Anda di halaman 1dari 13

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penulis akan menyajikan pembahasan dengan membandingkan antara teori

dengan praktek dilapangan tentang manajemen asuhan kebidanan

komprehensif dengan menggunakan metode pendekatan manajemen asuhan

kebidanan menurut Permenkes RI No.938/Menkes/SK/VIII/2007 yang

didokumentasikan dalam bentuk SOAP pada Ny.I Hasil

dimulai dari masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan

keluarga berencana yang dilakukan mulai tanggal 12 Juni sampai 04 Juli 2020

A. HASIL

1. Antenatal care (ANC)

Dari pengkajian yang dilakukan bahwa Ny. I umur 30 tahun hamil

anak pertama dengan usia kehamilan 37 minggu 3 hari. Selama dilakukan

kunjungan ibu mengeluh sering buang air kecil (BAK), mengeluh sakit

perut bagian bawah.

Pemeriksaan kehamilan pada Ny.I di Puskesmas Bunobogu

menggunakan 13T yaitu ukuran tinggi dan berat badan, ukur tekanan

darah, ukur tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT, pemberian tablet

tambah darah minimum 90 tablet selama kehamilan, tes terhadap penyakit

menular seksual/VDRL, pemeriksaan urine reduksi, pemberian terapi


malaria, perawatan payudara, senam hamil, temu wicara/konseling,

pemeriksaan HB, pemeriksaan protein urin.

Pada hasil pemeriksaan kunjungan rumah yang dilakukan peneliti,

hasil pemeriksaan TFU ibu pada kunjungan I yaitu leopold I : TFU 33 cm,

leopold II : pu-ka (pungung kanan), leopold III : Preskep (presentase

kepala), leopold IV Devergen : Selama kehamilan anak kedua Ny.I

mengalami kenaikan berat badan 11 kg.

2. Intra Natal Care (INC)

a. kala 1

Pengkajian yang dilakukan secara langsung pada Ny. I melalui

anamnesa pada tanggal 25 Juni 2020 pukul 23.30 WITA dengan

keluhan sakit perut tembus belakang disertai pengeluaran lendir dan

darah.

b. kala II

Penatalaksanaan persalinan pada Ny I berlangsung 8 menit dari

pembukaan lengkap (Ø10 cm) pukul 00.50 WITA sampai lahirnya

bayi pukul 01.06 WITA dengan jenis kelamin Perempuan.

Pemotongan tali pusat pada By. Ny I dengan menjepit tali pusat

dengan 2 klem, klem pertama berjarak 3 cm dari pangkal pusat dan kl

em kedua berjarak 1-2 cm dari klem pertama.


c. Kala III

Penatalaksanaan kala III yaitu melakukan menejemen aktif kala

III yaitu pemberian oksitosin 10 IU secara IM, melakukan

peregangan tali pusat terkendali dan masase uterus. Pada Ny. I lahir

pukul 01.16 WITA berlangsung selama 10 menit setelah bayi lahir.

Setelah memeriksa kelengkapan plasenta selanjutnya memeriksa

keadaan jalan lahir, agar mengetahui adanya robekan atau laserasi,

setelah diperiksa di dapatkan robekan atau laserasi derajat 1, dan

dilakukan hecting satu-satu

d. Kala IV

Observasi kala IV pada Ny. I dilakukan tiap 15 menit pada 1 jam

pertama dan 30 menit pada 1 jam kedua yaitu tanda-tanda vital dalam

batas normal TD : 110/80, nadi : 80, suhu : 36,5OC, TFU : 2 jari

dibawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong,

pengeluaran darah ±290 cc.

3. Post Natal Care (PNC)

a. Kunjungan ke-I

Kunjungan Pertama masa nifas dilakukan 6 jam setelah

persalinan dengan hasil pemeriksaan tanda-tanda vital dalam batas

normal, TD : 110/70 mmHg, Nadi : 78 x/menit, Pernafasan : 20

x/menit, Suhu 36.5OC, TFU dua jari dibawah pusat, kontraksi

uterus  baik, lochea rubra warna merah, bau khas.


Untuk memenuhi kebutuhan dasar pada ibu nifas, Ny. I

diberikan Vitamin A 2x200.000 IU, kapsul pertama diminum setelah

persalinan dan kapsul kedua 24 jam setelah minum kapsul pertama,

Tablet tambah darah sebanyak 10 tablet diminum 1x1 pada malam

hari, Asam mefenamat sebanyak 10 tablet diminum 3x1 mg.

b. Kunjungan ke-2

Kunjungan ke-2 masa nifas dilakukan 5 hari postpartum,

dengan hasil pemeriksaan pada Ny. I adalah TFU pertengahan pusat

dan simpisis, pengeluaran lochea Sanguolenta yang berwarna

kekuningan, ektremitas tidak odema, refleks (+/+) dan tidak ada tanda-

tanda infeksi.

4. Bayi Baru Lahir (BBL)

a. Kunjungan ke-I

Kunjungan pertama pada saat bayi berumur 0 hari. Bayi Ny.I

lahir cukup bulan masa gestasi 38 minggu 1 hari, lahir spontan pukul

01.06 WITA, BB : 3000 gram, PB : 49 cm, LK : 33 cm, LD : 31 cm

dan LILA : 11 cm. Reflex hisap (+), BAB (+), BAK (+), tali pusat

tidak ada tanda-tanda infeksi, tali pusat belum pupus.

b. Kunjungan ke-II

Dilakukan saat bayi berumur 5 hari. Hasil pemantauan bayi

dalam batas normal. Berat badan bayi bertambah menjadi 3050 gram,

tidak ditemukan adanya tanda-tanda bahaya pada bayi, tali pusat


belum pupus. Mengingatkan ibu untuk memberikan ASI ekslusif

pada bayinya.

5. Keluarga Berencana (KB)

Berdasarkan hasil konseling yang dilakukan tanggal 07 Juli 2020

Ny. I mengatakan ingin menunda kehamilan dengan menggunakan KB

Suntik 3 Bulan. Tanda-tanda vital Keadaan umum : Baik, kesadaran :

Composmentis, keadaan emosional : Stabil, TTV : TD : 110/70 mmHg,

Nadi : 80 x/menit, Pernafasan : 22 x/menit, Suhu 36,5 OC dan BB : 51 kg.

pemeriksaan fisik hasilnya normal, sehingga menunjang untuk dilakukan

penyuntikan KB Suntik 3 Bulan.

B. PEMBAHASAN

1. Antenatal care (ANC)

Dari pengkajian yang dilakukan bahwa Ny. I umur 30 tahun hamil

anak kedua dengan usia kehamilan 37 minggu 3 hari. Selama dilakukan

kunjungan ibu mengeluh, sering buang air kecil (BAK), sakit pinggang

bagian belakang. Menurut Mandang, dkk (2016) perubahan fisiologis

pada masa kehamilan diantaranya yaitu sistem perkemihan, pada akhir

kehamilan kandung kencing akan tertekan karena kepala janin mulai turun

kepintu atas panggul terjadi hemodilasi (terjadi puncak pengencerahan

darah) menyebabkan metabolisme air menjadi lancar.


Menurut Yanti (2017) Ketidaknyamanan pada Trimester III

diantaranya Sering kencing,sakit pinggang bagian belakang penyebabnya

akibat penekanan uterus/ rahim juga kepala janin, kontraksi braxton hicks,

Kram kaki, Oedema, Varises. Sehingga dalam hal ini tidak terdapat

kesenjangan antara teori dan praktik.

Pemeriksaan rutin ibu hamil menurut Yanti (2017) menggunakan

14T yaitu ukuran tinggi dan berat badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi

fundus uteri, pemberian imunisasi TT, pemberian tablet tambah darah

minimum 90 tablet selama kehamilan, tes terhadap penyakit menular

seksual/VDRL, temu wicara/konseling, pemeriksaan HB, pemeriksaan

protein urin, tes urin reduksi, perawatan payudara, pemeliharaan tingkat

kebugaran, terapi yodium kapsul, terapi anti malaria. Pemeriksaan

kehamilan pada Ny.I di Puskesmas Bunobogu menggunakan 13 T untuk

tambahan yaitu kapsul minyak yodium tidak diberikan karena Puskesmas

Bunobogu bukan wilayah yang endemis gondok, sehingga Terjadi

kesenjangan antara teori dan praktek.

2. Intra Natal Care (INC)

a. Kala I

Menurut Mutmainnah, dkk (2017) tanda-tanda timbulnya

persalinan adalah terjadinya his permulaan, keluarnya lendir

bercampur darah kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya

dan dilatasi atau pembukaan telah ada. Pengkajian yang dilakukan


secara langsung pada Ny.I melalui anamnesa pada tanggal 25 Juni

2020 pukul 23.30 WITA dengan keluhan sakit perut tembus belakang

disertai pelepasan lendir dan darah. Tidak ada kesenjangan antara

praktik dengan teori.

b. Kala II

Kala II pada Ny.I berlangsung selama 8 menit dari

pembukaan lengkap pukul 00.50 WITA dan bayi lahir spontan pukul

01.06 WITA dengan jenis kelamin laki-laki ,Menurut (Jenny J.S.

Sondakh, 2015), kala II berlangsung 2 jam pada primipara dan 1 jam

pada multipara dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir,

berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada Ny.I terjadi kesenjangan

antara teori dan praktek. Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor

seperti  paritas  (primipara),   his  yang  adekuat,  faktor  janin  dan 

faktor  jalan  lahir  sehingga  terjadi  proses  pengeluaran janin  yang 

lebih  cepat (Liliyana, 2015).

(Eka Puspita Sari, 2014) saat melakukan pertolongan persalinan

penolong diwajibkabkan menggunakan alat pelindung diri, sedangkan

pada praktek tidak menggunakan APD lengkap dalam hal ini terjadi

kesenjamgan antara praktek dan teori

c. Kala III

Penatalaksanaan kala III yaitu melakukan manajemen aktif

kala III dengan pemberian oksitosin 10 IU secara IM, melakukan


peregangan tali pusat terkendali dan massase fundus uteri. Pada

proses persalinan Ny. I plasenta lahir Pukul 02..45 WITA, kala III

berlangsung 8 menit setelah bayi lahir. Hal ini normal terjadi karena

menurut Lailiyana, (Jenny J.S. Sondakh, 2015) plasenta lahir 5 – 30

menit setelah bayi lahir dengan demikian selama kala III tidak ada

penyulit dan tidak ada kesenjangan antara  teori dengan praktek.

d. Kala IV

Observasi kala IV pada Ny.I yaitu tanda-tanda vital dalam

batas normal 110/80 mmHg, suhu 36,5˚C, tinggi fundus uteri 2 jari

dibawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong,

perdarahan 30 cc. Pengawasan post partum dilakukan selama 2 jam

post partum yaitu untuk memantau perdarahan, TTV, kontraksi, TFU,

dan kandung kemih, pada 1 jam pertama pemantauan dilakukan

setiap 15 menit sekali, pada 1 jam berikutnya dilakukan setiap 30

menit sekali (Jenny J.S. Sondakh, 2015). Dari hasil observasi kala IV

tidak terdapat komplikasi dan tidak ada kesenjangan antara teori

dengan praktek.

3. Post Natal Care (PNC)

a) Kunjungan 6-8 jam post partum

Menurut Rukiyah dan Yulianti (2018) perubahan sistem

reproduksi yaitu uterus dalam masa nifas berangsur-angsur pulih

kembali seperti keadaan sebelum hamil. Setelah plasenta lahir tinggi


fundus uteri ibu 2 jari dibawah pusat. Hasil pengkajian pada Ny.I

dengan postpartum 6 jam TFU dua jari dibawah pusat. Sehingga tidak

ada kesenjangan antara teori dan praktek.

Lochea adalah cairan secret yang berasal dari kavum uteri dan

vagina selama persalinan. Lochea rubra muncul pada hari 1-2 pasca

persalinan, berwarna merah mengandung darah dan sisa-sisa dari

decidua, verniks caseosa, lanugo dan meconeum (Rukiyah dan

Yulianti, 2018). Dari hasil pengkajian pada Ny.I dengan postpartum 6

jam lochea rubra dan warna merah. Sehingga tidak ada kesenjangan

antara teori dan praktek.

Menurut Rukiyah dan Yulianti (2018) salah satu kebutuhan

ibu nifas adalah nutirisi dan cairan mengonsumsi 500 kalori setiap

hari, makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein,

mineral dan vitamin yang cukup, minum sedikitnya 3 liter setiap hari,

pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya 40

hari pasca persalinan, minum kapsul vitamin A (200.000 IU)

sebanyak 2 kali. Hasil dari pengkajian Ny. I di Wilayah Kerja

Puskesmas Bunobogu Ny. I diberikan Vitamin A 2x200.000 IU,

kapsul pertama diminum setelah persalinan dan kapsul kedua 24 jam

setelah minum kapsul pertama yang fungsinya untuk meningkatkan

kandungan vitamin A dalam ASI ibu selama 60 hari pada pemberian

pertama dan 6 bulan pada pemberian kedua, bayi juga menjadi lebih
kebal dan jarang kena penyakit infeksi dan untuk pemulihan

kesehatan ibu sendiri. Tablet tambah darah diberikan sebanyak 10

tablet untuk untuk mencegah terjadinya anemia, Asam mefenamat

sebanyak 10 tablet untuk mengurangi rasa sakit akibat dari ruptur

perineum ibu dan Amoxilin sebanyak 10 tablet untuk mencegah

terjadinya infeksi pada ibu karena ibu nifas rentan terjadi infeksi

apalagi ibu dengan ruprur perineum. Dari hasil teori dan praktek tidak

terjadi kesenjangan.

b) Kunjungan 5 hari post partum

Kunjungan kedua, 5 hari postpartum hasil pemeriksaan pada

Ny.I adalah tinggi fundus uteri pertengahan pusat dan sympisis,

konsistensi uterus baik, pengeluaran lochea sanguinolenta yang

berwarna merah kecoklatan, bau khas, konsistensi cair, luka hecting

perineum kering, ibu memakan makanan bergizi, tidak ada

pantangan, dan ibu istirahat yang cukup, pengeluaran ASI lancar, ibu

menyusui bayinya dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan

bayi. Dari hasil pemantauan tidak ada kesenjangan antara teori dan

praktek.

4. Bayi Baru Lahir (BBL)

a. Kunjungan ke-I

Kunjungan pertama pada saat bayi berumur 0 hari. Bayi Ny.

I lahir cukup bulan masa gestasi 39 minggu 2 hari, lahir spontan


pukul 01.06 WITA, BAB (+), BAK (+), Reflex menghisap baik,

tidak ada tanda-tanda infeksi, BB : 3000 gram, PB : 49 cm, LK : 33

cm, LD : 31 cm dan LILA : 11 cm. Menurut Mangiasih & Jaya

(2016) bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir dengan

umur kehamilan 37-42 minggu dan berat lahir 2500 gram-4000

gram. Berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan pada

bayi Ny. I tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek.

Pada kasus bayi Ny. I peneliti melakukan IMD selama 1 jam,

menjaga kehangatan bayi, memberikan salep mata dan

menyuntikan Vit K 1 mg/0,5 cc setelah IMD, memberikan

HB-0/IM 1 jam setelah Vit K, memberikan ASI awal, memeriksa

bayi secara keseluruhan termasuk tali pusat. Pelayanan Essensial

Pada Bayi Baru Lahir menurut KemenKes RI (2018) yaitu, jaga

bayi tetap hangat, bersihkan jalan nafas (bila perlu), keringkan dan

jaga bayi tetap hangat, potong dan ikat tali pusar tanpa membubuhi

apapun, kira-kira 2 menit setelah lahir, segera lakukan IMD, beri

salep mata antibiotika tetrasiklin 1% pada kedua mata, eri suntikan

vitamin K1 1 mg intramuskular, pada paha kiri anterolateral setelah

IMD, beri imunisasi Hepatitis B0 0,5 ml, intramuskular, dipaha

kanan anterolateral, diberikan kira-kira 1-2 jam setalah pemberian

vitamin K1, pemberian identitas, anamnesis dan pemeriksaan fisik,

pemulangan bayi baru lahir normal, konseling dan kunjungan


ulang. Berdasarkan teori tidak ada kesenjangan dengan hasil

penelitian.

b. Kunjungan ke-II

Dilakukan saat bayi berumur 5 hari. Hasil pemantauan bayi

dalam batas normal. Berat badan bayi bertambah menjadi 3050

gram, dimana berat badan saat lahir 3000 gram menjadi 3050 gram.

Tidak ditemukan adanya tanda-tanda bahaya pada bayi, tali pusat

belum pupus tanggal 05 Juli 2020. Memberitahu ibu untuk

memantau tanda bahaya pada bayi contohnya tidak mau menyusu,

badan panas, keluarnya cairan dari tali pusat, menangis terus

menerus. Berdasarkan hasil dan asuhan pelayanan kesehatan pada

bayi baru lahir kunjungan kedua (KN 2) yang telah dilakukan

menurut KemenKes RI (2018) pada bayi Ny. I tidak terdapat

kesenjangan antara teori dan praktek.

5. Keluarga Berencana (KB)

Pengumpulan data diperoleh melalui wawancara dan pemeriksaan

yang telah peneliti lakukan kepada ibu. Peneliti melakukan kunjungan

rumah dan melakukan anamnesa, sebelumnya peneliti sudah memberikan

konseling tentang beberapa pilihan metode kontrasepsi yang dapat dipilih

oleh Ny.I sesuai dengan kondisi ibu menyusui, yaitu pil progestin, KB

suntik, AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) dan juga kondom. Sudah

dijelaskan pada ibu tentang kelebihan dan kekurangan masing-masing


kontrasepsi, sehingga Ny.I bebas memilih alat kontrasepsi mana yang

digunakan. Berdasarkan kondisi Ny.I yang masih menyusui sebelumnya

peneliti menganjurkan kepada ibu untuk memilih KB suntik 3 bulan

karena efektif tidak mengganggu produksi ASI selain itu lebih mudah

untuk mengingat kapan melakukan suntik KB ulang, menurut Handayani

(2012), keuntungan dari KB suntik Depo Medroxy Progesterone Asetat

(DMPA) adalah tidak berpengaruh terhadap hubungan suami istri, tidak

berpengaruh terhadap prodiksi ASI, dan pencegahan kehamilan jangka

panjang.

Ny.I akhirnya memilih kontrasepsi KB suntik 3 bulan Depo

Medroxy Progesterone Asetat (DMPA) pada tanggal 07 Juli 2020,

Berdasarkan hasil pemeriksaan setelah pemberian KB suntik 3 bulan Ny.I

mengatakan tidak ada keluhan, tetap menyusui banyinya dan ASI masih

lancar. Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik.

Anda mungkin juga menyukai