Anda di halaman 1dari 12

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Pemikiran

Ternak babi merupakan salah satu ternak potong yang mempunyai daya produktivitas

yang tinggi dan menjadi sumber pendapatan bagi peternak. Hal ini berkaitan erat dengan litter

zise yang tinggi, mampu mengkonversi limbah rumah tangga menjadi daging, dan cepat

beradaptasi dengan lingkungan.

Usaha ternak babi di Kecamatan Ende Timur masih berskala rumah tangga dan

merupakan salah satu sumber pendapatan cash bagi petani dan keluarganya disamping usaha tani

lainnya seperti usaha tani tanaman pangan (jagung) dan usaha perkebunan (kakao dan

kopi),serta usaha hortikultura (kangkung, sawi, terong, dan cabe). Usaha-usaha tersebut

dilaksanakan secara turun temurun dan dikelola oleh petani dan keluarganya. Petani bertindak

sebagai manajer sekaligus sebagai kultivator pada usahataninya sementara anggota keluarganya

adalah sumber tenaga kerja bagi usaha tersebut.

Pada proses produksi ternak babi peternak sebagai manajer mengkombinasikan faktor-

faktor produksi yang dimilikinya seperti ternak babi, pakan, tenaga kerja, kandang dan peralatan

serta obat-obatan untuk menghasilkan output berupa ternak babi yang siap jual. Ini berarti bahwa

terdapat suatu hubungan antara faktor-faktor produksi yang dilibatkan dalam proses produksi

dengan output yang dihasilkan.

Fakta menunjukkan bahwa peternak di Kecamatan Ende Timur dalam proses produksi

belum memperhatikan alokasi faktor-faktor produksi secara baik seperti kuantitas dan kualitas

pakan yang diberikan, alokasi tenaga pada usaha ternak babi, serta pemanfaatan input faktor

lainnya. Dengan perkataan lain peternak belum memperhitungkan biaya yang dikeluarkan dan
penerimaan yang diperoleh padahal apabila faktor-faktor produksi yang dimiliki tersebut

dikelola secara baik, maka dapat dipastikan akan memberikan pendapatan yang maksimal bagi

peternak.

Pendapatan peternak sangat tergantung pada penerimaan yang diperoleh dan biaya yang

dikeluarkan. Untuk mengetahui besarnya pendapatan dilakukan analisis pendapatan sesuai

petunjuk Soekartawi (2006). Dan untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor produksi

dengan pendapatan maka dilakukan analisis korelasi - regresi sesuai petunjuk Gaspersz (1991).

Selanjutnya untuk mengetahui elastisitas dari faktor-faktor produksi yang digunakan maka

dilakukan analisis elastisitas produksi dengan pendekatan fungsi produksi berpangkat Cobb-

Douglass sesuai petunjuk Soekartawi (2006). Secara ringkas kerangka pemikiran ini dapat dilihat

pada Gambar 1.

Gambar 1. Kerangka pemikiran Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi


pada Usaha Ternak Babi Skala Rumah Tangga di Kecamatan Ende Timur,
Kabupaten Ende.
3.1 Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan
hipotesis sebagai berikut:
1. Usaha ternak babi di Kecamatan Ende Timur belum menghasilkan pendapatan bagi
peternak.

2. Penggunaan faktor-faktor produksi pada usaha ternak babi di Kecamatan Ende


Timur belum efisien secara teknis.

3. Penggunaan faktor-faktor produksi pada usaha ternak babi di Kecamatan Ende


Timur belum efisien secara ekonomis.

4. Faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap pendapatan adalah jumlah ternak,


pakan, tenaga kerja, kandang dan peralatan, serta obat-obatan.

3.2 Jenis dan Sumber Data


Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif dan data kuantitatif
sementara sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer
adalah data yang bersumber dari hasil observasi dan wawancara langsung dengan responden
yang dilibatkan dalam penelitian. Data primer dimaksud meliputi jumlah ternak, besarnya modal,
biaya pakan yang dikeluarkan selama masa pemeliharaan, lamanya pemeliharaan, biaya kandang
dan peralatan serta harga.Selanjutnya data sekunder adalah data yang bersumber dari laporan-
laporan penelitian, dan instansi-instansi terkait seperti Badan Pusat Statistik dan Dinas
Peternakan yang meliputi jumlah penduduk, iklim, topografi, dan lain-lain yang berhubungan
dengan penelitian ini.
3.3 Metode Pengambilan Contoh
Metode pengambilan contoh dilakukan melalui dua tahap (dwi stages sampling) yaitu
penentuan desa contoh dan penentuan responden (peternak contoh). Tahap pertama adalah
penentuan tiga kelurahan/desa contoh dari enam kelurahan/desa yang ada di Kecamatan Ende
Timur secara purporsif (purpossive sampling) dengan pertimbangan populasi ternak dan jumlah
peternak babi terbanyak serta jarak dengan pasar. Kelurahan atau desa yang diambil sebagai
contoh berdasarkan kriteria tersebut adalah Kelurahan Mautapaga, Kelurahan Rewarangga dan
Desa Kadebodu.
Tahap kedua adalah penentuan responden pada masing-masing kelurahan/desa terpilih
secara acak non proporsionaldimana tiap desa contoh diambil 20 peternak contoh. Dengan
demikian diperoleh 60 responden representatif. Total responden yang direncanakan adalah
sebanyak 60 responden. Sebaran peternak babi dan jumlah responden dapat dilihat pada Tabel 1

Tabel 1. Sebaran Peternak Babi dan Jumlah Responden pada Usaha Ternak Babi
Di Kecamatan Ende Timur, Tahun 2018

No Kelurahan/ Jumlah Jumlah


Desa peternak responden
1 Mautapaga 20
2 Rewarangga 20
3 Kadebodu 20
Jumlah 60
Sumber: Kecamatan Ende Timur dalam Angka, 2017 (diolah)

3.4 Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Wawancara dilakukan melalui wawancara langsung dengan
responden atau petani peternak contoh dengan berpedoman pada daftar pertanyaan atau kuisioner
yang sudah disiapkan. Selanjutnya, observasi dilakukan untuk meninjau kembali hasil
wawancara dengan keadaan yang sebenarnya, sedangkan dokumentasi merupakan data yang
diambil dari instansi-instansi atau lembaga lain untuk menunjang data dari peneliti.
3.5 Metode Analisis Data
Data yang terkumpul terlebih dahulu dilakukan tabulasi dan dilanjutkan dengan analisis
dekskriptif baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif. Analisis deskriptif dilakukan melalui
perhitungan rata-rata, standar deviasi, koefisien variasi dan persentase.
Untuk menjawab tujuan (1), digunakan analisis pendapatan sesuai petunjuk Soekartawi
(2006) dengan rumus sebagai berikut:

Pdutb = Ptutb – Btutb


dimana:
Pdutb : Pendapatan tunai usaha ternak babi
Ptutb : Penerimaan tunai usaha ternak babi
Btutb : Biaya total usaha ternak babi

Secara statistik hipotesis (1) dirumuskan sebagai berikut:


H0 : μ = 0; artinya usaha ternak babi belum memberikan pendapatan bagi peternak
H1 : μ ≠ 0; artinya usaha ternak babi sudah memberikan pendapatan bagi peternak
Kaidah keputusan yang digunakan sebagai berikut:
Jika μ ≤ 0; artinya usaha ternak babi belum memberikan pendapatan
Jika μ > 0; artinya usaha ternak babi sudah memberikan pendapatan

Untuk menjawab tujuan (2),dilakukan analisis kuantitatif berupa analisis korelasi dan

analisis regresi. Analisis korelasi dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara dua

variabelsedangkan analisis regresi dimaksudkan untuk mengetahui faktor-faktor yang

diidentifikasi berpengaruh terhadap pendapatan usaha ternak babi. Model analisis korelasi yang

digunakan adalah korelasi sederhana/Korelasi Pearson (Gaspersz, 1991) dengan rumus sebagai

berikut:

n ∑ XiYj−( ∑ Xi ) (∑Yj )
r XiYj=
√ n ∑ Xi 2−¿ ¿

di mana r = koefisien korelasi


n = jumlah contoh
X i = variabel X ke-i
Y j= variabelY ke-j
i, j = 1,2,3,..., n

Hipotesis yang diuji sebagai berikut:

Ho : ρ=0 → tidak ada hubungan antara dua variabel yang diidentifikasi

Ho : ρ ≠ 0→ ada hubungan antara dua variabel yang diidentifikasi

Untuk mengetahui keeratan hubungan dilakukan uji t dengan rumus sebagai berikut:
r √n−2
t hitung =
√ 1−r 2
Kaidah pengambilan keputusan yang dipakai sebagai berikut:

t hitung ≤ t ∝(n−2): terima Ho

¿ t ∝(n−2) : tolak Ho

Analisis regresi yang digunakan dengan pendekatan fungsi Cobb-Douglassesuai petunjuk


Soekartawi (2003) dengan model sebagai berikut:

Y = a X 1b1 . X 2b 2. X ibi… X bn
n e

dimana :
Y = Peubah yang dijelaskan (dependent variabel)
X i = Peubah yang menjelaskan (Independent/explanatory variabel)
a,b = Besaran yang diduga
e = kesalahan pengganggu
Secara operasional dalam penelitian ini, model yang digunakan adalah :

Ŷ = aX1bi, X2b2, X3b3, X4b4, X5b5X6b6e

Dimana Y = pendapatan ; X1= jumlah ternak, X2= modal; X3= biaya pakan; X4 = biaya
kandang dan peralatan; X5= biaya tenaga kerja; X6= biaya kesehatan; e = kesalahan pengganggu
Untuk memudahkan pendugaan terhadap persamaan regresi di atas, maka persamaan
tersebut diubah menjadi bentuk linear berganda dengan caramenarik logaritma sehingga
diperoleh model sebagai berikut:

Log Y = Log a + b 1 log X 1 + b 2 log X 2 + b 3 log X 3 +…+ b 5 log X 5 + b 6 log X 6 + ¿e

Untuk mengetahui sampai sejauh mana pengaruh bersama faktor-faktor yang


diidentifikasi terhadap variasi pendapatan dilakukan analisis varians melalui perhitungan nilai F,
dengan rumus sebagai berikut :

KTregresi
F hitung=
KTacak
di mana :
KT regresi : Kuadrat tengah regresi
KT acak : Kuadrat tengah acak

Uji F ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis :


H 0 : β 1 = β 2 = β 3 = β 4 = β 5= β 6= 0; tidak ada pengaruh faktor-faktor yang diidentifikasi tersebut
secara bersama-sama terhadap pendapatan usaha ternak babi.
H 1 : minimal ada salah satu βi ≠ 0 , artinya ada pengaruh faktor yang diidentifikasi secara
bersama-sama terhadap pendapatan tunai usaha ternak babi.

Kaidah pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak hipotesis diatas adalah
sebagai berikut :

F hitung ≤ F a (ʋ1, ʋ2) terima H 0


F hitung > F a (ʋ1, ʋ2) tolak H 0
Selanjutnyauntuk mengetahui sampai sejauh mana variasi pendapatan dapat dijelaskan
oleh faktor-faktor yang diidentifikasi dilakukan perhitungan koefisien determinasi berganda ( R2)
dengan rumus :

2 JKregresi
R = x 100%
JKacak

di mana :
JK regresi : Jumlah kuadrat regresi
JK acak : Jumlah kuadrat acak

Sedangkan untuk mengetahui pengaruh peubah/variabel secara parsial terhadap


pendapatan dilakukan uji-t dengan rumus :

bi
t bi =
s bi

di mana :
b i: koefisien regresi b ke-i
sbi : simpangan baku koefisien regresi b ke-i
Uji ini digunakan untuk menguji hipotesis :
H 0 : β i = 0, tidak ada pengaruh faktor tersebut terhadap pendapatan
H 1: βi ≠ 0 , artinya ada pengaruh faktor tersebut terhadap pendapatan

Kaidah pengambilan keputusan yaitu :


Jika t hitung ≤ t a /2 ,(n−2), terima H 0
Jika t hitung > t a/2,¿) tolak H 0

Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak komputer


programSPSS 25 Windows.

Untuk menjawab tujuan 3, dilakukan analisis efisiensi teknis dan analisis efisiensi
ekonomis

1. Analisis Efisiensi teknis


Efisiensi teknis adalah besaran yang menunjukkan tingkat produksi sebenarnya, apakah
produksi berada dalam skala optimum atau tidak. Efisiensi teknis dari setiap faktor produksi
dapat diketahui dari nilai elastisitas produksinya.
Elastisitas produksi dari model regresi digunakan untuk mengukur tingkat kepekaan atau
untuk mengetahui persentase perubahan Y (peningkatan atau penurunan) apabila terjadi
persentase perubahan X. Secara matematis dituliskan sebagai berikut:

ΔY /Y ΔY X PM
E Pi = = x =
ΔX / X ΔX Y PR
di mana:
Ep = elastisitas produksi
∆Y = perubahan hasil produksi (output)
Y = hasil produksi (output
∆X = perubahan penggunaan faktor produksi (input)
X = faktor produksi (input)

Penggunaan faktor-faktor produksi dikatakan efisien secara teknis ditentukan berdasarkan


nilai elastisitas produksi (EP) sebagai berikut:
EPi> 1 = belum tercapai efisiensi teknis
0 < EPi < 1 = tercapai efisiensi teknis
EPi < 0 = tidak tercapai efisiensi teknis
Soekartawi (2006) menyatakan nilai elastisitas dari seluruh faktor-faktor produksi
atauelastisitas produksi total (Ʃ EPi)menunjukkan returns to scale atauskala usaha peternakan,
apakah kegiatan usaha peternakan yang diteliti mengikuti kaidah increasing, constant, atau
decreasing returns to scale. Kriteria dari kaidah-kaidah tersebut adalah sebagai berikut:
EP < 1, artinya proporsi penambahan faktor produksi melebihi/lebih besar dari proporsi
penambahan produksi itu sendiri. Kondisi demikian menunjukkan decreasing returns to
scale.
EP = 1; artinya proporsi penambahan faktor produksi akan proporsional dengan
penambahanproduksi yang diperoleh. Kondisi demikian menunjukkan constant returns
to scale.
EP > 1; artinya bahwa proporsi penambahan faktor produksi akan menghasilkan tambahan
produksi yang proporsinya lebih besar. Kondisi demikian menunjukkan increasing
returns to scale.

2. Analisis Efisiensi ekonomis

Untuk mengetahui tingkat efisiensi ekonomis dari penggunaan faktor-faktor produksi


dapat dilihat dari rasio Nilai Produk Marjinal (NPM) dengan Biaya Korbanan Marjinal (BKM)
per periode produksi dan dapat dinyatakan dengan rumus:

NPMx
NPMx = Px; atau Px = 1
Dalam banyak kenyataan NPMx tidak selalu sama dengan Px. Yang sering terjadi adalah
sebagai berikut :
a. (NPMx / Px) > 1; artinya penggunaan input X belum efisien. Untuk mencapai efisien, input
X perlu ditambah.
b. (NPMx / Px) < 1; artinya penggunaan input X tidak efisien, untuk menjadi efisien,
penggunaan input X perlu dikurangi.

3.6 Konsep Pengukuran Defenisi Operasional


Beberapa konsep yang perlu diperhatikan dan cara pengukurannya dapat didefinisikan
sebagai berikut :
1. Jumlah kepemilikan ternak babi, yaitu jumlah ternak babi yang dimiliki oleh petani
peternak pada saat pencacahan yang dinyatakan dalam Satuan Ternak (ST).Konversi
ternak babi dalam satuan ternak adalah sebagai berikut :
 Babi dewasa ( umur > 1 tahun ) = 0,40 ST
 Babi muda( umur ½ - 1 tahun )= 0,20 ST
 Babi anak( umur < ½ tahun )= 0,10 ST
2. Tenaga kerja adalah jumlah orang yang terlibat dalam usaha ternak babi selama satu
tahun usaha dan dinyatakan dalam Hari Kerja Pria (HKP).Konversi tenaga Krja sebai
berikut: 1 Pria dewasa =8 Jam Kerja = 1 HKP; 1 Wanita Dewasa= 8 jam kerja = 0,8 HKP
dan 1 orang anak =8jam kerja = 0,5 HKP.
3. Biaya tenaga kerja adalah upah yang dikeluarkan untuk membayar tenaga kerja dalam
satu tahun usaha dan dinyatakan dalam Rp/tahun. Upah tenaga kerja yang dipakai adalah
upah yang berlaku di Kabupaten Ende sebesar Rp15.000/hari.
4. Modal adalah biaya investasi yaitu biaya yang dikeluarkan oleh peternak babi pada awal
usaha seperti pengadaan lahan, pembuatan kandang, pengadaan peralatan serta pembelian
ternak yang dinyatakan dalam rupiah (Rp)
5. Biaya pakan, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan pakan ternak babi yang
dinyatakan dalamRp/Tahun.
6. Biaya perawatan kesehatan yaitu biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan obat-obatan
untuk kesehatan ternak babi yang dinyatakan dalam Rp/Tahun.
7. Biaya tetap adalah biaya penyusutan kandang dan peralatan yang dihitung dengan
menggunakan metode garis lurus (besarnya penyusutan tiap tahun sama) selama satu
tahun usaha dan dinyatakan dalam Rp/tahun
8. Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan pakan, membayar tenaga
kerja dan pengadaan obat-obatan selama satu tahun usaha dan dinyatakan dalam
Rp/tahun
9. Biaya produksi total, yaitu total biaya yang dikeluarkan oleh petani peternak yang terdiri
dari biaya pakan, biaya perawatan kesehatan dan biaya penyusutan kandang dan peralatan
dan biaya kesehatan ternak selama satu tahun yang dinyatakan dalam Rp/Tahun.
10. Penerimaan, yaitu jumlah uang yang diperoleh dari hasil penjualan ternak babi dan nilai
ternak sisa (value on hand) dalam satu tahun usaha yang dinyatakan dalam Rp/Tahun.
11. Pendapatan, yaitu selisih antara penerimaandengan pengeluaranbaik tunai maupun non
tunai dalam satu tahun usahayang dinyatakan dalam Rp/Tahun.

Anda mungkin juga menyukai