Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur dalam mata kuliah

Ekonomi Internasional

Disusun oleh kelompok 2 EI-6D :

NINGSIH SAFITRI : 3219143

FARIDATUL WASIAH : 3219161

Dosen pengampu:

SRI MURNIAYANTI,S.E,M.Pd.E

PROGRAM STUDI SI EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI

2022

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah , segala puji syukur kita hanturkan kepada ALLAH SWT


yang telah memberikan rahamat dan karunia NYA sehingga makalah ini dapat
terselesaikan. Makalah ini adalah sebagai penambah khazanah ilmu pengetauan
tentang ekonomi islam,sehingga dapat dijadikan panduan ole mahasiswa
khususnya dan pada masyarakat luas yang membutuhkan.

Shalawat dan salam kita sampaikan kepada RASULULLAH SAW.yang


telah membawa kita dari alam kegelapan ke alam yang terang menderang

Tak lupa pula kami ucapkan kepada dosen pembimbing kami pada mata
kuliah ekonomi internasional. Oleh karena itu makalah ini kami tulis dengan
referensi /buku sumber dalam proses pembuatan makalah ini.

Kepada seluruh anggota kelompok yang telah bekerja keras dan membantu
penulisan makalah ini dicapkan terima kasih ,mudah-mudahan dapat bermanfaat
bagi pengembangan ekonomi islam.

Bukittinggi ,13 maret 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
belakang…………………………………………………………………...3
B. Rumusan masalah……………………………………………………..…..4
C. Tujuan masalah ………………………………………………………..….5
BAB II PEMBAHASAN
A. Teori komperatif menurut david ricardo……………………………..…....6
B. hukum keunggulan komperatif…………………………………………....7
C. keungulan dari perdagangan………………………………………….….10
D. pengecualian hukum keunggulan komperatif…………………………....12
E. keunggulan komperatif uang……………………………………..............13
F. keunggulan komperatif opetunitas……………………………………….14

BAB III PENUTUP


A.Kesimpulan…………………………………………………………….….16
B.Saran…………………………………………………………………….…17
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perdagangan Internasional merupakan aspek penting bagi suatu negara.


Perdagangan Internasional terjadi karena adanya perbedaan sumber daya manusia,
sumber daya alam, seperti iklim dan letak geografis serta perbedaan keasaan
ekonomi dan sosial yang tersedia pada suatu negara. Perbedaanperbedaan yang
terdapat pada masing-masing negara tersebut yang menimbulkan perbedaan
barang yang dihasilkan, biaya yang diperlukan, serta mutu dan kuantumnya.
Perdagangan Internasional dibagi menjadi dua kategori yaitu perdagangan barang
dan perdagangan jasa. Kegiatan perdagangan Internasional dilakukan bertujuan
untuk meningkatkan standar hidup negara tersebut (Schumacher, 2013). Salah
satu cara suatu negara melakukan perdagangan Internasional adalah dengan cara
melakukan kegiatan ekspor .

Suatu negara yang melakukan ekspor akan memiliki keunggulan


komparatif, kompetitif, dan kemandirian mengelola sumber daya alam, kemajuan
spesialisasi pada industrialisasi serta tenaga kerja (Perdana, 2010). Keuntungan
yang dapat dilihat dari nilai ekspor impor negara terlihat dalam neraca
pembayaran. Jika nilai ekspor yang lebih tinggi dibandingkan nilai impor
menunjukkan majunya perekonomian suatu negara dari segi kegiatanperdagangan
Internasional, demikian sebaliknya jika nilai ekspor lebih rendah menunjukkan
rendahnya perekonomian negara yang berasal dari kegiatan perdagangan
Internasional.

B. Rumusan masalah

1. Apa hukum komperatif menurut david ricardo ?


2. Apa hukum keunggulan komperatif ?
3. Apa keunggulan dari perdagangan ?
4. Apa pengecualian hukum keunggulan komperatif ?

4
5. Apa keunggulan komperatif uang
6. Apa keunggulan komperatif opertunitas ?

C.Tujuan

1. Untuk mengetahui hukum komperatif menurut david ricardo


2. Untuk mengetahui hukum keunggulan komperatif
3. Untuk mengetahui keunnggulan terhadap perdagangan
4. Untuk mengetahui pengecualian hukum keunggulan komperatif
5. Untuk mengetahui keunggulan komperatif uang
6. Untuk mengetahui keunggulan komperatif opertunitas

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hukum Komperatif Menurut David Ricardo

David Ricardo berasal lahir di London pada tahun 1772. David tertarik
dengan ilmu ekonomi dimulai sejak 1799, ketika dia tinggal di Bath saat dia mulai
membaca The Wealth of Nation Adam Smith. David di usianya ke 42, ia telah
menjadi seorang pengusaha sukse dan menjadi tuan tanah desa. Pada tahun 1817
dia mempublikasikan buku karya yang berjudul “On the Principle of Political
Economy and Taxation”.

Teori Ricardo yang terkenal adalah tentang teori keunggulan komparatif,


diamna perdagangan tergantung pada keunggulan komparatif atau efisiensi relatif
dari pada keunggulan absolut. Ricardo menganggap bahwa negara akan
cenderung menjual barangnya yang relatif lebih efisien dalam produksinya.
Sehingga melalui spesialisasi, setiap negara akan memperoleh keuntungan dari
perdagangan luar negeri.

David Ricardo juga memperkenalkan teori nilai kerja. Teori ini ia jelaskan
bahwa nilai tukar suatu barang ditentukan oleh ongkos yang perlu dikeluarkan
untuk menghasilkan barang tersebut. Ricardo menganggap baahwa biaya untuk
bahan mentah dan upah buruh yang besarnya hanya cukup untuk bertahan hidup
bagi buruh yang bersangkutan. Ricardo lebih menekankan pada maksimalisasi
hasil produksi dan minimalisasi ongkos produksi dengan memberikan upah
minimum bagi buru.

David Ricardo dan penekanannya terhadap sektor ekonomi menyebabkan


pemikirannya sejalan dengan pemikiran ekonomi lainnya seperti Adam Smith dan
Karl Marx. David Ricardo memuju premis dasar mereka yang menyatakan bahwa
tenaga kerja itu merupakan sumber deluruh kekayaan. Maka atas dasar itulah
David merumuskan teori nilai kerja. Dvid mengungkapkan bahwa

6
“keuntungan kapitalis menjadi basis eksploitasi tenaga kerja”. Secara umum
David Ricardo mendasarkan teorinya pada sejumlah asumsi yang disederhanakan,
yaitu:

1) hanya terdapat dua negara dan dua barang


2) perdagangan bersifat bebas
3) terdapat mobilitas tenaga kerja yang sempurna di dalam negara namun
tidak ada mobilitas antara dua negara
4) biaya produksi konstan
5) tidak ada biaya transportasi
6) tidak ada perubahan teknologi. 1

B. Hukum Keunggulan Komperatif

Dapat dikatakan bahwa output dunia akan meningkat ketika prinsip


keunggulan komparatif diterapkan oleh negara-negara untuk menentukan barang
dan jasa apa yang harus mereka produksi secara khusus. Keunggulan komparatif
adalah istilah yang diasosiasikan dengan ekonom Inggris abad ke-19, David
Ricardo. Ricardo mempertimbangkan barang dan jasa apa yang harus diproduksi
oleh suatu negara, dan menyarankan bahwa mereka harus berspesialisasi dengan
mengalokasikan sumber daya mereka yang langka untuk memproduksi barang
dan jasa yang memiliki keunggulan biaya komparatif. Ada dua jenis keunggulan
biaya absolut, dan komparatif. Keunggulan absolut berarti lebih produktif atau
hemat biaya daripada negara lain sedangkan keunggulan komparatif berkaitan
dengan seberapa produktif atau hemat biaya satu negara daripada negara lain.
Suatu negara dapat memperoleh keuntungan dari perdagangan apabila total biaya
untuk memproduksi barang secara absolut lebih murah dibandingkan biaya
sumber daya untuk memproduksi barang yang sama di negara lain. Konsep
keunggulan absolut kemudian berkembang lebih jauh menjadi keunggulan

1
I’id Badry Sa’idy,”Analisis Daya Saing Komoditas Tekstil dan Produk Tekstil Indonesia di
Amerika Serikat”,Conservation University,ISSN 2252-6765, (November,2013) hal.273.

7
komparatif dikarenakan meskipun dua negara tidak unggul secara absolut pada
suatu produk, tetapi suatu negara masih mendapatkan keuntungan dari kegiatan
perdagangan. Keunggulan komparatif dari kegiatan ekonomi suatu negara
menunjukkan keunggulan dalam hal potensi sumber daya alam, kemampuan
teknologi dan manajerial dalam pengelolaan kegiatan ekonomi yang
bersangkutan.

Apabila faktor komparatif dalam pasar komoditas meliputi kuantitas dan


kualitas tanah yang tersedia, termasuk kondisi iklim, maka faktor kompetitif
dalam pasar komoditas meliputi kebijakan makroekonomi, yaitu kebijakan
moneter dan fiskal.

Dalam perkembangannya, para ekonom mengartikan keunggulan


kompetitif sebagai hasil kombinasi antara distorsi pasar dan keunggulan
komparatif. Keunggulan kompetitif merupakan pengukuran daya saing pada
kondisi perekonomian aktual saat ini. Faktor yang memengaruhi daya saing
tersebut antara lain harga dunia untuk faktor input dan output, biaya sosial dari
faktor domestik seperti tenaga kerja, modal, dan lahan, serta teknologi produksi di
tingkat petani serta pemasaran.

Konsep keunggulan kompetitif yang aplikasinya paling luas di negara


maju dan di negara berkembang adalah konsep Porter yang terkenal dengan
Diamond of Competitive Advantage. Teori tersebut menjelaskan bahwa negara
yang memiliki tingkat persaingan yang tinggi antarperusahaan domestik akan
mendorong terbentuknya keunggulan kompetitif pada suatu negara.

Persaingan yang ketat pada perusahaan lokal ini dibentuk oleh empat atribut,
yaitu :

1) kondisi faktor

2) kondisi permintaan

3) industri terkait dan industri pendukung

8
4) strategi perusahaan, struktur, dan persaingan.

Keempat atribut tersebut saling berhubungan yang digambarkan dalam


sebuah diamond. Daya saing komoditas suatu negara di pasar internasional dapat
menguat ataupun melemah. Menurut konsep keunggulan komparatif, daya saing
suatu negara dapat menguat ataupun melemah dapat disebabkan oleh perluasan
areal usaha, efisiensi usaha, bencana alam, kemam-puan sumber daya manusia,
dan iklim/cuaca.

Asumsi dalam Keunggulan Komparatif

1. Pengembalian Konstan ke Skala, Teori Keunggulan Komparatif


mengasumsikan bahwa biaya tetap konstan untuk memproduksi sejumlah barang.
Artinya jika Anda membutuhkan 2 jam untuk membuat satu kemeja, maka Anda
akan menghabiskan 10 jam untuk membuat lima kemeja, 20 jam untuk membuat
sepuluh kemeja, dll. Pada kenyataannya, biaya akan turun karena skala ekonomi.
2. Mobilitas, Ada mobilitas sempurna dari faktor-faktor produksi. Ini
berarti bahwa kita berasumsi bahwa kita dapat memindahkan faktor produksi apa
pun ke bagian mana pun di negara itu kapan saja. Pada kenyataannya, kita tidak
dapat memindahkan faktor-faktor produksi dengan mudah.

3. Biaya, Tidak ada biaya transportasi, yaitu tidak ada biaya apapun untuk
memindahkan barang dari satu tempat ke tempat lain. Asumsi ini juga tidak
berakar pada kenyataan.

4. Perdagangan Bebas, Perdagangan bebas terjadi antara kedua negara.


Artinya tidak ada hambatan perdagangan.2

C. Keuntungan Dari Perdagangan

2
suhardi dan Afrizal ,STIE Pertiba Panggkalpinang,” Keunggulan Komparatif Ekspor Indonesia”,
JEM: Jurnal Ekonomi dan Manajemen STIE Pertiba Pangkalpinang, (Vol 7, No. 1, Edisi Jan-Juni
2021), hal 32-35.

9
Konsep perdagangan bebas untuk pertama kali diperkenalkan oleh Adam
Smith pada awal abad ke-19 dengan teori keunggulan absolut (absolute
comparative). Teori Adam Smith kemudian disempurnakan oleh David
Ricardodengan model keunggulan komparatif (The Theory of Comparative
Advantage). Berbeda dengan konsep keunggulan absolut yang menekankan pada
biaya riil yang lebih rendah, keunggulan komparatif lebih melihat pada perbedaan
harga relatif antara dua input produksi sebagai penentu terjadinya perdagangan.

Menurut Ricardo, perdagangan dapat dilakukan oleh negara yang tidak


memiliki keunggulan absolut pada kedua komoditi yang diperdagangkan dengan
melakukan spesialisasi produk yang kerugian absolutnya lebih kecil atau memiliki
keunggulan komparatif. Hal ini dikenal sebagai Hukum Keunggulan Komparatif
(Law of Comparative Advantage).

Menurut teori cost comparative advantage (labor efficiency), suatu negara


akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan
spesialisasi produksi dan mengekspor barang di mana negara tersebut dapat
berproduksi lebih efisien serta mengimpor barang di mana negara tersebut
berproduksi relatif kurang atau tidak efisien.

Berdasarkan analisis production comparative advatage (labor


productivity) dapat dikatakan bahwa suatu negara akan memperoleh manfaat dari
perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor
barang di mana negara tersebut berproduski lebih produktif serta mengimpor
barang di mana negara tersebut berproduksi realtif kurang atau tidak produktif.
Dengan kata lain, cost comparative menekankan bahwa keunggulan komparatif
akan tercapai jika suatu negara memproduksi suatu barang yang membutuhkan
sedikit jumlah jam tenaga kerja dibandingkan negara lain sehingga terjadi
efisiensi produksi.

Production comparative menekankan bahwa keunggulan komparatif akan


tercapai jika seorang tenaga kerja di suatu negara dapat memproduksi lebih
banyak suatu barang/jasa dibandingkan negara lain sehingga tidak memerlukan

10
tenaga kerja yang lebih banyak. Dengan demikian keuntungan perdagangan
diperoleh jika negara melakukan spesialisasi pada barang yang memiliki cost
comparative advantage dan production advantage. Atau dengan mengekspor
barang yang keunggulan komparatifnya tinggi dan mengimpor barang yang
keunggulan komparatifnya rendah.

Teori klasik Ricardo tersebut selanjutnya dikembangkan oleh Heckscher


Ohlin (H-O) dengan The Theory of Factor Proportions (1949 – 1977). Model H-O
mengatakan bahwa walaupun tingkat teknologi yang dimiliki sama, perdagangan
internasional akan tetap terjadi bila ada perbedaan kepemilikan faktor produksi
(factor endowment) diantara masing-masing negara. Satu negara dengan
kepemilikan kapital berlebih akan berspesialisasi dan mengekspor komoditi padat
kapital (capital-intensive goods), dan sebaliknya negara dengan kepemilikan
tenaga kerja berlebih akan memproduksi dan mengekspor komoditi padat tenaga
kerja (labor-intensive goods). Perdagangan bebas diharapkan secara bertahap akan
mengurangi hambatan perdagangan sehingga dapat memacu pertumbuhan volume
perdagangan internasional. Salah satu upaya yang dilakukan adalah kerjasama
yang dilakukan antara satu negara dengan negara lainnya atau antara satu negara
dengan negara yang membentuk kelompok sehingga terciptanya integrasi
ekonomi.

Negara-negara di seluruh dunia saat ini menyadari bahwa integrasi


ekonomi memiliki peran penting dalam perdagangan mereka. Sebagian
negaranegara yang berada di seluruh dunia telah melakukan integrasi ekonomi
dengan negara lain. Secara umum integrasi yang dilakukan oleh setiap negara
bertujuan agar posisi ekonominya di pasar internasional dapat diperkuat, sehingga
setiap negara dapat bersaing dengan negara-negara yang telah maju dan sudah
besar. Selain itu, integrasi ekonomi dapat memperluas akses pasar dan mendorong
pertumbuhan ekonomi suatu negara ke tingkat yang lebih tinggi. Integrasi
ekonomi yang terdapat dalam suatu kawasan memiliki beberapa manfaat untuk
negara-negara yang tergabung dalam integrasi tersebut, seperti terdorongnya
efisiensi ekonomi di suatu kawasan ekonomi, mendorong industri lokal agar

11
berkembang, serta manfaat perdagangan yang meningkat akibat adanya perbaikan
terms of trade.

D. Pengecualian Hukum Keunggulan Komperatif

Teori keunggulan komparatif merupakan teori yang dikemukakan oleh


David Ricardo dalam bukunya The Principles of Political Economy and Taxation
tahun 1817. Dalam teori keunggulan komparatif negara tetap dapat melakukan
perdagangan walaupun salah satu negara tidak memiliki keunggulan absolut atau
dengan kata lain memiliki kerugian absolut terhadap negara lain dalam
memproduksi dua barang. Perdagangan akan tetap menguntungkan apabila negara
kerugian abolut lebih kecil.

Teori David Ricardo didasarkan pada nilai tenaga kerja yang menyatakan
bahwa nilai atau harga suatu produk ditentukan oleh jumlah waktu atau jam kerja
yang diperlukan untuk memproduksinya. Menurut teori cost comparative
advantage (labor efficiency), suatu negara akan memperoleh manfaat dari
perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor
barang yang mana negara tersebut dapat berproduksi relatif lebih efisien serta
mengimpor barang yang mana negara tersebut berproduksi relatif kurang atau
tidak efisien.

Dalam hukum keunggulan komparatif terdapat pengecualian jika nilai


DTD ( dasar tukar domestik ) kedua komoditas adalah 1:1 (melakukan impor
sama dengan memproduksi sendiri) maka perdagangan tidak akan terjadi. Dengan
kondisi ini dapat diartikan bahwa perdagangan antar negara hasilnya sama dengan
melakukan produksi domestik. Walaupun terdapat pengecualian dalam
keunggulan komparatif, pengecualian tersebut masih bisa diabaikan. Perdagangan
antar negara masih bisa terjadi dengan didasari perbedaan nilai mata uang.
Semakin lemah nilai mata uang suatu negara terhadap negara lain maka komoditas
yang dimiliki oleh negara itu memiliki harga yang lebih murah jika dibandingkan
dengan negara yang memiliki nilai mata uang yang lebih kuat, Sehingga masih

12
bisa terjadi keuntungan dalam perdagangan antar negara walaupun DTD suatu
komoditas adalah 1 : 1.

E.Keunggulan Kompratif Dengan Uang

Kegiatan perdagangan internasional seperti ekspor dan impor tidak lepas


dari kurs mata uang, dimana kurs valuta asing menjadi salah satu faktor yang
berpengaruh terhadap ekspor suatu komoditi. Ada dua jenis mata uang yang
digunakan dalam perdagangan internasional yaitu mata uang domestik dan mata
uang luar negeri. Jika nilai valuta asing meningkat terhadap mata uang dalam
negeri, ini membuat ekspor meningkat. Ilegbinosa et al. berpendapat bahwa, kurs
berpengaruh positif terhadap ekspor. Namun, apabila valuta asing menurun
terhadap mata uang dalam negeri, maka ini membuat ekspor menurun. Nilai
rupiah yang semakin kuat dalam kurun tahun terakhir disebabkan oleh krisis
ekonomi di Amerika serikat.

Perubahan pada nilai tukar dapat mengubah harga relatif suatu produk
akan menjadi lebih mahal atau lebih murah, sehingga nilai tukar terkadang dipakai
sebagai alat dalam meningkatkan daya saing. Penelitian ini menggunakan kurs
dollar amerika serikat, dikarenakan kurs dollar Amerika Serikat merupakan kurs
mata uang standar internasional yang relatif stabil dan merupakan mata uang yang
kuat dan dapat dengan mudah untuk diperdagangkan serta dapat diterima oleh
siapa saja sebagai pembayaran untuk transaksinya .

Dalam mengutamakan suatu komoditas pilihan, yang berpengaruh


terhadap keunggulan komparatif ialah melimpahnya sumber daya alam yang
tersedia. Nantinya komoditas tersebut akan menjadi sector unggulan yang akan
dinikmati oleh pasar pada Negara lain dalam kegiatan perdagangan internasional.
Inflasi juga bepengaruh terhadap perdagangan internasional contohnya ekspor,
dimana kenaikan inflasi akan menurunkan kinerja ekspor. Inflasi yang meningkat
akan mendorong penurunan investasi sehingga menyebabkan menurunnya
produktivitas perusahaan untuk menghasilkan output yang akan diekspor

13
Perhatian terhadap inflasi telah menjadi perhatian penting bagi pemerintahan
negara-negara di dunia termasuk Indonesia.

Tingkat inflasi suatu negara yang relatif tinggi akan cenderung membuat
masyarakat dan perusahaan dalam negeri meningkatkan impornya karena harga-
harga barang dalam negeri relatif tinggi. Penurunan inflasi akan meningkatan daya
saing internasional negara tersebut dan akan cenderung untuk meningkatkan
ekspor dan mengurangi impornya .3

F. Keunggulan Komparatif Biaya Oportunitas

Keunggulan komparatif merupakan perbandingan antara produsen yang


sama dan jenis barang yang sama pula, didasarkan atas biaya oportunitas yang
ditanggung oleh masing-masing produsen dan diuji melalui model RCA
(Revealed Comparative Advantage). Model RCA menjadi populer dalam kajian
bidang perdagangan internasional karena mampu melihat komparasi komoditas
yang dihasilkan oleh suatu negara terhadap komoditas yang sama didunia, apalagi
jika komoditas ini menjadi komoditas utama ekspor di negara tersebut. Dalam
konsep pengukuran RCA akan menghasilkan gambaran tentang kinerja ekspor
suatu produk dari suatu negara diukur dengan menghitung pangsa nilai ekspor
produk tersebut terhadap total ekspor suatu negara dibandingkan dengan pangsa
nilai produk tersebut dalam perdagangan dunia.

Menurut Simatupang serta Sudaryanto, konsep keunggulan komparatif


merupakan ukuran daya saing (keunggulan) potensial dalam artian daya saing
yang akan dicapai apabila perekonomian tidak mengalami distorsi sama sekali.

Komoditas yang memiliki keunggulan komparatif dikatakan juga memiliki


efisiensi secara ekonomi.Selain itu, Keunggulan komparatif suatu negara
berkembang, pada suatu taraf akan bergeser dari proses yang membutuhkan
tenaga kerja yang relatif tidak ahli, berlimpah dan murah bergeser menjadi suatu

3
komang Irfa Novita Sari, A.A. Bagus Putu Widanta SE, M.Si,” Analisis Keunggulan Komparatif
Produk Cengkeh Indonesia ke Negara ASEAN Tahun 2015” E-Jurnal Ekonomi Pembangunan
Universitas Udayana ( Vol.7 No.7 Juli 2018),Hal,1537-1538.

14
proses yang membutuhkan lebih banyak input, modal, keahlian dan penguasaan
teknologi. Esterhuizen et al mendefinisikan daya saing sebagai kemampuan suatu
sektor, industri, atau perusahaan untuk bersaing dengan sukses unntuk mencapai
pertumbuhan yang berkelanjutan didalam lingkungan global selama biaya
imbangannya lebih rendah dari penerimaan sumber daya yang digunakan.

Contoh biaya oportunitas dalam pertanian adalah Lahan,lahan termasuk


dalam barang tidak diperdagangkan, maka harga yang digunakan adalah biaya
oportunitas (nilai production foregone) dari lahan yaitu nilai produksi lahan yang
hilang akibat penggunaan untuk usahatani padi.4

BAB III

4
Adi Suyatno, Masyhuri, Jangkung Handoyo Mulyo, Irham,” Keunggulan Komparatif Usahatani
Padi Pada Berbagai Pola Agroekosistem Di Kabupaten Mempawah”, Jurnal Social Economic of
Agriculture, (Tanjung pura ,Volume 3, Nomor 2, Desember 2014),Hal ,5.

15
PENUTUP

A. Kesimpulan

Teori Ricardo yang terkenal adalah tentang teori keunggulan komparatif,


diamna perdagangan tergantung pada keunggulan komparatif atau efisiensi relatif
dari pada keunggulan absolut. Ricardo menganggap bahwa negara akan
cenderung menjual barangnya yang relatif lebih efisien dalam produksinya.
Sehingga melalui spesialisasi, setiap negara akan memperoleh keuntungan dari
perdagangan luar negeri.

Ricardo mempertimbangkan barang dan jasa apa yang harus diproduksi


oleh suatu negara, dan menyarankan bahwa mereka harus berspesialisasi dengan
mengalokasikan sumber daya mereka yang langka untuk memproduksi barang
dan jasa yang memiliki keunggulan biaya komparatif. Ada dua jenis keunggulan
biaya–absolut, dan komparatif. Keunggulan absolut berarti lebih produktif atau
hemat biaya daripada negara lain sedangkan keunggulan komparatif berkaitan
dengan seberapa produktif atau hemat biaya satu negara daripada negara lain.

Konsep perdagangan bebas untuk pertama kali diperkenalkan oleh Adam


Smith pada awal abad ke-19 dengan teori keunggulan absolut (absolute
comparative). Teori Adam Smith kemudian disempurnakan oleh David
Ricardodengan model keunggulan komparatif (The Theory of Comparative
Advantage).

Teori keunggulan komparatif merupakan teori yang dikemukakan oleh


David Ricardo dalam bukunya The Principles of Political Economy and Taxation
tahun 1817. Dalam teori keunggulan komparatif negara tetap dapat melakukan
perdagangan walaupun salah satu negara tidak memiliki keunggulan absolut atau
dengan kata lain memiliki kerugian absolut terhadap negara lain dalam
memproduksi dua barang. Perdagangan akan tetap menguntungkan apabila negara
kerugian abolut lebih kecil.

16
Kegiatan perdagangan internasional seperti ekspor dan impor tidak lepas
dari kurs mata uang, dimana kurs valuta asing menjadi salah satu faktor yang
berpengaruh terhadap ekspor suatu komoditi.

Keunggulan komparatif merupakan perbandingan antara produsen yang


sama dan jenis barang yang sama pula, didasarkan atas biaya oportunitas yang
ditanggung oleh masing-masing produsen dan diuji melalui model RCA
(Revealed Comparative Advantage).

B.Saran

Demikianlah uraian dari makalah ini, kami berharap makalah ini dapat
membantu kawan kawan yang menjadi bahan dalam forum presentasi. Semoga
hasil makalah ini bermamfaat bagi kita semua. Aamiin Ya Robbal Alamin.

DAFTAR PUSTAKA

17
Sai’dy I’id Badry,2013 ,”Analisis daya saing komoditas tekstil produk indonesia
di Amerika ‘conservation universty”, ISSN 2252-6765.

suhardi ,Afriza 2021,” Keunggulan Komparatif Ekspor Indonesia “,JEM: Jurnal


Ekonomi dan Manajemen STIE Pertiba Pangkal pinang”, Vol 7, No. 1,
Edisi Jan-Juni .

Novita ,Irfa ,Sari,dkk” Analisis Keunggulan Komparatif Produk Cengkeh


Indonesia ke Negara ASEAN Tahun 2015” E-Jurnal Ekonomi
Pembangunan Universitas Udayana Vol.7 No.7 Juli.

Suyatno, Adi,dkk,2014,” Keunggulan Komparatif Usahatani Padi Pada Berbagai


Pola Agroekosistem di Kabupaten Mempawah”, Jurnal Social
Economic of Agriculture, Tanjungpura ,Volume 3, Nomor 2,
Desember.

18
19

Anda mungkin juga menyukai