Anda di halaman 1dari 7

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://sippa.ciptakarya.pu.go.

id/
sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCRPIJM_b53a7134b9_BAB%2520IIBAB%25202%2520PROFIL
%2520KOTA
%2520BALIKPAPAN.pdf&ved=2ahUKEwjdjpvN7pXtAhWTXCsKHYx2DQMQFjAGegQIBxAB&usg=AOvVaw3
zvCPBhVNN5CPXoGOEfcPd&cshid=1606038382638

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://jurnal.poltekba.ac.id/index.php/jsh/
article/download/
543/366&ved=2ahUKEwjdjpvN7pXtAhWTXCsKHYx2DQMQFjAJegQICRAB&usg=AOvVaw1rFKIRL5IwRbkdS
jx55Ud0&cshid=1606038382638

Balikpapan adalah salah satu kota di Kalimantan Timur yang rawan terjadi bencana yang menimbulkan
kerusakan dan kerugian bagi masyarakat. Pemetaaan risiko bencana adalah salah satu dari upaya
mitigasi bencana dalam pengaturan tataruang dan pengembangan wilayah untuk mengurangi risiko
bencana. Dalam penelitian ini akan menganalisis risiko banjir, tanah longor, dan kebakaran hutan dan
lahan yang merupakan bencana alam yang paling sering terjadi di Balikpapan. Peta risiko bencana
didasari oleh beberapa parameter, yaitu: peta kerawanan, peta kerentanan, dan peta kapasitas yang
mengacu pada panduan yang umum digunakan di Indonesia dan dunia internasional. Parameter
penyusun peta kerawanan banjir diantaranya adalah Topographic Wetness Index (TWI) dan tingkat
permeabilitas. Kerawanan tanah longsor ditentukan oleh kemiringan lereng, geologi, dan penggunaan
lahan, dan curah hujan. Kerawanan kebakaran hutan dan lahan ditentukan oleh curah hujan, jenis
hutan, dan keterdapatan lapisan batu bara. Kerentanan bencana ditentukan oleh kerentanan ekonomi,
sosial, lingkungan, dan fisik. Pemetaan risiko multi bencana merupakan gabungan dari peta risiko banjir,
tanah longsor, dan kebakaran hutan dan lahan. Berdasarkan hasil analisis, risiko multi bencana dibagi
menjadi 3 (tiga) kelas yaitu risiko rendah (58,39% dari luas wilayah), risiko sedang (38,23%), dan risiko
tinggi (3,38%). Kecamatan Balikpapan Tengah, Balikpapan Selatan dan Balikpapan Kota adalah wilayah
yang mempunyai risiko tinggi terhadap bencana yang merupakan kawasan perdagangan, industri dan
terdapat obyek vital nasional. Informasi zonasi tingkat risiko multi bencana di Kota Balikpapan
diharapkan dapat menjadi masukan bagi Pemerintah Kota Balikpapan dalam upaya mitigasi bencana.

http://etd.repository.ugm.ac.id/home/detail_pencarian/158451
n Kebencanaan Prodi PWK ITK Melalui Kunjungan dan Diskusi Bersama BPBD Kota Balikpapan

 Eksternal -  16 Desember 2019 - 12:00 AM

11 Desember 2019 - Bencana saat ini telah menjadi bagian integral yang tidak dapat diabaikan dalam
menyusun dokumen perencanaan. Oleh sebab itu pemahaman serta wawasan kebencanaan menjadi
keniscayaan yang harus dimiliki oleh seorang perencana sehingga dapat menghasilkan dokumen
perencanaan yang optimal. Manajemen Risiko Bencana merupakan salah satu mata kuliah pilihan pada
Program Studi PWK ITK yang disusun untuk membekali mahasiswa terhadap wawasan kebencanaan.
Salah satu bagian dari proses pembelajaran yang dilakukan adalah menyelenggarakan kuliah lapangan
dengan mengunjungi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Balikpapan. Kunjungan
tersebut diharapkan dapat memberikan wawasan tambahan mengenai kebencanaan meliputi mitigasi,
serta tanggap darurat dalam penanganan terhadap bencana.

Kegiatan kuliah lapangan diselenggarakan pada hari Rabu, 11 Desember 2019 di BPBD Kota Balikpapan.
Kegiatan diikuti oleh 17 mahasiswa PWK ITK yang mengambil mata kuliah Manajemen Risiko Bencana.
Rombongan didampingi dosen pembimbing lapangan Umar Mustofa, M.Sc. yang merupakan salah satu
pengampu mata kuliah. Peserta kuliah lapangan diterima langsung oleh Bapak Suseno selaku Kepala
Pelaksana (Kalak) BPBD Kota Balikpapan. Peserta mendapat sambutan yang baik dari BPBD. BPBD Kota
Balikpapan mengapresiasi kegiatan kuliah lapangan tersebut dan merasa sangat senang.

Pada kesempatan tersebut, BPBD memaparkan kejadian-kejadian bencana yang intesitasnya tinggi di
Balikpapan diantaranya kebakaran lahan, banjir, dan longsor. BPBD juga memaparkan manajemen
sumberdaya yang dimiliki guna menangani kejadian-kejadian bencana yang ada di Balikpapan.
Mahasiswa PWK juga diberikan kesempatan untuk menayangkan video kegiatan survey lapangan
mengenai penilaian risiko bencana di Kecamatan Balikpapan Selatan. BPBD Balikpapan sangat
menghargai kegiatan tersebut sehingga berminat untuk bisa bekerja sama misalnya berbagi data untuk
kepentingan mitigasi bencana.
Diharapkan pada masa mendatang kerjasama antara BPBD Kota Balikpapan dengan PWK ITK dapat terus
terjalin baik kaitanya dalam manajemen kebencanaan di Kota Balikpapan.

Kenali Bahayanya, Kurangi Risikonya, Salam Tangguh

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://urp.itk.ac.id/berita/detail/penguatan-
wawasan-kebencanaan-prodi-pwk-itk-melalui-kunjungan-dan-diskusi-bersama-bpbd-kota-
balikpapan&ved=2ahUKEwjTjPeT8pXtAhWYV30KHSPlDL8QFjABegQIARAB&usg=AOvVaw19Hvob-
IebO_Gu25NwsPAh&cshid=1606039402195

OPINI

Peran Masyarakat dan Pemerintah dalam Menanggulangi Bencana

 By BAYONG  Kamis, 16 Januari 2020



OLEH: GURUH KRISNANTARA*

Bencana alam adalah proses suatu entitas alamiah untuk menuju keseimbangan. Proses inilah yang
dapat menyebabkan timbulnya suatu risiko kerugian ketika bencana menyentuh suatu obyek. Yang
memang rentan. Katakanlah banjir yang akhir-akhir ini terjadi di kawasan Jabodetabek dan beberapa
wilayah di Indonesia.
Banjir merupakan kejadian di mana aliran air yang berlebih mencapai daratan. Sehingga dapat
menggenangi dan menenggelamkan obyek di sekitarnya. Jika kita mendalaminya, sebenarnya aliran air
merupakan suatu proses alamiah. Hanya yang tidak wajar adalah aliran ini melampaui debit normal dan
melampaui wadahnya.

Dengan mengesampingkan proses meteorologi atau klimatologi, banjir mengindikasikan telah terjadi
ketidakseimbangan ekosistem di hulu. Sehingga aliran air terus mencari keseimbangannya dan
mengakibatkan tumpahnya aliran air ke daratan. Menurut siklus manajemen bencana, prinsip mencegah
suatu bencana adalah memperkuat sistem mitigasi dan kesiapsiagaan.

Keduanya dilaksanakan dan disiapkan sebelum terjadinya bencana. Artinya, kita harus memiliki
kesadaran yang tinggi terhadap potensi-potensi bencana di sekitar kita. Dari mana kesadaran terhadap
bencana ini harus dimunculkan? Haruskah para pemangku kepentingan terus menerus “menyuap”
masyarakat dengan informasi-informasi pencegahan bencana? Ataukah masyarakat juga mau
berpartisipasi menyebarluaskan kesadaran bahwa di sekitar kita berpotensi terjadi bencana alam?

Pada dasarnya para pemangku kepentingan dan masyarakat harus sama-sama pro aktif dan saling
berkolaborasi dalam pencegahan bencana. Setiap elemen memiliki peran masing-masing dalam sistem
manajemen kebencanaan. Terdapat dua sistem koordinasi: sistem bottom-up dan sistem top-
down. Bottom-up bermakna strategi atau sistem yang diinisiasi dan dilakukan masyarakat. Walaupun
tidak dapat dilepaskan dari peran pemerintah.

Masyarakat mempunyai peran yang sangat vital dalam pencegahan bencana. Sebab merekalah yang
mengetahui secara detail kondisi dan sifat-sifat entitas di sekitarnya. Harapannya, melalui sistem ini,
muncul inovasi-inovasi berlandaskan kearifan lokal dalam penanggulangan bencana. Yang dapat
diusulkan dan dijalankan bersama pemerintah.

Sementara itu, sistem koordinasi top-down adalah strategi atau kebijakan yang dilakukan pemerintah.
Baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Dalam memitigasi dan memberikan bekal
kesiapsiagaan bagi masyarakat. Namun, pada sistem ini pemerintah harus jeli melihat kebutuhan
masyarakat. Untuk menanggulangi bencana.

Pemerintah mesti mengacu pada peta bahaya atau peta risiko bencana. Sehingga mitigasi dan
peningkatan kesiapsiagaan akan tepat sasaran. Melalui kolaborasi dua sistem koordinasi ini, jika
dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan memiliki rasa saling membutuhkan, maka akan tercipta
keharmonisan dalam memanajemen bencana.

Seperti tagline yang pernah digaungkan di bidang kebencanaan: living harmony with disaster. Seluruh


lapisan masyarakat harus menyadari dan tanggap terhadap bencana. Kita hidup di negara yang memiliki
1001 jenis bencana alam. Maka usaha untuk menanggulanginya harus betul-betul melibatkan semua
unsur. (qn/*Dosen Survei dan Pemetaan Politeknik Sinar Mas Berau Coal)



Bagikan ini:

Print

BANJIRMASYARAKATMITIGASIPERAN PEMERINTAHSAMARINDA

WRITE A COMMENT

Copyright © 2020 by NomorSatuKaltim.com 

TENTANG

REDAKSI

 
PEDOMAN MEDIA SIBER

CONTACT

BACK TO TOP

https://www.google.com/amp/s/nomorsatukaltim.com/2020/01/16/peran-masyarakat-dan-
pemerintah-dalam-menanggulangi-bencana/amp/

Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan survei dan
studi literatur. Populasi dari penelitian ini sebanyak 15 orang mahasiswa yang terdiri dari mahasiswa
fakultas ekonomi dan bisnis angkatan 2020. Sedangkan sampel dari penelitian ini sebanyak 7 orang
yang bersedia untuk mengikuti proses wawancara yang dilakukan secara online melalui aplikasi
WhatsApp.
Dalam penelitian melalui studi literature ini, diperoleh fakta bahwa pembelajaran online di masa
pandemi Covid-19 seperti sekarang ini dengan metode sistem pembelajaran daring / online di nilai
cukup efektiv bagi dunia pendidikan saat ini. Namun memiliki kendala atau pun hambatan. Adapun
kendala yang sering di alami saat dilakukannya pembelajaran daring diantaranya, seperti belum
meratanya jaringan internet dan teknologi di daerah pelosok (pedalaman) hingga menyulitkan untuk
mengikuti proses pembelajaran yang sedang berlangsung, kemudian fasilitas seperti laptop dan
handphone yang belum memadai, pemberian materi pembelajaran yang belum tentu dapat dengan
mudah di pahami oleh peserta didik, serta menimbang penggunaan media elektronik yang berlebihan
akan berdampak negatif pada kesehatan mata.
Pandemi Covid-19 ini telah memberikan kita begitu banyak pelajaran, tidak hanaya tentang upaya
memutuskan mata rantai penularannya. Tapi juga bagaimana para peserta didik tetap belajar dan
bagaimana suatu instansi pendidikan bereaksi memanfaatkan dengan sebaik mungkin akan
kecanggihan teknologi dalam proses belajar mengajar. 9
Universitas Mulawarman merupakan salah satu perguruan tinggi yang menerapakan kebijakan
tersebut. Kebijakan yang dibuat oleh pimpinan Universitas Mulawarman mengenai pembelajaran
daring dilakukan agar mengurangi grafik penyebaran Covid-19 yang semakin hari semakin
bertambah. Berdasarkan hal tersebut, penulis mencoba melakukan penelitian dengan metode
penelitian deskriptif dengan pendekatan survey dan studi literatur dengan cara menganalisa survey
data mengenai keefektivan belajar mahasiswa dalam metode pembelajaran daring di masa
pandemi Covid-19 di Universitas Mulawarman, Samarinda.

Anda mungkin juga menyukai