Anda di halaman 1dari 47

SISTEM AKUNTANSI

PEMERINTAH PUSAT
Oleh:
Dr. Saring Suhendro, S.E.,M.Si.,Akt, C.A.

Akuntansi Sektor Publik


HUBUNGAN STANDAR DAN SISTEM AKUNTANSI
Standar Akuntansi

Input Process Output


Transaksi Lap. Keuangan
Proses Akuntansi Relevan
- Keuangan - LRA, LPSAL
- Analisa Transaksi Andal
- Kekayaan - LPE, Neraca
- Jurnal / Entries Dpt dibandingkan
- Kewajiban - LAK, LO
- Posting Dpt dipahami
- CaLK

SISTEM AKUNTANSI

Formulasi Bagan Hardware


Pengaturan Personil
Prosedur Akun Dan
Kelembagaan Terampil
Transaksi Standar Software

2
Akuntansi Sektor Publik
PUSAP
(PASAL 6)
 Sistem Akuntansi Pemerintahan pada Pemerintah
Pusat dan Sistem Akuntansi Pemerintah daerah
disusun dengan mengacu pada pedoman umum
Sistem Akuntansi Pemerintahan.
 Pedoman Umum Sistem Akuntansi Pemerintahan
tersebut diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan
setelah berkoordinasi dengan Menteri Dalam Negeri.

PMK No 238/PMK.05/2011
Tentang
PEDOMAN UMUM SISTEM AKUNTANSI
PEMERINTAHAN

Akuntansi Sektor Publik


PMK 238/2011 - PUSAP
Pedoman umum Sistem Akuntansi Pemerintahan
disusun dalam rangka mewujudkan konsolidasi fiskal dan
statistik keuangan Pemerintah (GFS) secara nasional.

Laporan keuangan disusun dan disajikan sesuai dengan


SAP.

Laporan keuangan disusun melalui suatu sistem


akuntansi pemerintahan yang mengacu pada pedoman
umum sistem akuntansi pemerintahan.

Akuntansi Sektor Publik


PMK 238/2011 - PUSAP
• Pemerintah pusat menyusun laporan keuangan sebagai
bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBN.
• Pemerintah daerah menyusun laporan keuangan sebagai
bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBD.
• Laporan keuangan dari:
• Laporan Realisasi Anggaran
• Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
• Neraca
• Laporan Operasional
• Laporan Arus Kas
• Laporan Perubahan Ekuitas
• Catatan atas Laporan Keuangan

Akuntansi Sektor Publik


SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN

 Menteri Keuangan menyusun sistem akuntansi


dan pelaporan keuangan pemerintah pusat
yang mengacu pada Pedoman umum Sistem
Akuntansi Pemerintahan.
 Sistem akuntansi dan pelaporan keuangan
pemerintah pusat diatur dengan Peraturan
Menteri Keuangan.

Akuntansi Sektor Publik


PUSAP
PUSAP merupakan lampiran dari PMK 238/2011

Berlaku sejak tanggal ditetapkan

Akuntansi Sektor Publik


PUSAP
• PENDAHULUAN
• LAPORAN KEUANGAN
• BAGAN AKUN STANDAR
• PENDAHULUAN
• KLASIFIKASI ANGGARAN DAN PELAPORAN
• PEDOMAN UMUM BAGAN AKUN STANDAR BERBASIS
AKRUAL
• BAGAN AKUN STANDAR PEMERINTAH PUSAT
• BAGAN AKUN STANDAR PEMERINTAH DAERAH
• BAGAN AKUN STANDAR UNTUK KONSOLIDASI
• KERANGKA STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH

Akuntansi Sektor Publik


LATAR BELAKANG DAN DASAR HUKUM
 UU 17 Tahun 2003 ttg Keuangan Negara:
 Pengakuan dan pengukuran dengan basis akrual
 bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan
APBN/APBD disusun dan disajikan sesuai dengan SAP

 PP no 71 TAHUN 2010 Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan

 Lampiran I tentang SAP berbasis akrual dan harus dilaksanakan


selambat-lambatnya tahun 2015.

 Sistem Akuntansi Pemerintahan pada Pemerintah Pusat dan Sistem


Akuntansi Pemerintah daerah disusun dengan mengacu pada
Pedoman Umum Sistem Akuntansi Pemerintahan.

Akuntansi Sektor Publik


TUJUAN PUSAP
 Menjadi acuan yang harus dipenuhi oleh para penyusun dan
pengembang sistem akuntansi baik di pemerintah pusat
(SAPP) maupun pemerintah daerah (SAKD).
 Namun keseragaman penyajian sebagaimana diatur dalam
Pedoman Umum tidak menghalangi masing-masing
entitas pelaporan keuangan pemerintah untuk
memberikan informasi yang relevan bagi pengguna
laporan keuangan sesuai kondisi masing-masing entitas
 Menciptakan keseragaman dalam penerapan perlakuan
akuntansi dan penyajian laporan keuangan, sehingga
meningkatkan daya banding di antara laporan keuangan
entitas pemerintah.
Akuntansi Sektor Publik
RUANG LINGKUP

PUSAP berlaku untuk penyusunan sistem


akuntansi dan pelaporan keuangan :
• pemerintah pusat
• pemerintah daerah
• konsolidasian.

Akuntansi Sektor Publik


ACUAN PENYUSUNAN PUSAP
1. Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan, Pernyataan
Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) dan Interpretasi
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (ISAP).
2. Ketentuan yang dikeluarkan oleh Pemerintah di bidang
akuntansi dan pelaporan keuangan.
3. Peraturan perundang-undangan yang relevan dengan
laporan keuangan.
4. Jika PSAP memberikan pilihan atas perlakuan akuntansi,
maka diwajibkan untuk mengikuti ketentuan pemerintah.

Akuntansi Sektor Publik


GAMBARAN UMUM PUSAP

Akuntansi Sektor Publik


KETENTUAN LAIN-LAIN

Akuntansi Sektor Publik


KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN

Akuntansi Sektor Publik


KEBIJAKAN AKUNTANSI
 Kebijakan tersebut harus mencerminkan prinsip kehati-hatian dan
mencakup semua hal yang material dan sesuai dengan ketentuan
dalam PSAP.
 Apabila PSAP belum, maka pemerintah harus menetapkan
kebijakan untuk memastikan bahwa laporan keuangan menyajikan
informasi:
 Relevan terhadap kebutuhan para pengguna laporan untuk
pengambilan keputusan; dan
 Dapat diandalkan, dengan pengertian:
o mencerminkan kejujuran,
o menggambarkan substansi ekonomi dari dan tidak semata-mata bentuk
hukumnya;
o netral, yaitu bebas dari keberpihakan;
o dapat diverifikasi;
o mencerminkan kehati-hatian; dan
o mencakup semua hal yang material.
Akuntansi Sektor Publik
KEBIJAKAN AKUNTANSI
Pemerintah menggunakan pertimbangannya untuk
menetapkan kebijakan akuntansi yang memberikan informasi
bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan.
Dalam melakukan pertimbangan tersebut pemerintah
memperhatikan:
a. persyaratan dan pedoman PSAP yang mengatur hal-hal yang mirip
dengan masalah terkait;
b. definisi, kriteria pengakuan dan pengukuran aset, kewajiban,
pendapatan-LO, beban, pendapatan-LRA, belanja, dan
penerimaan/pengeluaran pembiayaan yang ditetapkan dalam
Kerangka Konseptual Standar Akuntansi Pemerintahan dan PSAP;
dan
c. peraturan perundangan terkait pengelolaan keuangan pemerintah
pusat/daerah sepanjang konsisten dengan huruf a dan b.

Akuntansi Sektor Publik


PENYAJIAN
 Laporan keuangan harus menyajikan secara wajar

 Aset disajikan berdasarkan karakteristiknya menurut urutan likuiditas, sedangkan


kewajiban menurut urutan jatuh temponya
 Laporan Operasional menggambarkan pendapatan dan beban yang dipisahkan
menurut karakteristiknya dari kegiatan utama/operasional entitas dan kegiatan yang
bukan tugas dan fungsinya.
 Catatan atas laporan keuangan disajikan secara sistematis dengan urutan penyajian
sesuai komponen utamanya dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan
keuangan
 Menjelasan atas pos-pos laporan keuangan tidak diperkenankan menggunakan ukuran
kualitatif.
 Perubahan akuntansi wajib memperhatikan perubahan estimasi akuntansi, perubahan
estimasi dan kesalahan mendasar
 Pada setiap lembar LK harus diberi pernyataan bahwa “catatan atas laporan keuangan
merupakan bagian tak terpisahkan dari laporan keuangan”.

Akuntansi Sektor Publik


FORMAT UMUM LAPORAN KEUANGAN
• Format laporan keuangan untuk pemerintah pusat mengikuti
ketentuan yang diatur Menteri Keuangan.
• Format laporan keuangan pemerintah daerah mengikuti
ketentuan yang diatur Menteri Dalam Negeri dan Peraturan
Menteri Dalam Negeri.
• Peraturan Menteri Keuangan dan Peraturan Menteri Dalam
yang mengatur mengenai format laporan keuangan mengacu
pada Standar Akuntansi Pemerintahan dan ketentuan
perundangan yang berlaku tentang pengelolaan keuangan
pemerintah pusat dan daerah

Akuntansi Sektor Publik


NERACA  NERAKA
 Neraca merupakan komponen laporan keuangan yang
menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan
mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu

• FORMAT  ketentuan umum


• Pemerintah pusat mengikuti ketentuan yang diatur Menteri
Keuangan.
• Pemerintah daerah mengikuti ketentuan yang diatur Menteri
Dalam Negeri dan Peraturan Menteri Dalam Negeri.
• Format Neraca mengacu pada Standar Akuntansi
Pemerintahan

Akuntansi Sektor Publik


LAPORAN REALISASI ANGGARAN (LRA)
 LRA menyediakan informasi mengenai realisasi pendapatan-LRA,
belanja, transfer, surplus/defisit LRA dan pembiayaan suatu entitas
diperbandingkan dengan anggarannya.
 Informasi ini berguna untuk mengevaluasi alokasi sumber daya
ekonomi, akuntabilitas dan ketaatan terhadap anggaran
• FORMAT
• Pendapatan-LRA;
• Belanja;
• Transfer;
• surplus/Defisit-LRA;
• Penerimaan pembiayaan;
• Pengeluaran pembiayaan;
• Pembiayaan neto;
• Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran (SiLPA/SiKPA).

Akuntansi Sektor Publik


LAPORAN OPERASIONAL

 LO menyediakan informasi mengenai seluruh kegiatan operasional


keuangan entitas pelaporan yang tercerminkan dalam
pendapatan-LO, beban, dan surplus/defisit operasional dari suatu
entitas pelaporan yang penyajiannya disandingkan dengan
periode sebelumnya.

• FORMAT (Lampiran I, PP 71/2010)


• Pendapatan-LO;
• Beban;
• Surplus/Defisit dari operasi;
• Kegiatan Non Operasional;
• Surplus/Defisit sebelum Pos Luar Biasa;
• Pos Luar Biasa;
• Surplus/Defisit-LO.

Akuntansi Sektor Publik


LAPORAN ARUS KAS (LAK)

 LAK memberikan informasi mengenai sumber (cash in),


penggunaan (cash out), perubahan kas dan setara kas selama
suatu periode akuntansi serta saldo kas dan setara kas pada
tanggal pelaporan.
 Informasi ini disajikan untuk pertanggungjawaban dan
pengambilan keputusan.
 Bagian dari laporan financial yang menyajikan informasi
penerimaan dan pengeluaran kas selama periode tertentu yang
diklasifikasikan berdasarkan 1) aktivitas operasi, 2) investasi, 3)
pendanaan dan 4) transitoris (pungutan PFK  pajak)
• FORMAT – ketentuan umum

Akuntansi Sektor Publik


LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS (LPE)

 LPE menyajikan sekurang-kurangnya pos-pos ekuitas awal,


surplus/defisit-LO pada periode bersangkutan; koreksi-koreksi
yang langsung menambah/mengurangi ekuitas, dan ekuitas akhir.

• FORMAT
• Ekuitas awal;
• Surplus/defisit – LO pada periode bersangkutan;
• Koreksi-koreksi yang langsung menambah/mengurangi
ekuitas,
• Koreksi kesalahan mendasar dari persediaan yang terjadi
pada periode-periode sebelumnya;
• Perubahan nilai aset tetap karena revaluasi aset tetap.
• Ekuitas akhir.

Akuntansi Sektor Publik


LAPORAN PERUBAHAN SAL (LPSAL)

 LPSAL menyajikan secara komparatif dengan periode sebelumnya


pos-pos berikut Saldo Anggaran

• FORMAT
• Saldo Anggaran Lebih Awal;
• Penggunaan Saldo Anggaran Lebih;
• Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran tahun berjalan;
• Koreksi kesalahan Pembukuan Tahun Sebelumnya;
• Lain-Lain;
• Saldo Anggaran Lebih Akhir.

Akuntansi Sektor Publik


CATATAN ATAS
LAPORAN KEUANGAN (CALK)
 LO meliputi penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu
pos yang disajikan dalam lapaoran keuangan.
 Penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar
Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan lainnya
yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan,
seperti kewajiban kontinjensi dan komitmen-komitmen lainnya.
• FORMAT
• Penjelasan Umum
• Penjelasan Atas Pos-Pos LRA
• Penjelasan Atas Pos-Pos Neraca
• Penjelasan Atas Pos-Pos Laporan Arus Kas
• Penjelasan Atas Pos-Pos Laporan Operasional
• Penjelasan Atas Laporan Perubahan Ekuitas
• Penjelasan Atas Laporan Perubahan SAL
Akuntansi Sektor Publik
PMK No. 213 Tahun 2013
&
PMK No.215 Tahun 2016 atas perubahan
PMK 213 Tahun 2013

Akuntansi Sektor Publik


Tujuan SAPP

Safeguarding
Relevance
Asset

Feedback &
Reliability
Predictability

Akuntansi Sektor Publik


ALUR PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KL

LKKL
SATKER
KL
WILAYAH/ LRA, LPE
21.792 PROVINSI
ESELON I KL NERACA, LO
CaLK
SATKER 1.486 282 73
BLU

38

29 29
Akuntansi Sektor Publik
ALUR PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BUN

KANWIL DJPBN
KPPN/BUN
DJPBN DIT. APK
179 30 1

BUN

BEL. SUBSIDI
UTANG INVESTASI PENERUSAN TRANSFER BADAN
& LK BUN
& HIBAH PEMERINTAH PINJAMAN DAERAH LAINNYA
BEL.LAIN-LAIN

LRA, LO, LPE


LAK; LRA
NERACA
CaLK

30 30
Akuntansi Sektor Publik
ALUR PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT
KEMENTERIAN/LEMBAGA SEBAGAI PENGGUNA ANGGARAN/BARANG

LK- K/L DPR


Satker
LRA, LPE
21.792 Wilayah/
Provinsi Eselon I K/L NERACA,
CALK
LO
1.486 282 73
Satker LKPP
BLU
LRA, LPSAL
38 LPE, NERACA
LAK, LO
KONSOLIDASI CALK

Kanwil DJPBN-
KPPN/PKN DAPK
DJPBN
179 30 1
BUN

Bel.
Utang & Investasi Penerusan Transfer Subsidi & Badan
Pemerintah Pinjaman Daerah Bel. Lain- Lainnya
Hibah
lain LK-BUN BPK

LAK, LPSAL
NERACA, LO
LRA, LPE
CaLK

MENTERI KEUANGAN SEBAGAI BENDAHARA UMUM NEGARA


31 31
Akuntansi Sektor Publik
PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
PRESIDEN
Pemegang kekuasaan PKN (CEO)

MENTERI……… MENTERI…… MENTERI KEUANGAN MENTERI KEUANGAN


PENGGUNA PENGGUNA PENGGUNA SELAKU PENGELOLA FISKAL
ANGGARAN (COO) ANGGARAN ANGGARAN (BUN)  CFO

SUBSIDI
UTANG PENERUSAN TRANSFER BADAN TRANSAKSI
INVESTASI BELANJA
DAN HIBAH PINJAMAN KE DAERAH LAINNYA KHUSUS
LAIN-LAIN

Akuntansi Sektor Publik


Pengelolaan Fungsi
Bendahara Umum Negara
Menteri
Keuangan
-PPh Migas
-PNBP Migas dan
PNBP Migas Lainnya UA-BUN
-Penerimaan Laba BUMN
Perbankan dan Non-Perbankan Selaku Pimpinan Selaku
Kementrian Bendahara Umum
Keuangan Negara (SA-BUN)

Dilaksanakan
Pengelola Pengelola “BUN”
oleh
BAPP Barang (SiAP)
Setjen Depkeu

Pengelola Utang Pengelola Pengelola Pengelola Pengelola Pengelola


Pengelola
Pemerintah & Investasi Penerusan Transfer ke Belanja Subsidi dan Transaksi Khusus
Belanja Lain-lain) Badan Lain (SA-TK)
Hibah Pemerintah Pinjaman Daerah

Dilaksanakan oleh
Dilaksanakan Dilaksanakan Dilaksanakan Dilaksanakan Dilaksanakan Dilaksanakan masing-masing
oleh DJPU oleh DJKN oleh DJPBN oleh DJPK oleh DJA oleh DJPBN Eselon 1 Depkeu
(A-BL)
061, 096, 097,
099 098 070, 071 062, 069 (SA-TK)
101, 102 (SA-
(SA-IP) (SA-PP) (SA-TD) (SA-BSBL)
UP&SIKUBAH)

Akuntansi Sektor Publik


KERANGKA UMUM SAPP

DJKN SAPP

SA-BUN
SAI

SIMAK-
SAK SiAP SAUP SIKUBAH SA-IP SA-PPP SATD SA-BS SABL SATK SA-PBL
BMN

SAKUNS SAU

Akuntansi Sektor Publik


1. Sistem Akuntansi Pusat (SiAP)
Unit pemrosesan data SiAP:
• KPPN selaku UAKBUN-Daerah;
• Kanwil PKN DJPBN selaku UAKKBUN-Pusat;
• Kanwil Ditj en Perbendaharaan sebagai UAKKBUN- Kanwil;
• DJPBN cq. Dit PKN sebagai UAPBUN AP.
Laporan SiAP:
• Sistem Akuntansi Kas Umum Negara (SAKUN) yang
menghasilkan 1) Laporan Arus Kas, 2) Laporan Perubahan
Ekuitas; 3) Neraca; dan 4) CaLK.;
• Sistem Akuntansi Umum (SAU) yang menghasilkan Laporan 1)
Laporan Arus Kas, 2) Laporan Perubahan Ekuitas; 3) Neraca;
dan 4) CaLK.
Akuntansi Sektor Publik
2. Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Utang Pemerintah (SAUP)
Unit pemroresan data:
• SA-UP dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan
Resiko (DJPPR) sebagai UAPBUN-Pengelolaan Utang (Unit Akuntansi dan
Pelaporan Keuangan Pembantu Bendahara Umum Negara).

• Laporan disampaikan ke UABUN cq. Dit. APK, DJPBN


1) Laporan Realisasi Anggaran, berupa:
 Laporan Realisasi Penerimaan Pembiayaan;
 Laporan Realisasi Pengeluaran Pembiayaan;
 Laporan Realisasi Pembayaran Bunga Utang;
2) Laporan Operasional
3) Laporan Perubahan Ekuitas
4) Neraca;
5) Catatan atas Laporan Keuangan;

LPSAL + LAK dibuat oleh unit yg memiliki fungsi perbendaharaan

Akuntansi Sektor Publik


3. Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Hibah (SIKUBAH)
• Dalam rangka pelaksanaan SIKUBAH Menteri Keuangan selaku BUN menetapkan
a. DJPPR selaku UAPBUN-Pengelolaan Hibah ;
b. Direktorat Evaluasi, Akuntansi, dan Setlement, DJPPR selaku UAKPA-BUN
transaksi pendapatan dan belanj a hibah ;
c. DJPK selaku UAKPA-BUN Transaksi Belanja Hibah ke daerah .
• DJPPR selaku UAPBUN-Pengelolaan Hibah menyusun dan menyampaikan Laporan
Keuangan pengelolaan hibah kepada UABUN cq. Dit APK- DJPBN

• Laporan Keuangan yang dihasilkan:


1) Laporan Realisasi Anggaran, berupa:
 Laporan Realisasi Pendapatan hibah;
 Laporan Realisasi Belanja hibah;
2) Laporan Operasional
3) Laporan Perubahan Ekuitas
4) Neraca;
5) Catatan atas Laporan Keuangan;

Akuntansi Sektor Publik


4. Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Investasi Pemerintah (SA-IP)
• SAIP diterapkan untuk menangam transaksi investasi Pemerintah
jangka panjang. Investasi Pemerintah Jangka Panjang terdiri dari
Investasi Non Permanen dan Investasi Permanen.
• SAIP dilaksanakan oleh unit yang menjalankan penatausahaan
dan pelaporan Investasi Pemerintah dalam hal ini DJKN sebagai
UAPBUN-Pengelolaan Investasi Pemerintah . Dalam rangka
pelaksanaan SAIP dapat dibentuk satu atau beberapa UAKPA
BUN pengelolaan investasi/Unit Akuntansi Investasi Pemerintah
(UAIP)
• Laporan yang dihasilkan: 1) Laporan Realisasi Anggaran ; 2) .
Laporan Operasional; 3). Laporan Perubahan Ekuitas; 4). Neraca;
dan 5) . Catatan atas Laporan Keuangan
• Penyampaian Laporan Keuangan ke UABUN cq. Dit. APK, DJPBN.
Akuntansi Sektor Publik
5. Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Penerusan Pinjaman (SA-PPP)
Unit pemrosesan data:

• SAPPP dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q.


Direktorat Sistem Manajemen Investasi selaku UAPBUN-
Pengelolaan Penerusan Pinjaman . Dalam rangka pelaksanaan
SAPPP dapat dibentuk satu atau beberapa UAKPA BUN Pengelolaan
Penerusan Pinjaman.

• Laporan yg dihasilkan: 1) Laporan Realisasi Anggaran; 2) . Laporan


Operasional; 3). Laporan Perubahan Ekuitas; 4) . Neraca; dan 5).
Catatan atas Laporan Keuangan

• Penyampaian Laporan Keuangan ke Dit. APK-DJPBN selaku UABUN


disertai dengan Pernyataan Tanggung Jawab yang ditandatangani
oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan selaku Penanggung jawab
UAP BUN- Pengelolaan Penerusan Pinjaman
Akuntansi Sektor Publik
6. Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Transfer ke Daerah (SATD)
• Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Transfer ke Daerah
dan Dana Desa (SATD) diterapkan untuk melakukan proses
akuntansi atas transaksi transfer ke daerah dan dana desa.
• SATD dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perimbangan
Keuangan (DJPK) selaku UAPBUN-Pengelolaan Tansfer ke
Daerah dan D ana Desa. Dalam rangka pelaksanaan SATD
dapat ditunjuk satu atau beberapa UAKPA-BUN Pengelolaan
Transfer ke Daerah dan Dana Desa.
• Laporan yg dihasilkan: 1) Laporan Realisasi Anggaran; 2) .
Laporan Operasional; 3). Laporan Perubahan Ekuitas; 4) .
Neraca; dan 5). Catatan atas Laporan Keuangan

Akuntansi Sektor Publik


7. Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Belanja
Subsidi (SABS)
• Sistem Akuntansi Belanja Subsidi (SABS) mencatat transaksi
keuangan BUN terkait pengelolaan belanja subsidi.
• SABS dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Anggaran selaku unit
eselon I yang melaksanakan kewenangan Menteri Keuangan selaku
Pengguna Anggaran Belanja Subsidi . Pengguna Anggaran Belanja
Subsidi dapat menunjuk pejabat pada Kementerian
Negara/Lembaga/ Pihak Lain sebagai Kuasa Pengguna Anggaran .
• Direktorat Jenderal Anggaran merupakan UAPBUN-Pengelolaan
Belanja Subsidi . Dalam rangka pelaksanaan SABS dibentuk UAKPA
BUN, UAPPA-EI BUN, dan UAPPA BUN pengelolaan Belanja Subsidi.
• Laporan yg dihasilkan: 1) Laporan Realisasi Anggaran; 2) . Laporan
Operasional; 3). Laporan Perubahan Ekuitas; 4) . Neraca; dan 5).
Catatan atas Laporan Keuangan

Akuntansi Sektor Publik


8. SISTEM AKUNTANSI dan PELAPORAN KEUANGAN
BELANJA LAIN-LAIN (SA-BL)

• SABL mencatat transaksi keuangan BUN terkait pengelolaan


Belanja Lain-lain

 SABL tingkat UAPA dilaksanakan oleh Departemen Keuangan c.q


Direktorat Jenderal Anggaran (DJA)

• DJA merupakan UAPBUN-Pengelolaan Belanja Lain-lain . Dalam


rangka pelaksanaan SABL dibentuk UAKPA BUN, UAPPA-EI BUN,
dan UAPA BUN Pengelolaan Belanja Lain-lain

• Laporan yg dihasilkan: 1) Laporan Realisasi Anggaran; 2) . Laporan


Operasional; 3). Laporan Perubahan Ekuitas; 4). Neraca; dan
5). Catatan atas Laporan Keuangan

Akuntansi Sektor Publik


9. SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN
TRANSAKSI KHUSUS (SA-TK)
SATK diterapkan untuk menangani transaksi, antara lain seperti:
• Pengeluaran yang berhubungan dengan Keperluan Hubungan Internasional
• Pengeluaran yang berhubungan dengan Pembayaran Dukungan Kelayakan dan Fasilitas
Penyiapan Proyek, yang dikelola oleh DJPPR
• PNBP yang dikelola B endahara Umum Negara c.q. Direktorat Jenderal Anggaran
• Pengelolaan Aset yang berada dalam pengelolaan Ditjen Kekayaan Negara
• Belanja/ Beban Pensiun, Belanja/ Beban Jaminan Layanan Kesehatan, Belanja/Beban Jaminan
Kesehatan Menteri dan Pejabat Tertentu (Jamkesmen) , Belanja/ Beban Jaminan Kesehatan
Utama (Jamkestama), Belanja /Beban Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), belanja/Beban Jaminan
Kematian (JKM), Belanja/Beban Program Tunj angan Hari Tua (THT), Belanja/Beban Pajak
Pertambahan Nilai Real Time Gross Settlement Bank Indonesia (PPN RTGS BI), Belanja/Beban
Selisih Harga Beras Bulog, dan Pelaporan Iuran Dana Pensiun (IDP)
• Pendapatan dan Belanja/Beban Dalam Rangka Pengelolaan Kas Negara
• Utang PFK Pegawai;
• Utang PFK Pajak Rokok; dan
• Suspen penerimaan

Akuntansi Sektor Publik


Unit Pemroses Data SA-TK
• Unit-unit eselon 1 di lingkup Kementerian Keuangan memproses data
transaksi tersebut dan menyampaikan laporan beserta ADK kepada Dit.
APK-DJPBN
• Dalam rangka pelaksanaan SATK, dibentuk unit akuntansi sebagai berikut:
– Unit Akuntansi Koordinator Pembantu Bendahara Umum Negara
Transaksi Khusus (UAKP BUN TK) ;
– Unit Akuntansi Pembantu Bendahara Umum Negara Transaksi Khusus
(UAP BUN TK) ;
– Unit Akuntansi Koordinator Kuasa Pengguna Anggaran Bendahara
Umum Negara Transaksi Khusus (UAKKPA BUN TK) sepanjang dalam
satu jenis transaksi khusus memiliki lebih dari satu UAKPA BUN TK; dan
– Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran Bendahara Umum Negara
Transaksi Khusus (UAKPA BUN TK)

Akuntansi Sektor Publik


10. SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN
KEUANGAN BADAN LAINNYA (SA-PBL)
• SAPBL mengatur mengenai penyusunan serta
penyampaian laporan keuangan yang terdapat pada unit
organisasi pada pemerintah pusat yang termasuk dalam
Badan Lainnya.
• SAPBL dilaksanakan oleh DJPBN selaku UAP BUN PBL.
Dalam rangka pelaksanaan SAPBL, Menteri Keuangan
menetapkan karakteristik dan kriteria Unit Badan Lainnya
(UBL) serta daftar UBL. UBL terdiri dari UBL Satuan
Kerja/Bagian Satker dan UBL Bukan Satuan Kerja
• Laporan Keuangan yang dihasilkan dalam SAPBL terdiri
atas : 1). Laporan Perubahan Ekuitas;. 2) Neraca; dan 3).
Calk

Akuntansi Sektor Publik


Unit Pemroses Data SA-PBL

• Penyampaian Laporan Keuangan ke UABUN disertai


dengan Pernyataan Tanggung Jawab yang
ditandatangani oleh Penanggung jawab UAP BUN
PBL

Akuntansi Sektor Publik


LAPORAN KEUANGAN
BENDAHARA UMUM NEGARA
 Dalam rangka menyusun LKPP, Menteri Keuangan selaku Pengelola Fiskal melakukan
konsolidasi antara Laporan Keuangan BUN dan Laporan Keuangan Kementerian Negara/
Lembaga.
 Laporan Keuangan BUN disusun dan disampaikan oleh UABUN yang dilaksanakan oleh
Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Laporan Keuangan BUN disusun berdasarkan
konsolidasian Laporan Keuangan seluruh sub sistem dari SABUN, yaitu Laporan Keuangan
BUN sebagai Pengelola Kas dan Laporan Keuangan BUN sebagai Pengguna Anggaran
Bagian Anggaran BUN/ Pengelola Transaksi BUN Lainnya
 Laporan Keuangan BUN terdiri atas :
1) Laporan Realisasi Anggaran ;
2) Laporan Perubahan SAL;
3) Neraca;
4) Laporan Operasional;
5) Laporan Arus Kas ;
6) Laporan Perubahan Ekuitas; dan
7) CaLK.

Akuntansi Sektor Publik

Anda mungkin juga menyukai