SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ilmu
Perpustakaan dan Sains Informasi
DISUSUN OLEH :
1502016041
PROGRAM STUDI
PERPUSTAKAAN DAN SAINS INFORMASI PROGRAM SARJANA
FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS YARSI
2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................
BAB 1.......................................................................................................................................
PENDAHULUAN....................................................................................................................
1.1 LATAR BELAKANG...................................................................................................
1.3 TUJUAN.........................................................................................................................
1.4 MANFAAT.....................................................................................................................
BAB II......................................................................................................................................
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................................
2.1 LITERASI KESEHATAN............................................................................................
2.1.1 LITERASI............................................................................................................
2.1.2 KESEHATAN.....................................................................................................
2.2 PENGETAHUAN.......................................................................................................
2.3 ROKOK.........................................................................................................................
2.4 MEDIA...........................................................................................................................
BAB III.....................................................................................................................................
METODELOGI PENELITIAN.............................................................................................
3.1 JENIS PENELETIAN...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Perokok pasif (WHO, 2015) juga akan merasakan akibat buruk. Ketika orang
lain ikut menghirup asap rokok, maka trombosit akan lengket dan membentuk
gumpalan, seperti orang yang merokok. Merokok bukan satu-satunya penyebab
masalah kesehatan ini, namun akan menjadikan masalah menjadi lebih buruk.
Perokok pasif adalah orang yang berada dekat pada perokok aktif sehingga
perokok pasif yang tidak merokok langsung dari mulutnya tetap menghisap asap
rokok yang dikeluarkan dari perokok aktif (Gagan, 2017). Contohnya, saat berada
didalam bus umum tanpa AC, banyak penumpang yang merokok di dalam bus,
dan orang yang berada disampingnya ikut menghirup asap rokok orang yang
sedang merokok, walaupun tidak merokok secara langsung, tetapi dampak yang
disebabkan sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh perokok pasif. Perokok pasif
juga terkena penyakit yang jauh lebih berbahaya dibanding perokok aktif.
Semakin banyak sisa asap rokok yang terhirup maka semakin tinggi juga resiko
gangguan kesehatan tubuh perokok pasif yang terkena.
Media pengajaran atau alat peraga lebih dikenal sebagai salah satu alat
bantu pengajaran. Dikatakan sebagai alat karena fungsinya sebagai alat untuk
membantu dalam menyampaikan informasi tentang bahaya merokok, sehingga
dapat memperjelas pemahaman masyarakat terhadap materi yang sedang
diberikan. Alat bantu tersebut merupakan cara untuk menyajikan suatu informasi
melalui peragaan. Menurut Arief Sadiman, dkk (2012:6) “kata media berasal dari
bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah
berarti perantara atau pengantar”. Sedangkan menurut Martinis Yamin (2012:
176) media “adalah suatu perangkat yang dapat menyalurkan informasi dari
sumber ke penerima informasi”
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh literasi kesehatan melalui media
video terhadap peningkatan pengetahuan bahaya rokok pada masyarakat
di wilayah RW 05 Kelurahan Cempaka Baru Jakarta Pusat. Jika ada
pengaruhnya, seberapa besar pengaruhnya.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui gambaran mengenai peningkatan pengetahuan literasi
kesehatan masyarakat di wilayah RW 05 Kelurahan Cempaka Baru,
Jakarta Pusat
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk
masyarakat wilayah RW 05 cempaka baru, Jakarta Pusat dalam
meningkatkan pengetahuan tingkat literaasi informasi kesehatan
masyarakat tentang bahaya merokok pada kesehatan tubuh perokok.
3. Menjadi masukan bagi pihak berwenang terhadap kesehatan, yaitu
Kementerian Kesehatan, bahwa literasi informasi kesehatan berupa
penyuluhan ke masyarakat di wilayah RW 05 Kelurahan Cempaka Baru
Jakarta Pusat dapat menggunakan media video sebagai alternatif
penyuluhan.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Literasi
Dalam Oxford learner’s dictionaries [14 Januari 2021] daring (dalam
jaringan) pengertian literasi pada kamus tersebut mepunyai beberapa Makna
diantaranya:
Istilah literasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia daring versi Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia juga memiliki beberapa arti
diantaranya :
2.1.2 Kesehatan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia daring (dalam jaringan) kata
“kesehatan” berasal dari kata dasar “sehat” yang mempunyai beberapa arti
diantaranya:
a. Yang mendatangkan kebaikan pada badan
b. Baik seluruh badan serta bagian-bagian yang lainnya
c. Baik dan normal
d. Sembuh dari sakit
e. Masuk akal dan bisa dipercaya (tentang usulan, pendapat, alasan dan
sebagainya)
f. Dijalankan dengan hati-hati dan baik-baik
g. Berjalan dengan baik atau sebagaimana mestinya (tentang keadaan,
keuangan, ekonomi, dan sebagainya)
2.2 Pengetahuan
Dalam penelitian ini tingkat pengetahuan yang akan diukur adalah tingkat
tahu (know) masyarakat tentang bahaya merokok artinya responden mengigat
materi yang telah di berikan atau rangsangan yang telah diterima berupa memori
yang telah ada sebelumnya setelah mengamati video yang telah diberikan dalam
penelitian ini. Untuk mengetahui atau mengukur bahwa responden tahu tentang
informasi yang telah diberikan dapat menggunakan pertanyaan-pertanyaan.
2.3 Rokok
1. Rokok Putih
Rokok putih adalah rokok yang dibuat dari daun tembakau saj tanpa di
campuri bahan-bahan yang lain.
2. Rokok Kretek
Rokok kretek adalah rokok yang terbuat dari tembakau dan juga
cengkeh
Pembuatan rokok kretek dibagi enjadi 2 jenis:
a. Sigaret Kretek Tangan
Proses pebuatannya dengan cara digiling dengan
menggunakan tangan atau alat bantu sederhana
b. Sigaret Kretek Mesin
Proses pembuatannya dengan menggunakan mesin
Contoh : Rokok Gudang Garam International, Djarum
Super, A Mild, Clas Mild, Star Mild, U Mild, Surya Slims.
3. Rokok Kelembak
Rokok kelembak adalah rokok yang terbuat dari tembakau dan
dicampur dengan kelembak
4. Rokok Cerutu
Rokok cerutu adalah rokok yang terbuat dari daun tembakau kering
yang dirajang agar lebar disusun sedemikian rupa yang kemudian
dibalut dengan daun tembakau, pembalut cerutu yang terbaik di dunia
adalah tembakau deli
5. Rokok Tingwe
Rokok tingwe adalah rokok yang dibuat sendiri oleh perokok bahan
bakunya dari tembakau rajangan kering dan biasanya dicampur dengan
cengkeh rajangan kelembek dan juga kemenyan. (sitepoe, 2000)
Gas karbon monoksida (CO) adalah sejenis gas yang tidak memiliki bau.
Unsur ini dihasilkan oleh pembakaran yang tidak sempurna dari unsur zat arang
atau karbon. Gas karbon monoksida bersifat toksis yang bertentangan dengan
oksigen dalam transpor maupun penggunaannya. Gas CO yang dihasilkan
sebatang rokok dapat mencapai 3-6%, sedangkan CO yang dihisap oleh perokok
paling rendah sejumlah 400 ppm (parts per million) sudah dapat meningkatkan
kadar karboksi haemoglobin dalam darah sejumlah 2-16%.
Menurut Gondodiputro (2009, h.25) efek yang ditimbulkan dari karbon
monoksida (CO) adalah sebagai berikut: Ateriosklerosis. Merokok merupakan
penyebab utama timbulnya penyakit ini, yaitu menebal dan mengerasnya
pembuluh darah. Ateriosklerosis menyebabkan pembuluh darah kehilangan
elastisitas serta pembuluh darah menyempit. Ateriosklerosis dapat berakhir
dengan penyumbatan yang disebabkan oleh gumpalan darah yang menyumbat
pembuluh darah
Menurut Gondodiputro (2007, h.65) dampak yang ditimbulkan dari
kebiasaan merokok atau tembakau adalah sebagai berikut:
1. Tukak lambung dan tukak usus 12 jari
Di dalam perut dan usus 12 jari terjadi keseimbangan antara pengeluaran asam
yang dapat mengganggu lambung dengan daya perlindungan. Tembakau
meningkatkan asam lambung sehingga terjadilah tukak lambung dan usus 12 jari.
perokok menderita gangguan 4 kali lebih tinggi dari bukan perokok.
2. Efek terhadap bayi
Ibu hamil yang merokok mengakibatkan kemungkinan melahirkan prematur. jika
kedua orang tuanya perokok mengakibatkan daya tahan bayi menurun pada tahun
pertama, sehingga akan menderita radang paru-paru maupun bronchitis 2x lipat
dibandingkan yang tidak merokok, sedangkan terhadap infeksi lain meningkat
30%. Terdapat bukti bahwa anak yang orang tuanya merokok menunjukan
perkembangan mentalnya terbelakang.
3. Efek terhadap otak dan daya ingat
Akibat proses aterosklerosis yaitu penyempitan dan penyumbatan aliran darah ke
otak yang dapat merusak jaringan otak karena kekurangan oksigen.
4. Chronic obstructive pilnomary diseases (COPD)
Kebiasaan merokok mengubah bentuk jaringan saluran nafas dan fungsi
pembersih menghilang, saluran membengkak dan menyempit. Seseorang yang
menujukan gejala batuk berat selama paling kurang 3 bulan pada setiap tahun
berjalan selama 2 tahun, dinyatakan mengindap bronchitis kronik. Hal tersebut
terjadi pada separuh perokok diatas umur 40 tahun. Bronkus yang melemah
kolaps sehingga udara tidak bisa disalurkan dan alveoli melebar menimbulkan
episema paru-paru.
5. Interaksi dengan obat-obat
Perokok memetabolisme berbagai jenis obat lebih cepat dari pada non perokok
yang disebabkan enzim-enzim di mukosa, usus, atau hati oleh komponen dalam
asap tembakau. Dengan demikian, efek obat-obat tersebut berkurang, sehingga
perokok membutuhkan obat dengan dosis lebih tinggi dari pada non perokok
(analgetik, anksiolitika, dan obat anti angina).
6. Efek terhadap susunan saraf pusat
Nikotin yang diabsorbsi dapat menimbulkan tremor tangan kenaikan berbagai
hormone dan neurohormon dopamine di dalam plasma. Berdasarkan
rangsanganya terhadap “chemoreceptors trigger zone” dari sumsum tulang
belakang dan stimulasinya dari reflek vagal, nikotin menyebabkan mual dan
muntah. Di lain pihak, nikotin itu diterima oleh reseptor asetilkolin nikotinik yang
kemudian membagianya kejalur imbalan dan jalur adrenergik. pada jalur imbalan,
perokok akan merasakan rasa nikmat, memacu sistem dopaminergik. Hasilnya,
perokok akan merasa lebih tenang, daya pikir serasa lebih cemerlang, dan mampu
menekan rasa lapar. Sementara di jalur adrenergik, zat ini akan mengaktifkan
sistem adrenergik pada bagian otak lokus seruleus yang mengeluarkan serotonin.
Meningkatnya serotonin menimbulkan rangsangan senang sekaligus mencari
tembakau lagi. Efek dari tembakau memberi stimulus depresi ringan, gangguan
daya rangkap, alam perasaan, alam pikiran, tingkah laku dan fungsi psikomotor
7. Impotensi
Pada laki-laki berusia 30-40 tahunan, merokok dapat meningkatkan disfungsi
ereksi sekitar 50%. Ereksi tidak dapat terjadi bila darah tidak mengalir bebas ke
penis. Oleh karena itu pembuluh darah harus dalam keadaan baik. Merokok dapat
merusak pembuluh darah, nikotin menyempitkan arteri yang menuju penis,
mengurangi aliran darah dan tekanan darah menuju penis. Efek ini meningkat
bersamaan dengan waktu. Masalah ereksi ini merupakan peringatan awal bahwa
tembakau telah merusak area lain dari tubuh.
b. Nikotin
Nikotin yang terkandung di dalam asap rokok antara 0.5 – 3 mg, dan
semuanya diserap, sehingga di dalam cairan darah atau plasma antara 40 – 50
mg/ml. Nikotin itu sendiri bukan merupakan komponen karsinogenik. Hasil
pembusukan panas dari nikotin seperti dibensakridin, dibensokarbasol, dan
nitrosamin-lah yang bersifat karsinogenik. Pada paru, nikotin dapat menghambat
akumulasi debu pada tabung pernafasan dan menghambat terbentuknya lapisan
tipis lendir (aktivitas silia). Seperti halnya heroin dan kokain, nikotin juga
memiliki karakteristik efek adiktif dan psikoaktif. Perokok akan merasakan
kenikmatan, kecemasan berkurang, toleransi dan keterikatan fisik. Hal itulah yang
menyebabkan mengapa sekali merokok susah untuk berhenti. Efek nikotin
menyebabkan perangsangan terhadap hormon kathekolamin (adrenalin) yang
bersifat memacu jantung dan tekanan darah. Jantung tidak diberikan kesempatan
istirahat dan tekanan darah akan semakin meninggi, berakibat timbulnya
hipertensi. Efek nikotin lainnya adalah merangsang berkelompoknya trombosit
(sel pembekuan darah), trombosit akan menggumpal dan akhirnya akan
menyumbat pembuluh darah yang sudah sempit akibat asap yang mengandung
CO yang berasal dari rokok.
Menurut Gondodiputro (2009, h.24) salah satu efek yang ditimbulkan dari
nikotin adalah hipertensi. Efek nikotin menyebabkan perangsangan terhadap
hormone kathelokamin (adrenalin) yang bersifat memacu jantung dan tekanan
darah. Jantung tidak diberikan kesempatan istirahat dan tekanan darah akan
semakin tinggi, yang mengakibatkan timbulnya hipertensi.
c. Tar
Tar adalah sejenis cairan kental berwarna coklat tua atau hitam yang
merupakan substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-
paru. Kadar tar pada rokok antara 0,5-35 mg per batang. Tar merupakan suatu zat
karsinogen yang dapat menimbulkan kanker pada jalan nafas dan paru-paru.
Menurut Gondodiputro (2009, h.24) efek yang disebabkan dari tar adalah
sebagai berikut : kanker paru-paru, kanker paru adalah tumor berbahaya yang
tumbuh di paru-paru. sebagian besar kanker paru-paru berasal dari sel-sel di
dalam paru-paru, tetapi kanker paru bisa juga berasal dari kanker bagian tubuh
lainnya yang menyebar ke paru-paru.
2.4 Media
a. Alat
b. Alat komunikasi seperti video, koran, majalah, radio, televisi, film,
poster, dan spanduk
c. Yang terletak diantara 2 pihak (orang, golongan dan sebagainya)
d. Penghubung atau perantara
2.5 Video
Penelitian lainnya dilakukan oleh Pipit Fitri Mulyanti (2016) yang berjudul
“Penerapan Metode Video Critics Untuk Meningkatkan Pemahaman Informasi
Bahaya Merokok” Hasil layanan bimbingan klasikal dengan menggunakan
metode video critics pada siswa kelas 8.D SMP Negeri 12 Kota Bekasi
mengalami peningkatan. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan rata-rata nilai
siswa. Nilai rata-rata di siklus 1 adalah 84,89 dan naik pada siklus ke 2 menjadi
90,57. Melihat hasil yang didapat dari penelitian ini, layanan bimbingan klasikal
tentang bahaya merokok melalui metode video critics pada siswa kelas 8.D SMP
Negeri 12 Kota Bekasi dapat membantu meningkatkan pemahaman dan hasil
belajar siswa.
2.7 Kerangka Berfikir
Berdasarkan uraian pada sub bab 2, maka penulis menyusun kerangka
berfikir dalam penelitian ini, yaitu terlampr dibawah ini
LITERASI KESEHATAN
PENGETAHUAN BAHAYA
ROKOK
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Suatu penelitian harus menggunakan metode penelitian yang tepat
untuk menghasilkan penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya. Kesalahan dalam pemilihan metode penelitian yang digunakan
akan berakibat pada timbulnya kesalahan dalam pengambilan data,
analisa data, serta pengambilan kesimpulan dari hasil penelitian. Sehingga
ketepatan dalam memilih metode penelitian yang akan digunakan adalah
faktor yang sangat penting dan harus diperhatikan.
01 x 02
Keterangan:
Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 130 orang Hal ini berdasarkan
pada perhitungan rata-rata mengenai jumlah sampel yang telah mengisi form
kuesioner sebelumnya.
1. Observasi
2. Wawancara
3. Kuesioner
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2014,
hlm.38). Variabel dalam penelitian ini dibedakan dalam dua kategori utama, yaitu
variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen). Variabel bebas
adalah variabel perlakuan atau sengaja dimanipulasi untuk diketahui intensitas dan
pengaruhnya terhadap variabel terikat. Variabel terikat adalah variabel yang
timbul akibat variabel bebas. Oleh sebab itu variabel terikat menjadi indikator
keberhasilan variabel bebas. Jumlah variabel dalam penelitian tergantung kepada
luas dan sempitnya penelitian yang akan dilakukan. Dalam penelitian ini terdapat
dua variabel yaitu :
a. Literasi kesehatan bahaya rokok menggunakan video ( X )
b. Tingkat pengetahuan bahaya rokok, yaitu mengenai zat yang terkandung
dalam rokok ( Y ).
a) Uji Validitas
Untuk menentukan validitas instrumen maka dilakukan analisis butir dengan
menggunakan (Statistical product and service solutions) SPSS Versi 22.
Kriteria pengujian :
a. Jika koefisien (rxy) > r tabel pada taraf signifikansi 0,05 maka instrumen
penelitian dinyatakan valid.
b. Jika koefisien (rxy) < r tabel pada taraf signifikansi 0,05 maka instrumen
penelitian dinyatakan tidak valid.
b) Uji Reliabilitas
Uji reabilitas dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kepercayaan dari
kuesioner dengan menggunakan SPSS versi 22.
Menurut (ircham, 2010) hasil ukur pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi 3
kategori yaitu pada tabel di bawah ini.
3.5 Tabel hasil ukurpengetahuan
Kategori tingkat pengetahuan Nilai Presentasi nilai besaran
Baik 20-25 76 % - 100 %
Cukup 14-19 56 % - 75 %
Kurang 0-13 < = 55 %
Sumber :Ircham, 2010
3.6.2 Hipotesis
Sebelum hipotesis dilakukan, maka terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan
terhadap persyaratan analisis yaitu berupa pemeriksaan Normalitas dan
Homogenitas dengan bantuan SPSS versi 22. Setelah itu melakukan t Test yaitu
pengujian yang dilakukan pada dua variabel untuk mengetahui adanya pengaruh
atau perbedaan sebelum dan setelah pemberian perlakuan literasi informasi
(variabel X) dengan peningkatan pengetahuan (variabel Y). t Test dilakukan
dengan bantuan SPSS versi 22. Ada tidaknya pengaruh antar variabel tersebut
berdasarkan hipotesis H0 dan H1. Dengan ketentuan sebagai berikut :
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,950 46
Berdasarkan output diatas diperoleh nilai signifikan sebesar 0.000 < 0.05
maka dapat diambil kesimpulan bahwa seluruh data dalam penelitian ini tidak
homogen. Setelah melakukan uji homogenitas maka langkah selanjutnya adalah
uji t Test. jika hasil data diperoleh normal maka dilakukan t Test parametrik,
tetapi jika hasil data diperoleh tidak nomal maka dilanjutkan dengan t Test non-
parametrik. Karena data dalam penelitian ini tidak homogen dan tidak normal
maka uji t (t Test) yaitu uji perbedaan dengan menggunakan t Test non-parametrik
dengan bantuan spss. 20.00
Test Statisticsa
data_1_2
Mann-Whitney U 3871,500
Wilcoxon W 8921,500
Z -4,321
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
a. Grouping Variable: kode
Sumber : Olahan Data SPSS, Yulinda, 2018
Berdasarkan data pada tabel test statistik di atas maka dapat dilakukan
pengujian hipotesis dengan cara membandingkan taraf signifikan: Hipotesis
Berdasarkan hasil output tabel t Test diketahui bahwa nilai sig (2-tailed) sebesar
0,000 < 0,05 artinya t hitung < dari t tabel. Maka dari itu dapat diambil
kesimpulan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya bahwa terdapat pengaruh
yang signifikan pada pemberian literasi kesehatan melalui media video terhadap
peningkatan pengetahuan warga tentang bahaya rokok
Dalam penelitian ini terbukti bahwa penggunaan media video dapat
meningkatkan pengetahuan warga RW05 cempaka putih rentang bahaya rokok.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Fatimah (2012) yang menunjukkan
terdapat perbedaan peningkatan pengetahuan yang signifikan pada kedua
kelompok (p < 0,05), dengan selisih rerata tertinggi pada kelompok pendidikan
kesehatan dan poster partisipatori (4,04). Hasil ini menjawab hipotesis ketiga,
yaitu metode pendidikan kesehatan dan poster partisipasi (poster aktif) lebih
meningkatkan pengetahuan siswa terhadap bahaya rokok bagi kesehatan
dibandingkan dengan hanya menggunakan metode pendidikan kesehatan saja.
Tabel 4.8 Hasil Pre Test dan Pos Test Tingkat pengetahuan Siswa SDN 78
Sebrang Lor tentang Bahaya Merokok
Pre Test Pos Test
Pengetahua
n Leaflet Video Leaflet Video
Jumlah Persen Jumlah Persen Jumlah Persen Jumlah Persen
tase tase tase tase
(siswa) (%) (siswa) (%) (siswa) (%) (siswa) (%)
Baik 30 62,5 11 22,9 38 79,17 9 18,75
Cukup 16 33,3 33 68,8 9 18,75 36 75
kurang 2 4,2 4 8,3 1 2,08 3 6,25
Jumlah 48 100 48 100 48 100 48 100
Sumber: Ambarwati, 2014
Valid N (listwise) 90
Oxford Learnes Dictionaries 2020, Available at: literacy noun - Definition, pictures,
pronunciation and usage notes | Oxford Advanced Learner's Dictionary at
OxfordLearnersDictionaries.com [Accessed 14 Januari 2021].
Suhar Janti. (2014). Analisis Validitas Dan Realibilitas Dengan Skala Likert
Terhadap Pengembangan SI/TI Dalam Penentuan Pengambilan Keputusan
Penenrapan Strategic Planning Pada Industri Garmen. [PROSIDING].
Yogyakarta: AMIK BSI JAKARTA
http://repository.akprind.ac.id/sites/files/A155160%20%20Suhar
%20Janti.pdf
Vamos, S., Yeung, P. and FitzGerald, J. M. (2015) ‘Health Literacy and Asthma
in Children and Adolescents: A Narrative Review’, Health Behavior and
Policy Review, 2(4), pp. 317–332. doi: 10.14485/HBPR.2.4.8.
(WHO) World Health Organization (2009) Track 2: Health literacy and health
behaviour, World Health Organization. Tersedia di:
https://www.who.int/healthpromotion/conferences/7gchp/track2/en/