Anda di halaman 1dari 4

1.

Pemecahan Masalah dalam Konteks Dunia Nyata dan Inovasi dalam Praktik
Berikut ini praktik baik yang telah dilakukan dengan menerapkan prinsip keterampilan
pemecahan masalah dalam konteks dunia nyata dan inovasi. Paparan dalam praktik baik
ini dapat dijadikan contoh dan inspirasi dalam perencanaan pembelajaran yang
berorientasi pada pemecahan masalah dalam konteks dunia nyata dan inovasi yang akan
Anda lakukan nanti.

: “Membangun Dunia yang Lebih Baik melalui


Topik Kegiatan Pembelajaran
Lagu ku, Suara ku”
Usia Peserta Didik : 15 – 16 Tahun
Mata Pelajaran : Bahasa Inggris dan Seni Budaya
Alokasi Waktu : 2 Minggu
Tujuan Pembelajaran :
1. Mengumpulkan, menganalisis, mengorganisasikan serta melakukan evaluasi secara
kritis.
2. Mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah, serta membuat keputusan melalui
pola berpikir kritis dan kreatif.
3. Melakukan komunikasi efektif dengan menggunakan media visual, simbol dan
menerapkan keterampilan Bahasa yang efektif.
4. Menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) secara efektif dan kritis
sebagai bentuk tanggung jawab terhadap lingkungan dan kesejahteraan manusia.
5. Mendemonstrasikan pemahaman tentang dunia sebagai sebuah sistem utuh
dengan adanya kesadaran bahwa konteks pemecahan masalah tidak dapat
dilakukan secara terpisah.
6. Mengatur dan mengelola diri dan aktivitas secara bertanggung jawab dan efektif
sebagai individu dan dengan orang lain sebagai anggota kelompok.
Proses Kegiatan Pembelajaran :

Keterampilan Pemecahan Masalah dan Inovasi | 1


KEGIATAN PENDAHULUAN
Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan melibatkan ahli yang merupakan seorang
pemikir kritis yang telah banyak berkarya lewat puisi dan karya tulis lainnya – Dr
Stephanie Pace Marshall tinggal di Chicago, USA.
Pada awal kegiatan pembelajaran guru mengarahkan
peserta didik untuk terhubung dengan Dr Stephanie Pace
Marshall sebagai narasumber melalui Teams Meeting.
Dalam pertemuan tersebut, narasumber menyajikan
sebuah puisi yang berjudul “Real Story” yang ditujukan
kepada para remaja untuk dapat menemukan lagu mereka
sendiri dan suara mereka sendiri. Melalui kegiatan ini,
peserta didik melakukan diskusi dengan narasumber
dalam menemukan tema proyek penulisan lagu yang
sesuai dengan isu yang sedang berkembang, baik dalam
lingkup lokal maupun global.

Interaksi ini juga memfasilitasi pengembangan fokus pembelajaran yang mendorong


peserta didik untuk mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di dunia nyata dan
inovasi yang dapat dilakukan terkait masalah tersebut.

KEGIATAN INTI
Fokus pertanyaan yang muncul setelah proses diskusi berlangsung adalah: "Bagaimana
kita dapat membimbing diri kita sendiri dan juga orang lain untuk menemukan dan
membagikan suara kita, lagu hati kita, dalam membangun masyarakat yang positif?"
Melalui fokus pertanyaan ini, guru-guru yang terlibat mengarahkan peserta didik untuk
dapat menyelidiki dan mengembangkan berbagai cara dalam menemukan LAGU HATI
yang akan mereka buat.

Sebagai pengantar topik pembelajaran dan untuk menarik perhatian peserta didik
dalam merumuskan fokus lagu yang akan mereka buat, guru Bahasa Inggris
menfasilitasi terjadinya debat kelas melalui pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Apakah yang dimaksud ‘warisan’?
2. Apakah yang dimaksud dengan ‘budaya’?
3. Mengapa orang/negara mendirikan patung?
4. Mengapa banyak anak muda di Afrika Selatan ingin menghancurkan patung-patung
tersebut?
5. Apa konsekuensi dari tindakan menghancurkan patung-patung ini?
6. Apa pendapat kamu tentang situasi ini?
7. Dapatkah kamu menemukan cara alternatif untuk mengekspresikan diri atau mencari
solusi untuk membangun daripada menghancurkan?
8. Bagaimana kamu akan membagikan solusi ini dengan komunitas remaja yang lebih
luas?

Keterampilan Pemecahan Masalah dan Inovasi | 2


Melalui point-point diskusi tersebut, guru mengarahkan peserta didik untuk mulai
merumuskan lagu yang akan mereka buat dengan memberikan kebebasan penuh dalam
berbagai hal berikut:
• Pemilihan topik dan fokus lagu
• Pembentukan kelompok kerja
• Pengaturan kriteria penilaian
• Pemilihan teknologi yang akan digunakan
• Penentuan audiens target yang mereka yakini akan terdampak secara positif dari
produk yang mereka hasilkan.
• Evaluasi dampak dari solusi yang mereka rumuskan

Peserta didik selama kegiatan pembelajaran menyadari bahwa


kegiatan ini “lebih dari sekedar proyek”. Langkah-langkah
pembelajaran mengarahkan mereka secara berkelompok
untuk melakukan diskusi, brainstorming, debat, merumuskan
tujuan, terlibat dalam penelitian, merumuskan solusi serta
berbagi solusi ini dengan komunitas yang lebih luas. Setiap
kelompok mengeksplorasi banyak sumber bacaan serta
mendokumentasikan seluruh aktivitas yang telah mereka
lakukan dengan menggunakan Sway. Mereka dapat
menambahkan gambar, video dan elemen lainnya untuk
membuat laporan kegiatannya lebih menarik. Peserta didik
selanjutnya membagikan tautan dari Sway yang telah mereka
buat kepada guru serta kelompok lainnya.

Guru Seni juga mengembangkan kegiatan belajar yang berpusat pada fokus pertanyaan
berikut: "Bagaimana kita bisa membimbing diri kita sendiri dan remaja lainnya untuk
menemukan dan membagikan suara / lagu kita untuk membangun masyarakat yang
positif?" Dalam merumuskan jawaban dari fokus pertanyaan ini, peserta didik diarahkan
untuk melakukan penyelidikan terhadap lukisan Self Portrait between the Borderline of
Mexico and the United States karya pelukis terkenal Meksiko Frida Kahlo. Melalui
kegiatan ini peserta didik diarahkan untuk memahami bagaimana Frida Kahlo
menggambarkan warisan dan identitas Meksiko dalam karya seninya. Peserta didik juga
mengeksplorasi hubungan tentang Frida Kahlo dengan warisan dan identitas mereka
sendiri. Mereka juga menganalisis bagaimana, melalui media seni mereka dapat
mengekspresikan siapa KAMU, karakter atau sifat apa yang KAMU inginkan ada pada
dirimu, dan kontribusi positif apa yang ingin KAMU berikan.

Dengan terlibat dalam proses ini, para peserta didik mulai menyadari bahwa dengan
mengadopsi pola pikir ini, mereka dapat menemukan solusi untuk membangun dan
memulihkan daripada menghancurkan. Dengan cara yang sama seperti Frida Kahlo telah
terinspirasi oleh dunia di sekitarnya, peserta didik membangun pemahaman tentang
masalah-masalah kompleks dalam konteks dunia nyata yang dapat mereka aplikasikan
dalam Lagu Hati sebagaimana gambar atau lukisan mereka sendiri.

Keterampilan Pemecahan Masalah dan Inovasi | 3


Peserta didik dapat memilih jenis hardware (perangkat keras) dan software (aplikasi)
yang akan mereka gunakan untuk membuat produk digital kelompok. Satu-satunya hal
yang harus mereka perhatikan dalam memilih teknologi adalah bahwa teknologi
tersebut harus sesuai dengan tujuan dan hasil solusi yang mereka rumuskan. Mereka
membawa perangkat sendiri, seperti tablet, laptop, dan ponsel untuk digunakan di
sekolah, karena hanya satu kelas yang dilengkapi dengan laptop. Dalam membuat
produk digital ini, peserta didik menggunakan aplikasi yang beragam, seperti:
Moviemaker, Toonboom, Sway, PowerPoint online dan berbagai aplikasi Office 365
lainnya. Produk digital yang berisi Lagu Hati ini selanjutnya mereka bagikan kepada guru
dan kelompok lainnya untuk mendapatkan masukan dan point perbaikan yang
dianggap perlu.

KEGIATAN PENUTUP
Pada akhir kegiatan pembelajaran, peserta didik diarahkan untuk melakukan refleksi
dengan menulis berbagai pengalaman belajar yang positif maupun negatif yang mereka
dapatkan selama melakukan berbagai aktivitas. Selain itu, mereka juga diarahkan untuk
dapat menuliskan bagaimana mereka dan orang lain memperoleh manfaat dari proyek
ini. Di kelas Bahasa Inggris peserta didik mendapat kesempatan untuk melakukan
presentasi secara lisan tentang menemukan 'Lagu Hati' mereka. Mereka juga menulis
esai reflektif tentang proyek tersebut.

Peserta didik menggunakan berbagai sosial media untuk membagikan dan


menyebarluaskan produk hasil kerja kelompok mereka, seperti Pinterest, Blogs, You
Tube, dan Facebook. Salah satu kelompok bahkan melakukan kampanye langsung di
sekolah khusus perempuan, Rosenhof. Disana mereka mengundang para remaja
perempuan untuk membuat karya seni yang bertemakan “Menemukan Lagu Hatimu”.
Kelompok lain berencana mengunjungi sekolah anak laki-laki untuk menyampaikan
pesan positif ini selama pertemuan rutin mereka.

Keterampilan Pemecahan Masalah dan Inovasi | 4

Anda mungkin juga menyukai