Anda di halaman 1dari 41

PEGARUH PEMBERIAN LITERASI KESEHATAN MELALUI VIDEO

TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG BAHAYA ROKOK DI RW 05


KELURAHAN CEMPAKA BARU JAKARTA PUSAT

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ilmu
Perpustakaan dan Sains Informasi

DISUSUN OLEH :

DARA NINGGAR SUKMADIYAH

1502016041

PROGRAM STUDI
PERPUSTAKAAN DAN SAINS INFORMASI PROGRAM SARJANA
FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS YARSI
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................
BAB 1.......................................................................................................................................
PENDAHULUAN....................................................................................................................
1.1 LATAR BELAKANG...................................................................................................

1.2 RUMUSAN MASALAH...............................................................................................

1.3 TUJUAN.........................................................................................................................

1.4 MANFAAT.....................................................................................................................

1.5 BATASAN MASALAH................................................................................................

1.6 METODE PENELITIAN.............................................................................................

BAB II......................................................................................................................................
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................................
2.1 LITERASI KESEHATAN............................................................................................

2.1.1 LITERASI............................................................................................................

2.1.2 KESEHATAN.....................................................................................................

2.2 PENGETAHUAN.......................................................................................................

2.2.1 DEFINISI PENGETAHUAN...........................................................................

2.2.2 TINGKAT PENGETAHUAN..........................................................................

2.3 ROKOK.........................................................................................................................

2.3.1 DEFINISI ROKOK...........................................................................................

2.3.2 JENIS-JENIS ROKOK.....................................................................................

2.3.3 KANDUNGAN ZAT ROKOK.........................................................................

2.3.4 DAMPAK BAHAYA ROKOK........................................................................

2.4 MEDIA...........................................................................................................................

2.4.1 DEFINISI MEDIA..............................................................................................


2.5 VIDEO............................................................................................................................

2.5.1 DEFINISI VIDEO.............................................................................................

2.5.2 MANFAAT VIDEO..........................................................................................

2.5.3 PENGEMBANGAN VIDEO............................................................................

2.6 PENELITIAN RELEVAN............................................................................................

2.7 KERANGKA BERFIKIR.............................................................................................

BAB III.....................................................................................................................................
METODELOGI PENELITIAN.............................................................................................
3.1 JENIS PENELETIAN...................................................................................................

3.2 SUBJEK DAN OBJEK PENELETIAN......................................................................

3.3 POPULASI DAN SAMPEL.........................................................................................

3.4 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN....................................................................

3.5 TEKNIK PENGUMPULAN DATA............................................................................

3.6 TEKNIK ANALISIS DATA.........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Jaya (dalam Milo, S, 2009:12) Kebiasaan merokok merupakan kegiatan yang
berbahaya bagi kesehatan tubuh. menurut World Health Organization (WHO)
rokok merupakan suatu zat adiktif yang memiliki kandungan kurang lebih 4000
elemen, dimana 200 elemen yang ada di dalamnya sangat berbahaya bagi
kesehatan tubuh. Zat beracun yang berbahaya pada rokok antara lain tar, nikotin,
dan karbonmonoksida. Racun itu lah yang kemudian akan membahayakan
kesehatan si perokok.

Asap rokok sangat banyak mengandung campuran racun yang kompleks,


beberapa dari racun tersebut adalah radikal bebas. Asap rokok dapat diuraikan
menjadi gas dan partikulat, tiap bentuk tersebut mempunyai zat kimia yang
berbeda. Secara keseluruhan bentuk gas mengalami oksidasi sedangkan bentuk
partikulat mengalami reduksi. Beberapa unsur pokok pada asap rokok dalam
bentuk gas diantaranya adalah amonia (NH3), karbonmonoksida (CO), carbon
diosida (CO2), nitrogen oksida (NO), nitrogen diokida (NO2), hidrogen sianida
(HCN). Sedangkan dalam bentuk partikulate diantaranya adalah tar, nikotin, metal
(seperti kadmium, timah (lead), nikel, besi, kromium, arsenic) (Yuhendri Putra,
2014:30-42)

Berbagai pengaruh rokok terhadap kesehatan manusia, antara lain:


menyebabkan penyakit jantung koroner, trombosis koroner, kanker, bronkitis atau
radang cabang tenggorok, dan kematian pada janin. Selain itu efek lain bagi
kesehatan yang ditimbulkan karena merokok antara lain: wajah keriput, gigi
berbercak dan nafas bau, lingkungan menjadi bau, menjadi contoh yang buruk
bagi anak, menjadi gerbang penggunaan obat-obatan terlarang. (nururrahmah,
2011)

Perokok pasif (WHO, 2015) juga akan merasakan akibat buruk. Ketika orang
lain ikut menghirup asap rokok, maka trombosit akan lengket dan membentuk
gumpalan, seperti orang yang merokok. Merokok bukan satu-satunya penyebab
masalah kesehatan ini, namun akan menjadikan masalah menjadi lebih buruk.
Perokok pasif adalah orang yang berada dekat pada perokok aktif sehingga
perokok pasif yang tidak merokok langsung dari mulutnya tetap menghisap asap
rokok yang dikeluarkan dari perokok aktif (Gagan, 2017). Contohnya, saat berada
didalam bus umum tanpa AC, banyak penumpang yang merokok di dalam bus,
dan orang yang berada disampingnya ikut menghirup asap rokok orang yang
sedang merokok, walaupun tidak merokok secara langsung, tetapi dampak yang
disebabkan sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh perokok pasif. Perokok pasif
juga terkena penyakit yang jauh lebih berbahaya dibanding perokok aktif.
Semakin banyak sisa asap rokok yang terhirup maka semakin tinggi juga resiko
gangguan kesehatan tubuh perokok pasif yang terkena.

Diana W. Stewart dalam jurnalnya Associations Between Health Literacy and


Established Predictors of Smoking Cessation (2013), menyatakan merokok
adalah penyebab utama kematian di Amerika Serikat. Sekitar sepertiga dari semua
kematian disebabkan oleh kanker, dan 87 % sampai 90% dari kematian
disebabkan oleh kanker paru-paru setiap tahunnya. Meskipun prevalensi merokok
telah menurun dalam beberapa tahun terakhir, namun hampir 21% orang dewasa
di Amerika Serikat terus merokok walaupun sudah ada peringatan tentang bahaya
merokok tetapi mereka masih belum berhasil untuk berhenti merokok (Stewart
et.al, 2013, e43).

Menurut Budiantoro dari Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia


(IAKMI), dampak asap rokok pada perokok pasif sangat berbahaya. Asap rokok
mengandung sekitar 4.000 bahan kimiawi, dimana 60 diantara diketahui dapat
menyebabkan kanker. Racun rokok terbesar dihasilkan oleh asap yang mengepul
dari ujung rokok yang tidak dihisap. Sebab asap yang dihasilkan berasal dari
pembakaran tembakau yang tidak sempurna. Menghirup rokok orang lain
(perokok pasif) jauh lebih berbahaya dari pada menghirup rokok sendiri (perokok
aktif). Bahaya yang terdapat pada kesehatan tubuh perokok pasif tiga kali lipat
dari bahaya perokok aktif. Sebanyak 25 persen zat berbahaya yang terkandung
dalam rokok masuk ketubuh perokok sedangkan 75 persen beredar di udara bebas
yang beresiko masuk ke tubuh orang yang disekelilingnya (perokok pasif).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) video adalah bagian yang
memancarkan gambar pada pesawat televisi, rekaman gambar hidup atau program
televisi untuk ditayangkan lewat pesawat televisi. Video merupakan media yang
termasuk salah satu media audio visual. Menurut Sukiman (2012:32) “kurang
lebih 90% hasil belajar seseorang diperoleh melalui indera pandang, dan hanya
5% diperoleh melalui indera dengar dan 5% dengan indera lainnya”. Jika dilihat
dari penjabaran di atas, maka menurut peneliti penulis media video bermanfaat
dalam upaya penyampaian informasi.

Media pengajaran atau alat peraga lebih dikenal sebagai salah satu alat
bantu pengajaran. Dikatakan sebagai alat karena fungsinya sebagai alat untuk
membantu dalam menyampaikan informasi tentang bahaya merokok, sehingga
dapat memperjelas pemahaman masyarakat terhadap materi yang sedang
diberikan. Alat bantu tersebut merupakan cara untuk menyajikan suatu informasi
melalui peragaan. Menurut Arief Sadiman, dkk (2012:6) “kata media berasal dari
bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah
berarti perantara atau pengantar”. Sedangkan menurut Martinis Yamin (2012:
176) media “adalah suatu perangkat yang dapat menyalurkan informasi dari
sumber ke penerima informasi”

Literasi kesehatan merupakan kemampuan untuk mendapatkan, memproses,


dan memahami informasi kesehatan dasar dan pelayanan kesehatan, dan juga
kemampuan seseorang untuk menerapkan informasi kesehatan tersebut untuk
kehidupannya, literasi kesehatan merupakan salah satu aspek yang penting bagi
seseorang dalam memberdayakan kesehatan (Nurjanah, 2016, hlm.135).
Kemampuan literasi kesehatan meliputi kemampuan membaca dan memahami
tulisan serta menggunakan informasi yang tertulis dalam bentuk angka,
kemampuan verbal berkaitan dengan kemampuan untuk mendengar dan
memproses informasi, serta kemampuan memahami dan memproses informasi
tertulis (Speirs et al., 2012, pp.1082).

Jumlah Penduduk yang padat di lingkungan RW 05 Kelurahan Cempaka Baru


Jakarta Pusat banyak yang merokok, dan sampai saat ini semakin
mengkhawatirkan. Dari hasil wawancara awal dengan pihak RW,
permasalahannya adalah sebagian besar warga masih belum teredukasi dengan
baik mengenai bahaya rokok untuk kesehatan. Sehingga Sebagian besar warga di
lingkungan RW 05 kelurahan Cempaka Baru, Jakarta Pusat masih banyak yang
merokok.

1.2 Rumusan masalah


1. Apakah ada pengaruh literasi kesehatan melalui media video terhadap
tingkat pengetahuan bahaya merokok pada masyarakat di wilayah RW 05
Kelurahan Cempaka Baru Jakarta Pusat

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh literasi kesehatan melalui media
video terhadap peningkatan pengetahuan bahaya rokok pada masyarakat
di wilayah RW 05 Kelurahan Cempaka Baru Jakarta Pusat. Jika ada
pengaruhnya, seberapa besar pengaruhnya.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui gambaran mengenai peningkatan pengetahuan literasi
kesehatan masyarakat di wilayah RW 05 Kelurahan Cempaka Baru,
Jakarta Pusat
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk
masyarakat wilayah RW 05 cempaka baru, Jakarta Pusat dalam
meningkatkan pengetahuan tingkat literaasi informasi kesehatan
masyarakat tentang bahaya merokok pada kesehatan tubuh perokok.
3. Menjadi masukan bagi pihak berwenang terhadap kesehatan, yaitu
Kementerian Kesehatan, bahwa literasi informasi kesehatan berupa
penyuluhan ke masyarakat di wilayah RW 05 Kelurahan Cempaka Baru
Jakarta Pusat dapat menggunakan media video sebagai alternatif
penyuluhan.

1.5 Batasan Masalah


Untuk lebih terarah dalam penelitian ini maka diberikan pembatasan
masalah yaitu penelitian ini hanya membahas mengenai perubahan tingkat
pengetahuan tentang bahaya rokok yang disampaikan melalui video pada
masyarakat di wilayah RW 05 Kelurahan Cempaka Baru, Jakarta Pusat.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Literasi Kesehatan

2.1.1 Literasi
Dalam Oxford learner’s dictionaries [14 Januari 2021] daring (dalam
jaringan) pengertian literasi pada kamus tersebut mepunyai beberapa Makna
diantaranya:

a. Knowledge or skills in a spesific area


Pengetahuan atau keterampilan dalam bidang tertentu
b. The ability to read and write
Kemampuan dalam hal kemampuan membaca serta kemampuan menulis

Sedangkan istilah literasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia daring


versi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia juga memiliki
beberapa arti diantaranya :

a. Pengetahuan atau keterampilan dalam bidang atau aktifitas tertentu


b. Kemampuan menulis dan membaca
c. Kemampuan individu dalam mengolah informasi dan pengetahuan untuk
kecakupan hidup

Istilah literasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia daring versi Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia juga memiliki beberapa arti
diantaranya :

d. Pengetahuan atau keterampilan dalam bidang atau aktifitas tertentu


e. Kemampuan menulis dan membaca
f. Kemampuan individu dalam mengolah informasi dan pengetahuan untuk
kecakupan hidup

2.1.2 Kesehatan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia daring (dalam jaringan) kata
“kesehatan” berasal dari kata dasar “sehat” yang mempunyai beberapa arti
diantaranya:
a. Yang mendatangkan kebaikan pada badan
b. Baik seluruh badan serta bagian-bagian yang lainnya
c. Baik dan normal
d. Sembuh dari sakit
e. Masuk akal dan bisa dipercaya (tentang usulan, pendapat, alasan dan
sebagainya)
f. Dijalankan dengan hati-hati dan baik-baik
g. Berjalan dengan baik atau sebagaimana mestinya (tentang keadaan,
keuangan, ekonomi, dan sebagainya)

Sedangkan kata kesehatan sendiri dala Kamus Besar Bahasa Indonesia


daring mempunyai 2 makna yaitu :

1. Keadaan yang sehat


2. Kebaikan keadaan (Badan dan sebagainya)

Literasi Kesehatan menurut World Health Organization (WHO, 2009),


adalah sebagai keterampilan kognitif dan sosial yang menentukan motivasi
dan kemampuan individu untuk mengakses, memahami dan menggunakan
informasi dengan cara mempromosikan dan menjaga kesehatan dengan baik.
Literasi kesehatan lebih dari sekedar kemampuan membaca pamflet dan
berkomunikasi dengan petugas kesehatan. Dengan meningkatkan kemampuan
akses terhadap informasi dan kapasitas untuk menggunakannya secara efektif,
literasi kesehatan adalah variabel penting untuk memberdayakan individu
dalam hal kesehatan. Mengenai promosi kesehatan dan pembangunan
dikemukakan bahwa literasi kesehatan dibangun atas gagasan bahwa
kesehatan dengan literasi atau keaksaraan merupakan sumber daya yang
sangat penting bagi kehidupan sehari-hari.

Menurut (Nutbeam, 2000, h.259) literasi kesehatan adalah istilah


gabungan untuk menggambarkan berbagai hasil untuk pendidikan dan
kegiatan komunikasi kesehatan. Dari perspektif ini, pendidikan kesehatan
diarahkan untuk meningkatkan literasi kesehatan. Dalam penelitian yang
dilakukan Vamos et all, (2015, p.328), peningkatan literasi kesehatan
memiliki potensi untuk mengubah pemikiran kesehatan, dan meningkat
pemahaman mereka tentang pencegahan dan manajemen penyakit kronis
(seperti asma). Dari pendapat diatas dapat dikatakan bahwa literasi kesehatan
sangat penting untuk menggunakan informasi dalam hal menjaga kesehatan.

Dalam penelitian yang dilakukan Vamos et all, (2015, p.328), peningkatan


literasi kesehatan memiliki potensi untuk mengubah pemikiran kesehatan, dan
meningkat pemahaman mereka tentang pencegahan dan manajemen penyakit
kronis (seperti asma). Dari pendapat diatas dapat dikatakan bahwa literasi
kesehatan sangat penting untuk menggunakan informasi dalam hal menjaga
kesehatan.

2.2 Pengetahuan

2.1 Definisi Pengetahuan


Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2007, h.139-140).

2.2 Tingkat Pengetahuan


Menurut Notoatmodjo (2007, hlm. 138-139) Dalam bukunya yang berjudul
“Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan”, mengelompokkan beberapa
pengetahuan menjadi enam tingkatan, diantaranya:
c. Tahu (know)
Tahu diartikan mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali
recall atau memanggil sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima berupa memori yang telah
ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu contohnya : tahu bahwa buah
tomat banyak mengandung vitamin C. Untuk mengetahui atau mengukur
bahwa orang tahu sesuatu dapat menggunakan pertanyaan-pertanyaan.
d. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai sesuatu kemampuan untuk menjelaskan
secara kasar tentang objek yang diketahui, dan dapat
menginterprestasikan materi tersebut secara benar.
e. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
f. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek ke dalam komponen-komponen, tetepi masih di dalam suatu
struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
g. Sintesis (Syntesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk menghubungkan
bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru atau
kemampuan menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
h. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan masalah kemampuan untuk melakukan
penilaian terhadap suatu materi atau objek berdasarkan kriteria yang
ditentukan sendiri atau kriteria yang telah ada atau telah ditentukan.

Dalam penelitian ini tingkat pengetahuan yang akan diukur adalah tingkat
tahu (know) masyarakat tentang bahaya merokok artinya responden mengigat
materi yang telah di berikan atau rangsangan yang telah diterima berupa memori
yang telah ada sebelumnya setelah mengamati video yang telah diberikan dalam
penelitian ini. Untuk mengetahui atau mengukur bahwa responden tahu tentang
informasi yang telah diberikan dapat menggunakan pertanyaan-pertanyaan.

2.3 Rokok

2.3.1 Definisi Rokok


Merokok menurut Aiman Husaini (2006, h.24) berarti membakar
tembakau dan daun tar, serta menghisap asap yang dihasilkannya. Asap yang
dihasilkan membawa bahaya dari sejumlah kandungan tembakau dan juga bahaya
dari pembakaran yang dihasilkannya. Sedangkan menurut PP No.81/1999 Pasal 1
Ayat (1), rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau
bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica
dan spesies lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan
tanpa bahan tambahan.
Pendapat lainnya mengenai merokok menurut dr. Mangku Sitepoe dalam
istiqomah (2003), merokok adalah membakar tembakau kemudian dihisap, baik
menggunakan rokok maupun pipa. Temperatur pada sebatang rokok yang tengah
dibakar adalah 90 derajat celcius untuk ujung rokok yang dibakar dan 30 derajat
celcius untuk ujung rokok yang terselip diantara bibir perokok (Istiqomah, 2003
dalam Triastera, 2009).
Meningkatnya prevalensi merokok di negara-negara berkembang termasuk
Indonesia menyebabkan masalah rokok menjadi semakin serius. Hari tanpa
tembakau sedunia yang diperingati setiap tanggal 31 Mei tidak menyurutkan
perokok untuk mengurangi kebiasaanya merokok. Sebagian perokok di Indonesia
telah menganggap bahwa merokok adalah suatu kebutuhan yang tidak bisa
dielakan, sehingga merokok adalah hal biasa bagi kaum muda. Merokok
merupakan cara untuk bisa diterima secara sosial. Jadi, sebagian dari mereka yang
merokok disebabkan tekanan teman-teman sebayanya. Walaupun ada juga yang
merokok disebabkan melihat orang tuanya yang merokok. Pada dasarnya, perokok
pemula biasanya diawali dengan rasa mual, batuk, dan perasaan tidak enak
lainnya, tetapi tetap saja mereka merokok meskipun sebenarnya mereka cukup
well-informed terhadap bahaya merokok (Triratnawati, 2005, h.45).
Perokok pasif adalah orang yang paling menderita, karena harus menerima
dampak dari paparan asap rokok orang lain (nurjanah, 2014, h 45), Perokok pasif
lebih terkena dampak yang lebih berbahaya dari perokok aktif karena perokok
aktif menghisap rokok dari rokok langsung dan di rokok tersebut ada filter.
Sementara perokok pasif menghisap asap dari rokok yang tentu saja tanpa filter
ditambah asap yang telah keluar dari paru-paru perokok aktif.

2.3.2 Jenis-Jenis Rokok


Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu:

1. Rokok Putih
Rokok putih adalah rokok yang dibuat dari daun tembakau saj tanpa di
campuri bahan-bahan yang lain.
2. Rokok Kretek
Rokok kretek adalah rokok yang terbuat dari tembakau dan juga
cengkeh
Pembuatan rokok kretek dibagi enjadi 2 jenis:
a. Sigaret Kretek Tangan
Proses pebuatannya dengan cara digiling dengan
menggunakan tangan atau alat bantu sederhana
b. Sigaret Kretek Mesin
Proses pembuatannya dengan menggunakan mesin
Contoh : Rokok Gudang Garam International, Djarum
Super, A Mild, Clas Mild, Star Mild, U Mild, Surya Slims.
3. Rokok Kelembak
Rokok kelembak adalah rokok yang terbuat dari tembakau dan
dicampur dengan kelembak
4. Rokok Cerutu
Rokok cerutu adalah rokok yang terbuat dari daun tembakau kering
yang dirajang agar lebar disusun sedemikian rupa yang kemudian
dibalut dengan daun tembakau, pembalut cerutu yang terbaik di dunia
adalah tembakau deli
5. Rokok Tingwe
Rokok tingwe adalah rokok yang dibuat sendiri oleh perokok bahan
bakunya dari tembakau rajangan kering dan biasanya dicampur dengan
cengkeh rajangan kelembek dan juga kemenyan. (sitepoe, 2000)

2.3.3 Kandungan Zat Rokok


Zat-zat berbahaya yang terkandung dalam rokok menurut Huda (2015,
h.24) adalah sebagai berikut:
a. Karbon Monoksida (CO)

Gas karbon monoksida (CO) adalah sejenis gas yang tidak memiliki bau.
Unsur ini dihasilkan oleh pembakaran yang tidak sempurna dari unsur zat arang
atau karbon. Gas karbon monoksida bersifat toksis yang bertentangan dengan
oksigen dalam transpor maupun penggunaannya. Gas CO yang dihasilkan
sebatang rokok dapat mencapai 3-6%, sedangkan CO yang dihisap oleh perokok
paling rendah sejumlah 400 ppm (parts per million) sudah dapat meningkatkan
kadar karboksi haemoglobin dalam darah sejumlah 2-16%.
Menurut Gondodiputro (2009, h.25) efek yang ditimbulkan dari karbon
monoksida (CO) adalah sebagai berikut: Ateriosklerosis. Merokok merupakan
penyebab utama timbulnya penyakit ini, yaitu menebal dan mengerasnya
pembuluh darah. Ateriosklerosis menyebabkan pembuluh darah kehilangan
elastisitas serta pembuluh darah menyempit. Ateriosklerosis dapat berakhir
dengan penyumbatan yang disebabkan oleh gumpalan darah yang menyumbat
pembuluh darah
Menurut Gondodiputro (2007, h.65) dampak yang ditimbulkan dari
kebiasaan merokok atau tembakau adalah sebagai berikut:
1. Tukak lambung dan tukak usus 12 jari
Di dalam perut dan usus 12 jari terjadi keseimbangan antara pengeluaran asam
yang dapat mengganggu lambung dengan daya perlindungan. Tembakau
meningkatkan asam lambung sehingga terjadilah tukak lambung dan usus 12 jari.
perokok menderita gangguan 4 kali lebih tinggi dari bukan perokok.
2. Efek terhadap bayi
Ibu hamil yang merokok mengakibatkan kemungkinan melahirkan prematur. jika
kedua orang tuanya perokok mengakibatkan daya tahan bayi menurun pada tahun
pertama, sehingga akan menderita radang paru-paru maupun bronchitis 2x lipat
dibandingkan yang tidak merokok, sedangkan terhadap infeksi lain meningkat
30%. Terdapat bukti bahwa anak yang orang tuanya merokok menunjukan
perkembangan mentalnya terbelakang.
3. Efek terhadap otak dan daya ingat
Akibat proses aterosklerosis yaitu penyempitan dan penyumbatan aliran darah ke
otak yang dapat merusak jaringan otak karena kekurangan oksigen.
4. Chronic obstructive pilnomary diseases (COPD)
Kebiasaan merokok mengubah bentuk jaringan saluran nafas dan fungsi
pembersih menghilang, saluran membengkak dan menyempit. Seseorang yang
menujukan gejala batuk berat selama paling kurang 3 bulan pada setiap tahun
berjalan selama 2 tahun, dinyatakan mengindap bronchitis kronik. Hal tersebut
terjadi pada separuh perokok diatas umur 40 tahun. Bronkus yang melemah
kolaps sehingga udara tidak bisa disalurkan dan alveoli melebar menimbulkan
episema paru-paru.
5. Interaksi dengan obat-obat
Perokok memetabolisme berbagai jenis obat lebih cepat dari pada non perokok
yang disebabkan enzim-enzim di mukosa, usus, atau hati oleh komponen dalam
asap tembakau. Dengan demikian, efek obat-obat tersebut berkurang, sehingga
perokok membutuhkan obat dengan dosis lebih tinggi dari pada non perokok
(analgetik, anksiolitika, dan obat anti angina).
6. Efek terhadap susunan saraf pusat
Nikotin yang diabsorbsi dapat menimbulkan tremor tangan kenaikan berbagai
hormone dan neurohormon dopamine di dalam plasma. Berdasarkan
rangsanganya terhadap “chemoreceptors trigger zone” dari sumsum tulang
belakang dan stimulasinya dari reflek vagal, nikotin menyebabkan mual dan
muntah. Di lain pihak, nikotin itu diterima oleh reseptor asetilkolin nikotinik yang
kemudian membagianya kejalur imbalan dan jalur adrenergik. pada jalur imbalan,
perokok akan merasakan rasa nikmat, memacu sistem dopaminergik. Hasilnya,
perokok akan merasa lebih tenang, daya pikir serasa lebih cemerlang, dan mampu
menekan rasa lapar. Sementara di jalur adrenergik, zat ini akan mengaktifkan
sistem adrenergik pada bagian otak lokus seruleus yang mengeluarkan serotonin.
Meningkatnya serotonin menimbulkan rangsangan senang sekaligus mencari
tembakau lagi. Efek dari tembakau memberi stimulus depresi ringan, gangguan
daya rangkap, alam perasaan, alam pikiran, tingkah laku dan fungsi psikomotor
7. Impotensi
Pada laki-laki berusia 30-40 tahunan, merokok dapat meningkatkan disfungsi
ereksi sekitar 50%. Ereksi tidak dapat terjadi bila darah tidak mengalir bebas ke
penis. Oleh karena itu pembuluh darah harus dalam keadaan baik. Merokok dapat
merusak pembuluh darah, nikotin menyempitkan arteri yang menuju penis,
mengurangi aliran darah dan tekanan darah menuju penis. Efek ini meningkat
bersamaan dengan waktu. Masalah ereksi ini merupakan peringatan awal bahwa
tembakau telah merusak area lain dari tubuh.
b. Nikotin
Nikotin yang terkandung di dalam asap rokok antara 0.5 – 3 mg, dan
semuanya diserap, sehingga di dalam cairan darah atau plasma antara 40 – 50
mg/ml. Nikotin itu sendiri bukan merupakan komponen karsinogenik. Hasil
pembusukan panas dari nikotin seperti dibensakridin, dibensokarbasol, dan
nitrosamin-lah yang bersifat karsinogenik. Pada paru, nikotin dapat menghambat
akumulasi debu pada tabung pernafasan dan menghambat terbentuknya lapisan
tipis lendir (aktivitas silia). Seperti halnya heroin dan kokain, nikotin juga
memiliki karakteristik efek adiktif dan psikoaktif. Perokok akan merasakan
kenikmatan, kecemasan berkurang, toleransi dan keterikatan fisik. Hal itulah yang
menyebabkan mengapa sekali merokok susah untuk berhenti. Efek nikotin
menyebabkan perangsangan terhadap hormon kathekolamin (adrenalin) yang
bersifat memacu jantung dan tekanan darah. Jantung tidak diberikan kesempatan
istirahat dan tekanan darah akan semakin meninggi, berakibat timbulnya
hipertensi. Efek nikotin lainnya adalah merangsang berkelompoknya trombosit
(sel pembekuan darah), trombosit akan menggumpal dan akhirnya akan
menyumbat pembuluh darah yang sudah sempit akibat asap yang mengandung
CO yang berasal dari rokok.
Menurut Gondodiputro (2009, h.24) salah satu efek yang ditimbulkan dari
nikotin adalah hipertensi. Efek nikotin menyebabkan perangsangan terhadap
hormone kathelokamin (adrenalin) yang bersifat memacu jantung dan tekanan
darah. Jantung tidak diberikan kesempatan istirahat dan tekanan darah akan
semakin tinggi, yang mengakibatkan timbulnya hipertensi.
c. Tar
Tar adalah sejenis cairan kental berwarna coklat tua atau hitam yang
merupakan substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-
paru. Kadar tar pada rokok antara 0,5-35 mg per batang. Tar merupakan suatu zat
karsinogen yang dapat menimbulkan kanker pada jalan nafas dan paru-paru.
Menurut Gondodiputro (2009, h.24) efek yang disebabkan dari tar adalah
sebagai berikut : kanker paru-paru, kanker paru adalah tumor berbahaya yang
tumbuh di paru-paru. sebagian besar kanker paru-paru berasal dari sel-sel di
dalam paru-paru, tetapi kanker paru bisa juga berasal dari kanker bagian tubuh
lainnya yang menyebar ke paru-paru.

2.3.4 Dampak Bahaya Rokok


Rokok merugikan kesehatan tidak hanya bagi perokok (aktif) tetapi juga bagi
orang yang menghirup asap rokok (perokok pasif). Dalam asap rokok terdapat zat-
zat diantaranya gas karbon monoksida (CO), nitrogen oksida, amonia, benzene,
metanol, perilen, hidrogen sianida, akrolein, asetilen, benzaldehid, arsenikum,
benzopiren, uretan, koumarin, ortokresol, dan zat-zat lain yang bisa berakibat
buruk bagi kesehatan (Nainggolan, 2006, h.42). Berikut dampak dari kebiasaan
merokok:
a. Dampak pada paru-paru
Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran nafas
dan jaringan paru-paru. Pada saluran napas besar, sel mukosa membesar
(hipertrofi) dan kelenjar mukus bertambah banyak (hiperplasia). Pada
saluran napas kecil, terjadi radang ringan hingga penyempitan akibat
bertambahnya sel dan penumpukan lendir. Pada jaringan paru-paru terjadi
peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli (Tandra, 2003, h.23).
b. Dampak terhadap terjadinya kanker
Kanker yang dapat diderita seorang perokok. Kanker mulut dan kanker
bibir lebih banyak diderita perokok dibanding mereka yang tidak merokok.
Ini adalah disebabkan panas dari asap rokok itu terutama kalau perokok itu
menggunakan pipa. Perokok juga dapat menderita penyakit kanker
kerongkongan dan usus lima sampai sepuluh kali lebih cenderung dari
yang bukan perokok. Faktor utama penyebab ini adalah karena unsur
kimia seperti carsinogen, arsenic dan bengopyrene yang terdapat pada
rokok tersebut, yang merupakan zat-zat penyebab kanker (Nainggolan,
2006, h.43).
c. Dampak pada jantung
Nikotin dari rokok itu dapat menyebabkan denyut jantung tidak teratur,
serangan jantung karena akibat merokok ini, dapat terjadi karena tiba-tiba
yang mengakibatkan kematian. Juga karbon monoksida pada rokok
tersebut menghalangi masuknya oksigen kepada jantung yang dapat
mengakibatkan serangan jantung secara tiba-tiba, apalagi kalau urat nadi
pembuluh darah, yang membekali otot-otot jantung dengan darah telah
diendapi oleh penyakit karena nikotin dan karbon monoksida dari rokok
tersebut (Nainggolan 2006, h.43).
World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa ada sekitar 225.700
orang di Indonesia yang meninggal akibat merokok, atau penyakit lain yang
berkaitan dengan tembakau.

World Health Organization (WHO) menyebutkan data terbaru yang


dikeluarkan oleh Global Youth Tobacco Survey (GYTS) tahun 2019, Dalam data
tersebut, menunjukkan bahwa 40,6% pelajar di Indonesia (usia 13-15 tahun), 2
dari 3 anak laki-laki, dan hampir 1 dari 5 anak perempuan sudah pernah
menggunakan produk tembakau: 19,2% pelajar saat ini merokok dan di antara
jumlah tersebut, 60,6% bahkan tidak dicegah ketika membeli rokok karena usia
mereka, dan dua pertiga dari mereka dapat membeli rokok secara eceran.

2.4 Media

2.3.1 Definisi Media


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata “media” mempunyai
beberapa makna yaitu diantaramya:

a. Alat
b. Alat komunikasi seperti video, koran, majalah, radio, televisi, film,
poster, dan spanduk
c. Yang terletak diantara 2 pihak (orang, golongan dan sebagainya)
d. Penghubung atau perantara

2.5 Video

2.5.1 Definisi Video


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, video merupakan rekaman
gambar hidup, atau dengan kata lain video merupakan tayangan gambar
bergerak yang disertai dengan suara. Video sebenarnya berasal dari bahasa
Latin, video-vidivisum yang artinya melihat (mempunyai daya
penglihatan) dapat melihat. Media video merupakan salah satu jenis media
audio visual. Media audio visual adalah media yang mengandalkan indera
pendengaran dan indera penglihatan.

Media video merupakan media yang menampilkan gambar dan suara,


media ini tidak hanya menghasilkan informasi yang efektif dalam waktu
yang singkat, melainkan juga membuat apa yang diterima akan lebih lama
dan lebih baik tinggal dalam ingatan. Dengan alasan upaya untuk
mewujudkan pemahaman masyarakat Rw 05 Kelurahan Cempaka Baru
Jakarta Pusat tentang edukasi literasi kesehatan bahaya merokok terhadap
kesehatan tubuh. maka diharapkan dengan media video bisa mewujudkan
itu semua. Memberikan edukasi literasi kesehatan dengan menggunakan
indera ganda pandang dan dengar akan memberikan keuntungan bagi
masyarakat di wilayah Rw 05 Kelurahan Cempaka Baru Jakarta Pusat.
Informasi yang di dapat akan lebih banyak dari pada jika menggunakan
hanya dengan stimulus pandangan atau hanya dengan stimulus dengar.

2.5.2 Manfaat Video


Menurut Prastowo (2012, hlm 302) terdapat beberapa manfaat dalam
video yaitu:

1. Memberikan pengalaman yang tidak terduga kepada masyarakat

2. Memperlihatkan secara nyata tentang sesuatu yang awalnya tidak


mungkin dapat dilihat

3. Menganalisis suatu perubahan dalam waktu tertentu

4. Memberikan pengalaman untuk merasakan keadaan tertentu

2.5.3 Pengembangan Video


Menurut Daryanto (2011, hlm 93) dalam pengembangan video
terdapat unsur yang perlu diperhatikan diantaranya :

1. Unsur visual : pemain atau pemeran dalam video, latar tempat,


perlengkapan yang dibutuhkan saat melakukan video, pencahayaan, dan
gerak (yang disebabkan gerakan dari kamera, pemeran yang melakukan
gerakan, gerakan saat proses edit video)

2. Unsur audio : suara pemain, suara dari efek, dan musik.

2.6 Penelitian Relevan


Pada penelitian kurniati et.al., (2020) yang berjudul “Efektivitas Media
Video Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Tentang Bahaya Merokok
Pada Anak Sekolah Menengah Pertama (Studi di SMPN 05 Menyuke Kabupaten
Landak)” mengatakan bahwa ada perbedaan pengetahuan dan sikap tentang
bahaya merokok yang signifikan antara sebelum dan sesudah pemutaran media
video bahaya merokok (p value < 0,05). Diperlukan upaya promosi kesehatan
tentang bahaya merokok yang berkelanjutan sebagai upaya prevensi perilaku
merokok pada usia remaja.

Penelitian lainnya dilakukan oleh Pipit Fitri Mulyanti (2016) yang berjudul
“Penerapan Metode Video Critics Untuk Meningkatkan Pemahaman Informasi
Bahaya Merokok” Hasil layanan bimbingan klasikal dengan menggunakan
metode video critics pada siswa kelas 8.D SMP Negeri 12 Kota Bekasi
mengalami peningkatan. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan rata-rata nilai
siswa. Nilai rata-rata di siklus 1 adalah 84,89 dan naik pada siklus ke 2 menjadi
90,57. Melihat hasil yang didapat dari penelitian ini, layanan bimbingan klasikal
tentang bahaya merokok melalui metode video critics pada siswa kelas 8.D SMP
Negeri 12 Kota Bekasi dapat membantu meningkatkan pemahaman dan hasil
belajar siswa.
2.7 Kerangka Berfikir
Berdasarkan uraian pada sub bab 2, maka penulis menyusun kerangka
berfikir dalam penelitian ini, yaitu terlampr dibawah ini

LITERASI KESEHATAN

Bahaya Rokok Media Video

Definisi Rokok Judul


Jenis-Jenis Rokok Gambar
Kandungan Zat Rokok Tulisan
Dampak Bahaya Rokok Bahasa
Warna
Ukuran Huruf
Tata Letak
Simbol
Musik

PENGETAHUAN BAHAYA
ROKOK
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
Suatu penelitian harus menggunakan metode penelitian yang tepat
untuk menghasilkan penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya. Kesalahan dalam pemilihan metode penelitian yang digunakan
akan berakibat pada timbulnya kesalahan dalam pengambilan data,
analisa data, serta pengambilan kesimpulan dari hasil penelitian. Sehingga
ketepatan dalam memilih metode penelitian yang akan digunakan adalah
faktor yang sangat penting dan harus diperhatikan.

3.1 Jenis Penelitian


Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
kuantitatif dengan metode eksperimen. Menurut Sugiyono (2014, h.112),
eksperimen yang dilakukan peneliti yaitu dengan one group pretest-posttest
design (sebelum diberikan tes – setelah diberikan tes pada kelompok sampel
tertentu). Pemilihan metode ini dikarenakan peneliti ingin menguji efektifitas
media video terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman tentang bahaya
rokok melalui media video pada masyarakat Rw 05 Kelurahan Cempaka Baru
Jakarta Pusat, sehingga harus diukur atau diobservasi sebelum dan setelah
perlakuan eksperimen.

Tabel 3.1 One group pretest-postest

01 x 02

Keterangan:

O1 : tes awal (pretest) sebelum perlakuan diberikan

O2 : tes akhir (posttest) setelah perlakuan diberikan

X : efektifitas media video terhadap peningkat pengetahuan dan


pemahaman tentang bahaya rokok melalui video pada masyarakat
RW 05 Kelurahan Cempaka Baru Jakarta Pusat
3.2 Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah anak remaja yang berada di wilayah Rw 05
Kelurahan Cempaka Baru Jakarta Pusat. Sedangkan objek penelitian ini adalah
peningkatan pengetahuan tentang bahaya rokok pada masyarakat di wilayah Rw
05 Kelurahan Cempaka Baru Jakarta Pusat.

3.3 Populasi dan Sampel


Menurut Sugiyono (2017:80)“populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.”
Populasi dari penelitian ini adalah masyarakat RW 05 di wilayah
Cempaka Baru, Jakarta pusat berjumlah 3.575 penduduk diambil dari wilayah
RW 05 yang terdiri dari 16 RT kelurahan Cempaka Baru, Jakarta Pusat, data ini
di ambil dari bapak ketua RW
Menurut Sugiyono (2017:81), sampel adalah sebagai berikut :"Sampel
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana,
tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampelyang diambil dari
populasi itu".
Menurut Sugiyono (2017:85), purposive sampling adalah sebagai
berikut:"Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu".Alasan pemilihan sampel dengan menggunkan purposive
sampling adalah karena tidak semua sampel memiliki kriteria sesuai dengan
yang telah penulis tentukan.Oleh karena itu, sampel yang dipilih sengaja
ditentukan berdasarkan kriteria tertentu yang telah ditentukan oleh penulis untuk
mendapatkan sampel yang representatif. Partisipan dalam penelitian ini dipilih
berdasarkan kriteria tertentu, yaitu:

a. Merupakan warga RW 05 cepaka baru jakarta yang terdaftar dalam atau


berKTP wilayah tersebut. Alasan warag cepaka baru RW05 karena disini
adalah wilayah dari seorang penliti dan cepat mendapatkan data
b. Warga berusia di atas 18. Alasannya karena telah ada aturan pemerintah
tetang “pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa produk
tembakau bagi kesehatan pada pasal 27 point B”
c. Mengkonsumsi rokok setiap hari.Alasan memilih partisipan yang
merokok setiap hari, karena seseorang yang mengkonsumsi rokok
setiap hari berarti dapat dikatakan bahwa partisipan tersebut termasuk
perokok addict
d. Intensitas merokok partisipantermasuk kedalam perokok sedang,
yaitu mengkonsumsi rokok 5 sampai 14 batang rokok per-hari.Alasan
memilih partisipan dengan klasifikasi perokok sedang, karena
seseorang perokok sedang cenderung memiliki karakter merokok yang
cenderung konsisten
e. Tidak pernah berhenti merokok dalam waktu yang lama
(maksimal 2 bulan).Alasan memilih partisipan yang tidak pernah berhenti
merokok, yaitu untuk mengontrol dan membatasi partisipan yang
sesuai dengan karakteristik yang dibutuhkan oleh peneliti.

3.2 Tabel data warga RW 05 cepaka baru

Jumlah RT Jumlah warga Sampel setiap RT


1 170 8
2 300 8
3 186 8
4 330 9
5 160 8
6 172 8
7 195 8
8 188 8
9 150 8
10 133 8
11 142 8
12 167 8
13 209 8
14 72 7
15 500 9
16 500 9
Total 3.575 130

Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 130 orang Hal ini berdasarkan
pada perhitungan rata-rata mengenai jumlah sampel yang telah mengisi form
kuesioner sebelumnya.

3.4 Waktu dan Tempat Penelitian


Waktu penelitian dilaksanakan dalam kurun waktu 2 bulan yaitu bulan
November-Desember 2020. Tempat penelitian ini dilakukan di wilayah RW 05
Kelurahan Cempaka Baru, Jakarta Pusat

3.5 Teknik Pengupulan Data


Langkah yang paling penting dalam sebuah penelitian, karena tujuan
dalam sebuah penelitian adalah memperoleh data. Dalam penelitian ini, digunakan
teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Observasi

Menurut Riduan (2014, h.104) obsevasi yaitu melakukan pengamatan secara


lansung objek penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk melihat dari dekat tentang
keadaan masyarakat dilingkungan RW 05 Kelurahan Cempaka Baru, Jakarta
Pusat terutama yang berkaitan dengan literasi kesehatan bahaya rokok.

2. Wawancara

Menurut Sugiono (2016, h.188), wawancara digunakan sebagai teknik


pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga ingin mengetahui hal-hal
dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.
Pengumpulan data yang diperoleh melalui wawancara langsung atau wawancara
online dengan Bapak Rw 05 Kelurahan Cempaka Baru Jakarta Pusat sebagai
bahan studi awal penelitian ini.

3. Kuesioner

Menurut Sugiyono (2014, h.192), kuesioner merupakan teknik


pengumpulan data dimana partisipan/responden mengisi pertanyaan atau
pernyataan kemudian setelah diisi dengan lengkap mengembalikan kepada
peneliti.

Penulis memberikan beberapa pertanyaan dan pernyataan kepada masyarakat


di wilayah RW 05 Kelurahan Cempaka Baru Jakarta Pusat. Pemberian kuesioner
dilakukan sebelum dan sesudah diberikan edukasi literasi kesehatan tentang
bahaya rokok menggunakan media video dengan menggunakan skala
pengukuran Guttman. Skala Guttman ialah skala yang digunakan untuk jawaban
yang bersipat jelas dan konsisten. (Riduwan 2014, h.89). skala pengukuran ini
akan diberi nilai 1 (satu) untuk skor tertinggi sedangkan skor terendah diberikan
nilai 0 (nol).
Tabel 3.3 Contoh kuesioner penelitian
No pertanyaan Betul Salah
1 Merokok dapat menyebabkan penyakit kanker,
tekanan darah tinggi, stroke, dan jantung koroner
Berikut ini merupakan kisi-kisi instrumen untuk mengukur tingkat
pengetahuan siswa tentang bahaya rokok dengan menggunakan teori pengetahuan
bahaya rokok

Tabel 3.4 Kisi-kisi instrumen tes pengetahuan tentang bahaya merokok

Indikator No. pertanyaan jumlah


kandungan zat berbahaya pada rokok 1, 2, 3, 4, 5,7,8 8
Dampak rokok 1, 2, 3, 4,5,6,7,8,9 9
Sikap dan pendapat 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 ,10 10
4. Studi literatur
Studi literatur dilakukan penulis untuk mengumpulkan data sebagai bahan
referensi dalam pengerjaan penelitian ini. Data yang dikumpulkan akan
menjadi data sekunder. Teknik pengumpulan data ini dilakukan untuk
mendukung pembahasan penelitian ini. Literatur ilmiah yang dimaksud
adalah buku teks, artikel penelitian, laporan penelitian, jurnal, majalah
ilmiah, tesis dan lain sebagainya. Literatur ilmiah digunakan untuk
mendukung agar pembahasan yang akan disajikan pada penelitian ini
bersifat ilmiah

3.6 Teknik Analisis Data


Hasil data pada ceklist pengisian koesioner tentang bahaya rokok,
dikonversikan ke dalam skala Guttman, yaitu memberikan nilai 1 (satu) apabila
responden dapat melaksanakan perintah dalam ceklist sedangkan bagi reposnden
yang tidak bisa melampaui perintah dalam ceklist akan diberikan nilai 0 (nol).
Setelah semua kuesioner para responden diberikan penilaian, maka jawaban
ditabulasikan. Selanjutnya jawaban ceklist diolah dengan menggunakan SPSS
dan dilakukan analisis terhadap hasilnya dengan membedakan variabel yang
saling terkait.

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2014,
hlm.38). Variabel dalam penelitian ini dibedakan dalam dua kategori utama, yaitu
variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen). Variabel bebas
adalah variabel perlakuan atau sengaja dimanipulasi untuk diketahui intensitas dan
pengaruhnya terhadap variabel terikat. Variabel terikat adalah variabel yang
timbul akibat variabel bebas. Oleh sebab itu variabel terikat menjadi indikator
keberhasilan variabel bebas. Jumlah variabel dalam penelitian tergantung kepada
luas dan sempitnya penelitian yang akan dilakukan. Dalam penelitian ini terdapat
dua variabel yaitu :
a. Literasi kesehatan bahaya rokok menggunakan video ( X )
b. Tingkat pengetahuan bahaya rokok, yaitu mengenai zat yang terkandung
dalam rokok ( Y ).

3.6.1. Uji Coba Instrumen


Untuk mendapatkan instrumen koesioner yang valid dan handal (reliable)
maka dilakukan pengujian terhadap instrumen, yaitu data kuesioner sebanyak 30
responden yang di ambil dari sampel keseluruhan 130

a) Uji Validitas
Untuk menentukan validitas instrumen maka dilakukan analisis butir dengan
menggunakan (Statistical product and service solutions) SPSS Versi 22.

Kriteria pengujian :
a. Jika koefisien (rxy) > r tabel pada taraf signifikansi 0,05 maka instrumen
penelitian dinyatakan valid.
b. Jika koefisien (rxy) < r tabel pada taraf signifikansi 0,05 maka instrumen
penelitian dinyatakan tidak valid.

b) Uji Reliabilitas
Uji reabilitas dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kepercayaan dari
kuesioner dengan menggunakan SPSS versi 22.
Menurut (ircham, 2010) hasil ukur pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi 3
kategori yaitu pada tabel di bawah ini.
3.5 Tabel hasil ukurpengetahuan
Kategori tingkat pengetahuan Nilai Presentasi nilai besaran
Baik 20-25 76 % - 100 %
Cukup 14-19 56 % - 75 %
Kurang 0-13 < = 55 %
Sumber :Ircham, 2010
3.6.2 Hipotesis
Sebelum hipotesis dilakukan, maka terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan
terhadap persyaratan analisis yaitu berupa pemeriksaan Normalitas dan
Homogenitas dengan bantuan SPSS versi 22. Setelah itu melakukan t Test yaitu
pengujian yang dilakukan pada dua variabel untuk mengetahui adanya pengaruh
atau perbedaan sebelum dan setelah pemberian perlakuan literasi informasi
(variabel X) dengan peningkatan pengetahuan (variabel Y). t Test dilakukan
dengan bantuan SPSS versi 22. Ada tidaknya pengaruh antar variabel tersebut
berdasarkan hipotesis H0 dan H1. Dengan ketentuan sebagai berikut :

H0 = tidak terdapat pengaruh yang signifikan diantara sesudah dan sebelum


perlakuan penggunaan video terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman
tentang bahaya rokok.

H1 = terdapat pengaruh yang signifikan diantara sesudah dan sebelum perlakuan


penggunaan video terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman tentang
bahaya rokok.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan eksprimen dengan menggunakan


video sebagai media untuk memberikan literasi kesehatan mengenai bahaya rokok
pada kesehatan tubuh di Wilayah Rw 05 Kelurahan Cempaka Baru Jakarta Pusat
dengan jumlah sampel sebanyak 130 orang.. Adapun permasalahan yang diteliti
yaitu apakah pemberian literasi kesehatan bahaya rokok untuk kesehatan tubuh
dengan menggunakan media video memberikan pengaruh terhadap peningkatan
pengetahuan dan pemahaman pada masyarakat di wilayah RW 05 Kelurahan
Cempaka Baru Jakarta Pusat. Desain penelitian yang digunakan adalah one group
pretest-posttest. Pengumpulan data yang dilakukan meliputi tes awal (pretest) dan
test akhir (posttest). Tes awal (pretest) dilakukan sebelum menggunakan media
video kepada masyarakat.

Untuk melakukan pencapaian tujuan dilakukan beberapa tahapan sistematis yang


diawali dengan pengujian instrumen penelitian yang digunakan. Pengujian
tersebut dimaksudkan untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas
instrumen. Kemudian dilakukan uji normalitas dan homogenitas. Langkah
selanjutnya dilakukan uji hipotesis yaitu t Test

4.1 Penyajian data kuesioner

Data pada penelitian ini diperoleh dengan mengisi kuesioner yang


dilakukan oleh masyarakat wilayah Rw 05 Kelurahan Cempaka Baru Jakarta
Pusat sebelum dan setelah pemberian perlakuan eksperimen. Setelah kuesioner
diisi oleh responden masyarakat wilayah Rw 05 Kelurahan Cempaka Baru Jakarta
Pusat yang berjumlah 130 penduduk, seluruh responden yang berada pada
masyarakat wilayah Rw 05 Kelurahan Cempaka Baru Jakarta Pusat memenuhi
kriteria pengambilan sampel.
4.1.1Pengujian Validitas dan Reliabilitas
a. Uji Validitas dan reabilitas

Validitas adalah kebenaran suatu pemikiran bahwa pemikiran benar-


benar dilakukan (Sangadji, 2010:147). Menurut Arikunto (2010: 211)
menjelaskan bahwa uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan
tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sejalan dengan
pemaparan tersebut, menurut Sugiyono (2014:173) bahwa valid berarti
instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya
diukur. Sehingga dapat disimpulkan bahwa uji validitas digunakan setelah
penyusunan pertanyaan dalam kuesioner, dan bertujuan untuk mengetahui
apakah pertanyaan-pertanyaan tersebut sudah tepat atau terdapat
penyimpangan sehingga perlu dihapus atau diganti. Uji validitas
merupakan media yang digunakan untuk melakukan uji kuesioner
kuantitatif. Sebuah instrumen dianggap valid bila terdapat kesamaan antara
data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi dan
mengukur apa yang seharusnya diukur. Secara ringkas dapat disebutkan
bahwa uji validias adalah indikator yang dapat digunakan untuk
mengetahui tepat atau tidaknya kuesioner (angket) yang tersebar.

Seperti yang telah disampaikan pada bagian metode penelitian, bahwa


validitas pertanyaan pada kuesioner sebagai alat ukur dikatakan valid apabila
“koefisien rxy > r tabel” dengan taraf signifikan sebesar 0,05. Sedangkan
sebaliknya pertanyaan pada kuesioner tidak valid bila r tabel < 0,05. Dari hasil uji
validitas dengan menggunakan Pearson Product Moment pada . 46 item soal
tentang bahaya rokok, diperoleh hasil bahwa seluruh item soal bahaya rokok
memiliki nilai r > 0,2960 maka dapat diambil kesimpulan 44 item soal valid dan 2
item soal pada kuesioner tidak valid karena r > 0,05.

Sedangkan pada hasil uji reliabilitas didapatkan nilai cronbach alpha


sebesar 0.950 yang artinya lebih besar dari 0.05, maka alat ukur atau
kuesioner dapat dikatakan reliabel dan termasuk dalam kategori reliable
dan mempunyai reliabilitas tinggi.
Validitas dan Reabilitas Pengetahuan Tentang Bahaya Rokok untuk
kesehatan tubuh

Pernyataan Corrected item-total r Tabel Kevalidan


correlation
P1 0,479713 0,1956 Valid
P2 0,671444 0,1956 Valid
P3 0,42604 0,1956 Valid
P4 0,477206 0,1956 Valid
P5 0,377503 0,1956 Valid
P6 0,401613 0,1956 Valid
P7 0,578294 0,1956 Valid
P8 0,645838 0,1956 Valid
P9 0,835421 0,1956 Valid
P10 0,715524 0,1956 Valid
P11 0,783531 0,1956 Valid
P12 0,340154 0,1956 Valid
P13 0,627783 0,1956 Valid
P14 0,602648 0,1956 Valid
P15 0,80439 0,1956 Valid
P16 0,545744 0,1956 Valid
P17 0,783531 0,1956 Valid
P18 0,688108 0,1956 Valid
P19 0,666894 0,1956 Valid
P20 0,773569 0,1956 Valid
P21 0,538471 0,1956 Valid
P22 0,24379 0,1956 Valid
P23 0,614848 0,1956 Valid
P24 0,738606 0,1956 Valid
P25 0,815703 0,1956 Valid
P26 0,770632 0,1956 Valid
P27 0,696537 0,1956 Valid
P28 0,781376 0,1956 Valid
P29 0,838597 0,1956 Valid
P30 0,734206 0,1956 Valid
P31 0,733483 0,1956 Valid
P32 0,780761 0,1956 Valid
P33 0,783623 0,1956 Valid
P34 0,859474 0,1956 Valid
P35 0,859474 0,1956 Valid
P36 0,796625 0,1956 Valid
P37 0,833592 0,1956 Valid
P38 0,798704 0,1956 Valid
P39 0,815899 0,1956 Valid
P40 0,801371 0,1956 Valid
P41 0,763284 0,1956 Valid
P42 0,782613 0,1956 Valid
P43 0,795815 0,1956 Valid
P44 0,622176 0,1956 Valid
P45 0,671444 0,1956 Valid
P46 0,675729 0,1956 Valid
Sumber : Olahan Data SPSS, Dara Ninggar, 2021

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,950 46

4.1.2 Pengujian Nomalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 100
Normal Parameters a,b
Mean ,0000000
Std. Deviation 4,21730712
Most Extreme Differences Absolute ,231
Positive ,231
Negative -,179
Test Statistic ,231
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

Berdasarkan output di atas diketahui bahwa warga RW05 cempaka putih


memperoleh nilai signifikansi sebesar 0.000 < 0.05, sehingga dapat diambil
kesimpulan bahwa seluruh data dalam penelitian ini tidak berdistribusi normal.
Sehingga harus dilakukan uji homogenitas dan uji t non-parametrik.
4.1.3 Uji homogennitas

Perhitungan uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah variansi


dalam kelompok ini sama. Data dapat dikatakan homogen apabila angka
signifikan lebih besar dari 0,05. Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada tabel 4.6

Test of Homogeneity of Variances


Levene
Statistic df1 df2 Sig.
data_1_2 Based on Mean 53,197 1 198 ,000
Based on Median 16,266 1 198 ,000
Based on Median and with 16,266 1 99,516 ,000
adjusted df
Based on trimmed mean 31,643 1 198 ,000
Sumber : Olahan Data SPSS, Yulinda, 2018

Berdasarkan output diatas diperoleh nilai signifikan sebesar 0.000 < 0.05
maka dapat diambil kesimpulan bahwa seluruh data dalam penelitian ini tidak
homogen. Setelah melakukan uji homogenitas maka langkah selanjutnya adalah
uji t Test. jika hasil data diperoleh normal maka dilakukan t Test parametrik,
tetapi jika hasil data diperoleh tidak nomal maka dilanjutkan dengan t Test non-
parametrik. Karena data dalam penelitian ini tidak homogen dan tidak normal
maka uji t (t Test) yaitu uji perbedaan dengan menggunakan t Test non-parametrik
dengan bantuan spss. 20.00

4.1.4 Uji T Non Parametrik


1. Hasil Uji Hipotesis: Ada Tidaknya Peningkatan Pengetahuan

Uji t non-parametrik (t Test) dilakukan untuk mengetahui apakah ada


pengaruh peningkatan pengetahuan bahaya rokok dengan menggunakan media
poster. Perhitungan t Test digunakan untuk membandingkan rata-rata dari dua
group yang berpasangan, apakah kedua group tersebut mempunyai rata-rata yang
sama atau signifikan. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka dapat dikatakan terdapat
perbedaan pengetahuan bahaya rokok sebelum dan sesudah Test. Apabila nilai
probabilitas > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan tentang Bahaya Rokok sebelum
dan sesudah test.
Ranks
kode N Mean Rank Sum of Ranks
data_1_2 data 100 89,22 8921,50
data 100 111,79 11178,50
Total 200

Test Statisticsa
data_1_2
Mann-Whitney U 3871,500
Wilcoxon W 8921,500
Z -4,321
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
a. Grouping Variable: kode
Sumber : Olahan Data SPSS, Yulinda, 2018

Berdasarkan data pada tabel test statistik di atas maka dapat dilakukan
pengujian hipotesis dengan cara membandingkan taraf signifikan: Hipotesis

H0 = tidak terdapat pengaruh yang signifikan diantara sesudah dan sebelum


perlakuan penggunaan media poster terhadap peningkatan dan pemahaman
bahaya rokok

H1 = terdapat pengaruh yang signifikan diantara sesudah dan sebelum perlakuan


penggunaan media poster terhadap peningkatan dan pemahaman bahaya rokok.
Kriteria keputusan :

a) Jika nilai signifikan > 0,05 maka H0 diterima


b) Jika nilai signifikan < 0,05 maka H0 ditolak

Berdasarkan hasil output tabel t Test diketahui bahwa nilai sig (2-tailed) sebesar
0,000 < 0,05 artinya t hitung < dari t tabel. Maka dari itu dapat diambil
kesimpulan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya bahwa terdapat pengaruh
yang signifikan pada pemberian literasi kesehatan melalui media video terhadap
peningkatan pengetahuan warga tentang bahaya rokok
Dalam penelitian ini terbukti bahwa penggunaan media video dapat
meningkatkan pengetahuan warga RW05 cempaka putih rentang bahaya rokok.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Fatimah (2012) yang menunjukkan
terdapat perbedaan peningkatan pengetahuan yang signifikan pada kedua
kelompok (p < 0,05), dengan selisih rerata tertinggi pada kelompok pendidikan
kesehatan dan poster partisipatori (4,04). Hasil ini menjawab hipotesis ketiga,
yaitu metode pendidikan kesehatan dan poster partisipasi (poster aktif) lebih
meningkatkan pengetahuan siswa terhadap bahaya rokok bagi kesehatan
dibandingkan dengan hanya menggunakan metode pendidikan kesehatan saja.

Sejalan dengan hasil penelitian Ambarwati (2014) tentang Media Leaflet,


Vidio dan Pengetahuan Siswa SD Tentang Bahaya Merokok (Studi pada Siswa
SDN 78 Sabrang Lor Mojosongo Surakarta) yang hasil pretess & posttest nya
sebagai berikut:

Tabel 4.8 Hasil Pre Test dan Pos Test Tingkat pengetahuan Siswa SDN 78
Sebrang Lor tentang Bahaya Merokok
Pre Test Pos Test
Pengetahua
n Leaflet Video Leaflet Video
Jumlah Persen Jumlah Persen Jumlah Persen Jumlah Persen
tase tase tase tase
(siswa) (%) (siswa) (%) (siswa) (%) (siswa) (%)
Baik 30 62,5 11 22,9 38 79,17 9 18,75
Cukup 16 33,3 33 68,8 9 18,75 36 75
kurang 2 4,2 4 8,3 1 2,08 3 6,25
Jumlah 48 100 48 100 48 100 48 100
Sumber: Ambarwati, 2014

Dari tabel diatas dapat disimpulkan Pendidikan kesehatan berpengaruh


terhadap tingkat pengetahuan siswa SD tentang bahaya merokok. Pada kelompok
leaflet diperoleh nilai rata-rata pre test sebesar 8,46 dan post test sebesar 9,38,
sehingga terjadi peningkatan nilai rata-rata sebesar 0,92 point. Sedangkan pada
kelompok video didapatkan nilai rata-rata pre test sebesar 7,58 dan post test
sebesar 7,40, sehingga terjadi penurunan 0,18 point. Berdasarkan hasil uji
statistik dengan T-test diperoleh nilai p=0,000 ≤ α=0,05 pada penggunaan leaflet
sebagai media pendidikan kesehatan. Hal ini berarti H0 ditolak yang artinya ada
pengaruh yang signifikan pemberian pendidikan kesehatan tentang bahaya
merokok dengan media leaflet pada siswa SDN 78 Sabrang Lor Mojosongo
Surakarta.

4.1.5 Besar Pengaruh Pemberitahuan Literasi.


Sedangkan besarnya pengaruh pemberian literasi kesehatan tentang bahaya
rokok pada warga RW05 cempaka putih dapat diketahui dari perhitungan statistik
deskriptif dibawah ini:

Tabel 4.9 Descriptive Statistics


N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Pretest 100 3 46 43,92 6,271


Postest 100 42 46 45,94 0,442

Valid N (listwise) 90

Sumber : Olahan Data SPSS, Yulinda, 2018

Tabel deskripsi statistik di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata pada


sebelum perlakuan 43,92 dan nilai rata rata setelah perlakuan 45,94. Terlihat
bahwa nilai setelah perlakuan lebih tinggi dari pada sebelum perlakuan, yaitu
sebesar 5,7 secara keseluruhan, dapat dilihat pada tabel 4.9. Artinya pengetahuan
siswa dapat dikatakan meningkat setelah diberikan perlakuan melalui media
poster.

Menurut Mubarok (2007, h.23) faktor-faktor yang mempengaruhi


pengetahuan yaitu Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat
membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan baru.
Majunya teknologi mengakibatkan tersedianya bermacam-macam media massa
yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat. Sebagai sarana komunikasi,
berbagai bentuk media cetak atau media elektronik seperti televisi, radio, surat
kabar, majalah. berbagai bentuk media cetak atau media elektronik seperti televisi,
radio, surat kabar, majalah. Poster merupakan salah satu media informasi yang
biasa digunakan oleh banyak orang seperti untuk iklan dan penyuluhan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar hidayat., (2017). Cara Hitung Rumus Slovin Besar Sampel.


https://www.statistikian.com/2017/12/hitung-rumus-slovin-sampel.html
Diana W. Stewart., (2013). Associations Between Health Literacy and Established
Predictors of Smoking Cessation, Vol.103, Iss. 7, E43-E49, (online
ProQuest).
Al Quran dan Terjemahan (2015), Depertemen Agama RI, Jakarta.
Arikunto, S., (2010). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik, edisi
revisi). Rineka Cipta, Jakarta.

Arsyad, A.,(2000). Media Pengajaran. Raja Grafindo Persada, Jakarta

Diana W. Stewart., (2013). Associations Between Health Literacy and Established


Predictors of Smoking Cessation, Vol.103, Iss. 7, E43-E49, (online
ProQuest).
Hamka H.(2009), Islam Rahmah untuk Bangsa, Jakarta, RM Books,

Indonesia. Undang-undang (2003), Undang-undang Republik Indonesia nomor 20


Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, Departemen Komunikasi
dan Informatika RI, Jakarta.
Jaya, M., (2009). Pembunuh Berbahaya Itu Namanya Rokok. Yogyakarta:
Riz’ma.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, (2017). Profil Data Kesehatan


Indonesia. Depkes RI. Jakarta.
Keterampilan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Tersedia di
https://kbbi.web.id/video [1 Desember 2020].
Lula Nadia, Pengaruh Negatif Merokok terhadap Kesehatan dan Kesadaran
masyarakat Urban, http://repository.ut.ac.id/7088/1/UTFMIPA2016-04-
lula.pdf akses 3 Desember 2020

Nainggolan, R, A. (2006). Anda Mau Berhenti Merokok? Pasti Bisa. Indonesia


Publishing House, Bandung

Nugraha, S,P,. (2013) Program Penyuluhan Pengentasan Pengguna Rokok Anak


Sekolah, Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan, vol.2, No.3, pp.163-167

Nurjanah 2016, Health Literacy Pada Mahasiswa Kesehatan Sebuah Indikator


Kompetensi Kesehatan yang Penting, VisiKes Jurnal Kesehatan
Masyarakat, 15(2), pp. 135-141.

Nurmansyah 2013, Peran Keluarga, Masyarakat dan Media Sebagai Sumber


Informasi Kesehatan Reproduksi pada Mahasiswa, Jurnal Kesehatan
Reproduksi, Vol. 3 No 1, April 2013 : 16 – 23.

Nururrahmah, Pengaruh Rokok Terhadap Kesehatan Dan Pembentukan Karakter


Manusia
(https://journal.uncp.ac.id/index.php/proceding/article/view/226/215) akses
3 Deseember 2020

Nutbeam, D. (2000) ‘Health literacy as a public health goal: a challenge for


contemporary health education and communication strategies into the 21st
century’, Health Promotion International, 15(3), pp. 259–267. doi:

Oxford Learnes Dictionaries 2020, Available at: literacy noun - Definition, pictures,
pronunciation and usage notes | Oxford Advanced Learner's Dictionary at
OxfordLearnersDictionaries.com [Accessed 14 Januari 2021].

Putri 2016, Hubungan Akses Informasi Kesehatan dengan Health Literacy


Mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro Semarang, Artikel Ilmiah,
Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

Sugiyono, (2014). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), Alfabeta,


Bandung.

Suhar Janti. (2014). Analisis Validitas Dan Realibilitas Dengan Skala Likert
Terhadap Pengembangan SI/TI Dalam Penentuan Pengambilan Keputusan
Penenrapan Strategic Planning Pada Industri Garmen. [PROSIDING].
Yogyakarta: AMIK BSI JAKARTA
http://repository.akprind.ac.id/sites/files/A155160%20%20Suhar
%20Janti.pdf

Tandra, H. (2003). Merokok dan Kesehatan. Diakses 1 Desember 2020


http://www.antirokok.or.id/berita/berita_rokok_kesehatan.htm

Vamos, S., Yeung, P. and FitzGerald, J. M. (2015) ‘Health Literacy and Asthma
in Children and Adolescents: A Narrative Review’, Health Behavior and
Policy Review, 2(4), pp. 317–332. doi: 10.14485/HBPR.2.4.8.

(WHO) World Health Organization (2009) Track 2: Health literacy and health
behaviour, World Health Organization. Tersedia di:
https://www.who.int/healthpromotion/conferences/7gchp/track2/en/

Anda mungkin juga menyukai