Anda di halaman 1dari 19

ASDEP PERANCANGAN JABATAN,

PERENCANAAN, DAN PENGADAAN


DEPUTI SDM APARATUR

” IT’S A CHALLENGE!"
Pembinaan Jabatan Fungsional

Diah Ipma Fithria L H


Analis Kebijakan
2

ARAH MODEL BIROKRASI 2020-2024


Arah Kebijakan
Penyederhanaan Birokrasi
4

ARAH KEBIJAKAN JF

PP 11 TAHUN 2017 TENTANG PENATAAN REGULASI (JF,


MANAJEMEN PNS DAN PP 17
TAHUN 2020 TENTANG
STANDAR KOMPETENSI,
PERUBAHAN PP 11 TAHUN KELAS JABATAN)
2017

PERMENPANRB NOMOR 13 TAHUN 2019 TENTANG


PENGUSULAN, PENETAPAN DAN PEMBINAAN JF SIMPLIFIKASI JABATAN
FUNGSIONAL

KONVENSIONAL KONVERSI INTEGRASI PENYESUAIAN TATA


KELOLA JABATAN
FUNGSIONAL
5

Kedudukan, Tanggsung Jawab dan


Tugas JF

JF JPT Madya

JPT Pratama
Tugas : memberikan pelayanan fungsional yang
berdasarkan pada keahlian dan keterampilan
tertentu Administrator
berkedudukan di bawah
Merupakan Jabatan ASN yang memberikan dan bertanggung jawab
Pengawas
jaminan pengembangan karier melalui jenjang
jabatan secara langsung

BERORIENTASI PADA HASIL/OUTPUT


6
metodologi, teknik analisis, teknik dan prosedur kerja yang
didasarkan atas disiplin ilmu pengetahuan dan/atau pelatihan
teknis tertentu dengan sertifikasi

Kriteria
Kriteria penetapan JF meliputi: Pelaksana tusi organisasi
a. fungsi dan tugasnya berkaitan dengan pelaksanaan
tugas dan fungsi Instansi Pemerintah;
b. mensyaratkan keahlian atau keterampilan tertentu
Keahlian/keterampilan tertentu
yang dibuktikan dengan sertifikasi dan/atau penilaian
tertentu;
c. dapat disusun dalam suatu jenjang Jabatan
Jenjang jabatan
berdasarkan tingkat kesulitan dan kompetensi;
d. pelaksanaan tugas yang bersifat mandiri dalam
menjalankan tugas profesinya;
Suatu profesi
e. kegiatannya dapat diukur dengan satuan nilai atau
akumulasi nilai dari butir kegiatan dalam bentuk angka
kredit.
Pengukuran kinerja

Indikator kelayakan suatu jabatan


7

KATEGORI, JENJANG, KRITERIA, DAN


KLASIFIKASI JF

BUP 58 Tahun

KETERAMPILAN Penyelia • Resiko Lingkungan


• Resiko Individu
Mahir • Tingkat Kesulitan
Ahli
Terampil • Kompetensi
Ahli Utama • Beban Kerja JF
Pemula
Ahli Madya BUP 65 Tahun

Ahli Muda BUP 60 Tahun Penetapan jenjang


Pertama
KEAHLIAN
BUP 58 Tahun
8

PENGANGKATAN DALAM JF

PENGANGKATAN PERTAMA PENGANGKATAN PERPINDAHAN PENYESUAIAN/INPASSING

• Syarat pendidikan • Syarat pendidikan • Syarat pendidikan


• Uji kompetensi • Uji kompetensi • Pengalaman kerja
• Nilai prestasi kerja min 1 • Pengalaman min 2 thn minimal 2 thn
• Nilai prestasi kerja min 2 thn
(satu) tahun terakhir baik • Nilai prestasi kerja min 2
terakhir baik
• Syarat lain yang • Batas Usia Keahlian : 53 untuk thn terakhir baik
ditetapkan oleh Menteri Ahli Pertama dan Ahli Muda, 55 • Inpassing untuk:
• Untuk calon PNS JF Ahli Madya, 60 JF Ahli Utama a) Penetapan JF Baru
• Hanya untuk jenjang bagi yang menduduki JPT b) Perubahan ruang
Pemula, Terampil, Ahli • Batas Usia Keterampilan : 53 lingkung tugas JF
tahun
Pertama, dan Ahli Muda c) Kebutuhan Mendesak
• Perpindahan dari non JF ke JF,
keterampilan ke keahlian, dan Prioritas Strategi Nasional
antar Ahli Utama
9

PENGANGKATAN DALAM JF

PENGANGKATAN MELALUI
PROMOSI

SYARAT BAGI KRITERIA

• Uji Kompetensi a)pengangkatan • termasuk dalam


• Nilai prestasi kerja min 2 kelompok rencana
(dua) tahun terakhir baik pada JF suksesi;
• memiliki rekam jejak b)kenaikan jenjang • inovasi yang bermanfaat
yang baik jabatan satu tingkat bagi instansi dan
• tidak pernah melakukan kepentingan nasional,
pelanggaran kode etik
lebih tinggi.
dan diakui oleh lembaga
dan profesi PNS pemerintah terkait
• tidak pernah dikenakan inovasinya;
hukuman disiplin PNS. • memenuhi Standar
Kompetensi jenjang JF
10

PENGUKURAN KINERJA
FROM THIS TO THIS

• s.d 2019
Ekspektasi Hasil Kerja dan
Konvensional • Berbasis akumulatif angka kredit
Perilaku Kerja → Dialog Kinerja
• Berorientasi pada proses Ruang Lingkup
Tugas JF
peran dan hasil kerja
mencerminkan output (kerja
• 2014
utama dan kerja tambahan)
• SKP dikonversi menjadi nilai
Konversi akumulatif angka kredit
Kompetensi
• Berorientasi pada output Evaluasi Kinerja → pendekatan
kualitatif dan kuantitatif
• 2019 - sekarang pre-requisite
• uraian kegiatan jf dalam SKP sebagai
Rencana Hasil Kerja – Indikator non pre-requisite
Integrasi target kinerja per tahun
Kinerja
• Berorientasi pada output (standar
kualitas hasil kerja)

PRE-DEFINED WORK CUSTOMIZED WORK


11

PANGKAT kenaikan jenjang merupakan


mekanisme promosi (naik ke
-
tingkat lebih tinggi)
pangkat pada prinsipnya
merupakan penghargaan -
atas kinerja
Mekanisme kenaikan jenjang akan
- dilakukan berdasarkan manajemen
talenta
layak tidaknya seseorang
diberikan penghargaan atas -
kinerjanya → dasar: penilaian skp
dan perilaku

JENJANG
12

PEMBERHENTIAN JF

Mengundurkan Diri
Pengunduran diri dapat dipertimbangkan dalam hal memiliki alasan
pribadi yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan tugas JF

Tidak Memenuhi Persyaratan Jabatan


❑ tidak memenuhi kualifikasi pendidikan yang dipersyaratkan
untuk menduduki JF.
❑ tidak memenuhi standar kompetensi yang ditentukan pada
JF yang diduduki.
13

Pengembangan Karier
Pola Karier JPT
❑ Talent Mobiliy
Pola Karier JF
• Pengangkatan dalam JF berbasis Keahlian
jabatan kritikal (COL) → pertama, JPT UTAMA
KELOMPOK JABATAN
perpindahan, penyesuaian, dan PIMPINAN TINGGI

promosi (akselerasi karier jf) JPT MADYA KELOMPOK JABATAN


• mekanisme hasil penilaian kinerja ADMINISTRASI
AHLI UTAMA
dalam kenaikan pangkat JPT PRATAMA
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
• mekanisme assessment dalam
Pola Karier JA Vertikal
kenaikan jenjang
Horisontal
❑ Talent Development
Diagonal
• pengembangan kapasitas ADMINISTRATOR AHLI MADYA
Pola Karier JF
Keterampilan
• integrated learning
PENGAWAS AHLI MUDA
PENYELIA

AHLI PERTAMA
MAHIR
❑ Talent Retention
• tunjangan jabatan --> reward PELAKSANA TERAMPIL
• kelas jabatan Promosi
• Kompensasi/benefit non remunerasi (daerah 3T, team PEMULA
leader, penunjang/pengembangan profesi → saat ini Mutasi
angka kredit)
Penugasan
CPNS
14

JF dalam Manajemen Talenta


15

Pengembangan Kompetensi

Kompetensi Create
Keahlian
Evaluate

Analyze

Apply

Keterampilan Understand

Remember

KSA=Knowledge, Skill, Attitude.


Kompetensi psikomotor dan kognitif akan
Kognitif
menentukan pada technical skill,
sedangkan kompetensi afektif akan
Afektif
menentukan bagaimana aspek non-teknis
(perilaku) berpengaruh terhadap kinerja
seseorang. Psikomotor
16

Pengembangan Kompetensi
→ diukur dari tingkat dan
spesialisasi pendidikan,
pelatihan teknis fungsional, dan
pengalaman bekerja secara
teknis**

→ diukur dari tingkat


pendidikan, pelatihan
struktural atau manajemen,
dan pengalaman TEKNIS
MANAJERIAL
kepemimpinan**

SOSIAL KULTURAL

→ diukur dari pengalaman kerja berkaitan dengan masyarakat majemuk dalam


hal agama, suku, dan budaya sehingga memiliki wawasan kebangsaan**
17

Kompetensi JA - JF
18

INSTANSI PEMBINA DAN ORGANISASI PROFESI


a. memberikan fasilitasi dalam penyusunan dan persetujuan dalam penetapan kode etik dan kode perilaku profesi JF.
b. menjalin kerja sama dengan OP sebagai mitra dalam penegakan kode etik profesi, penyusunan standar kompetensi profesi, penyelenggaraan uji kompetensi dan
sertifikasi kompetensi, pemberian advokasi dan pengembangan profesi, serta pengembangan ilmu pengetahuan, metode, dan inovasi bagi profesi.
c. memberikan dukungan kepada OP sepanjang rencana kegiatannya mendorong peningkatan profesionalitas, memberikan advokasi, dan penegakan kode etik JF.
d. melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas organisasi profesi dalam pembinaan dan peningkatan profesional JF.

Syarat Organisasi Profesi


Menteri melaksanakan pengawasan terhadap
Memiliki AD/ART;
18 Tugas
pelaksanaan tugas IP:
Memiliki tujuan dan sasaran;
▪ pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan
Memiliki visi dan misi, program kerja;

Instansi Pembina
pembinaan JF oleh Instansi Pembina; dan
Terdapat sumber pendanaan yang jelas;
▪ pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan JF
Berdomisili alamat;
pada Instansi Pemerintah.
Pembagian kerja dan tugas dan wewenang; dan
Berbadan hukum.

Mekanisme Pengawasan terhadap IP Centre of Learning Tata Cara Pembentukan


Pengawasan terhadap pelaksanaan JF dilaksanakan berdasarkan laporan Dalam hal suatu OP sudah terbentuk sebelum JF ditetapkan, OP dapat
berkala, paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun. dikukuhkan sebagai OP JF dalam keputusan pimpinan IP JF terkait.
Dalam hal hasil pengawasan pelaksanaan JF, Menteri berwenang Dalam hal suatu OP belum terbentuk, pembentukan OP ditetapkan melalui
mempertimbangkan untuk mencabut dan/atau membatalkan penetapan keputusan pimpinan IP berdasarkan usulan pengurus/calon pengurus
JF. kepada pimpinan IP dan/atau berdasarkan usulan dari perkumpulan profesi
JF dengan rekomendasi dari IP.

Anda mungkin juga menyukai