Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KASUS

KETUBAN PECAH DINI

NAMA : Zulfa Fauziah


NPM : 1941111020

PROGRAM STUDI DIPLOMA III


KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SUKABUMI TAHUN AKADEMIK 2020/2021
A. IDENTITAS
1. Identitas Klien
a. Nama : Ny.T
b. Tempat/tgl lahir (Umur) : Sukabumi, 09 agustus 1990
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Agama : Islam
e. Status kelamin : Menikah
f. Pendidikan : SMA
g. Pekerjaan : IRT
h. Suku/bangsa : Sunda/Indonesia
i. Alamat : Kp Tugu Rt/Rw 001/011 Desa Kalaparea Kec Nagrak Kab
Sukabumi Jawa Barat
j. Tgl masuk RS : 23 Juni 2021
k. Tgl pengkajian : 24 Juni 2021
l. Diagnosa Medis : Sectio caesarea dengan ketuban pecah dini
2. Identitas Penanggung Jawab
a. Nama : Tn.A
b. Umur : 35 tahun
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Pendidikan : S1
e. Pekerjaan : Wiraswasta
f. Alamat : Kp Tugu Rt/Rw 001/011 Desa Kalaparea Kec Nagrak Kab
Sukabumi Jawa Barat

g. Hubungan dengan klien : Suami

B. KELUHAN UTAMA
Merupakan keluhan yang paling dirasakan klien saat itu. Pada klien Sectio caesarea
dengan ketuban pecah dini klien mengeluhkan mengeluarkan cairan dari jalan lahir yang
berwarna jernih tidak berbau klien merasa ada rembesan cairan seperti air kencing.

C. RIWAYAT KESEHATAN KLIEN


Riwayat Obstetri dan Ginekologi
1. Riwayat Obstetri
 Riwayat kehamilan yang lalu :

Meliputi umur kehamilan, tanggal melahirkan, masalah yang terjadi pada


masa kehamilan.
 Riwayat persalinan yang lalu :
Meliputi tanggal melahirkan, jenis persalinan, tempat persalinan, berat anak
waktu lahir, masalah yang terjadi pada saat persalinan.
 Riwayat nifas yang lalu :
Lamanya nifas masing-masing anak danmasalah yang terjadi pada saat masa
nifas
 Riwayat kehamilan sekarang :
Usia kehamilan, keluhan selama hamil, gerakan anak pertama dirasakan
oleh klien. Apakah klien mendapatkan imunisasi TT, perubahan berat badan
selama hamil, tempat pemeriksaan kehamilan dan frekuensi memeriksakan
kehamilannya.
 Riwayat persalinan sekarang :
Merupakan persalinan yang keberapa bagi klien, tanggal melahirkan, jenis
pesalinan, apakah terjadi perdarahan, banyaknya perdarahan, jenis kelamin
bayi, berat badan bayi, dan APGAR skor, serta keadaan masa nifas
 Riwayat nifas sekarang :
Lamanya waktu nifas dan pengeluaran darah
2. Riwayat Ginekologi
 Riwayat menstruasi :
Meliputi siklus haid, lamanya haid, sifat darah (warna, bau, gumpalan),
dismenorhoe, HPHT, dan taksiran persalinan.
 Riwayat KB :
Pernah menjadi akseptor, jenis konrtasepsi yang digunakan sebelum hamil,
waktu dan lamanya penggunaan, masalah yang didapati dengan penggunaan
kontrasepsi tersebut, jenis kontrasepsi yang direncanakan dan jumlah anak yang
direncanakan keluarga

D. TEMPAT KEADAAN LINGKUNGAN TINGGAL

Keadaan tempat tinggal klien, apakah padat penduduk, dan berapa orang yang tinggal
dalam satu rumah

E. STATUS PSIKOLOGI
a. Pola piker
Kaji tentang eksplorasi pengetahuan klien, cara perawatan diri dan
bayinya, yang meliputi : Pemberian ASI, rencana pemberian ASI, nutrisi
yang baik untuk menyusui dan makanan yang terbaik untuk bayinya, rencana
imunisasi bayi
b. Persepsi diri
Dikaji hal yang amat difikirkan oleh klien saat dilakukan pengkajian, harapan
setelah mengalami perawatan dan perubahan yang dirasa setelah melahirkan.
c. Gambaran diri
Apakah klien merasakan perubahan dirinya dan tubuhnya selama periode
post partum, apakah perubahan yang disadari tersebut mempengaruhi
perilaku dan adaptasinya terhadap pengasuhan bayinya.
d. Ideal diri
Apakah yang diharpkan klien setelah kelahiaran bayi tersebut, apakah upaya
klien untuk meningkatkan kemandirian dalam perawatan diri sendiri dan bayi
e. Peran
Bagaimana sikap ibu dengan kelahiran anaknya. Kaji kesiapan klien untuk
menjadi seorang ibu baru atau perubahan peran dengan penambahan
anggota keluarga yang baru.

F. STATUS SOSIAL
a. Hubungan komunikasi
Kejelasan klien dalam kebiasaan berbicara, bahasa utama yang digunakan oleh klien
b. Hubungan dengan lingkungan sekitar
Apakah klien berteman dan bergaul dengan orang-orang disekitar
G. STATUS SPIRITUAL
Apakah klien sering melakukan ibadah setiap hari atau mengikuti kegiatan yang ada
H. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum : Sakit ringan
2. Kesadaran (GCS) : Compos Mentis
3. TTV
 Tekanan darah : 130/70mmHg
 Nadi : 94
 Pernafasan : 20x/menit
 Suhu : 36°c
4. BB/TB : 60kg/160cm

I. . PEMERIKSAAN HEAD TOE TOE (Inspeksi, Auskultasi, Palpasi, Perkusi)


1. Penampilan umum
……………………………………………………………………………………………
…………
2. Kepala dan muka
Dikaji bentuk kepala, kebersihan kulit kepala dan keluhan yang dirasakan pada daerah
kepala.
3. Mata
Dikaji keadaan konjungtiva, sklera, fungsi penglihatan, pergerakan kedua mata,
kebersihan, bila keadaan konjungtiva pucat maka dapat dipastikan anemis.
4. Hidung
Dikaji keluhan yang dirasakan oleh klien, adanya reaksi alergi, perdarahan,
kesimetrisan, kebersihan dan fungsi penciuman.
5. Telinga
Dikaji keluhan yang dirasakan oleh klien, kesimetrisan, fungsi pendengaran
dan kesimetrisan
6. Mulut dan tenggorokan
Dikaji keluhan yang dirasakan, mukosa mulut dan keadaan bibir, keadaan
gigi, lidah, fungsi pengecapan dan fungsi menelan. Pada klien post manual
plasenta mukosa bibir kering dan tampak pucat
7. Leher
Dikaji keluhan yang dirasakan, pada klien post manual plasenta tidak
ditemukan pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar getah bening, tidak ada
peningkatan JVP
8. Dada
Dikaji keluhan yang dirasakan klien, suara nafas vesikuler, frekuensi nafas, irama
jantung reguler, bunyi jantung s1 dan s2
9. Payudara
Dikaji keluhan yang dirasakan klien, kedaan payudara, bentuk,
hyperpigmentasi aerola, keadaan putting susu, dan keseimetrisan serta pengeluaran
ASI
10. Abdomen
Dikaji keluhan yang dirasakan klien, tinggi fundus uteri hari ke-5 yaitu 3 cm
bawah pusat, bising usus normal 5-12 x/menit
11. Tangan (ekstremitas Atas)
Dikaji keluhan yang dirasakan klien, dikaji adanya oedema, pergerakan dan
kebersihan
12. Genitalia
Dikaji keluhan yang dirasakan klien, dikaji keadaan perineum, adanya pengeluaran
lochea. Pada 2 hari pertama lochea berupa darah yang disebut lochea rubra,
setelah 3-4 hari merupakan darah encer yang disebut lochea serosa dan pada
hari kesepuluh menjadi cairan putih atau kekuningan yang disebut lochea alba.
Lochea berbau amis, dan yang berbau busuk menandakan adanya infeksi.
13. Anus
Dikaji keluhan yang dirasakan klien, ada/tidaknya hemoroid.
14. Kaki (ekstremitas bawah)
Dikaji keluhan yang dirasakan klien, dikaji adanya oedema, pergerakan dan
kebersihan

J. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI

NO POLA KEBIASAAN (ADL) SEBELUM SAKIT SESUDAH SAKIT


1 NUTRISI
A. MAKAN
a. Jenis Nasi + lauk + sayur Nasi + lauk + sayur

b. Frekuensi 3x sehari 3x sehari


c. Porsi 1 porsi ½ porsi
d. Makanan kesukaan Sup ayam Tidak ada
e. Makanan pantangan Tidak ada Tidak ada
f. Nafsu makan Nafsu makan baik Kurangnya nafsu
makan
g. Cara makan sendiri /dibantu Mandiri Sedikit dibantu
h. Kesulitan makan Tidak ada Tidak ada
B. MINUM
a. Jenis Air mineral Air mineral
b. Frekuensi 8-10 gelas 5-8 gelas
c. Cara minum sendiri/dibantu Mandiri Dibantu
Masalah ;
ELIMINASI
A. BAB
2. a. Jenis Bentuk padat Bentuk lunak
b. Frekuensi 1xsehari
c.
d. Warna Kuning kecoklatan Kuning
e. Konsistensi Lunak lunak
f. Obstipasi Tidak ada sembelit Tidak ada sembelit
g. Penggunaan pencahar Tidak menggunakan Tidak menggunakan
obat obat
h. Diare (cantumkan ….cc)
i. Stoma (Colostomi, Ileustomy) Tidak ada stoma Tidak ada stoma
j. Cara pengeluaran sendiri/dibantu Sendiri Sendiri
B. BAK
a. Jenis
b. Frekuensi 6-10x sehari 4-6x sehari
c. Warna Kuning transparan Kuning
d. Bau, darah Darah dari vaginal
e. Kesulitan
f. Inkontinensia
g. Hematuria
h. Penggunaan kateter
i. Cara proses pengeluaran dibantu / Sendiri Sendiri
sendiri
MASALAH :
3. ISTIRAHAT DAN TIDUR
1. Waktu tidur malam
a. Malam, pukul 21.00-23.00 wib 20.00 wib
b. Siang, pukul Jarang tidur siang 13.00 wib
c. Lamanya 6-8 jam 8 jam
d. Kebiasaan pengantar tidur
e. Masalah tidur Kesulitan tidur Tidak ada
MASALAH
4. PERSONAL HYGIENE
1. Pemeliharaan badan (mandi)
a. Frekuensi 2x sehari 2x sehari
b. Penggunaan sabun atau tidak Memakai sabun Memakai sabun
c. Cara melakukan sendiri atau dibantu Sendiri Sendiri
2. Pemeliharaan mulut dan gigi
a. Frekuensi 2x sehari 2x sehari
b. Penggunaan sikat gigi atau tidak Memakai sikat gigi Memakai sikat gigi
c. Penggunaan pasta gigi atau tidak Menggunakan menggunakan
d. Cara melakukan sendiri atau dibantusendiri sendiri
3. Pemeliharaan kuku
a. Frekuensi 1x seminggu
b. Cara melakukan sendiri atau Sendiri Sendiri
dibantu
4. Pemeliharaan rambut
a. Frekuensi
b. Penggunaan shampoo menggunakan
c. Cara melakukan sendiri atau sendiri
dibantu
MASALAH :
5. AKTIVITAS /LATIHAN
a. Olah raga
- Jenis Jalan kaki/lari
- Frekuensi 3x seminggu
b. Kegiatan diwaktu luang
c. Cara melakukan sendiri atau dibantu Sendiri

K. TERAPI PENGOBATAN
1. Rawat di rumah sakit
2. Berikan antibiotik (ampisilin 4 x 500 mg atau eritromisin bila tidak tahan dengan
ampisilin dan metronidazol 2 x 500 mg selama 7 hari).
3. Jika umur kehamilan < 32 34 minggu, dirawat selama air ketuban masih keluar atau
sampai air ketuban tidak keluar lagi.
4. Jika umur kehamilan 32-37 minggu, belum inpartu, tidak ada infeksi, tes busa negatif :
beri deksametason, observasi tanda-tanda infeksi dan kesejahteraan janin. Terminasi
pada kehamilan 37 minggu.
5. Jika usia kehamilan 32-37 minggu, sudah in partu, tidak ada infeksi, berikan tokolitik
(salbutamol), deksametason dan induksi sesudah 24 jam.
6. Jika usia kehamilan 32-37 minggu, ada infeksi, beri antibiotik dan lakukan induksi.
7. Nilai tanda-tanda infeksi (suhu, leukosit, tanda-tanda infeksi intrauterin).
8. Pada usia kehamilan 32-34 minggu, berikan steroid untuk memacu kematangan paru
janin dan kalau memungkinkan periksa kadar lesitin dan spingomielin tiap minggu.
Dosis betametason 12 mg sehari dosis tunggal selama 2 hari, deksametason i.m 5 mg
setiap 6 jam sebanyak 4 kali.
L. PEMERIKSAAN LAB ATAU PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Dengan tes lakmus, cairan amnion akan mengubah kertas lakmus merah menjadi biru.
2. Pemeriksaan leukosit darah, bila meningkat > 15.000 /mm³ kemungkinan ada infeksi.
3. USG untuk menentukan indeks cairan amnion, usia kehamilan, letak janin, letak
plasenta, gradasi plasenta serta jumlah air ketuban.
4. Kardiotokografi untuk menentukan ada tidaknya kegawatan janin secara dini atau
memantau kesejahteraan janin. Jika ada infeksi intrauterin atau peningkatan suhu,
denyut jantung janin akan meningkat.
5. Amniosintesis digunakan untuk mengetahui rasio lesitin - sfingomielin dan
fosfatidilsterol yang berguna untuk mengevaluasi kematangan paru janin.

M. ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

1. DS: Klien mengatakan ini Ketuban pecah dini Resiko Infeksi


kehamilan pertama belum pernah berhubungan dengan
keguguran, Klien mengatakan ketuban pecah dini
mengeluarkan cairan dari jalan Air ketuban merembes keluar
lahir yang berwarna jernih tidak
berbau, Klien merasa ada
rembesan cairan seperti air Tidak ada pelindung di luar
dengan daerah rahim
kencing
DO: 1. Palpasi : Leopold I: TFU
2 jari di atas pusat, (21 cm),
Resiko Infeksi
Leopold I: kiri: teraba datar
seperti punggung
(punggung),punggung kanan:
teraba bagian kecil janin
(ekstremitas), Leopold II: teraba
bulat, keras, melenting (kepala),
Leopold IV: bagian terendah janin
belum masuk panggul
(konvergen) 2. Auskultasi: DJJ
(+), frekuensi 150 kali/ menit,
teratur, punctum maximum di
kuadran kiri bawah pusat. 3.
Inspeksi: cairan ketuban
merembes, warna jernih, tidak
berbau, tanda infeksi seperti
merah. 4. TTV: TD 100/ 70
mmHg, S: 36,7° C,N: 88 kali/
menit, RR: 14 kali/ menit, tampak
keluar cairan pervaginam dan
tidak berbau. papan
2. DS: Ibu mengatakan takut dengan Ketuban pecah dini Ansietas berhubungan
keadaan yang dialaminya
dengan persalinan
sekarang, takut dengan keadaan
anaknya karena baru hamil Air ketuban merembes prematur dan neonatus
pertama. banyak keluar berpotensi lahi prematur

DO: Ibu hamil pertama, G1P0A0,


tampak ibu merasa cemas dengan
Kecemasan ibu terhadap
sering menanyakan keadaan janin dan dirinya
kehamilan dan janinnya

Ansietas

N. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Risiko infeksi berhubungan dengan ketuban pecah dini.
2. Ansietas berhubungan dengan persalinan prematur dan neonatus berpotensi lahi
prematur

9.
No DIAGNOSA PERENCANAAN IMPLEMENTASI EVALUASI
. KEPERAWATA
N
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1. Risiko Tupan : Setelah dilakukan .Observasi TTV 1)Untuk mengetahui 25.Juni 2021 Jam / 11:00
infeksi asuhan keperawatan 2x 24 1) Memonitor tanda dan adanya infeksi (Jam 08:00) S : 1. Ibu mengatakan
berhub jam diharapkan infeksi tidak gejala infeksi sistemik dan 2) Untuk 1. Memonitor tanda dan masih ada cairan keluar
ungan terjadi. lokal. mempercepat gejala infeksi sistemik dari jalan lahir 2. Ibu
denga Tupen : Setelah dilakukan 2) Memonitor hasil penyembuhan dan lokal. merasa ada rembesan
n laboratorium (lekosit). penyakit 2. Memonitor hasil ciaran seperti air kencing.
asuhan keperawatan 1x24 3) Untuk mencegah
ketuba jam nfeksi selama dalam 3) Memonitor kerentanan laboratorium (lekosit). O: 1. Palpasi : Leopold I:
terhadap infeksi. adanya infeksi TFU 2 jari di atas pusat,
n perawatan. 3. Memonitor kerentanan
4) Memonitor masukkan 4) Untuk menambah
pecah Kriteria hasil: terhadap infeksi. (21 cm), Leopold II:
nutrisi dan cairan yang cukup. pengetahuan pasien
dini. 4. Memonitor masukkan punggung kiri: teraba
1.Klien bebas dari tanda dan 5)Menginstruksikan pasien
nutrisi dan cairan yang datar seperti papan
gejala infeksi. untuk minum antibiotik
cukup. (punggung),punggung
2. Mendeskripsikan proses sesuai resep.
5. Menginstruksikan kanan: teraba bagian kecil
penularan penyakit, factor 6) Mengajarkan pasien dan
pasien untuk minum janin (ekstremitas),
yang mempengaruhi keluarga tanda dan gejala
antibiotik sesuai resep. Leopold III: teraba bulat,
penularan serta infeksi.
7) Mengobservasi keadaan 6. Mengajarkan pasien keras, melenting (kepala),
penatalaksanaannya.
ibu, DJJ, tandatanda vital tiap dan keluar ga tanda dan Leopold IV: bagian
3. Menunjukkan kemampuan
8 jam. gejala infeksi. terendah janin belum
untuk mencegah timbulnya
a. 8)Melakukan 7. Mengajarkan cara masuk panggul
infeksi. 4. Jumlah leukosit
pemasangan infus Infuse menghindari infeksi. (konvergen) 2.
dalam batas normal. 5.
8. Mengobservasi Auskultasi: DJJ (+),
Menunjukkan perilaku hidup RL 20tts/menit + Injeksi
keadaan ibu, DJJ, tanda- frekuensi 150 kali/ menit,
sehat. dexametason 0,5 mg/iv,
tanda vital tiap 8 jam. 9. teratur, punctum
- cefadrxil 500 mg/oral,
Melakukan pemasangan maximum di kuadran kiri
lifron 1x1 tablet. bawah pusat. 3. Inspeksi:
infus Infuse RL
20tts/menit + Injeksi cairan ketuban merembes,
dexametason 0,5 mg/iv, warna jernih, tidak
cefadrxil 500 mg/oral, berbau, tanda infeksi
lifron 1x1 tablet. seperti merah. 4. TTV:
TD 100/ 70 mmHg, S:
36,70 C,N: 88 kali/ menit,
RR: 14 kali/ menit,
tampak keluar cairan
Perawat pervaginam dan tidak
Zulfa berbau.
A : Masalah belum
teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
I : 1. Memonitor tanda
dan gejala infeksi
sistemik dan lokal. 2.
Memonitor hasil
laboratorium (lekosit). 3.
Memonitor kerentanan
terhadap infeksi. 4.
Memonitor masukkan
nutrisi dan cairan yang
cukup. 5.
Menginstruksikan pasien
untuk minum antibiotik
sesuai resep. 6.
Mengajarkan pasien dan
keluar ga tanda dan gejala
infeksi 7. Mengajarkan
cara menghindari infeksi.
8. Mengobservasi
keadaan ibu, DJJ, tanda -
tanda vita tiap 8 jam. 9.
Melakukan pemasangan
infus Infuse RL
20tts/menit + Injeksi
dexametason 0,5 mg/iv,
cefadrxil 500 mg/oral,
lifron 1x1 tablet.
E : 1. Ibu mengatakan
masih ada cairan keluar
dari jalan lahir
2. Ibu merasa ada
rembesan ciaran seperti
air kencing.
3. Palpasi : Leopold I:
TFU 2 jari di atas pusat,
(21 cm), Leopold II:
punggung kiri: teraba
datar seperti papan
(punggung),punggung
kanan: teraba bagian kecil
janin (ekstremitas),
Leopold III: teraba bulat,
keras, melenting (kepala),
Leopold IV: bagian
terendah janin belum
masuk panggul
(konvergen)
4. Auskultasi: DJJ (+),
frekuensi 150 kali/ menit,
teratur, punctum
maximum di kuadran kiri
bawah pusat.
5. Inspeksi: cairan
ketuban merembes, warna
jernih, tidak berbau, tanda
infeksi seperti merah.
6. TTV: TD 100/ 70
mmHg, S: 36,70 C,N: 88
kali/ menit, RR: 14 kali/
menit, tampak keluar
cairan pervaginam dan
tidak berbau.
R: mencegah terjadinya
infeksi

2. Ansietas Tupan : Setelah dilakukan 1.Gunakan pendekatan 1)Untuk mengetahui 25.Juni 2021 Jam/ 11:00
berhubungan asuhan keperawatan 2x 24 yang menenangkan. lebutuhan pasien (Jam 08:00)
stressor. 2. Jelaskan semua
jam pasien tidak mengalami
prosedur tindakan dan 2) Membantu S 1. Ibu mengatakan takut
kecemasan yang tinggi.. a. Menggunakan
apa yang dirasakan memberikan rasa dengan keadaan yang
Tupen : Setelah dilakukan pendekat an yang
selama prosedur nyaman
asuhan keperawatan 1x24 menenangkan de dialaminya sekarangTakut
tindakan. dengan keadaan anaknya
jam diharapkan Pasien 3) Untuk mengurangi ngan cara bina
3. Temani pasien untuk karena baru hamil
tisdak mengalami cemas kecemasan pasien hubungan saling
memberikan keamanan pertama.
selama dalam perawatan. percaya (BHSP).
dan mengurangi takut.
Dengan kriteria hasil : b. Menjelaskan
4. Berikan informasi O: 1. Ibu hamil pertama
a. Klien mampu mengidentifi semua prosedur
faktual mengenai G1P0A0 2. Tampak ibu
kasi dan mengungkapkan tindakan dan apa
diagnosis, tindakan merasa cemas dengan
gejala cemas.
prognosis. yang dirasakan sering menanyakan
b. Mengidentifikasi,
5. Anjurkan suami selama prosedur keadaan kehamilan dan
mengung kapkan dan
untuk menemani ibu. tindakan janinnya.
menunjukkan tehnik untuk
mengontol cemas 6. Dengarkan dengan c. Menemani pasien A : Masalah belum
c. Vital sign dalam batas penuh perhatian. untuk teratasi
normal. 7. Identifikasi tingkat memberikan P : Intervensi nomor 1-11
d. Postur tubuh, ekspresi kecemasan. keamanan dan dilanjutkan
wajah, bahasa tubuh dan 8. Bantu pasien mengurangi I : 1.Gunakan pendekatan
tingkat aktivitas mengenal situasi yang yang menenangkan. 2.
takut.
menunjukkan berkurangnya menimbulkan Jelaskan semua prosedur
d. Memberikan
kecemasan kecemasan. tindakan dan apa yang
informasi faktual dirasakan selama prosedur
9. Motivasi pasien untuk
mengenai tindakan. 3. Temani
mengungkapkan
perasaan, ketakutan, diagnosis, pasien untuk memberikan
persepsi. tindakan keamanan dan
prognosis. mengurangi takut. 4.
e. Memberitahu Berikan informasi faktual
kepada keluarga mengenai diagnosis,
mengenai tindakan prognosis. 5.
tindakan yang Anjurkan suami untuk
akan dilakukan menemani ibu. 6.
Dengarkan dengan penuh
yaitu rencana
perhatian. 7. Identifikasi
operaso Sectio
tingkat kecemasan. 8.
caeris untuk itu
Bantu pasien mengenal
perlu persetujuan
situasi yang menimbulkan
suami dengan kecemasan.
menandatangani 9. Motivasi pasien untuk
lembar mengungkapkan perasaan,
persetujuan ketakutan, persepsi.
tindakan medis. E: 1. Ibu mengatakan
takut dengan keadaan
yang dialaminya sekarang
takut dengan keadaan
anaknya karena baru
hamil pertama 2. Ibu
hamil pertama, G1P0A0
3. Tampak ibu merasa
cemas dengan sering
menanyakan keadaan
kehamilan dan janinnya
R: Memberikan informasi
kepada pasien dan
menenangkannya

Anda mungkin juga menyukai