Anda di halaman 1dari 126

PENGARUH METODE DISKUSI TERHADAP HASIL

BELAJAR IPA KELAS III MI NUR ATTAQWA KELAPA


GADING JAKARTA UTARA
(Kuasi Eksperimen Pada Kelas III Madrasah Ibtidaiyah Nur-Attaqwa
Kelapa Gading Jakarta)

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:
SITI MAESAROH
NIM.809018300081

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
MOTTO

“Wahai orang-orang yang melakukan perjalanan.

Perjalanan ini hanya bisa dilalui dan tercapai

tujuannya dengan keseriusan yang tinggi dan

perjalanan di waktu malam. Andai ada seseorang

yang tidak bisa besungguh-sungguh di jalan ini, lalu

ia tidur di waktu malam, kapankah ia akan

mencapai tujuannya?”

(Ibnu Zayyim)

Lakukan semua kebajikan yang kau bisa


Dengan segala sarana yang kau bisa
Dalam segala cara yang kau bisa
Disegala waktu yang kau bisa
Kepada segala orang yang kau bisa
Selama yang kau bisa
(John Wesley)
ABSTRAK

Pengaruh Metode Diskusi Terhadap Hasil Belajar IPA Kelas III MI. Nur
Attaqwa Kelapa Gading Jakarta Utara. Skripsi Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh
penggunaan metode diskusi terhadap hasil belajar IPA siswa kelas III MI Nur-
Attaqwa Kelapa Gading Jakarta Utara. Jenis penelitian ini adalah Quasi
Eksperimen.
Subjek penelitian adalah siswa kelas III MI Nur Attaqwa Kelapa Gading
Jakarta Utara tahun ajaran 2012/2013 yang terdiri dari 36 siswa. Data hasil
penelitian diperoleh dari hasil Pretest dan Posttest selama kegiatan pembelajaran
IPA berlangsung.
Dari hasil penelitian yang diambil dari dari kelas Kontrol dan Eksperimen
diperoleh hasil rata-rata Kelas Kontrol 52,80 sedangkan rata-rata kelas
Eksperimen dengan menggunakan metode Diskusi sebesar 65,65, dengan
menggunakan uji statistik thitung sebesar 0,32 dan ttabel sebesar 0,17 sehingga Ho
diterima maka metode diskusi berpengaruh

Siti Maesaroh (PGMI Dual Mode System)

i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmaanirrohim

Assalaamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Puji dan
syukur penulis panjatkan ke hadirat Illahi Robbi, yang telah melimpahkan
rahmat, nikmat, dan karunia-Nya berupa kekuatan dan keteguhan hati dalam
mengungkapkan rahasia Ilmu Pengetahuan yang mampu merubah zaman
kegelapan menjadi zaman keemasan. Karena rahmat, nikmat, dan karunia itu
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada Rasulullah Muhammad
SAW, pada keluarganya, para sahabatnya, serta pelanjut risalahnya yang telah
berjuang semata-mata untuk mensyi’arkan ajaran-ajaran dan nilai-nilai islam
kepada kita.
Skripsi ini penulis susun dalam rangka melengkapi tugas-tugas dan
memenuhi syarat-syarat untuk mencapai gelar Sarjana Program Strata 1 (S1)
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan PGMI, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa penyusunan
skripsi ini tidak dapat penulis selesaikan sendiri tanpa adanya bantuan yang
berupa kritik dan saran serta motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu, pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Ibu Dra. Nurlena Rifa’i, MA., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Bapak Fauzan, M.A., selaku Ka. Prodi PGMI.
3. Bapak Dedi Irwandi, M.Si, selaku Dosen Pembimbing, yang telah
memberikan bimbingan, petunjuk, dan arahan yang berharga kepada
penulis sampai skripsi ini selesai.

ii
4. Segenap Civitas Akademika serta para Dosen di Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan Unversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah banyak memberikan bekal Ilmu Pengetahuan kepada penulis.
5. Bapak Drs. H. Amir Mahmud, M.PdI., selaku Kepala Madrasah Nur-
Attaqwa Kelapa Gading Jakarta, yang telah memberikan izin dan
membantu penulis dalam melakukan penelitian.
6. Bpk. Agus Triyanto, S.Pd., selaku Guru bidang study IPA di MI. Nur-
Attaqwa, serta Ibu Zaenab dan bpk. Samsul Rizal yang bersedia
meminjamkan koleksi bukunya dan telah membantu penulis dalam
mengumpulkan data penelitian.
7. Dewan Guru dan Staff Tata Usaha, serta Siswa dan Siswi MI. Nur-
Attaqwa Kelapa Gading Jakarta, yang telah membantu penulis selama
penelitian.
8. Teristimewa untuk ayahanda almarhum H. Arsyad dan Ibunda Hj. Naisah
tercinta, yang telah membimbing penulis dan mengasuh penulis sejak
kecil, serta yang tidak henti-hentinya mendo’akan dan melimpahkan kasih
sayangnya, memberikan dukungan moril maupun materil. Hanya Allah
SWT yang dapat membalasnya, semoga penulis memberikan yang terbaik
untuk kalian.
9. Teman-teman kuliahku, yang telah memberikan motivasi dan kebersamaan
untuk menyelesaikan studi S1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
10. Kakak-kakakku tercinta Ahmad Harun dan Lukman Hakim, serta adik-
adikku tersayang Harom Zen dan Nurhasanudin, S.PdI yang senantiasa
memberikan dukungan dan masukan kepada penulis untuk menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
11. Anakku tersyang Nayla Ramadina yang selalu memberikan energi dan
motivasi serta selalu sabar dan ikhlas menunggu penulis di rumah setelah
selesai menunaikan tugas. Do’aku selalu menyertaimu.

iii
Berbagai kesulitan dan hambatan penulis jumpai dalam penyusunan
skripsi ini, namun berkat bantuan semua pihak, kesulitan dan hambatan
tersebut dapat diatasi.
Akhir kata penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini mungkin
masih jauh dari sempurna, karena itu kritik dan saran yang bermanfaat dan
yang bersifat membangun sangat penulis harapkan, dan penulis berharap
semoga skripsi ini dapat memperluas cakrawala Ilmu Pengetahuan bagi kita
terutama dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

Wassalaamu’alaikum warahmatullaahi Wabarakaatuh

Jakarta, September 2014

Penulis

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI


LEMBAR PENGESAHAN SIDANG MUNAQASAH
LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH
MOTTO

ABSTRAK....................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... v
DAFTAR TABEL........................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah.................................................................. 9
C. Pembatasan Masalah................................................................. 10
D. Perumusan Masalah.................................................................. 10
E. Tujuan Penelitian...................................................................... 10

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS


A. Deskripsi Teoritis
1. Pengertian Metode.......................................................... 11
2. Pengertian Pembelajaran (Active Learning)..................... 15
3. Pengertian Metode Diskusi ............................................. 16
4. Hakikat Hasil Belajar ...................................................... 21
5. Hakikat Belajar .............................................................. 25
6. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ........................... 28
B. Hasil Penelitian yang Relevan.....……………………………. 34
C. Kerangka Berfikir....................................................................... 35
D. Hipotesis Penelitian…………………………………………. 36

v
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 37
B. Metode Penelitian..................................................................... 37
C. Populasi dan Sampel......……………………………………... 38
D. Teknik Pengumpulan Data…………………………………… 38
E. Uji Instrumen Penelitian....................………………………… 39
F. Tekhnik Analisis Data……….……………......……………… 42
G. Hipotesis Statistik.........................….. ………………………. 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Deskripsi Data .................................................................. 44
B. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis
1. Uji Normalitas ..............................……………………….. 50
2. Uji Homogenitas .........................………………………….… 50
3. Pengujian Hipotesis................................................................ 51
C. Pembahasan Hasil Penelitian...................................................

53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan..................................................................... 57
B. Saran ............................................................................. 57

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….. 59
LAMPIRAN-LAMPIRAN

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data Hasil Belajar IPA Siswa 44


Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pretest 46
Tabel 4.3 Konversi Skor 47
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Posttest 48
Tabel 4.5 Konversi Skor 49
Tabel 4.6 Perbandingan Hasil Posttest dan Pretest Belajar IPA Siswa 49
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas 50
Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas 51

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 PERHITUNGAN DAFTAR DISTRIBUSI, MEDIAN , 70


MODUS, VARIANS, SIMPANGAN BAKU DAN
PERHITUNGAN KEMIRINGAN PRETEST
Lampiran 2 PERHITUNGAN DAFTAR DISTRIBUSI, MEDIAN , 72
MODUS, VARIANS, SIMPANGAN BAKU DAN
PERHITUNGAN KEMIRINGAN POSTTEST
Lampiran 3 PERHITUNGAN UJI HOMOGENITAS 74
Lampiran 4 PERHITUNGAN UJI NORMALITAS PRETEST 75
Lampiran 5 PERHITUNGAN UJI NORMALITAS POSTTEST 77
Lampiran 6 PERHITUNGAN PENGUJIAN HIPOTESIS 79
Lampiran 7 LANGKAH-LANGKAH PERHITUNGAN VALIDASI TES 82
BENTUK PILIHAN GANDA
Lampiran 8 LANGKAH-LANGKAH PERHITUNGAN UJI 85
RELIABILITAS TES BENTUK PILIHAN GANDA
Lampiran 9 LANGKAH-LANGKAH PERHITUNGAN INDEKS 88
KESUKARAN TES BENTUK PILIHAN GANDA
Lampiran 10 LANGKAH-LANGKAH PERHITUNGAN DAYA 90
PEMBEDA TES BENTUK PILIHAN GANDA
Lampiran 11 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 92
(RPP METODE DISKUSI)
Lampiran 12 LEMBAR KERJA SISWA (MENGGUNAKAN METODE 95
DISKUSI)
Lampiran 13 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 92
(MENGGUNAKAN METODE CERAMAH)
Lampiran 14 LEMBAR KERJA SISWA (MENGGUNAKAN METODE 96
CERAMAH)
UJI REFERENSI
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN
SURAT KETERANGAN DARI SEKOLAH
RIWAYAT PENULIS

viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar BelakangMasalah
Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam pembangunan
Nasional. Oleh karena itu pendidikan perlu ditata dan dikelola seiring dengan
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta kemajuan masyarakat.
Salah satu upaya yang sangat strategis dalam menata pembangunan
pendidikan adalah dengan melengkapi sarana dan prasarana yang dapat
menambah ilmu pengetahuan dan wawasan, salah satunya dengan
disediakannya sarana media yang bisa menunjang jalannya pendidikan di
lingkungan sekolah-sekolah mulai dari Taman Kanak-kanak sampai
Perguruan Tinggi.
Dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran dan pendidikan, tidak
tergantung kepada satu komponen saja misalnya guru, melainkan banyak
komponen sebagai sebuah sistem dalam proses pembelajaran. Komponen-
komponen tersebut antara lain program kegiatan, murid, sarana dan
prasarana, dana, lingkungan masyarakat, dan kepemimpinan kepala sekolah.
Namun semua komponen tersebut tidak berguna bagi tercapainya hasil belajar
peserta didik jika tidak didukung oleh keberadaan guru yang professional.
Salah satu faktor terpenting di dalam peningkatan kuantitas dan kualitas
pengajaran adalah guru. Hal ini menuntut perubahan-perubahan dalam
mengorganisasikan kelas, penggunaan metode mengajar, strategi belajar
mengajar, maupun sikap dan karakteristik guru dalam mengelola proses
belajar mengajar. Guru berperan sebagai pengelola proses belajar-mengajar,
bertindak sebagai fasilitor yang berusaha mencipatakan kondisi belajar
mengajar yang efektif, sehingga memungkinkan proses belajar mengajar,
mengembangkan bahan pelajaran dengan baik, dan meningkatkan
kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dan menguasai tujuan-tujuan
pendidikan yang harus mereka capai. Untuk memenuhi hal tersebut di atas,
guru dituntut mampu mengelola proses belajar mengajar yang memberikan

1
2

rangsangan kepada siswa, sehingga ia mau belajar karena siswalah subyek


utama dalam belajar.
Pembelajaran di sekolah merupakan kegiatan yang banyak melibatkan
aktifitas guru dan siswa, untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan perlu dilengkapi dengan berbagai sarana prasarana yang memadai
yang dapat dijadikan alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam
proses pembelajaran, guru harus mampu menggunakan berbagai alat atau
media dalam menyampaikan materi pembelajaran. Kompponen-komponen
yang terdapat dalam kurikulum adalah tujuan, materi pembelajaran, alat atau
media yang digunakan, metode dan evaluasi.Komponen-komponen tersebut
tidak dapat dipisahkan antara yang satu dengan yang lainnya.Jadi dengan
demikian jelaslah bahwa antara tujuan pembelajaran dengan media
pembelajaran memiliki keterkaitan yang sangat erat.
Kegiatan belajar bersama dapat membantu memacu belajar aktif.
Kegiatan belajar dan mengajar di kelas memang dapat menstimulasi belajar
aktif. Namun kemampuan untuk mengajar melalui kegiatan kerjasama
kelompok kecil akan memungkinkan untuk menggalakkan kegiatan belajar
aktif dengan cara khusus. Apa yang didiskusikan siswa dengan teman-
temannya dan apa yang diajarkan siswa kepada teman-temannya
memungkinkan mereka untuk memperoleh pemahaman dan penguasaan
materi pelajaran.
Penggunaan model pembelajaran dan pengembangannya dapat dikatakan
berhasil, harus dilihat dari sudut input, proses, hingga output pembelajaran.
Pada sisi input, pembelajaran harus memiliki konsep yang jelas, materi yang
jelas, pembelajar yang jelas dan perencanaan pembelajaran yang disiapkan
secara terencana dengan sesuai dengan kebutuhan kurikulum dan silabus.
Pembelajaran harus dapat memberikan kontribusi kepada siswa dan dapat
dikembangkan bagi proses pendewasaan, pengayaan keterampilan, dan
penguatan ilmu pengetahuan.
Peningkatan mutu atau kualitas pendidikan, tentunya berkaitan erat
dengan siswa, guru, sistem pendidikan, metode yang dilakukan, orang tua,
3

dan lingkungan.Lembaga Pendidikan (sekolah) merupakan wadah para siswa


untuk menggali ilmu pengetahuan, salah satu faktor penting yang dapat
mempengaruhi tingkat hasil belajar siswa adalah motivasi belajar yang ada
pada diri siswa. Adanya motivasi belajar yang kuat membuat siswa belajar
dengan tekun yang pada akhirnya terwujud dalam hasil belajar siswa tersebut.
Bagi seorang siswa, pendidikan sangatlah penting untuk masa depannya.
Namun demikian, pada kenyataannya banyak siswa yang mengalami
kesulitan dalam memahami dan mengerti tentang pelajaran yang mereka
hadapi, atau ada pula yang memang acuh tak acuh selama proses belajar
berlangsung. Hal ini merupakan ujian terpenting bagi seorang guru. Oleh
karena itulah hasil belajar hendaknya ditanamkan pada diri siswa agar dengan
demikian ia dengan senang hati akan mengikuti materi pelajaran yang
diajarkan oleh guru di sekolah. Perlu ditanamkan pada diri siswa bahwa
dengan belajarlah akan mendapatkan pengetahuan yang baik, siswa akan
mempunyai bekal menjalani kehidupannya dikemudian hari. Hal-hal yang
dapat mempengaruhi motivasi belajar pada diri siswa dapat timbul dari
dirinya sendiri, lingkungan sekolah maupun dari lingkungan keluarga. Dari
lingkungan sekolah misalnya indikator dalam belajar, guru disamping
mengajar juga hendaknya menanamkan motivasi belajar kepada siswa yang
diajarkannya.Banyak siswa dalam pembelajaran yang kurang tertarik, tidak
termotivasi belajar, minat belajar rendah, malas dan sebagainya, hal ini
mengakibatkan hasil belajar siswa menurun.
Oleh karena itulah sekolah hendaknya mengkondisikan lingkungannya
sedemikian rupa dengan demikian siswa akan termotivasi untuk belajar dan
hasil belajar memuaskan. Keberhasilan suatu proses pembelajaran dapat
diamati dari dua sisi, yaitu tingkat pemahaman dan penguasaan materi yang
diberikan oleh guru. Pemahaman seorang siswa berhubungan dengan daya
serap seorang siswa dalam pembelajaran. Daya serap siswa adalah
kemampuan atau kekuatan untuk melakukan sesuatu, untuk bertindak dalam
menyerap pelajaran oleh setiap siswa.
4

Salah satu kendala dalam proses pembelajaran di sekolah adalah adanya


perbedaan daya serap individual diantara anak yang satu dengan anak yang
lainnya walaupun dalam lingkungan dengan umur yang sama dan kelas yang
sama, yang pada akhirnya mengakibatkan hasil belajar kurang memuaskan.
Saat ini masih banyak dijumpai seorang guru dengan gaya mengajar yang
konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi seorang siswa itu sendiri.
Artinya seorang guru masih mendominasi dan tidak memberikan akses bagi
siswa untuk berkembang mandiri melalui penemuan dan proses berpikirnya.
Hal ini menjadikan banyak siswa yang pasif dalam mengikuti proses
pembelajaran. Metode yang digunakan guru dalam pembelajaran kurang
bervariasi dan terkadang mengharuskan guru untuk mengulang materi
pembelajaran sebelumnya.
Dengan demikian guru memiliki peranan penting dalam
mentransformasikan isi kurikulum yang diantaranya adalah materi pelajaran.
Guru dituntut memiliki keterampilan dan kemampuan tersendiri agar materi
pelajaran dapat sampai kepada siswa, sehingga tujuan pendidikan dapat
tercapai. Inti pelaksanaan pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar.
Keberhasilan kegiatan pembelajaran menentukan kesuksesan guru dan
sekolah dalam melaksanakan pendidikan. Sebaliknya ketidak berhasilan guru
dan sekolah ditunjukkan oleh buruknya kegiatan pembelajaran.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar secara umum adalah
faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah merupakan faktor yang
berasal dari diri individu yang bersangkutan, antara lain jasmani (fisik) dan
rohani (psikis). Sedang faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari
luar individu yang bersangkutan atau sering disebut sebagai faktor
lingkungan. Sedangkan secara khusus faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar siswa adalah: Siswa kurang motivasi dalam belajar, media
pembelajaran yang kurang lengkap, penggunaan media pembelajaran yang
tidak tepat , siswa kurang memperhatikan penjelasan guru, kepedulian orang
tua terhadap anak di rumah kurang, kurangnya melaksanakan percobaan dan
demonstrasi, sarana dan prasarana yang kurang mendukung serta metode
5

pembelajaran yang kurang tepat. Dari permasalahan yang ada penggunaan


metode pembelajaran merupakan prioritas yang utama yang harus diperbaiki.
Karena penerapan metode yang tepat akan berdampak pada hasil belajar pada
siswa. Dalam hal ini metode yang diterapkan adalah metode diskusi.
Oleh sebab itu, seorang guru yang berhasil akan selalu mempertahankan
hal itu. Guru yang terbiasa mengajar hanya bersifat pasif dengan keadaan,
akan sulit menciptakan suasana pembelajaran yang dinamis. Akibatnya, akan
sangat jauh dari keberhasilan, bahkan berimplikasi pada kegagalan
pencapaian tujuan-tujuan institusi dan pendidikan. Cara-cara pembelajaran
semacam ini sudah saatnya ditinggalkan oleh para guru yang memiliki profesi
dan tanggung jawab untuk mencerdaskan siswa.
Demikian pula metode dan model pembelajaran yang lebih terkesan guru
menguasai siswa, dimana siswa diarahkan, didikte dengan paksa. Tidak
satupun metode dan model pembelajaran yang diklaim dan dikatakan yang
terbaik, semuanya terpulang pada pribadi guru atau orang yang
menjalankannya yaitu guru yang secara langsung berhadapan dengan
pembelajaran. Mata pelajaran IPA di sekolah dasar atau Madrasah Ibtidaiyah
menekankan pada cara mencari tahu tentang alam dan bukan hanya
pengetahuan yang berupa fakta, konsep dan prinsip.
Dalam pembelajaran IPA siswa diarahkan untuk inkuiri dan berbuat
sehingga dapat membantu peserta didik dalam memperoleh pengalaman
belajar yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Dengan demikian peran
guru seharusnya hanya sebagai pendamping dan pembimbing yang
mengarahkan siswanya untuk memahami sesuai denga nalar dan kemampuan
per siswa sebelum memutuskan untuk membuat kesimpulan bersama.
Dengan cara belajar siswa aktif tentunya tidak mengartikan akan
mengurangi peran guru secara keseluruhan, walaupun bagaimana guru ada
idola di sekolah yang akan dijadikan siswa sebagai panutan dalam belajar dan
menuju pemahaman proses pendewasaan. Anak kelas rendah di MI. adalah
“anak yang berada pada rentangan usia dini.masa usia ini merupakan masa
yang pendek tetapi merupakan masa yang penting bagi kehidupan
6

seseorang.Oleh karena itu, pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak
perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal”. 1 Madrasah
Ibtidaiyah Nur Attaqwa sebagai salah satu instansi pendidikan yang
menyelenggarakan proses belajar mengajar tentunya memiliki tujuan
pendidikan dan mempunyai target atau hasil terbaik dari proses
pembelajarannya.
Penulis sebagai salah satu tenaga pendidik khususnya di kelas III turut
serta dalam membangun, membantu,dan menyelenggarakan proses kegiatan
belajar mengajar yang terbaik untuk mencapai hasil yang terbaik pula. Mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu bidang studi yang di
ajarkan dalam kegiatan belajar mengajar. Penulis memandang perlunya suatu
proses perbaikan dalam hal ini mengingat hasil belajar yang di dapat saat ini
sepertinya bisa lebih baik lagi.
Daya kemampuan (intake) siswa dan siswi kelas III secara umum cukup
baik dalam menerima pelajaran, dengan bekal ini diharapkan hasil yang
terbaik dalam pelajaran IPA dapat tercapai. Penulis berusaha mempertinggi
atau mengoptimalkan proses belajar melalui Metode Diskusi.
Dari asas belajar terbukti bahwa belajar perorangan ditunjang teori yang
menyatakan bahwa belajar haruslah dicapai secara perorangan untuk
seseorang dan berjalan baik bila siswa bekerja menurut kecepatan sendiri,
selalu aktif dalam menjalankan tugas tertentu, dan mengalami keberhasilan.
Hal ini berarti bahwa untuk setiap tujuan instruksional diperlukan himpunan
pengalaman belajar terpisah untuk setiap siswa. Beberapa penelitian
menyangkut pengajaran berdasarkan computer menuju kearah ini. Mengenal
bahwa “partisipasi aktif merupakan kunci unsur belajar, kebanyakan guru
dapat merancang pengalaman siswa mulai dari metode sederhana, sampai
kepada memberikan metode yang memberikan siswa kebebasan dan

1
Masitoh,Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan
Islam Departemen Agama Republik Indonesia , 2009 ), hal.17.
7

tanggung jawab untuk memilih pengalaman dan bahan yang sesuai gaya
belajarnya sendiri”.2
Metodologi mengajar dalam dunia pendidikan perlu dimiliki oleh
pendidik, karena keberhasilan Proses Belajar Mengajar (PBM) bergantung
pada cara/mengajar gurunya. Jika cara mengajar gurunya enak menurut
siswa, maka siswa akan tekun, rajin, antusias menerima pelajaran yang
diberikan, sehingga diharapkan akan terjadi perubahan dan tingkah laku pada
siswa baik tutur katanya, sopan santunnya, Motorik dan gaya hidupnya.
Metodologi mengajar banyak ragamnya, kita sebagai pendidik tentu
harus memiliki metode mengajar yang beraneka ragam, agar dalam proses
belajar mengajar tidak menggunakan hanya satu metode saja, tetapi harus
divariasikan, yaitu disesuaikan dengan tipe belajar siswa dan kondisi serta
situasi yang ada pada saat itu, sehingga tujuan pengajaran yang telah
dirumuskan oleh pendidik dapat terwujud/tercapai.
Dalam kegiatan belajar mengajar banyak metode yang bisa dipakai oleh
guru untuk menyampaikan pelajaran kepada anak didiknya. Dari sekian
banyak metode tidak ada metode yang paling baik, begitu sebaliknya juga
tidak ada metode yang paling buruk. Metode yang dipakai untuk
menyampaikan pelajaran dinamakan dengan metode pengajaran.
Masing-masing metode pengajaran selalu mempunyai kekurangan
maupun kelebihan. Kekurangan maupun Kelebihan itu sendiri disamping
menjadi karakter khusus dari metode itu sendiri, juga kekurangan maupun
kelebihan metode pengajaran. Itu sangat ditentukan oleh faktor lain, yaitu
audience atau objek yang dikenai metode itu, bisa pula jenis mata pelajaran
yang diajarkan. Mengingat karakter maupun jenis informasi yang dimiliki
oleh setiap mata mata pelajaran itu tidak sama, maka tidak ada satu metode
yang baik untuk semua mata pelajaran, demikian pula tidak ada satu metode
yang buruk untuk semua mata pelajaran.

2
Mukhtar, Martinis Yamin, Metode Pembelajaran yang Berhasil, (Jakarta:SasamaMitra
Suksesa, 2002), hal.13
8

Karena itu bisa jadi metode pengajaran tertentu sangat baik untuk mata
pelajaran itu pula, demikian seterusnya. Selanjutnya yang menjadi persoalan
adalah belum adanya hasil penelitian yang menyatakan bahwa untuk metode
tertentu sangat baik untuk mata pelajaran tertentu, demikian sebaliknya
jangan menggunakan metode itu, karena sangat tidak tepat untuk mata
pelajaran itu. Jika ada yang berpendapat bahwa metode tertentu baik untuk
mata pelajaran tertentu pula, namun ternyata tidak bias dipraktekkan untuk
disegala tempat, juga disegala tingkatan. Dengan demikian untuk memilih
metode mana yang paling tepat dalam rangka meningkatkan hasil belajar
untuk mata pelajaran yang tertentu, dalam hal ini khususnya mata pelajaran
IPA diperlukan langkah-langkah yang tepat.
Memilih metode guna meningkatkan prestasi belajar khususnya mata
pelajaran IPA digunakan langkah-langkah sebagai berikut :
1. pertama, mendasarkan pada pendapat orang lain ( ahli ) mengenai metode
mana yang tepat.
2. kedua, menerapkan metode tersebut kemudian membandingkan
penggunaan metode-metode itu sehingga didapatkan pilihan yang tepat
mengenai metode yang akan digunakan untuk meningkatkan prestasi
belajar.
Metode diskusi diaplikasikan dalam proses belajar mengajar untuk
mendorong siswa berpikir kritis, mendorong siswa mengekspresikan
pendapatnya secara bebas, mendorong siswa menyumbangkan buah pikirnya
untuk memcahkan masalah bersama, dan mengambil satu alternatif jawaban
atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdasarkan
pertimbangan yang seksama.

Banyak metode-metode pembelajaran yang bisa diterapkan kepada


peserta didik, namun penulis melihat bahwa IPA adalah suatu disiplin ilmu
yang memerlukan proses aktif dalam pelaksanaannya, oleh karenanya metode
diskusi menurut penulis lebih cocok dan baik mengingat keaktifan siswa lebih
baik. Dalam teori-teori instruksional yang mengkaji bagaimana mengarahkan
dan membantu siswa mencapai tujuan-tujuan instruksional yang harus
9

dicapainya, kegiatan belajar siswa harus dioptimalkan sesuai dengan


kemampuan yang dimilikinya. Teori instruksional tersebut didasarkan atas
teori belajar yang mengkaji hakikat perubahan tingkah laku dalam pengertian
mengapa tingkah laku manusia itu berubah. Baik teori belajar aliran
behavioristik maupun aliran kognitif sama-sama berpendapat bahwa proses
belajar pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku.
Dengan demikian perlu dipilihkan model pembelajaran sesuai dengan
materi ajar, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penguasaan
konsep belajar dapat membantu siswa untuk mengaitkan antara materi yang
diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Metode diskusi dipilih dengan pertimbangan metode ini akan
membangkitkan semangat siswa dan hasil belajar siswa dengan cara siswa
belajar dengan temannya yang merupakan tutor sebaya. Disamping itu siswa
akan terbiasa berfikir kritis, kreatif dan mampu berpendapat sehingga dapat
meningkatkan pemahamannya. Dengan meningkatnya pemahaman maka
hasil belajarnya juga meningkat. Penerapan metode ini tentunya tidak akan
berdiri sendiri, namun tetap didukung dengan metode yang lain, hanya saja
prioritas tetap pada metode diskusi. Sebaliknya pembelajaran tanpa
menggunakan metode pembelajaran yang tepat berdampak pada pemahaman
siswa kesulitan memahami konsep yang dipelajari. Akibatnya hasil belajar
siswa mengecewakan. Oleh karena itu dalam pembelajaran ini menggunakan
metode diskusi untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan
memperhatikan hal di atas, maka penerapan metode diskusi diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar IPA. Berangkat dari hal tersebut penulis akan
mengadakan penelitian tentang “Pengaruh Metode Diskusi Terhadap Hasil
Belajar IPA Kelas III MI. Nur -Attaqwa Kelapa Gading Jakarta Utara”.

B. Identifikasi Masalah
1. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran
2. Siswa tidak berani mengungkapkan pendapatnya.
3. Hasil belajar kurang memuaskan.
10

C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini dapat terarah sesuai dengan tujuan yang diharapkan maka
penulis membatasi masalah-masalah yang diteliti sekitar hasil belajar siswa dalam
pembeljaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di kelas III MI Nur Attaqwa
Kelapa Gading Jakarta Utara.

D. Rumusan Masalah
Agar pembahasan skripsi ini terarah dan mencapai sasaran yang hendak dituju
sebagaimana judul di atas, maka dirumuskan beberapa pokok permasalahan:
1) Bagaimana hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) siswa yang
menggunakan metode diskusi?
2) Bagaimana hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) siswa yang
menggunakan model pembelajaran Ekspositori?
3) Apakah terdapat perbedaan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) siswa
yang menggunakan metode diskusi dengan yang menggunakan model
pembelajaran ekspositori?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian


1. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian merupakan jawaban dari rumusan masalah agar suatu
penelitian dapat lebih terarah dan ada batasan- batasannya tentang objek yang
diteliti. Adapun tujuan penelitian ini adalah :
a) Untuk mengetahui pengaruh metode diskusi terhadap hasil belajar siswa dalam
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
b) Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode
diskusi dengan model pembelajaran ekspositori.

2. Manfaat Penelitian
a. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa
b. Dapat menumbuhkan aktifitas belajar siswa
c. Meningkatkan professional guru
d. Meningkatkan mutu pelayanan pendidikan MI. Nur Attaqwa
e. Memperbaiki/meningkatkan proses pembelajaran.
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritik
1. Pengertian Metode
Asal usul kata “metode” mengandung pengertian “suatu jalan yang
dilalui untuk mencapai tujuan”. Pengertian metode dari segi bahasa metode
berasal dari dua perkataan, yaitu meta dan hodos. meta berarti “melalui” dan
hodos berarti ”jalan” atau cara”.1 Dalam kamus ilmiah populer “metode”
adalah cara yang teratur dan sistematis untuk pelaksanaan sesuatu; cara
kerja. Dengan demikian metode dapat berarti cara atau jalan yang harus
dilalui untuk mencapai tujuan. Selain itu ada pula yang mengatakan bahwa
metode adalah suatu sarana untuk menemukan, menguji, dan menyusun data,
yang diperlukan bagi pengembangan disiplin ilmu tersebut.
Ada lagi pendapat yang mengatakan bahwa metode sebenarnya berarti
jalan untuk mencapai tujuan itu bermakna ditempatkan pada posisinya
sebagai cara untuk menemukan, menguji, dan menyusun data yang diperlukan
bagi pengembangan ilmu atau tersistemasisasikannya suatu pemikiran dengan
pengertian yang terakhir ini, metode lebih memperlihatkan sebagai alat untuk
mengolah dan mengembangkan suatu gagasan sehingga menghasilkan suatu
teori atau temuan. Dengan metode serupa itu, ilmu pengetahuan apapun dapat
berkembang.2
Untuk mendekatkan pengertian metode kearah yang lebih jelas akan
penulis kemukakan beberapa pendapat para ahli sebagai berikut:3
1) Hasan Langgulung mendefinisikan bahwa metode adalah cara atau jalan
yang harus dilalui untuk mencapai tujuan pendidikan.
2) Abd. Al-Rahman Ghunaimah mendefinisikan bahwa metode adalah
cara-cara yang praktis dalam mencapai tujuan pengajaran

1
Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta, Gaya Media Pratama, 2005, hlm.143
2
Ibid, h. 143
3
A. Heris Hermawan, Filsafat Pendidikan Islam, Direktorat Pendidikan Islam
Departemen Agama RI, 2009, Cet Pertama, h.235

11
12

Dari beberapa pendapat diatas secara umum dapat disimpulkan bahwa


metode adalah:
1) Suatu yang dipakai untuk mencapai tujuan.
2) Suatu teknik mengetahui yang dipakai dalam proses mencari ilmu
pengetahuan dari suatu materi tertentu.
3) Suatu ilmu dalam merumuskan aturan-aturan dari suatu prosedur
Fungsi metode secara umum dapat dikemukan sebagai pemberi jalan
atau cara yang sebaik mungkin bagi pelaksanaan operasional dari ilmu
pendidikan tersebut sedangkan dalan konteks lain metode dapat merupakan
sarana untuk menemukan, atau menguji,dan menyusun data yang
diperlukan bagi pengembangan disiplin suatu ilmu. Dari dua pendekan ini
segara dapat dilihat bahwa pada intinya metode berfungsi mengantarkan
pada suatu tujuan kepada obyek sasaran tersebut. Ada beberapa prinsip
yang perlu diperhatikan dalam pengunaan metode mengajar, prinsip
tersebut terutama berkaitan dengan faktor perkembangan kemampuan
siswa, diantaranya;
a. Metode mengajar harus memungkinkan dapat membangkitkan rasa
ingin tahu siswa lebih jauh terhadap materi pelajaran(curiosity).
b. Metode mengajar harus memungkinkan dapat memberikan peluang
untuk berekspresi yang kreatif dalam aspek seni.
c. Metode mengajar harus memungkinkan siswa belajar melalui
pemecahan masalah.
d. Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk selalu ingin
menguji kebenaran sesuatu (sikap skeptic).
e. Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk
melakukanpenemuan (berinkuiri) terhadap sesuatu topik permasalahan.
f. Metode mengajar harus memungkinkan siswa mampu menyimak.
g. Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk belajar secara
mandiri (independent study).
h. Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk belajar secara
bekerjasama (cooperative learning).
13

i. Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk lebih termotivasi


dalam belajar.4
Dalam proses belajar-mengajar, guru harus memiliki strategi, agar
siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang
diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah harus
menguasai teknik-teknik penyajian, atau biasanya disebut metode
mengajar.
Metode merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar,
metode sangat diperlukan oleh guru, dengan penggunaan yang
bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Menguasai metode
mengajar merupakan keniscayaan, sebab seorang guru tidak akan dapat
dengan baik apabila ia tidak menguasai metode secara tepat.
Dalam Al-Quran telah di sebutkan melalui ayat tentang
pentingnya suatu metode dalam pembelajaran, karena bagaimanapun
meteri yang disampaikan akan terasa menyenangkan jika seorang
guru/pendidik dapat memilih metode yang tepat sesuai dengan materi
yang akan diajarkan, sebagaimana dalam surat An-Nahl ayat 125 tentang
metode pendidikan 5
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan
hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan
cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah
yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.
a. Azas-azas Penggunaan Metode
Para ahli berpendapat tentang penggunaan metode yaitu sebagai
berikut:6
1. Hasan Langgulung berpendapat bahwa penggunaan metode didasarkan
atas tiga aspek pokok yaitu:
4
B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta, Rineka Cipta, 2002,
hlm. 149
5
Terjemah Al Qur’an, (Bandung: CV Penerbit J-Art, 2005) h, 282
6
A. Heris Hermawan, Filsafat Pendidikan Islam, Direktorat Pendidikan Islam
Departemen Agama RI, 2009, Cet Pertama, h.237
14

a) Sifat sifat dan kepentingan yang berkenaan dengan tujuan utama


pendidikan.
b) Berkenaan dengan mtode-metode yang betul-betul berlaku yang
disebut dalam Al Qur’an atau disimpulkan dari padanya.
c) Membicarakan tentang pergerakan dan disiplin dalam istilah Al
Qur’an.
2. Ahmad Tafsir, berpendapat bahwa guru dapat memilih metode yang
paling tepat ia gunakan. Dalam pemilihan tersebut banyak yang harus
dipertimbangkan, antara lain:
a) Keadaan murid yang mencakup pertimbangan tentang tingkat
kecerdasan, kematangan dan perbedaan individu lainnya.
b) Tujuan yang hendak dicapai.
c) Situasi yang mencakup hal umum
d) Alat-alat yang tersedia
e) Kemampuan pengajar
b. Macam-macam Metode Pembelajaran
Banyak sekali macam-macam metode yang dapat digunakan untuk
menyampaikan materi pelajaran, adapun metode-metode itu antara lain:
1) Teknik diskusi
2) Kerja kelompok
3) Penemuan/discovery
4) Sumbang saran/brain storming
5) Inquiry
6) Demonstrasi
7) Drill
8) Tanya jawab/dialog
9) Ceramah
10) Sosiodrama dan bermain peran/roll-playing
15

2. Pengertian Pembelajaran Aktif (Active Learning)


Pembelajaran aktif adalah sesuatu pembelajaran yang mengajak siswa
untuk belajar secara aktif. Ketika siswa belajar dengan aktif, berarti berarti
mereka mereka mendominasi aktifitas pembelajaran. Dengan ini mereka
secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari
materi, memecahkan persoalan atau mengaplikasikan apa yang baru mereka
pelajari ke dalam persoalan yang ada dalam kehidupan nyata. Dengan belajar
akif ini, peserta didik diajak untuk turut serta dalam semua proses
pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik.
Sedangkan pengertian dari active Learning dimaksudkan untuk
mengoptimalkan penggunaan potensi yang dimiliki anak didik, sehingga
semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai
dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Disamping itu pembelajaran
active Learning juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa atau anak
didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran.
Active Learning mengacu kepada tekhnik intruksional interaktif yang
mengharuskan siswa melakukan pemikiran tingkat tinggi seperti analisis,
sintesis, dan evaluasi. Siswa dalam melakukan pembelajaran aktif biasa
menggunakan sumber daya di luar pengajar seperti perpustakaaan, situs web,
wawancara, atau fokus grouf untuk memperoleh informasi mereka dapat
menunjukan kemampuannya menganalisis, sintesis, dan mengevaluasi
melalui proyek, presentasi, eksperimen, simulasi, internship, praktikum,
proyek studi independen, pengajaran kepada sejawat, permainan peran atau
dokumen tertulis.
Active Learning juga suatu pembelajaran yang mengajak siswa untuk
belajar secara aktif. Ketika siswa belajar dengan aktif, berarti mereka yang
mendominasi aktifitas pembelajaran. Dengan ini mereka secara aktif
menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi,
memecahkan persoalan atau mengaflikasikan apa yang telah mereka pelajari
kedalam satu persoalan yang ada dalam dunia nyata. Dengan belajar aktif ini
siswa diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran tidak hanya
16

mental akan tetapi melibatkan fisik juga. Dengan cara ini siswa akan
merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat
dimaksimalkan .
Keuntungan lain menggunakan strategi Active Learning bahwasanya
setiap realita siswa mempunyai cara belajar yang berbeda-beda, ada siswa
yang lebih senang membaca, ada yang senang berdiskusi, dan ada juga yang
senang praktek langsung. Inilah yang disebut dengan gaya belajar atau
Learning Style. Untuk membantu siswa dengan maksimal dalam belajar,
maka kesenangan dalam belajar itu sebisa mungkin diperhatikan. Untuk dapat
mengakomodir kebutuhan tersebut adalah dengan menggunakan variasi
strategi pembelajaran yang beragam yang mengandalakan indera belajar yang
banyak. Seperti kutipan satu pertanyaan, “mengapa belajar aktif?” alasannya
karena belajar aktif itu sangat diperlukan oleh siswa untuk mendapatkan hasil
belajar yang maksimum.
3. Pengertian Metode Diskusi
a. Pengertian Metode Diskusi
Metode menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995 : 652) adalah cara
yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud dalam ilmu
pengetahuan dsb.; cara kerja yang bersistim untuk memudahkan pelaksanaan
suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995 : 238) diskusi adalah
pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai sesuatu masalah. Dari
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode diskusi adalah cara yang
teratur yang bersifat umum dalam rangka bertukar pikiran mengenai sesuatu
masalah yang sedang dihadapi.
Diskusi adalah salah satu metode pembelajaran agar siswa dapat berbagi
pengetahuan, pandangan, dan keterampilan. 7 Tujuan diskusi adalah untuk
mengeksplorasi pendapat atau pandangan yang berbeda dan untuk
mengidentifikasi berbagai kemungkinan. Penggunaan metode diskusi dalam
pembelajaran memungkinkan adanya keterlibatan siswa dalam proses

7
Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009), hal 141
17

intersksi yang lebih luas. Metode diskusi juga digunakan dalam rangka
pembelajaran kelompok atau kerja kelompok yang didalamnya melibatkan
beberapa orang siswa untuk menyelesaikan pekerjaan, tugas atau
permasalahan. Sering pula metode ini disebut sebagai salah satu metode yang
menggunakan pendekatan CBSA atau ketrampilan proses. Kegiatan diskusi
ini dapat dilaksanakan dalam kelompok kecil (3-7 peserta) kelompok sedang
(8-12) peserta kelompok besar (13-40) peserta. Ataupun diskusi kelas.
Diskusi kelompok kecil lebih efektif daripada diskusi kelompok besar atau
diskusi kelas. Kegiatan diskusi dipimpin oleh seorang ketua atau moderator
untuk mengatur pembicaraan cara mencapai target.
Kelancaran kegiatan diskusi sangat ditentukan oleh moderator yaitu
orang yang mengatur jalannya pembicaraan supaya semua siswa sebagai
anggota aktif berpendapat secara maksimal dan seluruh pembicaraan
mengarah kepada pendapat/kesimpulan bersama. Tugas utama guru dalam
kegiatan ini sebagai pembimbing, fasilitator, atau motivator supaya interaksi
dan aktivitas siswa dalam diskusi menjadi efektif. Aktivitas siswa harus
dibimbing, dan diterapkan cara berfkir yang sistematik dengan menggunakan
logika berfikir yang ilmiah.
b. Prosedur Metode Diskusi
Pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi yang dilaksanakan
secara efektif akan berdampak banyak kepada pengalaman siswa. Hal-hal
yang harus dipersiapkan anatara lain :
1) Guru menyampaikan tujuan yang diharapkan.
2) Membentuk kelompok dan menentukan jumlah siswa tiap kelompok.
3) Menentukan tugas yang harus dilaksanakan tiap kelompok.
4) Melaksanakan diskusi kelompok.
5) Mempresentasikan hasil diskusi kelompok
6) Memberikan tanggapan terhadap kelompok lain.
7) Menyimpulkan hasil diskusi
18

c. Teknik Pelaksanaan Diskusi


Dilihat dari tekhnik pelaksanaannya, diskusi dapat digolongkan kedalam dua
macam, yaitu:8
1) Debat, didalam debat ada dua kelompok yang mempertahankan
pendapatnya masing-masing yang bertentangan. Peneoton (Audience)
dijadikan sebagai kelompok yang memutuskan mana yang benar dan
mana yang salah dalam keputusan akhir.
2) Diskusi, diskusi pada dasarnya merupakan musyawarah untuk mencari
titik pertemuan pendapat, tentang suatu masalah. Ditinjau dari
pelaksanaanya diskusi dapat digolongkan kedalam:
a) Whole group
Suatu diskusi dimana anggota kelompok yang melaksanakan tidak
lebih dari 15 (lima belas) orang peserta.
b) Buzz group
Suatu diskusi yang terdiri dari satu kelompok besar dibagi menjadi 2
sampai 8 kelompok yang lebih kecil.
c) Panel
d) Suatu diskusi yang sering digunakan yang dari satu kelompok kecil
3-6 orang peserta dengan susunan semi melingkar yang dihadapkan
pada satu kelompok besar peserta lain.
e) Caologium
Metode diskusi yang dijalankan oleh beberapa orang tetapi tidak
dalam bentuk pidato.
f) Informal Debate
Diskusi yang dilaksanakan dengan membagi kelompok menjadi 2
(dua) team yang sama kuat dan jumlahnya seimbang.
g) Fish Bowl
Diskusi yang terdiri dari seorang moderator dan satu atau tiga orang
nara sumber, duduk dalam susunan semi lingkaran berderet dengan
kursi menghadap kelompok.

8
Ibid, h 142
19

d. Kebaikan dan Kelemahan Metode Diskusi


Adapun kebaikan dan kelemahan metode diskusi adalah sebagai berikut :
1. Kebaikan
 Mendidik siswa untuk belajar bertukar pikiran.
 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat memperoleh
penjelasan dari berbagai sudut pandangan atau sumber.
 Merangsang siswa untuk mengemukakan pendapat atau menentang
pendapat teman.
 Mendidik siswa untuk menghayati pembaharuan suatu problem
secara bersama-sama.
2. Kelemahan
 Tidak semua topik dapat dijadikan pokok diskusi.
 Diskusi membutuhkan waktu yang sama.
 Tidak semua siswa berani mengemukakan pendapatnya.
 Diskusi akan didominasi oleh siswa yang berani dan biasa bicara.
Selanjutnya untuk menutupi segala kekurangan yang terdapat dalam
metode pengajaran diskusi ini, maka seorang guru harus pandai-pandai
menutupi kekurangan tadi dengan misalnya memberikan variasi-variasi pada
waktu pelaksanaan proses belajar mengajar di kelas. Variasi pada pada
penerapan metode diskusi dapat diselingi dengan metode tanya jawab dan
metode yang lainnya, yang bertujuan untuk melihat efektifitas metode
pengajaran yang diterapkan.
e. Penyebab Kegagalan Diskusi
Denis S. Couran mengidentifikasi sebab-sebab yang dapat menggagalkan
diskusi adalah:9
1) Adanya anggota kelompok yang tidak patuh pada apa yang ditentukan
(seringkali karena ketidak sengajaan)
2) Adanya anggota yang mengikuti kelompok dengan tujuan berbeda.

9
Ibid, h 145
20

3) Kadang-kadang kelompok yang mempunyai dukungan mayoritas untuk


suatu pendirian tertentu menolak diadakannya penilaian yang jujur
sebelum dimulai diskusi.
4) Beberapa anggota mungkin cenderung ingin memainkan peran yang
menyeleweng dari pokok diskusi untuk kepentingan sendiri. Mereka
cenderung tidak setuju terhadap apa saja yang dibahas.
5) Beberapa anggota mungkin kurang senang berpartisipasi dalam diskusi,
sehingga dengan demikian kelompok mungkin tidak mendapat informasi
berguna dari mereka.
6) Ada yang bersitegang memikirkan sikapnya sendiri sehingga hanya
mengemukakan generalisasi yang tidak didukung oleh fakta, dan tidak
merasa bertanggung jawab untuk memberikan fakta untuk mendukung
pendapatnya.
7) Ada anggota yang mencoba meyakinkan bahwa yang mengetahui lebih
banyak dari yang lainnya.
8) Kadang-kadang konflik pribadi timbul karena pemilihan atau
penggunaan kata-kata yang kurang bijaksana.
9) Adakalanya beberapa anggota tidak keberatan menyetujui konsensus
yang semua hanya demi mempersingkat waktu.
f. Petunjuk Praktis Pelaksanaan Diskusi
Diskusi yang dimaksud adalah pesertanya lebih banyak dari diskusi
kelompok atau diskusi kelas. Dengan demikian diharapkan siswa tidak hanya
dapat melaksanakan diskusi kelompok atau diskusi kelas di tempt terbatas
yaitu ruangan kelas saja, melinkan juga dapat melaksanakan diskusi yang
lebih banyak. Dalam upaya mempersiapkan diskusi adalah:
1) Akomodasi, diantaranya: tempat, perlengkapan, tata ruang, lembar kertas
kerja.
2) Administrasi
3) Peserta
21

4. Hakikat Hasil Belajar


Dalam kamus besar Bahasa Indonesia diungkapkan bahwa hasil belajar
adalah: “penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh
mata pelajaran, dan lazimnya ditunjukkan dengan nilai test atau angka yang
diberikan oleh guru”.10Sedangkan Hadari Nawawi berpendapat bahwa hasil
belajar adalah : “ Tingkat keberhasilan murid dalam mempelajari materi
pelajaran sekolah, yang dinyatakan dalam bentuk skor, yang diperoleh dan
hasil hasil test mengenai sejumlah materi pelajaran tersebut”. 11Hasil belajar
dapat juga disepadankan dengan prestasi belajar siswa.
Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada
individu yang belajar. Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang
menjadi hasil belajar. Menurut Winkle yang dikutip Purwanto “Hasil belajar
adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan
tingkah lakunya”.12Proses pengajaran merupakan sebuah aktivitas sadar untuk
membuat siswa belajar. Proses sadar mengandung implikasi bahwa
pengajaran merupakan sebuah proses yang direncanakan untuk mencapai
tujuan pengajaran (goal directed). Dalam konteks demikian maka menurut
Purwanto “Hasil belajar merupakan perolehan dari proses belajar siswa sesuai
dengan tujuan pengajaran (ends are beingattained). Tujuan pengajaran
menjadi hasil belajar potensial yang akan dicapai oleh anak melalui kegiatan
belajarnya”.13
Perubahan perilaku akibat kegiatan belajar mengakibatkan siswamemiliki
penguasaan terhadap materi pengajaran yang disampaikan dalamkegiatan
belajar mengajar untuk mencapai tujuan pengajaran.
Definisi hasil belajar menurut Abdurrahman yang dikutip oleh Asep
Jihad dan Abdul Haris bahwa “Hasil belajar adalah kemampuan yang

10
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, cet. Ke2
(Jakarta : Balai Pustaka), Hal. 578.
11
Hadari Nawawi, Pengaruh Hubungan Manusia di Kalangan Murid Terhadap Prestasi
Belajar di SD, (Jakarta: Th II, No.1/198 1) ,Hal. 100
12
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), Cet. 1, Hal. 45.
13
Ibid h, 45
22

14
diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar”. Belajar itu sendiri
merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh
suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan
pembelajaran, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Siswa yang berhasil
dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.
Agus Suprijono mengatakan yang dimaksud dengan “hasil belajar adalah
pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap,apresiasi
dan keterampilan”.15
Dengan mengetahui hasil belajar atau prestasi belajar siswa, seorang guru
dapt mengetahui tingkat atau kedudukan anak tersebut di dalam kelas, apakah
ia tergolong anak pandai, sedang, ataukah kurang. Biasanya hasil belajar anak
dinyatakan dalam angka, huruf ataupun kalimat-kalimat dan terdapat pada
periode tertentu.
Belajar merupakan sebuah aktifitas yang dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor, menurut Sumadi Suryabrata, Faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar adalah sebagai berikut :
a. Faktor yang berasal dari luar diri pelajar, yang digolongkan menjadi 2 ,
yaitu :
1) Faktor non sosial, adalah faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar
dan prestasi belajar. Fasilitas dan situasi yang tersedia ketika belajar,
akan member motivasi pada anak untuk lebih giat dalam belajar.
Kelompok faktor ini boleh dikatakan tak terbilang jumlahnya, seperti :
keadaan udara, cuaca, waktu, suhu udara dan alat-alat yang dipakai
untuk belajar seperti alat tulis, buku, alat peraga, dan sebagainya yang
biasa kita sebut sebagai alat pelajaran.
2) Faktor sosial, adalah faktor , hal-hal yang termasuk dalam faktor
sosial adalah: keadaan rumah, perhatian dan kasih sayang guru atau
orang tua, rasa aman, dan lainya.

14
Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pressindo,
2008), Cet.1, Hal. 14.
15
Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori Dan Aplikasi Paikem, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2009), Cet.1, hal.5.
23

b. Faktor yang berasal dari dalam diri pelajar, yang juga digolongkan
menjadi 2, yaitu :
1) Faktor-faktor fisiologis, yaitu keadaan fisik yang sehag, tegar, dan
kuat akan dapat menguntungkan dan memberikan hasil belajar yang
baik. Misalnya seorang anak yang terganggu indra penglihatannya,
maka ketika belajar mungkin anak tersebut tidak sanggup untuk
mengikuti materi demi materi yang disampaikan oleh guru.
2) Faktor psikologis, adalah sifat-sifat umum aktivitas manusia ataupun
anak, yang meliputi : perhatian, pengamatan, tanggapan dan
variasinya, fantasi,perasaan, motif-motif dan ingatan.16
Dengan memperhatikan berbagai teori di atas dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar adalah perubahan perilaku siswa akibat belajar, bahwa dalam
proses belajar dapat terjadi perubahan pengetahuannya, kecakapan dan
kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya, dan lain-lain.
Perubahan itu dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi
mengerti. Dengan kata lain hasil belajar adalah perubahan perilaku secara
keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Hasil
belajar di dapatkan oleh guru setelah melakukan serangkaian evaluasi
terhadap apa yang telah disampaikan kepada siswa sebelumnya. Muhibbin
Syah mengungkapkan “Evaluasi berarti pengungkapan dan pengukuran hasil
belajar itu, pada dasarnya merupakan proses penyusunan deskripsi siswa, baik
secara kuantitatif maupun kualitatif “.17 Tujuan evaluasi adalah :
a. Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam
kurun waktu proses belajar tertentu. Hal ini berarti dengan evaluasi guru
dapat mengetahui kemajuan perubahan tingkah laku siswa sebagai hasil
proses belajar dan mengajar yang melibatkan dirinya selaku pembimbing
dan pembantu kegiatan siswa itu.

16
Sumadi Suryabrata, Pendidikan Psykologis Cet. Ke.18 (Jakarta: Rajawali Pers, 1991),
Hal. 233-135
17
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : PT Remaja Rosda Karya 1999 ),
Hal.176
24

b. Untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa dalam kelompok


kelasnya. Dengan demikian, hasil evaluasi itu dapat dijadikan guru
sebagai alat penetap apakah siswa tersebut termasuk kategori cepat,
sedang atau lambat dalam arti mutu kemampuan belajarnya.
c. Untuk mengetahui tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam belajar. Hal
ini berarti bahwa dengan evaluasi, guru akan mengetahui gambaran
tingkat usaha siswa. Hasil yang baik pada umumnya menunjukkan
adanya tingkat usaha yang efesien, sedangkan hasil yang buruk adalah
cermin usaha yang tidak efesien.
d. Untuk mengetahui hingga sejauh mana siswa telah mendayagunakan
kapasitas kognitifnya (kemampuan kecerdasan yang dimilikinya) untuk
keperluan belajar.
e. Untuk mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metode mengajar
yang telah digunakan guru dalam proses belajar mengajar (PBM).
Dengan demikian, apabila sebuah metode yang digunakan guru tidak
mendorong munculnya prestasi belajar siswa yang memuaskan, guru
seyogyanya mengganti metode tersebut atau mengkombinasikannya
dengan metode lain yang serasi.18
Untuk mengetahui hasil belajar siswa melalui evaluasi belajar, maka
diperlukan suatu system penilaian yang tersusun dengan benar.System
penilaian ini mencakup pengumpulan sejumlah bukti-bukti yang
menunjukkan pencapaian hasil belajar.
Prinsip-prinsip dan strategi penilaian kelas yang dilakukan oleh guru,
baik yang bersifat formatif maupun sumatif harus menggunakan acuan
kriteria. Untuk itu, dalam menerapkan standar kompetensi guru harus :
a. Mengembangkan matrik kompetensi belajar (learning competency
matrix) yang menjamin pengalaman belajar yang terarah.

18
Ibid, Hal. 177
25

b. Mengembangkan penilaian otentik berkelanjutan (continuous authentic


assessment) yang menjamin pencapaian dan penguasaan kompetensi.19
Tujuan dan pengalaman belajar tertentu mungkin cukup efektif dinilai
melalui tes tertulis (Papper pencil test), sedangkan tujuan dan pengalaman
belajar yang lain (seperti bercakap dan praktikum IPA) akan sangat efektif
dinilai dengan tes praktek (Performance assessment), demikian juga metode
obeservasi sangat efektif digunakan untuk menilai aktivitas pembelajaran
siswa dalam kelompok dan skala sikap (rating scale )sangat cocok untuk
menilai aspek afektif, minat dan motivasi anak didik.20
5. Hakikat Belajar
a. Pengertian Belajar
Beberapa ahli berpendapat tentang pengertian belajar. Menurut Gagne
(1984), belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme berubah
perilakunya sebagai akibat pengalaman. Sedangkan Hamalik (1995)
berpendapat bahwa belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan
melalui pengalaman. 21 Lebih lanjut Skinner, seperti yang dikutip Barlow
(1985) dalam bukunya Educational Psycology: The Teaching-Learning
Process, berpendapat bahwa belajar adalah “suatu proses adaptasi atau
penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif.”22
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa seseorang telah dikatakan
belajar apabila pada dirinya telah terjadi perubahan tingkah laku maupun
telah memperoleh kecakapan, keterampilan dan sikap, yang semuanya
diperoleh berdasarkan pengalaman yang dialaminya.
Setiap perilaku belajar selalu ditandai oleh ciri-ciri perubahan yang
spesifik. Karakteristik perlaku belajar ini dalam beberapa pustaka rujukan.

19
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009 ), hal. 186
20
Ibid, hal. 194
21
Masitoh, Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan
Islam Depag RI 2009),cet. 1, h.3
22
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Remaja dengan pendekatan baru, (Bandung:
Rosdakarya, 1995), h.88
26

Diantara ciri-ciri perubahan khas yang menjadi karakteristik perilaku belajar


yang terpenting adalah:23
1) Perubahan Intensional yaitu, perubahan yang terjadi dalam proses belajar
adalah berkat pengalaman atau praktek yang dilakukan dengan sengaja
dan disadari, atau dengan kata lain bukan kebetulan.
2) Perubahan positif dan aktif yaitu, perubahan yang terjadi karena proses
belajar bersifat positif. Positif artinya baik, bermanfaat, serta sesuai
dengan harapan. Adapun perubahan aktif artinya tidak terjadi dengan
sendirinya.
3) Perubahan Efektif dan Fungsional yaitu, perubahan yang timbul karena
proses belajar bersifat efektif, yakni berhasil guna. Selain itu perbahan
bersifat fungsional dalam arti bahwa ia relatif menetap dan setiap saat
apabila dibutuhkan, perubahan tersebut dapat direproduksi dan
dimanfaatkan.
b. Bentuk-bentuk Belajar
Bentuk-bentuk belajar mempunyai kaitan dengan proses untuk
memperoleh hasil belajar. Oleh sebab mengajar merupakan serangkaian
upaya untuk memberi kemudahan bagi siswa agar terjadi proses belajar, maka
bentuk-bentuk belajar pun mempunyai kaitan dengan proses guru/pendidikan.
Proses guru/pendidikan dapat dipandang sebagai penciptaan lingkungan yang
member rangsangan bagi terjadinya proses belajar.
Rangsangan yang disajikan dalam proses guru/pendidikan disesuaikan
dengan bentuk-bentuk belajar tertentu, yang dapat digolongkan ke dalam
empat macam, yaitu:24
1) Belajar verbal
Bentuk belajar verbal merupakan bentuk belajar sederhana, dan
dapat menjadi dasar bagi bentuk-bentuk belajar yang lain. Bentuk belajar
ini menekankan pada kemampuan menyatakan ide dengan kata-kata,

23
Ibid, h.115
24
Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima,2009), h 54
27

seperti dalam guru/pendidikan bahasa atau kemampuan mengingat suatu


konsep atau prinsip tertentu dan menyatakan kembali dengan kata-kata.
2) Belajar konsep dan prinsip
Konsep adalah hasil penyimpulan tentang sesuatu hal berdasarkan
atas adanya ciri-ciri yang sama pada hal tersebut. Konsep adakalanya
berkaitan dengan sesuatu obyek, sesuatu peristiwa atau berkaitan dengan
manusia. Adapun prinsip adalah suatu pernyataan yang menjelaskan
tentang hubungan antara dua konsep atau lebih.
3) Belajar pemecahan masalah
Bentuk belajar kemampuan pemecahan masalah banyak menunjang
kreativitas seseorang, yakni kemampuan menciptakan ide baru, baik yang
bersifat asli ciptaannya sendiri maupun suatu perubahan dari berbagai ide
yang telah ada sebelumnya.
4) Belajar keterampilan
Keterampilan merupakan suatu kegiatan tertentu merupakan suatu
bentuk pengalaman belajar yang sepatutnya dicapai melalui proses
belajar disekolah.
Dari uraian bentuk-bentuk belajar diatas bahwasannya untuk
mencapai tujuan dari masing-masing bentuk belajar itu tidak terlepas dari
peran dan fungsi seorang guru/pendidik.
c. Prinsip-prinsip Belajar
Dalam mengerjakan sesuatu seseorang harus mempunyai prinsip tertentu,
begitu juga halnya dengan belajar. untuk menertibkan diri dalam belajar harus
mempunyai prinsip sebagaimana yang diketahui prinsip belajar memang
kompleks tetapi dapat juga dianalisis dan diperinci dalam bentuk-bentuk
prinsip atau azas balajar sebagaimana dikatakan oleh Wingo bahwa belajar
didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:25
1) Hasil belajar sepatutnya menjangkau banyak segi, yaitu meliputi
pengetahuan dan pemahaman tentang konsep, kemampuan menerapkan

25
Ibid, h 41
28

konsep, kemampuan menjabarkan dan menarik kesimpulan serta menilai


kemanfaatan suatu konsep.
2) Hasil belajar diperoleh berkat pengalaman, atau dalam istilah pendidikan
“learning by doing” yaitu belajar dengan jalan melakukan suatu
kegiatan.
3) Belajar merupakan suatu kegiatan yang mempunyai tujuan, yaitu dalam
proses belajar, apa yang ingin dicapai sepatutnya dirasakan dan dimiliki
oleh setiap siswa.
d. Tipe-tipe Belajar
Tipe belajar dikemukakan oleh Gagne pada hakekatnya merupakan
prinsip umum baik dalam mengajar maupun belajar. Adapun tipe-tipe belajar
tersebut antara lain:26
1) Belajar isyarat (Signal Learning)
2) Belajar stimulus-respon (stimulus respon learning)
3) Belajar rangkaian (Chaining)
4) Asosiasi verbal (Verbal association)
5) Belajar diskriminasi (Discrimination learning)
6) Belajar konsep (Concept learning)
7) Belajar aturan (Rule learning)
8) Belajar pemecahan masalah (Problem solving learning)
6. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
IPA merupakan singkatan dari Ilmu Pengetahuan Alam, terjemahan dari
kata-kata dalam bahasa Inggris “natural science” atau secara singkat sering
disebut “science” saja. Natural artinya alamiah atau berhubungan dengan
alam; science artinya ilmu pengetahuan. Secara umum IPA didefinisikan
sebagai suatu sistem dalam mempelajari alam melalui pengumpulan data
dengan cara observasi dan percobaan yang terkendali. Setelah data
dikumpulkan baru dapat dikemukakan teori yang lebih jauh untuk
menjelaskan apa yang telah diteliti. Akan tetapi IPA juga sering digambarkan
hanya sekedar kumpulan hukum dan katalog dari fakta-fakta yang tidak

26
Ibid, h 52
29

berhubungan. Gambaran yang sempit tersebut akhirnya akan mempengaruhi


cara menyikapi IPA sebagai hal yang rumit dan membosankan.
Bagaimana Hakikat IPA sebenarnya? IPA bukan sekedar kumpulan
hukum dan fakta-fakta, seperti para ahli berkata bahwa IPA ”It is a creation
of human mind, with its freely invented ideas and concepts” Hal ini
mengandung maksud bahwa IPA adalah : “ Hasil kreasi dari pemikiran
manusia, yang dengan kebebasan berfikirnya menemukan ide-ide dan konsep-
konsep. Definisi tersebut diatas menghapus sebagian besar pandangan sempit
tentang Ilmu Pengetahuan Alam.
Paolo dan Martin yang dikutip oleh Iskandar, mendefinisikan IPA untuk
anak-anak terdiri dari kegiatan:
1) Mengamati apa yang terjadi;
2) Mencoba memahami apa yang diamati;
3) Mempergunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang akan
terjadi; dan
4) Menguji ramalan-ramalan di bawah kondisi-kondisi untuk melihat
apakah ramalan tersebut benar.
Secara lebih luas, Negel menyatakan bahwa IPA dapat dilihat dari tiga aspek,
yaitu:
1) IPA sebagai alat untuk menguasai alam dan untuk memberikan
sumbangan kesejahteraan umat manusia;
2) IPA sebagai suatu pengetahuan yang sistematik dan tangguh dalam artian
hasil atau kesimpulan yang didapat dari berbagai peristiwa; dan
3) IPA sebagai suatu metode untuk mendapatkan atau mengetahui penyebab
dari suatu kejadian atau hukum-hukum ataupun teori-teori dari objek
yang diamati.27

Dari beberapa pengertian IPA diatas dapat dideskripsikan bahwa IPA


bukan sekedar kumpulan hukum dan fakta semata, namun lebih dari itu, IPA
adalah suatu objek atau bidang studi yang membahas kenyataan, fakta-fakta,
dan teori-teori untuk menggambarkan tentang kerja dari alam dan merupakan
27
Karso, Dasar-dasar Pendidikan MIPA( Jakarta: Universitas Terbuka, 1993), Hal.23
30

kreasi dari pemikiran manusia dalam mengemukakan ide-idenya ataupun


konsep-konsep secara bebas. Seluruh pemikiran ini sangat bermanfaat bagi
kehidupan anak. Dengan belajar sains, anak belajar pula untuk memecahkan
masalah kehidupan.
Dengan kata lain IPA dapat dipandang dari beberapa dimensi. Pertama,
dimensi IPA sebagai produk yaitu sebagai kumpulan pengetahuan
tentang IPA yang telah teruji kebenarannya dan telah ditemukan oleh ahli
IPA terdahulu. Kedua, IPA sebagai proses yaitu cara memperolehnya,
yang tidak lain adalah metode ilmiah. Oleh karena itu mengajarkan IPA
pada siswa SD/MI tidak cukup hanya dengan mentransfer apa yang ada
di buku paket, akan tetapi lebih jauh dari itu anak harus diajak ke alam
IPA yang lebih konkret. Anak diajak untuk melakukan pengamatan dan
observasi seolah mereka menjadi”ilmuwan cilik” mereka melakukan
pengamatan dan penemuan sendiri.28

Apabila IPA diajarkan dengan benar dimana anak bukan hanya duduk,
dengar, catat dan hapal (DDCH) akan tetapi mereka melakukan pengamatan
dan percobaan, maka akan berkembang sikap ilmiah.
Menurut Wyne Harlen dalam Darmodjo setidaknya ada sembilan aspek
sikap ilmiah yang dapat dikembangkan melalui pembelajaran IPA di sekolah
dasar. Sikap tersebut tentunya sikap terhadap alam sekitar. Sikap tersebut
antara lain:
a. Sikap ingin tahu, sikap ingin tahu adalah sikap yang ingin selalu
mendapatkan jawaban yang benar dari objek yang diamatinya. Anak
mengungkapkan rasa ingin tahunya dengan jalan bertanya. Bertanya pada
gurunya, temannya atau bertanya pada dirinya sendiri.
b. Sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru, sikap ingin tahu anak dapat
dipupuk dengan cara mengajaknya melakukan pengamatan langsung
pada objek-objek yang ada di sekitar mereka. Yang mereka peroleh akan
dapat memberikan sesuatu yang baru baginya tentang objek yang
diamatinya itu.

28
Endang Wahyudiana, Modul Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru, “Ilmu Pengetahuan
Alam”, (Jakarta: UNJ, 2011), Hal. 181
31

c. Sikap kerjasama, sikap ini dapat dipupuk pada anak dalam bentuk kerja
kelompok, pengumpulan data maupun diskusi untuk menarik kesimpulan
hasil observasi.
d. Sikap tidak putus asa. Dalam upaya menggali pengetahuan, anak kadang
menemukan kegagalan. Akan tetapi kegagalan tersebut tidak akan lantas
membuat mereka tidak putus asa. Mereka akan terdorong untuk
mengulangi percobaan atau observasi yang gagal tersebut hingga berhasil
pada tujuan yang diharapkan.
e. Sikap tidak berpurba sangka, ada kalanya dengan hanya berpikir rasional
kadang terjadi kesalahan dalam mencari kebenaran. Seperti orang telah
berabad-abad mempercayai kebenaran bahwa matahari beredar
mengelilingi bumi. Oleh karena itu mencari kebenaran dalam IPA selain
melalui berpikir yang rasional juga selalu menjunjung objektivitas.
Objektifitas inilah menjadikan anak dalam menetapkan kebenaran tidak
lagi purbasangka.
f. Sikap mawas diri, anak yang mempelajari IPA sangat menjunjung tinggi
kebenaran. Kebenaran bukan hanya pada luar dirinya akan tetapi juga
akan ditujukan terhadap dirinya sendiri. Merka akan menjunjung tinggi
kebenaran dan akan berani melakukan koreksi pada dirinya sendiri. Oleh
karena itu mereka akan hati-hati untuk melakukan kesalahan.
g. Sikap bertanggung jawab, sikap ini dapat dikembangkan anak melalui
pembuatan laporan hasil penelitian, hasil pengamatan, atau hasil kerjanya
kepada teman sejawat, guru atau orang lain sejujur-jujurnya. Dengan
demikian anak akan belajar berani mempertanggungjawabkan apa yang
telah diperbuatnya.
h. Sikap berpikir bebas, Mencatat atau merekam hasil pengamatan secara
objektif sesuai dengan apa adanya atau membuat laporan sesuai dengan
apa yang mereka kerjakan merupakan hal yang paling penting dalam
pembelajaran IPA untuk mengembangkan sikap berpikir bebas. Jadi
mereka tahu sesuatu bukan hanya karena mereka diberitahu dan tunduk
32

kepada guru akan tetapi mereka dapat temukan hal itu secara mandiri dari
berbagai sumber.
i. Sikap disiplin diri, kedisiplinan diri dapat diartikan sebagai kemampuan
seseorang untuk dapat mengontrol atau mengatur dirinya menuju kepada
tingkah laku yang dikehendaki dan yang dapat diterima oleh masyarakat.
Dalam pembelajaran IPA sikap ini dapat dikembangkan melalui
percobaan/eksperimen. Dalam eksperimen diperlukan adanya disiplin
dalam melaksanakan prosedur yang sistematis. Yang jika tidak dilakukan
sesuai prosedur maka percobaan akan gagal tidak mencapai kesimpulan
yang diharapkan.29
Jika memperhatikan hakikat IPA di atas maka IPA dapat dilihat dari
beberapa dimensi yakni produk, proses dan pengembang sikap. Pembelajaran
IPA di SD/MI harus mencakup ketiga dimensi tadi. Oleh karena itu
pembelajaran IPA pada anak SD/MI tidak cukup hanya dengan mentransfer
apa yang ada di buku paket, akan tetapi lebih jauh dari itu anak harus diajak
ke alam IPA yang lebih konkret. Anak diajak untuk melakukan pengamatan
dan observasi seolah mereka menjadi ”ilmuwan cilik” mereka melakukan
pengamatan dan penemuan sendiri. Melalui pembelajaran IPA seperti itu
pengetahuan anak akan bertambah begitu pula sikap dan keterampilan proses
pun berkembang.
Sejalan dengan karakteristik bidang studi IPA maka pendekatan
keterampilan proses dapat digunakan sebagai pendekatan pembelajaran IPA
di SD/MI . Pendekatan ini disebut pendekatan keterampilan proses karena
memiliki ciri-ciri khusus berkenaan dengan proses pengolahan informasi
yaitu 1) ilmu pengetahuan tidak dipandang sebagai produk semata, tetapi
terutama sebagai proses. 2) anak dilatih untuk terampil dalam memperoleh
dan memproses informasi dalam pikirannya sesuai dengan langkah-langkah

29
Hendro Darmodjo, JRE Kaligis. Pendidikan IPA II, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan
,1992), Hal. 7
33

metode ilmiah, misalnya terampil dalam mengobservasi, mengklasifikasi,


anak juga dilatih membuat hipotesis dan mengujinya melalui eksperimen.
Jadi pembelajaran dengan pendekatan proses mengutamakan aktivitas
siswa untuk memperoleh informasi dari berbagai sumber (misalnya dari
observasi, eksperimen, dan sebagainya). Guru tidak dominan melainkan
bertindak sebagai organisator dan fasilitator. Dalam pendekatan keterampilan
proses anak dipandang sebagai subjek sekaligus sebagai objek pembelajaran.
Tekanannya pada pengembangan intelektual dan emosional sehingga menjadi
manusia yang utuh. Selanjutnya bahwa pembelajaran dengan pendekatan
keterampilan proses membekali anak keterampilan untuk mendapatkan ilmu
pengetahuan. Sehingga tidak mustahil kelak akan lahir hukum ucok, teori
buyung, postulat ujang dan sebagainya. Mereka bukan hanya sebagai
pengkonsumsi tapi juga penemu-penemu pengetahuan.
Begitu juga dengan pengembangan sikap. Anak yang belajar IPA dengan
benar akan mengembangkan sikap ilmiah mereka. Melalui pembelajaran IPA
dengan pendekatan keterampilan proses akan berkembang sikap ingin tahu,
menghargai pendapat orang lain, tidak purba sangka akan tetapi meyakini
kebenaran selalu objektif berdasarkan bukti. karena anak melakukan kegiatan
pembelajaran
Media pembelajaran adalah perlengkapan yang digunakan untuk
memperjelas pesan danmemungkinkan terjadinya interaksi antara siswa
dengan pesan jika dikelompokkan, media terdiri dari media yang harus
didesain atau dibuat terlebih dahulu (by Design) dan ada yang tinggal pakai
(by Utilization).
Pada pembelajaran IPA media yang harus didesain terlebih dahulu bisa
berupa alat-alat seperti torso, gambar, alat-alat percobaan dan sebagainya.
Bahkan dengan kemajuan teknologi, saat ini telah banyak diterapkan
pembelajaran berbantuan komputer (Computer Assisted Instruction/CAI).
Sedangkan yang tinggal pakai seperti kebun, tanah lapang, tanaman, sungai,
dan benda lainnya yang tersedia di lingkungan yang dapat langsung
digunakan tanpa harus membuatnya terlebih dahulu.
34

Tidak ada media yang terbaik. Termasuk pada pembelajaran IPA. Yang
mungkin adalah pemilihan media yang tepat sehingga dengan media tersebut
pencapaian tujuan pembelajaran akan lebih efektif. Pada prinsipnya pemilihan
media dapat dilakukan dengan mengingat 3K, yaitu:
(1) ketepatan dengan tujuan pembelajaran,
(2) kesesuaian dengan sasaran, dan
(3) kemudahan dalam pengadaannya.
Karakteristik pembelajaran IPA adalah pembelajaran tidak lepas dari
observasi dan pengamatan. Sedangkan objek pengamatan dan eksperimennya
tidak lain adalah benda dan kejadian yang ada di sekitar kehidupan siswa.
Sesuai dengan karakteristik IPA dan berpatokan pada prinsip pemilihan
media pembelajaran di atas maka pada pembelajaran IPA guru harus sedapat
mungkin menjadikan lingkungan sekitar sebagai media pembelajaran.
Sebenarnya pemilihan media pembelajaran IPA tidaklah terlalu sulit.
Lingkungan menyediakan sarana dan sumber belajar yang lengkap dan tidak
pernah habis. Yang terpenting adalah kemauan guru melakukan hal tersebut
dengan penuh loyalitas dan tanggung jawab.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Berdasarkan hasil penelitian, yang dilakukan oleh TH. Kunang Gayatri
dengan judul “Penggunaan Metode Diskusi Untuk meningkatkan Hasil
Belajar IPA Pada Siswa Kelas IV SDN Sambi 4 Tahun 2009/2010”.
Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat ditarik kesimpulan
bahwa dengan menggunakan metode diskusi dapat meningkatkan hasil belajar
IPA siswa klas 4 SDN Sambi 4 Tahun Pelajaran 2009/2010. Melalui metode
diskusi akan membangkitkan semangat belajar siswa. Proses pembelajaran
akan lebih kreatif karena semua siswa dapat mengutarakan pendapatnya, siswa
akan lebih aktif dan tidak merasa bosan.Sehingga dengan menggunakan
metode diskusi proses pembelajaran akan lebih menyenangkan, aktif, kreatif
dan tidak membosankan sehingga dengan menggunakan metode diskusi hasil
belajar siswa dapat meningkat
35

C. Kerangka Pikir

Siswa kurang aktif dalam pembelajaran IPA

Penggunaan Berbagai Metode Terhadap Hasil Belajar Siswa

Metode Diskusi

Metode Diskusi berpengaruh terhadap hasil pembelajaran IPA.

Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu ilmu dasar
yang harus dikuasai oleh siswa, sebab IPA tidak dapat dipisahkan dalam
kehidupan sehari-hari.Oleh karena itu pendidik dituntut untuk lebih terampil,
kreatif, dan inovatif lagi dalam memberikan materi yang diajarkan. Ada
banyak cara yang bisa digunakan oleh pendidik untuk meningkatkan prestasi
belajar siswa pada mata pelajaran IPA di sekolah, diantaranya penggunaan
metode pembelajaran yang tepat.
Pada mata pelajaran IPA, pendidik bisa menggunakan metode diskusi
sebagai metode pembelajaran yang paling sederhana dan paling mudah
dimengerti oleh siswa, sehingga pada saat pembelajaran siswa tidak mudah
bosan dan pembelajaran pun dapat berlangsung dengan menyenangkan. Jika
pembelajaran dapat berlangsung dengan menyenangkan, maka prestasi belajar
siswa pun akan meningkat. Berdasarkan uraian di atas, penulis menduga
bahwa terdapat pengaruh antara penggunaan metode Diskusi terhadap hasil
belajar siswa di sekolah. Semakin terampil pendidik dalam menggunakan
metode Diskusi maka akan semakin baik hasil belajar siswa, sebaliknya
apabila pendidik tidak terampil dalam menggunakan metode Diskusi maka
semakin rendah hasil belajar siswa.
36

D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan karangka berfikir yang telah penulis paparkan, maka
hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan metode Diskusi terhadap
hasil belajar siswa.
H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan penggunaan metode Diskusi terhadap
hasil belajar siswa.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di MI. Nur Attaqwa yang merupakan
sekolah swasta di bawah naungan Departemen Agama. Secara geografis MI.
Nur Attaqwa terletak di Jalan Pegangsaan Dua Kecamatan Kelapa Gading
Jakarta Utara. Madrasah Ibtidaiyah ini dipimpin oleh kepala sekolah H. Amir
Machmud, M.Pd. Sekolah ini dalam proses kegiatannya berada dalam
naungan Yayasan Nur Attaqwa.
Waktu penelitian dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2011-
2012, yaitu mulai bulan April 2012.
B. Metode Penelitian
1. Metode penelitian
Dengan melihat permasalahan yang telah dirumuskan, maka penelitian
ini dapat dikategorikan sebagai jenis penelitian quasi eksperiment.
Penelitian eksperimental adalah penelitian dengan melakukan percobaan
terhadap kelompok-kelompok eksperimen. Terhadap kelompok-kelompok
eksperimen dikenakan perlakuan-perlakuan tertentu dengan kondisi-kondisi
yang dapat dikontrol. Data sebagai hasil pengaruh perlakuan terhadap
kelompok eksperimen diukur secara kuantitatif kemudian dibandingkan.1

Tabel 3.1
Desain Penelitian
Kelas Perlakuan Test
(R)E Diskusi (XE) Hasil Belajar (YE)
(R)K Ceramah (XK) Hasil Belajar (YK)

Keterangan:

1
Amrul Hadi dan haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Bandung, Pustaka
Setia, 2005) hlm.53.

37
38

E : Kelas Eksperimen
K : Kelas Kontrol
XE : Perlakuan yang dilakukan pada kelas eksperimen, yaitu penerapan
metode Diskusi
XK : Perlakuan yang dilakukan pada kelas kontrol, yaitu penerapan
pembelajaran dengan metode ekspositori.
Y : Tes akhir
R : Pemilihan subjek secara acak
C. Populasi dan Sampel
Tehnik yang dilakukan untuk memperoleh sampel penelitian adalah
pengambilan unit siswa sebanyak 2 kelas, dengan:
a. Populasi
Populasi terjangkau adalah siswa kelas III MI. Nur Attaqwa Kelapa
Gading Jakarta Utara yang berjumlah 71 orang.
b. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel yang
diambil adalah dua kelas yaitu kelas III a dan III b. Dari dua kelas tersebut
diundi, kelas mana yang akan dijadikan kelas eksperimen dan dijadikan
kelas kontrol.
Dalam penelitian ini kelas III A berjumlah 36 orang sebagai kelas
eksperimen dan kelas III B berjumlah 35 orang sebagai kelas kontrol.

D. Teknik Pengumpulan Data


1. Data penelitian
Data dalam penelitian eksperimen ini dilakukan dengan menggunakan
tekhnik tes objektif, dimana tes yang dikerjakan oleh kedua kelas tersebut
adalah sama.
2. Instrumen Penelitian
a. Instrumen Pengumpul Data
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif
b. Kisi-kisi instrumen
39

Instrumen tes hasil belajar digunakan untuk memperoleh tingkat hasil


belajar siswa. Indikator yang akan diukur melalui tes objektif
E. Uji Instrumen Penelitian
Uji coba instrumen ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kualitas
instrumen penelitian yang akan digunakan. Uji coba intrumen yang dilakukan
dalam penelitian ini hanya dilakukan Uji validitas.
1. Uji Validasi
Validitas yang digunakan adalah validitas ini (content validity),
dimana suatu tes yang digunakan merupakan sampel yang mewakili
kemampuan yang diukur. Validitas item untuk mengukur butir soal
dihitung dengan menggunakan rumus koefisien korelasi biserial, yaitu
sebagai berikut:2
M p  Mt p
rpbi 
St q
Keterangan:
rpbi = koefisien korelasi biserial

Mp = rata-rata skor yang menjawab benar bagi item yang dicari


validitasnya
Mt = rata-rata skor total
p = proporsi siswa yang menjawab benar
 banyaknyasiswa yang menjawab benar 
 p  
 jumlah seluruh siswa 
q = proporsi siswa yang menjawab salah
(q = 1 – p)
Dengan menggunakan kriteria  = 0,05 hasil uji coba instrumen diperoleh
dari 25 butir soal yang diuji cobakan terdapat 13 butir soal yang tidak valid
dan 12 soal valid (lihat lampiran 7)

2
Anas Sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada,2010), h. 258
40

2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu instrument cukup dipercaya untuk digunakan
sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. Untuk
uji coba instrument dalam penelitian ini digunakan reliabilitas instrument,
yaitu diperoleh dengan analisa data dari satu kali hasil pengetesan. Adapun
intuk mengetahui reliabilitas instrument yang berkaitan dengan kestabilan,
kekonstantanan, dan keajegan alat ukur dalam penelitian ini menggunakan
rumus KR-20, yaitu:3

 k  s   pq 
2
r11    
 k - 1  s2 
keterangan:
r11 : Reliabilitas instrument
k : Banyaknya butir pertanyaan/soal
2 :
s Varians Total
p : proporsi subjek yang menjawab soal benar
q : proporsi subjek yang menjawab soal salah
∑pq : Jumlah hasil perkalian p dan q

Jika r11 r table, maka soal dikatakan reliable, dengan = 5%. Dari 15
butir soal yang valid, selanjutnya dihitung reliabilitas dengan menggunakan
KR-20, dan diperoleh koefisien reliabilitas = 0,61 (lihat lampiran 8 )
3. Uji taraf kesukaran
Uji taraf kesukaran instrumen penelitian dihitung dengan menghitung
indeks besarannya dengan rumus:4
P= B
JS
Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = jumlah siswa yang menjawab soal tersebut dengan benar

3
Ibid, h. 258
4
Suharsimi Arikunto, Dasar- dasar Evaluasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 222-223
41

JS = jumlah total peserta


Klasifikasi
P=0,00-0,29 : sukar
P=0,30-0,69 : sedang
P=0,70-1,00 : mudah5

Uji taraf kesukaran digunakan untuk mengetahui soal-soal yang sukar,


sedang dan mudah. Bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya suatu
soal disebut indeks kesukaran. Dari hasil perhitungan taraf kesukaran dari 25
soal terdapat 8 kriteria soal mudah, 17 berkriteria soal sedang, 0 soal
berkriteria sukar. (Lihat Lampiran 9)
4. Uji daya pembeda soal
Rumus yang digunakan untuk pengujian daya pembeda adalah sebagai
berikut:6
D = PA – PB = BA BB
JA JB
Keterangan:
D = Indeks Daya Pembeda
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Klasifikasi daya pembeda adalah sebagai berikut:
D < 0,00 : sangat jelek
D = 0,00 - 0,19 : jelek
D = 0,20 - 0,39 : cukup
D = 0,40 – 0,69 : baik
D = 0,70 – 1,00 : baik sekali7

5
Ibid, h 222-223
6
Ibid, h 222-223
42

Hasil perhitungan daya pembeda dari 25 soal terdapat 7 soal berkriteria


baik, 9 berkriteria cukup dan 8 soal memililki kriteria jelek (lampiran 10)
F. Teknik Analisis Data
1. Pengujian prasyarat analisis
a. Uji normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data pada dua
kelompoksampel yang diteliti yang berasal dari populasi yang berdistribusi
normal atau tidak. Dalam penelitian ini, pengujian normalitas
menggunakan Chi Kuadrat (X2 hitung), dengan rumus8:

 fo  fe 
2
 2 k
 x  
 i 1 fe 
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk melihat kehomogenan populasi. Uji
homogenitas yang digunakan adalah uji Fisher, yaitu:9
S12 var ians terbesar
F 2 
S 2 var ians terkecil

n X i2   X i 
2

dim ana : S 
nn  1
Keterangan:
F : Homogenitas
S12 : varians data pertama (varians terbesar)

S 22 : varians data kedua (varians terkecil)


Dengan hipotesis:
Ho : data memiliki varians homogen
Ha : data tidak memiliki varian homogen
Kriteria pengujian: tolak Ho jika Ftabel < Fhitung dan terima Ho untuk
kondisi lainnya.

7
Ibid, h 227-228
8
Riduwan, Dasar-dasar Statistika (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 190
9
Sudjana, Matoda Statistika (Bandung:Tarsito,2005), cet. III, h 249
43

c. Pengujian hipotesis
Untuk uji hipotesis, peneliti menggunakan rumus uji t. Rumus
yang digunakan adalah:10

t hitung 
X1 - X 2
dengan s 
n1 - 1s12  n2  1s22
1 1 n1  n2  2
s 
n1 n2

Keterangan:
thitung : harga t hitung
X1 : nilai rata-rata hitung data kelompok Kontrol

X2 : nilai rata-rata hitung data kelompok Eksperimen

s12 : varians data kelompok Eksperimen

s 22 : varians data kelompok Kontrol


sgab : simpangan baku kedua kelompok
n1 : jumlah siswa pada kelompok Eksperimen
n2 : jumlah siswa pada kelompok Kontrol
G. Hipotesis Statistik
Adapun hipotesis statistik yang akan diuji adalah sebagai berikut:
H0 : μ1 ≤ μ2
H1 : μ1 > μ2

Keterangan:
H0 = hipotesis nol
μ1 = rata-rata hasil belajar IPA siswa dengan menggunakan metode
ceramah
μ2 = rata-rata hasil belajar IPA siswa

10
Ibid, h. 239
44

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data
1. Deskripsi Data Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MI. Nur Attaqwa Kelapa Gading Jakarta Utara di
kelas III, yaitu kelas III A sebagai kelas eksperimen dan III B sebagai kelas kontrol.
Sampel yang digunakan sebanyak 71 siswa, 36 siswa di kelas eksperimen dan 35
siswa di kleas kontrol. Kelas III b sebagai kelas kontrol melakukan pembelajaran
IPA dengan menggunakan metode ekspositori dan kelas IIIa sebagai kelas
eksperimen menggunakan metode diskusi.
Instrumen penelitian adalah tes dengan 12 butir soal pilihan ganda yang telah
melalui proses validasi. Kedua kelas yang diteliti yaitu kelas IIIa sebagai kelas
eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran diskusi dan kelas IIIb sebagai
kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran ekspositori diberikan tes soal
yang sama. Hal ini bertujuan agar dapat mengetahui perbedaan hasil belajar IPA dari
kedua kelas tersebut. dari hasil tes kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh data
sebagai berikut:
Tabel 4.1

Data Hasil Belajar IPA Siswa

No Kelas Kelas
Responden Responden
Eksperimen Kontrol
1 A1 45 B1 40
2 A2 60 B2 60
3 A3 75 B3 40
4 A4 55 B4 50
5 A5 40 B5 40
6 A6 75 B6 40
7 A7 70 B7 40
8 A8 40 B8 30
9 A9 85 B9 20

44
45

10 A10 50 B10 40
11 A11 65 B11 65
12 A12 50 B12 20
13 A13 85 B13 80
14 A14 75 B14 70
15 A15 55 B15 20
16 A16 50 B16 20
17 A17 75 B17 60
18 A18 55 B18 30
19 A19 65 B19 70
20 A20 75 B20 80
21 A21 65 B21 60
22 A22 65 B22 60
23 A23 70 B23 65
24 A24 75 B24 60
25 A25 75 B25 65
26 A26 80 B26 70
27 A27 80 B27 75
28 A28 60 B28 60
29 A29 70 B29 70
30 A30 50 B30 40
31 A31 70 B31 70
32 A32 70 B32 70
33 A33 60 B33 60
34 A34 55 B34 40
35 A35 65 B35 65
36 A36 80 B36 75
46

Dan berikut disajikan data hasil perhitungan akhir tes kelas yang menggunakan
metode pembelajaran diskusi dan kelas yang menggunakan pembelajaran model
ekspositori setelah proses pembelajaran selesai dilaksanakan.
1. Hasil Belajar IPA Siswa Kelas yang menggunakan metode diskusi. Dari hasil
tes yang diberikan kepada kelas eksperimen diperoleh nilai rata-rata 65,65
dengan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 40. Data hasil tes IPA yang
diperoleh disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen

Frekuensi
Nilai
Absolut Komulatif Relatif (%)

40-47 3 3 8,33
48-55 8 11 22,2
56-63 3 14 8,33
64-71 10 24 27,8
72-79 7 31 19,4
80-86 5 36 13,9
Jumlah 36 100

Dari tabel distribusi frekuensi di atas, data dapat dibuat kedalam bentuk
histogram sebagai berikut:
47

12

10

0
40-47 48-55 56-63 64-71 72-79 80-86

Gambar 1
Histogram dan Polygon distribusi Frekuensi
Hasil Kelas Eksperimen Belajar Ilmu Pengetahuan Alam

Dari gambar diatas dapat dilihat frekuensi absolut tertinggi berada pada
rentang 64-67, dan frekuensi absolut terendah berada pada rentang 40–47 dan
56-63.
Berdasarkan nilai Kelas Eksperimen menggunakan metode diskusi
diperoleh data, bahwa rata-rata nilai Kelas Eksperimen adalah 65,65. Rata-
rata Kelas Eksperimen termasuk kategori baik. Kategori nilai rata-rata
tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3
Konversi Skor

Angka 100 Angka 10 Huruf Keterangan


80 – 100 8,0 – 10,0 A Baik Sekali
60 – 79 6,0 – 7,9 B Baik
40 – 59 4,0 – 5,9 C Cukup
20 – 39 2,0 – 4,9 D Kurang
0 – 19 0,0 – 1,9 E Gagal
48

a. Data Kelas Kontrol


Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol
Frekuensi
Nilai
Absolut Komulatif Relatif (%)
20-30 6 6 16,7
31-41 8 14 22,2
42-52 1 15 2,78
53-63 7 22 19,4
64-74 10 32 27,8
75-85 4 36 11,1
Jumlah 36 100

Dari tabel distribusi frekuensi di atas, data dapat dibuat kedalam bentuk
histogram sebagai berikut:
12

10

0
20-30 31-41 42-52 53-63 64-74 75-85

Gambar 2
Histogram dan Polygon distribusi Frekuensi
Hasil Kelas Kontrol Belajar Ilmu Pengetahuan Alam
49

Dari gambar diatas dapat dilihat frekuensi absolut tertinggi berada pada
rentang 64–67, dan frekuensi absolut terendah berada pada rentang 42-52.
Berdasarkan nilai yang diperoleh data, bahwa rata-rata nilai Kelas
Kontrol adalah 52,80. Rata-rata Kelas Kontrol termasuk kategori cukup.
Kategori nilai rata-rata tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.5
Konversi Skor
Angka 100 Angka 10 Huruf Keterangan
80 – 100 8,0 – 10,0 A Baik Sekali
60 – 79 6,0 – 7,9 B Baik
40 – 59 4,0 – 5,9 C Cukup
20 – 39 2,0 – 4,9 D Kurang
0 – 19 0,0 – 1,9 E Gagal

Tabel 4.6
Perbandingan Hasil Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Belajar IPA
Siswa

Kelas
Statistik
Posttest Pretest
Jumlah Siswa 36 36
Nilai Terendah 40 20
Nilai Terbesar 85 80
Rata-rata 65,65 52,80
Median (Me) 66,7 59,1
Modus (Mo) 69,1 67,16
Varians 156,5 362,9
Simpangan Baku (s) 12,5 19,4
50

B. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis


1. Uji Normalitas
Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel
yang diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak.
Dari hasil uji normalitas data, untuk hasil Posttest diperoleh nilai Lhitung
atau Lo sebesar 0,0931 dan pada tabel harga kritis Lt untuk n = 36 pada
taraf signifikasi = 0,01 adalah 0,171 karena Lh = 0,0931 < Xt = 0,171,
maka sampel pada hasil Posttest berdistribusi normal. Sedangkan untuk
hasil Pretest diperoleh nilai Lhitung atau Lo sebesar 0,1553 dan pada tabel
harga kritis Lt untuk n = 36 pada taraf signifikasi = 0,01 adalah 0,171
karena karena Lh = 0,1553 < Lt = 0,171, maka sampel pada hasil Pretest
berdistribusi normal
Tabel 4.7
Hasil Uji Normalitas
Variabel N Α Lhitung Ltabel Keterangan
Data sampel
Berasal Dari
Kelas
36 0,01 0,0931 0,171 Populasi
Eksperimen
Berdistribusi
Normal
Data sampel
Berasal Dari
Kelas Kontrol 35 0,01 0,1553 0,171 Populasi
Berdistribusi
Normal

2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas yang digunakan uji Fisher. Dari hasil perhitungan
diperoleh nilai varians hasil Kelas Eksperimen adalah 12,5 dan varians
hasil KelasKontrol adalah 19,4 sehingga diperoleh nilai Fhitung = 1,55
dengan taraf signifikasi  = 0,05 untuk dk pembilang= 34 dan dk
51

penyebut = 34, didapat Ftabel = 1,76 karena Fhitung = 1,55 > Ftabel = 1,76
maka Ho diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa varians kelas
tersebut homogen.
Tabel 4.8
Hasil Uji Homogenitas

Varians
Kelas Fhitung Ftabel Keterangan
KelasKontrol
Eksperimen
Populasi memiliki
156,5 362,9 1,55 1,76 varians yang
Homogen

3. Pengujian Hipotesis
Berdasarkan uji normalitas data populasi yang menunjukan bahwa
sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan uji homogenitas
varians yang menunjukan bahwa kedua populasi memiliki varians yang
homogen maka untuk melakukan pengujian hipotesis akan digunakan uji t.
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesisnya
yang diungkapkan dalam penelitian ini dapat diterima atau ditolak.
Berdasarkan hasil uji prasyarat ternyata pengujian hipotesis dapat dilakukan,
sebab sejumlah persyaratan yang ditentukan untuk pengujian hipotesis,
seperti uji normalitas dan uji homogenitas dari data yang diperoleh telah
dapat dipenuhi.
Pengujian uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t, dengan
langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut:
a. Menentukan Uji Statistik

S 2 total 
n1  1S12  n 2 1S 22
n1  n2  2
52


36  1156,5  36  1362,9
36  36  2

5477,5  1270,5

70

18179

70

= 259,7

Stotal = 259,7

= 16,1

X1  X2
t =
1 1
S total 
n1 n2

65,05  52,80

1 1
16,1 
36 36

12,25

16,1 0,27  0,27

12,25

16,1 0,54

12,25

37,3

= 0,32

Maka nilai thitung = 0,32


53

Untuk mencari ttabel karena hipotesisnaya satu ekor maka untuk menentukan
ttabel = t (1-)(db),. Dengan db = (n1 +n2 -2) = (36+35-2) = 69 dan taraf signifikan
 = 0,05 didapat (1-(0,05)) = 0,95. Jadi ttabel adalah 0,167
Maka nilai ttabel = 0,167
b. Melakukan pengambilan kesimpulan
Karena didapat thitung > ttabel (0,32 > 0,167), maka Ho ditolak atau Ha diterima.
Artinya, rata-rata hasil belajar IPA siswa yang diajar menggunakan Metode
diskusi berpengaruh terhadap pembelajaran IPA di kelas III.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Metode diskusi bukanlah hal baru dalam teori pembelajaran dalam
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) sebab merupakan konsekuensi logis dari
proses pembelajaran di sekolah. Hampir tidak terjadi proses belajar mengajar
tanpa adanya keaktifan belajar siswa. Persoalannya terletak pada kadar
keaktifan belajar siswa, ada yang kadarnya rendah, ada pula yang kadar
keaktifannya tinggi. Diskusi menuntut adanya kadar keaktifan belajar siswa
yang optimal sehingga dapat mencapai hasil belajar yang optimal pula.
Diskusi adalah salah satu metode pembelajaran agar siswa dapat berbagi
pengetahuan, pandangan, dan keterampilan. 1 Tujuan diskusi adalah untuk
mengeksplorasi pendapat atau pandangan yang berbeda dan untuk
mengidentifikasi berbagai kemungkinan. Penggunaan metode diskusi dalam
pembelajaran memungkinkan adanya keterlibatan siswa dalam proses
intersksi yang lebih luas. Metode diskusi juga digunakan dalam rangka
pembelajaran kelompok atau kerja kelompok yang didalamnya melibatkan
beberapa orang siswa untuk menyelesaikan pekerjaan, tugas atau
permasalahan.
Sering pula metode ini disebut sebagai salah satu metode yang
menggunakan pendekatan CBSA atau ketrampilan proses. Kegiatan diskusi
ini dapat dilaksanakan dalam kelompok kecil (3-7 peserta) kelompok sedang
(8-12) peserta kelompok besar (13-40) peserta. Ataupun diskusi kelas.

1
Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009), hal 141
54

Diskusi kelompok kecil lebih efektif daripada diskusi kelompok besar atau
diskusi kelas. Kegiatan diskusi dipimpin oleh seorang ketua atau moderator
untuk mengatur pembicaraan cara mencapai target.
Berdasarkan analisis terhadap data penelitian, didapatkan bahwa
penerapan metode diskusi mempunyai potensi yang baik untuk dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini didukung oleh analisis secara
keseluruhan menggunakan Uji-t, diperoleh thitung sebesar 0,167 dan ttabel pada
taraf kepercayaan 95% (α = 0,05) dengan db 70 sebesar 0,32., maka Ho
ditolak atau Ha diterima. Artinya, rata-rata hasil belajar IPA siswa yang diajar
menggunakan metode pembelajaran diskusi berpengaruh terhadap
pembelajaran IPA di kelas III.
Hasil penelitian ini berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas III MI
Nur Attaqwa, hal ini bisa dilihat dari hasil rata-rata siswa sebelum diberikan
pengajaran dengan menggunakan metode diskusi adalah 52, sedangkan nilai
rata-rata siswa setelah menggunakan metode pembelajaran diskusi sebesar
65,65 dalam pembelajaran IPA di Kelas III.
Untuk melihat terwujudnya diskusi dalam proses belajar mengajar,
terdapat beberapa indikator diskusi, melalui indikator dapat dilihat tingkah
laku mana yang muncul dalam proses pembelajaran berdasarkan apa yang
direncanakan guru. Hal yang dapat dijadikan sebagai indikator keberhasilan
pelaksanan diskusi antara lain:
a. Dari sudut siswa dapat dilihat dari :
b. Dilihat dari sudut guru
c. Dilihat dari situasi belajar
d. Dilihat dari sarana belajar
Secara keseluruhan hasil belajar siswa terlihat baik, akan tatapi selama
proses penelitian berlangsung terdapat hambatan-hambatan. Namun dapat
disimpulkan bahwa baik secara teori maupun pengalaman di lapangan
belajar melalui metode pembelajaran diskusi dapat membantu memecahkan
masalah dalam pembelajaran IPA. Masalah pembelajaran tersebut dapat
55

berupa masalah motivasi maupun semangat belajar yang kurang sehingga


hasil belajar yang didapat tidak memuaskan. Metode pembelajaran diskusi
dalam pembelajaran IPA memang sangat cocok sekali digunakan untuk
siswa sekolah dasar karena cara berpikir mereka untuk menemukan fakta dan
informasi kemudian mengolah dan mengembangkannya. Namun dari metode
tersebut ada kelebihan dan kekurangannya, diantara kelebihannya yaitu:
1. Guru tidak lagi hanya menuangkan semua informasi yang dimilikinya
kepada peserta didik. Tetapi disini guru memberikan bimbingan kepada
peserta didik untuk menemukan fakta dan informasi kemudian mengolah
dan mengembangkannya. Dengan kata lain guru guru tidak melakukan
cara pendekatan memberikan ikan kepada peserta didik, tetapi guru
melakukan cara pendekatan memberikan “kail” kepada peserta didik.
Dengan cara begitu peserta didik akan cepat berkembang dan maju di
dalam belajarnya.
2. Peserta didik lebih menghayati hal-hal yang dipelajari melalui percobaan
ataupun praktek langsung, melalui pengalaman terhadap kenyataan
langsung dilingkungannya, melalui perlakuan terhadap benda-benda
nyata, melalui kegiatan membaca dan menyimak atau melalui penugasan
dan melakukan kegiatan tertentu.
3. melalui diskusi, pengembangan pengetahuan, keterampilan, sikap nilai
dapat dipadukan dalam kegiatan belajar-mengajar.
4. Melalui diskusi perbedaan pengembangan berebagai aspek dapat
ditangani lebih baik dalam kegiatan belajar-mengajar.
5. Melalui pendekatan diskusi fisik, mental dan perasaan peserta didik
terlibat dalam proses belajar- mengajar dan sangat membantu
perkembangan kehidupan peserta didik seutuhnya.

Dan adapun kekurangan metode diskusi diantaranya yaitu:


Kekurangan dari metode diskusi adalah ternyata di dalam penerapannya
sering terjadi guru membiarkan peserta didik belajar sendiri atau
56

mengerjakan tugas yang telah diberikannya sementara guru bersantai- santai


yang akhirnya peserta didik pun terlantar tanpa bimbingan gurunya’. .
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis terhadap data penelitian, didapatkan bahwa
penerapan metode diskusi mempunyai potensi yang baik untuk dapat
meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga penulis dapat menarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Nilai rata-rata siswa sebelum diberikan pengajaran dengan
menggunakan metode diskusi adalah 52, sedangkan nilai rata-rata siswa
syang menggunakan metode pembelajaran diskusi sebesar 65,65 dalam
pembelajaran IPA di Kelas III.
2. Terdapat pengaruh yang signifikanan terhadap hasil belajar siswa kelas
III, Karena didapat thitung > ttabel (0,32 > 0,167), maka Ho ditolak atau Ha
diterima. Artinya, rata-rata hasil belajar IPA siswa yang diajar menggunakan
pembelajaran diskusi berpengaruh terhadap pembelajaran IPA di kelas III.
B. Saran
Pembelajaran IPA dengan menggunakan metode diskusi maka diharapkan
dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi beberapa pihak, antar lain:

a. Kepala lembaga pendidikan/kepala sekolah


Alangkah baiknya jika hasil penelitian ini dijadikan pedoman
oleh lembaga pendidikan untuk dapat selalu meningkatkan hasil belajar
siswa, sebab untuk mencapai prestasi belajar siswa secara maksimal
perlu adanya suasana pembelajaran yang menyenangkan dan tentunya
dengan strategi yang menyenangkan pula.
b. Bagi guru
Evaluasi terhadap penggunaan metode diskusi sebagaimana yang
telah dijelaskan sebelumnya perlu diterapakan secara
berkesinambungan, agar guru senantiasa melakukan upaya-upaya
perbaikan dalam tindakan pengajarannya, sehingga akan terjadi

57
58

peningkatan hasil belajar siswa. Dan bisa menjadi bahan rujukan


untuk mendapatkan cara yang berbeda dalam pembelajaran dengan
tujuan agar siswa tidak merasa bosan dengan metode-metode yang telah
biasa digunakan.
c. Bagi siswa
Agar siswa selalu antusias dalam KBM, mampu untuk dapat
mengoptimalkan daya pikirnya dengan menjawab pertanyaan tanpa
menggantungkan kepada guru, dapat bekerjasama dan berkomunikasi
dengan anggota kelompoknya. Dan dapat mengaktualisasikan dalam
kehidupan sehari-hari karena telah mengetahui manfaat dari materi
yang telah dipelajari.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan pengaruh
penggunaan metode diskusi terhadap peningkatan hasil belajar siswa
terutama dalam mata pelajaran IPA bisa didapatkan hasil yang lebih baik
dari penelitian sebelumnya.
59

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi, Dasar- dasar Evaluasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2005

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik edisi


revisi VI, Jakarta: Rineka Cipta, 2006

Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta: Multi


Pressindo,2008.

Darmodjo, Hendro JRE Kaligis. Pendidikan IPA II, Jakarta: Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek
Pembinaan Tenaga Kependidikan ,1992

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa


Indonesia, cet. Ke2 Jakarta : Balai Pustaka.

Hermawan , A. Heris, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Direktorat


Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009

Karso, Dasar-dasar Pendidikan MIPA Jakarta: Universitas Terbuka,


1993

Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar


Kompetensi Guru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009

Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, Jakarta : Direktorat


Jenderal Pendidikan Islam DEPAG RI ,2009

Mukhtar dan Martinis Yamin, Metode Pembelajaran yang Berhasil,


Jakarta:SasamaMitra Suksesa, 2002

Nata, Abudin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta, Gaya Media Pratama,


2005

Nawawi, Hadari Pengaruh Hubungan Manusia di Kalangan Murid


Terhadap Prestasi Belajar di SD, Jakarta: Th II, No.1/198 1

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009

Riduwan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan Dan Peneliti


Pemula, Bandung: ALFA BETA, 2009

Riduwan, Dasar-dasar Statistika Bandung: Alfabeta, 2010

Rozak, Abdul dkk , Kompilasi Undang-undang dan Peraturan Bidang


Pendidikan, Jakarta, FITK Press UIN,2010.
60

Sudijono, Anas Pengantar Statistik Pendidikan Jakarta : PT RajaGrafindo


Persada, 2010

Sudjana, Matoda Statistika Bandung:Tarsito,2005

Sudjiono, Anas Pengantar Evaluasi Pendidikan Jakarta: PT RajaGrafindo


Persada,2010

Sugiyono.Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan kuantitatif,


Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta, 2010

Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, Bandung: CV Wacana


Prima,2009

Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, Bandung: CV Wacana


Prima,2009

Suprijono, Agus Cooperative Learning: Teori Dan Aplikasi Paikem,


Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2009

Suprijono, Agus, Cooperative Learning: Teori Dan Aplikasi Paikem,


Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), Cet.1

Suryabrata Sumadi, Psykologis Belajar, Cet. Ke.6 Jakarta: Rajawali Pers,


1991

Suryosubroto,B Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta, Rineka


Cipta, 2002.

Syah, Muhibbin , Psikologi Belajar, Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1999

Syah, Muhibbin , Psikologi Pendidikan Remaja dengan pendekatan baru,


Bandung: Rosdakarya, 1995

Syaodih Sukmadinata, Nana, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT


Remaja Rosda Karya, 2007

Terjemah Al Qur’an, Bandung: CV Penerbit J-Art, 2005

Wahyudiana, Endang Modul Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru,


“Ilmu Pengetahuan Alam”, Jakarta: UNJ, 2011
61

Lampiran 1

PERHITUNGAN DAFTAR DISTRIBUSI, MEDIAN , MODUS, VARIANS,

SIMPANGAN BAKU DAN PERHITUNGAN KEMIRINGAN PRETEST

A. Distribusi Frekuensi
3. Perhitungan Banyak Kelas
1. Banyaknya data (n) = 36
K = 1 + 3,3 log (n)
Nilai Pretest Siswa
= 1 + 3,3 log 36
20,20,20,20,30,30,40,40,40,40,
= 1 + 3,3 (1,38)
40,40,40,40,50,60,60,60,60,60,
= 5,554
60,60,65,65,65,65,70,70,70,70,
6
70,70,75,75,80,80
4. Perhitungan Panjang Kelas
2. Perhitungan Rentang
R
R = X maks – X min p
K
= 80 – 20
60
= 60 p
6
P = 10
P  11

Frekuensi
NILAI Bb Ba Xi X i2 i Xi  i X i2
i k
20-30 19,5 30,5 6 6 25 625 150 3750
31-41 30,5 41,5 8 14 36 1296 288 10368
42-52 41,5 52,5 1 15 47 2209 47 2209
53-63 52,5 63,5 7 22 58 3364 406 23548
64-74 63,5 74,5 10 32 69 4761 690 47610
75-85 74,5 85,5 4 36 80 6400 320 25600
JUMLAH 36 315 18655 1901 113085
62

1. Perhitungan Mean  3 
Mo = 63,5 + 11  
 fi X i  6  3
X
 fi = 63,5 + 11 (0,33)

1901 = 63,5 + 3,66


=
36 = 67,16
= 52,80 4. Perhitungan Varians
2. Perhitungan Median n  f i X i2   f i X i 
2

S2

1  nn  1
 nF 
Me = BB  P 2 
36113085  1901
2
 f  =
  3636  1
 
Dik: 4071060 3613801
=
BB = 63,5 1260
P = 11 457259
=
1260
1 36
n = = 18
= 362,9
2 2
F = 22 5. Perhitungan simpangan Baku

f = 10 s  362,9
 18  22  s = 19,4
Me = 63,5 +11  
 10 
= 63,5+11x(-0,4) 6. Perhitungan Kemiringan
= 59,1
X  Mo
Sk =
3. Perhitungan Modus s
 b1  = 52,80-67,16
Mo = BB + P  
 b1  b2  = - 14,36
Dik: Karena Sk < 0, maka kurva
BB = 63,5 memiliki ekor memanjang ke kiri,
P = 11 kurva menceng ke kiri, atau
B1 =3 menceng negatif
B2 =6
63

Lampiran 2

PERHITUNGAN DAFTAR DISTRIBUSI, MEDIAN , MODUS, VARIANS,

SIMPANGAN BAKU DAN PERHITUNGAN KEMIRINGAN POSTEST

A. Distribusi Frekuensi
3. Perhitungan Banyak Kelas
1. Banyaknya data (n) = 36
K = 1 + 3,3 log (n)
Nilai Posttest Siswa
= 1 + 3,3 log 36
40,40,45,50,50,50,50,55,55,55,
= 1 + 3,3 (1,38)
55,60,60,60,65,65,65,65,65,70,
= 5,554
70,70,70,70,75,75,75,75,75,75,
6
75,80,80,80,85,85,
4. Perhitungan Panjang Kelas
2. Perhitungan Rentang
R
R = X maks – X min p
K
= 85 – 40
45
= 45 p
6
P = 7,5
P8

Frekuensi
NILAI Bb Ba Xi X i2 i Xi  i X i2
i k
40-47 39,5 47,5 3 3 43,5 1892,25 130,5 5676,75
48-55 47,5 55,5 8 11 51,5 2652,25 412 21218
56-63 55,5 63,5 3 14 59,5 3540,25 178,5 10620,8
64-71 63,5 71,5 10 24 67,5 4556,25 675 45562,5
72-79 71,5 79,5 7 31 75,5 5700,25 528,5 39901,8
80-86 79,5 86,5 5 36 83,5 6972,25 417,5 34861,3
JUMLAH 36 381 25313,5 2342 157841
64

1. Perhitungan Mean  7 
Mo = 63,5 + 8  
 fi X i  7  3
X
 fi = 63,5 + 8 (0,7)

2342 = 63,5 + 5,6


=
36 = 69,1
= 65,05 4. Perhitungan Varians
2. Perhitungan Median n  f i X i2   f i X i 
2

S2

1  nn  1
 nF 
Me = BB  P 2 
36157841  2342
2
 f  =
  3636  1
 
Dik: 5682276 5484964
=
BB = 63,5 1260
P =8 197312
=
1260
1 36
n = = 18
= 156,5
2 2
F = 14 5. Perhitungan simpangan Baku

f = 10 s  156,5
 18  14  s = 12,51
Me = 63,5 +8  
 10 
= 63,5+8x0,4 6. Perhitungan Kemiringan
= 66,7
X  Mo
Sk =
3. Perhitungan Modus s
 b1  = 65,05-69,1
Mo = BB + P  
 b1  b2  = - 4,05
Dik: Karena Sk < 0, maka kurva
BB = 63,5 memiliki ekor memanjang ke kiri,
P =8 kurva menceng ke kiri, atau
B1 =7 menceng negatif
B2 =3
65

Lampiran 3
Perhitungan Uji Homogenitas

Uji homogenitas yang digunakan adalah uji Fisher, dengan rumus:

n  fx i2 -  fx1 
2
S 2 var ians terbesar
Fhitung  12  dengan S2 
S 2 var ians terkecil n(n - 1)

Langkah-langkah perhitungannya:

1. Menentukan Hipotesis
Ho = data berasal dari populasi yang homogen
Ha = data tidak berasal dari populasi yang homogen
2. Menentukan Kriteria Pengujian
Jika Fhitung < Ftabel maka terima Ho
Jika Fhitung > Ftabel maka terima Ha
3. Menentukan dbpembilang (varians terbesar) dan db penyebut (varians
terkecil)
Db1 (pembilang) = n -1= 36-1=35
Db2 (penyebut) = n-1=36-1=35
4. Menentukan Nilai Fhitung
Berdasarkan tabel persiapan uji homogenitas , diperoleh
S12  19,4 dan S 22  12,5 sehingga diperoleh:

19,4
Fhitung 
12,5
= 1,55
5. Menentukan Nilai Ftabel =1,76
Dari tabel distribusi F diperoleh nilai F(0,05,29,27) = 1,76 maka nilai
Ftabel = 1,76. Karena Fhitung > Ftabel (1,55 < 1,76), maka H0 diterima.
Untuk itu dapat disimpulkan bahwa kedua data memiliki varians yang
homogen.
66

Lampiran 4

Perhitungan Uji Normalitas Pretest


Lo
NO RESPONDEN Xi Zi f(Zi) S(Zi)
Hitung
1 A9 20 -1,81 0,0352 0,111 0,0758
2 A12 20 -1,81 0,0352 0,111 0,0758
3 A15 20 -1,81 0,0352 0,111 0,0758
4 A16 20 -1,81 0,0352 0,111 0,0758
5 A8 30 -1,27 0,102 0,166 0,064
6 A18 30 -1,27 0,102 0,166 0,064
7 A1 40 -0,73 0,2327 0,388 0,1533
8 A3 40 -0,73 0,2327 0,388 0,1533
9 A5 40 -0,73 0,2327 0,388 0,1533
10 A6 40 -0,73 0,2327 0,388 0,1533
11 A7 40 -0,73 0,2327 0,388 0,1533
12 A10 40 -0,73 0,2327 0,388 0,1533
13 A30 40 -0,73 0,2327 0,388 0,1533
14 A34 40 -0,73 0,2327 0,388 0,1533
15 A4 50 -0,18 0,4286 0,416 0,0126
16 A2 60 0,36 0,6406 0,611 0,0296
17 A17 60 0,36 0,6406 0,611 0,0296
18 A21 60 0,36 0,6406 0,611 0,0296
19 A22 60 0,36 0,6406 0,611 0,0296
20 A24 60 0,36 0,6406 0,611 0,0296
21 A28 60 0,36 0,6406 0,611 0,0296
22 A33 60 0,36 0,6406 0,611 0,0296
23 A11 65 0,63 0,7357 0,722 0,0137
24 A23 65 0,63 0,7357 0,722 0,0137
25 A25 65 0,63 0,7357 0,722 0,0137
26 A35 65 0,63 0,7357 0,722 0,0137
27 A14 70 0,91 0,8186 0,888 0,0694
28 A19 70 0,91 0,8186 0,888 0,0694
29 A26 70 0,91 0,8186 0,888 0,0694
30 A29 70 0,91 0,8186 0,888 0,0694
31 A31 70 0,91 0,8186 0,888 0,0694
32 A32 70 0,91 0,8186 0,888 0,0694
33 A27 75 1,18 0,881 0,944 0,063
34 A36 75 1,18 0,881 0,944 0,063
35 A13 80 1,45 0,9265 1 0,0735
36 A20 80 1,45 0,9265 1 0,0735
67

Keterangan:
x = 53,34
SD = 18,40

Xi  X
Zi =
SD
F((Zi) = Z tabel
Re sponden
S(Zi) =
N
Lo Hitung = f Zi   S Zi 

Nilai terbesar pada tabel 0,1553


L tabel untuk N = 36 dengan α =0,01 adalah 0,171
Lo hitung < Ltabel berarti sampel berdistribusi normal
0,1553 < 0,171 berarti sampel tersebut berdistribusi normal
68

Lampiran 5

Perhitungan Uji Normalitas Posttest


Lo
NO RESPONDEN Xi Zi f(Zi) S(Zi)
Hitung
1 A5 40 -2,02 0,0217 0,055 0,0333
2 A8 40 -2,02 0,0217 0,055 0,0333
3 A1 45 -1,61 0,0537 0,083 0,0293
4 A10 50 -1,21 0,1131 0,194 0,0809
5 A12 50 -1,21 0,1131 0,194 0,0809
6 A16 50 -1,21 0,1131 0,194 0,0809
7 A30 50 -1,21 0,1131 0,194 0,0809
8 A4 55 -0,80 0,2119 0,305 0,0931
9 A15 55 -0,80 0,2119 0,305 0,0931
10 A18 55 -0,80 0,2119 0,305 0,0931
11 A34 55 -0,80 0,2119 0,305 0,0931
12 A2 60 -0,39 0,3483 0,388 0,0397
13 A28 60 -0,39 0,3483 0,388 0,0397
14 A33 60 -0,39 0,3483 0,388 0,0397
15 A11 65 0,01 0,504 0.527 0,023
16 A19 65 0,01 0,504 0.527 0,023
17 A21 65 0,01 0,504 0.527 0,023
18 A22 65 0,01 0,504 0.527 0,023
19 A35 65 0,01 0,504 0.527 0,023
20 A7 70 0,42 0,6628 0,666 0,0032
21 A23 70 0,42 0,6628 0,666 0,0032
22 A29 70 0,42 0,6628 0,666 0,0032
23 A31 70 0,42 0,6628 0,666 0,0032
24 A32 70 0,42 0,6628 0,666 0,0032
25 A3 75 0,82 0,7939 0,861 0,0671
26 A6 75 0,82 0,7939 0,861 0,0671
27 A14 75 0,82 0,7939 0,861 0,0671
28 A17 75 0,82 0,7939 0,861 0,0671
29 A20 75 0,82 0,7939 0,861 0,0671
30 A24 75 0,82 0,7939 0,861 0,0671
31 A25 75 0,82 0,7939 0,861 0,0671
32 A26 80 1,23 0,8907 0,944 0,0533
33 A27 80 1,23 0,8907 0,944 0,0533
34 A36 80 1,23 0,8907 0,944 0,0533
35 A9 85 1,63 0,9484 1 0,0516
36 A13 85 1,63 0,9484 1 0,0516
69

Keterangan:
x = 64,86
SD = 12,33

Xi  X
Zi =
SD
F((Zi) = Z tabel
Re sponden
S(Zi) =
N
Lo Hitung = f Zi   S Zi 

Nilai terbesar pada tabel 0,0931


L tabel untuk N = 36 dengan α =0,01 adalah 0,171
Lo hitung < Ltabel berarti sampel berdistribusi normal
0,0931 < 0,171 berarti sampel tersebut berdistribusi normal
70

Lampiran 6

Perhitungan Pengujian Hipotesis

Pengujian uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t, dengan langkah-
langkah perhitungannya adalah sebagai berikut:

a. Merumuskan hipotesis
H0 : μ1 ≤ μ2
H1 : μ1 > μ2
Keterangan:
H0 = hipotesis nol
H1 = hipotesis tandingan
μ1 = rata-rata hasil belajar IPA siswa dengan menggunakan metode diskusi
μ2 = rata-rata hasil belajar IPA siswa dengan menggunakan pembelajaran
ekspositori
b. Menentukan Kriteria Pengujian
Karena hipitesisnya berbentuk hipotesis satu ekor, maka kriteria
pengujiannya:
Terima Ho, jika thitung < ttabel, dalam hal lainya Ha ditolak
c. Menentukan Uji Statistik

S 2 total 
n1  1S12  n 2 1S 22
n1  n2  2


36  1156,5  36  1362,9
36  36  2

5477,5  1270,5

70

18179

70

= 259,7
71

Stotal = 259,7

= 16,1

X1  X2
t =
1 1
S total 
n1 n2

65,05  52,80

1 1
16,1 
36 36

12,25

16,1 0,27  0,27

12,25

16,1 0,54

12,25

37,3

= 0,32

Maka nilai thitung = 0,32

Untuk mencari ttabel karena hipotesisnaya satu ekor maka untuk menentukan
ttabel = t (1-)(db)

Dengan db = (n1 +n2 -2) = (36+36-2) = 70 dan taraf signifikan  = 0,05


didapat (1-(0,05)) = 0,95. Jadi ttabel adalah 0,167

Maka nilai ttabel =0,167


72

d. Melakukan pengambilan kesimpulan


Karena didapat thitung > ttabel (0,32 > 0,167), maka Ho ditolak atau Ha diterima.
Artinya, rata-rata hasil belajar IPA siswa yang diajar menggunakan
pembelajaran metode diskusi berpengaruh terhadap hasil belajar IPA di kelas
III.
73

Lampiran 7
74

Langkah-langkah Perhitungan Validitas Tes Bentuk Pilihan Ganda

Contoh mencari validitas nomor 1

a. Menentukan nilai p
banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar no 1

jumlah seluruh siswa

19
  0,63
30
b. Menentukan nilai q =1 – p = 1 - 0,63 = 0,37
c. Menentukan nilai Mp = rata-rata skor siswa yang menjawab benar soal no 1
312
  16,42
19
d. Menentukan nilai Mt = rata-rata skor total
482
  16,06
30
e. Menentukan nilai SDt = standar deviasi dari skor total

 xt2  xt 
2
 
N N 2
8118 482
2
 
30 302
8118 232324
 
30 900

 270,6  258,13

 12,47

= 3,5
f. Menentukan nilai rpbi = koefisien korelasi point biserial
M p  Mt p 16,42  16,06 0,63
  
SDt q 3,5 0,37
75

0,36
 1,70
3,5
= 0,36 x 1,30
= 0,406
g. Mencari nilai rtabel dengan dk=n – 2 = 30 – 2 = 28 dan tingkat signifikan
sebesar 0,05 diperoleh nilai rtabel = 0,34
h. Setelah diperoleh nilai rhitung = 0,406 lalu bandingkan dengan nilai rtabel =
0,34. Karena rhitung > rtabel (0,406 > 0,34), maka soal nomor 1 Valid
76

Lampiran 8
77

Langkah- langkah Perhitungan Uji Relabilitas Tes Bentuk Pilihan Ganda

a. Menentukan nilai p
banyaknya siswa yang menjawab benar soal nomor 1

jumlah seluruh siswa
19
  0,63
30
b. Menentukan nilai q =1 – p =1 - 0,63 = 0,37
c. Menentukan nilai pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q
= 2,6
d. Menentukan nilai S = standar deviasi dari tes

 xt2  xt 
2
 
N N 2
2221 247
2
 
30 302
2221 61009
 
30 900

 74,03  67,7

 6,33

= 2,5
e. Menentukan k = banyaknya item soal, yaitu 19 soal
f. Menentukan nilai r11 = reliabilitas tes yang dicari

 k  S   pq 
2
 
 
 k  1  S2 

 19  2,5  2,6 


2
  
 19  1  2,5
2

 6,25  2,6 
 1,056 
 6,25 
78

 3,65 
 1,056 
 6,25 
 1,0560,584

= 0,61
79

Lampiran 9
80

Langkah-langkah Perhitungan Indeks Kesukaran


Tes Bentuk Pilihan Ganda
a. Menentukan nilai B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan
benar.
Misalnya nomor1, banyaknya siswa yang menjawab benar soal dengan
benar ada 19 siswa
b. Menentukan JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
= 30 siswa
c. Menentukan IK = Indeks/ tingkat kesukaran
B
IK 
JS
17
IK 
30
IK  0,6
d. Berdasarkan klasifikasi indeks kesukaran, nilai p= 0,6 berada diantara
kisaran mulai 0,30 - 0,69, maka soal nomor 1 memiliki tingkat kesukaran
sedang.
e. Untuk nomor 2 dan seterusnya, perhitungan tingkat kesukaran sama
dengan perhitungan tingkat kesukaran soal nomor 1
81

Lampiran 10
82

Langkah-langkah Perhitungan Daya Pembeda


Tes Bentuk Pilihan Ganda
a. Menentukan nilai BA = banyaknya kelompok atas yang menjawab soal
dengan benar.
b. Menentukan BB = banyaknya kelompok bawah yang menjawab soal
dengan benar.
c. Menentukan JA = banyaknya peserta tes kelompok atas
d. Menentukan JB = banyaknya peserta tes kelompok bawah
e. Misal, untuk nomor 1, perhitungan daya pembedanya sebagai berikut:
BA = 12, BB = 6, JA = 15, JB = 15
f. Menentukan DP = Daya Pembeda
BA BB
DP  
JA JB
12 6
DP  
15 15
DP  0,8  0,4
DP  0,40
g. Berdasarkan klasifikasi daya pembeda, nilai DP = 0,54 berada diantara
kisaran 0,40 – 0,69, maka nomor 1 tersebut memiliki daya pembeda yang
baik.
h. Untuk nomor 2 dan seterusnya, perhitungan daya pembedanya sama
dengan perhitungan daya pembeda soal nomor 1
83

Lampiran 11

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP MENGGUNAKAN METODE DISKUSI)

Nama Sekolah : MI. NUR-ATTAQWA


Kelas / Semester : III / 2
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Pertemuan Ke- :1

1. Standar Kompetensi : Memahami berbagai cara gerak benda,


hubungannya dengan energi dan sumber bunyi.
2. Kompetensi Dasar : Menyimpulkan hasil pengamatanbahwa gerak
benda dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran.
3. Indikator :- Menyebutkan berbagai macam gerak benda.
- Mengidentifikasi berbagai gerak benda melalui
percobaan.
- Menyimpulkan hasil percobaan akibat pengaruh
bentuk
dan ukuran
4. Tujuan Pembelajaran :
Melalui pembelajaran aktif diharapkan siswa dapat:
a. Menyebutkan berbagai macam gerak benda.
b. Mengidentifikasi berbagai gerak benda melalui percobaan
c. Menyimpulkanhasilpercobaanakibatpengaruhbentukdanukuran

5. Materi Pembelajaran
- Materi Pokok : GERAK BENDA
- Sub Materi : CARA BENDA BERGERAK
- Uraian Materi : terlampir
84

6. Metode Pembelajaran :
- Diskusi, Tanya Jawab, demonstrasi

7. Langkah-langkah Pembelajaran
KEGIATAN NILAI WAKTU
GURU SISWA KARAKTER

1. Pendahuluan
* Menajaw salam * religius
* Mengucapkan salam,
* Berdo’a bersaman * disiplin
menanyakan kabar siswa,
berdo’a, dan mengisi daftra
hadir
* Menyebutkan contoh * ketelitian 10 menit
* Memotivasi berupa kuis (pre
berbagai macan gerak benda
test), meminta siswa
secara bergantian
menyebutkan contoh
berbagai macam gerak benda

Appersepsi
* Memperhatikan penjelasan * menghargai
* Mengaitkan pembelajaran
Guru
tentang kegunaan benda
dengan gerak benda
* Menyampaikan tujuan
pembelajaran
* Membentuk kelompok kecil * toleransi
* Membagi siswa dalam
Yang terdiri dari 4 orang * kerja sama
beberapa kelompok kecil
yang terdiri dari 4 orang

2. Kegiatan Inti
( Eksplorasi)
* Bertanya kepada masing- * Menjawab pertanyaan sesuai * menghargai
masing kelompok tentang Pengalaman
pengetahuannya mengenai
gerak benda
* Menjelaskan materi tentang * Memperhatikan * rasa ingin tahu 50 menit
gerak benda dan cara benda
bergerak
* Meminta tiap-tiap kelompok * Melakukan percobaan * kerja sama
untuk melakukan percobaan menggerakkan benda dengan * toleransi
mengenai gerak benda. bentuk dan ukuran yang
(Benda berbagai bentuk dan berbeda secara bergantian
85

ukuran telah disiapka oleh pada tiap kelompok (rolling) * keberanian


guru) * tanggung jawab

(Elaborasi)
* Meminta perwakilan dari tiap * Perwakilan tiap kelompok * menghargai
kelompok membacakan hasil membacakan hasil * rasa ingin tahu
percobaan secara bergantian, percobaan, kelompok lainnya
sedangkan kelompok lainnya menanggapi
menanggapi.
(Konfirmasi)
* Meluruskan jika terjadi * Memperhatikan penjelasan
kesalahan konsep, atau guru
menguatkan konsep setelah
melakukan percobaan
3. Kegiatan Akhir
* meminta siswa untuk * Menyimpulkan pembelajaran * ketelitian
menyimpulkan pembelajaran
* Memberi soal tertulis secara * Mengerjakan soal tertulis * tanggung jawab
individu * kejujuran 10 menit
* Membahas soal * Menyimak dan mengoreksi
Soal
* Menutup pertemuan dengan * Bersama-sama mengucapkan * religius
mengucap Al-Hamdulillah Hamdallah

8. Sumber Belajar/ Media Belajar


* Sumber Belajar : Buku IPA Kls III SD/MI Penerbit Tiga Serangkai
* Media Belajar : Berbagai macam benda yang berbeda, seperti; bola, kelereng,
air, balok kayu, dan lain-lain.

9. Penilaian : Tes Tertulis


Instrumen Soal : Terlampir

Jakarta, 14 April 2012


86

Lampiran 12

LKS SISWA

Materi : Gerak Benda


kelas/ Semester : III/ 2
Kelompok : .....
Nama : 1. ...............................
2. ...............................
3. ...............................
4. ...............................
5. ................................

Petunjuk :

1. Lakukan percobaan pada tiap benda yang berbeda bentuk dan ukuran dengan
kelompok masing-masing?
2. Amati apa yang terjadi kemudian laporkan hasil percoban kamu di depan kelas!
Sebelum melaporkan hasil percobaan terlebih dahulu buatlah
3. Tabel Gerak Benda dengan tanda panah panah pada gambar yang menunjukkan
arah benda!
87

Lampiran 13

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(MENGGUNAKAN METODE CERAMAH)

Nama Sekolah : MI. NUR-ATTAQWA


Kelas/ Semester : III / 2
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Pertemuan Ke- :2

1. Standar Kompetensi : - Memahami berbagai cara gerak benda,


hubungannya dengan energi dan sumber bunyi

2. Kompetensi Dasar : - Menyimpulkan hasil pengamatan bahwa gerak


benda dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran

3. Indikator :
a. Menyebutkan berbagai macam kegunaan gerak benda.
b. Membuat daftar kegunaan gerak benda dalam kehidupan sehari-hari.

4. Tujuan Pembelajaran :
Melalui pembelajaran aktif diharapkan siswa dapat:
a. Menyebutkan berbagai macam kegunaan gerak benda
b. Membuat daftar/ tabel kegunaan gerak benda dalam kehidupan sehari-hari.

5. Materi pembelajaran
Materi Pokok : GERAK BENDA
Sub Materi : KEGUNAAN GERAK BENDA
UraianMateri : Terlampir

6. Metode Pembelajaran : Tanya jawab, Demonstrasi, Penugasan.

7. Langkah-langkah Pembelajaran

KEGIATAN NILAI WAKTU


GURU SISWA KARAKTER
1. Pendahuluan
* Mengucapkan salam, * Menjawab salam * religius
menanyakan kabar siswa, * Berdo’a bersama * disiplin
berdo’a dan mengisi daftar 10 menit
hadir
* Memotivasi siswa berupa * Menyebutkan contoh * ketelitian
kuis (pretest) meminta siswa berbagai kegunaan gerak
88

menyebutkan contoh benda secara bergantian


kegunaan gerak benda

Appersepsi
* Mengaitkan pembelajaran * Memperhatikan penjelasan * kritis
cara benda bergerak dengan Guru * berani
kegunaan gerak benda.
* Menyampaikan tujuan
pembelajaran.
* Membagi siswa dalam * Membuat kelompok kecil * kerja sama
beberapa kelompok kecil * toleransi
yang terdiri dari 4 orang
2. Kegiatan Inti
(Eksplorasi)
* Bertanya kepada siswa * Menjawab pertanyaan sesuai * kritis
tentang pengetahuannya pengalaman * ingin tahu
mengenai kegunaan gerak
benda.
* Menjelaskan materi tentang * Memperhatikan * ingin tahu
kegunaan gerak benda.
* Meminta kepada masing- * Membuat daftar keguanaan * kerja sama
masing kelompok untuk Benda * ketelitian
membuat daftar atau tabel
kegunaan gerak benda
dengan bimbingan guru
50 menit
(Elaborasi)
* Mengelompokkan hasil * Siswa memperhatikan * Ingin tahu
kegunaan gerak benda yang
dibuat oleh siswa
* Meminta siswa untuk * Mengisi daftar kegunaan * kerja sama
mengisi daftar kegunaan gerak benda secara * toleransi
gerak benda sesuai berkelompok * ketelitian
kegunaannya secara
berkelompok, kelompok lain
memperhatikan.
* Meminta masing-masing * Mencocokkan hasil kegunaan * kerja sama
kelompok mencocokkan gerak benda bersama-sama * toleransi
hasilnya di papan tulis
89

(Konfirmasi)
* Memberi penguatan dan * Memperhatikan * kerja sama
perbaikan * toleransi
* Bersama-sama siswa * Bersama-sama
menyimpulkan isi materi menyimpulkan materi yang * keberanian
telah dipelajari

3. Penutup
* Mengadakan tes tertulis * Melakukan tes dengan * tanggung jawab
* Membahas soal tes percaya diri * kejujuran
* Menyampaikan umpan balik * Memperhatikan * menghargai
dari hasil proses belajar 10 menit
dengan memuji siswa yang
telah aktif dan mendapat nilai
bagus
* Menutup pertemuan dengan * Bersama-sama mengucap * patuh
mengucap Hamdallah Hamdalah * religius

8. Sumber / Media Belajar : - Buku IPA Klas III Penerbit Tiga Serangkai
- Berbagai macam benda yang berbeda seperti,
bola, roda kaki meja, roda sepeda kecil, dan
sebagainya

9. Penilaian : Tes Tertulis


Instrumen Soal : Terlampir

Jakarta, 14 April 2012


90

Lampiran 14

LEMBAR KERJA SISWA

TABEL KEGUNAAN GERAK BENDA

NO GERAK BENDA KEGUNAANNYA

1 Roda berputar Menggerakkan sepeda

10
91

LKS SISWA

Materi : Gerak Benda


kelas/ Semester : III/ 2
Kelompok : .....
Nama : 1. ...............................
2. ...............................
3. ...............................
4. ...............................
5. ................................

Petunjuk :

1. Lakukan percobaan pada tiap benda yang berbeda bentuk dan ukuran dengan
kelompok masing-masing?
2. Amati apa yang terjadi kemudian laporkan hasil percoban kamu di depan kelas!
Sebelum melaporkan hasil percobaan terlebih dahulu buatlah
3. Tabel Gerak Benda dengan tanda panah panah pada gambar yang menunjukkan
arah benda!
,l

PETA KONSEP

digunakanpada
'tr

GERAKBENDA

Setiaphari makhluk hidup selalumenggerakkananggotatubuhnya.Kita bedalan


ke sekolah.Hewan berlari menghindaribahaya.Bagaimanakahgerak padatumbuhan?
penjelasanmengenaigerak pada hewan dan tumbuhantelah kamu pelajari pada bab
Cobakamupelajarikembali.Kemudian,ceritakandi depankelas.
sebelumnya.
Bendatak hidupjuga bergerak.Contot ya, air mengalirke tempatyang lebih
rendah.Tahukahkamu bahwabumi juga selalubergerak?Jika demikian, apakahyang
dimaksuddengangerak?Mengapabendadapatbergerak?

A. Cara BendaBergerak
Pad bab sebelumnya, kamu sudahmempelajaribenda padat,cair, dan gas.
Ketiga wujud benda itu dapat bergerak.Namun, karena sifatnya yang berbeda, cara
bergerakketigabendaitu juga berbeda.Perbedaan
gerakitu tidak hanyadialami benda
yang berwujud tidak sama. Benda yang wujudnya sama juga dapat mengalami
perbedaangerak. Samakahgerak kelereng dengan pensilmu ketika diletakkan pada
papanmiring?

1. GerakBendaPadat
Perhatikangambardi bawahini!

Gambarl. Gerobakbergerakkarenadidorong
Bagaimanakahgerakrodagerobaksetelahdidorong?Gerakyang
terjadipadarodagerobakdisebut menggelinding.
Apakahbenda
lain juga dapatbergeraksepertiitu?
*

Gerak balok tidak dapatdisebutmenggelinding.Balok kayu bergerakdengan


carameluncur.Selamameluncur,bagranbagianbalokkayu yang menyentuhpapantidak
berubah.

Gambar2. Gerakmeluncur
a. Menggelinding
Menggelinding merupakangerak yang dilakukan oleh benda yang berbentuk
bulat atauberbentuklingkaran.Contohgerakmenggelindingadalahgerakroda mobil
dan sepedapadasaatberjalan.Selamabergerak,permukaanroda yangmenyentuhtanah
(landasan)selalu berubah. Jadi gerak menggelinding adalah gerak berputar sambil
berpindahtempat.

Gambar3. Rodamobil bergerakmenggelinding


b. Berputar
Gerak berputar mirip menggelinding, tetapi beitda tidak mengalami
perpindahan. Gerak berputar biasanya mempunyai poros dan lintasan geraknya
berbentuklingkaran.Contohnyaadalahgerakjarun jam danbaling-balinghelikopter
f

Gambar4. Baling-balinghelikoptermelakukangerakberputar
c. Jatuh
Jatuh merupakangerak dari atas ke bawah. Contoh gerak jatuh adalah gerak
buah kelapa yang lepas dari tangkainya. Gerak jatuh disebabkanadanya gaya taik
bumi. Penjelasanmengenaigayatarik bumi akan kamu pelajari di kelas IV. Adanya
semuabendajatuh ke bawah.
gayatarik bumi menyebabkan

Gambar5. Gerakjatuh padabuahkelapayang lepasdari tangkainya


d. Memantul
Memantul merupakan gerak benda setelah te{adi tumbukan. Contoh gerak
memantul adalah gerak bola pimpong yang dijatuhkan ke lantai. Mula-mula bola
pimpongjatuh dari ataske bawah.Setelahmenumbuklantau,arah gerakbola pimpong
berubah,yaitu dari bawah ke atas.Namun setelahmencapaiketinggiantertentu, bola
pimpong akan jatuh lagi ke lantai, kemudian dipantulkan lagi. Hal itu akan terus
berlangsungsampaiakhirnyabola pimpongberhenti.
Gerakmemantuljuga terjadipadapermainanbola basket.Dalampermainanitu,
bola dipantulkanoleh pemainke lantai.
it/

ffi
Gambar6. Gerakmemantulbanyakterjadipadapermainanbasket
s

2. GerakBendaCair
Benda yang hanyut disungai dikatakan bergerak.Dengan kata lain, gerakan
bendaitu disebabkanoleh gerakanair sungai.Arah gerakanair selaludari tempatyang
tinggi menujuke tempatyang lebih rendah.Gerakanyang dilakukan za| cair disebut
mengalir.

Gambar7. Aliran air sungai


Air mengalirdari tempatyangtinggi ke tempatyangrendah.Cobalahperhatika
bak penampunganair. Bak perumpunganair diletakkan di tempat yang tinggi. Hal itu
dilakukan agar air dalam bak penampungandapat mengalir ke tempat yang lebih
rendah.
Aliran air dapatjuga kamu temukanpadaaliran air hujan yangjatuh dari atap
rumahdan aliran sungai.Padasaatturun hujan,perhatikangerakair yangjatuh dari atap
rumah!Bagaimanakah
aliranair yangjatuh dari atap?
Selainzat cair,gerakmengalirjuga dialamioleh gas.Bukti gasmengaliradalah
adanyakompor gas. Bahan bakar kompor gas berasaldari gas yang ada di dalam
tabung.Padasaatdigunakan,bahanbakardalamtabungmengalirke dalamkompor gas
sehinggakompor dapatmenyala.Jika gasnyahabis, kompor tidak dapatdinyalakan.
Padasaatitu, aliran gasdari tabungke komporberhenti

3. Hal-HalyangMemengaruhiGerakBenda
Pada kegiatan sebelumnya,kalian telah membandingkangerak kelereng dan
gerak balokkayu pada papanmiring. IJlangilah melakukanperbandingangerak kedua
benda itu sekali lagi. Tahanlahkelereng dan balok kayu pada papan miring dengan
kedua tanganmu. Kemudian, lepaskan keduanya secara bersamaan.Kelereng akan
I

menggelindingdan balok kayu akanmeluncur.Manakahyang lebih cepatmenyentuh


lantai?untuk memastikanjawabanmu,ulangilahkegiatantersebutsekalilagi.

Gambar8. Manakahyanglebih cepatmenyentulantai?


Kelereng lebih cepat menyentuh lantai. Hal itu disebabkanperbedaan
besargesekanantarabenda dan papan. Manakah yang lebih besar? Gesekan antara
kelerengdanpapanlebih kecil dari padagesekanantarabalokkayu danpapan.Hal kitu
disdebabkanbagian kelerengyangmenyentuh papan lebih sempit daripada bagian
balokkayu yang menyentuh papan. Akibatnya, gerakan kelereng lebih cepat
dibandingkanbalok kayu.
Apakah yang dapat kamu simpulkan dari keterangandi atas? Berdasarkan
keterangantersebut,dapatdisimpulkanbahwagerakbendadipengaruhiolehbentuknya.
Pernahkahkamu memerhatikanseseorangmenggeserbendaberatmenggunakan
roda? Bentuk benda bulat atau melingkar seperti roda lebih mudah bergerak.
Bentuk permukaanbenda yang memengaruhigerak benda juga dapat kamu
buktikandengancaramendorongbola berisi angindan bola kempes.Bola berisi angln
berbentukbulat, sedangkanbola kempesberbentukpenyok.Jika kamu dorong dengan
tenagayang sama,bola yang berisi angin akan bergeraklebih jauh daripada bola
kempes.itulah sebabnya,menaiki sepedayang bannya kempes terasa lebih berat
daripadasepedayangbannyaberisiangln.
It

Gambar9. Bentukdapatmemengaruhi
gerakbenda
Berat benda memengaruhigerak benda.Hal itu dapat kamu buktikan dengan
cara membandingkanpanjang regangankaret gelang. Karet gelang yang digunakan
untuk menarikmobil mainanyang telah diberi bebanlebih panjangdaripadamenarik
mobil mainanyangtidak diberi beban
Bagaimanakahdenganmobil mainanyang ditarik di ataspapan?Manakahyang
memberireganganlebih panjang,mobil mainanpadapapanyang telah dilapisi plastik
ataumobil mainanyangtidak dilapisiplasti?
Mobil mainan yang berada pada papan yang telah dilapisi plastik memberi
regangan karet gelang lebih pendek daripada mobil mainan yang lain. Hal itu
disebabkanplastik lebih halusdaripadapermukaanpapankayu. Oleh karenaitu mobil
mainanyangberadapadapapanyangtelahdilapisiplastiklebih mudahbergerak.
Pernahkahkamu melihat orang yang sedangmemindahkanlemari yang berat?
Agar mudah dan tidak terasa berat, lemari dialasi keset terlebih dahulu. Dengan
demikian gesekan antara lemari dengan lantai menjadi kecil. Lemari mudah
dipindahkan

Gambar10.Lemaripadagambarmanakahyanglebih mudahdigeser?
f

B. KegunaanGerak Benda
Perhatikanroda sepedayang sedangberputar.Padasaatberjalan,roda sepeda
mengalamidua gerakan,yaitu menggelindingdan berpuxar.Roda dikatakanbergerak
menggelindingjika dilihat dari jalan yang dilalui. namun,jika dilihat dari porosnya,
roda sepedaberputar.Dapatkahsepedaberjalanjika rodanyatidak berputar?Sepeda
tentu tidak dapatberjalanjika rodanyatidak berputar.Dengandemikian,gerak roda
sangatbergunabagi kita
Begitu pula gerakair mengalir.Gerakair mengalirsangatbergunabagi petani
untuk mengairisawah,dan gerakberputarpadabaling-balinghelikopteryang sangat
bergunauntukmenerbangkan
helikopter.Dan geraksebagainya.

Gambar11.Rodamempermudah
geraksepeda.
f \s

3 X 3
nr?) H HET F+? 5S5
3xA
:d6 { s , E6 * i'B ?
6to
5Eo- Eq TL oo-
x ! 9 r )Yi
i+,'r
gx
€ F€€ foixe
FEE e.g
kOn
N O 'ro
5 +H'*$ *g
2
-El
o .ElI oe
EEHE.
o(D
o .it gs
rrE
otr
XCD
n
cLa *B H Er- Fl ?:.,
K6 l8 d ' SB <<CI
esF
-.tE
Fr *' -
,tr bt Fto
$5 H. b' OE
-0a
oa E. i.E>
FfD
5F
Ar|!')
XP O6
!€
Pg)

<g )Pv
€Ex
s X.ts
s = 6i-
oa $a E
o 6O
tporf
vtv^a
cE = ils F
FFS trpgjtrP;trPF b do> F o
'iD EE
dd5
xH-
2f r-aadA.O-*:i==

^gF: fi Q'€'*98 g q'E g €*

*+ = SFosE HE
s)A)5 - 0 a -
0a
s =
EdE E
i
q s' =oY
E 5q FF
$ H.W 3
s# F F'E5
P
r d:!
5.'
oQo
Xtr
n
qG6' 'oo €E a
cD(D
o t r.tsq POQ
0a Fr I

0'Ts
;r30q
op
+E
h
Eg; zCN a
o-oco 9 o.
pr(]ti= o Fl gCD
z
a
? gF
H
O- .;
oa o lc' ro bj Fl
: q:5 = o.F
c=ix. k LTJ €'s n
o 50q6-
i: i,D
z E6 E
oq rJqa oe CN u^y Oq
-,a€.
9ptrP o
yr -)',1 1 3 - ay #
: i ,.l - ^ = Y i , o q do-
+o:
z
E'5i s ss5"soao E qR

sg'f *o-o-: F F ^i
=6 (- H
6 R 5 'rJ
i6 E
F)
* t s A *

F F I F
-a (D
Fl

FD .gE
.q;
dds
n@-I r:BS
bo
i. r-t Oct
(DE o

X
x xE
o .) < dFioa
Pf
o
"6"' qG-+ %=' tt
-
= !:F ,if 6RE' -F
E E
Fio
Ei +04 oo i.
P6- *a6- ol 7fB
+
Fe(D
ol
.+
$fr p.'ts.
P
oc t- D
l l F

F
tDl o
r

L't (JJ
A NJ
?72
ZF
.Lr
r 0o>
2f
m fTl

o o
n>
o o =Rre
N NJ
N)
"zx -)
o
,N
; \'

0q (, €a it d(, q?)
4v) 4,o 5Ea' cDv)
EL€ E€ 'H
ds6
t F{
ii' a =
pop- 6X
!1 S)
= < o.
FrF0) rr tg
F. tt
TID oa tD ^g +O )
H
o!J FD!
o o
E. fiE HE
Kd.
o o 9q Lro
aio
(n V)
t( a;' ts 6-
7f Hi7)
7l' o.3 =7f
o^-
oqp <F
o
oq Fog,e
o 56j o
rl
IA
z\i Rg -
?' to
PO
r-r |J
ss
*-
AO 'o
n =' 0o cD
(D
I EU>F':
.i
:IF trPF E' ,' 9>) a F PE F P g * E > F
a O
o Fts B X 5 g qlJ Fl" cD< a=EQr=atF)$:i
o 5 goa d s6"g d.q v)=t E d: 6 -d i - ' E ' i ' 5 '
oa
-
EHa
-gx
EEsTEH
E3E'sEs
tr0a
Q6 E,E3i.6 HIi;
d X
.D 1f,
-od Fr n
H' o.aE
o
3+sC+ BFF"H
0a
' Lrn -vY
- 6 o.5 5 e
E6' tr e
r .E- s 3S i
q
tr
6
I q P '

-0a 7f =. *ifiE
a 7t (D-
F
o s g i.- -
@ !to oc a 7t,=)
0a F) 6
te i!
P A 'Rg
t) o :kf
F)
,tr
8: - Eg=
goaoa
x *Ed : 3=+.o
p p F F,fig g o
r_t
te BdF. E. !D
AHAaAt O !g
tt TH ii t r i '
6
o xo
YfYYg.FE F
r-t
xc
(D A I-A \l
* aoe -aSl
Ho:r
-a 6lOS

5il5atEs
+ \/ v
(-.8 (D F)' Y.)'dd Y.i' 3 !
rI!Jd gE' lE'sD H'ii' P t bS
gE= E E5
JA
F' A: 6FF6F R-'-'=
F6a F if-
+=.H+ E E 5I
gH $F5
5
no ii'
6H
E':
6
q9 0a
(DCDg
-
6E
F-+
<g)
Ftr E
'4:3 fr*tF
oiP = 6-sr=>
8F?E,;a (|af 0a oo. !'.
I
rc + s$ d:
=
6 ^ i

p ?5
oa oa
J

fi TEfr
g5s'
$r$
i
---
--s
|^
F i i
s: li
Fi' F.

k?

o\ NJ oo {

o t-l
( _.1

o
N)
o o o
NJ t9

I
ly

$Er c(h
a, (t)
oct
0a cn
9a'
EL€
R=6
F'
o^i
''I A At^
<crE 71 6i @e
B BE
oq a.:
io)E i+
E H.H t} i- jd9.
r=.
6 EE (D Eg
d'5
( / ) Y r fe
(r) l+ ir)

0q= o Fq
oa =v,

ss
q3
(D
F|

x{
5

Ft
E

o B-$g
F-i:'
FW
I E
w
o =.o
.E
:gd
) >e
ryF Sf t tr PE F F PI
gg:
U) cf.
gt
Sa'o
rro p r.l d 5 HHSEHFH
atBgpcEEE
FiIJ
-HF E
x -S

rF
v) :o

n o
6 g $: s EF
-
0e
o S 6 = EE
r_t
0e 8'HE
J,tsrr
(D

Tqo
Hga'
oa
o =: q+
(h
g67r t,
oaE-* o
g FD
(-D !- iD (D
Fl
-
F|
dF=

UOEU -aY.
(D
rt
+='8'
{FA--A- -AH{*
F

.a tf Y)' I Yi, !LYi,qR \J!rWP


*5
F ! = i =. co r -* o- qq E e I c =x'i
! e = rr- n'P 6i€ CDtD=
F3 3 E 3b' E
EFEEHFSE EdE A.EF+ Ooof.r
m r
".
-
=8.
. ' n / FM
'3,'v^: F=- T; =,ifi 5H=: Efr
g-F
F+ E
*; Ffltr= ==
E =" 6 r =- g-F
=
FFi'
='6 FgE' FDL F
-r '-.r E S
F hp F? s..=6ii Fex iD - Oq
=
-:i
7il'5 6 = 5d :r T
€95"_ qa5e 5-'o
octdR I
at

F3 P : = Oc
Cv)
iD B

('oi-s'. 9A

A)v) #
iv
Pgq Fq
a-ts €
= +

N
{ oo (r)
A

t-t

o
(}) o o o
NJ NJ tJ
F

INSTRUMENSOAL/TES
MA T.APE,LAJARAN ILMU PnNcuTIHuaN ALAM_
KELAS III SEMESRTERII

Nama : H4nt ,/rat :


Beriluh tanclu silcng (-r) patlu stu huruf A, B, C atau D pada jawaban yang
diunggap hstr*i.,i

l.Ilola akan bergerakcepatpadatempatyang ...


A. bergclombang C. berpasir
13.berlunipur D. licin
2. Jika kalian bennain kelereng,gerakankelerengadalah...
A. rnemutar C. mengalir
B, melunc'"rr D. menggelinding
3' Perh'tikangambardi balvahini! Bendayangbergerak
lebihcepatadalah...
A. dadu
B. kelereng
C. dadudankelereng
D. dadulebihcepat

4. Bolasepakdapatbergerak menggelinding bila...


A. dipegang C. disentuh
B. ditendang D. diangkat
5 . r\ir sel*lumengalirdaritempatyang...menujutempatyanglebih...
A. rendah,tinggi C. datar,rendah
B. rendah.datar D. tinggi,rendah
6. Bendayangbergerak dengancaratidakmengaliradalah...
A. Susucair C. minyaktanah
B. air '
D. roda
7. Berikutini yangmermanfaatkan gerakair mengarir adarah...
A. air untukmemasak C. air untukmengairisawah
B, air untukmencuci D. air untuktransportasi
8 . Gerakair sungaidari tempatyangtinggike tempatyanglebihrendahdisebut
...
A. mengalir C. jatuh
B. meluncur D. memantul
9. Air yangdituangdari teko ke dalamgelasmengalami...
A. mengalir C.jatuh
B. memantul D. menggelinding
10.Gasingbergerakdengancara...
A. meluncur C. berputar
B. bergetar D. menggelinding
I 1. Bola yangdilemparkanke atasakanberputar,kemudian...
A. memantul C. menggeling
B. berputar D. jatuh
12.Kincir anginbergerakdengancara...
a. rn-enidniiri a'. meng$ehndrhg
B. berputar D. bergetar
13. Bola karetyang dilemparke tembok akan bergerak
"..
A. Menggellinding
C. jatuh
B. meluncur
D. memantul
14. Peristiwaperpindahantempat buku sepertitampak
pada gambar di bawah ini disebut
A. jatuh
B. meluncur
C. mengalir
D. memutar

1 5 Gaya
. yangakankita berikanpadasuatubendaakanmengakibatkan
bendatersebut,..
A. diam C. tenang
B. bereerak D. bergoyang

16. Bendayangterlihatpadagambardisebelah
apabila
dilempar,Makayangakanjatuhlebihcepatadalah.
. ...
A. Gambar(a)
B. Gambdr(b)
C. Bersama-sama
D. Gambar(a)lebi
hcepat

(b) KertasyangDiremas-remas
17.Bendadikatakan bergerak
bila bendaitu berpindah...
A. tempat C. permukaan
B. tangan D. bentuk
l8' Bendayangjatuh danmembenturbendalain lalu kembalike
atasdisebutmengalamigerak
A. menggelinding C. menealir
B. memutar D. meniantul
19.Di antarabenda-benda
berikutini yangtidakmemanfaatkan kegunaan dari gerakmemantul
adalah...
A. bolabekel C. bolaping pong
B. bolabasket D. buahdurian
20. Urutanlintasandariy-angpalinghalus
Lapangan permukaannya adalah...
rumput
A. lapangan rumput,tikarplastik.papan
Tikarplastik B. Papan,lapanganrumput,tikar plastik
C. Tikar plastik,lapanganrumput,papan
D. Papan,tikar plastik,lapanganrumputr
?

UJI REFERENSI

Nama SITI MAESAROH


NIM 8090I 830008I
Jurusan PGMI
Judul Skripsi PengaruhMetode Cara Belajar SiswaAktif (CBSA)
Terhadap Hasil Belajar IPA Kelas III MI. Nur Attaqwa
Kelapa Gading Jakarta Utara.
Hal
Nomor Paraf
No BAB Judul dan PengarangBuku Skrip
Footnote Pembimbing
si
Masitoh, Laksmi Dewi. Buku

I I
Strategi P embeI aj ar an,
(Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Departemen
5
b,-
Asama N" 2009),Hal. 37.
Drs, H. Abd Ahmadi dan Drs

2 I
2
Joko Tri PrasetioStrategi
BeIaj ar Mengajar (Bandung:
PustakaSetiaBandung,2007),
hal.120
6
&/-
Drs. Il. Abd Ahmadi dan Drs

I a
J
Joko Tri PrasetioStrategi
Belaj ar Mengajar (Bandung:
PustakaSetiaBandung,2007),
6 A\'
hal,121
Drs. H. Abd Ahmadi dan Drs
Joko Tri PrasetioStrategi
4 I A
+ B eI aj ar Mengaj ar (Bandung: 6
PustakaSetiaBandung,2007),
hal.122

5 I 5
Mukl-rtar,Martinis Yamin,
Metode Pembelajaranyqng
Berhasi l, (Jakarta:SasamaMitra
Suksesa,2002), hal.l3
7
tr
6 II I
Abudin Nata, Filsafat
Pendidikan Islam, Jakarta,Gaya t0 A
:1
MediaPratama. 2005.hlm.l43

7 II 2
Abudin Nata, Filsafat
Pendidikan Islam, Jakarta,Gaya
MediaPratama. 2005"hlm.l43
l0
Ar
8 II J
A. Heris Hermawan,Filsafat
P endidikan I sI am, Direktorat
PendidikanIslam Depaftemen
t0
h--
f

Agama RI, 2009, Cet Pertama,

u4
h.235
B. Suryosubroto,ProsesBelajar
9 II
A
T
Mengajar di Sekolah, Jakarta, 12
Rineka Cipta. 2002. hlm. 149
10 5 TerjemahAl Qur'an,(Bandung: 12
II
CV PenerbitJ-Art. 2005\h"282
A. Heris Hermawan,Filsafat

ll II 6
Pendidi kan Is Iam, Direktorat
PendidikanIslam Departemen
AgamaRI,2009, Cet Pertama,
h.237
12
d{
v\
12 II 7
Abudin Nata, Filsafat
Pendidi kan Is Iam, Jakarta, Gaya 18
z"-
a
Media Pratama.2005.hlm.143
Drs. H. Abd Ahmadi dan Drs
Joko Tri PrasetioSnategi
13 II 8 BeI aj ar Mengaj ar (Bandung: l9
PustakaSetiaBandung,2007),
hal.120
Nana Sudjanadan Wari
14 II 9 Suwariyah,Model-model
Mengajar CBSA, (Bandung:
SinarBaru. 1991).hlm.2l
Masitoh, Laksmi Dewi. Buku
l9
&-
l5 II l0
Strategi PembeI aj ar an,
(Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Departemen
Asama N, 2009),Hal. 173-174.
19
A-,-
t6 II ll
Mukhtar dan Martinis Yamin,
Metode Pembelajaran yang
Ber hasil, (Jakarta:SasamaMitra
Suksesa.2002\. hal.13
2l
M
8,-
Nana Sudjanadan Wari
l7 t2 Suwariyah,Model-modeI
II
Mengaj ar CBSA, (Bandung:
SinarBaru, 1991),hlm.23-32
DepartemenPendidikandan

l8 II l3
Kebudayaan,Kamus Besar
Bahasa Indonesia, cet. Ke2
(Jakarta: Balai Pustaka),Hal.
578.
1A

4--
Hadari Nawawi, Pengaruh

l9 II t4
Hubungan Manusia di
Kal angan Mur id Terhadap
Prestasi Belajar di SD, (Jakarta:
T h I i , N o . l / 1 9 81 ) , H a l .1 0 0
25
d)'
20 II l5
Purwanto, Evaluasi Hasil
BeIaj ar, (Yogyakarta: Pustaka
Pelaiar,2009),Cet, 1, Hal.45
25
Ar
f

21 II t6
Purwanto, Evaluasi Hasil
BeIaj ar, (Yogyakarta: Pustaka
Pelaiar.2009).Cet. l. HaL45
25
4-
22 il t7
Asep Jihad dan Abdul Haris,
Evaluas i PembeIaj ar an,
(Yogyakarta:Multi Pressindo,
2008),Cet.l, Hal. 14.
25
af
Agus Suprij ono, Cooperative
Learning: Teori Dan Aplikasi
z5 II t8 Paikem,(Yogyakarta: 26
PustakaPelajar,2009),Cet.1,
hal.5.
Sumadi Suryabrata,Pendidikan
aA Psykologis, Cet, Ke 18 (Jakarta: A
l9 27
II
RajawaliPers,1991),Hal.233- qll
\-

rn"'
23s
Muhibbin Syah,Psikologi
z) II 20 Pendidikan, (Jakarta : Remaja 27
RosdaKarya. 1999). Hal.140
Muhibbin Syah,Psikologi
z6 il 21 Pendidikan,(.Iakarta: Remaja 28
RosdaKarva.1999)" Hal.l77 4')
Abdul Majid, Perencanaan
P embeIaj ar an Mengembangkan
r\
ll I ,--
27 II 22 Standar Kompetensi Guru, 28 q7)
(Bandung:RemajaRosdakarya,
2009). hal. 186
Abdul Majid, Perencanaan
P embeIaj ar an Mengembangkan
28 II Standar KompetensiGuru, 29 A -/"
(Bandung:RemajaRosdakarya,
2009 ). hal.194
{1
Masitoh, Laksmi Dewi, Strategi
29 24 PembeI aj ar an, (J akarta: 29
il
Direktorat JendralPendidikan
Islam DepasRI2009),cet.l, h.3
Muhibbin Syah,Psikologi
30 25 P endidikan Remaja dengan 29
il
p endekatan bar u, (B andung:
Rosdakarya.1995),h.88

JI
I 26
Muhibbin Syah,Psikologi
P endidikan Remaja dengan
p endekatan bar u, (B andtlngl'
Rosdakarya,1995), h. I I ll
29
er
II 27
Sumiati dan Asra, Metode
PembeIaj ar an, (Bandung: CV
WacanaPrima,2009),h 54
Sumiati dan Asra, Metode
30
ar-
aa
JJ
I 28 PembeIaj ar an, (Bandung: CV
WacanaPrima,2009),h 41
3l
h-
t/

1A
J+
II 29
Sumiati dan Asra, Metode
P embeI aj ar an, (Bandung: CV
WacanaPrima,2009). h 52
)z
K
6,,'
Abuddin Nata, Filsafat
35 30 Pendidi kan Is Iam, (Jakarla: )z
II
Gaya Media Pratama,2005), Cet
Pertama.h. 101.
A. Heris Hermawan,Filsafat
Pendidikan IsIam, (Jakarta:
36 II 31 Direktorat PendidikanIslam
Departemen AgamaRI, 2009),
Cet Pertama.h. 84

31 ll
A. Heris Flermawan,Filsafat
Pendidikan Is Iam, Direktorat
PendidikanIslam Departemen
Agama RI, 2009, Cet Pertama,
h.78.
33 a,-
A. Heris Hermawan,Filsafat o
38 II JJ
Pendidikan Islam, Direktorat
PendidikanIslam Departemen 33 1_
Agama RI, 2009, Cet Pertama,
h.82

0f
Muhibbin Syah,Psikologi
39 34 Pendidikan Remaja dengan 34
II
p endekatan baru, (B andung"
Rosdakarya,1995),h. 10
Abd Rozak dkk, Kompilasi

40 II 35
Undang-undangdan P eraturan
Bi dang Pendidikan, (Jakarta,
FITK PressUIN,20I 0), cet ke-I ,
34 /r)-
'ot
h.6.

4l II 36
Abuddin Nata, Filsafat
Pend id i kan I sIam,(Jakarta,Gaya
Media Pratama,20O5),
pertamah.101.
cet
J4 4,-
A. Heris Hermawan,Filsafat
Pendidikan Is lam, (J akarta,
A--
42
o\
ai
II )I
DirektoratPendidikanIslam J+
DepartemenAgama RI, 2009),
Cet Peftama.h. 84
Muhibbin Syah,Psikologi
A1
+_) 38 P endidikan Remaja dengan 35
II
p endekatan baru, (B andtng:
Rosdakarya,1995),h, l1
Muhibbin Sy ah,Psikologi
44 U 39 P endidikan Remaja dengan
p endekat an bar u, (B andung:
Rosdakarya,1995),h. l2
36
k-)'
45 II 40 A. Heris Hermawan,FilsaJat
P end idi kan I sIam. (J akarta:
36
fr)---
ft'

Direktorat PendidikanIslam
DepartemenAgama RI, 2009),
Cet Pertama.h. 84
A. Heris Hermawan,Filsafat
Pendidikan Is Iam, (Jakarta:
46 II 4l Direktorat PendidikanIslam 37
DepartemenAgama RI, 2009),
Cet Fertama,h. 98
Abd Rozak dkk, Kompilasi

41 II
/1a
Undang- undang dan Per atur an
Bi dang P endidikan, (Jakarta,
FITK PressUIN,20l0), cetke-1,
h.6
37
A'
4-
Karso, Dasar-dasar
48 A'
+) Pendidikan MIP A( Jakarta: 38
II
UniversitasTerbuka,I 993),
\7a1.23
EndangWahyudiana,Modul
Pendidikan dan P elatihan
49 II 44 Frofesi Guru, "llmu 39
FengetahuanAlam", (Jakarta:
{ - f N J , 2 0ll) , H a l . 1 8 1
HendroDarmodjo,JRE Kaligis,
Pendidikan IPA II, (Jakarta:
DepartemenPendidikandan
50 II 45 KebudayaanDirektoratJenderal 41
PendidikanTinggi Proyek
PembinaanTenaga
Kependidikan,1992),Hal. 7
Nana SyaodihSukmadinata,
5l III Metode Penelitian Pendidikan,
(Bandung:PT RemajaRosda
Karya,2010),hal"207.
46
0-r--
Sugiyono.MetodeP enelit i an
() --
Pendidikan (Pendekatan
52 III 2 kuantitatif, Kualitatif dan R&D|. 46 U)
(Bandung:Alfabeta,2009).hal.
74-75
Riduwan, Belajar Mudah
Penelitian Untuk Guru-
53 III
a
-) Karyawan Dan Peneliti Pemula, 41
(Bandung:ALFA BETA, 2009).
hal. 54
Riduwan, tselajar Mudah
Penelitian Untuk Guru-
54 III
A
Karyawan Dan Peneliti Pemula, 47
(Bandung: ALFA tsETA, 2009).
hal. 56
55 III 5 Riduwan, Belajar Mudah
Penelitian Untuk Guru-
47
a
r

KaryawanDan PenelitiPemula,
(Bandung:ALFA BETA, 2009).
t!\.
hal.58
Ul
SuharsinniArikunto, Prosedur
56 6 Penelitian Suatu P endekatan 48
III
Praktik, (Jakarta:Rineka Cipta,
2010)hal.203
SuharsimiArikunto, Prosedur
57 III 7 Penelitian Suatu P endekatan
Praktik, (Jakarta:Rineka Cipta,
2010)hal.204
48
&.'
58 III 8
Anas Sudjiono,Pengantar
Evaluasi Pendidi kan (Jakarta:
PT RajaGrafindoPersada,2010),
h.258
48
A-
Anas Sudijono,Pengantar
St at ist ik Pendidi kan (Jakarta:PT
A
59 III 9
RajaGrafindoPersada,
49
6
2010).h.258

60 III t0
SuharsimiArikunto, Dasar-
dasar Evaluasi, (Jakarta:Bumi 50
U1
n-
Aksara,20 l2), h. 222-223
SuharsimiArikunto,Dasar- '50 A.-
61 III l1 dasar Evaluasi, (Jakarta: Bumi a1
Aksara. 20 l2\, h. 222-223

62 III t2
SuharsimiArikunto,Dasar-
dasarEvaluasi,(Jakarta:Bumi
Aksara,201,2),h. 227-228
50
6;
0i
Riduwan. Dasar-dasar
63 IIl l3 Statistika (Bandung: Alfabeta, 5l
. . 190
2 0 1 0 )h
Sudjana,Matoda Statistika
64 III t4 (Bandung:Tarsito,2005),
h249
cet.III, 5l
6-
65 III l5
Sudjana,Matoda Statistika
(Bandung:Tarsito,2005),
h239
cet.III, 52
K
Jakarta,Juli2014

E
i Irwandi. M.Si.
105282000031002
7

KEMENTERIANAGAMA No.Dokumen : FITK-FR-AKD-082


UINJAKARTA Tgl.Terbit : 1 Maret 20.10
FORM(FR)
FITK No.Revisi: : 01
JL lr. H. Juatfu No 95 Ciptt/F,t15412 lrrdone.qa Hal 1t1
SURATPERMOHONAN
IZINPENELITIAN
Nomor: Un.01/F.1/KM.O1.31.2#..12012 Jakarta,30 April2012
Lamp. : Outline/Proposal
Hal : Pennohonanlzin Penelitian

KepadaYth.
KepalaMl. NUR,ATTAQWA
di
Tempat

Assalamu'alaikum wr.wb.
Denganhormatkamisampaikanbahwa,

Nama : SlTl MAESAROH


N IM :8 0 9 0 183000081
Jurusan : PGMI(DualModeSystem)
Semester :Vlll (Delapan)
JudulSkripsi: PengaruhMetodeDiskusiTerhadapHasilBelajarIPA Kelaslll Ml.
Nur-Attaqwa
KelapaGadingJakartaUtara
adalahbenarmahasiswa/i FakultasllmuTarbiyahdan KeguruanUINJakartayang
sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di
rasahyang Saudarapimpin.
instansi/sekolah/mad

Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkanmahasiswa tersebut


melaksanakanpenelitian
dimaksud.

Atas perhatiandan kerjasamaSaudara,kamiucapkanterimakasih.

Wassalamu'alaikumwr.wb.

PGMIDualModeSystem

MA
97ffi147 2AWO11 013
Tembusan:
1. DekanFITK
2. PembantuDekanBidangAkademik
yangbersangkutan
3. Mahasiswa
F

pENDIDIKAN
YAYASAN ISIAM - ATTAQII
NUR
MADRASAH IBTIDAIYAH
KELAPA GADING JAKARTA UTARA
AKTE NOTARIS: NO. 21 SOETOMORAMELAN, SH.
JL.RAYAPEGANGSAAN
DUAKM:4 RAWAINDAHKELAPA
GADING
JAKARTA
UTARA14250
TE1P.44836430
Nomor :012/B/NAT/Vlll/2}12
Lampiran :-
Hal : P E M B E R I AI N
ZINPENELITIAN

Kepada Yth,
D e k a nB i d .A k a d e m i k
U I N S y a r iHf i d a y a t u l l aJha k a r t a
Di-

JAKARTA

D e n g a nH o r m a t ,

n u r a t P e r m o h o n a nl z i n P e n e l i t i a nB a p a k , N o m o r :
BerdasarkaS

U n . 0 1 / F / K M . 0 1 . 3 / 7 6 3 1 2t0a1n2g g a3l 0 A p r i l2 0 1 4 ,m a k ad e n g a ni n i P i m p i n a n
M a d r a s a hl b t i d a i y a hN u r - A t t a q w Jaa k a r t at e l a h m e n e r i m ad a n m e m b e r i k a n
t i b a w a hi n i :
i z i nk e p a d aM a h a s i s wtae r s e b u d

Nama SITIMAESAROH

NIM 8090183000081

Semester V l l l( d e l a p a n
)
J u d u lS k r i p s i P E N G A R UMHE T O D D T IE R H A D AHPA S I L
E ISKUS
IPAKELAS
BELAJAR KELAPA
III MI. NUR-ATTAQWA
UTARA
GADINGJAKARTA
n ohonmaaf dan
D e m i k i a ns u r a t i n i d i b u a t ,k e p a d a y a n g b e r k e p e n t i n g am
maklum.

J a k a r t a5; M e i 2 0 L 2

M Ml. Nur-Attaqwa

IBIIDAIYAI{
I{ADRASAH
NUR.ATIAQWA
TERAXREDITASI

1 025
1.970!231199903

Anda mungkin juga menyukai