Ujian Tengah Semester Pengenalan Kesalamatan Kapal
Disusun oleh :
Stanly Alfallabi (03311840000024)
Mata Kuliah :
Pengenalan Keselamatan Kapal
Dosen :
Dr. Eng. M. Badrus Zaman, S.T., M.T
DEPARTEMEN TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, PERENCANAAN DANKEBUMIAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2021 1. Ketika konsep keselamatan kapal sudah anda ketahui, berikan analysis tentang salah satu kejadian kecelakan kapal di Indonesia (ambil 1 contoh case kecelakaan kapal). berikan analisa penyebab, cara mengurangi kecelakaan kapal di Indonesia.(bobot:50%) Jawaban : Contoh salah satu kejadian kecalakaan kapal diindonesia yang cukup menarik perhatian masyarakat dunia yaitu tenggelamnya kapal ferry KM Sinar Bangun di Danau Toba. Kapal Motor (KM) Sinar Bangun tenggelam di Danau Toba, Sumatera Utara, mengalami kecelakaan pada 12 Juni 2018 sekitar pukul 16.00 WIB sore, KM Sinar Bangun yang berangkat dari Pelabuhan Simanindo di Pulau Samosir ke Tigaras. Penyebab kecelakaan kapal serta upaya penanggulangganya a) Berdasarkan catatan Kabid Humas Polda Sumut, AKBP Tatan Dirsan Atmaja, kecelakaan disebabkan Kelebihan muatan kapal itu melaju tanpa manifes. Data penumpang sulit dipastikan. Kapal itu dinyatakan Idrus Marham (saat itu sebagai Menteri Sosial) kelebihan muatan. Kapal yang harusnya berkapasitas 40 orang saja, ternyata diisi hingga 200 orang. b) sertifikasi kondisi kapal. Kapal di indonesia banyak yang dibuat secara tradisional tanpa mengikuti arahan dan ketentuan kapal pada umumnya. Selain itu, kerap kali ditemui beberapa kapal yang tidak memiliki sertifikat pelayaran. Keadaan kapal harus memenuhi persyaratan material konstruksi, bangunan, permesinan dan pelistrikan, stabilitas, tata susunan serta perlengkapan termasuk radio dan elektronika kapal yang dibuktikan dengan sertifikat. Sertifikat ini menunjukan ukur kapal, tanda pendaftaran kapal serta keamanan kapal. c) Faktor cuaca sangat memengaruhi perjalanan kapal, peristiwa kapal tenggelam karena faktor cuaca buruk. Langkah langkah yang dapat dilakukan untung mengurangi kecelakaan kapal adalah, 1. Screening atau penyaringan muatan kapal guna mengurangi adanya kelebihan muatan pada kapal. Penggunaan fasilitas x-ray detector atau sinar inframerah dapat membantu untuk mendeteksi barang. 2. Pelatihan Dasar-Dasar Teknik Investigasi Kecelakaan di atas Kapal. 3. Memperkerjakan nahkoda yang baik, Nahkoda harus mengetahui kapasitas maksimal kapal sebelum berlayar. Selain itu, kecepatan nakhoda dalam mengambil keputusan juga berpengaruh terhadap kapal yang dikemudikannya. 4. Pemeriksaan ketat terhadap kondisi serta sertifikasi pelayaran kapal sebelum berlayar. 5. Verifikasi prediksi atas cuaca sebelum melakukan kapal melakukan pelayaran.
2. Bagaimana anda mengimplementasikan regulasi produk IMO utk keselamatan kapal?dimana
keselamatan kapal tergantung dari banyak elemen dan bidang serta berbagai stakeholder?jelaskan opini anda,buka referensi yg ada. (bobot:50%) Jawaban : Impelmentasi dari regulasi produk IMO yaitu proses melaksanakan kebjikan supaya mencapai hasil yang ditentukan. Sehingga pendekatan dari TOP-DOWN yaitu kebijakan yang ditetapkan dijalankan oleh seluruh aparatur atau stakeholder disemua tingkatan terutama pada tingkatan bawah. Dibawah ini beberapa regulasi dari produk IMO dari pemerintah yaitu : a. kebijakan Perusahaan memenuhi unsur Pasal 9 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 45 Tahun 2012 tentang Manajemen Keselamatan Kapal, pelaporan yang dilakukan pihak diatas kapal kepada Perusahaan, setelah itu ada peran Syahbandar dalam mengawasi pemenuhan ISM-Code tersebut terkait kelaiklautan kapal dengan dibuktikan melalui penerbitan dokumen atau sertifikat. Sehingga dalam praktiknya pengawasan yang dilakukan Syahbandar jangan hanya melihat legal dokumennya saja dengan meminta orang lain sebagai agennya untuk memeriksa beberapa dokumen kapal agar dapat menerbitkan SIB. Tanpa melihat kondisi kapal yang standar ISM-Code atau tidak dengan memperhatikan dokumen berdasarkan kelengkapan ISM-Code. Ini didasari atas koordinasian atau kerjasama yang baik dan sikap saling peduli khususnya kepada para pekerja di kapal dan lingkungan laut. b. Secara hukum tujuan ISM-Code atau Manajemen Keselamatan Kapal disebutkan sebagaimana yang telah dimaksud dalam Pasal 7 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 45 Tahun 2012 Tentang Manajemen Keselamatan Kapal menyebutkan bahwa tujuan dari sistem manajemen keselamatan untuk : 1. Menyediakan tata kerja yang praktis dalam pengoperasian kapal dengan aman dan lingkungan kerja yang aman, 2. Menilai semua identifikasi risiko terhadap kapal, personil, lingkungan dan menentukan aksi pencegahannya, dan 3. Meningkatkan keterampilan personil di darat dan di kapal di bidang manajemen keselamatan secara terus-menerus, termasuk kesiapan menghadapi situasi darurat terkait keselamatan dan Pelaku (stakeholder) yang ada dalam keselamatan kapal diantaranya yaitu: 1. Negara bendera (flag state) Negara bendera memilik tanggung jawab terhadap kapal-kapal yang berada dibwah bedera negaranya. Oleh karena itu setiap kapal wajib mematuhi peraturan yang berlaku dinegaranya. Sebuah negara bendera wajib melakukan dan wewenang untuk inspeksi terhadap kapal-kapal yang tidak memenuhi peraturan yang diterapkan di negara tersebut. 2. Pihak pelabuhan (coastal state) Pihak pelabuhan memilik weweang terhadapa kapal asing yang memasuki pelabuhan. Untuk mengawasi kapal-kapal yang substandart yaitu kapal yang tidak mengikuti syarat dam perlengkapan yang diisyarat kan oleh konvensi internasional tentang keselamatan pelayaran. 3. Badan Klasifikasi Yaitu badan yang mengatur regulasi kapal , yaitu semua kapal harus sesuai dengan persyaratan konstruksi, permesinan, kelistrikan yang diakui badan klasifikasi negara bendera 4. Operator Kapal Pemilik kapal memiliki tanggung jawab yang paling besar diantara stake holoder lainnya. Pemilik kapal harus mematuhi segalaperaturan yang dikeluarkan oleh IMO. 5. Kru kapal Kru kapal tidak memiliki otoritas yang signifikan dalam indusrti perkapalan. Meraka hanya patuh pada regulasi yang telah diberikan dan wajib menjalankannya. Teteapi kru kapal menjadi pihak yang paling terpapar resiko jika terjadi kecelakan kapal, juga tergantung jenis kecelakaannnya. Andil yang diberikan oleh seluruh stakeholder yang ahli di bidang kemaritiman di antaranya dari kalangan pengusaha atau pebisnis, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, kalangan akademik, kalangan Legislatif hingga institusi lainnya sebagai pemerhati di bidang kemaritiman, tentu merupakan masukan yang sangat berharga dari seluruh elemen bangsa. Upaya penyatuan berbagai ide, pemikiran, masukan, kritik, pertanyaan, penjelasan yang konstruktif (problem solfing) adalah hal yang sangat penting bagi negeri maritim seperti Indonesia, mengingat sinkronisasi antara pemerintah, BUMN/BUMD, swasta, LSM (misal Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara)), Sehingga dapat menyelesaikan Permasalahan kurang nya kesadaran terhadap Keselamata kerja di kapal.