Nim : 1902111839
Esensi dari economic consequences adalah bahwa kebijakan akuntansi dan perubahan
kebijakan akuntansi tersebut merupakan suatu permasalahan (matter), terutama permasalahan
bagi manajemen. Akan tetapi, apabila hal tersebut merupakan permasalahan bagi manajemen,
kebijakan akuntansi juga permasalahan bagi investor yang memiliki perusahaan karena
manajer dapat mengubah hasil operasi operasi perusahaan sesungguhnya dengan melakukan
perubahan kebijakan akuntansi.
Salah satu akun yang paling persuasif dari konsekuensi ekonomi adadalam artikel
Stepen Zeff (1978) dengan judul "The Rise of Economic Consequences". Pertanyaan dasar
yang muncul masih relevan hingga kini. Zeff mendefinisikan konsekuensi ekononomi
sebagai "dampak laporan akuntansi pada perilaku pembuatan keputusan pada bisnis,
pemerintah dan kreditor". Esensi dari definisi tersebut adalah bahwa laporan akuntansi dapat
mempengaruhi keputusan riil yang dibuat oleh manajer (atau pihak lain), daripada secara
sederhana mencerminkan hasil dari keputusan tersebut. Zeff mendokumentasikan beberapa
contoh dimana bisnis, asosiasi industri, dan pemerintah berusaha untuk mempengaruhi atau
telah mempengaruhi standar akuntansi yang dibuat oleh Accounting Principle Board
(pendahulu FASB) dan pendahulunya The Committee on Accounting Procedure.
"Intervensi pihak ketiga" ini, seperti yang disebut oleh Zeff, memperumit penyusunan
standar akuntansi. Jika kebijakan akuntansi tidak penting, pemilihan kebijakan tersebut akan
dilakukan secara ketat antara badan pembuat standar akuntansi, dan audior yang tugasnya
mengimplementasikan standar, karena mereka adalah bagian utama yang terlibat dalam
pemilihan kebijakan akuntansi. Jika hanya bagian ini yang terlibat, model akuntansi yang
sederhana, berdasarkan konsep yang diketahui seperti pencocokan biaya dan pendapatan,
realisasi, dan konservatisme, dapat diterapkan dengan tak ada satupun, selain bagian yang
terlibat, akan peduli kebijakan spesifik apa yang digunakan. Dengan kata lain, pilihan
kebijakanakuntansi akan netral pada dampaknya.
Riset akuntansi positif pertama kali diketahui dilakukan oleh Wiliam H.Beaver
(1968)dengan terbitnya artikel yang berjudul ”The Information Content of Annual Barnings
Announcements”. Selanjutnya teori akuntansi positif diakui kemunculannya ketika Watt and
Zimmerman mempublikasikan artikelnya yang berjudul ”Towards a Positive Theory of The
Determination of Accounting Standart” pada tahun 1978. Artikel tersebut telah menjadikan
teori akuntansi positif sebagai paradigma riset akuntansi yang dominan yang berbasis empiris
kualitatif dan dapat digunakan untuk menjustifikasi barbagai teknik atau metode akuntansi
yang sekarang digunakan atau mencari model baru untuk pengembangan teori akuntansi
dikemudian hari. Dalam hal ini teori akuntansi positif berusaha menjelaskan atau
memprediksi fenomena nyata dan mengujinya secara empiric. Penjelasan atau prediksi
dilakukan menurut kesesuaiannya dengan observasi dengan dunia nyata.
Tiga hipotesis diatas menunjukan bahwa teori ekonomi positif mengakui adanya tiga
hubungan keagenan, yaitu antara manajemen dengan pemilik, antara manajemen dengan
kreditor dan antara manajemen dengan pemerintah.