BRI SYARIAH
Disusun untuk memenuhi salah satu syarat tugas mata kuliah
Perbankan Syariah
Disusun Oleh :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang berkat karunia-Nya lah
makalah “BRI Syariah” dapat terselesaikan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Keuangan Lanjutan.
Melalui makalah ini kami bermaksud memberikan sekilas informasi mengenai Hybrid
Finance. Dalam menyelesaikan makalah ini, kami cukup banyak menemui kesulitan dan
hambatan dan kami menyadari terdapat kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu
kami mohon maaf atas semua kekurangannya.
Assalammualaikum Wr.Wb
HALAMAN PERSEMBAHAN
Makalah ini kami persembahkan untuk memenuhi tugas Perbankan Syariah. Tidak
lupa kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Allah SWT karena
tanpa izin-Nya makalah ini tidak akan selesai, dan terima kasih kepada rekan-rekan
2
yang telah membantu pembuatan makalah ini, apabila kami tidak bisa membalas
kebaikan kalian di dunia, semoga Allah SWT kebaikan nanti diakhirat, Amin.
3
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI 4
TAHUN 1967-1983 6
TAHUN 1988-1990 6
TAHUN 1991 - SEKARANG 6
SEJARAH BRISYARIAH 8
UNDANG-UNDANG 10
UNDANG-UNDANG DASAR 1945 PASAL 33 10
UNDANG-UNDANG NO 7 TAHUN 1992 10
UNDANG-UNDANG NO 10 TAHUN 1998 10
UNDANG-UNDANG NO 21 TAHUN 2008 11
PERATURAN BANK INDONESIA 11
PBI NO. 9/19/PBI/2007 11
PBI NO.6/24/PBI/2004 11
ATURAN PERBANKAN DALAM ISLAM 12
QS AN-NISA’ AYAT 29 12
QS AL-BAQARAH AYAT 238 12
QS AL-MAIDAH AYAT 1-2 12
4
4. TABUNGAN IMPIAN SYARIAH IB 20
5.TABUNGANKU BRISYARIAH 22
6. SIMPANAN PELAJAR (SIMPEL) BRISYARIAH IB 23
7. GIRO BRISYARIAH IB 24
8. DEPOSITO BRISYARIAH IB 25
5
Sejarah Perbankan Syariah Indonesia
Sejarah bank syariah di Indonesia dapat kita telusuri kehadirannya dengan merunut
aturan atau regulasi yang berkaitan dengan perbankan di Indonesia. Kemunculan bank
syariah sebagai salah satu badan usaha di bidang keuangan tentunya berkaitan
dengan perjalanan regulasi perbankan sebagai landasan hukum dalam menjalankan
usahanya tersebut.
Kehadiran pertama bank syariah di Indonesia dipelopori oleh berdirinya Bank
Muamalat pada tahun 1991 dan mulai beroperasi penuh tahun 1992. Untuk mengetahui
runutan sejarah hingga kehadiran sejumlah bank syariah di Indonesia dapat diuraikan
sebagai berikut :
Tahun 1967-1983
Lahirnya Regulasi Perbankan di Indonesia secara sistematis dimulai pada tahun 1967 dengan
dikeluarkannya Undang-Undang No. 14 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perbankan. Dalam pasal 13
huruf c diterangkan bahwa dalam usaha bank di dalam operasinya menggunakan sistem kredit dan tidak
mungkin melaksanakan kredit tanpa mengambil bunga. Hal ini karena konsep bunga ini melekat dalam
pengertian kredit itu sendiri. Lalu era tahun 1980an terjadi kesulitan pengendalian tingkat bunga oleh
Pemerintah karena Bank-Bank yang telah didirikan sangat tergantung kepada tersedianya likuiditas Bank
Indonesia sehingga Pemerintah mengeluarkan Deregulasi 1 Juni 1983 yang membuka belenggu tingkat
bunga ini. Deregulasi ini menimbulkan kemungkinan bagi Bank untuk menentukan tingkat bunga sebesar
0% yang merupakan penerapan sistem perbankan syariah melalui perjanjian murni sesuai prinsip bagi
hasil.
Tahun 1988-1990
Terhitung sejak adanya deregulasi 1 Juni 1983, lima tahun kemudian yakni pada
tahun 1988, Pemerintah memandang perlu untuk membuka peluang bisnis di bidang
perbankan seluas-luasnya. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan memobilisasi dana
masyarakat untuk menunjang pembangunan. Maka pada tanggal 27 Oktober 1988,
Pemerintah mengeluarkan Paket Kebijaksanaan Pemerintah Bulan Oktober (PAKTO)
yang berisi tentang liberalisasi perbankan yang memungkinkan pendirian bank-bank
baru selain bank yang telah ada. Pada era ini, dimulailah pendirian Bank-bank
Perkreditan Rakyat Syariah di beberapa daerah. Kemudian Majelis Ulama Indonesia
melangsungkan Musyawarah Nasional IV pada tahun 1990 dimana hasil Munas
tersebut mengamanatkan untuk membentuk kelompok kerja untuk mendirikan Bank
Islam di Indonesia.
6
Rakyat adalah menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil.
Ketentuan ini menandai dimulainya era sistem perbankan ganda (dual banking sistem)
di Indonesia, yaitu beroperasinya sistem perbankan umum dan sistem perbankan
dengan prinsip bagi hasil. Dalam sistem perbankan ganda ini, kedua sistem perbankan
secara sinergis dan bersama-sama memenuhi kebutuhan masyarakat akan produk dan
jasa perbankan, serta mendukung pembiayaan bagi sektor-sektor perekonomian
nasional.
Kemudian pada tahun 1998, terjadi perubahan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992
tentang Perbankan menjadi Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998. Perubahan itu
semakin mendorong berkembangnya keberadaan sistem perbankan syariah di
Indonesia. Berdasarkan Undang-Undang ini, Bank Umum Umum diperbolehkan untuk
melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, yaitu melalui pembukaan UUS
(Unit Usaha Syariah). Bank umum dapat memilih untuk melaksanakan kegiatan usaha
berdasarkan sistem umum atau berdasarkan prinsip syariah atau melakukan kedua
kegiatan tersebut. Sehingga kemudian tahun 2008, keluarlah UU No. 21 Tahun 2008
tentang Perbankan Syariah yang melengkapi minimnya regulasi perbankan syariah
selama ini.
Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 mengatur beberapa ketentuan baru di bidang
perbankan syariah, antara lain otoritas fatwa dan komite perbankan syariah, pembinaan
dan pengawasan syariah, pemilihan dewan pengawas syariah (DPS), masalah pajak,
penyelesaian sengketa perbankan, dan konversi unit usaha syariah (UUS) menjadi
bank umum syariah (BUS). Lalu Undang-undang ini memberikan keleluasaan dalam
pengembangan perbankan syariah sehingga memberi peluang besar ke depannya.
Keleluasaan itu antar lain adalah : Pertama, Bank Umum Syariah (BUS) dan Bank
Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) tidak bisa dikonversi menjadi Bank Umum.
Sedangkan Bank Umum dapat dikonversi menjadi Bank Syariah (Pasal 5 ayat 7).
Kedua, bila terjadi penggabungan (merger) atau peleburan (akuisisi) antara Bank
Syariah dengan Bank Non Syariah wajib menjadi Bank Syariah (Pasal 17 ayat 2).
Ketiga, bank umum umum yang memiliki Unit Usaha Syariah (UUS) harus melakukan
pemisahan (spin off) apabila (Pasal 68 ayat 1), UUS mencapai asset paling sedikit 50
persen dari total nilai aset bank induknya; atau 15 tahun sejak berlakunya UU
Perbankan Syariah.
Lalu banyak kegiatan usaha yang tidak dapat dilakukan oleh jenis bank umum
namun dapat dilakukan oleh BUS. Di antaranya, bank syariah bisa menjamin
penerbitan surat berharga, penitipan untuk kepentingan orang lain, menjadi wali
amanat, penyertaan modal, bertindak sebagai pendiri dan pengurus dana pensiun juga
menerbitkan, menawarkan serta memperdagangkan surat berharga jangka panjang
syariah. Dan kemudian perbankan syariah dapat menjalankan layanan yang sifatnya
sosial. Misalnya menyelenggarakan lembaga baitul mal yang bergerak menerima dan
menyalurkan dana zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana sosial lainnya kemudian
menyalurkannya kepada organisasi pengelola zakat
Sejarah bank syariah di Indonesia, pertama kali dipelopori oleh Bank Muamalat
Syariah Indoensia yang berdiri pada tahun 1991. Bank ini pada awal berdirinya
diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah serta mendapat
dukungan dari Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha
7
muslim. Pada saat krisis moneter yang terjadi pada akhir tahun 1990, bank ini
mengalami kesulitan sehingga ekuitasnya hanya tersisa sepertiga dari modal awal. IDB
kemudian memberikan suntikan dana kepada bank ini dan pada periode 1999-2002
dapat bangkit dan menghasilkan laba.
Sampai tahun 2007 terdapat 3 institusi bank syariah di Indonesia yaitu Bank
Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri dan Bank Mega Syariah. Sementara itu
bank umum yang telah memiliki unit usaha syariah adalah 19 bank diantaranya
merupakan bank besar seperti Bank Negara Indonesia (Persero) dan Bank Rakyat
Indonesia (Persero).
Sejarah BRISyariah
Berawal dari akuisisi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., terhadap Bank
Jasa Arta pada 19 Desember 2007 dan setelah mendapatkan izin dari Bank Indonesia
pada 16 Oktober 2008 melalui suratnya o.10/67/KEP.GBI/DpG/2008, maka pada
tanggal 17 November 2008 PT. Bank BRISyariah secara resmi beroperasi. Kemudian
PT. Bank BRISyariah merubah kegiatan usaha yang semula beroperasional secara
konvensional, kemudian diubah menjadi kegiatan perbankan berdasarkan prinsip
syariah Islam.
Dua tahun lebih PT. Bank BRISyariah hadir mempersembahkan sebuah bank ritel
modern terkemuka dengan layanan finansial sesuai kebutuhan nasabah dengan
jangkauan termudah untuk kehidupan lebih bermakna. Melayani nasabah dengan
pelayanan prima (service excellence) dan menawarkan beragam produk yang sesuai
harapan nasabah dengan prinsip syariah.
Kehadiran PT. Bank BRISyariah di tengah-tengah industri perbankan nasional
dipertegas oleh makna pendar cahaya yang mengikuti logo perusahaan. Logo ini
menggambarkan keinginan dan tuntutan masyarakat terhadap sebuah bank modern
sekelas PT. Bank BRISyariah yang mampu melayani masyarakat dalam kehidupan
modern. Kombinasi warna yang digunakan merupakan turunan dari warna biru dan
putih sebagai benang merah dengan brand PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.,
Aktivitas PT. Bank BRISyariah semakin kokoh setelah pada 19 Desember 2008
ditandatangani akta pemisahan Unit Usaha Syariah PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero), Tbk., untuk melebur ke dalam PT. Bank BRISyariah (proses spin off) yang
berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2009. Penandatanganan dilakukan oleh Bapak
Sofyan Basir selaku Direktur Utama PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dan
Bapak Ventje Rahardjo selaku Direktur Utama PT. Bank BRISyariah.
Saat ini PT. Bank BRISyariah menjadi bank syariah ketiga terbesar berdasarkan
aset. PT. Bank BRISyariah tumbuh dengan pesat baik dari sisi aset, jumlah
pembiayaan dan perolehan dana pihak ketiga. Dengan berfokus pada segmen
menengah bawah, PT. Bank BRISyariah menargetkan menjadi bank ritel modern
terkemuka dengan berbagai ragam produk dan layanan perbankan.
Sesuai dengan visinya, saat ini PT. Bank BRISyariah merintis sinergi dengan PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dengan memanfaatkan jaringan kerja PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., sebagai Kantor Layanan Syariah dalam
mengembangkan bisnis yang berfokus kepada kegiatan penghimpunan dana
masyarakat dan kegiatan konsumer berdasarkan prinsip Syariah.
8
Dasar Hukum Bank Syariah – Undang Undang dan AL Quran
Berdirinya Bank syariah di Indonesia tentunya memiliki landasan atau dasar hukum
yang melindungi dan menjadi dasar menjalankan segala aktivitas perekonomian yang
meliputi kegiatan perbankan. Dalam berjalannya segala aktivitas perbankan, bank
syariah memiliki dua dasar hukum berdasarkan peraturan negara dan berdasarkan Al-
Qur’an dan hukum islam yang lainnyaa. Inilah yang membedakan antara Bank syariah
dan Bank konvensional.
Sebelum kita membahas tentang dasar hukum Bank syariah, langkah baiknya kita
mnegetahui sumber hukum yang ada di Indonesia ini, ada beberapa landasan atau
peraturan perundang-undangan yang dijadikan sebagai sumber hukum yang telah
diatur dalam UU no 10 tahun 2004 pasal 7 ayat 1 tentang pembentukan peraturan
perundang-undangan, antara lain : (Baca juga : hukum ekonomi internasional , Aspek
Hukum Ekonomi Pembangunan)
1. Undang –undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
2. Undang-undang atau Peraturan Pemerintahan pengganti Undang-undang.
3. Peraturan Pemerintah (Permen)
4. Peraturan Presiden (Perpres)
5. Peraturan Daerah (Perda)
Itulah beberapa peraturan atau hukum yang ada di Indonesia, selanjutnya kita akan
membahas landasan hukum yang melindungi Bank syariah di Indonesia, ada beberapa
peraturan yang membahas tentang Bank syariah, diantaranya :
Undang-Undang
9
Undang-undang no 10 tahun 1998
Undang-undang ini berisikan tentang penyempurnaan dan penjelasan dari undang-
undang no 7 tahun 1992, yakni penjelasan tentang bagaimana bank syraiah sebagai
bank umum dan bank pengkreditan rakyat khususnya berada di pasal 6 serta berisi
juga tentang penjabaran dari prinsip syariah yang terdapat dalam pasal 1 ayat 13 :
Bank umum adalah sebuah bank yang bertugas untuk menyelesaikan seluruh
kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dimana
setiap kegiatan usahanya memberikan jasa dalam lalu lintas atau perjalanan suatu
pembayaran.
Bank pengkreditan rakyat sebuah bank yang bertugas untuk menyelesaikan seluruh
kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dimana
setiap kegiatan usahanya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas atau perjalanan suatu
pembayaran
Prinsip syariah adalah sebuah aturan perjanjian atau ketetapan yang berdasarkan
hukum serta ajaran islam antara Bank dan pihak nasabah untuk penyimpanan dana
maupun pembiayaan segala bentuk kegiatan usaha. Kegiatan tersebut antara lain :
pembiayaan yang berasaskan bagi hasil (mudharabah), pembiayaan yang berprinsip
pada penyertaan modal (musyakarah), prinsip jual beli suatu produk mendapatkan
sebuah keuntungan (murabahah), pembiayaan barang modal didasarkan atas prinsip
sewa murni tanpa adanya sebuah pilihan (ijarah), pemindahan kepemilikan atas barang
yang disewa dari pihak bank dengan pihak lain (ijarah wa iqtina).
Dalam undang-undang ini berisi tentang perlindungan dari keberadaan Bank
berbasis syariah, dimana perlindungan tersebut berbentuk penugasan kepada Bank
Indonesia untuk mempersiapkan segala bentuk perangkat anturan serta fasilitas-
fasilitas yang mampu menunjang segala bnetuk kegiatan yang imbasnya akan
mendukung kelancaran dan keefektifan jalannya operasional Bank syariah.
Undang-undang no 21 tahun 2008
Undang-undang inilah yang lebih spesifik diantara peraturan yang lainnya, dalam
undang-undang no 21 tahun 2008 ini sebenarnya muncul ketika memang di Indonesia
perkembangan Bank syariah semakin pesat untuk itulah ketentuan dan peraturan yang
ada dalam undang-undang ini sangat lengkap. Dalam bab 1 pasal 1 bahkan sudahh
disebutkan secara jelas tentang perbedaan bank konvensional dan bank syariah
dimana diberikan beberapa pengertian serta jenis-jenis yang dimiliki oleh masing-
masing Bank. Tidak hanya itu dalam undang-undang ini juga dijelaskan bahwasannya
dalam usaha menjalankan fungsinya Bank syariah melakukan penghimpunan dana dari
nasabah dan akan menyalurkan pembiayaan tersebut berdasarkan akad-akad yang
telah diatur dalam ekonomi islam, seperti mudharabah, wadi’ah, masyarakah, dan
akad-akad lain yang tentunya sesuai dengan jaran serta nilai-nilai islam.
Peraturan Bank Indonesia
Bank Indonesia memiliki peranan penting dalam dunia perbankan Indonesia karena
Bank ini menjadi Bank central atau Bank utama di Indonesia. Dalam hal ini Bank
Indonesia juga memiliki wewenang untuk mengatur perjalanan Bank syariah di
Indonesia. Ada beberapa peraturan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dalam
mengatur kinerja Bank syariah di Indonesia, antara lain :
10
PBI No. 9/19/PBI/2007
Aturan yang berisi tentang pelaksanaan prinsip-prinsip syariah dalam kegiatan
penghimpunanan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa dari Bank syariah.
PBI No.6/24/PBI/2004
membicarakan tentang bank umum yang menjalankan kegiatan usaha atau
tugasnya berdasarkan atas prinsip-prinsip syariah.
Itulah beberapa landasan atau peraturan dalam bidang perbankan yang menjadi
dasar hukum dari Bank syariah.
Aturan Perbankan dalam Islam
Dasar hukum utama yang menjadi landasan berdirinya bank syariah, kita ketahui
bahwasannya bank syariah adalah bank yang bernafaskan islam , tentu ada beberpa
ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang Bank syariah, antara lain :
QS An-Nisa’ ayat 29
Salah satu landasan hukum islam tentang bank syariah adalah surat An-Nisa ayat
29 yang memiliki arti “hai orang-orang beriman ! janganlah kalian saling memakan
(mengambil) harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan
yang berlaku dengan sukarela diantara kalian.” Dalam artian ini bisa ditafsirkan
bahwasannya bank syariah dalam melaksanakan tugasnya tidak boleh menyeleweng
dari ajaran islam (batil) namun harus selalu tolong menolong demi menciptakan suatu
kesejahteraan. Kita tahu banyak sekali tindakan-tindakan ekonomi yang tidak sesuai
dengan ajaran islam hal ini terjadi karena beberapa pihak tidak tahan dengan godaan
uang serta mungkin mereka memiliki tekanan baik kekurangan dalam hal ekonomi atau
yang lain, maka bank syariah harus membentengi mereka untuk tidak berbuat sesuatau
yang menyeleweng dari islam. (Baca Juga: Kelebihan dan Kekurangan Sistem Ekonomi
Liberal)
QS Al-Baqarah ayat 238
Ayat selanjutnya yang menjadi landasan hukum Bank syariah terdapat dalam surat
Al-Baqarah ayat 283, yang memiliki arti “Maka, jika sebagian kamu mempercayai
sebagian yang lain maka hendaknya yang kamu percayai itu menunaikan amanatnya
dan hendaklah bertaqwa kepada Allah SWT.” Dari ayat ini bisa diambil salah satu poin
penting yakni menyampaikan amanat. Dalam bank syariah baik pihak Bank maupun
nasabah harus menjaga amanah yang telah disepakati dalam akad sebelumnya hal ini
bertujuan untuk menjaga kepercayaan dan tetap berkegiatan ekonomi tanpa
kecurangan atau kebohongan sedikitpun. Bisa dibilang harus terbuka dan transparan.
QS Al-Maidah ayat 1-2
Dalam ayat ini memiliki arti “ Hai orang-orang beriman ! penuhilah akad-akad itu.”
Untuk ayat 1 sedangkan arti ayat ke dua “ dan tolong menolonglah kamu dalam hal
kebajikan.” Dari dua ayat ini bisa diartikan bahwasannya Bank syariah hadir untuk
melaksanakan dan menjaga akad-akad yang telah disepakati diantara dua pihak tidak
bnoleh terjadi sebuah penyelewengan namun harus tetap baik dan benar sesuai
11
dengan ajaran islam serta kesepakatan yang ada. Akad inilah yang menjadi perbedaan
utama anatara bank syariah dan bank konvensional, dalam bank syariah akad yang
diberlakukan adalah memakai sistem bagi hasil. Selain itu prinsip yang digunakan
dalam bank syariah adalah sistem tolong menolong untuk mengerjakan sebuah
kebajikan, dengan hal ini maka selain melakukan kegiatan perbankan atau perniagaan
mereka juga beribadah, dari sinilah nilai plus yang dimiliki oleh bank syariah.
Itulah beberapa landasan hukum dari bank syariah, meski bisa dibilang sebagai
bank yang bernafaskan islam yakni berdasarkan Al-Qur’an , sunnah dan ijtihad sebagai
pelengkap, namun bank ini tidak menutup diri untuk mendasarkan kegiatan atau
aktivitasnya berdasarkan atau sesuai peraturan perundang-undangan yang telah
ditetapkan oleh pemerintah, hal ini terjadi karena kita tahu sendiri Indonesia merupakan
negara kesatuan dan berlandaskan atas Pancasila tentu tidak etis jika hukum tertinggu
di negara ini yakni Undang-undang maupun pemerintah tidak dijadikan sebuah
landasan hukum. Pada dasarnya pengkhususan bank syariah memiliki ciri khusus yang
membedakannya dengan Bank konvensional, dimana sistem yang mereka gunakan
bukan bunga namun bagi hasil dimana bank syariah harus bisa menyetarakan atau
menyeimbangkan uang masyarakat dengan baik selain itu gotong royong dan
kekeluargaan juga diterapkan dengan baik oleh bank syariah.
12
Bank syariah dapat menghimpun dana dalam bentuk investasi berupa
Deposito, Tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu
berdasarkan Akad mudharabah yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah
Bank syariah dapat menyalurkan pembiayaan bagi hasil berdasarkan Akad
mudharabah, Akad musyakarah, atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan
Prinsip Syariah.
Bank syariah dapat menyalurkan pembiayaan berdasarkan Akad murabahah,
Akad salam, Akad istishna’ atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan
prinsip syariah.
Bank syariah dapat menyalurkan pembiayaan berdasarkan Akad qardh atau
Akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
Bank syariah dapat menyalurkan pembiayaan penyewaan barang bergerak
atau tidak bergerak kepada Nasabah berdasarkan Akad ijarah atau sewa beli
dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik atau Akad lain yang tidak bertentangan
dengan prinsip syariah.
Bank syariah dapat melakukan pengambilalihan utang berdasarkan Akad
hawalah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
Bank syariah dapat melakukan usaha kartu debit atau kartu pembiayaan
berdasarkan prinsip syariah.
Bank syariah dapat membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri surat
berharga pihak ketiga yang diterbitkan atas dasar transaksi nyata berdasarkan
prinsip syariah, antara lain, seperti akad ijarah, musyarakah, mudharabah,
murabahah, kafalah atau hawalah.
Bank syariah dapat membeli surat berharga berdasarkan prinsip syariah yang
diterbitkan oleh pemerintah atau Bank Indonesia.
Bank syariah dapat menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga
dan melakukan perhitungan dengan pihak ketiga atau antar pihak ketiga
berdasarkan prinsip syariah.
Bank syariah dapat melakukan penitipan untuk kepentingan pihak lain
berdasarkan suatu akad yang berdasrkan prinsip syariah.
Bank syariah bisa menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat
berharga berdasarkan prinsip syariah.
Bank syariah dapat memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri
maupun untuk kepentingan nasabah berdasarkan prinsip syariah.
Bank syariah dapat memberikan fasilitas letter of credit atau bank garansi
berdasarkan prinsip syariah.
Bank syariah dapat melakukan kegiatan valuta asing berdasarkan prinsip
syariah.
Bank syariah dapat melakukan kegiatan penyertaan modal pada Bank Umum
Syariah atau lembaga keuangan yang melakukan kegiatan berdasarkan prinsip
syariah.
Bank syariah dapat melakukan kegiatan dalam pasar modal sepanjang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah dan ketenttuan perundan-undangan di
bidang pasar modal.
Bank syariah dapat menyelenggarakan kegiatan atau atau produk bank yang
berdasarkan prinsip syariah dengna menggunakan sarana elektronik.
13
Bank syariah dapat menerbitkan, menawarkan, dan memperdagangkan surat
berharga jangka pendek berdasarkan prinsip syariah, baik secara langsung
maupun tidak langsung melalui pasar modal.
14
Penetrasi Perbankan Syariah Di Bandung
Bandung adalah kota dengan penetrasi perbankan Syariah tersebsar di Indonesia.
Mencapai angka 8%. Sementara Indonesia sendiri hanya sampai 3%. (Munarwan, BRI
Syariah Bandung)
Berawal dari Krisis Moneter 1998, Perbankan Syariah sangat dilirik oleh pengusaha
Muslim yang berorientasi bisnis halal nya. Bandung ambil bagian untuk memainkan
peran pasar Perbankan Syariah.
Fenomena-fenomena sosial dan politik yang bergejolak pun menambah pesona
perbankan syariah sebagai alternatif baru yang sangat solutif.
Faktor Pendorong Penetrasi
Berikut beberapa fenomena yang menjadi farktor pendorong :
1. Kriminalisasi Ulama
Fenomena ini membuat umat muslim kehilangan trust pada kapitalis asing
dan aseng, sehingga mengambil solusi alternatif dengan berinvestasi di sektor
halal. Perbankan Syariah adalah pilihan utama mereka
2. Gerakan 411 dan 212
Panasnya tensi PILKADA DKI Jakarta tahun 2017, berbuah penistaan
terhadap kitab suci umat islam. Memicu aksi boikot terhadap perbankan
konvensional yang notabene dimiliki oleh non-Muslim
3. Pemuda hijrah Bandung
Gerakan masive berbasis pemuda yang menyadarkan pentingnya ke Halal-
an segala hal dalam kehidupan, menjadi sebuah triger peralihan konsumen dari
BANK konvensional ke Syariah
4. Dakwah on MedSos
Munculnya akun-akun dakwah dalam media sosial juga menjadi faktor
pendorong peralihan penggunaan perbankan.
Faktor Pelemah Penetrasi
Walaupun fenomena-fenomena dahsyat terjadi dan menjadi pendoronh, namun
penetrasi perbankan syariah belum berada pada target maximal. Berikut adalah faktor
pelemah:
1. Political will
Keinginan untuk mengembangkan perbankan syariah dari pihak politisi masih
sangat rendah
2. Minim asset
Perbankan Syariah belum memiliki asset yang setara sebagaimana
perbankan konvensional
3. Unsatisfied
Kurang puasnya nasabah terhadap pelayanan dan produk perbankan Sayriah
4. Inproffesionalisme
Bankir Perbankan Syariah, hanya sedikit yang betul-betul memahami
perbankan syariah itu sendiri
15
5. Komitmen
Lemahnya komitmen umat muslim dalam menggunakan perbankan syariah
16
Syarat & ketentuan Pembukaan Rekening BRISyariah iB:
Melampirkan fotokopi KTP (Kartu Tanda Penduduk)
Melampirkan NPWP (Nomor Pokok wajib Pajak)
Tarif dan Biaya :
Biaya administrasi bulanan tabungan : GRATIS
Biaya administrasi bulanan kartu ATM : GRATIS
Biaya rekening pasif : GRATIS
Biaya re-aktivasi rekening pasif : GRATIS
Biaya penggantian buku tabungan karena habis : GRATIS
Biaya penggantian buku tabungan karena hilang/rusak : Rp 5.000,-
Biaya pembuatan kartu ATM karena rusak/hilang : Rp 15.000,-
Biaya dibawah saldo minimum : Rp 12.500,-
Biaya penutupan rekening : Rp 25.000,-
Fitur Dan Fasilitas Rekening BRISyariah iB :
Setoran awal : Rp 100.000,-
Saldo mínimum : Rp 50.000,-
Info saldo, info mutasi 5 transaksi terakhir, ganti PIN, transfer, dan registrasi
SMS banking melalui ATM.
Pembayaran tagihan rutin Telkom PSTN, Telkom Flexy, Telkom Speedy
(Internet), Telkomsel Halo, XL, Smartfren, Axis, dan Esia, PLN Taglist, Telkom
vision, Indosat
Pembayaran PLN Nontaglis (tunggakan, denda, tambah daya, dan lainnya
Pembelian pulsa prabayar Simpati, As, XL, Smartfren, Axis, Esia, dan Indosat
Pembelian token PLN Prepaid
Donasi Zakat, Infaq, Shodaqoh, Qurban, dan Wakaf
Transfer ke rekening di jaringan BRILink, ATM Bersama, dan ATM PRIMA
Belanja menggunakan Debit Prima
Pembelian token PLN Prepaid
Pembayaran pembelian tiket KAI dan Merpati
Pembayaran SPP
2.Tabungan Faedah BRISyariah iB Segmen Bisnis Individu
Deskripsi :
Produk simpanan dari BRISyariah untuk nasabah non-perorangan yang
menginginkan kemudahan transaksi keuangan sehari-hari.
Akad :
Wadi’ah yad dhamanah
Fasilitas/Keunggulan :
Dapat diberikan layanan CMS
Syarat & ketentuan :
Melampirkan dokumen sesuai dengan ketentuan yang berlaku di BRISyariah
Biaya :
Biaya administrasi bulanan tabungan : Rp 7.500,-
Biaya penggantian buku tabungan karena habis : GRATIS
17
Biaya penggantian buku tabungan karena hilang/rusak : Rp 5.000,-
Biaya dibawah saldo minimum : Rp 2.500,-
Biaya penutupan rekening : Rp 100.000,-
Fitur :
Setoran awal : Rp 1.000.000,-
Setoran selanjutnya : Rp 10.000,-
Saldo minimum : Rp 2.500,-
Tidak diberikan kartu ATM
3. Tabungan Haji Valas BRISyariah iB
Deskripsi Produk:
Produk simpanan dari BRISyariah bagi calon jemaah Haji Khusus yang bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH).
Akad:
Mudharabah Muthlaqah
Fasilitas / Keunggulan:
Mata uang USD
Bagi hasil yang kompetitif
Pemotongan zakat secara otomatis dari bagi hasil yang Anda dapatkan
Kemudahan dalam merencanakan persiapan ibadah haji Anda
Syarat dan Ketentuan:
Melampirkan fotokopi KTP (Kartu Tanda Penduduk)
Melampirkan fotokopi NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
Biaya:
Biaya administrasi bulanan tabungan : GRATIS (Haji Khusus)
Biaya penggantian buku tabungan karena habis : GRATIS
Biaya penggantian buku tabungan karena hilang/rusak : USD 1
Biaya dibawah saldo minimum : GRATIS
Biaya penutupan rekening : USD 2,5
Fitur:
Setoran awal USD 50
Setoran berikutnya USD 1
Saldo minimal USD 10
Dana tidak dapat ditarik sewaktu-waktu
Tidak mendapat Kartu ATM
4. Tabungan Impian Syariah iB
19
Tabungan untuk perorangan dengan persyaratan mudah dan ringan yang diterbitkan
secara bersama oleh bank-bank di Indonesia guna menumbuhkan budaya menabung
serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Akad :
Wadi’ah yad dhamanah
Syarat & ketentuan :
Melampirkan fotokopi KTP (Kartu Tanda Penduduk)
Melampirkan NPWP (Nomor Pokok wajib Pajak)
Biaya :
Biaya administrasi bulanan tabungan : GRATIS
Biaya rekening pasif : Rp 2,000,-
Biaya re-aktivasi rekening pasif : GRATIS
Biaya penggantian buku tabungan karena habis : GRATIS
Biaya penggantian buku tabungan karena hilang/rusak : GRATIS
Biaya dibawah saldo minimum : GRATIS
Biaya penutupan rekening : Rp 20.000,-
Fitur :
Setoran awal : Rp 20.000,-
Saldo berikutnya : Rp 10,000,-
Saldo mengendap : Rp 20.000,-
Tidak diberikan kartu ATM
Jumlah minimum penarikan dana Tabungan melalui counter adalah Rp 100.000,-
6. Simpanan Pelajar (SimPel) BRISyariah iB
Deskripsi :
SimPel iB kependekan dari Simpanan Pelajar iB adalah tabungan untuk siswa yang
diterbitkan secara nasional oleh bank-bank di Indonesia dengan persyaratan mudah
dan sederhana serta fitur yang menarik, dalam rangka edukasi dan inklusi keuangan
untuk mendorong budaya menabung sejak dini.
Persyaratan :
Perjanjian Kerja Sama antara BRISyariah dengan Sekolah
Mengisi kelengkapan Aplikasi Pembukaan Rekening SimPel iB.
Melengkapi dokumen pembukaan rekening. (Siswa : Kartu Keluarga/NISN/NIS
dan Orang Tua/Wali : KTP)
Akad : Wadi’ah.
Fitur :
Setoran awal minimal Rp1.000-
Minimal setoran selanjutnya Rp1.000,-
Saldo mínimum Rp1.000,-
Limit penarikan Rp500.000,-/hari
Dapat diberikan kartu ATM (Optional)
Dapat diberikan fasilitas e-channel berupa MobileBRIS, SMSBRIS, dan phone
phone banking (callBRIS).
Biaya :
Biaya administrasi tabungan GRATIS
20
Biaya dibawah saldo mínimum GRATIS
Biaya rekening dormant Rp1.000,-/bulan ( dikenakan apabila rekening tdak aktif
transaksi selama 12 bulan)
Biaya penggantian buku tabungan saat pembukaan rekening atau karena habis
GRATIS
Biaya penggantian buku tabungan karena hilang/rusak Rp. 5.000,-
Biaya pembuatan kartu ATM Rp5.000,-
Biaya penggantian kartu ATM karena hilang/rusak Rp.15.000,-
Biaya penutupan rekening Rp1.000,-
Keunggulan :
Setoran awal ringan
Biaya murah
Bebas biaya administrasi
Memperoleh kartu ATM (optional)
GRATIS fitur faedah (transaksi melalui ATM melalui jaringan BRI, PRIMA dan,
Bersama)
Memperoleh buku Tabungan
Diberikan bonus sesuai kebijakan Bank
Rekening dapat diberikan fasilitas layanan autodebet berdasarkan standing
instruction, pembayaran tagihan rutin, zakat/infaq/sedekah, autosweep, dan
sebagainya.
Manfaat :
Untuk Siswa :
Edukasi keuangan bagi siswa
Mendorong budaya gemar menabung
Melatih pengelolaan keuangan sejak dini
Untuk Orang tua :
Memberi edukasi tentang produk tabungan
Mengajarkan kemandirian anak dalam mengelola keuangan
Memudahkan orang tua untuk mengontrol pengeluaran anak
Untuk Sekolah :
Sarana edukasi praktis keuangan dan perbankan bagi siswa dan guru
Menumbuhkan budaya menabung di sekolah
Sarana sistem pembayaran dan pengelolaan keuangan yang efektif dan efisien
di lingkungan sekolah.
7. Giro BRISyariah iB
Deskripsi Produk:
Produk simpanan dari BRISyariah bagi nasabah perorangan maupun perusahaan
untuk kemudahan transaksi bisnis sehari-hari dimana penarikan dana menggunakan
cek & bilyet giro.
Akad:
Wadi’ah yad dhamanah
Fasilitas / Keunggulan :
Dapat bertransaksi di seluruh jaringan Kantor Cabang BRISyariah secara online
21
Kemudahan bertransaksi bisnis sehari-hari
Buku cek dan bilyet giro sebagai media penarikan
Dapat diberikan bonus sesuai kebijakan Bank
Pemotongan zakat secara otomatis dari bonus yang diterima
Tersedia layanan transaksi perbankan non tunai tanpa hambatan waktu maupun
tempat. (Cash Management System)
Syarat dan Ketentuan:
Untuk nasabah perorangan, melampirkan fotokopi KTP (Kartu Tanda Penduduk)
Untuk nasabah non-perorangan, melampirkan dokumen sesuai dengan
ketentuan yang berlaku di BRISyariah
Biaya:
Biaya administrasi Rp. 10.000,-
Biaya saldo dibawah minimum Rp. 20.000,-
Biaya Penutupan rekening Rp. 25.000,-
Fitur:
Setoran awal Rp 2.500.000 (perorangan) ;
Saldo minimum Rp 500.000,-
Tidak mendapatkan kartu ATM
8. Deposito BRISyariah iB
Deskripsi Produk:
Produk investasi berjangka dari BRISyariah bagi nasabah perorangan maupun
perusahaan yang memberikan keuntungan optimal.
Akad:
Mudharabah Muthlaqah
Fasilitas / Keunggulan:
Automatic Roll Over dengan kapitalisasi
Automatic Roll Over tanpa kapitalisasi
Break deposito (dikenakan biaya break)
Bagi Hasil yang kompetitif
Dapat dilakukan pemotongan zakat secara otomatis dari bagi hasil yang Anda
dapatkan
Pemindahbukuan otomatis setiap bulan dari bagi hasil yang didapat ke rekening
Tabungan atau Giro di BRISyariah
Dapat diperpanjang secara otomatis dengan nisbah bagi hasil sesuai yang
berlaku pada saat diperpanjang
Dapat dijadikan sebagai jaminan pembiayaan
Syarat & Ketentuan:
Untuk nasabah perorangan, melampirkan fotokopi KTP (Kartu Tanda Penduduk)
Untuk nasabah non-perorangan, melampirkan dokumen sesuai dengan
ketentuan yang berlaku di BRISyariah
Memiliki produk Tabungan Faedah BRISyariah iB/Giro BRISyariah iB
Biaya:
Biaya break deposito Rp 100.000,-
22
Fitur:
Minimum penempatan Rp 2.500.00,- (Dua Juta Lima Ratus Ribu Rupiah)
Tersedia pilihan jangka waktu 1, 3, 6, dan 12 bulan
23