Anda di halaman 1dari 4

RMK TEORI AKUNTANSI KEUANGAN

Nama : Yulismi Purnama Sari

Nim : 1902111839

Mata Kuliah : Teori Akuntansi Keuangan (A)

Rangkuman Konsekuensi Ekonomi dan PAT

Economic Consequences yaitu konsep yang menyatakan bahwa di samping implikasi


teori pasar sekuritas yang efisien, pemilihan kebijakan akuntansi dapat mempengaruhi nilai
perusahaan. Pemahaman konsep konsekuensi ekonomi dalam pemilihan kebijakan akuntansi
merupakan hal penting karena beberapa alasan :

 Konsep itu sendiri merupakan hal yang menarik.


 Usul bahwa kebijakan akuntansi bukan merupakan persoalan, bertentangan
dengan pengalaman akuntan. Banyak akuntansi keuangan berfokus pada
diskusidan argumen tentang kebijakan akuntansi mana yang harus dipakaidalam
kondisi yang berbeda.
 Hadirnya konsekuensi ekonomi menimbulkan pertanyaan mengapa konsekuensi
ekonomi tersebut ada. Hal ini muncul dari kontrak yang disetujui oleh perusahaan.
Dengan melihat terkait masalah kebijakan tertentu yangdigunakan oleh
perusahaan, waktu dan sifat perubahan dalam padakebijakan tersebut dapat
menjadi sumber informasi penting bagi investormeskipun merupakan implikasi
pasar efisien.
Economic consequences adalah konsep yang menyatakan bahwa, walaupun
bertentangan dengan implikasi teori pasar modal efisien, pilihan kebijakan akuntansi dapat
mempengaruhi nilai perusahaan. Walaupun dengan implikasi kebijakan teori pasar modal
efisien, tampak bahwa pilihan kebijakan akuntansi memiliki konsekuensi ekonomi bagi
pamakai laporan keuangan, walaupun tidak secara langsung mempengaruhi aliran kas
perusahaan.

Esensi dari economic consequences adalah bahwa kebijakan akuntansi dan perubahan
kebijakan akuntansi tersebut merupakan suatu permasalahan (matter), terutama permasalahan
bagi manajemen. Akan tetapi, apabila hal tersebut merupakan permasalahan bagi manajemen,
kebijakan akuntansi juga permasalahan bagi investor yang memiliki perusahaan karena
manajer dapat mengubah hasil operasi operasi perusahaan sesungguhnya dengan melakukan
perubahan kebijakan akuntansi.

Munculnya Konsekuensi Ekonomi

Salah satu akun yang paling persuasif dari konsekuensi ekonomi adadalam artikel
Stepen Zeff (1978) dengan judul "The Rise of Economic Consequences". Pertanyaan dasar
yang muncul masih relevan hingga kini. Zeff mendefinisikan konsekuensi ekononomi
sebagai "dampak laporan akuntansi pada perilaku pembuatan keputusan pada bisnis,
pemerintah dan kreditor". Esensi dari definisi tersebut adalah bahwa laporan akuntansi dapat
mempengaruhi keputusan riil yang dibuat oleh manajer (atau pihak lain), daripada secara
sederhana mencerminkan hasil dari keputusan tersebut. Zeff mendokumentasikan beberapa
contoh dimana bisnis, asosiasi industri, dan pemerintah berusaha untuk mempengaruhi atau
telah mempengaruhi standar akuntansi yang dibuat oleh Accounting Principle Board
(pendahulu FASB) dan pendahulunya The Committee on Accounting Procedure.

"Intervensi pihak ketiga" ini, seperti yang disebut oleh Zeff, memperumit penyusunan
standar akuntansi. Jika kebijakan akuntansi tidak penting, pemilihan kebijakan tersebut akan
dilakukan secara ketat antara badan pembuat standar akuntansi, dan audior yang tugasnya
mengimplementasikan standar, karena mereka adalah bagian utama yang terlibat dalam
pemilihan kebijakan akuntansi. Jika hanya bagian ini yang terlibat, model akuntansi yang
sederhana, berdasarkan konsep yang diketahui seperti pencocokan biaya dan pendapatan,
realisasi, dan konservatisme, dapat diterapkan dengan tak ada satupun, selain bagian yang
terlibat, akan peduli kebijakan spesifik apa yang digunakan. Dengan kata lain, pilihan
kebijakanakuntansi akan netral pada dampaknya.

Deskripsi Positif Accounting Theory (PAT)

Riset akuntansi positif pertama kali diketahui dilakukan oleh Wiliam H.Beaver
(1968)dengan terbitnya artikel yang berjudul ”The Information Content of Annual Barnings
Announcements”. Selanjutnya teori akuntansi positif diakui kemunculannya ketika Watt and
Zimmerman mempublikasikan artikelnya yang berjudul ”Towards a Positive Theory of The
Determination of Accounting Standart” pada tahun 1978. Artikel tersebut telah menjadikan
teori akuntansi positif sebagai paradigma riset akuntansi yang dominan yang berbasis empiris
kualitatif dan dapat digunakan untuk menjustifikasi barbagai teknik atau metode akuntansi
yang sekarang digunakan atau mencari model baru untuk pengembangan teori akuntansi
dikemudian hari. Dalam hal ini teori akuntansi positif berusaha menjelaskan atau
memprediksi fenomena nyata dan mengujinya secara empiric. Penjelasan atau prediksi
dilakukan menurut kesesuaiannya dengan observasi dengan dunia nyata.

Tiga Hipotesis PAT

Penelitian akuntansi positif difokuskan pada pengujian empiric terhadap asumsi-


asumsiyang dibuat oleh teoritisi akuntansi normatif. Misalnya dengan menggunakan
kuisioner danteknik survey lainnya, peneliti akan menguji sikap manajer terhadap manfaat
metode teknikakuntansi tertentu. Pendekatan khusus dapat dialkukan dengan cara mensurvei
pendapat- pendapat analis keuangan, manajer bank atau akuntan terhadap tugas atau kasus
tertentu yangdibuat peneliti. Dalam teori akuntansi positif menguji tiga hipotesisnya, yaitu:

1. Hipotesis Rencana Bonus


Manajer perusahaan dengan rencana bonus tertentu cenderung lebih
menyukaimetode yang meningkatkan laba periode berjalan. Pilihan tersebut
diharapkandapat meningkatkan nilai sekarang bonus yang akan diterima seandainya
komitekompensasi dari Dewan Direktur tidak menyesuaikan dengan metode yang
dipilih.Bila manajer itu menghindari resiko, dia akan memilih kebijakan akuntansi
yangmeratakan pendapatan yang dilaporkan, karena alur bonus yang kurang
bervariasimemiliki utilitas yang diduga lebih tinggi daripada alur yang tidak stabil,
bilakeadaan yang lain tetap sama.

2. Hipotesis Kontrak Hutang/Ekuitas


Makin tinggi rasio hutang/ekuitas perusahaan, makin besar kemungkinan bagi
manajer untuk memilih metode akuntansi yang dapat menaikkan laba. Makin tinggi rasio
hutang/ekuitas makin dekat perusahaan dengan batas perjanjian/peraturan kredit. Makin
tinggi batasan kredit maka besar kemungkinan penyimpangan perjanjian kredit dan
pengeluaran biaya. Manajer akan lebih memilih metode akuntansi yang dapat menaikkan
laba sehingga dapat mengendurkan batasan kredit dan mengurangi biaya kesalahan
teknis. Penalarannya adalah bahwa peningkatan net income yang dilaporkan akan
menurunkan probabilitas dari default teknik. Kebanyakan kesepakatan hutang berisi
kontrak-kontrak yang debitur harus penuhi selama masa kesepakatan tersebut. Misal,
perusahaan debitur mungkin sepakat untuk mempertahankan tingkat rasio hutang
terhadap ekuitas, interest coverage (rasio yang sama dengan laba sebelum bunga dan
pajak, dibagi oleh bunga), modal kerja dan/atau ekuitas pemegang saham. Bila kontrak
semacam itu dilanggar, kesepakatan hutang itu mungkin menerapkan pinalti, seperti
pembatasan pada deviden atau pinjaman tambahan.

3. Hipotesis Cost Politik


Perusahaan besar cenderung menggunakan metode akuntansi yang dapat
mengurangi laba periodik dibandingkan dengan perusahaan kecil. Ukuran perusahaan
merupakan variabel dari aspek politik. Yang mendasari hipotesia ini adalah asumsi bahwa
sangat nilai informasi bagi individu untuk menentukan apakah laba akuntansi betul-betul
menunjukan monopoli laba. Disamping itu sangatlah mahal bagi individu untuk
melaksanakan “kontrak” dengan pihak lain dalam proses politik dalam rangka
menegakkan aturan hokum dan regulasi yang dapat meningkatkan kesejahteraan mereka.
Dengan demikian individu yang rasional cenderung memilih untuk tidak mengetahui
informasi lengkap. Proses politik tidak berbeda jauh dengan proses pasar. Atas dasar cost
informasi dan cosgt monitoring tersebut, manajer memiliki intensif untuk memilih laba
akuntansi tertentu dalam proses politik tersebut. Bila semua hal lain tetap sama, makin
besar politic cost yang dihadapi oleh sebuah perusahaan, makin besar kemungkinan dari
periode saat ini ke periode mendatang.

Hipotesa political cost memperkenalkan sebuah dimensi politik dalam pilihan


kebijakan akuntansi. Misal, political cost dapat diterapkan oleh profitabilitas yang tinggi,
yang mungkin menarik perhatian media dan konsumen. Perhatian semacam itu dapat
dengan cepat terjabar dalam “heat” politik dalam perusahaan dan politisi mungkin
merespon dengan pajak atau peraturan lain yang baru. Hal ini terjadi di perusahaan-
perusahaan minyak, misal selama periode suplai minyak mentah terbatas dan harga bahan
bakar membumbung. Perusahaan mungkin juga menghadapi political cost pada saat
tertentu. Pesaing asing mungkin menimbulkan penurunan profitabilitas kecuali
perusahaan- perusahaan yang terpengaruh dapat mempengaruhi proses politik untuk
memberikan perlindungan impor. Satu cara untuk melakukan ini adalah penerapan
kebijakan akuntansi penurunan-income dalam upaya untuk meyakinkan pemerintah
bahwa laba mengalami penurunan.

Tiga hipotesis diatas menunjukan bahwa teori ekonomi positif mengakui adanya tiga
hubungan keagenan, yaitu antara manajemen dengan pemilik, antara manajemen dengan
kreditor dan antara manajemen dengan pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai