POLUSI SUARA
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Kelompok 9
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt karena atas berkat serta karunia-Nya,
kami selaku mahasiswa manajemen kelas Genap kelompok 9, dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “POLUSI SUARA” ini dengan sebaik-baiknya.
Shalawat serta salam tidak lupa kami haturkan kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad saw beserta para sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman nanti. Kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pengampu kami, Bapak Drs. H.
Muchyar M.P, yang telah membantu dan mendukung kami dalam proses pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, karena
kesempurnaan hanya milik Allah swt semata dan kami hanyalah manusia biasa yang tak luput
dari kesalahan. Oleh karena itu, kami memohon maaf apabila ada kesalahan ataupun
kekurarangan dalam makalah ini. Kami juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca. Besar harapan kami agar makalah ini bisa memberikan ilmu yang bermanfaat
untuk kita semua. Akhir kata, kami selaku penyusun makalah mengucapkan terima kasih.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................... 2
C. Tujuan............................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 3
A. Kesimpulan....................................................................................................... 11
B. Saran................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
Tujuan yang kami ingin capai dalam penyusunan makalah ini antara lain:
1. Mengetahui definisi polusi suara/bunyi.
2. Mengetahui penyebab terjadinya polusi suara/bunyi.
3. Mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh polusi suara/bunyi.
4. Mengetahui cara-cara menanggulangi polusi suara/bunyi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Untuk mengetahui penyebab terjadinya polusi suara/bunyi, maka kita perlu tahu
sumber-sumber dari polusi suara/bunyi. Sumber polusi suara/bunyi adalah sumber
bunyi yang kehadirannya dianggap mengganggu pendengaran baik dari sumber
bergerak maupun tidak bergerak. Umumnya sumber kebisingan dapat berasal dari
kegiatan industri, perdagangan, pembangunan, penerbangan pesawat, alat pembangkit
tenaga, alat pengangkut dan kegiatan rumah tangga.
Tingkat kebisingan suara dapat diukur dengan desibel (dB). Semakin tinggi
kebisingan suara, semakin tinggi ukuran desibel, semakin bisa pula kemungkinan
suara tersebut bisa merusak telinga manusia. Para ahli menyebutkan bahwa paparan
suara lebih dari 80 dB secara terus-menerus dapat merusak telinga manusia. Jadi,
mulai sekarang sebaiknya kecilkan volume TV, radio, pemutar musik, dan hindari
tempat-tempat yang bising.
Sebagai contoh beberapa suara/bunyi yang menyebabkan kebisingan yang
kekuatannya diukur dengan desibel (dB) adalah:
1. 80-90 dB = orang ribut, blender, hair-dryer
2. 95 dB = kereta api/KRL, kendaraan bermotor,
3. 100 dB = bor tangan, bor pneumatic
4. 106 dB = alat pemotong rumput
5. 110 dB = suara maksimal beberapa MP3 player, gergaji
6. 120 dB = petir, pesawat lepas landas, sirene
7. 140 dB = senjata api, mesin jet
8. 150 dB = kembang api yang berada kira-kira 1 meter di dekat manusia
4
C. Dampak-Dampak dari Polusi Suara/Bunyi
Polusi suara/bunyi dapat menyebabkan berbagai gangguan seperti gangguan
fisiologis, gangguan psikologis, gangguan komunikasi dan ketulian (Ikhwansyah,
2011). Penjelasan dari gangguan diatas sebagai berikut:
1. Gangguan Fisiologis
Pada umumnya, bising bernada tinggi sangat mengganggu, apalagi
datangnya tiba-tiba. Gangguan dapat berupa peningkatan tekanan darah (± 10
mmHg), peningkatan nadi, konstraksi pembuluh darah perifer terutama pada
tangan dan kaki, serta dapat menyebabkan pucat dan gangguan sensoris. Bising
dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan pusing/sakit kepala. Hal ini
disebabkan bising dapat merangsang situasi reseptor vestibular dalam telinga
dalam yang akan menimbulkan efek pusing/vertigo. Perasaan mual, susah tidur
dan sesak nafas disebabkan oleh rangsangan bising terhadap sistem saraf,
keseimbangan organ, kelenjar endokrin, tekanan darah, sistem pencernaan dan
keseimbangan elektrolit.
2. Gangguan Psikologis
Gangguan psikologis akibat kebisingan tergantung pada intensitas,
frekuensi, periode, saat dan lama kejadian, kompleksitas spektrum kegaduhan dan
tidak teraturnya suara kebisingan. Gangguan psikologisnya dapat berupa:
1) rasa tidak nyaman
2) kurang konsentrasi
3) komunikasi terganggu, seperti berteriak saat berbicara dan kesalahan
komunikasi
4) susah tidur
5) cepat marah
6) stress kerja
3. Gangguan Komunikasi
Bising yang sangat tinggi dapat menyebabkan kesan berjalan di ruang
angkasa atau melayang, yang dapat menimbulkan gangguan fisiologis berupa
kepala pusing (vertigo) atau mual-mual (Roestam, 2004).
5
4. Gangguan Pendengaran
Pengaruh utama dari bising pada kesehatan adalah kerusakan pada indera
pendengaran, yang menyebabkan tuli progresif dan efek ini telah diketahui dan
diterima secara umum dari zaman dulu. Mula-mula efek bising pada pendengaran
adalah sementara dan pemulihan terjadi secara cepat sesudah pekerjaan di area
bising dihentikan. Akan tetapi apabila bekerja terus-menerus di area bising, maka
akan terjadi tuli menetap dan tidak dapat normal kembali. Macam-macam
gangguan pendengaran (ketulian), dapat dibagi atas:
1) Tuli Sementara (Temporaryt Treshold Shift)
Diakibatkan pemaparan terhadap bising dengan intensitas tinggi.
Seseorang akan mengalami penurunan daya dengar yang sifatnya sementara
dan biasanya waktu pemaparan terlalu singkat. Apabila tenaga kerja diberikan
waktu istirahat cukup, daya dengarnya akan pulih kembali. Besar tuli
sementara (TTS) dipengaruhi oleh beberapa faktor:
a) Tingginya level suara
Semakin tinggi tingkat suara, semakin besar pula TTS.
b) Lama pemaparan
Semakin lama terjadinya kontak suara, semakin besar pula TTS.
c) Spektrum suara
Oleh karena kepekaan telinga pada setiap frekuensi tidak sama maka
bentuk spektrum akan mempunyai pengaruh yang berlainan.
d) Temporal pattern
Bila kebisingan terus kontinyu, maka kemungkinan terjadi TTS akan lebih
besar.
e) Kepekaan individu
Kepekaan telinga pada kebisingan masing- masing orang berbeda-beda,
oleh karena TTS juga berbeda.
f) Pengaruh obat-obatan
Beberapa obat-obatan dapat memperberat (pengaruh synergistik) ketulian
apabila diberikan bersamaan dengan kontak suara, misalnya quinine,
aspirin, dan beberapa obat lainnya.
6
g) Keadaan Kesehatan
3) Trauma Akustik
Trauma akustik adalah setiap perlukaan yamg merusak sebagian atau
seluruh alat pendengaran yang disebabkan oleh pengaruh pajanan tunggal atau
beberapa pajanan dari bising dengan intensitas yang sangat tinggi, ledakan-
ledakan atau suara yang sangat keras, seperti suara ledakan meriam yang
dapat memecahkan gendang telinga, merusakkan tulang pendengaran atau
saraf sensoris pendengaran.
4) Prebycusis
Penurunan daya dengar sebagai akibat pertambahan usia merupakan gejala
yang dialami hampir semua orang dan dikenal dengan prebycusis
(menurunnya daya dengar pada nada tinggi). Gejala ini harus diperhitungkan
jika menilai penurunan daya dengar akibat pajanan bising ditempat kerja.
5) Tinitus
Tinitus merupakan suatu tanda gejala awal terjadinya gangguan
pendengaran . Gejala yang ditimbulkan yaitu telinga berdenging. Orang yang
dapat merasakan tinitus dapat merasakan gejala tersebut pada saat keadaan
hening seperti saat tidur malam hari atau saat berada diruang pemeriksaan
audiometri (ILO, 1998).
7
D. Cara-Cara Menanggulangi Polusi Suara/Bunyi
1. Penggunaan alat peredam suara
Ada berbagai cara untuk mengurangi pencemaran suara, salah satunya
adalah penggunaan alat peredam suara. Kini banyak digunakan sistem kendali
bising yang aktif. Menurut Dr. Ir. Bambang Riyanto Trilaksono M. Sc, peneliti
dan dosen pada Departemen Teknik Elektron, Institut Teknologi Bandung (ITB),
secara konvensional bising diredam dengan memakai bahan-bahan peredam.
Bahan tersebut ditempatkan di sekitar sumber bising atau di dinding ruang yang
intensitas bisingnya mau dikurangi. Selain itu, kini di perkantoran, hotel atau
apartemen di kota-kota besar yang dekat dengan lalu lintas utama atau dekat
bandara yang dirasa lingkungannya mempunyai kebisingan yang tidak bisa
ditolerir oleh pendengaran manusia, maka Direktur Jendera Bina Marga sejak
tahun 1999 mencanangkan bangunan peredam bising.
8
3. Penggunaan Tanaman
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Syarofis Si’ayah dan Adib Rifqi
Setiawan, menemukan bahwa penggunaan tanaman dapat mengurangi polusi
suara/bunyi. Tanaman tersebut adalah Asoka (Saraca Asoca), Walisongo
(Schefflera Arboricola), Pucuk Merah (Syzygium Oleina).
4. Pendidikan
Melalui pendidikan dapat memberikan kesadaran serta membentuk sikap
positif terhadap alam sekiar terutama dari hal-hal yang sangat kecil. Melalui
pendidikan mereka dapat mengetahui berbagai pencemaran alam dari segi efek-
efek negatif terhadap lingkungan dan manusia.
9
6. Pameran dan kampanye lingkungan
Mengadakan pameran secara berkala di setiap daerah perlu dilakukan
dengan mendistribusikan brosur tenteng penyebab dan dampak pencemaran suara
terhadap lingkungan dan manusia. Selain itu, pemerintah perlu menunjukkan
pengumuman terkait pencemaran suara agar dapat menyadarkan masyarakat dan
mengajar masyarakat untuk melindungi lingkungan.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan dan hasil diskusi kelompok kami, dapat diambil kesimpulan
bahwa pencemaran bunyi/suara adalah gangguan pada lingkungan yang diakibatkan oleh
bunyi atau suara yang mengakibatkan ketidaktentraman makhluk hidup disekitarnya.
Pencemaran suara diakibatkan suara-suara bervolume tinggi yang membuat daerah
sekitarnya menjadi bising dan tidak menyenangkan.
Setiap manusia yang hidup di dunia ini pasti membutuhkan ketenangan dan rasa
aman dalam hidupnya, namun karena pencemaran suara ini manusia tidak lagi merasakan
kenyamanan dan ketenangan tersebut.
Sebenarnya bukan hanya pencemaran lingkungan yang terlihat secara kasat mata
saja yang dapat membahayakan dan menimbulkan penyakit, pencemaran suara juga dapat
menimbulkan dampak yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Apabila tidak segera
ditanggulangi, mungkin pencemaran suara ini dapat sangat menggangu kehidupan. Masih
jarang orang yang mengetahui bahwa pencemaran suara sangat berbahaya karena
kebanyakan orang tidak mengetahui tentang dampak dari pencemaran suara tersebut
sehingga orang menganggap pencemaran suara tidak berbahaya.
Walaupun tidak begitu mendapat perhatian seperti tiga pencemaran yang lainnya,
pencemaran suara merupakan suatu yang sangat penting untuk dikaji karena dampaknya
kian hari kian terlihat. Bahkan dampak yang ditimbulkan tidak kalah berbahaya dengan
pencemaran-pencemaran yang lain. Untuk itu perlu adanya penanggulangan dari
pemerintah, lingkungan sekitar dan juga diri kita sendiri.
11
Pencemaran suara ini sebenarnya dapat ditanggulangi apabila setiap manusia yang
hidup di dunia sadar akan pentingnya kesehatan dan kelestarian lingkungan. Mungkin
pencemaran suara dampaknya tidak terlihat secara kasat mata, namun dampaknya dapat
di rasakan langsung oleh organ tubuh. Pembangunan bangunan peredam kebisingan dan
meminimalisasi penggunaan kendaraan bermotor merupakan tindakan yang dapat
membantu menanggulangi pencemaran suara agar pencemaran suara dapat berkurang dan
semua makhluk hidup yang hidup di dunia dapat hidup dengan sehat.
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat bagi para pembaca sekalian. Tentu saja,
masih terdapat kekurangan dan kelemahan dari makalah kami ini. Jika ada saran dan
kritik yang ingin disampaikan kepada kami, silakan sampaikan lah, karena kami
membutuhkan saran dan kritik yang sifatnya membangun sehingga kami bisa lebih baik
lagi dalam membuat makalah dikesempatan-kesempatan yang berikutnya.
Apabila ada terdapat kesalahan dari kami, kami mohon dapat memaafkan kami
dan memakluminya, karena kami adalah manusia biasa yang tak luput dari salah, lupa
dan dosa. Seperti kata pepatah “Tak ada gading yang tak retak”, karena kesempurnaan
hanya milik Allah swt.
12
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.umm.ac.id/33220/2/jiptummpp-gdl-firdausinu-44072-2-babi.pdf
https://pollutiononmyearth.weebly.com/pencemaran-suara.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Polusi_suara
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/126276-S-5702-Analisis%20hubungan-Pendahuluan.pd
https://media.neliti.com/media/publications/225545-dampak-kebisingan-dari-aktifitas-bandara-
4fa75534.pdf
http://dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/4413211001148609081703February2017.pdf
https://www.kompasiana.com/pipitsyah/5529579df17e61ba628b4570/bisingnya-tak-terkendali
https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/suara-terlalu-keras-merusak-telinga/
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/fc4f2c6b9f148b7ff2a7eac2a6c32f45.pdf
https://www.neliti.com/id/publications/186345/faktor-faktor-yang-berhubungan-dengan-
gangguan-psikologis-akibat-kebisingan-pada
file:///C:/Users/ASUSA/Downloads/4081-10563-1-PB.pdf
http://nieniefebrie.blogspot.com/2013/11/cara-menanggulangi-pencemaran-suara.html
https://osf.io/preprints/inarxiv/xmh7f/
13