Anda di halaman 1dari 2

enzim adalah katalis yang membantu percepatan reaksi biologis.

Enzim juga merupakan biokatalisator


organic yang dihasilkan organisme hidup di dalam protoplasma, yang terdiri atas protein atau suatu
senyawa yang berikatan dengan protein.

Enzim dibedakan menjadi 2 macam berdasarkan komponen penyusunnya, yaitu :

A. Enzim sederhana, hanya terdiri atas protein.


B. Enzim kompleks atau enzim konjugasi, terdiri atas komponen berikut,
1. Komponen protein (apoenzim). Bersifat termolabil atau tidak tahan panas sehingga
mudah terdenaturasi.
2. Komponen nonprotein (gugus prostetik). Bersifat termostabil atau tidak mudah rusak
karena panas.

Komponen penyusun enzim yaitu Apoenzim dan gugus prostetik. Apoenzim merupakan komponen
enzim yang tersusun atas protein yang tidak ahan terhadap panas Sedangkan gugus prostetik
merupakan komponen enzim yang tersusun atas senyawa selain proiten sehingga tahan terhadap panas.

1. Sebagai katalisator
2. Enzim bekerja secara spesifik dan selektif
3. Enzim bersifat bolak-balik
4. Seperti protein
5. Enzim bersifat termolabil
6. Hanya diperlukan dalam jumlah sedikit
7. Enzim mampu menurunkan energy aktivasi

Mula-mula enzim berikatan dengan substratnya, membentuk kompleks enzim-substrat. Pada saat enzim
dan substrat berikatan, kerja katalitik enzim tersebut akan mengubah substrat menjadi produk. Cara
kerja enzim dapat dijelaskan dengan dua cara yaitu Lock and Key Theory dan Induced Fit Theory. Lock
and Key Theory (Teori Gembok dan Kunci) dikemukakan oleh Fischer (1898). Teori ini menjelaskan
bahwa enzim diumpamakan sebagai gembok memiliki bagian yang dapat berikatan dengan substrat.
Bagian ini disebut sisi aktif. Sementara itu, substrat diumpamakan sebagai kunci yang dapat berikatan
secara pas dengan sisi aktif enzim. Induced Fit Theory (Teori Ketepatan Induksi) dikemukakan oleh
Daniel Koshland. Teori ini menjelaskan bahwa sisi aktif enzim dapat berubah bentuk sesuai dengan
substratnya (fleksibel).

Faktor yang mempengaruhi kerja enzim sebagai berikut :


A. Suhu (Temperatur)
Setiap enzim mempunyai suhu optimum yang spesifik. Jika enzim berada di bawah suhu optimum maka kerja
enzim akan terhambat. Enzim pada suhu 0°C atau di bawahnya bersifat nonaktif. Kenaikan suhu dapat
meningkatkan aktivitas enzim. Namun, jika suhu melebihi batas optimum, enzim dapat mengalami denaturasi
(kerusakan).
B. pH
Setiap enzim mempunyai pH optimum yang spesifik. Perubahan pH mengakibatkan sisi aktif enzim berubah
sehingga dapat menghalangi terikatnya substrat pada sisi aktif enzim. Selain itu, perubahan pH juga mengakibat-
kan proses denaturasi pada enzim.
C. Konsentrasi Enzim
Konsentrasi Enzim Penambahan besar konsentrasi enzim akan meningkatkan kecepatan reaks hingga tercapai
kecepatan konstan ketika semua substrat sudah terikat oleh enzím.
D. Konsentrasi Substrat
Bertambahnya konsentrasi substrat dalam suatu reaksi akan meningkatkan kecepatan reaksi jika jumlah enzim
dalam reaksi tersebut tetap. Peningkatan kecepatan reaksi akan terus bertambah hingga tercapai kecepatan
konstan ketika semua enzim mengikat substrat.
E. Zat-zat Penggiat (Aktivator)
Aktivator yaitu zat yang berfungsi memacu atau mempercepat reaksi enzim.
F. Zat-zat Penghambat (Inhibitor)
Ada 2 macam inhibitor enzim, yaitu inhibitor kompetitif dan inhibitor nonkompetitif. Inhibitor kompetitif adalah
inhibitor yang berkaitan secara kuat pada sisi aktif enzim. Inhibitor nonkompetitif adalah inhibitor yang terikat
pada sisi alosterik enzim (selain sisi aktif enzim).

Anda mungkin juga menyukai