Anda di halaman 1dari 17

Kesetaraan Dalam

Kesehatan Mental
Untuk Semua
dr. Eldi Sauma, Sp.KJ
Psikiater – Pengurus IDI Cab Padang
 Tn.Y, laki – laki 19 tahun, kecelakaan lalu lintas, retak di
tulang kaki kanan.
 Orang tua dg rutin membawa pasien untuk berobat agar dia
bisa berjalan lagi.
 Saat mengutarakan keinginan utk bermain bola, org tua dan
teman teman berjanji akan mengajak Tn.Y bermain bola
setelah pasien sembuh total.
 Saat Tn.Y mengeluh kakinya nyeri, keluarga dan teman-
teman segera membantu, dan jika terus menerus segera
dibawa berobat
 Tn.S, laki – laki 19 tahun, kehilangan ayah akibat covid 19.
 Sudah 1 bulan terus berduka, tidak bersemangat dan tampak
lelah sepanjang hari.
 Tn.S merasa butuh konsultasi psikolog / psikiater, keluarga
tdk langsung membw, dan terus berusaha menyemangati
Tn.S agar tdk terlalu lama berkabung dan segera beraktifitas
spt biasa.
Apakah yang berbeda?
Sehat menurut WHO adalah keadaan
sejahtera yang meliputi fisik, mental dan
sosial, tidak terbatas hanya pada kondisi
bebas penyakit dan kelemahan.
Gangguan mental mengganggu 3 ranah penting
dalam individu :
1. Pikiran
2. Perasaan
3. Perilaku
 Ke 3 Ranah ini saling berhubungan dan sangat penting
peranannya dalam kemampuan individu berfungsi sehari-hari.
 Menjadi gangguan jika kita tidak nyaman dengan kondisi ke 3
ranah ini dan kesulitan untuk mengendalikannya sehingga
terjadi gangguan dalam fungsi kita sehari hari.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 :
9,8% penduduk berusia lebih dari 15 tahun
mengalami gangguan mental emosional (hampir
1 dari 10)
6,7% penduduk mengalami psikosis
1. Faktor genetik
2. Faktor biologis :
Penyebab ketidakseimbangan kimiawi di otak
gangguan 3. Faktor psikologis : pengalaman
mental hidup, trauma, kehilangan,
perubahan besar dlm hidup
(termasuk pandemi) dll.
1. Gangguan mental organik
(terkait penyakit fisik)
2. Gangguan psikotik
Contoh jenis 3. Gangguan mood
gangguan 4. Gangguan cemas
mental 5. Gangguan tidur
6. Gangguan terkait stress
7. Gangguan kepribadian
 Tentu dapat diobati dan dikontrol, ada
program terapi : psikoterapi dan
farmakologi yang sesuai dg gangguan yang
Dapatkah diderita.
gangguan mental  Sangat tergantung dengan berat dan ringan
di obati? gangguan
 Semakin cepat mendapat bantuan
professional semakin besar kemungkinan
sembuh
75-95 persen orang dengan gangguan jiwa di
negara berpenghasilan rendah dan menengah
tidak dapat mengakses layanan kesehatan jiwa.
Stigma
Diskriminasi
MASALAH
Akses ke layanan kesehatan
mental
1. Bersama terus lakukan edukasi pada
masyarakat mengenai kesehatan
mental
Apa yang bisa 2. Bersama terus lakukan usaha advokasi
kita lakukan agar pengambil kebijakan / pemerintah
sebagai psikiater, memberikan perhatian lebih banyak lagi
ke bidang kesehatan mental
psikolog dan
nakes? 3. Buka mata dan perhatikan orang2 di
sekitar kita.
4. Berikan pertolongan yang sesuai
dengan kolaborasi antar profesi.
1. Mempelajari dan mencari tahu
mengenai Kesehatan mental
2. Sediakan diri anda untuk
Apa yang bisa mendengarkan keluhan orang disekitar
dilakukan jika kita anda
bukan psikiater, 3. Segera menganjurkan/membawa orang
psikolog dan terdekat untuk berkonsultasi jika terlihat
nakes? memiliki ggn mental sesegera mungkin.
4. Jika anda adalah bagian dari pengambil
kebijakan, bantu kami mewujudkan
Kesehatan mental untuk semua.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai