Anda di halaman 1dari 10

Modul Dasar-Dasar Komunikasi 1

8. KOMUNIKASI NON VERBAL

8.1. Tujuan Umum Pembelajaran


Mahasiswa mampu memahami karakteristik komunikasi non verbal
dan mengidentifikasi ciri komunikasi non verbal yang efektif.

8.2. Tujuan Khusus Pembelajaran


1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pengertian
komunikasi dan pesan non verbal.
2. Mahasiswa mampu mengenal dan membedakan jenis-jenis
komunikasi non verbal.
3. Mahasiswa mampu memahami dan mengidentifikasikan berbagai
karakter pesan non verbal.

8.3. Uraian Materi


Komunikasi Non Verbal dan Pesan Non Verbal
Dalam melakukan kegiatan sehari-hari, komunikasi yang kita lakukan
tidak hanya berupa bahasa yang kita sampaikan terhadap lawan bicara.
Selain bahasa, sebuah komunikasi tentu akan dibarengi oleh simbol-
simbol lain yang memperkuat pesan verbal yang kita sampaikan.
Rubben (1992) dalam Lubis, dkk (2010) menjelaskan bahwa fakta
yang ditemukan oleh seorang peneliti bernama Albert Mehrabian
menunjukkan bahwa pembentukan makna dalam komunikasi tatap
muka, 93% ditentukan oleh simbol nonverbal: yaitu vokal dan
ekspresi wajah, dan sisanya 7% ditentukan oleh simbol verbal.
Komunikasi nonverbal adalah suatu cara melakukan komunikasi
tanpa menggunakan kata-kata. Komunikasi ini dilakukan melalui
pesan-pesan nonverbal seperti symbol/lambang, tampilan fisik, isyarat,
gesture dan body language. Komunikasi ini dibangun berdasarkan
persepsi komunikan terhadap simbol-simbol yang dibangun oleh
komunikator. Misalnya, ketika seorang pegawai sebuah rumah makan
Modul Dasar-Dasar Komunikasi 2

melihat seseorang customer sedang melambaikan tangan dari mejanya,
maka pegawai tersebut langsung menghampiri customer tersebut.
Lambaian tangan dari customer merupakan komunikasi nonverbal
yang langsung ditanggapi oleh pegawai rumah makan sebagai tanda
untuk memanggil mereka.
Secara umum, terdapat tiga karakteristik dari komunikasi
nonverbal. Pertama, sejumlah faktor mempengaruhi komunikasi
nonverbal, antara lain faktor budaya. Kedua, simbol nonverbal
memiliki bermacam-macam makna, meskipun ada simbol yang
dimaknai sama oleh semua orang namun sebagian besar simbol
nonverbal sangat spesifik maknanya. Ketiga, interpretasi terhadap
simbol non verbal tergantung pada simbol non verbal itu sendiri dan
situasi sekitar serta faktor dari pengamat. Oleh karena itu, hal yang
sangat mempengaruhi komunikasi nonverbal adalah persepsi yang
dibangun oleh komunikan dalam mengamati simbol nonverbal yang di
bawa oleh komunikator. Mulyana (2010) menjelaskan beberapa sifat
pesan nonverbal dalam komunikasi:
1. Kebanyakan dari isyarat nonverbal tidak berlaku universal,
tetapi terikat oleh budaya. Misalnya ketika seseorang
memberikan suatu benda dengan tangan kiri, maka orang yang
berasal dari Aceh akan menanggapi bahwa orang tersebut tidak
menghargai atau marah kepadanya. Hal ini berkaitan erat
dengan budaya memberikan benda dengan tangan kanan.
2. Isyarat nonverbal bersifat spontan, ambigu, sering berlangsung
cepat dan diluar kesadaran dan kendali kita. Terkadang tanpa
kita sadari, pada saat melakukan komunikasi verbal, kita
langsung berteriak dan bertepuk tangan ketika mendapatkan
berita gembira. Hal ini merupakan bentuk komunikasi
nonverbal yang berlaku secara spontan.
Dalam penggunaannya pada proses komunikasi, pesan verbal dan
nonverbal memiliki pola hubungan-hubungan tertentu yang
menjelaskan fungsi dari pesan-pesan nonverbal. Hubungan-hubungan
tersebut dijelaskan sebagai berikut:
Modul Dasar-Dasar Komunikasi 3

1. Simbol verbal dan nonverbal dapat saling menggantikan.
Misalnya seorang karyawan hotel yang membukakan pintu
hotel dan tersenyum dapat menggantikan ucapan selamat
datang kepada pelanggan hotel.
2. Simbol verbal dan nonverbal dapat saling melengkapi.
Misalnya seorang ibu yang mengungkapkan rasa sayang
kepada anaknya, selain menggunakan pesan verbal dapat juga
melengkapinya dengan cara membelai kepada dan rambut sang
anak untuk menekankan pernyataan rasa sayangnya.
3. Simbol verbal dan nonverbal dapat saling menegaskan.
Misalnya seseorang yang menyatakan kekecawaan secara
verbal kemudian ia meninggalkan pembicaraan.
4. Simbol verbal dan nonverbal dapat menunjukkan kontradiksi.
Misalnya untuk menyadarkan teman yang sedang melakukan
kesalahan dalam presentasi, seorang peserta mengedipkan
matanya sebagai isyarat.
5. Simbol verbal dan nonverbal dapat saling mengendalikan
proses komunikasi. Misalnya seseorang menyondongkan
badannya untuk mengisyaratkan bahwa ia akan mengatakan
sesuatu.
6. Simbol verbal dan nonverbal dapat saling mengulangi.
Misalnya seseorang yang menginginkan orang lain untuk
keluar dari ruangan kerjanya, selain mengatakan secara verbal
maka ia juga akan membukakan pintu atau menunjuk keluar
agar orang tersebut segera melakukan tindakan yang ia
inginkan.

Klasifikasi Pesan Nonverbal


Pesan nonverbal dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara.
Mulyana (2001) menjelaskan beberapa klasifikasi pesan nonverbal
menurut para ahli, yaitu sebagai berikut:
1. Jurgen Ruesch mengklasifikasikan isyarat nonverbal menjadi
tiga bagian:
Modul Dasar-Dasar Komunikasi 4

a. Bahasa tanda (sign language), seperti mengacungkan
jempol untuk isyarat menumpang mobil.
b. Bahasa tindakan (action language), seperti berjalan dan
berlari.
c. Bahasa objek (object language) yang ditunjukkan oleh
keadaan benda tertentu, seperti besar ruangan, bendera,
musik.
2. Larry A. Samovar dan Richard E. Porter membagi isyarat
nonverbal atas 2 kategori:
a. Perilaku yang terdiri dari penampilan dan pakaian, gerakan
dan postur tubuh, ekspresi wajah, kontak mata, sentuhan,
bau-bauan dan parabahasa.
b. Perilaku yang terdiri dari ruang, waktu dan diam.
3. John R. Wenburg dan William W. Wilmot mengklasifikasikan
pesan nonverbal atas 2 kelas:
a. Isyarat nonverbal perilaku (behavioral) seperti gerakan,
ekspresi dan kontak mata.
b. Isyarat nonverbal publik (public) seperti ukuran ruangan
dan fator-faktor situasional lainnya.

Berikut ini adalah beberapa pembahasan mengenai pesan atau


isyarat-isyarat nonverbal dalam proses komunikasi.

Bahasa Tubuh
Bahasa tubuh adalah setiap simbol atau isyarat yang dihasilkan oleh
setiap anggota tubuh, seperti wajah, kepala, tangan, kaki. Beberapa
bahasa tubuh yang umum kita jumpai antara lain:
1. Isyarat tangan, yang umumnya menyertai komunikasi verbal.
Karakteristik individu dan latar belakang sosial budaya sangat
mempengaruhi penggunaan isyarat tangan dalam komunikasi
non verbal. Ketika kita melihat seseorang berbicara dengan
memainkan jari-jarinya, sering kita mengambil kesimpulan
bahwa orang tersebut sedang gugup atau sulit untuk
Modul Dasar-Dasar Komunikasi 5

mengungkapkan gagasannya. Dalam budaya Barat, menunjuk
atau melambaikan tangan dengan menggunakan tangan kiri
adalah hal yang biasa, akan tetapi pada budaya Timur hal ini
merupakan hal yang tidak lazim, bahkan dianggap tidak baik
oleh masyarakat.
2. Gerakan kepala. Gerakan kepala baik menggelengkan maupun
menganggukkan kepala merupakan salah satu pesan
nonverbal. Pada beberapa negara, seperti di Bulgaria, gelengan
kepala berarti “iya/setuju” dan anggukan kepala berarti
“tidak”, sedangkan di beberapa negara lain gelengan kepala
berarti “tidak” dan anggukan kepala berarti “setuju” atau
“iya”.
3. Postur tubuh dan posisi kaki. Pesan nonverbal yang dibawa
dalam postur tubuh adalah tinggi badan, cara berdiri, cara
duduk, dan cara berjalan. Sering terdapat anggapan bahwa
seseorang dengan postur tinggi lebih mendominasi seseorang
dengan postur pendek. Di daerah Eropa, seseorang dapat
senantiasa mengubah cara duduknya di hadapan orang lain
tanpa dianggap sombong dan tidak sopan, sedangkan di Asia
seseorang harus sangat berhati hati dengan cara duduk mereka.
Misalnya tidak boleh berselonjor kaki di hadapan orang tua,
sikap duduk dengan kaki rapat bagi wanita tanpa membedakan
situasi santai maupun situasi kerja.
4. Ekspresi wajah dan tatapan mata. Kontak mata mempunyai
dua fungsi dalam komunikasi, yaitu fungsi pengatur dan fungsi
ekspresif. Fungsi pengatur memberi penekanan kepada
seseorang apakah kita harus mendekati atau menjauh dari
pemberi pesan. Sedangkan fungsi ekspresif meunjukkan
perasaan yang dimiliki pemberi pesan kepada penerima pesan.
Ekspresi wajah berfungsi untuk memberikan penekanan pada
pesan verbal yang disampaikan seseorang. Ekspresi wajah
seseorang akan menunjukkan hal yang sebenarnya dirasakan
komunikator. Perubahan suasana hati dan pertimbangan
Modul Dasar-Dasar Komunikasi 6

gagasan pada saat komunikasi akan langsung terlihat dari
ekspresi wajah dan kontak mata, sehingga bagi beberapa orang
yang memiliki keterampilan dalam menilai ekspresi,
perubahan ini akan mudah untuk diketahui.

Sentuhan
Sentuhan merupakan salah satu pesan nonverbal yang memiliki seribu
makna. Menurut Heslin dalam Mulyana (2001), terdapat lima kategori
sentuhan yang merupakan suatu rentang dari yang sangat impersonal
hingga yang sangat personal:
1. Fungsional-profesional, dimana sentuhan bersifat “dingin” dan
berorientasi bisnis, misalnya pelayan toko yang membantu
pelanggan memilihkan pakaian.
2. Sosial-sopan, dimana perilaku dalam situasi ini membangun
dan memperteguh pengharapan, aturan dan praktek sosial yang
berlaku, misalnya berjabat tangan.
3. Persahabatan-kehangatan, dimana sentuhan menandakan
afeksi atau hubungan yang akrab, misalnya dua orang sahabat
yang berangkulan erat setelah lama tidak berjumpa.
4. Cinta, yang merujuk kepada sentuhan yang menyatakan
keterikatan emosional atau ketertarikan, seperti ciuman kasih
sayang orangtua kepada anaknya.
5. Seksualitas, merujuk kepada sentuhan dengan tujuan
pemenuhan kebutuhan seksualitas.

Parabahasa
Parabahasa merupakan aspek suara selain ucapan yang dpaat dimaknai
dalam komunikasi. Parabahasa merujuk kepada karakteristik suara
yang mewakili emosi dan pikiran komunikator, antara lain kecepatan
berbicara, nada, intensitas suara, intonasi, dialek, dan sebagainya.
Ketidakefektifan dalam komunikasi verbal dapat dipengaruhi oleh
komunikasi parabahasa yang digunakan. Misalnya, seseorang sedang
melakukan presentasi dengan komunikasi verbal yang mudah
Modul Dasar-Dasar Komunikasi 7

dipahami, jelas dan memenuhi kaidah REACH yang telah kita bahas
di bab sebelumnya, namun karena penyampaiannya yang lamban
dengan vokal yang lemah, presentasi menjadi monoton dan tidak
mendapatkan perhatian dari peserta. Oleh karena itu, penggunaan
parabahasa sangat penting dalam komunikasi.

Penampilan Fisik
Penampilan fisik sangat mempengaruhi persepsi seseorang dalam
menilai orang lain. Apabila kita menemui seseorang yang berdandan
rapi, dengan mengenakan setelan rapi dan ber-merk, dengan aksesoris
yang kita nilai berharga, maka kita akan menganggap orang tersebut
berasal dari lingkungan ekonomi kelas atas. Beberapa hal yang
mempengaruhi penampilan fisik seseorang antara lain:
1. Busana. Tatacara seseorang berpakaian akan sangat
dipengaruhi oleh nilai-nilai agama, kebiasaan, tuntutan
lingkungan, nilai kenyamanan dan tujuan pencitraan.
2. Karakteristik fisik. Karakteristik fisik seperti warna kulit,
rambut, kumis dan jenggot dapat mengkomunikasikan sesuatu
kepada orang lain meskipun bersifat implisit. Orang-orang
dengan karakteristik fisik yang menarik dinilai lebih mudah
bergaul, luwes, dan berhasil dalam karir dibandingkan dengan
orang yang memiliki karakteristik fisik yang tidak menarik.

Orientasi Ruang dan Jarak pribadi


Setiap budaya punya cara khas dalam mengkonseptualisasikan ruang,
baik di dalam maupun di luar rumah, ataupun dalam berhubungan
dengan orang lain. Aspek aspek yang mempengaruhi orientasi ruang
dalam komunikasi nonverbal meliputi temperatur ruangan, kepadatan
ruangan, pencahayaan, kenyamanan. Berbagai eksperimen
menunjukkan bahwa lingkungan yang estetis mempengaruhi pikiran
dan kenyamanan manusia, dan karenanya juga mempengaruhi
interaksinya dengan orang lain (Mulyana, 2001). Pesan nonverbal dari
orientasi ruang dapat dilihat dari besarnya ruang kerja, kerapian ruang
Modul Dasar-Dasar Komunikasi 8

kerja, dan posisi atau letak ruang kerja tersebut. Posisi dan pola duduk
dalam suatu ruangan juga mempengaruhi persepsi seseorang pada
suatu ruangan. Apabila kita melihat ruangan dengan pola duduk
melingkar, maka persepsi terhadap ruangan itu bahwa orang-orang
didalamnya memiliki kedekatan dengan kesamaan derajat pada
anggota dan tingginya intensitas interaksi di dalam ruangan.

Konsep Waktu
Dalam pesan nonverbal, konsep waktu ditunjukkan melalui cara
seseorang dalam mempersepsikan dan memperlakukan waktu secara
simbolik. Cara-cara ini akan menunjukkan jati diri seseorang dan
bagaimana seseorang tersebut memperlakukan lingkungannya.
Seseorang yang selalu menepati waktu dan janjinya akan
menunjukkan penghargaan seseorang atas diri dan lingkungannya.
Edward T. Hall dalam Mulyana (2001) membedakan konsep waktu
menjadi dua, yaitu Monokronik dan Polikronik. Orang yang
memahami waktu polikronik menganggap bahwa waktu yang berjalan
akan terus berulang, sehingga mereka lebih cenderung mementingkan
penyelesaian kegiatan dan transaksi daripada mengingat jadwal dan
menepati waktu. Sedangkan orang yang memahami waktu
monokronik mengingat waktu tidak akan berulang dan hanya dilalui
sekali saja, sehingga mereka lebih cenderung menghargai waktu dan
selalu menepatinya.
Contoh pesan nonverbal berorientasi waktu sering kita jumpai
dalam kehidupan sehari-sehari. Seseorang yang memiliki janji
bertemu dengan kliennya akan merasa dirinya dihargai dan dianggap
penting jika ia tidak perlu menunggu terlalu lama untuk bertemu
dengan kliennya tersebut. Namun apabila orang tersebut harus
menunggu dalam waktu yang lama (walaupun sudah punya janji
sebelumnya), maka hal ini mengisyaratkan bahwa kliennya tidak
terlalu mengaggap pertemuan tersebut penting.
Modul Dasar-Dasar Komunikasi 9

8.4. Rangkuman
Komunikasi non verbal merujuk kepada penggunaan lambang-
lambang tertentu untuk menunjukkan gagasan atau ide dari pemberi
pesan kepada penerima pesan. Simbol-simbol pesan non verbal dapat
berupa tulisan, gambar, tampilan, maupun kegiatan manusia yang
menunjukkan ciri tertentu. Simbol-simbol non verbal memiliki fungsi
tertentu dalam komunikasi, tergantung kepada hubungannya dengan
pesan verbal. Pada beberapa proses interaksi, pesan non verbal akan
mendukung upaya mengefektifkan komunikasi jika pesan non verbal
ini bersifat melengkapi, menegaskan atau mengulangi pesan verbal.
Namun dalam hal penunjukan kontradiksi, pesan non verbal dapat
menyebabkan kesalahan makna pesan dan mengakibatkan
ketidakefektifan dalam komunikasi.
Dalam proses interaksinya, simbol-simbol non verbal ini dapat
berbeda artinya sesuai dengan interpretasi masing-masing komunikan
yang memiliki sifat dan latar belakang yang berbeda pula.

8.5. Latihan
Berikan interpretasi Anda terhadap pesan-pesan non verbal berikut
dan berikan alasan jawaban Anda.
a. Ketika Anda memasuki ruangan Dekan, Anda melihat ruangan
yang sangat rapi, dengan kursi menghadap ke jendela dan
beberapa foto-foto keluarga tertata rapi di atas meja.
b. Ketika Anda bertemu dengan seorang laki-laki yang
mengenakan celana yang sobek, rambut gondrong dan
menggunakan anting.
c. Ketika Anda memiliki teman sekelas yang sudah 3 kali
mengulang mata kuliah Dasar-Dasar Komunikasi.

Diskusi kelompok: Kita melihat begitu banyak lambang-lambang non


verbal di sekitar kita. Identifikasikan 10 lambang non verbal
Modul Dasar-Dasar Komunikasi 10

disekeliling Anda dan interpretasikanlah lambang tersebut seperti
pada tabel berikut ini:
Pesan Kategori Fungsi dalam Interpretasi
No Non Pesan Non Komunikasi
Verbal Verbal
1

Dst

8.6. Glossarium
-

8.7. Bahan Bacaan

Lubis, Djuara., dkk. 2010. Dasar-Dasar Komuniasi. Bogor: Sains


KPM IPB Press.

Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung:


PT. Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai