Anda di halaman 1dari 4

PANCASILA DALAM PERSPEKTIF SEJARAH PERJUANGAN BANGSA

INDONESIA
Pancasila adalah kesepakatan antara semua golongan yang ada di negara ini. Sebuah
kesepakatan yang mulia tidak akan banyak membantu jika tidak dimasukkan ke dalam
kondisi yang jelas. Oleh karena itu, kesepakatan luhur bangsa harus dirumuskan sebagai
ideologi dan falsafah bangsa. Pancasila dalam perspektif sejarah perjuangan bangsa indonesia
adalah sudut pandang yang mengkaji peristiwa yang melatarbelakangi terbentuknya Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan dasar negaranya, yaitu Pancasila. Pembentukan Pancasila
tidak terlepas dari sejarah kerajaan-kerajaan yang ada di Nusantara dari zaman Hindu, Budha,
dan Islam. Sejarah perjuangan dan berdirinya bangsa Indonesia dalam mencapai
kemerdekaannya telah berlangsung selama berabad-abad, dengan berbagai cara dan tahapan.
Maka dari itu, sejarah perjuangan bangsa Indonesia memiliki hubungan dengan sejarah
lahirnya pancasila.
1. Sejarah Kerajaan di Nusantara
1. Kerajaan Sriwijaya (620-1270)
Pada abad ke-7 di Sumatra (Palembang) muncul kerajaan pertama kali di Nusantara.
Kerajaan tersebut bernama Kerajaan Sriwijaya yang dipimpin Balaputradewa. Sebagai negara
maritim, Kerajaan Sriwijaya mempersatukan seluruh nusantara. Selama enam abad, Kerajaan
Sriwijaya mencatat banyak monumen bersejarah di Nusantara, salah satunya adalah Candi
Borobudur yang terbukti menjadi pusat kegiatan keagamaan Buddha.
Menuju pada abad ke-12 situasi Kerajaan Sriwijaya memburuk karena terjadi
perpecahan perang saudara bahkan keberadaan Sriwijaya semakin lemah. Kekuatan Sriwijaya
diambil alih tanpa kepemimpinan, oleh sebab itu kerajaan Sriwijaya menjadi jatuh. Ketika
Kerajaan Sriwijaya hancur dan jatuh munculah kerajaan-kerajaan kecil seperti Kerajaan
Kalingga, Syailendra, Dharmawangsa dan sebagainya.
2. Kerajaan Majapahit (1293-1520)
Kerajaan Majapahit didirikan oleh Raden Wijaya, yang berada di bawah Pemerintah
Raja Hayam Wuruk yang dimana masa itu telah mencapai kejayaannya. Kerajaan Majapahit
terkenal dengan menyatukan seluruh kepulauan berkat "SUMPAH PALAPA" yang memiliki
arti persatuan dan kesatuan. Kerajaan Sriwijaya memiliki banyak peninggalan seperti Buku
Sutasoma MPU Tantular. Dalam kejayaannya Majapahit, Hindu dan Buddha dapat hidup
berdampingan secara teratur, karena toleransi antara orang-orang religius ditegakkan bahkan
salah satu bidang kekuasaan pada saat itu adalah bahwa Pasai telah memeluk Islam. Di masa-
masa ini Majapahit juga menyatukan kembali seluruh nusantara yang telah terpecah kurang
lebih 3 abad (1293-1520), tetapi di waktu bersamaan Mahapatih Gajah Mada wafat dan
terjadi perang saudara dalam perebutan tahta, oleh sebab itu kerajaan Majapahit hancur dan
runtuh.
Dalam sejarah kerajaan di Nusantara seperti masa kerajaan Sriwijaya dan kerajaan
Majapahit terdapat keterkaitan antara rumusan Pancasila. Pada waktu itu unsur-unsur yang
terkandung dalam Pancasila telah ditemukan sebagai prinsip yang menjiwai kehidupan
masyarakat yang telah dihayati, dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Yang dimaksud
dengan unsur-unsur tersebut adalah unsur-unsur yang berupa ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, pemerintahan masyarakat dan pemerintahan serta keadilan sosial.
Menurut Dr. Bjo Schrieke, menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada tahun
1292 melalui jalur perdagangan dari Gujarat dan Persia/Iran. Kerajaan Islam tertua di
Indonesia adalah Samudra Pasai yang didirikan oleh seorang raja bernama Sultan Malik Al
Saleh yang berada di Sumatera. Kemudian pada abad ke-14 Kerajaan Aceh yang pertama
berdiri Sultan Ali Muhayat pada tahun 1530, sedangkan raja yang terkenal dalam
pemerintahan Aceh saat itu adalah Sultan Iskandar Muda. Kerajaan Goa berada di Makassar
dan raja islam pertama Alaudin lalu diganti dengan Sultan Hasanudin yang dimana Sultan
Hasanudin terkenal dengan sikap keras terhadap penjajah Belanda. Kerajaan-kerajaan di
nusantara ini telah mengalami masa kejayaannya dan mampu mempersatukan nusantara,
bahkan dalam bidang keagamaan seperti Hindu-Budha dan Islam yang dapat diterima oleh
masyarakat sekaligus tanpa ada paksaan, sehingga menjadi suatu budaya.
2. Masa Penjajahan Belanda di Indonesia
Sejak jatuhnya kerajaan Majapahit, Islam masuk ke Indonesia dan berkembang pesat
serta tidak menimbulkan masalah dengan agama lain seperti Hindu dan Budha. Setelah Islam
masuk ke Indonesia, muncul bangsa-bangsa barat ke Indonesia seperti Portugis dan Spanyol.
Bangsa Belanda masuk ke Indonesia dipimpin oleh Cornelis De Hotman pada tahun 1596
melalui Banten. Belanda berhasil menguasai Indonesia dan mendirikan suatu perkumpulan
perdagangan yang disebut VOC. Keberuntungan Belanda didapat dari kekayaan alam
Indonesia. Dari keberuntungan Belanda, rakyat Indonesia mengalami penderitaan seperti
ditindas dan diperas. Dengan kondisi yang semakin parah, mengakibatkan perlawanan oleh
Sultan Ageng Tirtayasa, Sultan Hasanudin, Pangeran Diponegoro, dan sebagainya.
Perjuangan yang dilakukan oleh para tokoh perjuangan gagal karena masalah kesadaran
kebangsaan yang belum terpupuk dan perlawanan yang masih sederhana. Akhirnya Kompeni
Belanda kembali menaklukkan Mataram, Makassar, dan seluruh daerah vital dan strategis
bagi pertahanan Belanda dan pada abad ke-17 menjadi masa keemasan Belanda karena ketika
dipimpin oleh Cornelis De Hotman pernah melawan Portugis untuk merebut Malaka dan
merebut Jayakarta dimana Jayakarta dari tangan Sultan Ageng Banten.
Pada tahun 1798, kondisi VOC semakin menurun dan akhirnya VOC dibubarkan tetapi
tugasnya diserahkan ke pemerintahan Hindia-Belanda. Belanda kembali melakukan
perlawanan di Indonesia yang dipimpin oleh Jendral Van Den Bosch dengan cara tanam
paksa. System tanam paksa yang harus dilakukan oleh pemerintahan Hindia-Belanda terdapat
beberapa ciri-ciri yaitu:
 Adanya keharusan bagi rakyat untuk menanam jenis tanaman.
 Keharusan untuk membayar pajak hasil bumi.
 Tanaman jenis ekspor tersebut dikirim ke Eropa untuk mendapat keuntungan
besar.
Hal ini membuat rakyat Indonesia semakin mederita dengan adanya system tanam
paksa. Rakyat Indonesia banyak yang mengalami kemiskinan, kelaparan, dan kebodohan.
Pada tahun 1870, system tanam paksa dihapus dan pemerintahan Hindia-Belanda
mengeluarkan UU Agraria. Dengan adanya UU Agraria tersebut membuat rakyat yang
terjajah semakin menderita.
Keinginan untuk merdeka harus diperjuangkan dengan penuh kesadaran dan
keberanian, sehingga dapat melahirkan pergerakan nasional di Indonesia. Dengan adanya
faktor internal dan eksternal tersebut maka pada tanggal 20 Mei 1908 berdirilah Gerakan
Budi Utomo yang didirikan oleh dr. Sutomo dan lain-lain. Dalam Gerakan Budi Utomo
disebut sebagai Hari Lahir Kebangkitan Nasional Generasi 08. Kemudian Indische Partij
muncul pada tahun 1915. Indische Partij ini terdiri dari 3 serangkai yaitu dr. Cipto
Mangunkusumo, Ki Hajar Dewantara, dan Douwes Dekker. Pada tahun 1927, berdirinya
Partai Nasional Indonesia (PNI) yang dipimpin oleh Ir. Soekarno. Pada tahun 1928 lahirlah
Sumpah Pemuda yang dimana pada konggres ke-2 diwakili oleh organisasi PPPI, Jong Java,
Jong Islamiten Bond, Jong Sumatranen Bond, Pemuda Indonesia Jong Celebes, Jong Ambon
dan Pemuda Kaum Betawi. Isi sumpah pemuda sebagai berikut :
1. Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah
Indonesia.
2. Kami putra dan putri Indonesia mengku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
3. Kami putra dan putri indonesi menjunjung Bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.
Dengan sumpah pemuda ini dapat mendorong perjuangan kemerdekaan Indonesia lebih
tegas dan memperkokoh persatuan bangsa sebagai bekal yang lebih kuat di benak bangsa
Indonesia menuju cita-cita kemerdekaan Indonesia.
3. Masa Penjajahan Jepang di Indonesia
Jepang mendarat di Indonesia melalui Tarakan, Minahasa, Sulawesi, Balikpapan pada
tahun 1942. Belanda menyerah pada Jepang pada tanggal 9 Maret 1942. Jepang pertama kali
ke Indonesia, melakukan propaganda sebagai berikut :
1. Jepang mengaku sebagai saudara tua
2. Jepang akan membebaskan bangsa asia dari penjajahan barat
3. Jepang akan membebaskan bangsa Indonesia dari penjajahan barat
Propaganda ini merupakan taktik Jepang bagi Indonesia untuk membantu Jepang
melawan sekutunya dalam perang Asia Timur Raya. Namun Indonesia diberi kebebasan
untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya dan mengibarkan bendera merah putih disamping
bendera Jepang. Pada tahun 1944-1945, Jepang ditekan oleh operasi pasukan sekutu dan
rakyat Indonesia melakukan perlawanan melalui gerakan bawah tanah. Oleh karena itu
Jepang memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Jepang juga membentuk BPUPKI
(Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) pada tanggal 29 April 1945
yang dipimpin oleh Dr. Rajiman Widyodiningrat.
BPUPKI melakukan sidang 2 kali yaitu sidang pertama dilakukan pada tanggal 29 Mei-
1 Juni 1945 dan sidang kedua dilakukan pada tanggal 10 Juni-17 Juli 1945. Sidang pertama
membahas mengenai asas dan dasar negara Indonesia yang akan dibentuk yaitu : Peri
Kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Peri Ketuhanan, Peri Kerakyatan, dan Kesejahteraan rakyat.
1. Peri Keutuhanan (Ketuhanan Yang Maha Esa)
Menurut Moh. Yamin, Ketuhanan Yang Maha Esa bisa menjadi dasar negara karena
ada pengakuan Tuhan Yang Maha Esa dalam satu arti. Apalagi di Negara Kesatuan Republik
Indonesia ditegaskan bahwa Indonesia menganut negara beragama. Yang dimaksud dengan
negara beragama adalah bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia menghendaki hukum
positif yang disepakati oleh seluruh rakyat Indonesia, walaupun berbeda agama, tetapi negara
berkewajiban melindungi semua agama yang diakui dan tidak berhak. mencampuri urusan
agama apapun.
2. Peri Kemanusiaan (Kemanusiaan yang Adil dan Beradab)
Peri Kebangsaan dapat menjadi dasar negara karena semua bangsa Indonesia memiliki
derajat yang sama. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang menjunjung
tinggi hak asasi manusia, oleh karena itu negara ingin menerapkan hukum secara adil
berdasarkan supremasi hukum dan ingin mengupayakan pemerintahan yang bersih dan
berwibawa.
3. Peri Kebangsaan (Persatuan Indonesia)
Dalam peri kebangsaan ini bertujuan untuk melindungi semua bangsa, dan untuk
menciptakan negara yang bebas dan merdeka. Persatuan bangsa yang mendiami seluruh
wilayah Indonesia, bersatu menuju kehidupan bangsa dan budaya bebas dalam kerangka
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka dan berdaulat.
4. Peri Kerakyatan (Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan
Dalam Permusyawaratan Perwakilan)
Peri kerakyatan dijadikan dasar negara karena kerakyatan atau demokrasi harus
berjalan menurut aturan atau norma yang berlaku untuk kepentingan rakyat yang harus
menggunakan kebijaksanaan dalam musyawarah untuk memperoleh mufakat yang sebaik-
baiknya.
5. Peri Kesejahteraan Rakyat (Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia)
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia yang memiliki arti bahwa seluruh
rakyat Indonesia berhak atas perlakuan yang adil dalam bidang hukum, politik, dan
sebagainya.

SUMBER :
https://books.google.co.id/books?
id=r02ixHDvV5QC&printsec=frontcover&hl=id&source=gbs_atb#v=onepage&q&f=false

Anda mungkin juga menyukai