengaja di rancang untuk mencapai

tujuan yang telah di tetapkan dan merupakan usaha untuk

mengembangkan potensi sumber daya manusia melalui kegiatan

pembelajaran. Pendidikan yang di laksanakan bertujuan untuk

meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Adapun informan yang

berpendidikan SMA sebanyak 2 orang dan berpenddikan SMP sebanyak 1

orang.

4.3. Kehidupan Sosial Ekonomi Penjual di Pasar Rakyat Aundonohu

Selama Pandemi Covid-19

1. Fitri adalah pedagang berusia 14 tahun, dengan berpendidikan SMP

Informan berprofesi sebagai penjual selama 3 tahun. Ia adalah


20
pedagang somai di kawasan Pasar Rakyat Aundonohu yang merupakan

penduduk asli. Selama adanya pandemic, pendapatannya menurun

yang awalnya berkisar Rp. 700.000 per hari menurun menjadi Rp.

250.000-Rp. 350.000. Bahkan hingga pada awalnya merebak

pandemic pedagang tersebut tidak berjualan sebab sekolah yang tidak

dizinkan beroperasi. Meski banyaknya kebijakan yang dibuat oleh

pemerintah Kota Kendari, namun tidak dirasakan oleh Fitri.

2. Lamane adalah pedagang berusia 48 tahun, dengan latar belakang

pendidikan SMA Informan berprofesi sebagai penjual selama 3 tahun.

Ia adalah pedagang Beras di kawasan Pasar Rakyat Aundonohu yang

merupakan penduduk asli. Pada 6 bulan pertama, pedagang tersebut

belum merasakan dampaknya, kemudian setelah 1 tahun terjadinya

pandemic ia mulai merasakan dampak dari pandemic ini. Selama

adanya pandemic, pendapatannya menurun yang awalnya berkisar Rp.

2000.000 per hari menurun menjadi Rp. 750.000-Rp. 1000.000. Pada

awalnya merebak pandemic pedagang tersebut tetap berjualan.

Pemerintah Kota Kendari memberikan bantuan berupa BLT namun

bantuan tersebut hanya dinberikan kepada warga-warga yang dekat

dengan pak RT, dan Lamane tidak mendapatkan bantuan tersebut.

3. Winda adalah pedagang pakaian RB berusia 27 tahun, dengan

berpendidikan SMA Informan berprofesi sebagai penjual selama 4

tahun. Ia adalah pedagang pakaian RB di kawasan Pasar Rakyat

Aundonohu yang merupakan penduduk Raha. Selama adanya


21
pandemic, pendapatannya menurun yang awalnya berkisar Rp.

1000.000 per hari menurun menjadi Rp. 450.000. Bahkan hingga pada

awalnya merebak pandemic pedagang tersebut tidak berjualan

melainkan pulang kampung. Setelah 1 tahun pandemic, Winda kembali

di Kota Kendari untuk berjualan. Hal ini dilakukan bukan semata-mata

melawan kebijakan pemerintah, akan tetapi hal ini dilakukan untuk

memenuhi kebutuhannya.

4.4. Hasil Observasi

Peneliti melakukan observasi guna meninjau bagaimana kehidupan

sosial ekonomi pedagang kaki lima di kawasan Pasar Aundonohu

Kelurahan Aundonohu Kecamatan Poasia Kota Kendari. Observasi

berjalan dengan cukup baik dan peneliti mendapatkan informasi setelah

dilakukannya wawancara. Setelah observasi dapat diketahui bahwa

kehidupan sosial ekonomi pedagang kaki lima di masa pandemi cukup

memprihatinkan dimana semua pedagang mengalami penurunan

pendapatan hingga 50% dari sebelum adanya pandemi. Adapun dampak

sosial ekonomi yang sangat terlihat dan berubah signifikan yaitu

pendapatan dan pendidikan. Beberapa faktor yang mempengaruhi

pendapatan pedagang kaki lima di Kawasan kawasan Pasar Aundonohu

Kelurahan Aundonohu Kecamatan Poasia Kota Kendari di masa

pandemi yaitu social distancing, harga bahan baku meningkat, kesulitan

penjualan, bantuan dana, konsumsi. Berdasarkan observasi ini

pendapatan sebelum pandemi dan pada saat pandemi menunjukkan


22
perbedaan yang sangat signifikan, banyak dari para pedagang di

kawasan kawasan Pasar Aundonohu Kelurahan Aundonohu Kecamatan

Poasia Kota Kendari mengalami penurunan pendapatan pada saat

pandemi Covid-19 ini, mereka juga mengalami krisis dimana harga

bahan baku yang meningkat menyebabkan pendapatan pun berkurang.

23
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara

secara langsung kepada 3 informan mengenai dampak dan peran

pemerintah terhadap penjual di Pasar Aundonohu Kelurahan

Aundonohu Kecamatan Poasia Kota Kendari maka peneliti memperoleh

kesimpulan bahwa:

1. Pendapatan penjual di Pasar Aundonohu Kelurahan Aundonohu

Kecamatan Poasia Kota Kendari mengalami penurunan yang sangat

signifikan.

2. Peran pemerintah tidak merata dirasakan oleh penduduk.

3. Bantuan yang diberikan oleh pemerintah tidak tepat sasaran.

5.2. Saran

Dari hasil penelitian yang sudah disimpulkan diatas, maka peneliti

berkeinginan memberikan saran yaitu:

1. Disarankan agar penjual Pasar Aundonohu Kelurahan Aundonohu

Kecamatan Poasia Kota Kendaridapat beradaptasi dengan kondisi

dekarang ditengah pandemic Covid-19 ini, tetap mematuhi protocol

kesehatan seperti menjaga jarak dan memakai masker.

24
2. Pemerintah kota Kendari harus berperan aktif dan langsung turun

lapangan untuk mengevaluasi secara langsung kebijakan yang telah

dibuat agar bantuan pemerintah dirasakan oleh seluruh penduduk.

25
DATAR PUSTAKA

https://repository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/302411/14.-BAB-II.pdf

https://www.halodoc.com/artikel/kronologi-lengkap-virus-corona-masuk-

indonesia

https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/7034/3/BAB%20II.pdf

https://www.kendarikota.go.id/berita/wali-kota-kendari-bahas-nasib-umkm-di-

masa-pandemi/

26

Anda mungkin juga menyukai