CASE MSDM Perusahaan Tambang Datangkan Tenaga Kerja Asing Saat Pandemi
CASE MSDM Perusahaan Tambang Datangkan Tenaga Kerja Asing Saat Pandemi
Bengkulu Resah
"Ada lima orang TKA asal Tiongkok yang dipekerjakan oleh sub kontraktor di
lokasi PIT 5. Tiga orang dari lima TKA itu baru tiba dalam bulan ini. Sementara kami
desa Pondok Bakil wajib memberikan laporan kepada pihak Gugus Tugas terkait
soal keberadaan orang asing di wilayah desa kami," kata Yumanilu, Kamis. Ia
menambahkan, masyarakat semakin khawatir ketika salah satu pekerja di
perusahaan tersebut yang merupakan warga Desa Pondok Bakil dinyatakan reaktif
COVID-19 berdasarkan hasil tes. Sebelumnya, warga desa yang menjadi sopir di
perusahaan itu sempat mengantarkan tiga orang TKA yang baru tiba ke pasar.
Keputusan bisnis strategis yang dibuat oleh organisasi modern, semakin melibatkan
rencana perluasan global, baik dari segi fisik maupun operasional. Terlepas dari
alasan yang mungkin dimiliki suatu organisasi untuk memperluas operasi secara
global, manajemen sumber daya manusia (SDM) sangat penting untuk keberhasilan
organisasi. Tak sedikit pula, suatu organisasi mempekerjakan tenaga kerja asing
dalam usaha global. Seperti pada kasus terkait Global HRM di atas, perusahaan
batu bara PT Injatama dianggap telah membuat keresahan di tengah masyarakat
dengan mendatangkan tenaga kerja asing (TKA) saat pandemi COVID-19.
Padahal di masa pandemi COVID-19 ini tenaga kerja lokal yang ada Bengkulu
maupun di seluruh indonesia banyak sekali tenaga kerja yang membutuhkan
pekerjaan, bahkan tidak sedikit pula tenaga kerja lokal yg mengalami PHK hal ini
dikarenakan banyak pabrik dan perusahaan yang gulung tikar (bangkrut) yang
disebabkan oleh tingginya biaya operasional produksi perusahaan dan rendahnya
tingkat penjualan.
Untuk itu disaat perusahaan batu bara PT Injatama mempekerjakan tenaga kerja
asing (TKA) menuai banyak kontroversi diantaranya yaitu yang pertama PT
Injatama mempekerjakan tenaga kerja asing (TKA) disaat pandemi hal ini menuai
kontroversi bagi masyarakat Bengkulu karena adanya ketakutan masyarakat
Bengkulu ini atas tenaga kerja asing (TKA) Tiongkok terjangkit virus COVID-19 yang
mana ditakutkan virus ini dapat menyebar ke masyarakat Bengkulu yang tinggal
tidak jauh dari lokasi perusahaan batu bara PT Injatama. Yang kedua, terkait dengan
PT Injatama mempekerjakan tenaga kerja asing (TKA) disaat pandemi hal ini
menuai pro kontra bagi masyarakat Bengkulu karena dengan adanya tenaga kerja
asing (TKA) Tiongkok yang dipekerjakan oleh perusahaan batu bara PT Injatama
dapat menyebabkan tenaga kerja lokal yang berada di sekitar lokasi perusahaan
batu bara PT Injatama tersebut banyak yang akan di PHK hal ini dikarenakan telah
digantikan oleh tenaga kerja asing (TKA) asal Tiongkok dan menutup kesempatan
bagi tenaga kerja lokal untuk bekerja di perusahaan batu bara PT Injatama apalagi
keadaan pandemi dari COVID-19 ini sangat susah sekali bagi para pekerja untuk
mendapatkan pekerjaan. Dengan adanya alasan inilah yang dapat dikatakan bahwa
tenaga kerja lokal sangat khawatir jika posisinya tergeser oleh tenaga kerja asing.
Dalam menanggapi keluh kesah yang dirasakan oleh masyarakat Bengkulu tersebut,
Saat ini Indonesia telah menjadi salah satu pemegang perekonomian terbesar dan
pangsa pasar dengan potensi terbesar di dunia.
Pemerintah menilai terdapat tiga isu tenaga kerja di Indonesia, yaitu terkait dengan
kualitas, kuantitas, dan persebaran. Kalau tentang kualitas, pemerintah menilai
tenaga kerja dalam negeri ada, akan tetapi hanya sebatas role model. Role model
yang dimaksud adalah bibit-bibit tenaga kerja yang telah membuktikan perihal
kemampuannya dengan unggul di bidang tertentu dalam skala nasional, bahkan
internasional. Contoh role model yang dimaksud adalah pemenang olimpiade fisika,
matematika, robotik, dan kalangan berprestasi lainnya. Orang seperti itu dianggap
sangat mampu untuk dapat bersaing dengan tenaga kerja asing (TKA). Namun,
jumlahnya masih sedikit dan belum bisa memenuhi kebutuhan tenaga kerja ketika
investor ingin berinvestasi di Indonesia. "Misalnya investasi datang di daerah, contoh
Kabupaten Bengkulu, butuh 500 teknisi las bersertifikat internasional, kira-kira dapat
tidak tenaga kerja yang sesuai kualifikasi yang ditentukan ? Mungkin dapat, tapi dari
500 mungkin hanya sedikit yang benar - benar mempunyai keahlian dalam bidang
yang ditentukan sesuai kualifikasi tenaga kerja tersebut. Untuk itu perusahaan
terkadang memerlukan tenaga kerja asing (TKA) sesuai kualifikasi tersebut untuk
menunjang kemajuan dari suatu perusahaan atau organisasi tersebut.
Pemerintah memandang dari tiga isu tenaga kerja, Indonesia masih kurang dalam
segi kuantitas dan persebaran. Dalam hal ini pemerintah harus terus meningkatkan
kompetensi tenaga kerja dalam negeri melalui berbagai program, namun untuk saat
ini tenaga kerja asing (TKA) tetap dibutuhkan untuk memperlancar laju investasi
yang jadi prioritas pemerintah. yang mana pemerintah juga harus tetap memastikan
dari setiap kegiatan investasi yang berjalan di Indonesia, tetap lebih banyak jumlah
tenaga kerja dalam negeri ketimbang tenaga kerja asing (TKA).
Yang kedua yaitu Dapat mengembangan suatu bidang menjadi lebih cepat.
Pengembangan suatu bidang pekerjaan sangat didukung oleh sumber daya
manusia yang berkualitas dan ahli. Penggunaan tenaga kerja asing yang sudah
berpengalaman di suatu bidang akan dapat menjadi sarana pengembangan yang
baik di suatu bidang pekerjaan. Dan pengalaman yang baik ini bisa ditularkan untuk
orang- orang lokal Indonesia.
Yang ketiga yaitu dapat mendorong kemajuan dalam bidang teknologi, teknologi
akan mudah dilakukan apabila ada tenaga yang ahli di bidangnya. Teknologi dari
negara maju akan mudah dilakukan apabila didukung oleh seseorang yang
berpengalaman, apalagi dari negara asal teknologi tersebut. yang keempat yaitu
adanya peningkatan dalam bidang investasi di Indonesia. Dengan adanya tenaga
kerja asing yang datang di Indonesia maka diperkirakan akan adanya peningkatan
investasi di Indonesia. Hal ini juga didapatkan dari hasil perekrutan tenaga kerja
asing tersebut. yang kelima yaitu dapat memicu produktivitas tenaga kerja lokal
adanya persaingan tenaga kerja asing dan lokal pastinya akan memicu semangat
tenaga kerja lokal untuk terus memacu dirinya agar dapat tetap mempertahankan
posisinya dalam perusahaan tersebut agar tidak tergeser oleh tenaga kerja asing
(TKA).
Selain dampak positif ada juga dampak negatif dari adanya tenaga kerja asing (TKA)
yang mana terkadang menuai banyak kontroversi di kalangan masyarakat.
diantaranya yaitu yang pertama semakin mempersempitnya kesempatan kerja bagi
tenaga kerja lokal. Hal ini dikarenakan masuknya tenaga kerja asing yang paling
terasa adalah semakin menyempitnya lapangan pekerjaan di dalam negeri. Hal ini
karena jumlah tenaga kerja akan bertambah banyak. Jika tidak diimbangi dengan
peningkatan usaha di dalam negeri maka lapangan pekerjaan akan terasa semakin
sempit.
Yang kedua yaitu menjadi sebuah ancaman bagi tenaga kerja lokal yang tidak
memiliki keterampilan lebih hal ini karena kedatangan tenaga kerja asing ke
Indonesia menjadi ancaman tersendiri bagi tenaga kerja lokal, terlebih yang tidak
mempunyai keterampilan sama sekali. Jika tidak diasah, maka tenaga kerja lokal
tidak akan bisa bersaing dengan tenaga kerja asing.
Yang ketiga yaitu menimbulkan peluang pengangguran. Hadirnya tenaga kerja asing
apabila tidak diimbangi dengan penambahan lapangan pekerjaan maka hanya akan
menimbulkan banyak pengangguran. Sebagai satu solusi maka penambahan
lapangan pekerjaan harus pula dilakukan.
Analisis Solusi :
1. Tingkat Pendidikan
Secara umum pekerja yang berasal dari negara lain, terutama yang berasal
dari negara yang lebih maju sosial ekonominya dari pada Indonesia, memiliki
tingkat pendidikan yang lebih tinggi dari pada rata-rata pekerja Indonesia.
Sementara pekerja asing yang bekerja di Indonesia, rata-rata memiliki tingkat
pendidikan yang lebih tinggi dari pada pekerja Indonesia. Rendahnya tingkat
pendidikan pekerja Indonesia ini sering kali membuat mereka dianggap tidak
memenuhi kualifikasi untuk menduduki suatu posisi tertentu, terlebih bila
kompetitor mereka adalah pekerja asing. Akibatnya, pekerja lokal tersebut
dalam berkompetisi menjadi tersisihkan oleh tenaga kerja asing (TKA)
tersebut.
2. Tingkat Keterampilan
Secara umum keterampilan tenaga kerja Indonesia juga lebih rendah dari
pada keterampilan yang dimiliki oleh tenaga kerja asing (TKA). Sebagian
besar pencari kerja di Indonesia adalah orang-orang yang memiliki tingkat
keterampilan rendah; sehingga mereka juga hanya dapat ditempatkan di
formasi kerja yang membutuhkan keterampilan rendah tersebut. Dengan
modal dasar yang berbeda ini, maka persaingan antara pekerja lokal
Indonesia dan pekerja asing menjadi tidak berimbang.
Sejauh ini Indonesia masih memerlukan investor asing, yang mana hal ini didorong
dengan adanya pengaruh globalisasi dimana Indonesia yang merupakan sebagai
negara anggota WTO harus membuka kesempatan masuknya tenaga kerja asing.
Untuk mengantisipasi hal tersebut diharapkan ada kelengkapan peraturan yang
mengatur persyaratan tenaga kerja asing, serta pengamanan penggunaan tenaga
kerja asing. Untuk itu terdapat beberapa solusi yang dapat digunakan agar tenaga
kerja lokal tidak merasa khawatir akan tergeser dengan tenaga kerja asing (TKA)
dalam suatu perusahaan. adapun solusinya antara lain yaitu :
Lewat pelatihan kerja dan pelatihan vokasional, Hal itu, akan berdampak
terhadap pengurangan kemiskinan, ketimpangan, dan pengangguran. "Salah
satu penyebab kemiskinan adalah kompensasi terhadap tenaga kerja yang
tidak punya skill karena pendidikannya rendah. Untuk itu, dibutuhkan
pelatihan kerja dan program pemagangan.pemberian CSR juga dapat lebih
difokuskan untuk mendukung pengembangan wirausaha bagi masyarakat di
sekitar kawasan industri. Program CSR bagi wirausaha ini tentunya dapat
mendukung program-program terkait peningkatan kualitas dan kuantitas
kewirausahaan di Indonesia yang selama ini telah dilakukan pemerintah, Hal
ini untuk mengembangkan wirausaha untuk lebih produktif melihat potensi
lokal dan pengembangan produktivitas komunitas lokal. Sehingga, terwujud
kemandirian komunitas masyarakat dengan adanya CSR.