Anda di halaman 1dari 15

Muskoskeletal dan Columna Vertebralis

Skenario

Seorang perempuan usia 17 tahun datang ke dokter dengan keluhan sering mengeluh sakit
punggung sejak dua tahun lalu. Dari pemeriksaaan juga didapatkan asimetri pada bahu,
dimana bahu kiri lebih tinggi dari kanan. Setelah di rontgen, dokter menjelaskan didapatkan
adanya skoliosis atau peyimpangan pada sumbu tulang belakang.

Abstrak

Skoliosis adalah kelengkungan tulang belakang yang abnormal ke arah samping, yang dapat
terjadi pada segmen servikal (leher), torakal (dada) maupun lumbal (pinggang). Skolisis
merupakan penyakit tulang belakang yang menjadi bengkok ke samping kiri atau kanan
sehingga wujudnya merupakan bengkok benjolan yang dapat dilihat dengan jelas dari arah
belakang. Penyakit ini juga sulit untuk dikenali kecuali setelah penderita meningkat menjadi
dewasa. Kelainan skoliosis ini sepintas terlihat sangat sederhana. Skoliosis adalah
melengkungnya vertebrae torakalis ke lateral, disertai rotasi vertebral. Banyak pasien
mengunjungi ahli tulang mencari bantuan karena nyeri punggung. Bahkan , 31 juta orang
Amerika mengalami nyeri punggung bawah pada setiap jam. Gejala dari skoliosis berupa
kelengkungan abnormal ke arah samping, bahu dan pinggul tidak sama tinggi, nyeri
punggung, kelelahan pada tulang belakang, dan gangguan pernafasan. Komplikasi yang dapat
terjadi pada skoliosis ialah kerusakan paru-paru dan jantung dan sakit tulang belakang. Untuk
pemeriksaan penunjang yang biasa dilakukan yaitu Rontgen tulang belakang. Skoliometer
terapi yang dapat di pilih, dikenal sebagai ´ The Three O's ´ adalah observasi, orthosis,
operasi, prioritas .

Kata kunci : Skoliosis, vertebrae, rontgen, orthosis dan prioritas.

Abstract

Scoliosis is an abnormal curvature of the spine to the side , which can occur in the cervical
segment ( neck ) , thoracic ( chest ) and lumbar ( waist ) . Scoliosis is a disease of the spine
which is bent to the left or right until there is a crooked bump is clearly visible from the rear.
The disease is also difficult to be recognized except after rising to adult patients. The
disorder is scoliosis cursory look very simple. Scoliosis of the thoracic spine is curved

1|Page
laterally, accompanied by vertebral rotation. Many patients visit chiropractors looking for
relief for back pain. In fact, 31 million Americans experienced low back pain at any hour.
Symptoms of scoliosis are an abnormal curvature of the form to the side, shoulders and hips
are not the same height, back pain, fatigue in the spine, and respiratory disorders.
Complications that can occur in scoliosis are damage to the lungs and heart and spinal pain.
For the usual investigations are X-rays of the spine. Scoliometer therapy that can be
selected, known as 'The Three O's' are observation, orthosis, operations, priorities.

Keywords : Scoliosis, vertebral, X-rays, orthosis, and priorities.

Pendahuluan

Sistem skelet terdiri dari tulang-tulang yang terpisah yang dihubung-hubungkan satu
sama lain oleh sendi. Keseluruhan tulang-tulang ini akan membentuk rangka tubuh. Tulang
merupakan kerangka tubuh yang menyebabkan tubuh dapat berdiri tegak, Intinya tulang
adalah organ yang kita butuhkan untuk melakukan aktifitas sehari–hari. Sehingga kita tidak
dapat membayangkan bagaimana terganggunya kita bila ada kerusakan yang terjadi pada
tulang kita.Terdapat berbagai jenis tulang yaitu tulang panjang (femur), tulang pendek
(tulang-tulang pergelangan tangan), tulang ireguler (tulang-tulang muka dab bertebras),
tulang pipih (tulang-tulang kepala dan sternum). Selain itu, terdapat tulang sesamoid
merupakan tulang di dalam tendon contohnya tulang patella. Permukaan tulang tidak rata,
tetapi berbenjol-benjol di satu tempat dan di tempat lainnya berlubang.1

Berdasarkan hal di atas, ada empat fungsi tulang yaitu fungsi mekanik, sebagai penyokong
tubuh dan tempat melekat jaringan otot untuk pergerakan. Otot merupakan alat gerak aktif,
sedangkan tulang merupakan alat gerak pasif. Fungsi Protektif, melindungi berbagai alat vital
dalam tubuh dan juga sumsum tulang. Fungsi Metabolik, sebagai cadangan dan tempat
metabolisme berbagai mineral yang penting seperti kalsium dan fosfat. Fungsi Hemopetik,
berlangsungnya proses pembentukan dan perkembangan sel darah.2

Otot merupakan sistem yang unik bagi makhluk primata. Otot dikendalikan saraf dan
mempunyai kegiatan biolistrik untuk menjalankan fungsinya sebagai alat gerak pada tubuh.
Selain itu, fungsi otot juga untuk mempertahankan postur tubuh dan menahan tekanan yang
diberikan pada tubuh. Ia juga menghasilkan panas dan berperan dalam pengaturan suhu
tubuh.1

2|Page
Antara karakteristik otot ialah eksitabilitas yaitu peka rangsang dan merespons terhadap
stimuli (impuls). Ia juga mempunyai sifat kontraktilitas (memendek) dan sifat ekstensibilitas
yaitu meregang bila ditarik. Selain itu, ia turut memiliki sifat elastisitas yaitu kembali ke
panjang dan bentuk asal setelah relaksasi atau ekstensi. Kram pada otot terjadi karena otot
terus menerus melakukan aktivitas, sehingga otot menjadi kejang dan tidak mampu lagi
berkontraksi. Kram pada betis dapat dihilangkan dengan menambahkan keregangan pada otot
betis tersebut.2

Persendian ialah tempat perhubungan antara tulang-tulang atau antara tulang dengan
tulang rawan. Sistem tulang hanya bisa dibengkokkan atau diputar di daerah sendi saja karena
tulang sendiri terlalu keras untuk dibengkokkan. Macam-macam sendi yaitu sendi kisar
(articulation trochoidea), sendi engsel (articuatio ginglymus), sendi peluru (articulatio
globoidea) , sendi telur (articulatio ellipsoidea) ,sendi pelana (articulatio sellaris) dan sendi
buah pala ( enarthrosis spheroidea).1

Isi Perbahasan

Columna Vertebralis

Tulang punggung atau vertebra adalah tulang yang tak beraturan yang membentuk punggung
yang mudah digerakkan. terdapat 33 tulang punggung pada manusia, 5 di antaranya
bergabung membentuk bagian sacral, dan 4 tulang membentuk tulang ekor (coccyx). Tiga
bagian di atasnya terdiri dari 24 tulang yang dibagi menjadi 7 tulang cervical (leher), 12
tulang thorax (thoraks atau dada) dan 5 tulang lumbal. Banyaknya tulang belakang dapat saja
terjadi ketidaknormalan. Bagian terjarang terjadi ketidaknormalan adalah bagian leher. 1,3

3|Page
Gambar 1: Columna vertebral

Sebuah tulang punggung terdiri atas dua bagian yakni bagian anterior yang terdiri dari badan
tulang atau corpus vertebrae, dan bagian posterior yang terdiri dari arcus vertebrae. Arcus
vertebrae dibentuk oleh dua "kaki" atau pediculus dan dua lamina, serta didukung oleh
penonjolan atau procesus yakni procesus articularis, procesus transversus, dan procesus
spinosus. Procesus tersebut membentuk lubang yang disebut foramen vertebrale. Ketika
tulang punggung disusun, foramen ini akan membentuk saluran sebagai tempat sumsum
tulang belakang atau medulla spinalis. Di antara dua tulang punggung dapat ditemui celah
yang disebut foramen intervertebrale.3

Tulang punggung cervical secara umum memiliki bentuk tulang yang kecil dengan spina atau
procesus spinosus (bagian seperti sayap pada belakang tulang) yang pendek, kecuali tulang
ke-2 dan 7 yang procesus spinosusnya pendek. Diberi nomor sesuai dengan urutannya dari
C1-C7 (C dari cervical), namun beberapa memiliki sebutan khusus seperti C1 atau atlas, C2
atau aksis. Setiap mamalia memiliki 7 tulang punggung leher, seberapapun panjang lehernya.
Tulang punggung thoracal procesus spinosusnya akan berhubungan dengan tulang rusuk.
Beberapa gerakan memutar dapat terjadi. Bagian ini dikenal juga sebagai 'tulang punggung
dorsal' dalam konteks manusia. Tulang punggung lumbal merupakan bagian paling tegap
konstruksinya dan menanggung beban terberat dari yang lainnya. Bagian ini memungkinkan
gerakan fleksi dan ekstensi tubuh, dan beberapa gerakan rotasi dengan derajat yang kecil.

4|Page
Tulang punggung sacral memiliki 5 tulang di bagian ini (S1-S5). Tulang-tulang bergabung
dan tidak memiliki celah atau diskus intervertebralis satu sama lainnya. Pada tulang
punggung coccygeal terdapat 3 hingga 5 tulang (Co1-Co5) yang saling bergabung dan tanpa
celah. Beberapa hewan memiliki tulang coccyx atau tulang ekor yang banyak, maka dari itu
disebut tulang punggung kaudal (kaudal berarti ekor).1-3

Gambar 2 : Columna vertebralis

Otot Columna Vertebral

Adapun otot punggung dibagi menjadi 3 bagian iaitu otot yang ikut menggerakkan
lengan, otot antara ruas tulang belakang dan iga dan otot punggung sejati. Antara otot yang
ikut menggerakkan lengan ialah trapezius (otot kerudung), terdapat pada semua ruas-ruas
tulang punggung yang berpangkal pada tulang kepala belakang dengan fungsi mengangkat
dan menarik sendi bahu. Muskulus latisimus dorsi (otot punggung lebar), berpangkal pada
ruas tulang punggung yang ke lima dari bawah fascia lumboid, tepi tulang punggung dan iga

5|Page
III dibawah, gunanya menutup ketiak bagian belakang, menengahkan dan memutar tulang
pangkal lengan kedalam. Muskulus rumboid (otot belah ketupat), berpangkal dari taju duri,
dari tulang leher, ruas tulang punggung, dari sini menuju ke pinggir tengah tulang belikat.
Gunanya menggerakkan tulang belikat keatas dan ketengah.4

Otot yang bekerja menggerakkan tulang iga atau otot bantu pernapasan, terdiri dari 2 otot,
yaitu Muskulus seratus posterior inferior (otot gergaji belakang bawah), gunanya menarik
tulang iga kebawah waktu bernafas dan Muskulus seratur posterior superior (otot gergaji
belakang atas), gunanya menarik tulang iga keatas waktu bernafas.4,5

Otot punggung sejati terdiri daripada Muskulus interspinalis transversi dan muskulus
semispinalis, fungsinya untuk sikap dan pergerakan tulang belakang dan Muskulus
sakrospinalis (muskulus erektor spina), fungsinya memelihara dan menjaga kedudukan
kolumna vertebra dan pergerakan dari ruas tulang belakang muskulus quadratus lumborum,
terletak antara krista illiaka dan os. costa.4,5

Sendi Columna Vertebral

Sebuah unit tulang belakang terdiri dari badan tulang belakang (corpus vertebral), bantalan
tulang belakang (discus intervertebral), saluran saraf tulang belakang (canalis medulla
spinalis), saluran akar saraf tulang belakang (neural foramina/canalis radicularis), jaringan
pengikat dan otot serta pembuluh darah.Dari bagian-bagian tersebut, discus invertebral atau
bantalan tulang belakang memiliki peran penting, karena berfungsi sebagai “peredam kejut”
(shock absorber). Hal ini dimungkinkan oleh bentuknya yang sangat dinamis, elastis dan
terdiri dari bagian yang banyak mengandung air, sehingga bantalan ini bisa mengalami
tekanan dari segala arah. Seiring dengan bertambahnya usia, bantalan tulang belakang ini
semakin berkurang fungsinya. Discus intervertebralis ini mencakupi 25% dari tinggi columna
vertebra. 1

Diskus intervertebralis terdiri dari 3 komponen. Pertama, nukleus sentralis pulposus


gelatinous. Nukleus pulposus terdiri dari matrik proteoglikans yang mengandung sejumlah air
(±80%), semitransparan, terletak ditengah dan tidak mempunyai anyaman jaringan fibrosa.
Kedua, Anulus fibrosus yang mengelilingi nukleus pulposus. Anulus fibrosus merupakan
suatu cincin yang tersusun oleh lamellae fibrocartilogenea yang konsentris yang membentuk

6|Page
circumfereria dari diskus intervertebralis. Cincin tersebut diselipkan di cincin epifisis pada
fasies artikularis korpus vertebra. Serabut-serabut yang menyusun tiap lamella berjalan
miring dari satu vertebra ke vertebra lainnya, serabut-serabut dari suatu lamella secara khas
berjalan pada sisi kanan menuju yang berdekatan. Pola seperti ini, walaupun memungkinkan
terjadinya suatu gerakan antar dua vertebra yang berdekatan juga berfungsi sebagai pengikat
yang erat antar dua vertebra tersebut. Ketiga, sepasang vertebra endplate yang mengapit
nucleus. Ia adalah merupakan permukaan datar teratas dan terbawah dari suatu diskus
intervertebralis.3

Korpus vertebra selain dihubungkan oleh diskus intervertebralis juga oleh suatu persendian
sinovialis yang memungkinkan fleksibilitas tulang punggung, kendati hanya memungkinkan
pergerakan yang sedikit untuk mempertahankan stabilitas kolumna vertebralis guna
melindungi struktur medula spinalis yang berjalan di dalamnya. Stabilitas kolumna
vertebralis ditentukan oleh bentuk dan kekuatan masing-masing vertebra, diskus
intervertebralis, ligamen dan otot-otot.4

Gangguan tulang belakang terjadi antara lain karena bantalan tulang belakang tidak berfungsi
dengan baik. Maka diusahakan agar pada saat tidur, tekanan pada bantalan tulang belakang
berkurang, sehingga memungkinkan tulang belakang melakukan rehidrasi. Hal tersebut akan
membuat elastisitas discus invertebral tetap terpelihara.4

Untuk memperkuat dan menunjang tugas vertebra atau tulang belakang dalam menyangga
berat badan, maka tulang belakang di perkuat ligamen-ligamen , antaranya ligament
Intersegmental adalah untuk menghubungkan seluruh panjang tulang belakang dari ujung ke
ujung iaitu ligament longitudinalis anterior, ligament longitudinalis posterior, ligamen
praspinosum. Ligament intrasegmental sebagai penghubungkan satu ruas tulang belakang ke
ruas yang berdekatan seperti Ligamentum intertransversum, ligamentum flavum,
ligamentum interspinosum. 1

Ligamentum – ligamentum yang memperkuat hubungan di antara tulang occipitalis dengan


vertebra CI dengan C2, dan ligamentum sacroilliaca di antara tulang sacrum dengan tulang
pinggul. Regio thoracal dipertahankan oleh ligamen longitudinalis anterior dan posterior
manakala regio lumbar diperkuatkan oleh ligamen flavum, ligamentum interspinosus dan
supraspinosus. Ligament intertranversus dan ligamen nuchae mengukuhkan region cervical.1

7|Page
Struktur ligamen pada vertebra harus mampu memerankan fungsi ganda yaitu memungkinkan
gerakan fisiologis vertebra disamping menahan gerakan vertebra yang melampaui batas.
Sebagai contoh pada waktu ekstensi panjang ligamen flavum berkurang 10%, tetapi tidak
menekuk ke dalam kanalis spinalis oleh karena masih dibawah 15% yang dianggap sebagai
pretension. Pada fleksi penuh, ligamen mampu memanjang sampai 35%. Di luar range ini
ligamen menjadi sangat kaku dan tidak dapat berelongasi lagi.3-4

Gambar 3 : Ligamen pada columna vertebral.

Metabolisme Otot

Miofibril berkumpul membentuk kumpulan serabut yang kemudiannya membentuk otot.


Miofibril terdiri daripada 2 macam filament iaitu filament tipis (protein aktin, troponin,
tropomiosin) dan filament tebal (miosin). Monomer aktin adalah G-aktin iaitu globuler aktin
dimana pada keadaan normal terdapat Mg. Polimerasi dari G-protein akan membentuk F-
protein iaitu 2 filamen yang berbentuk heliks. Tropomiosin berbentuk serat (fibrous) dan
terdiri daripada dua rantai iaitu α dan β, keduanya berikatan dengan aktin. Troponin pula
terdiri daripada 3 protein globuler iaitu Troponin I mempunyai afinitas kuat dengan aktin,
Troponin T berafinitas kuat dengan tropomiosin dan Troponin C yang mempunyai afinitas
kuat dengan ion Ca. Miosin terdiri daripada bahagian fibrous (serat), terdiri dari 2 spiral yang
saling melilit dan bahagian globuler, pada ujung kepala. Miosin mempunyai aktivitas ATP
ase (ATP hydrolyzing activity) dimana ATP ADP+ Pi. Miosin dapat dicerna oleh tripsin
yang dibentuk di pankreas menjadi 2 fragmen iaitu LMM (light Meromyosin) yang tidak
menunjukkan aktivitas ATP ase dan HMM (heavy Meromyosin) yang mempunyai aktivitas

8|Page
ATP ase dan mengikat F-aktin. HMM oleh papain akn membentuk 2 subfragmen iaitu S1
yang ada aktivitas ATP ase dan S2 yang tidak menunjukkan aktivitas ATP ase. 1,6

Gambar 4 : Struktur aktin.

Gambar 5 : Struktur miosin.

Kontraksi otot terdiri atas pengikatan dan pelepasan secara siklus bagian kepala globuler
miosin dengan filamen F-aktin. Pengikatan diikuti oleh perubahan interaksi aktin-miosin
sehingga filamen aktin dan filamen miosin saling bergeser antara satu sama lain. Energi
dipasok secara tidak langsung oleh ATP yang mengalami hidrolisis. Hidrolisis ATP oleh
enzim ATP-ase miosin sangat dipercepat oleh pengikatan kepala globuler miosin dan F-
aktin.1,3

9|Page
Pengaturan kontraksi dan relaksasi otot dimana Ca2+ sebagai regulator mempunyai 2
mekanisme. Berdasarkan aktin (otot skelet dan jantung), pada waktu istirehat, Ca 2+ di
sarkoplasma rendah kira-kira kurang dari 10-7 M. Apabila sarkomer diransang, Ca2+ akan
dilepaskan dari reticulum sarkoplasma. Jadi, jumlah Ca2+ akn meningkat di sarkoplasma dan
kemudian akan berikatan dengan troponin C. Satu troponin C berpotensi untuk berikatan
dengan 4 Ca2+. Seterusnya, berlaku interaksi troponin T dengan tropomiosin menyebabkan
aktin berinteraksi dengan miosin dan akhirnya berlkaulah kontraksi. Berdasarkan miosin
(otot polos), ia tidak mempunyai sistem troponin. Pada proses fosforilisasi, p-light chain akan
difosforilate menjadi p-light chain-P namun proses ini memerlukan enzim iaitu miosin-light
cahin kinase dan juga Ca2+. Pada proses defosforilasasi, p-light chain-P akan berubah menjadi
p-light chain + Pi dengan menggunakan enzim miosin-light cahin phosfatase. Apabila jumlah
Ca2+ di sarkoplasma meningkat melebihi daripada 10 -7, maka fosforilasi akan terjadi
seterusnya membentuk p-light chain-P dan terjadi interaksi miosin-F-aktin menyebabkan
kontraksi.1

Sekiranya kalsium ion dalam sarkoplasma berukuran kurang dari 10-7M, kontraksi tidak
bakal terjadi. Hal ini karena akan terjadi inaktivasi pada myosin-light chain kinase sehingga
tidak terbentuknya p-light chain-P. Yang seterusnya menyebabkan interaksi myosin-F aktin
juga tidak bisa terjadi. Walaubagaimanapun, light chain phosphatase tidak bergantung pada
kalsium ion dan akan terus aktif sehingga terjadi defisiensi p-light chain-P. Ini memberi
impak dimana terjadi penghambatan ikatan myosin-F-aktin dan aktivitas ATPase. Oleh
karena ATP masih ada, maka F-aktin akan terlepas dari ikatan dan menghasilkan relaksasi
otot.1

Kadar kalsium ion intraseluler di dalam otot skelet diatur oleh reticulum sarkoplasma dimana
dalam keadaan istirahat, konsentrasi ion tersebut akan berada dalam ukuran 10-8 sampai 10-7
mol/L. Keadaan ini bisa tercapai karena kalsium ion dipompakan ke dalam retikulum
sarkosplasma lewat kerja sitem pengangkutan aktif dan kemudian memulai proses relaksasi.1

Siklus biokimiawi kontraksi otot terdiri atas 5 tahap. Pertama, pada globuler myosin, telah
terhasilnya ADP+Pi dari hidrolisis ATP, namun tidak dapat melepaskan produknya. Kedua,
kepala globuler miosin yang mengandung ADP dan Pi dapat mengikat F-aktin, sehingga
membentuk kompleks Pi-ADP-Miosin-F aktin yang bersudut sekitar 90◦ dengan sumbu serat
otot. Ketiga, interaksi ini akan menggalakkan pelepasan ADP dan Pi serta energi. Keempat,
energi yang terdapat pada kompleks miosin-F aktin digunakan untuk beberapa hal seperti

10 | P a g e
dalam peruahan konformasi myosin, perubahan pada tempat ikatan myosin-aktin dan
pergeseran dari filamen tebal dan tipis (kontraksi). Miosin-ATP mempunyai afinitas yang
kurang baik terhadap aktin, dan dengan demikian kepala globuler miosin (ATP) dilepaskan
dari aktin. Tahap kelima yaitu tahap terakhir merupa tahap relaksasi, yaitu suatu perlepasan
aktin dari miosin dengan kehadiran molekul ATP dan kembali membentuk ATP-miosin.1,6

Gambar 6: Siklus Biokimiawi Kontraksi Otot

Kontraksi dan Relaksasi Otot

Dalam mekanisme kontraksi, terdapat beberapa tahapan prosesnya yang dimulai dengan
somatik motor neuron melepaskan asetilkolin pada neuromuscular junction. Kemudian net
entri natrium ion akan melalui reseptor ACh-channel memulai potensial aksi otot dan
potensial aksi di t-tubulus pula akan mengubah konformasi reseptor DHP. Reseptor DHP
akan membuka saluran pelepasan kalsium ion dalam retikulum sarkoplasma dan kalsium ion
memasuki sitoplasma. Sebelum kepala myosin melaksanakan power stroke, ion kalsium
mengikat troponin membenarkan aktin-myosin mengikat dengan kuat. Akhir sekali, filament
aktin akan bergeser ke arah pusat sarkomer.1,6

Setelah berlaku kontraksi, ion kalsium akan masuk kembali ke plasma sel, sehingga ikatan
troponin dan ion kalsium lepas, menyebabkan lepasnya perlekatan aktin-miosin, keadaan
inilah yang disebutkan sebagai otot relaksasi.1

11 | P a g e
Gambar 7: Mekanisme kontraksi otot.

Kontraksi otot terbahagi kepada dua jenis iaitu kontraksi isotonis dan kontraksi isometris.
Kontraksi isotonis berlaku apabila tonus otot lebih besar daripada beban. Hal ini
menyebabkan beban akan terangkat. Jika pada otot, ia akan menyebabkan otot menjadi
kontrak, pendek dan menghasilkan daya yang cukup untuk mengerakkan beban. Kontraksi
isometris pula berlaku apabila tonus otot lebih kecil daripada beban. Akibatnya, beban tidak
akan terangkat. Jika berlaku pada otot, otot tersebut akan kontrak tapi tidak memendek dan
daya yang dihasilkan tidak dapat mengerakkan beban. Jadi, bila otot diregang akan
menyebabkan kontraksi dan apabila tonus otot meningkat, relaksasi akan terjadi.1

Gambar 8: Kontraksi isometris.

12 | P a g e
Gambar 9 : Kontraksi isotonis.

Jika otot berkontraksi, panjang filamen tebal atau filamen tipis tidak mengalami perubahan
tetapi daerah H dan pita I memendek. Jadi susunan filamen intergiditasi harus menyelip satu
sama lain saat otot berkontraksi. Jembatan-silang menghasilkan dan mempertahankan
tegangan. Tegangan yang timbul saat otot berkontraksi sebanding dengan filamen yang
tumpang-tindih dan karena itu sebanding dengan jumlah jembatan-silang. Setiap kepala
jembatan-silang dihubungkan dengan filamen tebal lewat segmen fibrosa fleksibel yang dapat
ditekuk ke luar dari filamen tebal untuk memberikan ruang antara-filamen.6

Kesimpulan

Sakit punggung dan asimetri bahu yang dialami perlu dianalisiskan melalaui struktur
anatominya, fisiologi, histologi dan biokimianya. Dari sudut anatomi menekankan pada
struktur columna vertebral menacakupi juga otot-otot dans endi-sendi yang terlibat dbahagian
tersebut. Columna vertebral iaitu tulang belakang memainkan peranan yang penting dalam
hidup kita. Ia berfungsi sebagai penopang berat tubuh dan utnuk fleksibilitas. Ia juga
berperan untuk melindungi medulla spinalis dan saraf-saraf tulang belakang. Metabolisme
otot dalam menghasilkan gerakan yang melibatkan proses kontraksi dan relaksasi. Skoliosis
adalah satu penyakit mengakibatkan asimetri pada bahu dan sakit punggung.

13 | P a g e
Daftar Pustaka

1) Dr. Kindangen, dr. Darminto, dr. Handy W. Dr Indriani KS, dr. Mirza IS, dr. Winarsi
et al. Muskoskeletal 1.2013.
2) Hendi Rusli. Anatomi columna vertebrae. Edisi 30 augustus 2012. Diunduh dari :
http://.wordpress.com/2007/12/01/sekilas-tentang-anatomi-vertebra/
3) Tortora GJ. Derrickson B. Priciples of Anantomy and Physiology. 13thed. John Wiley
& Sons.2011.
4) Hall JE, Guyton CG. Membrane physiology, nerve and muscle. In : Guyton and Hall
Textbook of Medical Physiology. 12th ed. Canada : Saunders Elsevier,2011 : 45-94
5) Kunandra. Fisiologi otot. Edisi 9 maret 2012. Diunduh dari :
http://fkunand2010.files.wordpress.com/2011/01/fisiologi-otot.pdf
6) Ann Fullick. Run for your life. In : A –level biology. United Kingdom : Pearson’s
Company, 2010: 136-157.
7) Juwita. Skoliosis. Edisi 12 mei 2011. Diunduh dari :
http://www.scoliosis.co.id/?goto=anatomi

Daftar Pustaka Gambar

1) Struktur columnar vertebral. Diunduh dari :


http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/f/f8/Illu_vertebral_column.jpg
2) Columna vertebralis. Diunduh dari :
http://www.jano.es/ficheros/images/4/4v30n03/grande/4v30n03-90020516fig1.jpg
3) Ligament pada columna vertebral. Diunduh dari :
http://3.bp.blogspot.com/_A7USQpY25hg/TTZNQb4VWHI/AAAAAAAAAEs/
rhHmwVUlQto/s1600/untitled2.JPG
4) Struktur aktin. Diunduh dari :
http://abisjatuhbangunlagi.files.wordpress.com/2013/03/79.jpg
5) Struktur miosin. Diunduh dari :
http://dc128.4shared.com/doc/3gCmhfAp/preview_html_3adf0879.gif
6) Siklus Biokimiawi Kontraksi Otot. Diunduh dari :
http://abisjatuhbangunlagi.files.wordpress.com/2013/03/80.jpg
7) Mekanisme otot. Diunduh dari : http://2.bp.blogspot.com/-wd2rFR8Y0ro/UXJ-
iofu3I/AAAAAAAAApo/vwNhTQkgigg/s400/1.jpg

14 | P a g e
8) Struktur isometris. Diunduh dari :
http://dc396.4shared.com/doc/aIR-wE-I/preview_html_1b7ae853.jpg
9) Struktur isomtonis. Diunduh dari :
http://dc396.4shared.com/doc/aIR-wE-I/preview_html_m582d8234.jpg

15 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai